[SD 1] Panduan Pengelolaan Gugus Depan Yg Berpangkalan di SD.
Kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
PANDUAN PENGELOLAAN
GUGUS DEPAN YANG BERPANGKALAN
DI SEKOLAH DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
KEMENTERIAN PRNDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
i
Sambutan Dirjen Pendidikan Dasar
ii
Sambutan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
iii
Daftar Isi
iv
1
2
3
4
5
6
7
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
PENDAHULUAN
1
A. LatarBelakang ……………………………………………………………………
1
B. Dasar ………………………………………………………………………………
1
C. Tujuan………………………………………………………………………………
2
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI EKSTRAKURIKULER WAJIB
A. Pendidikan Kepramukaan Sebagai Wahana Aktualisasi Kurikulum
2013 ……………………………………………………………………………………
B. Pola dan Rincian Kegiatan Kepramukaan ………………………………
4
C. Metoda dan Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan …………
5
D. Penilaian Pendidikan Kepramukaan ………………………………………
6
4
5
ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
A. Pengertian …………………………………………………………………………
7
B. Tujuan Gerakan Pramuka……………………………………………………
8
C. Manfaat Gerakan Pramuka…………………………………………………
10
D. Struktur Organisasi Gerakan Pramuka…………………………………
11
GUGUS DEPAN YANG BERPANGKALAN DI SEKOLAH DASAR
19
A. Ketentuan Umum ………………………………………………………………
19
B. Tujuan, Tugas Pokok, Fungsi, Sasaran dan Peran Gugus Depan
20
C. Struktur Organisasi ……………………………………………………………
22
TATA KERJA GUGUSDEPAN
30
A. Pembentukan Gugus Depan …………………………………………………
30
B. Musyawarah Gugus Depan .....................................................
30
C. Hubungan Kerja ...................................................................
32
D. Pelaksanaan Kegiatan ...........................................................
32
PEMBINA DAN PESERTA DIDIK DALAM GUGUS DEPAN
34
A. Hubungan Pembina dengan Peserta Didik ……………………………
34
B. Perekrutan Pembina ……………………………………………………………
34
C. Perekrutan Peserta Didik ……………………………………………………
35
KESIAGAAN
37
A. Kiasan Dasar…..............................……………………………………
37
B. Sifat Kegiatan Siaga ............................................................
37
C. Materi Latihan ....................................................................
37
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
iv
8
9
10
BAB VIII
BAB IX
BAB X
D. Bentuk Kegiatan .................................................................
38
E. Upacara dalam Perindukan Siaga .........................................
39
F. Program Latihan Siaga……………………………………………………..
39
G. Pelaksanaan Latihan/Kegiatan .............................................
39
H. Sistem Tanda Kecakapan .....................................................
39
KEPENGGALANGAN
44
A. Kiasan Dasar …..............................……………………………………
44
B. Sifat Kegiatan Penggalang ...................................................
44
C. Materi Latihan ....................................................................
44
D. Bentuk Kegiatan .................................................................
45
E. Upacara dalam Pasukan Penggalang ....................................
45
F. Program Latihan Penggalang ……………………….…………………..
46
G. Pelaksanaan Latihan/Kegiatan .............................................
46
H. Sistem Tanda Kecakapan .....................................................
46
ADMINISTRASI DAN PUBLIKASI GUGUS DEPAN
54
A. Administrasi Gugus Depan ……………………………………………………
54
B. Publikasi Gugus Depan …………………………………………………………
55
SERAGAM PRAMUKA
A. Pengertian …………………………………………………………………………
11
12
12
BAB XI
BAB XI
BAB XII
B. Fungsi ………………………………………………………………………………
56
56
C. Tujuan ………………………………………………………………………………
56
D. Sasaran ……………………………………………………………………………
56
E. Kelengkapan dan Jenis Pakaian Seragam Pramuka …………………
56
F. Pakaian Seragam Pramuka Harian ………………………………………
56
G. Pakaian Seragam Kegiatan …………………………………………………
65
H. Pakaian Seragam Upacara ……………………………………………………
67
I. Pakaian Seragam Khusus dan Tambahan ……………………………
70
J. Tata Cara Pemakaian Seragam Pramuka ………………………………
75
K. Setangan Leher Pramuka Putra dan Pramuka Putri ………………
75
PAPAN NAMA, BENDERA DAN STEMPEL GUGUS DEPAN
77
A. Papan Nama Gugus Depan ……………………………………………………
77
B. Bendera Gugus Depan …………………………………………………………
77
C. Stempel Gugus Depan …………………………………………………………
78
USAHA DANA, SARANA DAN PRASARANA GUGUS DEPAN
79
A. Usaha Dana ………………………………………………………………………
79
B. Sarana dan Prasarana …………………………………………………………
79
AKREDITASI GUGUS DEPAN
A. Pendahuluan ………………………………………………………………………
81
B. Pengertian …………………………………………………………………………
82
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
v
C. Wewenang, Tugas, danTanggung jawab ………………………………
82
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
1. Format Program Kerja Tahunan
2. Format-Format Administrasi Satuan
3. Surat Keterangan Lulus SKK
4. Administrasi & Struktur Organisasi Gugus Depan
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
vi
KATA PENGANTAR
Pendidikan kepramukaan bertujuan untuk membentuk setiap anggota pramuka
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat
jasmani, dan rohani. Pendidikan kepramukaan juga berharap agar peserta didiknya menjadi
warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna. Anggota pramuka
harus dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama
bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, serta memiliki kepedulian
terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.
Oleh karena hal tersebut Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar memberikan
dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Pendidikan kepramukaan, khususnya Gugus
Depan yang berpangkalan di sekolah dasar. Melalui kegiatan Pembinaan dan Pengelolaan
Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar yang dilakukan Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar, diharapkan dapat: (1) Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan
Pembina Pramuka dalam mengelola ekstrakurikuler Pramuka. (2) Menumbuhkan sikap
mental Pembina Pramuka di gugus depan yang berada di sekolah dasar dalam mengelola
latihan Pramuka sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar
kompetensi yang dipersyaratkan. (3) Menyamakan pemahaman Pembina Pramuka dalam
mengelola ekstrakurikuler Pramuka, sehingga mampu mendesiminasikan informasi kepada
gugus depan lainnya di sekitar satuan pendidikannya.
Kami berharap dengan telah disusunnya Petunjuk Teknis Pembinaan dan
Pengelolaan Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar ini, dapat membantu
tersedianya: (1) Pedoman Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan Gerakan Pramuka
yang Berpangkalan di Sekolah Dasar; dan (2) Acuan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
pendidikan kepramukaan di Sekolah Dasar. Oleh karena itu kepada Andalan Nasional
Gerakan Pramuka, Andalan Daerah Gerakan Pramuka, serta semua pihak yang telah
membantu tersusunnya petunjuk teknis ini, kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa
membalas semua jerih payah kita.
Jakarta, Maret 2014
Direktur Pembinaan Sekolah Dasar
Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd.
NIP 19641228 198701 1 001
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
i
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
Implementasi kurikulum pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), telah dilakukan secara
bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Sejalan dengan hal tersebut pelaksanaan
ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan yang merupakan ekstrakurikuler wajib, hendaknya
segera dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Ekstrakurikuler wajib merupakan program
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik
dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum.
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan harus memiliki fungsi
pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir. Dengan demikian ekstrakurikuler
dapat mendukung perkembangan personal peserta didik. Demikian juga halnya dengan
fungsi sosial, kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan
rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Disisi lain kegiatan ekstrakurikuler hendaknya
dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan. Namun demikian
kegiatan ekstrakurikuler harus mampu mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui
pengembangan kapasitasnya.
Ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan merupakan salah satu upaya
membangun generasi muda paripurna. Bukan hanya membangun generasi muda yang
cerdas, tetapi membangun generasi muda yang tangguh kepribadiannya, luhur budi
pekertinya, serta mampu menghadapi tantangan global. Gugus Depan khusunya yang
berpangkalan di satuan pendidikan merupakan organisasi terdepan dalam proses
penyelenggaraan kepramukaan. Gugus Depan merupakan rumah peserta didik Gerakan
Pramuka. Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar merespon
positif agar satuan pendidikan yang belum membetuk Gugus Depan Gerakan Pramuka untuk
segera membentuk dan mengembangkannya. Gugus Depan dibentuk bertujuan untuk
membina dan mengembangkan sumber daya kaum muda melalui kepramukaan agar
menjadi warga negara yang berkualitas, yang mampu memberikan sumbangan yang positif
bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik lokal, nasional, maupun internasional.
Semoga dengan telah tersusunnya Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan
Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar, dapat mendukung dalam peningkatan
kinerja pengelola gugus depan, khususnya yang berpangkalan di sekolah dasar. Semoga
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, selalu memberikan hidayah kepada kita semua dalam
upaya mengembangkan bakat dan minat peserta didik, pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya. Amin.
Jakarta, Maret 2014
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
Hamid Muhammad, Ph.D
NIP 19590512198311 1 001
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
ii
SAMBUTAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan yang bersifat nonpolitik, untuk
kaum muda dengan dukungan dan bimbingan anggota dewasa, terbuka untuk semua,
tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, sesuai dengan tujuan, asas-asas
dan metode yang dianut Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka bersifat nonpolitik, dalam
arti kata tidak terlibat dalam perjuangan kekuasaan yang menjadi wacana pokok dalam
politik dan biasanya terpantul dalam sistem partai-partai politik. Sifat non-politik praktis
ini adalah persyaratan dalam Anggaran Dasar dan merupakan karakteristik dasar dari
Gerakan Pramuka maupun World Organization of the Scout Movement (WOSM).
Gerakan Pramuka didefinisikan sebagai suatu gerakan pendidikan. Pendidikan
bukan hanya proses memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu, tetapi
sejalan dengan Komisi Internasional tentang Pendidikan untuk Abad Ke-21 (The
International Commission on Education for the Twenty-first Century) menyatakan
bahwa pendidikan meliputi: (a) pengembangan kemampuan berpikir atau akal, yaitu
“belajar mengetahui”, termasuk “belajar bagaimana belajar” (b) proses untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu, yaitu “belajar berbuat” (c)
pengembangan karakter, “belajar menjadi seseorang”, dan (d) pengembangan sikap
dan tingkah laku, “belajar hidup bermasyarakat”.
Arah tujuan dalam pembinaan Pramuka adalah mendidik, yaitu untuk
mengeluarkan daya kemampuan peserta didik, untuk mendidik dirinya sendiri, menurut
keinginannya sendiri, menuju ke hal-hal yang akan membentuk karakternya, dengan
memperhatikan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Gerakan
Pramuka, serta ketentuan-ketentuan pengembangan program peserta didik yang telah
ditetapkan oleh Kwartir Nasional.
Ekstrakurikuler kepramukaan di Sekolah Dasar, merupakan sistem pendidikan
yang tergolong pendidikan nonformal, tidak merupakan bagian dari sistem pendidikan
formal (sekolah dan sebagainya), tetapi merupakan pendidikan luar sekolah yang
terorganisasi, sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki tujuan pendidikan
tertentu dan jelas. Namun demikian dalam implementasi telah disepakati antara
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
bahwa Gugus Depan Gerakan Pramuka dapat diselenggarakan atau berpangkalan di
satuan pendidikan.
Kepala sekolah selaku Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan wajib
memahami, mematuhi, dan melaksanakan fungsinya sebagai majelis pembimbing
Gugus Depan Gerakan Pramuka. Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, bermaksud menumbuhkembangkan kepramukaan di Sekolah Dasar.
Sebagai langkah awal adalah menyusun Pedoman Pembinaan Gugus Depan yang
berpangkalan di Sekolah Dasar. Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan
ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan.
B. Dasar Hukum
Dasar hokum penyusunan Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan
Kepramukaan di Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang, Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang, Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah;
Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
1
3.
4.
5.
6.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010, tentang Gerakan Pramuka;
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
Peraturan Pemerintah, Nomor 32 tahun 2012, tentang Standar Nasional Pendidikan;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 1 Tahun 2012, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 39 Tahun 2008, tentang Pembinaan
Kesiswaan.
8. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 TAHUN 1976,
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Kecakapan Khusus;
9. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 132 TAHUN 1979, SyaratSyarat dan Gambar Tanda Kecakapan Khusus Gerakan Pramuka
10. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 178 Tahun 1979, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.
11. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 055 Tahun 1982, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka;
12. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 101 Tahun 1984 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda;
13. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 041 Tahun 1995, Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Administrasi Satuan Pramuka;
14. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 220 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka;
15. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 222 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Daerah Gerakan Pramuka;
16. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 233 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Cabang Gerakan Pramuka;
17. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 224 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Ranting Gerakan Pramuka
18. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 231 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka;
19. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 225 Tahun 2007, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka;
20. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 198 Tahun 2011 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Syarat Kecakapan Umum;
21. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 199 Tahun 2011 Tentang
Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum;
22. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 203 Tahun 2011, Tentang Pedoman Akreditasi
Gugus Depan;
23. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 174 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka.
24. Nota Kesepahaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: dengan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 17/KB/2013
25. Permendikbud No. 81A tentang Implementasi kurikulum 2013
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penyusunan Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan
Kepramukaan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar, adalah tersedianya:
1. Pedoman Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan Gerakan Pramuka yang
berpangkalan di Sekolah Dasar;
2. Acuan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler kepramukaan di Sekolah Dasar;
Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
2
3. Dukungan teknis pelaksanaan Bimbingan Teknis Kepramukaan bagi Tim Pembina
Tingkat Nasional, Tim Pembina Tingkat Provinsi, dan Tim Pengembang di Tingkat
Kabupaten/Kota.
D. Sistematika
Panduan ini disusun dengan membahas tentang pengelolaan ekstrakuriker
pendidikan kepramukaan di satuan pendidikan sekolah dasar yang meliputi; (1)
Ekstrakuler Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib, (2) Organisasi
Gerakan Pramuka, (3) Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar, (4) Tata Kerja
Gugus Depan, (5) Pembina dan Peserta Didik dalam Gugus Depan, (6) Kesiagaan, (7)
Kepenggalangan, (8) Administrasi dan Publikasi Gugus Depan, (9) Pakaian Seragam
Pramuka, (10) Usaha Dana, Sarana dan Prasarana Gugus Depan, serta (11) Akreditasi
Gugus Depan.
Konsep akreditasi gugus depan, dalam panduan ini dimaksudkan sebagai upaya
umpan balik atau monitoring dan evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan pengelola
gugus depan terhadap pengelolaan dan pembinaan gugus depan. Dengan demikian
pada gilirannya diharapkan dapat diketahui proses dan perkembangan gugus depan
yang menjadi binaannya.
Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
3
BAB II
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
SEBAGAI EKSTRAKURIKULER WAJIB
A. Pendidikan Kepramukaan Sebagai Wahana Aktualisasi Kurikulum 2013
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. (UUSPN Nomor 20/2003 Pasal 3). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum menegaskan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 didukung
dengan ekstrakurikuler wajib dalam bentuk kegiatan Pendidikan Kepramukaan bagi
peserta didik di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Pendidikan kepramukaan bukan
menjadi mata pelajaran wajib, melainkan tetap menjadi kegiatan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut
Kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan merupakan perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu menjembatani kebutuhan perkembangan
peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap,
kemampuan, dan kreativitas.
Desain induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib, secara
grafis digambarkan dalam gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Desain induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib
Berdasarkan gambar 2.1 desain induk Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib dapat dijelaskan sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
4
1. Model Blok
Kegiatan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib diikuti oleh
seluruh siswa. Kegiatan ini dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran. Untuk kelas I,
kelas VII dan kelas X diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS). Alokasi waktu pelaksanaan sistem blok untuk peserta didik SD/MI
dilaksanakan selama 18 jam, sedangkan untuk peserta didik SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam. Penanggungjawab kegiatan adalah
Kepala Sekolah selaku Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus). Pembina
kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau
Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur
Muda/Instruktur Pramuka).
2. Model Aktualisasi
Kegiatan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dengan
pendekatan aktualisasi diikuti oleh seluruh siswa. Kegiatan ini dilaksanakan setiap
satu minggu satu kali. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
Kegiatan Aktualisasi bersamaan dengan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka
pada Gugus Depan.
Dalam pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib peserta didik tidak
harus menjadi anggota pramuka. Peserta didik yang memiliki ketertarikan dan minat
menjadi anggota pramuka dapat bergabung dalam gugus depan yang ada di satuan
pendidikan tersebut. Keiukutsertaan peserta didik menjadi anggota pramuka dalam
gugus depan sesuai dengan ketentuan dalam Gerakan Pramuka.
B. Pola dan Rincian Kegiatan Kepramukaan
Pola kegiatan Kepramukaan dilakukan dengan tahapan; (1) Upacara
pembukaan, (2) Kegiatan, dan (3) Upacara penutupan latihan. Kegiatan ini dilakukan
baik untuk Perindukan Siaga, maupun Pasukan Penggalang. Sedangkan keterampilan
Kepramukaan (Scouting Skill) adalah; (1) Simpul dan Ikatan (Pioneering), (2) Mendaki
Gunung (Mountenering), (3) Peta dan Kompas (Orientering), (4) Berkemah (Camping),
(5) Wirausaha, (6) Belanegara, (7) Teknologi, dan (8) Komunikasi
Rincian kegiatan Kepramukaan diantarnya adalah, berbaris, memimpin, berdoa,
janji, memberi hormat, pengarahan, refleksi, dinamika kelompok, permainan,
menghargai teman, berkomunikasi, menolong, berempati, bersikap adil, ackap
berbicara, cakap motorik, kepempinan, konsentrasi, sportivitas, simpul dan ikatan,
tanda jejak, sandi dan isyarat, jelajah, peta, kompas, memasak, tenda, PPGD, KIM,
menaksir, halang rintang, TTG, bakti, lomba, dan hastakarya.
C. Metoda dan Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan
Metode Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut; (1) Pengenalan dan
pengamalan kode kehormatan pramuka, (2) Belajar sambil melakukan (Learning By
Doing), (3) Sistem kelompok (beregu), (4) Kegiatan di alam terbuka yg mengandung
pendidikan yg sesuai dengan perkembangan rohani & jasmani peserta didik, (5)
Kemitraan dengan anggota Dewasa, (6) Sistem tanda kecakapan, (7) Sistem satuan
terpisah putra dan putri, dan (8) Kiasan dasar. Sedangkan tekhnik Penerapan
Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut; (1) Praktik Langsung, (2) Permainan,
(3) Perjalanan, (4) Diskusi, (5) Produktif, (6) Lagu, (7) Gerak, (8) Widya Wisata, (9)
Simulasi, dan (9) Napak Tilas.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
5
D. Penilaian Pendidikan Kepramukaan
Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta didik diwajibkan untuk
mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap
semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib Pendidikan
Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah
memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta
didik tersebut harus mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka
(Modifikasi Prilaku). Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan
peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Media penilaian peserta didik dalam ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
dapat dilakukan denga; (1) Logbook/Jurnal/Buka Harian, (2) Portofolio, (3) Tanda-tanda
pencapaian kecakapan atau perilaku baik. Sedangkan teknik penilaiannya dapat
dilakukan dengan; (1) Observasi, (2) Keterampilan Kepramukaan, (3) Partisipasi.
Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran sebagai penguatan
yang bermuatan nilai, sikap dan keterampilan dalam Kurikulum 2013. Proses penilaian
dilakukan oleh teman sebaya, Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran, Pemangku Kegiatan
dan/atau Pembina Pramuka. Rekapitulasi penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru Mata
Pelajaran selaku Pembina Pramuka.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
6
BAB III
ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
A. Pengertian
Gerakan Pramuka adalah Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia sebagai
organisasi pendidikan nonformal yang mengisi dan melengkapi pendidikan di lingkungan
keluarga dan di lingkungan sekolah, yang dibentuk atas dasar kesadaran dan keinginan
masyarakat untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan. Gerakan Pramuka sebagai
salah satu wadah pembinaan generasi muda adalah badan yang ditugaskan untuk
menyelenggarakan pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga dengan menerapkan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.
Beberapa pengertian tentang Gerakan Pramuka atau yang terkait dengan Gerakan
Pramuka sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pramuka adalah warga Negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan
serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
2. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan,
sehat,
teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran
akhirnya
pembentukan
watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Kepramukaan adalah system pendidikan
kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
masyarakat dan bangsa Indonesia.
3. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjad I
generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi
kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik. Gerakan Pramuka
adalah Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia.
4. Gugusdepan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan
penyelenggara pendidikan Kepramukaan.
5. Peserta didik adalah warga Negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 25
tahun yang mengikuti pendidikan kepramukaan. Peserta didik terdiri dari:
a. Pramuka Siaga (usia 7 sampai dengan 10 tahun)
b. Pramuka Penggalang (usia 11 sampai dengan 15 tahun)
c. Pramuka Penegak (usia 16 sampai dengan 20 tahun)
d. Pramuka Pandega (usia 21 sampai dengan 25 tahun)
6. Tenaga pendidik dalam pendidikan Kepramukaan terdiri dari:
a. Pembina Pramuka;
b. Pelatih Pembina Pramuka;
c. Pamong Satuan Karya Pramuka ; dan
d. Instruktur Satuan Karya
Tenaga pendidik harus memenuhi persyaratan standar tenaga pendidik dalam
Gerakan Pramuka.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
7
B. Tujuan Gerakan Pramuka
Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik,
taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup.
C. Fungsi Gerakan Pramuka
Gerakan pramuka berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan
melalui:
1. Pendidikan dan pelatihan Pramuka;
2. Pengembangan Pramuka;
3. Pengabdian masyarakat dan orang tua; dan
4. Permainan yang berorientasi pada pendidikan.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
8
D. Struktur Organisasi Gerakan Pramuka
Gambar 3.1 Struktur Gerakan Pramuka
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
9
Berdasarkan Struktur Organisasi pada gambar 3.1, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Presiden Republik Indonesia berperan sebagai Pramuka Utama selama masa
jabatanya.
2. Majelis Pembimbing Nasional (Mabinas), diketuai oleh Presiden Republik Indonesia.
3. Majelis Pembimbing Daerah (Mabida), diketuai oleh Gubernur.
4. Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab), diketuai oleh Bupati/Walikota.
5. Majelis Pembimbing Ranting (Mabiran), diketuai oleh Camat.
6. Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus), diketuai oleh pemimpin tertinggi di
isntitusi tersebut (Kepala sekolah, Rektor, Ketua Yayasan) atau dipilih diantara para
anggotanya.
1. Kwartir Nasional
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka disingkat Kwarnas adalah lembaga
kepemimpinan kolektif di tingkat Nasional yang diketuai seorang ketua, yang dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Musyawarah
Nasional Gerakan Pramuka. Pengurus Kwarnas terdiri atas anggota dewasa putera
dan puteri serta Ketua dan Wakil Ketua DKN secara ex-officio sebagai Andalan
Nasional.
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Nasional
Kwartir Nasional mempunyai tugas:
a. Mengelola Gerakan Pramuka di tingkat nasional;
b. Menetapkan kebijakan pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka, dan melaksanakan keputusan musyawarah nasional;
c. Menetapkan hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan
keputusan Musyawarah Nasional;
d. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional, dan keputusan Kwartir
Nasional;
e. Membina dan membantu Kwartir Daerah dan Gugusdepan di perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri;
f. Membina organisasi pendukung di wilayahnya
g. Melakukan hubungan dan konsultasi dengan Majelis Pembimbing Nasional;
h. Melakukan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan
organisasi masyarakat tingkat nasional yang sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka;
i. Melakukan kerjasama dengan badan/organisasi kepramukaan di luar negeri;
j. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kwartir Nasional kepada
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka;
k. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka.
Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Nasional bertanggungjawab kepada
Musyawarah Nasional.
2. Kwartir Daerah
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka disingkat Kwarda adalah lembaga
kepemimpinan kolektif di tingkat provinsi yang diketuai seorang ketua, yang dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab kepada Musyawarah
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
10
Daerah Gerakan Pramuka. Pengurus Kwarda terdiri atas anggota dewasa putera dan
puteri serta Ketua dan Wakil Ketua DKD secara ex-officio sebagai Andalan Daerah.
Tugas Pokok dan Fungsi
Kwarda mempunyai tugas pokok memimpin dan mengendalikan organisasi
dan kegiatan Gerakan Pramuka di provinsi, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
a. Memimpin Gerakan Pramuka di daerahnya.
b. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Musyawarah Nasional, Keputusan Kwarnas, Keputusan Musyawarah Daerah dan
Keputusan Kwarda.
c. Membina dan membantu kwartir cabang dan kwartir ranting di wilayahnya,
termasuk gugusdepan dan Satuan Karya Pramuka.
d. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Majelis Pembimbing Daerah.
e. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan
organisasi masyarakat di tingkat provinsi yang sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing Daerah
(Mabida).
f. Menyampaikan laporan kepada Kwarnas mengenai perkembangan Gerakan
Pramuka di daerahnya.
g. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kwarda kepada Musyawarah
Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Majelis Pembimbing Daerah dan Rapat Kerja Daerah, dan
i. Mengkomunikasikan misi dan program Gerakan Pramuka di daerahnya kepada
masyarakat, melalui jalur komunikasi kehumasan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kwarda berfungsi sebagai
penanggung jawab penyelenggaraan manajemen kegiatan, baik operasional maupun
administratif di tingkat kwarda, yang meliputi:
a. Pembina perencanaan dan sumber daya informasi dalam arti mempersiapkan
rencana, mengolah dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan menyusun
laporan dengan memanfaatkan sumber daya informasi yang ada.
b. Pembina dan pengembang pendidikan kepramukaan dalam arti pemikiran pola
pelaksanaan pendidikan bagi pesertadidik dan orang dewasa.
c. Pembina pelaksanaan kegiatan operasional yang meliputi kegiatan bagi
pesertadidik maupun kegiatan orang dewasa termasuk peran serta dalam
pembangunan masyarakat.
d. Pembina administrasi dalam arti mengelola personil, logistik, badan atau unit
usaha milik kwarda dan pembinaan organisasi.
e. Pembina hubungan masyarakat dalam arti melakukan hubungan dengan lembaga
pemerintah dan swasta.
f. Pembina dan pengembang keuangan dalam arti pengembangan dan pengelolaan
keuangan serta pembina administrasi keuangan dan usaha dana.
g. Pengawas dan peneliti terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan perencanaan
dan program kegiatan Gerakan Pramuka dan perbendaharaan.
h. Pembina dan pengembang dukungan pada kegiatan Gerakan Pramuka di tingkat
daerah.
Organisasi
Di tingkat provinsi Gerakan Pramuka dipimpin oleh kwarda yang disusun
dalam satu kepengurusan yang bersifat kolektif dan terdiri atas para Andalan Daerah
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
11
untuk masa bakti 5 (lima) tahun yang dipilih melalui Musyawarah Daerah. Secara
skematis struktur organisasi Kwartir Daerah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kwartir Daerah
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kwartir Daerah
Kwarda terdiri atas anggota dewasa putera dan puteri yang disebut Andalan
Daerah yang disusun sebagai berikut:
a. Seorang Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Beberapa anggota.
3. Kwartir Cabang
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka disingkat Kwarcab adalah lembaga
kepemimpinan kolektif di tingkat kabupaten/kota yang diketuai seorang ketua, yang
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada
Musyawarah Cabang Gerakan Pramuka. Pengurus Kwarcab terdiri atas anggota
dewasa putera dan puteri serta Ketua dan Wakil Ketua DKC secara ex-officio sebagai
Andalan Cabang.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
12
Tugas Pokok dan Fungsi
Kwarcab mempunyai tugas pokok memimpin dan mengendalikan organisasi
dan kegiatan Gerakan Pramuka di wilayah kabupaten/kota, dengan tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Memimpin Gerakan Pramuka di wilayahnya.
b. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Musyawarah Nasional, Keputusan Kwarnas, Keputusan Musyawarah Daerah,
Keputusan Kwartir Daerah, Keputusan Musyawarah Cabang dan Keputusan
Kwarcab.
c. Membina dan membantu kwartir ranting termasuk pembinaan gugusdepan dan
satuan karya pramuka di wilayahnya.
d. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Majelis Pembimbing Cabang.
e. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan
organisasi masyarakat di tingkat kabupaten/kota yang sejalan dengan tujuan
Gerakan Pramuka dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Cabang (Mabicab).
f. Menyampaikan laporan mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di wilayahnya
kepada Kwartir Daerah dan menyampaikan tembusannya kepada Kwartir
Nasional.
g. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kwarcab kepada Musyawarah
Cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Mabicab dan Rapat Kerja Cabang.
i. Mengkomunikasikan misi dan program Gerakan Pramuka di wilayahnya kepada
masyarakat melalui media informasi.
j. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan yang bersifat pengabdian
masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut kwarcab berfungsi sebagai
penanggung jawab penyelenggaraan manajemen kegiatan, baik operasional maupun
administratif di tingkat Kwarcab, yang meliputi:
a. Penyusunan perencanaan dan pengelolaan sumber daya informasi, perumusan
kebijakan dan pelaporan kegiatan.
b. Pengembangan dan pembinaan pendidikan kepramukaan bagi anggota muda dan
anggota dewasa.
c. Pengelolaan kegiatan kepramukaan bagi anggota muda dan anggota dewasa
termasuk peran serta dalam pembangunan masyarakat.
d. Pengelolaan personil, logistik, keuangan, usaha dana dan aset milik kwarcab serta
pembinaan organisasi.
e. Pengelolaan hubungan dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.
f. Pengawas dan peneliti terhadap efisiensi serta efektivitas pelaksanaan
perencanaan dan program kegiatan Gerakan Pramuka serta perbendaharaan.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
13
Organisasi
Secara skematis struktur organisasi Kwartir Cabang sebagai berikut:
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Kwartir Cabang
Organisasi Kwarcab disesuaikan dengan keperluan perkembangan Gerakan
Pramuka di kabupaten/kota dan situasi serta kondisi, baik tenaga, sarana maupun
luas wilayah kerja untuk melaksanakan fungsi kwarcab yang efektif dan efisien.
4. Kwartir Ranting
Kwartir Ranting Gerakan Pramuka disingkat Kwarran adalah lembaga
kepemimpinan kolektif di tingkat kecamatan yang diketuai seorang ketua yang dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Musyawarah
Ranting Gerakan Pramuka. Pengurus Kwarran terdiri atas anggota dewasa putera
dan puteri serta Ketua dan Wakil Ketua DKR secara ex-officio sebagai Andalan
Ranting.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
14
Kwarran merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka yang berhubungan
langsung dengan pembinaan gugusdepan dan satuan karya pramuka. Organisasi
kwarran disesuaikan dengan keperluan perkembangan Gerakan Pramuka di
kecamatan dan situasi serta kondisi, baik tenaga, sarana maupun luas wilayah kerja
untuk melaksanakan fungsi kwarran yang efektif dan efisien.
Tugas Pokok dan Fungsi
Kwarran mempunyai tugas pokok memimpin dan mengendalikan organisasi
dan kegiatan Gerakan Pramuka di wilayah kecamatan, dengan tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a. Memimpin Gerakan Pramuka di wilayahnya.
b. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Musyawarah Nasional, Keputusan Kwarnas, Keputusan Musyawarah Daerah,
Keputusan Kwartir Daerah, Keputusan Musyawarah Ranting dan Keputusan
Kwarran.
c. Membina gugusdepan dan satuan karya pramuka di wilayahnya.
d. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Majelis Pembimbing Ranting.
e. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan
organisasi masyarakat di tingkat kecamatan yang sejalan dengan tujuan Gerakan
Pramuka dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing Ranting
(Mabiran).
f. Menyampaikan laporan mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di wilayahnya
secara berkala ke Kwartir Cabang minimal 3 bulan sekali dan menyampaikan
tembusannya kepada Kwartir Daerah.
g. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kwarran kepada Musyawarah
Ranting.
h. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Mabiran dan Rapat Kerja Ranting.
i. Mengkomunikasikan visi, misi, renstra, dan program Gerakan Pramuka di
wilayahnya kepada masyarakat.
j. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan yang bersifat bakti masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut kwarran berfungsi sebagai
penanggungjawab penyelenggaraan manajemen kegiatan, baik operasional maupun
administratif di tingkat kwarran, yang meliputi:
a. Pembinaan gugusdepan dan satuan karya pramuka.
b. Pengelolaan kegiatan kepramukaan bagi anggota muda dan anggota dewasa.
c. Pengelolaan personil, logistik, keuangan, usaha dana dan aset milik kwarran serta
pembinaan organisasi.
d. Pengelolaan hubungan dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.
Organisasi
Di tingkat kecamatan, Gerakan Pramuka dipimpin oleh kwarran yang
disusun dalam satu kepengurusan yang bersifat kolektif, dan terdiri atas para
Andalan Ranting untuk masa bakti 3 (tiga) tahun.Secara skematis struktur organisasi
Kwartir Ranting dapat digambarkan sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
15
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Kwartir Ranting
Kwarran terdiri atas anggota dewasa putera dan puteri yang disebut
Andalan Ranting yang disusun sebagai berikut:
a. Seorang Ketua.
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Beberapa anggota.
Kwarran tidak membentuk Bidang sebagai pengelompokan fungsi tapi
langsung dilaksanakan oleh Andalan Ranting Urusan. Badan Pemeriksa Keuangan
Kwartir Ranting dibentuk berdasarkan keputusan Musyawarah Ranting, personilnya
terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Ranting, unsur Kwartir Ranting, dan unsur
Gugus Depan.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
16
BAB IV
GUGUS DEPAN YANG BERPANGKALAN
DI SEKOLAH DASAR
A. Ketentuan Umum
Dalam pembentukan Gugus Depan (Gudep) perlu diperhatikan bahwa peserta
didik putera dan puteri dihimpun dalam Gugus Depan yang terpisah, masing-masing
merupakan Gugus Depan yang berdiri sendiri. Gugus Depan sebagai wadah
keanggotaan bagi peserta didik dapat diselenggarakan di:
1. Satuan pendidikan; sekolah, kampus perguruan tinggi, pondok pesantren,
kelurahan/desa dan rukun warga (RW). Instansi pemerintah dan swasta termasuk
kompleks perumahan pegawainya.
2. Perwakilan RI di luar negeri.
Tiap Gugus Depan berkewajiban untuk menerima kaum muda yang bertempat
tinggal di sekitar pangkalan Gudep tersebut, sehingga memungkinkan dibentuk Gugus
Depan lengkap. Dalam menerima anggota, Gugus Depan tidak boleh membedakan
suku, ras, golongan, dan agama.
Setiap anggota Gugus Depan harus memiliki nomor anggota yang dikeluarkan
oleh Kwartir Cabang dan hanya terdaftar sebagai anggota pada satu Gugus Depan.
Gugus Depan di dalam negeri dihimpun dalam Kwartir Ranting, yang masing-masing
meliputi suatu wilayah Kecamatan.
Setiap Gugus Depan menggunakan nomor yang diatur oleh Kwartir Cabang,
kecuali gugus depan yang ada di Perwakilan RI diatur oleh Kwartir Nasional. Gugus
Depan putra bernomor gasal, sedangkan Gugus Depan putri bernomor genap. Gudep
dapat menggunakan nama pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat,
nama tempat yang bersejarah, nama benda-benda di jagat raya, yang memiliki
keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat memotivasi kehidupan
gudepnya.
Nama Gugus Depan didaftarkan ke Kwarcab bersama-sama dengan
pendaftaran Gugus Depan tersebut untuk mendapatkan pengesahan dan nomor. Untuk
membentuk Gugus Depan maka;
1. Kepala Sekolah Dasar, mengadakan pertemuan dengan para guru, orangtua peserta
didik dan tokoh masyarakat setempat, untuk membicarakan atau memusyawarahkan
gagasan pembentukan Gugus Depan. Dalam pertemuan tersebut diundang wakil
dari Kwarran dan Kwarcab untuk memberi penjelasan seperlunya.
2. Unsur pokok dalam pembentukan gugus depan:
a. Calon peserta didik yang telah mendapat izin dari orangtuanya;
b. Orang dewasa yang sanggup menjadi Pembina;
c. Orang dewasa yang sanggup menjadi Mabigus;
d. Adanya fasilitas untuk penyelenggaraan pelatihan.
3. Untuk penyelenggaraan suatu Gugus Depan diperlukan adanya Majelis Pembimbing
Gugus Depan, disingkat Mabigus yang berkewajiban memberikan bimbingan,
bantuan dan konsultasi serta pengawasan yang meliputi: moril, organisatoris,
material, dan finansial.
4. Pertemuan pada poin a tersebut di atas merupakan musyawarah yang pertama
untuk memilih Ketua Mabigus dan Ketua Gudep dari unsur tokoh masyarakat, Kepala
sekolah dan Pembina Mahir.
5. Mabigus disusun oleh Ketua Mabigus bersama-sama Ketua Gudep, dengan susunan
organisasi sebagai berikut:
a. Ketua yang dipilih oleh musyawarah.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
17
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris Ketua Gugus Depan.
d. Ketua Harian.
e. Beberapa orang anggota.
Pengurus di upayakan pria dan wanita dalam jumlah yang seimbang. Ketua Gudep
secara ex-officio menjadi anggota Mabigus.
6. Ketua Gugus Depan menyusun Pembina Satuan digudepnya.
Untuk langkah selanjutnya Ketua Gugus Depan dan para Pembina Satuan Pramuka
menghimpun dan mengelompokkan peserta didik dalam Perindukan Siaga, Pasukan
Penggalang sebagai Gugusdepan Persiapan.
Ketua Majelis Gugus Depan mengajukan permohonan pengesahan dari Kwartir
Cabang dengan melampirkan ;
a. Susunan Majelis Pembimbing
b. Susunan Pembina Gugus Depan
c. Daftar peserta didik golongan siaga dan penggalang
7. Gugus Depan persiapan yang telah mengadakan latihan mendaftarkan diri kepada
Kwarran dan Kwarcab untuk ditinjau dan dinilai kelayakannya sebagai Gugus Depan
(registrasi Gudep Persiapan).
8. Setelah dinilai layak memenuhi syarat (seletelah memiliki Surat Keputusan dari
Kwartir Cabang sebagai Gudep) maka dilakukan peresmian dalam suatu upacara
peresmian dengan mengundang orang tua calon peserta didik, tokoh masyarakat,
para pejabat pemerintah setempat, gudepserta Kwarran yang berdekatan.
Gugus Depan Persiapan yang telah diresmikan diberikan Nomor Gugus Depan dan
tanda pengesahan oleh Kwarcab atau Kwarnas.
B. Tujuan,Tugas Pokok, Fungsi, Sasaran dan Peran Gugus Depan
1. Tujuan
Gugus Depan di bentuk dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan
sumber daya kaum muda melalui kepramukaan agar menjadi warga negara yang
berkualitas, yang mampu memberikan sumbangan yang positif bagi kesejahteraan
dan kedamaian masyarakat baik lokal, nasional, maupun internasional.
2. Tugas Pokok
Sebagai organisasi terdepan dalam proses penyelenggaraan kepramukaan,
maka gugus depan mempunyai tugas pokok:
a. Menghimpun kaum muda untuk bergabung dalam Gerakan Pramuka.
b. Menyelenggarakan kepramukaan yang bersendikan Sistim Among, dengan
menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan untuk
mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
c. Memelihara kelangsungan pembinaan dan pengembangan kepramukaan.
d. Mengkoordinasikan kegiatan seluruh golongan pesertadidik.
e. Menyelenggarakan administrasi.
3. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut gudep mempunyai fungsi sebagai:
a. Wadah pembinaan kaum muda dalam kepramukaan
b. Tempat pengabdian anggota dewasa dalam memberikan dukungan bagi
pengembangan pribadi kaum muda.
c. Tempat pengelolaan administrasi, keuangan, sarana, dan prasarana kepramukaan
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
18
4. Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran-sasaran yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:
a. Sasaran Gugusdepan
1) Melaksanakan visi dan misi Gugud Depan;
2) Merencanakan, melaksanakan program kegiatan pesertadidik sesuai
karakteristik kaum muda;
3) Menarik minat kaum muda untuk bergabung dan mempertahankan mereka
agar tetap bergabung di dalamnya;
4) Mengusahakan kemandirian;
5) Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan;
b. Sasaran Kepramukaan
Mempersiapkan kader bangsa yang:
1) Memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila;
2) Berdisiplin dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku tertib;
3) Sehat dan kuat mental, moral, dan fisiknya;
4) Memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai-nilai
kejuangan
yang diwariskan oleh para pejuang bangsa;
5) Berkemampuan untuk berkarya dengan semangat k
dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
PANDUAN PENGELOLAAN
GUGUS DEPAN YANG BERPANGKALAN
DI SEKOLAH DASAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
KEMENTERIAN PRNDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
i
Sambutan Dirjen Pendidikan Dasar
ii
Sambutan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
iii
Daftar Isi
iv
1
2
3
4
5
6
7
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
PENDAHULUAN
1
A. LatarBelakang ……………………………………………………………………
1
B. Dasar ………………………………………………………………………………
1
C. Tujuan………………………………………………………………………………
2
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI EKSTRAKURIKULER WAJIB
A. Pendidikan Kepramukaan Sebagai Wahana Aktualisasi Kurikulum
2013 ……………………………………………………………………………………
B. Pola dan Rincian Kegiatan Kepramukaan ………………………………
4
C. Metoda dan Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan …………
5
D. Penilaian Pendidikan Kepramukaan ………………………………………
6
4
5
ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
A. Pengertian …………………………………………………………………………
7
B. Tujuan Gerakan Pramuka……………………………………………………
8
C. Manfaat Gerakan Pramuka…………………………………………………
10
D. Struktur Organisasi Gerakan Pramuka…………………………………
11
GUGUS DEPAN YANG BERPANGKALAN DI SEKOLAH DASAR
19
A. Ketentuan Umum ………………………………………………………………
19
B. Tujuan, Tugas Pokok, Fungsi, Sasaran dan Peran Gugus Depan
20
C. Struktur Organisasi ……………………………………………………………
22
TATA KERJA GUGUSDEPAN
30
A. Pembentukan Gugus Depan …………………………………………………
30
B. Musyawarah Gugus Depan .....................................................
30
C. Hubungan Kerja ...................................................................
32
D. Pelaksanaan Kegiatan ...........................................................
32
PEMBINA DAN PESERTA DIDIK DALAM GUGUS DEPAN
34
A. Hubungan Pembina dengan Peserta Didik ……………………………
34
B. Perekrutan Pembina ……………………………………………………………
34
C. Perekrutan Peserta Didik ……………………………………………………
35
KESIAGAAN
37
A. Kiasan Dasar…..............................……………………………………
37
B. Sifat Kegiatan Siaga ............................................................
37
C. Materi Latihan ....................................................................
37
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
iv
8
9
10
BAB VIII
BAB IX
BAB X
D. Bentuk Kegiatan .................................................................
38
E. Upacara dalam Perindukan Siaga .........................................
39
F. Program Latihan Siaga……………………………………………………..
39
G. Pelaksanaan Latihan/Kegiatan .............................................
39
H. Sistem Tanda Kecakapan .....................................................
39
KEPENGGALANGAN
44
A. Kiasan Dasar …..............................……………………………………
44
B. Sifat Kegiatan Penggalang ...................................................
44
C. Materi Latihan ....................................................................
44
D. Bentuk Kegiatan .................................................................
45
E. Upacara dalam Pasukan Penggalang ....................................
45
F. Program Latihan Penggalang ……………………….…………………..
46
G. Pelaksanaan Latihan/Kegiatan .............................................
46
H. Sistem Tanda Kecakapan .....................................................
46
ADMINISTRASI DAN PUBLIKASI GUGUS DEPAN
54
A. Administrasi Gugus Depan ……………………………………………………
54
B. Publikasi Gugus Depan …………………………………………………………
55
SERAGAM PRAMUKA
A. Pengertian …………………………………………………………………………
11
12
12
BAB XI
BAB XI
BAB XII
B. Fungsi ………………………………………………………………………………
56
56
C. Tujuan ………………………………………………………………………………
56
D. Sasaran ……………………………………………………………………………
56
E. Kelengkapan dan Jenis Pakaian Seragam Pramuka …………………
56
F. Pakaian Seragam Pramuka Harian ………………………………………
56
G. Pakaian Seragam Kegiatan …………………………………………………
65
H. Pakaian Seragam Upacara ……………………………………………………
67
I. Pakaian Seragam Khusus dan Tambahan ……………………………
70
J. Tata Cara Pemakaian Seragam Pramuka ………………………………
75
K. Setangan Leher Pramuka Putra dan Pramuka Putri ………………
75
PAPAN NAMA, BENDERA DAN STEMPEL GUGUS DEPAN
77
A. Papan Nama Gugus Depan ……………………………………………………
77
B. Bendera Gugus Depan …………………………………………………………
77
C. Stempel Gugus Depan …………………………………………………………
78
USAHA DANA, SARANA DAN PRASARANA GUGUS DEPAN
79
A. Usaha Dana ………………………………………………………………………
79
B. Sarana dan Prasarana …………………………………………………………
79
AKREDITASI GUGUS DEPAN
A. Pendahuluan ………………………………………………………………………
81
B. Pengertian …………………………………………………………………………
82
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
v
C. Wewenang, Tugas, danTanggung jawab ………………………………
82
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
1. Format Program Kerja Tahunan
2. Format-Format Administrasi Satuan
3. Surat Keterangan Lulus SKK
4. Administrasi & Struktur Organisasi Gugus Depan
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
vi
KATA PENGANTAR
Pendidikan kepramukaan bertujuan untuk membentuk setiap anggota pramuka
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat
hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat
jasmani, dan rohani. Pendidikan kepramukaan juga berharap agar peserta didiknya menjadi
warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna. Anggota pramuka
harus dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama
bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, serta memiliki kepedulian
terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.
Oleh karena hal tersebut Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar memberikan
dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Pendidikan kepramukaan, khususnya Gugus
Depan yang berpangkalan di sekolah dasar. Melalui kegiatan Pembinaan dan Pengelolaan
Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar yang dilakukan Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar, diharapkan dapat: (1) Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan
Pembina Pramuka dalam mengelola ekstrakurikuler Pramuka. (2) Menumbuhkan sikap
mental Pembina Pramuka di gugus depan yang berada di sekolah dasar dalam mengelola
latihan Pramuka sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar
kompetensi yang dipersyaratkan. (3) Menyamakan pemahaman Pembina Pramuka dalam
mengelola ekstrakurikuler Pramuka, sehingga mampu mendesiminasikan informasi kepada
gugus depan lainnya di sekitar satuan pendidikannya.
Kami berharap dengan telah disusunnya Petunjuk Teknis Pembinaan dan
Pengelolaan Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar ini, dapat membantu
tersedianya: (1) Pedoman Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan Gerakan Pramuka
yang Berpangkalan di Sekolah Dasar; dan (2) Acuan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
pendidikan kepramukaan di Sekolah Dasar. Oleh karena itu kepada Andalan Nasional
Gerakan Pramuka, Andalan Daerah Gerakan Pramuka, serta semua pihak yang telah
membantu tersusunnya petunjuk teknis ini, kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa
membalas semua jerih payah kita.
Jakarta, Maret 2014
Direktur Pembinaan Sekolah Dasar
Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd.
NIP 19641228 198701 1 001
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
i
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
Implementasi kurikulum pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), telah dilakukan secara
bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014. Sejalan dengan hal tersebut pelaksanaan
ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan yang merupakan ekstrakurikuler wajib, hendaknya
segera dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Ekstrakurikuler wajib merupakan program
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik
dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum.
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan harus memiliki fungsi
pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir. Dengan demikian ekstrakurikuler
dapat mendukung perkembangan personal peserta didik. Demikian juga halnya dengan
fungsi sosial, kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan
rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Disisi lain kegiatan ekstrakurikuler hendaknya
dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan. Namun demikian
kegiatan ekstrakurikuler harus mampu mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui
pengembangan kapasitasnya.
Ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan merupakan salah satu upaya
membangun generasi muda paripurna. Bukan hanya membangun generasi muda yang
cerdas, tetapi membangun generasi muda yang tangguh kepribadiannya, luhur budi
pekertinya, serta mampu menghadapi tantangan global. Gugus Depan khusunya yang
berpangkalan di satuan pendidikan merupakan organisasi terdepan dalam proses
penyelenggaraan kepramukaan. Gugus Depan merupakan rumah peserta didik Gerakan
Pramuka. Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar merespon
positif agar satuan pendidikan yang belum membetuk Gugus Depan Gerakan Pramuka untuk
segera membentuk dan mengembangkannya. Gugus Depan dibentuk bertujuan untuk
membina dan mengembangkan sumber daya kaum muda melalui kepramukaan agar
menjadi warga negara yang berkualitas, yang mampu memberikan sumbangan yang positif
bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik lokal, nasional, maupun internasional.
Semoga dengan telah tersusunnya Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan
Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar, dapat mendukung dalam peningkatan
kinerja pengelola gugus depan, khususnya yang berpangkalan di sekolah dasar. Semoga
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, selalu memberikan hidayah kepada kita semua dalam
upaya mengembangkan bakat dan minat peserta didik, pembinaan pribadi menuju
pembinaan manusia seutuhnya. Amin.
Jakarta, Maret 2014
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
Hamid Muhammad, Ph.D
NIP 19590512198311 1 001
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
ii
SAMBUTAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan yang bersifat nonpolitik, untuk
kaum muda dengan dukungan dan bimbingan anggota dewasa, terbuka untuk semua,
tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, sesuai dengan tujuan, asas-asas
dan metode yang dianut Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka bersifat nonpolitik, dalam
arti kata tidak terlibat dalam perjuangan kekuasaan yang menjadi wacana pokok dalam
politik dan biasanya terpantul dalam sistem partai-partai politik. Sifat non-politik praktis
ini adalah persyaratan dalam Anggaran Dasar dan merupakan karakteristik dasar dari
Gerakan Pramuka maupun World Organization of the Scout Movement (WOSM).
Gerakan Pramuka didefinisikan sebagai suatu gerakan pendidikan. Pendidikan
bukan hanya proses memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu, tetapi
sejalan dengan Komisi Internasional tentang Pendidikan untuk Abad Ke-21 (The
International Commission on Education for the Twenty-first Century) menyatakan
bahwa pendidikan meliputi: (a) pengembangan kemampuan berpikir atau akal, yaitu
“belajar mengetahui”, termasuk “belajar bagaimana belajar” (b) proses untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu, yaitu “belajar berbuat” (c)
pengembangan karakter, “belajar menjadi seseorang”, dan (d) pengembangan sikap
dan tingkah laku, “belajar hidup bermasyarakat”.
Arah tujuan dalam pembinaan Pramuka adalah mendidik, yaitu untuk
mengeluarkan daya kemampuan peserta didik, untuk mendidik dirinya sendiri, menurut
keinginannya sendiri, menuju ke hal-hal yang akan membentuk karakternya, dengan
memperhatikan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Gerakan
Pramuka, serta ketentuan-ketentuan pengembangan program peserta didik yang telah
ditetapkan oleh Kwartir Nasional.
Ekstrakurikuler kepramukaan di Sekolah Dasar, merupakan sistem pendidikan
yang tergolong pendidikan nonformal, tidak merupakan bagian dari sistem pendidikan
formal (sekolah dan sebagainya), tetapi merupakan pendidikan luar sekolah yang
terorganisasi, sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki tujuan pendidikan
tertentu dan jelas. Namun demikian dalam implementasi telah disepakati antara
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
bahwa Gugus Depan Gerakan Pramuka dapat diselenggarakan atau berpangkalan di
satuan pendidikan.
Kepala sekolah selaku Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan wajib
memahami, mematuhi, dan melaksanakan fungsinya sebagai majelis pembimbing
Gugus Depan Gerakan Pramuka. Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, bermaksud menumbuhkembangkan kepramukaan di Sekolah Dasar.
Sebagai langkah awal adalah menyusun Pedoman Pembinaan Gugus Depan yang
berpangkalan di Sekolah Dasar. Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan
ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan.
B. Dasar Hukum
Dasar hokum penyusunan Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan
Kepramukaan di Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang, Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang, Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah;
Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
1
3.
4.
5.
6.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010, tentang Gerakan Pramuka;
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
Peraturan Pemerintah, Nomor 32 tahun 2012, tentang Standar Nasional Pendidikan;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 1 Tahun 2012, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 39 Tahun 2008, tentang Pembinaan
Kesiswaan.
8. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 TAHUN 1976,
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Kecakapan Khusus;
9. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 132 TAHUN 1979, SyaratSyarat dan Gambar Tanda Kecakapan Khusus Gerakan Pramuka
10. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 178 Tahun 1979, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.
11. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 055 Tahun 1982, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka;
12. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 101 Tahun 1984 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda;
13. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 041 Tahun 1995, Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Administrasi Satuan Pramuka;
14. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 220 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka;
15. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 222 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Daerah Gerakan Pramuka;
16. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 233 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Cabang Gerakan Pramuka;
17. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 224 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan dan Tata Kerja Kwartir Ranting Gerakan Pramuka
18. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 231 Tahun 2007 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka;
19. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 225 Tahun 2007, Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka;
20. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 198 Tahun 2011 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Syarat Kecakapan Umum;
21. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 199 Tahun 2011 Tentang
Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum;
22. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 203 Tahun 2011, Tentang Pedoman Akreditasi
Gugus Depan;
23. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 174 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka.
24. Nota Kesepahaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: dengan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 17/KB/2013
25. Permendikbud No. 81A tentang Implementasi kurikulum 2013
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penyusunan Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan
Kepramukaan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar, adalah tersedianya:
1. Pedoman Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan Gerakan Pramuka yang
berpangkalan di Sekolah Dasar;
2. Acuan dalam pelaksanaan ekstrakurikuler kepramukaan di Sekolah Dasar;
Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
2
3. Dukungan teknis pelaksanaan Bimbingan Teknis Kepramukaan bagi Tim Pembina
Tingkat Nasional, Tim Pembina Tingkat Provinsi, dan Tim Pengembang di Tingkat
Kabupaten/Kota.
D. Sistematika
Panduan ini disusun dengan membahas tentang pengelolaan ekstrakuriker
pendidikan kepramukaan di satuan pendidikan sekolah dasar yang meliputi; (1)
Ekstrakuler Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib, (2) Organisasi
Gerakan Pramuka, (3) Gugus Depan yang Berpangkalan di Sekolah Dasar, (4) Tata Kerja
Gugus Depan, (5) Pembina dan Peserta Didik dalam Gugus Depan, (6) Kesiagaan, (7)
Kepenggalangan, (8) Administrasi dan Publikasi Gugus Depan, (9) Pakaian Seragam
Pramuka, (10) Usaha Dana, Sarana dan Prasarana Gugus Depan, serta (11) Akreditasi
Gugus Depan.
Konsep akreditasi gugus depan, dalam panduan ini dimaksudkan sebagai upaya
umpan balik atau monitoring dan evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan pengelola
gugus depan terhadap pengelolaan dan pembinaan gugus depan. Dengan demikian
pada gilirannya diharapkan dapat diketahui proses dan perkembangan gugus depan
yang menjadi binaannya.
Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
3
BAB II
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
SEBAGAI EKSTRAKURIKULER WAJIB
A. Pendidikan Kepramukaan Sebagai Wahana Aktualisasi Kurikulum 2013
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. (UUSPN Nomor 20/2003 Pasal 3). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum menegaskan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 didukung
dengan ekstrakurikuler wajib dalam bentuk kegiatan Pendidikan Kepramukaan bagi
peserta didik di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Pendidikan kepramukaan bukan
menjadi mata pelajaran wajib, melainkan tetap menjadi kegiatan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut
Kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan merupakan perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu menjembatani kebutuhan perkembangan
peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap,
kemampuan, dan kreativitas.
Desain induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib, secara
grafis digambarkan dalam gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Desain induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib
Berdasarkan gambar 2.1 desain induk Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib dapat dijelaskan sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
4
1. Model Blok
Kegiatan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib diikuti oleh
seluruh siswa. Kegiatan ini dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran. Untuk kelas I,
kelas VII dan kelas X diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS). Alokasi waktu pelaksanaan sistem blok untuk peserta didik SD/MI
dilaksanakan selama 18 jam, sedangkan untuk peserta didik SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK/MAK dilaksanakan selama 36 Jam. Penanggungjawab kegiatan adalah
Kepala Sekolah selaku Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus). Pembina
kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau
Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur
Muda/Instruktur Pramuka).
2. Model Aktualisasi
Kegiatan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dengan
pendekatan aktualisasi diikuti oleh seluruh siswa. Kegiatan ini dilaksanakan setiap
satu minggu satu kali. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
Kegiatan Aktualisasi bersamaan dengan kegiatan Latihan Ekstrakurikuler Pramuka
pada Gugus Depan.
Dalam pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib peserta didik tidak
harus menjadi anggota pramuka. Peserta didik yang memiliki ketertarikan dan minat
menjadi anggota pramuka dapat bergabung dalam gugus depan yang ada di satuan
pendidikan tersebut. Keiukutsertaan peserta didik menjadi anggota pramuka dalam
gugus depan sesuai dengan ketentuan dalam Gerakan Pramuka.
B. Pola dan Rincian Kegiatan Kepramukaan
Pola kegiatan Kepramukaan dilakukan dengan tahapan; (1) Upacara
pembukaan, (2) Kegiatan, dan (3) Upacara penutupan latihan. Kegiatan ini dilakukan
baik untuk Perindukan Siaga, maupun Pasukan Penggalang. Sedangkan keterampilan
Kepramukaan (Scouting Skill) adalah; (1) Simpul dan Ikatan (Pioneering), (2) Mendaki
Gunung (Mountenering), (3) Peta dan Kompas (Orientering), (4) Berkemah (Camping),
(5) Wirausaha, (6) Belanegara, (7) Teknologi, dan (8) Komunikasi
Rincian kegiatan Kepramukaan diantarnya adalah, berbaris, memimpin, berdoa,
janji, memberi hormat, pengarahan, refleksi, dinamika kelompok, permainan,
menghargai teman, berkomunikasi, menolong, berempati, bersikap adil, ackap
berbicara, cakap motorik, kepempinan, konsentrasi, sportivitas, simpul dan ikatan,
tanda jejak, sandi dan isyarat, jelajah, peta, kompas, memasak, tenda, PPGD, KIM,
menaksir, halang rintang, TTG, bakti, lomba, dan hastakarya.
C. Metoda dan Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan
Metode Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut; (1) Pengenalan dan
pengamalan kode kehormatan pramuka, (2) Belajar sambil melakukan (Learning By
Doing), (3) Sistem kelompok (beregu), (4) Kegiatan di alam terbuka yg mengandung
pendidikan yg sesuai dengan perkembangan rohani & jasmani peserta didik, (5)
Kemitraan dengan anggota Dewasa, (6) Sistem tanda kecakapan, (7) Sistem satuan
terpisah putra dan putri, dan (8) Kiasan dasar. Sedangkan tekhnik Penerapan
Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut; (1) Praktik Langsung, (2) Permainan,
(3) Perjalanan, (4) Diskusi, (5) Produktif, (6) Lagu, (7) Gerak, (8) Widya Wisata, (9)
Simulasi, dan (9) Napak Tilas.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
5
D. Penilaian Pendidikan Kepramukaan
Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta didik diwajibkan untuk
mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap
semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib Pendidikan
Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah
memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta
didik tersebut harus mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka
(Modifikasi Prilaku). Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan
peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Media penilaian peserta didik dalam ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
dapat dilakukan denga; (1) Logbook/Jurnal/Buka Harian, (2) Portofolio, (3) Tanda-tanda
pencapaian kecakapan atau perilaku baik. Sedangkan teknik penilaiannya dapat
dilakukan dengan; (1) Observasi, (2) Keterampilan Kepramukaan, (3) Partisipasi.
Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran sebagai penguatan
yang bermuatan nilai, sikap dan keterampilan dalam Kurikulum 2013. Proses penilaian
dilakukan oleh teman sebaya, Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran, Pemangku Kegiatan
dan/atau Pembina Pramuka. Rekapitulasi penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru Mata
Pelajaran selaku Pembina Pramuka.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
6
BAB III
ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
A. Pengertian
Gerakan Pramuka adalah Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia sebagai
organisasi pendidikan nonformal yang mengisi dan melengkapi pendidikan di lingkungan
keluarga dan di lingkungan sekolah, yang dibentuk atas dasar kesadaran dan keinginan
masyarakat untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan. Gerakan Pramuka sebagai
salah satu wadah pembinaan generasi muda adalah badan yang ditugaskan untuk
menyelenggarakan pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga dengan menerapkan
Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.
Beberapa pengertian tentang Gerakan Pramuka atau yang terkait dengan Gerakan
Pramuka sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pramuka adalah warga Negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan
serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
2. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan,
sehat,
teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran
akhirnya
pembentukan
watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
Kepramukaan adalah system pendidikan
kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
masyarakat dan bangsa Indonesia.
3. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan
kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjad I
generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi
kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik. Gerakan Pramuka
adalah Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia.
4. Gugusdepan adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan
penyelenggara pendidikan Kepramukaan.
5. Peserta didik adalah warga Negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 25
tahun yang mengikuti pendidikan kepramukaan. Peserta didik terdiri dari:
a. Pramuka Siaga (usia 7 sampai dengan 10 tahun)
b. Pramuka Penggalang (usia 11 sampai dengan 15 tahun)
c. Pramuka Penegak (usia 16 sampai dengan 20 tahun)
d. Pramuka Pandega (usia 21 sampai dengan 25 tahun)
6. Tenaga pendidik dalam pendidikan Kepramukaan terdiri dari:
a. Pembina Pramuka;
b. Pelatih Pembina Pramuka;
c. Pamong Satuan Karya Pramuka ; dan
d. Instruktur Satuan Karya
Tenaga pendidik harus memenuhi persyaratan standar tenaga pendidik dalam
Gerakan Pramuka.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
7
B. Tujuan Gerakan Pramuka
Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar
memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik,
taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan
lingkungan hidup.
C. Fungsi Gerakan Pramuka
Gerakan pramuka berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan
melalui:
1. Pendidikan dan pelatihan Pramuka;
2. Pengembangan Pramuka;
3. Pengabdian masyarakat dan orang tua; dan
4. Permainan yang berorientasi pada pendidikan.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
8
D. Struktur Organisasi Gerakan Pramuka
Gambar 3.1 Struktur Gerakan Pramuka
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
9
Berdasarkan Struktur Organisasi pada gambar 3.1, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Presiden Republik Indonesia berperan sebagai Pramuka Utama selama masa
jabatanya.
2. Majelis Pembimbing Nasional (Mabinas), diketuai oleh Presiden Republik Indonesia.
3. Majelis Pembimbing Daerah (Mabida), diketuai oleh Gubernur.
4. Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab), diketuai oleh Bupati/Walikota.
5. Majelis Pembimbing Ranting (Mabiran), diketuai oleh Camat.
6. Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus), diketuai oleh pemimpin tertinggi di
isntitusi tersebut (Kepala sekolah, Rektor, Ketua Yayasan) atau dipilih diantara para
anggotanya.
1. Kwartir Nasional
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka disingkat Kwarnas adalah lembaga
kepemimpinan kolektif di tingkat Nasional yang diketuai seorang ketua, yang dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Musyawarah
Nasional Gerakan Pramuka. Pengurus Kwarnas terdiri atas anggota dewasa putera
dan puteri serta Ketua dan Wakil Ketua DKN secara ex-officio sebagai Andalan
Nasional.
Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Nasional
Kwartir Nasional mempunyai tugas:
a. Mengelola Gerakan Pramuka di tingkat nasional;
b. Menetapkan kebijakan pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka, dan melaksanakan keputusan musyawarah nasional;
c. Menetapkan hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan
keputusan Musyawarah Nasional;
d. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional, dan keputusan Kwartir
Nasional;
e. Membina dan membantu Kwartir Daerah dan Gugusdepan di perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri;
f. Membina organisasi pendukung di wilayahnya
g. Melakukan hubungan dan konsultasi dengan Majelis Pembimbing Nasional;
h. Melakukan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan
organisasi masyarakat tingkat nasional yang sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka;
i. Melakukan kerjasama dengan badan/organisasi kepramukaan di luar negeri;
j. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kwartir Nasional kepada
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka;
k. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka.
Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Nasional bertanggungjawab kepada
Musyawarah Nasional.
2. Kwartir Daerah
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka disingkat Kwarda adalah lembaga
kepemimpinan kolektif di tingkat provinsi yang diketuai seorang ketua, yang dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab kepada Musyawarah
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
10
Daerah Gerakan Pramuka. Pengurus Kwarda terdiri atas anggota dewasa putera dan
puteri serta Ketua dan Wakil Ketua DKD secara ex-officio sebagai Andalan Daerah.
Tugas Pokok dan Fungsi
Kwarda mempunyai tugas pokok memimpin dan mengendalikan organisasi
dan kegiatan Gerakan Pramuka di provinsi, dengan tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
a. Memimpin Gerakan Pramuka di daerahnya.
b. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Musyawarah Nasional, Keputusan Kwarnas, Keputusan Musyawarah Daerah dan
Keputusan Kwarda.
c. Membina dan membantu kwartir cabang dan kwartir ranting di wilayahnya,
termasuk gugusdepan dan Satuan Karya Pramuka.
d. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Majelis Pembimbing Daerah.
e. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan
organisasi masyarakat di tingkat provinsi yang sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing Daerah
(Mabida).
f. Menyampaikan laporan kepada Kwarnas mengenai perkembangan Gerakan
Pramuka di daerahnya.
g. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kwarda kepada Musyawarah
Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Majelis Pembimbing Daerah dan Rapat Kerja Daerah, dan
i. Mengkomunikasikan misi dan program Gerakan Pramuka di daerahnya kepada
masyarakat, melalui jalur komunikasi kehumasan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Kwarda berfungsi sebagai
penanggung jawab penyelenggaraan manajemen kegiatan, baik operasional maupun
administratif di tingkat kwarda, yang meliputi:
a. Pembina perencanaan dan sumber daya informasi dalam arti mempersiapkan
rencana, mengolah dan mengkoordinasikan perumusan kebijakan dan menyusun
laporan dengan memanfaatkan sumber daya informasi yang ada.
b. Pembina dan pengembang pendidikan kepramukaan dalam arti pemikiran pola
pelaksanaan pendidikan bagi pesertadidik dan orang dewasa.
c. Pembina pelaksanaan kegiatan operasional yang meliputi kegiatan bagi
pesertadidik maupun kegiatan orang dewasa termasuk peran serta dalam
pembangunan masyarakat.
d. Pembina administrasi dalam arti mengelola personil, logistik, badan atau unit
usaha milik kwarda dan pembinaan organisasi.
e. Pembina hubungan masyarakat dalam arti melakukan hubungan dengan lembaga
pemerintah dan swasta.
f. Pembina dan pengembang keuangan dalam arti pengembangan dan pengelolaan
keuangan serta pembina administrasi keuangan dan usaha dana.
g. Pengawas dan peneliti terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan perencanaan
dan program kegiatan Gerakan Pramuka dan perbendaharaan.
h. Pembina dan pengembang dukungan pada kegiatan Gerakan Pramuka di tingkat
daerah.
Organisasi
Di tingkat provinsi Gerakan Pramuka dipimpin oleh kwarda yang disusun
dalam satu kepengurusan yang bersifat kolektif dan terdiri atas para Andalan Daerah
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
11
untuk masa bakti 5 (lima) tahun yang dipilih melalui Musyawarah Daerah. Secara
skematis struktur organisasi Kwartir Daerah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kwartir Daerah
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kwartir Daerah
Kwarda terdiri atas anggota dewasa putera dan puteri yang disebut Andalan
Daerah yang disusun sebagai berikut:
a. Seorang Ketua;
b. Wakil Ketua;
c. Sekretaris;
d. Beberapa anggota.
3. Kwartir Cabang
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka disingkat Kwarcab adalah lembaga
kepemimpinan kolektif di tingkat kabupaten/kota yang diketuai seorang ketua, yang
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada
Musyawarah Cabang Gerakan Pramuka. Pengurus Kwarcab terdiri atas anggota
dewasa putera dan puteri serta Ketua dan Wakil Ketua DKC secara ex-officio sebagai
Andalan Cabang.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
12
Tugas Pokok dan Fungsi
Kwarcab mempunyai tugas pokok memimpin dan mengendalikan organisasi
dan kegiatan Gerakan Pramuka di wilayah kabupaten/kota, dengan tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Memimpin Gerakan Pramuka di wilayahnya.
b. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Musyawarah Nasional, Keputusan Kwarnas, Keputusan Musyawarah Daerah,
Keputusan Kwartir Daerah, Keputusan Musyawarah Cabang dan Keputusan
Kwarcab.
c. Membina dan membantu kwartir ranting termasuk pembinaan gugusdepan dan
satuan karya pramuka di wilayahnya.
d. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Majelis Pembimbing Cabang.
e. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan
organisasi masyarakat di tingkat kabupaten/kota yang sejalan dengan tujuan
Gerakan Pramuka dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Cabang (Mabicab).
f. Menyampaikan laporan mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di wilayahnya
kepada Kwartir Daerah dan menyampaikan tembusannya kepada Kwartir
Nasional.
g. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kwarcab kepada Musyawarah
Cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Mabicab dan Rapat Kerja Cabang.
i. Mengkomunikasikan misi dan program Gerakan Pramuka di wilayahnya kepada
masyarakat melalui media informasi.
j. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan yang bersifat pengabdian
masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut kwarcab berfungsi sebagai
penanggung jawab penyelenggaraan manajemen kegiatan, baik operasional maupun
administratif di tingkat Kwarcab, yang meliputi:
a. Penyusunan perencanaan dan pengelolaan sumber daya informasi, perumusan
kebijakan dan pelaporan kegiatan.
b. Pengembangan dan pembinaan pendidikan kepramukaan bagi anggota muda dan
anggota dewasa.
c. Pengelolaan kegiatan kepramukaan bagi anggota muda dan anggota dewasa
termasuk peran serta dalam pembangunan masyarakat.
d. Pengelolaan personil, logistik, keuangan, usaha dana dan aset milik kwarcab serta
pembinaan organisasi.
e. Pengelolaan hubungan dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.
f. Pengawas dan peneliti terhadap efisiensi serta efektivitas pelaksanaan
perencanaan dan program kegiatan Gerakan Pramuka serta perbendaharaan.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
13
Organisasi
Secara skematis struktur organisasi Kwartir Cabang sebagai berikut:
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Kwartir Cabang
Organisasi Kwarcab disesuaikan dengan keperluan perkembangan Gerakan
Pramuka di kabupaten/kota dan situasi serta kondisi, baik tenaga, sarana maupun
luas wilayah kerja untuk melaksanakan fungsi kwarcab yang efektif dan efisien.
4. Kwartir Ranting
Kwartir Ranting Gerakan Pramuka disingkat Kwarran adalah lembaga
kepemimpinan kolektif di tingkat kecamatan yang diketuai seorang ketua yang dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada Musyawarah
Ranting Gerakan Pramuka. Pengurus Kwarran terdiri atas anggota dewasa putera
dan puteri serta Ketua dan Wakil Ketua DKR secara ex-officio sebagai Andalan
Ranting.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
14
Kwarran merupakan ujung tombak Gerakan Pramuka yang berhubungan
langsung dengan pembinaan gugusdepan dan satuan karya pramuka. Organisasi
kwarran disesuaikan dengan keperluan perkembangan Gerakan Pramuka di
kecamatan dan situasi serta kondisi, baik tenaga, sarana maupun luas wilayah kerja
untuk melaksanakan fungsi kwarran yang efektif dan efisien.
Tugas Pokok dan Fungsi
Kwarran mempunyai tugas pokok memimpin dan mengendalikan organisasi
dan kegiatan Gerakan Pramuka di wilayah kecamatan, dengan tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a. Memimpin Gerakan Pramuka di wilayahnya.
b. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
Musyawarah Nasional, Keputusan Kwarnas, Keputusan Musyawarah Daerah,
Keputusan Kwartir Daerah, Keputusan Musyawarah Ranting dan Keputusan
Kwarran.
c. Membina gugusdepan dan satuan karya pramuka di wilayahnya.
d. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Majelis Pembimbing Ranting.
e. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan instansi pemerintah, swasta, dan
organisasi masyarakat di tingkat kecamatan yang sejalan dengan tujuan Gerakan
Pramuka dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing Ranting
(Mabiran).
f. Menyampaikan laporan mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di wilayahnya
secara berkala ke Kwartir Cabang minimal 3 bulan sekali dan menyampaikan
tembusannya kepada Kwartir Daerah.
g. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Kwarran kepada Musyawarah
Ranting.
h. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada
Mabiran dan Rapat Kerja Ranting.
i. Mengkomunikasikan visi, misi, renstra, dan program Gerakan Pramuka di
wilayahnya kepada masyarakat.
j. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan yang bersifat bakti masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut kwarran berfungsi sebagai
penanggungjawab penyelenggaraan manajemen kegiatan, baik operasional maupun
administratif di tingkat kwarran, yang meliputi:
a. Pembinaan gugusdepan dan satuan karya pramuka.
b. Pengelolaan kegiatan kepramukaan bagi anggota muda dan anggota dewasa.
c. Pengelolaan personil, logistik, keuangan, usaha dana dan aset milik kwarran serta
pembinaan organisasi.
d. Pengelolaan hubungan dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.
Organisasi
Di tingkat kecamatan, Gerakan Pramuka dipimpin oleh kwarran yang
disusun dalam satu kepengurusan yang bersifat kolektif, dan terdiri atas para
Andalan Ranting untuk masa bakti 3 (tiga) tahun.Secara skematis struktur organisasi
Kwartir Ranting dapat digambarkan sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
15
Gambar 3.4 Struktur Organisasi Kwartir Ranting
Kwarran terdiri atas anggota dewasa putera dan puteri yang disebut
Andalan Ranting yang disusun sebagai berikut:
a. Seorang Ketua.
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Beberapa anggota.
Kwarran tidak membentuk Bidang sebagai pengelompokan fungsi tapi
langsung dilaksanakan oleh Andalan Ranting Urusan. Badan Pemeriksa Keuangan
Kwartir Ranting dibentuk berdasarkan keputusan Musyawarah Ranting, personilnya
terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Ranting, unsur Kwartir Ranting, dan unsur
Gugus Depan.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
16
BAB IV
GUGUS DEPAN YANG BERPANGKALAN
DI SEKOLAH DASAR
A. Ketentuan Umum
Dalam pembentukan Gugus Depan (Gudep) perlu diperhatikan bahwa peserta
didik putera dan puteri dihimpun dalam Gugus Depan yang terpisah, masing-masing
merupakan Gugus Depan yang berdiri sendiri. Gugus Depan sebagai wadah
keanggotaan bagi peserta didik dapat diselenggarakan di:
1. Satuan pendidikan; sekolah, kampus perguruan tinggi, pondok pesantren,
kelurahan/desa dan rukun warga (RW). Instansi pemerintah dan swasta termasuk
kompleks perumahan pegawainya.
2. Perwakilan RI di luar negeri.
Tiap Gugus Depan berkewajiban untuk menerima kaum muda yang bertempat
tinggal di sekitar pangkalan Gudep tersebut, sehingga memungkinkan dibentuk Gugus
Depan lengkap. Dalam menerima anggota, Gugus Depan tidak boleh membedakan
suku, ras, golongan, dan agama.
Setiap anggota Gugus Depan harus memiliki nomor anggota yang dikeluarkan
oleh Kwartir Cabang dan hanya terdaftar sebagai anggota pada satu Gugus Depan.
Gugus Depan di dalam negeri dihimpun dalam Kwartir Ranting, yang masing-masing
meliputi suatu wilayah Kecamatan.
Setiap Gugus Depan menggunakan nomor yang diatur oleh Kwartir Cabang,
kecuali gugus depan yang ada di Perwakilan RI diatur oleh Kwartir Nasional. Gugus
Depan putra bernomor gasal, sedangkan Gugus Depan putri bernomor genap. Gudep
dapat menggunakan nama pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat,
nama tempat yang bersejarah, nama benda-benda di jagat raya, yang memiliki
keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat memotivasi kehidupan
gudepnya.
Nama Gugus Depan didaftarkan ke Kwarcab bersama-sama dengan
pendaftaran Gugus Depan tersebut untuk mendapatkan pengesahan dan nomor. Untuk
membentuk Gugus Depan maka;
1. Kepala Sekolah Dasar, mengadakan pertemuan dengan para guru, orangtua peserta
didik dan tokoh masyarakat setempat, untuk membicarakan atau memusyawarahkan
gagasan pembentukan Gugus Depan. Dalam pertemuan tersebut diundang wakil
dari Kwarran dan Kwarcab untuk memberi penjelasan seperlunya.
2. Unsur pokok dalam pembentukan gugus depan:
a. Calon peserta didik yang telah mendapat izin dari orangtuanya;
b. Orang dewasa yang sanggup menjadi Pembina;
c. Orang dewasa yang sanggup menjadi Mabigus;
d. Adanya fasilitas untuk penyelenggaraan pelatihan.
3. Untuk penyelenggaraan suatu Gugus Depan diperlukan adanya Majelis Pembimbing
Gugus Depan, disingkat Mabigus yang berkewajiban memberikan bimbingan,
bantuan dan konsultasi serta pengawasan yang meliputi: moril, organisatoris,
material, dan finansial.
4. Pertemuan pada poin a tersebut di atas merupakan musyawarah yang pertama
untuk memilih Ketua Mabigus dan Ketua Gudep dari unsur tokoh masyarakat, Kepala
sekolah dan Pembina Mahir.
5. Mabigus disusun oleh Ketua Mabigus bersama-sama Ketua Gudep, dengan susunan
organisasi sebagai berikut:
a. Ketua yang dipilih oleh musyawarah.
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
17
b. Wakil Ketua.
c. Sekretaris Ketua Gugus Depan.
d. Ketua Harian.
e. Beberapa orang anggota.
Pengurus di upayakan pria dan wanita dalam jumlah yang seimbang. Ketua Gudep
secara ex-officio menjadi anggota Mabigus.
6. Ketua Gugus Depan menyusun Pembina Satuan digudepnya.
Untuk langkah selanjutnya Ketua Gugus Depan dan para Pembina Satuan Pramuka
menghimpun dan mengelompokkan peserta didik dalam Perindukan Siaga, Pasukan
Penggalang sebagai Gugusdepan Persiapan.
Ketua Majelis Gugus Depan mengajukan permohonan pengesahan dari Kwartir
Cabang dengan melampirkan ;
a. Susunan Majelis Pembimbing
b. Susunan Pembina Gugus Depan
c. Daftar peserta didik golongan siaga dan penggalang
7. Gugus Depan persiapan yang telah mengadakan latihan mendaftarkan diri kepada
Kwarran dan Kwarcab untuk ditinjau dan dinilai kelayakannya sebagai Gugus Depan
(registrasi Gudep Persiapan).
8. Setelah dinilai layak memenuhi syarat (seletelah memiliki Surat Keputusan dari
Kwartir Cabang sebagai Gudep) maka dilakukan peresmian dalam suatu upacara
peresmian dengan mengundang orang tua calon peserta didik, tokoh masyarakat,
para pejabat pemerintah setempat, gudepserta Kwarran yang berdekatan.
Gugus Depan Persiapan yang telah diresmikan diberikan Nomor Gugus Depan dan
tanda pengesahan oleh Kwarcab atau Kwarnas.
B. Tujuan,Tugas Pokok, Fungsi, Sasaran dan Peran Gugus Depan
1. Tujuan
Gugus Depan di bentuk dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan
sumber daya kaum muda melalui kepramukaan agar menjadi warga negara yang
berkualitas, yang mampu memberikan sumbangan yang positif bagi kesejahteraan
dan kedamaian masyarakat baik lokal, nasional, maupun internasional.
2. Tugas Pokok
Sebagai organisasi terdepan dalam proses penyelenggaraan kepramukaan,
maka gugus depan mempunyai tugas pokok:
a. Menghimpun kaum muda untuk bergabung dalam Gerakan Pramuka.
b. Menyelenggarakan kepramukaan yang bersendikan Sistim Among, dengan
menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan untuk
mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
c. Memelihara kelangsungan pembinaan dan pengembangan kepramukaan.
d. Mengkoordinasikan kegiatan seluruh golongan pesertadidik.
e. Menyelenggarakan administrasi.
3. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut gudep mempunyai fungsi sebagai:
a. Wadah pembinaan kaum muda dalam kepramukaan
b. Tempat pengabdian anggota dewasa dalam memberikan dukungan bagi
pengembangan pribadi kaum muda.
c. Tempat pengelolaan administrasi, keuangan, sarana, dan prasarana kepramukaan
Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pengelolaan Gugus Depan
Yang Berpangkalan di Sekolah Dasar
18
4. Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran-sasaran yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:
a. Sasaran Gugusdepan
1) Melaksanakan visi dan misi Gugud Depan;
2) Merencanakan, melaksanakan program kegiatan pesertadidik sesuai
karakteristik kaum muda;
3) Menarik minat kaum muda untuk bergabung dan mempertahankan mereka
agar tetap bergabung di dalamnya;
4) Mengusahakan kemandirian;
5) Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan;
b. Sasaran Kepramukaan
Mempersiapkan kader bangsa yang:
1) Memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila;
2) Berdisiplin dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku tertib;
3) Sehat dan kuat mental, moral, dan fisiknya;
4) Memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai-nilai
kejuangan
yang diwariskan oleh para pejuang bangsa;
5) Berkemampuan untuk berkarya dengan semangat k