PEMAKNAAN LIRIK LAGU “PAPUA DALAM CINTA” (Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Papua Dalam Cinta” yang dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa).

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “PAPUA DALAM CINTA”
(Studi Semiologi Pemaknaan Lir ik Lagu “Papua Dalam Cinta”
yang dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa)

SK R I P SI
Diajukan untuk memenuhi sebagai per syaratan memperoleh Gelar Sar jana
pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :

LULUT NILOT PALASARI
NPM. 0843010073

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


PEMAKNAAN LIRIK LAGU “PAPUA DALAM CINTA”
(Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Papua Dalam Cinta” yang dipopuler kan
oleh Pay feat. Soa Soa)

Disusun oleh :
LULUT NILOT PALASARI
NPM. 0843010073

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

Dr s. Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 3 7000 94 0035 1

Mengetahui,
DEK AN


Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195507181983022001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “PAPUA DALAM CINTA”
(Studi Semiologi Pemaknaan Lir ik Lagu “Papua Dalam Cinta” yang
dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa)

Disusun Oleh :
LULUT NILOT PALASARI
NPM. 08 43010 073
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Pembanguan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 13 Juni 2012


Menyetujui,
PEMBIMBING UTAMA

Tim Penguji:
1. Ketua

Drs. Syaifuddin Zuhr i, M.Si
NPT. 370069400351

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 0036 1
2. Sekertaris

Dr s. Syaifuddin Zuhr i, M.Si
NPT. 370069400351
3. Anggota

DR. Catur Suratnoadji, M.Si
NPT. 3 6804 94 00281
Mengetahui,

DEKAN

Dr a. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195507181983022001
iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKS

LULUT NILOT PALASARI, PEMAKNAAN LIRIK LAGU “PAPUA
DALAM CINTA” (Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Papua Dalam Cinta”
yang dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan lirik lagu
“Papua Dalam Cinta” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa.
Penelitian ini menaruh perhatian pada pemaknaan lirik lagu “Papua Dalam Cinta”
yang diciptakan oleh Pay dan dipopulerkan oleh Pay featuring Soa-Soa. Penelitian
ini didasarkan pada kecintaan bangsa Indonesia terhadap keindahan alam dan
kekayaan alam Papua.

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Dalam penilitian
ini peneliti menggunakan pendekatan semiologi Roland Barthes atau semiotik
Saussure.
Hasil penelitian ini adalah lagu “Papua Dalam Cinta” berisi tentang
sebuah ajakan untuk menumbuhkan kecintaan bangsa Indonesia terhadap Papua
dan ajakan untuk selalu menjaga keindahan alam Papua.

ABSTRACT

LULUT NILOT PALASARI, THE LITERAL MEANING OF
“PAPUA DALAM CINTA” SONG LYRIC (Semiology Study of the Literal
Meaning of “Papua Dalam Cinta” Song Lyric brought by Pay feat. Soa-Soa)
The purpose of this study was to determine the meaning of the lyrics
to "Papua Dalam Cinta" which was created and popularized by the Pay feat. Soa
Soa. The research was concerned with the meaning of the lyrics to "Papua Dalam
Cinta" which was created by the Pay and popularized by the Pay-Soa Soa
featuring. The study was based on the love of the natural beauty of Indonesia and
Papua's natural wealth.
This study used a qualitative descriptive method. In this study
researchers used the approach of Roland Barthes semiology or semiotics of

Saussure.
The results of this study is the song "Papua Dalam Cinta" contains a
call to foster a love of Indonesia to Papua and call to always maintain the natural
beauty of Papua.
Kata kunci : pemaknaan, lirik, Papua Dalam Cinta, keindahan alam
xiv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI yang
berjudul “PEMAKNAAN LIRIK LAGU “PAPUA DALAM CINTA” (Studi
Semiologi Pemaknaan Lir ik Lagu “Papua Dalam Cinta” yang dipopulerkan
oleh Pay feat. Soa Soa).
Sekalipun penulis harus mengalami berbagai kesulitan, tetapi
bersyukur bahwa SKRIPSI ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis
menyadari bahwa di dalam penulisan ini banyak terdapat kekurangan.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Skripsi ini, diantaranya :
1.

ALLAH SWT untuk anugerah, hidayah, inspirasi serta tuntunan yang
senantiasa mengilhami penulis.

2.

Keluarga Tercinta, yang selalu menjadi tujuan utama penulis untuk selalu
melakukan yang terbaik. Bapak, Ibu, dan kakak-kakak saya yang telah
membantu dalam penulisan Skripsi ini baik secara moriil ataupun secara
materril.

3.

Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jatim.

4.


Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim dan selaku Dosen Pembimbing
iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Skripsi penulis. Terima kasih atas segala kontribusi Bapak terkait penulisan
Skripsi ini.
5.

Nico Pratama Putra yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini.

6.

Sahabat-sahabat luar biasa yang tak sekedar memotivasi hingga selesainya
Skripsi ini: Ajeng, Risca, Tata, Mas Sigit dan juga Ak.family at AK UPN
Radio.


7.

Cho Kyuhyun yang secara tidak langsung telah memberikan semangat untuk
saya dalam proses penyelesaian Skripsi ini.

8.

Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini,
untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Demikian Skripsi ini ditulis, penulis berharap semoga Skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi di masa yang akan datang. Penulis
menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna. Mohon Kritik dan sarannya .

Surabaya, Juni 2012

Lulut Nilot Palasari

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................

i

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI .............................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..............................................

iii

KATA PENGANTAR .................................................................................

iv


DAFTAR ISI ...............................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
ABSTRAKSI ............................................................................................... xiv

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1.

Latar Belakang ..............................................................................

1

1.2.

Perumusan Masalah ....................................................................... 14

1.3.

Tujuan Penelitian ........................................................................... 14

1.4.

Manfaat Penelitian ......................................................................... 15
1.4.1.

Manfaat Teoritis .............................................................. 15

1.4.2.

Manfaat Praktis ............................................................... 15

BAB II KAJ IAN PUSTAKA .................................................................... 16
2.1.

Landasan Teori .............................................................................. 16
2.1.1.

Musik .............................................................................. 16

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.2.

Lirik Lagu ....................................................................... 19

2.1.3.

Pengertian Cinta............................................................... 21

2.1.4.

Papua ............................................................................... 25

2.1.5.

Makna dan Pemaknaan..................................................... 28

2.1.6.

Teori-Teori Makna ........................................................... 30

2.1.7.

Semiotika dan Semiologi Komunikasi .............................. 32

2.1.8.

Semiologi Roland Barthes ................................................ 34
2.1.8.1. Kode Pembacaan ................................................. 40

2.2.

Kerangka Berfikir .......................................................................... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 45
3.1.

Metode Penelitian ........................................................................... 45

3.2.

Korpus Penelitian .......................................................................... 46

3.3.

Analisis Semiotik .......................................................................... 49

3.4.

Unit Analisis .................................................................................. 50

3.5.

Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 50

3.6.

Metode Analisis Data .................................................................... 51

3.7.

Teknis Analisis Data ...................................................................... 52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 53

4.1.

Gambaran Umum Obyek Penelitian ............................................. 53

4.2.

Penyajian Data dan Analisis Data ................................................ 55
4.2.1.

Penyajian Data.......................................................... 55

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2.

Pemaknaan Lirik Lagu “Papua Dalam Cinta” .......... 59

4.3.

Analisis dan Interpretasi Data ...................................................... 60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 141

5.1.

Kesimpulan ................................................................................. 141

5.2.

Saran ........................................................................................ 142

DAFTAR PUSTAKA

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Belakangan ini semakin banyak dijumpai berita-berita mengenai
masalah dan konflik-konflik di media massa, baik media cetak, media
elektronik, maupun media online di Indonesia ini. Satu contoh wilayah
yang sering menjadi sorotan media di Indonesia mengenai konflik yang
sering terjadi di daerahnya adalah Papua. Konflik yang terjadi di Papua ini
tidak hanya mengenai konflik ekonomi namun sudah menjalar ke
permasalahan konflik sosial, budaya dan politik. Masalah ini sudah ada
dari jaman dahulu kala, namun sampai sekarang masih belum ada jalan
keluar dan penyelesaiannya.
Sejarah Papua hampir dapat diidentikan dengan sejarah konflik
dan kekerasan. Bila merunut ke belakang, ketika terjadi perselisihan antara
Belanda dan Indonesia mengenai status politik Papua Barat saat itu,
masing-masing melakukan unjuk kekuatan. Dengan seruan Tri Komando
Rakyat (Trikora), militer Indonesia yang waktu itu berbasis di Aboina
(Maluku) terus dimobilisir sampai ke Papua. Sementara militer Belanda
telah menyiapkan diri untuk berkonfrontasi dengan militer Indonesia.
Ketegangan tersebut teratasi dengan diserahkannya Papua kepada
Indonesia lewat United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA)

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

(http://hankam.kompasiana.com/2011/11/01/kekerasan-di-papua-politisasidan-strukturasi/).
Mirisnya keadaan di Papua sekarang ini

membuat banyak

tanggapan yang bermacam-macam dari masyarakat. Ada yang mengecam
keras ada yang masih mengambil sisi positif dari hal tersebut. Para tokoh
masyarakat berlomba-lomba menyatakan opini dan pemikirannya nya
melalui berbagai media. Para musisi di Indonesia juga tidak mau kalah
untuk ikut berpartisipasi

menyampaikan pendapat mereka. Dan agar

masyakat dapat dengan mudah menerima pesan tersebut

para musisi

tersebut menuangkan pesannya dalam lagu-lagu yang mereka ciptakan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Little John mengenai
komunikasi. Komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna,
tanda-tanda adalah basis dari seluruh komunikasi (Little John dalam
Sobur, 2003 : 15). Manusia dengan perantara tanda-tanda dapat melakukan
komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal yang bisa dikomunikasikan di
dunia ini, termasuk juga melalui sebuah media dalam menyampaikan
pesannya, salah satunya adalah musik dan lagu.
Musik dan lagu merupakan salah satu kegiatan komunikasi,
karena di dalamnya terdapat proses penyampaian pesan dari pencipta lagu
tersebut kepada khalayak pendengarnya. Pesan yang terkandung dalam
sebuah lagu merupakan representasi dari pikiran atau perasaan dari
pencipta lagu sebagai orang yang mengirim pesan. Pesan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

disampaikan biasanya bersumber dari frame of reference (kerangka acuan)
dan field of experience (pengalaman).
Musik merupakan hasil budaya manusia yang menarik diantara
banya hasil budaya yang lain. Dikatakan menarik karena musik memegang
peranan yang sangat banyak di berbagai bidang. Seperti jika dilihat dari
psikologinya, musik kerap menjadi sarana kebutuhan manusia dalam
hasrat akan seni dan beraksi. Dari segi sosial musik dapat sebagai cermin
tatanan sosial yang ada dalam masyarakat saat musik tersebut diciptakan.
Musik dapat dikatakan sebagai bahasa universal, dapat juga diartikan
sebagai media ekspresi masyarakat, baik itu kalangan bawah hingga
lapisan yang paling atas. Tanpa disadari musik juga mempengaruhi
kehidupan sosial di dalam kehidupan masyarakat, sehingga musik banyak
tercipta dari tema yang cukup beraneka ragam mulai dari masalah
percintaan, kehidupan sehari-hari, seni budaya, agama, olahraga, mode
maupun sebagai alat kontrol sosial dan kritik terhadap salah satu pihak
seperti pemerintahan. Musik diartikan sebagai ungkapan perasaan yang
dituangkan dalam bentuk bunyi-bunyian atas suatu suara. Ungkapan yang
dikeluarkan melalui suara manusia disebut dengan vokal sedangkan
ungkapan yang dikeluarkan melalui bunyi alat musik disebut intrumental
(Subagyo, 2006:4).
Musik sendiri menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
memiliki makna bunyi-bunyian yang ditata enak dan rapi. Dari definisi di
atas dapat diketahui bahwa musik dapat menciptakan sebuah lagu. Sebuah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

lagu yang dinyanyikan biasanya terdiri dari komponen-komponen yang
saling melengkapi dan saling bergantung. Komponen tersebut antara lain
paduan alat musik dalam satu instrumen, suara vokal dan yang terakhir
adalah lirik lagunya itu sendiri. Instrumen dan kekuatan vokal penyanyi
adalah sebagai tubuh sedangkan lirik lagu adalah jiwa atau nyawa
penggambaran musik itu sendiri.
Musik dalam sebuah lagu adalah sebuah lirik yang diberikan
instrumental akor dan melodi, meskipun terlihat sederhana, namun proses
pembuatan sebuah lagu dibutuhkan keahlian menulis lirik lagu hingga
keahlian dalam berimajinasi menciptakan sebuah ide, meskipun dalam
prakteknya lirik tersebut berdasarkan pengalaman pribadi atau keadaan
sosial di dalam kehidupan bermasyarakat. Lirik lagu merupakan sebuah
komunikasi verbal yang memiliki sebuah makna pesan di dalamnya.
Sebuah lirik lagu bila tepat memilihnya bisa memiliki nilai yang sama
dengan ribuan kata atau peristiwa, juga secara individu maupun memikat
perhatian. Kekuatan lirik lagu adalah unsur yang sama penting bagi
keberhasilan bermusik, sebab pesan yang disampaikan oleh pencipta lagu
ternyata tidak berasal dari luar diri pencipta lagu tersebut, dalam artian
bahwa pesan tersebut bersumber pada pola pikir serta kerangka acuan
(frame of reference) dan pengalaman (field of experience) sebagai hasil
integrasi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Lirik lagu mungkin juga
menjadi sebuah sistem untuk mengukur tingkat kebutuhan masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Musik merupakan satu kesatuan dari nada, lirik, bahkan visual
(video klip) yang diciptakan berdasarkan perasaan pencipta musik tersebut
yang kemudian diterjemahkan ke dalam musik. Isi tanda musik dalam hal
ini adalah emosi yang dibangkitkan dalam diri pendengar, jadi apabila
seseorang menangkap sebuah musik yang berupa ungkapan yang diubah
menjadi sebuah nada dan lirik maka pendengar tersebut akan ikut
merasakan ungkapan terhadap perasaan-perasaan tersebut. Lirik lagu dapat
pula sebagai sarana sosialisasi dalam pelestarian terhadap suatu sikap atau
nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diaransir dan
diperdengarkan kepada masyarakat tanggung jawab yang besar atas
tersebar luasnya sebuah keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu
(Setianingsih, 2003:7-8).
Dapat dikatakan musik yang di dalamnya terdapat lirik sebuah
lagu adalah sebuah proses komunikasi, hal ini seperti diungkapkan Tubbs
and Moss dalam Human Communication : Proses komunikasi itu
sebenarnya mencangkup pengiriman pesan dari sistem syaraf ke sistem
syaraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan semua makna yang
sama dalam benak pengirim. Pesan verbal melakukan hal tersebut melalui
kata-kata yang merupakan unsur dari bahasa dan kata-kata, sudah jelas
merupakan sebuah simbol (Tubbs, 2001:72).
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi
ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok.
Komunikasi ekspresif tidak efektif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi
instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi). Perasaan
tersebut dikomunikasikan melalui pesan-pesan non verbal. Harus diakui
musik juga dapat mengekspresikan perasaan, kesadaran, dan bahkan
pandangan hidup (Mulyana, 2003:21).
Setiap kata mengandung makna, makna itu sudah ada yang jelas,
tetapi juga ada makna yang kabur. Setiap kata dapat saja mengandung
lebih dari satu makna. Dapat saja sebuah kata mengacu pada sesuatu yang
berbeda sesuai dengan lingkungan pemakainya. Hubungan makna tampak
pula jika dirangkaikan satu dengan yang lain sehingga akan terlihat makna
dalam pemakaian bahasa. Disinilah kedudukan lirik sangat berperan
karena mempunyai banyak makna, sehingga musik tidak hanya bunyi
suara belaka.
Musik juga memainkan peran dalam evolusi manusia, dibalik
perilaku dan tindakan manusia terdapat pikiran dan perkembangan diri
dipengaruhi oleh musik. Pemakaian bahasa pada sebuah karya seni
berbeda dengan penggunaan bahasa sehari-hari atau dalam kegiatan lain.
Musik berkaitan erat dengan setting sosial terhadap masyarakat tempat dia
berada, sehingga mengandung makna yang tersembunyi dan berbeda di
dalamnya.
Dalam hal ini representasi makna di dalam suatu musik dan lirik
lagu dapat mengandung arti yang bermacam-macam. Konsep representasi
bisa berubah-ubah. Selalu ada pemaknaan baru dan pandangan baru dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

konsep representasi yang sudah pernah ada. Karena makna sendiri juga
tidak pernah tetap, ia selalu berada dalam proses negoisasi dan disesuaikan
dengan situasi yang baru. Intinya adalah : makna akan inheren dalam suatu
dunia ini, ia selalu dikonstruksikan, diproduksi, lewat proses representasi.
Ia adalah hasil dari praktek pertandaan. Praktek yang membuat sesuatu hal
bermakna sesuatu (Juliastuti, 2000 : 1).
Menurut pendapat dari Soerjono Soekanto (Rahmawati, 2001:1)
bahwa musik berkaitan erat dengan setting awal sosial kemasyarakatan
dan gelaja khas akibat interaksi sosial dimana lirik lagu menjadi penunjang
dalam musik tersebut dalam menjembatani isu-isu sosial yang terjadi.
Sejalan dengan pendapat Soerjono Soekamto dalam Rahmawati
(2001:1) yang menyatakan :
“Musik berkaitan erat dengan setting sosial kemasyarakatan tempat
dia berada. Musik merupakan gejala khas yang dihasilkan akibat
adanya interaksi sosial, dimana dalam interaksi tersebut manusia
menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Disinilah kedudukan lirik
sangat berperan, sehingga dengan demikian musik tidak hanya
bersuara belaka, karena juga menyangkut perilaku manusia sebagai
individu maupun kelompok sosial dalam wadah pergaulan hidup
dengan wadah bahasa atau lirik sebagai penunjangnya.”

Berdasarkan kutipan di atas, sebagai lirik lagu dapat berkaitan pula dengan
situasi sosial dengan isu-isu sosial yang sedang berkembang di dalam
bangsa Indonesia.
Musik juga dapat digunakan sebagai media penyampaian suatu
pesan kepada masyarakat. Pesan yang disampaikan berbagai macam, mulai
pesan yang hanya bertujuan memperlihatkan akan kecintaan, kebencian,
nasionalisme, dan lain-lain sampai mengajak melakukan hal-hal yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

bersangkutan dengan kecintaan, kebencian, nasionalisme, dan lain-lain
tersebut. Salah satu contoh pesan yang disampaikan adalah pentingnya
kecintaan khususnya terhadap negara dan daerahnya sendiri. Menurut arti
di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “cinta” mempunyai arti selalu
teringat dan terpikir di dalam hati.
Dalam lirik lagu ini para generasi muda bangsa kita sudah
kekurangan akan nilai rasa kecintaan terhadap bangsanya, mereka sibuk
mencari hal-hal lain daripada bangsa dan wilayahnya, merusak dan
menelantarkan bangsanya, memandang rendah terhadap kebudayaannya,
bersikap acuh tak acuh terhadap saudara sebangsanya, dan asik dengan
budaya yang ada di luar sehingga melupakan akan bangsanya. Namun
beberapa musisi dan grup band di Indonesia berusaha menunjukkan
kepeduliannya terhadap bangsa Indonesia, sebagai contoh adalah Band
Coklat, Band Gigi, dan Iwan Fals. Mereka merupakan beberapan contoh
band dan musisi yang ada di Indonesia yang berani mengangkat tema rasa
cinta dan kepedulian terhadap bangsanya, selain itu ada juga Pay, seorang
musikus Indonesia yang juga anggota dari band BIP dan grup Soa Soa,
sebuah grup pendatang baru yang berasal dari Papua yang mengangkat
tema cinta terhadap bangsa dalam lagunya yang berjudul “Papua Dalam
Cinta”.
Karena keprihatinannya terhadap berbagai masalah di Papua, Pay
coba mengekspesikannya melalui sebuah lagu. "Gue rasa lebih tepat musik
Papua karena momuntumnya orang masih jarang berbicara tentang Papua.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Dan, di samping itu mau membangunkan mental warga Papua. Cuma kata
teman-teman yang asli dari sana, enggak terlalu gitu-gitu amat, tapi karena
beritanya begitu terus, gue dan teman-teman spontan aja buat lagu untuk
Papua," terang Pay ditemui usai tampil di Studio Dahsyat RCTI, Kebon
Jeruk,

Jakarta

Barat,

Sabtu

(18/2/2012)

(http://music.okezone.com/read/2012/02/18/386/578236/papua-dalamcinta-pay).
Lirik yang terdapat dalam lagu “Papua Dalam Cinta” ini
mencerminkan tentang kritik sosial terhadap beberapa konflik yang sering
terjadi di Papua belakangan ini dan pandangan masyarakat di Indonesia
yang seolah olah menganggap masyarakat Papua sebelah mata dengan kata
lain meremehkan. Konflik yang terjadi di Papua belakangan ini telah
membuat beberapa kerugian, tidak hanya kerugian materi namun kerugian
sosial sehingga terjadinya perpecahan. Menurut Guru Besar Universitas
Syiah Kuala mengatakan jika dicermati lebih jauh, konflik Papua
sesungguhnya begitu kompleks dan mencakup berbagai sektor kehidupan
masyarakat yang ada di Bumi Cenderawsih. Mulai dari persoalan sejarah,
politik,

ekonomi,

sosial

budaya,

dan

kesejahteraan

(http://berita.liputan6.com/read/348358/pengamat-konflik-papua-bukanpersoalan-separatis-semata).
Salah satu konflik yang sampai sekarang masih sering menjadi
sorotan media dan masyarakat adalah kasus Freeport. Kasus Freeport ini
telah mencuri perhatian khalayak selama bertahun-tahun akibat beberapa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

masalah yang ditimbulkannya, mulai kasus penjarahan kekayaan alam,
perusakan lingkungan, pemiskinan, sampai kasus kekerasan terhadap
warga pribumi di Papua. Sehingga dalam realitanya di Papua sudah
banyak terjadi perpecahan saudara dan diskriminasi sosial.
“Dulu kami tak pernah kekurangan, semuanya sudah disediakan
di alam. Untuk makan tinggal mengambil sagu, untuk lauk tinggal mencari
ikan atau berburu di hutan,” ungkap Gergorius Okoare, tokoh muda suku
Kamoro, Timika. Namun segalanya berubah ketika pendatang yang datang
dari peradaban lain begitu terobsesi untuk mengambil sebanyakbanyaknya dari dalam tanah mereka. Konflik dalam pemanfaatan sumber
daya alam pun mulai mengemuka (Kompas, 2007:32-33). Keadaan
diperparah oleh konflik-konflik bersenjata yang kian mengental : konflik
antar suku, serta konflik antara masyarakat adat dan Freeport, terus terjadi
di sekitar areal konsensi tambang mereka. Salah satunya adalah insiden
pada Februari 2006 yang lalu (Kompas, 2007:35).
Operasi

perusahaan

tambang

tembaga

dan

emas Freeport McMoran telah berlangsung setengah abad

dan

kontrak karyanya sudah beberapa kali diperpanjang. Kerugian dan
kerusakan yang diakibatkannya telah melahirkan berbagai protes dan
perlawanan

yang

ditindas

keras

aparat

keamanan

Indonesia

(http://suaraperempuanpapua.org/index.php?option=com_content&view=a
rticle&id=546:dari-konflik-laten-ke-konfliklanjutan&catid=7:buku&Itemid=43).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Sebagai contoh perpecahan saudara yang terjadi di Papua adalah
perang suku yang terjadi di Kampung Muara Distrik Karubaga, Kabupaten
Tolikara, Papua. Bentrok di kampung Karubaga ini dipicu masalah
keluarga

(http://news.okezone.com/read/2010/07/13/340/352661/perang-

suku-pecah-di-papua-4-orang-tewas). Tidak hanya itu, konflik perang
antar saudara di Papua juga terjadi di wilayah Kabupaten Puncak dan
Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Ketua BEM Papua menyebut tiga tokoh
kunci yang menurutnya adalah pemicu konflik. Tiga tokoh itu adalah
Lukas Enembe, Elvis Tabuni dan Simon Alom. Konflik ini disebabkan
karena adanya penembakan dan perang suku yang menyebabkan puluhan
nyawa warga melayang (http://politik.kompasiana.com/2012/02/05/tigatokoh-pemicu-konflik-papua/).
Papua juga masih mengalami diskriminasi bahkan oleh negara.
Menurut penyataan Paskalis Kossay, anggota DPR RI dari daerah
pemilihan Provinsi Papua, menyatakan bahwa segala bentuk pernyataan
elite Jakarta selama ini hanyalah wacana di atas kertas, karena pada
kenyataannya

Papua

masih

mengalami

proses

diskriminasi

dan

peminggiran. Ia mengatakan itu di Jakarta, Selasa (16/8/2011), merespons
pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang antara lain
mengatakan, membangun Papua harus dilakukan dengan hati. “Tetapi
faktanya, Papua didiskriminasi oleh negara. Terbukti, (Undang Undang)
Otonomi Khusus (Otsus) diobrak-abrik terus oleh pemerintah pusat,”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

ujarnya menandaskan (http://www.surya.co.id/2011/08/16/papua-masihalami-diskriminasi).
Bagi masyarakat Papua hal ini memang dirasakan sangat
mengganggu dan meresahkan. Seperti layaknya manusia mereka juga
menginginkan keadaan wilayahnya yang tentram, aman, dan nyaman.
Kerinduan semua elemen masyarakat akan kedamaian, ketenangan dan
ketentaraman hidup di Kota Jayapura, diharapkan menjadi satu
pemahaman bersama semua unsur masyarakat

Kota Jayapura yang

pluralitas. Keprihatinan itu diungkapkan berbagai unsur masyarakat di
Kota Jayapura yang diwakili para Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama
Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik serta perwakilan Paguyuban yang
ada di Kota Jayapura. Ungkapan Keprihatinan itu disampaikan kepada
Wali Kota dan Muspida dalam suatu pertemuan khusus “Cofee Morning”,
Kamis (18/8/2011) di Kantor Wali Kota Jayapura. Keprihatinan,
sehubungan dengan situasi Keamanan di Kota Jayapura, tepatnya di
Kampung Nafri dan sekitarya yang mengakibatkan timbulnya rasa tidak
nyaman dimasyarakat Kota Jayapura yang pluralitas. Banyak masukan
diberikan para Tokoh Agama kepada Wali Kota, pun sebaliknya, masukan
diberikan unsur masyarakat Paguyuban dan Pemuda, agar Pemerintah
Kota Jayapura segera mengambil langkah langkah dan bertindak
menetralisir keadaan dengan memberikan rasa nyaman kepada semua
masyarakat

(http://www.bintangpapua.com/headline/13748-semua-

elemen-merindukan-kedamaian-di-kota-jayapura).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Dapat dikatakan bahwa masyarakat Papua disini sebenarnya telah
merindukan kebebasannya tersebut. Karenanya banyak aksi perlawanan
dan perjuangan masyarakat Papua untuk mewujudkan kebebasan di
wilayahnya. Namun mereka seolah berjuang untuk perdamaian tersebut
seorang diri dan bahkan ada dari beberapa lapisan masyarakat yang
menganggap sepele hal tersebut. Pemerintah seolah acuh tak acuh terhadap
keadaan ini sehingga dari tahun ke tahun masih saja tidak ada titik cerah
dari masalah yang dialami masyarakat Papua ini.
Dari beberapa fenomena di atas maka peneliti melihat bahwa lagu
yang dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa yang berjudul “Papua Dalam
Cinta” ini menarik untuk direpresentasikan atau diteliti. Oleh karena itulah
dalam penelitian ini peneliti menaruh perhatian mengenai konflik dan
masalah-masalah yang terjadi di Papua yang telah mengakibatkan
perpecahan, kerusakan alam, dan konflik-konflik sosial lainnya. Peneliti
meneliti lagu ini karena lagu ini adalah sebuah bentuk pesan yang
diberikan untuk masyarakat agar masyarakat kembali bersatu dan
mencintai Papua yang tercinta ini.
Dalam penilitian ini peneliti menggunakan pendekatan semiologi
Roland Barthes atau semiotik Saussure. Dimana lebih lengkapnya
saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan
pemilahan significant (penanda) dan signifie (petanda). Significant adalah
bunyi yang bermakna (aspek material), yakni apa yang dari ditulis atau
dibaca. Signifie adalah gambaran mental yakni pikiran atau konsep (aspek

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

mental) dari bahasa. (Barthes, 1985:382 dalam Kurniawan, 2001:14) dan
Roland Barthes yang menekankan kepada text.
Lebih ringkasnya peneliti disini meneliti tentang suatu sistem
tanda, salah satunya bagaimana Pay feat. Soa Soa membuat lagu tersebut
dengan memberi makna pada lagu tersebut dan seperti apa Pay feat. Soa
Soa mereferensikan fenomena ke dalam sistem tanda komunikasi berupa
lirik lagu.
Penelitian tentang suatu sistem penilitian ini secara khusus untuk
mengetahui bagaimana pemaknaan dalam lirik lagu “Papua Dalam Cinta”
yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa dan berdasarkan
latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah studi
semiologi untuk mengetahui pemaknaan dalam lirik lagu “Papua Dalam
Cinta” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
“Bagaimana pemaknaan lirik lagu “Papua Dalam Cinta” yang dibawakan
oleh Pay feat. Soa Soa ?”

1.3

Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini dilakukan dengan untuk mengetahui pemaknaan lirik lagu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

“Papua Dalam Cinta” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh Pay feat. Soa
Soa.

1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1

Manfaat Teor itis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan pada perkembangan serta pendalaman pribadi studi
komunikasi dengan menganalisis semiotika dalam lirik lagu “Papua
Dalam Cinta” dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan
serta

menambah

referensi

perpustakaan

khususnya

ilmu

komunikasi kepada peneliti lain.

1.4.2

Manfaat Praktis
Membantu

pembaca

dan

penikmat

musik

dalam

memahami apa maksud dari lirik lagu “Papua Dalam Cinta”
sehingga pesan yang terdapat dalam lagu tersebut dapat diterima
dengan baik, dan dapat membuat masyarakat lebih mengenal Papua
lebih dalam lagi sehingga menimbulkan simpati dan rasa cinta dan
sebagai sarana persuasif bagi masyarakat agar dapat menambah
rasa cinta terhadap Papua demi bangsa Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teor i
2.1.1.

Musik
Musik adalah suatu suara atau bunyi-bunyian yang diatur
menjadi satu yang menarik dan menyenangkan. Dengan kata lain
musik dikenal sebagai sesuatu yang terdiri dari atas nada dan ritme
yang mengalun secara teratur. Musik juga memainkan peran dalam
evolusi manusia, dibalik tindakan dan perilaku manusia terdapat
pikiran dan perkembangan, ini dipengaruhi oleh musik. Seni musik
merupakan salah satu seni untuk menyampaikan ekspresi. Ekspresi
yang disampaikan sekarang ini bukan hanya mengandung unsur
keindahan seperti tema-tema percintaan, namun belakangan ini
banyak tercipta tema-tema yang berisi permasalahan sosial dan
realitas yang ada pada masyarakat.
Musik dapat tercipta karena didorong oleh kondisi sosial,
politik, dan ekonomi masyarakat, musik adalah cermin masyarakat,
musik juga diilhami oleh perilaku masyarakat, dan sebaliknya
perilaku umum masyarakat dapat terilhami oleh musik tertentu.
Perilaku umum masyarakat dapat berupa permasalahan sosial,
peristiwa monumental, kebutuhan dan tuntutan bersama, kritikan

16
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

ataupun harapan yang diidamkan (Rachmawati dalam Ayuningtyas,
2006:9).
Sistem tanda musik adalah oditif, namun untuk mencapai
pendengarannya, pengubahan musik dalam mempersembahkan
kreasinya dengan perantara pemain musik dalam bentuk sistem
tanda tertulis. Bagi Semiotikus musik, adanya tanda-tanda
perantara, yakni musik yang dicatat dalam partitur orkestranya. Hal
ini sangat memudahkan dalam menganalisis karya musik dengan
teks. Itulah sebabnya mengapa penelitian musik terarah pada
sintakis.
Meski demikian, tidak ada semiotika tanpa semantik. Jadi,
juga tidak ada semiotik musik tanpa semantik musik. Semantik
musik, bisa dikatakan harus senantiasa membuktikan hak
kehadirannya (Van Zoest, 1993:120-121).
Salah satu hal terpenting dalam sebuah musik adalah lirik
lagu. Sebagaimana bahasa dapat menjadi sarana atau media
komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang ada pada
masyarakat. Lirik lagu dapat pula menjadi sarana untuk sosialisasi
dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu,
ketika sebuah lirik lagu mulai diaransir dan diperdengarkan kepada
khalayak, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu.
Dapat dikatakan bahwa musik merupakan bagian dari
suatu budaya manusia, tidak terpisahkan selama hidup manusia,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

dari lahir hingga akhir hayat, musik juga menyentuh segala lapisan
sosial masyarakat dari bawah hingga atas.
Mantle Hood, seorang pelopor Ethnomusicology dari USA
memberikan defini tentang Ethnomusicology sebagai studi musik
dari segi sosial dan kebuadayaan (Bandem, 1981:41). Musik itu
dipelajari melalui peraturan tertentu yang dihubungkan dengan
bentuk kesenian lainnya termasuk bahasa, falsafah, dan agama
(Sobur, 2003:148).
Dalam

sebuah

tulisannya

ihwal

perkembangan

ethnomusicology ini, I Made Bandem (1981:41) menuturkan :
Kendati ethnomusicology itu umurnya kurang dari seratus
tahun, namun uraian tentang musik eksotik sudah dijumpai
jauh sebelumnya. Uraian-uraian tersebut ditulis oleh para
penjelajah dunia, utusan-utusan agama, orang-orang yang
suka berziarah dan para ahli filologi. Pengenalan musik Asia
di dunia Barat semula dilakukan oleh Marcopolo musik Cina
oleh de Halde (1735), dan J.M. Amiot (1779), serta musik
Arab oleh Andres (1787).
Musik pop adalah merupakan suatu bagian yang
terpenting di sekian banyak cabang seni pertunjukkan. Musik ini
digandrungi oleh setiap lapisan masyarakat. Di dalam musik ini
merupakan sebuah rasa nasionalisme yang sangat berpengaruh
pada bangsanya.
Musik juga dapat dengan mudah masuk ke berbagai
lapisan masyarakat, baik menengah ke atas ataupun menengah ke
bawah, tua maupun muda, kaya maupun miskin. Dapat dikatakan
bahwa musik adalah bahasa universal. Karena itu Pay sebagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

pencipta dan penyanyi ini memilih musik sebagai media
penyampaian pesannya tentang kedamaian kepada khalayak. Hal
ini agar pesan mengenai perdamaian yang ingin disampaikannya
mudah masuk dan diterima oleh masyarakat sehingga pesan
tersebut

menjadi

sarana

persuasi

agar

masyarakat

dapat

menciptakan perdamaian tersebut.

2.1.2.

Lir ik Lagu
Perkembangan lirik lagu di Indonesia sudah mulai muncul
sejak setelah merebut kemerdekaan. Pada paruhan pertama
dasawarsa 1950-an. Pada waktu itu masih dilakukan yang
dinamakan “musikalisasi syair” yaitu menggarap komposisikomposisi lagu terhadap puisi-puisi yang terlebih dahulu diciptakan
oleh penyair terpandang (Rachmawati, 2000:42).
Lirik lagu dalam musik yang sebagaimana bahasa, dapat
menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan
realitas sosial yang beredar dalam masyarakat. Lirik lagu dapat
pula digunakan sebagai sarana untuk sosialisasi dan pelestarian
terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik
diaransir dan diperdengarkan kepada khalayak yang mempunyai
tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah keyakinan,
nilai-nilai bahkan prasangka tertentu (Setianingsih, 2003:7-8).
Suatu lirik lagu dapat menggambarkan realitas sosial yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

menggambarkan nasionalisme, sebagai wujud cinta tanah air
terhadap bangsa dan negara.
Musik berkaitan erat dengan setting sosial kemasyarakatan
tempat dia berada. Musik merupakan gejala khas yang dihasilkan
akibat adanya interaksi sosial, dimana dalam interaksi tersebut
manusia menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Disinilah
kedudukan lirik sangat berperan, sehingga dengan demikian musik
tidak hanya bunyi suara belaka, karena juga menyangkut perilaku
manusia sebagai individu maupun kelompok sosial dalam wadah
pergaulan hidup dengan wadah bahasa atau lirik sebagai
penunjangnya.
Penelitian lirik lagu merupakan penelitian makna isi pesan
dalam lirik lagu tersebut. Dimana lirik lagu merupakan suatu
produk yang salah satu sumbernya adalah situasi sosial. Dimana
lirik lagu di dalamnya, kemudian merefleksikan dalam sistem tanda
berupa lirik lagu. Maka, dapat dikatakan bahwa lirik lagu “Papua
Dalam Cinta” milik Pay feat Soa-Soa merupakan proses
komunikasi yang mewakili seni karena terdapat pesan yang
terkandung dalam simbol lirik lagu tersebut yang sengaja
digunakan oleh komunikator sebagai pencipta lagu untuk
disampaikan kepada komunikan dengan bahasanya tentang suatu
rasa nasionalisme bangsa Indonesia terhadap bangsanya sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Namun dalam hal ini bahasa verbal yang berupa kata-kata yang
tertuang dalam teks lirik lagu.
Dalam lirik lagu “Papua Dalam Cinta” ini terdapat
kalimat-kalimat persuasif yang menyatakan ajakan bagi masyarakat
untuk menjaga dan mewujudkan rasa cinta tanah air tersebut. Pay
sendiri menuliskan kalimat-kalimat tersebut dengan latar belakang
situasi sosial yang tengah terjadi di Indonesia, yaitu konflik-konflik
di Papua itu sendiri yang mengakibatkan perpecahan dan kerusuhan
sehingga dibutuhkan suatu penyampaian pesan untuk menjaga dan
mewujudkan rasa cinta tanah air tersebut. Jadi dalam penulisan
suatu lirik lagu haruslah mengandung sebuah pesan dan makna
yang jelas agar pesan yang ingin disampaikan melalui lirik lagu
tersebut dapat diterima, diikuti, dan dilakukan.

2.1.3.

Penger tian Cinta
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat
dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan
sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan
kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan
aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu,
menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun
yang diinginkan objek tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan
pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk.
Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan
semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan,
pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan
generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian
abad ke 21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu.
Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan
seperti berikut:
1.

Perasaan terhadap keluarga

2.

Perasaan terhadap teman-teman, atau philia

3.

Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara

4.

Perasaan yang hanya merupakan kemahuan, keinginan hawa
nafsu atau cinta eros

5.

Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape

6.

Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut
narsisisme

7.

Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu

8.

Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme

9.

Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme
Penggunaan istilah cinta dalam masyarakat Indonesia dan

Malaysia lebih dipengaruhi perkataan love dalam bahasa Inggris.
Love digunakan dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

agape dan storge. Namun demikian perkataan-perkataan yang lebih
sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan seperti
berikut:
1.

Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan
hawa nafsu, eros

2.

Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan
keluarga, philia

3.

Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan,
agape

4.

Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme,
nasionalisme dan narsisme, storge
Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi

yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk
mewujudkan cinta kasih, yaitu perasaan, pengenalan, tanggung
jawab, perhatian, saling menghormati.
Untuk menunjukkan cinta kepada Indonesia dan Papua ini
dapat diwujudkan dalam hal yang beragam. Misalnya, dengan tidak
melakukan kekerasan, melakukan hal-hal yang menyebabkan
peperangan, menghormati hak orang lain, menciptakan keadaan
yang aman dan tentram, tidak merusak lingkungan, dll. Keadaan ini
dapat diciptakan bila pada masing-masing individu benar-benar
memiliki tekad yang kuat untuk menciptakan dan menumbuhkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

rasa cinta tersebut tentunya disesuaikan dengan kemampuan,
kondisi, dan keahlian.
Keadaan yang tidak stabil dalam kelompok sosial terjadi
karena konflik antara individu-individu dalam kelompok tersebut
atau karena adanya konflik antara bagian-bagian kelompok tersebut
sebagai akibat tidak adanya keseimbangan antara kekuatankekuatan di dalam kelompok itu sendiri. Ada bagian atau
segolongan dalam kelompok itu yang ingin merebut kekuasaan
dengan mengorbankan golongan lainnya; ada kepentingan yang
tidak seimbang, sehingga timbul ketidak-adilan; ada pula
perbedaan faham tentang cara-cara memenuhi tujuan kelompok
tersebut dan lain sebagainya; kesemuanya itu mengakibatkan
perpecahan di dalam kelompok tadi, sehingga timbullah perubahan
dalam struktrunya. Tercapainya keadaan stabil tersebut sedikit
banyak juga tergantung pada faktor kepemimpinan dan ideologi
yang dengan berubahnya struktur, mungkin juga mengalami
perubahan-perubahan (Soekanto, 1982:157).
Jadi suatu konflik atau masalah dan perebutan kekuasaan
di dalam suatu kelompok masyarakat bukanlah suatu keadaan yang
didasari oleh tanpa sebab. Hal ini merupakan usaha manusia untuk
mendapatkan nilai-nilai dirinya di masyarakat yang ditunjukkan
melalui simbol-simbol atau atribut di atas. Namun, sebaiknya usaha
untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut tidak harus mengakibatkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

suatu konflik atau perpecahan apalagi sampai terjadinya kekerasan.
Hal ini dapat didapatkan dengan didasari oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kecintaan kita terhadap bangsa
dan negara serta kecintaan kita terhadap sesama umat manusia.

2.1.4

Papua
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang
terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur
West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan
negara Papua Nugini atau East New Guinea.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua
bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama
oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), gerakan separatis yang
ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara
sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah
ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea
atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal
sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973.
Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada
saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang
tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No.
21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada tahun 2003,
disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan
Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah
Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan
bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun
kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi
wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Sejarah Papua tidak bisa dilepaskan dari masa lalu
Indonesia. Papua adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara
Australia dan merupakan bagian dari wilayah timur Indonesia.
Sebagian besar daratan Papua masih berupa hutan belantara. Papua
merupakan pulau terbesar ke-dua di dunia setelah Greenland.
Sekitar 47% wilayah pulau Papua merupakan bagian dari
Indonesia, yaitu yang dikenal sebagai Netherland New Guinea,
Irian Barat, West Irian, serta Irian Jaya, dan akhir-akhir ini dikenal
sebagai Papua. Sebagian lainnya dari wilayah pulau ini adalah
wilayah negara Papua New Guinea (Papua Nugini), yaitu bekas
koloni Inggris. Populasi penduduk diantara
sebetulnya

memiliki

kekerabatan

etnis,

kedua negara

namun

kemudian

dipisahkan oleh sebuah garis perbatasan.
Pulau Papua banyak mengandung bahan galian golongan
A, B, dan C seperti Emas, Perak, Tembaga, Aluminium, Batu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

kapur, Gamping, Uranium, dll. Dan juga dengan adanya
tumbukkan lempeng ini sehingga mengangkat banyak fosil makluk
hidup yang berupa Minyak, Gas Bumi dan Batubara. Selain itu,
pulau Papua memiliki Hutan Tropis yang sangat lebat karena
berada pada jal

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “PAPUA DALAM CINTA” (Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Papua Dalam Cinta” yang dipopulerkan oleh Pay feat. Soa Soa).

1 51 154

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “MOBIL BERGOYANG” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Lirik Lagu “Mobil Bergoyang” yang Dipopulerkan oleh Lia MJ feat Asep Rumpi).

0 31 88

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “MOBIL BERGOYANG” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Lirik Lagu “Mobil Bergoyang” yang Dipopulerkan oleh Lia MJ feat Asep Rumpi).

1 3 87

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SELAMANYA INDONESIA”(Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” yang dipopulerkan oleh 21st Night).

0 6 95

Pemaknaan Lirik Lagu “ Drama Keadilan “ (Studi Semiologi Terhadap Pemaknaan Lirik lagu “Drama Keadilan Yang Dipopulerkan Oleh Saykoji”).

3 13 117

PEMAKNAAN LIRIK LAGU”JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA”(Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu”Jangan Bilang Siapa-siapa” yang dipopulerkan oleh aura Kasih feat.Aliya Sachi.

0 9 80

Pemaknaan Lirik Lagu “ Drama Keadilan “ (Studi Semiologi Terhadap Pemaknaan Lirik lagu “Drama Keadilan Yang Dipopulerkan Oleh Saykoji”)

0 0 19

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “SELAMANYA INDONESIA”(Studi Semiologi Pemaknaan Lirik Lagu “Selamanya Indonesia” yang dipopulerkan oleh 21st Night)

0 0 23

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “MOBIL BERGOYANG” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Lirik Lagu “Mobil Bergoyang” yang Dipopulerkan oleh Lia MJ feat Asep Rumpi)

0 0 18

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “MOBIL BERGOYANG” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Lirik Lagu “Mobil Bergoyang” yang Dipopulerkan oleh Lia MJ feat Asep Rumpi)

0 1 19