Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora T1 152009023 BAB V

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bersadarkan hasil penelitian, analisis dan interprestasi data yang penulis
paparkan dalam kajian “ judul skripsi” dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Pengertian masyarakat secara umum tentang lampor merupakan suara
makhluk halus yang berarak atau sebagai weweden. Berbeda di Desa Kunden,
Lamporan sendiri berasal dari kata obor/ oncor. Tradisi lamporan berasal dari
kalangan petani dan peternak di Desa Kunden. Dengan tradisi ini masyarakat
memercayainya sebagai tradisi tolak bala, maksudnya untuk menghalau halhal yang sekiranya merupakan gangguan bagi para petani dan peternak waktu
itu. Pencetus diadakannya tradisi Lamporan ini adalah Ibu Manik yang
merupakan anak dari doro Sumo yang merupakan tokoh masyarakat.
Kepercayaan masyarakat bahwa Dewi Sri

telah dianggap sebagai Dewi

Kesuburan yang dapat menolong masyarakat dari masa-masa pageblug dengan
melalui tradisi ini.
a. Persiapan
1) Musyawarah Untuk Mufakat

Dalam proses ini, masyarakat bersama-sama bertemu untuk
membicarakan/

musyawarah

pembentukan

panitia

beserta

perangkat desa sehubung dengan pengadaan tradisi yang akan
dilakukan tahun ini.
2) Gotong- royong
58

Dalam tradisi lamporan ini, gotong- royong nampak sebelum acara
dimulai, yaitu saat para panitia bergotong- royong mempersiapkan
segala keperluan dari menata tempat hingga mempersiapkan
panggung hiburan dari atraksi barongan Sekar Joyo bersama

dengan jasa sewa panggung.
b. Pelaksanaan
Tradisi lamporan merupakan suatu warisan budaya lokal
yang selalu diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini nampak
pada

masyarakat di Desa Kunden yang selalu rutin melakukan

tradisi upacara Lamporan pada setiap bulan Suro. Tradisi ini yang
telah diadakan pada tangal 22 November 2012 tepatnya pada hari
Kamis Legi, malam Jum’at Pahing.
Tepat setelah shalat mahgrib acara dimulai dengan diawali
kirap budaya atau keliling Desa Kunden. Tujuannya untuk tolak bala
atau menghalau roh-roh jahat yang akan datang untuk mengganggu.
Pelaksana kirap dilengkapi dengan obor dan pecut serta kesenian
barong yang merupakan khas dari Desa Kunden. Pecut dimaksudkan
untuk mengendalikan arah yang benar dan obor difungsikan untuk
menunjukkan kearah kehidupan yang lebih baik serta barongan
hanya sebagai weweden atau untuk menakut-nakuti roh-roh jahat
yang akan datang mengganggu. Usai kirap masyarakat melakukan

syukuran dengan makan bersama dibalai desa atas berkah yang
diberikan Dewi Sri.

59

B. Saran
1. Kepada Pemerintah Desa beserta perangkatnya dan juga masyarakat
pendukung agar tetap menjaga dan melestarikan budaya lokal serta
menjaga kerukunan dan solidaritas antar warga dengan menjadikan tradisi
Lamporan sebagai wujud dari warisan leluhur agar dilaksanakan secara
turun temurun.
2. Bagi panitia pelaksanaan tradisi Lamporan harus tetap menjaga keaslian
dalam pelaksanaan ritual tradisi, sehingga yang tadinya kurang kompak
dalam pelaksanaan tradisi dapat lebih ditingkatkan lagi dengan
musyawarah dan gotong royong bersama masyarakat.
3. Penduduk pada dasarnya sangat terbuka kepada masyarakat luar yang
sedang meneliti atau melakukan pengamatan namun tidak boleh
membedakan status atau jabatan dari peneliti tradisi Lamporan tersebut.
Sehingga


dalam

pelaksanaan

upacara

tradisi

Lamporan

dapat

dipertahankan dan dilestarikan oleh semua komunitas masyarakat yang
merupakan identitas Desa Kunden, selain itu juga mempererat hubungan
sosial antara warga masyarakat di Desa Kunden.

60