Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan T1 352008601 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pangan adalah kebutuhan dasar kehidupan manusia. Tanpa pangan bisa di

pastikan sejarah kita sebagai bangsa, bahkan sejarah umat manusia akan berakhir.
Oleh sebab itu, pangan ditetapkan sebagai hak asasi manusia, sebagaimana tertuang
dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dalam pasal 25.1 bahwa setiap orang
berhak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
keluarganya termasuk pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta
jaminan social yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur,
sakit, cacat, janda, usia tua atau kurangnya mata pencaharian yang lain dalam
keadaan diluar kontrol dirinya.
Namun pada kenyataannya, persoalan kekurangan pangan masih menjadi
permasalahan klasik yang kerap dihadapi masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kondisi fisik tanah yang keras dan berbatu, rendahnya curah hujan serta serangan
hama merupakan faktor-faktor pembatas dari tidak optimalnya produksi usaha
pertanian masyarakat. Hal itu menjadi semakin penting di persoalkan seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk, yang berarti meningkatkan konsumsi (Lasa, 2009 :

7). Lasa bahkan mencatat sejak 60-an tahun lalu sudah menyatakan kekuatirannya
berkaitan dengan permasalahan pangan di Nusa Tenggara Timur. Nusa Tenggara
Timur merupakan salah satu Provinsi termiskin di Indonesia dengan sekitar 30%
penduduknya hidup dibawah garis kemiskinan ini disebabkan pengelolaan sumber
daya alam yang tidak tepat atau kurangnya pengetahuan dan teknologi, sehingga
menjadikan Propinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu propinsi termiskin di
Indonesia dengan Mayoritas penduduk di NTT (80%) tinggal di daerah pedesaan dan
mata pencaharian mereka sangat tergantung pada pertanian dan pada umumnya
derajat kesehatan masyarakat di NTT umumnya buruk. (Muslimatun, 2009 : 6).
Produksi pangan masyarakat pada umumnya mengalami penurunan,hal ini
dapat kita lihat pada produksi padi yang menurun tiap tahun, misalnya pada tahun
2008 produksi padi mencapai 590,052 ton pada tahun 2009 Produksi padi menurun
menjadi 381’056 ton ini mengakibatkan penurunan produksi penghasilan pertanian di
1

Nusa Tenggara Timur dan khususnya Kabupaten Timor Tengah Selatan. (Sumber
Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi Nusa Tenggara Timur 2010).
Produksi pertanian yang menurun tersebut di atas akan berpengaruh negatif pada
ketahanan pangan masyarakat. Ketahanan pangan yang rendah berdampak terjadinya
rawan pangan dan berpeluang gizi buruk. Seperti halnya di Provinsi NTT tahun 2011,

berdasarkan berita harian Kupang-Kompas 28 Juni 2011 bahwa terdapat 94 desa
beresiko tinggi rawan pangan, 122 desa beresiko sedang dan 194 desa beresiko rawan
pangan karena 87. 757 ha lahan pertanian gagal tanam dan lebih banyak dialami oleh
penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan jumlah 106 Desa. (KupangKompas 28 Juni 2011)
Salah satu faktor pendukung meningkatnya pangan masyarakat ialah jaringan
irigasi. Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang di perlukan
untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian dan penggunaannya. (Fuad Bustomi, 1999. Sistem Irigasi ). Secara Hirarki
jaringan irigasi di bagi menjadi jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan utama
meliputi bangunan saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringa tersier
terdiri dari bagunan dan saluran yang berada dalam petak tersier. Satu kesatuan
wilayah yang mendapatkan air dari satu jaringan irigasi di sebut daerah irigasi. (Fuad
Bustomi, 1999).
Desa Linamnutu terdiri dari tiga dusun, yaitu: Oetaman, Hasunuf, dan
Linamnutu. Sebagaimana sering terjadi, terbentuknya dusun berdasarkan daerah yang
letak geografisnya terpisah secara alami (Bebbington et al. 2006) Linamnutu
merupakan salah satu desa di Kab. Timor Tengah Selatan yang mengalami masalah
pada pangan. Berkaitan dengan irigasi, persoalan bukan pada ketersediaan sumber air,
melainkan berkaitan dengan pengelolaan jaringan irigasi.
Sistem irigasi di Desa Linamnutu dikelola oleh Petugas Pengelola dan

Pembagian Air (P3A). Arus air di kendalikan oleh pintu air manual. Hanya P3A yang
berwenang membuka dan menutup pintu air tersebut. Lahan pertanian masyarakat di
desa Linamnutu sangat bergantung pada air irigasi yang mengairi lahan pertanian
mereka. Lahan sawah irigasi umumnya diolah dengan menggunakan traktor,
sedangkan lahan sawah non irigasi diolah dengan api dan cangkul misalnya menebas
atau membakar.

2

Manajemen air irigasi yang tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan
masyarakat kurang puas terhadap akses mereka untuk memperoleh air irigasi. Dari
beberapa penelitian menunjukkan bahwa, Petani merasa bingung dengan peran dan
tanggung jawab Petugas Pengelolaan dan pembagian Air (P3A). P3A sendiri dalam
beberapa hal memiliki ketrampilan yang tidak memadai untuk mengatur aliran air dan
juga tidak mendistribusikan air secara merata ke lahan pertanian.

Pusat Studi

Kawasan Timur Indonesia (PSKTI) memperoleh data dari petani yang di wawancarai
tentang isu pangan, yang berkaitan dengan puas tidaknya warga terhadap sistem

irigasi, memperoleh temuan hanya (50%) yang puas dengan sistem pengelolaan
irigasi tersebut. (EIFI Technical Report 2010).
Masyarakat yang memiliki lahan basah mungkin tidak puas dengan akses
mereka terhadap air irigasi. Hal ini disebabkan oleh kemampuan teknis yang rendah
atau sifat pilih kasih dari P3A di beberapa blok dalam pembagian air irigasi ke lahan
pertanian, walaupun ada juga beberapa petani yang senang dengan kinerja P3A.
Disini dapat kita lihat pola kekuasaan petugas dalam pengelolaan jaringan air irigasi
mengenai pembagian air ke lahan pertanian yang menyebabkan kepuasan dari petani
pemakai air dan ketidak puasan dari petani lainnya.
Masyarakat desa Linamnutu sebagian besar adalah suku timor dan
sebagiannya dari suku Flores, Rote, dan Sabu. Para pendatang umumnya menempati
wilayah linamnutu karena memeliki usaha pertanian dan memiliki lahan, bagi yang
tidak memiliki lahan mereka mengelola lahan saudara atau lahan pertanian
masyarakat lain, sehingga para masyarakat petani pendatang mulai menetap di desa
Linamnutu. Persoalan relasi kekuasaan pada lahan dan jaringan irigasi mulai muncul
akibat para masyarakat petani pendatang mulai mengambil alih lahan pertanian
masyarakat pribumi yang didapat dengan cara membeli, relasi kekuasaan mulai
dibangun antara petani pendatang dan petugas dan sebaliknya antara petani pribumi
(asal timor) dan petugas untuk melancarkan air pada lahan pertanian mereka.
Kekuasaan yang diberikan pada petugas pengelola jaringan irigasi dalam

membuka pintu air utama jaringan irigasi yang bersifat manual kadang disalah
gunakan demi kepentingan kelompok dan aktor misalnya (keluarga P3A), teman, atau
yang membayar petugas dibelakang agar lahan pertanian mereka mendapat suplai air
yang baik.
3

Persoalan-persoalan yang dijelaskan di atas, yakni bagaimana relasi kekuasaan
dari kelompok dan aktor yang terdapat dalam masyarakat, pada kenyataannya sangat
menentukan pembagian air. Dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti mengenai
relasi kekuasaan dalam pengelolaan jaringan irigasi.

Pemahaman terhadap relasi

kekuasaan, diharapkan akan dapat memberi masukan bagaimana pengelolaan jaringan
irigasi yang lebih baik, yang dengan demikian akan membantu masyarakat petani
keluar dari masalah kekurangan pangan dan air pada lahan pertanian.
1.2.

Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang sudah dipaparkan, dalam hal ini penulis

mencoba merumuskan rumusan masalah yang akan menjadi fokus penulisan,
yaitu:
1. Bagaimana Profil irigasi dalam membentuk struktur usaha tani di

desa

linamnutu.?
2. Bagaimana relasi kekuasaan antar Kelompok dan Aktor

dalam pengelolaan

jaringan irigasi di desa Linamnutu, kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa
Tenggara Timur.?
1.3.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Mendiskripsikan profil irigasi dalam membentuk struktur usaha tani di desa
Linamnutu.
2. Mendeskripsikan relasi kekuasaan antar Kelompok dan Aktor dalam pengelolaan

jaringan irigasi di desa Linamnutu, kabupaten Timor Tenah Selatan, Nusa
Tenggara Timur.

1.4.

Manfaat Penelitian
Dalam penulisan ini di harapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat
sebagai berikut:
Manfaat praktis:

4

Dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi penulis dan masyarakat
petani pemakai air di desa Linamnutu dalam memahami permasalahan sosial yang di
hadapi masyarakat dalam kasus kekurangan pangan.
Manfaat Teoritis:
Dapat menberikan pendapat atau sumbangan terhadap teori Sosiologi dalam
menyikapi permasalahan relasi kekuasaan dalam pengelolaan jaringan irigasi. Selain
itu penulisan ini juga diharapkan mampu memperkaya kajian-kajian pengelolaan
irigasi dan pandangan terhadap relasi kekuasaan di Indonesia.


5

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan T1 352008601 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan T1 352008601 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan T1 352008601 BAB V

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan T1 352008601 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Penyebab Kematian Maternal di Kabupaten Timor Tengah Selatan

0 0 15

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Adat Sifon di Desa Oinlasi Kecamatan Amanatun Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan: Suatu Studi Kasus

0 0 1

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemilikan Tanah Pertanian Absentee di Desa Paslaten Kabupaten Minahasa Selatan T1 BAB I

0 0 18

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Yuridis terhadap Potensi Masalah dalam Pengelolaan Dana Desa T1 BAB I

0 0 23