Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Redaktur dan Wartawan di Harian Suara Merdeka T1 362012008 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan

menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa
(Romli: 2009: 100). 1Kegiatan jurnalistik yang merupakan bagian dalam komunikasi
massa memerlukan sebuah badan ataupun institusi untuk menaungi dan melindungi
para jurnalis. Untuk itu diperlukan sebuah badan media massa yang tentunya dapat
lebih mengorganisir para jurnalis dengan lebih baik. Selain itu diperlukan pula tujuan
yang sama agar dapat dicapai secara bersama dalam sebuah struktur organisasi.
Dengan kata lain media massa bisa dilihat sebagai sebuah sistem organisasi.
Saat ini media massa konvensional sedang dihadapkan dengan persaingan,
baik dari sesama media konvensional maupun dari media elektronik, seperti televisi
dan media baru yaitu online. Sejak dihapuskannya SIUPP (Surat Ijin Penerbitan Pers)
oleh pemerintah kemunculan media konvensional di Indonesia semakin berkembang
pesat. Pemerintah memberikan kebebasan untuk menerbitkan koran, majalah atau
tabloid dengan bebas tanpa adanya pemberedelan. Perkembangan yang pesat ini

secara tidak langsung menumbuhkan bentuk industri yang semakin ketat dan berujung
pada persaingan. Pesatnya perkembangan media konvensional secara kuantitas jika
tidak disertai peningkatan kualitas dan profesionalisme pengelolalnya akan gugur atau
kata lainnya mengalami gulung tikar. Adanya persaingan antar sesama media
bukanlah hal yang tabu dalam dunia pers. Dengan adanya persaingan itu pihak-pihak
yang terlibat dalam dunia pers ditantang untuk menghasilkan produk terbaik.
Sehingga saat media itu berani untuk berdiri maka media itu pun harus berani untuk
menghadapi persaingan. Hal yang melekat pada pers adalah berita, maka peningkatan
kualitas berita sangat menentukan kualitas surat kabar. Surat kabar harus mampu
menyajikan berita-berita yang disukai oleh pembaca namun tetap mempertahankan
ciri khas media itu sendiri.

1

http://www.academia.edu/8930190/Interaksi_Redaktur_dengan_Wartawan_Rubrik_Komunikasi_Bisnis_dalam
_Newsroom_Harian_Malang_Post

1

Sebuah media massa, dalam hal ini surat kabar kegiatan jurnalistiknya tidak

lepas dari peran redaktur dan wartawan. Berita yang baik ditentukan dari informasi
yang mereka dapatkan serta suntingan yang tepat dari redaktur yang sekaligus
bertugas sebagai editor. 2Seperti yang dikatakan Gans dalam penelitian Christian
Jimmy (Christian: 2014: 1) bahwa membuat berita yang baik bukan berasal dari
wartawan ataupun redakturnya, melainkan proses dan rutinitas, dimana semua bagian
(redaktur dan wartawan) terlibat untuk membuat berita. Untuk menjaga mutu produk
berita pada media konvensional biasanya sebelum aktivitas jurnalistik dilakukan
terlebih dahulu diadakan perencanaan untuk berita yang akan diterbitkan. Perencanaan
tersebut diawali dengan rapat harian, biasanya dipimpin oleh Pemimpin Redaksi.
Melalui perencanaan berita diperoleh term of references (TOR) berita yang diserahkan
ke masing-masing bagian3. Hal ini dilakukan agar produk berita yang digali dan
diperoleh sesuai dengan tujuan atau perencanaan term of references (TOR). Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Pemimpin Redaksi Suara Merdeka4 bahwa produk koran
sekarang itu terdapat persaingan antar media satu dengan media lain, sehingga
membutuhkan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang “berbeda” itu harus direncanakan,
digali, dan di-create. Adanya persaingan antar media tanpa adanya modal
perencanaan tidak mungkin dapat bersaing dan perencanaan dibuat untuk menjaga
agar mutu berita yang didapat bisa sesuai tujuan.
Redaktur bidang yang membawahi wartawan akan memberikan perencanaan
langsung kepada wartawan untuk menjaga agar berita yang didapat sesuai yang

direncanakan. Namun pada pelaksanaannya seringkali melenceng apa yang dilakukan
dan didapat oleh wartawan yang terjun ke lapangan dengan perencanaan berita yang
sudah direncanakan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Pemimpin Redaksi Suara
Merdeka5 bahwa dalam pelaksanaan pencarian berita seringkali tujuan dan
pelaksanaan itu melenceng, sering tidak maksimal, sering kurang sehingga redaktur
kurang berkenan pada hasil berita yang diperoleh wartawan. Redaktur memberikan
instruksi kepada wartawan kemudian wartawan menerima masukan dari redaktur

2

http://www.academia.edu/8930190/Interaksi_Redaktur_dengan_Wartawan_Rubrik_Komunikasi_Bisnis_dalam
_Newsroom_Harian_Malang_Post.
3
Masing-masing bagian : koordinator liputan, redaktur pelaksana, redaktur bidang, wartawan.
4
Hasil Wawancara dengan Pak Amir Machmud NS selaku Pemimpin Redaksi Harian Suara Merdeka, pada
Jumat, 16 Oktober 2015.
5
Hasil Wawancara dengan Pak Amir Machmud NS selaku Pemimpin Redaksi Harian Suara Merdeka, pada
Jumat, 16 Oktober 2015.


2

untuk melaksanakan peliputan berita. Bagaimana pelaksanaan wartawan selaku orang
terjun langsung ke lapangan agar membawa produk berita sesuai tujuan. Dalam
praktiknya wartawan seringkali mengalami permasalahan di lapangan dalam proses
pencarian berita. Permasalahan terkait narasumber misalnya kesibukan narasumber,
narasumber tidak bersedia ditemui atau memberikan informasi, narasumber datang
terlambat saat janjian dengan wartawan sementara wartawan dikejar waktu deadline
dari kantor bahkan narasumber pasif dan tidak kompeten untuk diwawancarai.
Seringkali pula yang terjadi meskipun wartawan tidak paham terhadap perencanaan
dan arahan dari redaktur, wartawan tersebut tidak mengkomunikasikan kepada
redaktur. Dalam melakukan proses pencarian informasi sangat mungkin fakta yang
ditemui oleh wartawan di lapangan tidak sesuai dengan perencanaan.
Perencanaan suatu media biasanya juga berkaitan dengan agenda setting di
suatu media. Meskipun tidak semua pemberitaan di suatu media membutuhkan
agenda setting. Peliputan berita yang melalui perencanaan matang di rapat redaksi dan
yang diberi latar agenda setting sama-sama membutuhkan term of references (TOR),
sehingga selalu membutuhkan mekanisme pengawalan untuk mendapatkan hasil
maksimal sesuai dengan yang direncanakan. Dalam hal ini Pemimpin Redaksi Suara

Merdeka6 memberikan pernyataan bahwa wartawan

harus paham betul terhadap

perencanaan berita sehingga penggalian berita dari narasumber atau fakta di lapangan
bisa fokus dan terarah. Pengaruh perencanaan terhadap pemberitaan jelas besar,
karena akan terkait dengan performa kebijakan pemberitaan tentang isu-isu atau
dinamika berita tertentu. Dengan perencanaan, akan menjadi jelas bagaimana sikap
media terhadap isu-isu publik, apakah berpihak atau tidak. Jika pemberitaan tidak
sesuai dengan perencanaan maka media tersebut dianggap gagal "menyampaikan
sikap" melalui pemberitaan.
Bagian terpenting dari media massa adalah sumber daya manusianya yakni
orang-orang yang bekerja di redaksi tersebut. Bagian terpenting dari koran adalah
beritanya. Tercapainya tujuan dan keberhasilan koran memberikan menyajikan beritaberita yang unggul merupakan tanggung jawab orang-orang yang bekerja di redaksi.
Rangkaian aktivitas komunikasi yang dimulai dari perencanaan kemudian diteruskan
kepada wartawan hingga penulisan berita semuanya membutuhkan komunikasi yang
6

Hasil Wawancara dengan Pak Amir Machmud NS selaku Pemimpin Redaksi Harian Suara Merdeka, pada
Jumat, 16 Oktober 2015.


3

intens antara wartawan dengan pihak yang memberikan penugasan liputan.
Komunikasi yang intens tersebut ditujukan agar yang memberikan penugasan liputan
bisa mengarahkan wartawan di lapangan sehingga berita yang diperoleh wartawan
bisa sesuai dengan perencanaan. Ketika wartawan telah memperoleh berita, dilakukan
juga proses lainnya untuk menguji kelayakan berita. Koran harus lebih
memperhatikan dan mempertimbangkan bahasa, akurasi, dan kebenaran tulisan
beritanya agar tidak terjadi salah cetak (Junaedhi:226-227). Redaktur akan menilai
kelayakan berita bahkan membahas nilai berita dari setiap berita yang diperoleh.
Rangkaian aktivitas mulai dari perencanaan berita, penugasan liputan hingga
pengujian kelayakan berita menjadi suatu bagian dari strategi pemberitaan.
Dalam menghadapi persaingan seperti ini, komunikasi baik dalam redaksi
maupun luar redaksi perlu dibangun dan diperkuat. Kelancaran komunikasi antara
redaktur dan wartawan akan mempengaruhi efektifitas kerja. Adanya timbal balik
dalam komunikasi merupakan cara yang efektif agar tujuan perencanaan bisa tercapai.
Komunikasi tersebut bisa berupa diskusi selama proses perencanaan berita, pencarian
berita di lapangan hingga proses penentuan layak muat berita. Komunikasi yang
intens perlu diterapkan khususnya selama aktivitas pencarian berita. Komunikasi

menjadi hal penting ketika redaktur memberikan penugasan liputan kepada wartawan
untuk dikerjakan dengan baik. Melalui komunikasi yang dibangun diharapkan
perencanaan dapat terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan redaksi.
Hubungan antara setiap orang-orang yang ada di redaksi harus terjalin dengan
baik dalam suatu media massa agar situasi lingkungan kerja menjadi kondusif.
Keberadaan situasi yang kondusif dalam lingkungan kerja dapat memicu suasana
yang harmonis antara atasan dengan bawahan. Komunikasi menjadi faktor penting
untuk kelancaran dalam menjalankan roda organisasi di suatu media massa. Tanpa
dibangunnya pola komunikasi yang intens dan terarah maka akan sulit untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Inilah mengapa perencanaan untuk produk berita dan komunikasi antara
redaktur dan wartawan menjadi sangat penting. Perencanaan bisa tercapai karena
adanya alur komunikasi yang lancar dan sinkronisasi antara redaktur dengan
wartawan. Berita membutuhkan perencanaan agar bisa bersaing dan terjaga mutunya.
Maka untuk mengawal perencanaan tersebut menjadi tugas wartawan selaku pihak
4

yang terjun langsung ke lapangan dengan redaktur selaku pemberi instruksi dan
penyunting berita. Dapat dikatakan pula wartawan dan redaktur merupakan pihak
yang paling banyak bekerja untuk menghasilkan produk berita. Wartawan tidak

diperkenankan semaunya dalam hal memperoleh berita maka itu wartawan harus
memahami perencanaan yang diberikan redaktur. Redaktur kemudian akan bertindak
secara kritis melihat berita yang diperoleh wartawan sehingga nanti redaktur akan
menilai mana berita yang layak terbit dan mana yang tidak layak terbit. Redaktur
memiliki porsi yang lebih besar dibanding wartawan karena kekuatan berita terletak
pada redaktur. Ketika terdapat kekurangan dari berita yang ditulis wartawan, redaktur
bisa menjadi editor bahasa serta meluruskan framing dan setting. Rangkaian aktivitas
komunikasi yang terjadi antara redaktur dengan wartawan sangat berfungsi untuk
mengawal perencanaan agar produk berita bisa tercapai sesuai tujuan. Alur
komunikasi yang terarah dapat membantu memajukan aktifitas, pencapaian visi misi
serta kegiatan yang terjadi dalam suatu kelompok, organisasi maupun perusahaan.
Mengutip pernyataan dari penelitian Vidya Ayunita, dalam memproduksi
materi pemberitaan yang berkualitas, menurut Fink (1998:136), yakni kekuatan dan
daya tarik sebuah media konvensional dimata pembaca adalah terletak pada berita dan
informasi yang disajikan terlebih dahulu melalui proses yang terdiri dari tahapan yang
telah dipersiapkan dan menjadi tanggungjawab bidang redaksional. Dalam
perencanaan berita saat rapat harian redaksi memang tidak hanya wartawan dan
redaktur yang terlibat. Perencanaan ini melibatkan satu tim yang dipimpin oleh
Pemimpin Redaksi. Saat proses di lapangan dan pengolahan berita untuk dicetak ke
koran redaktur dan wartawan lah yang banyak berperan. Jadi dalam hal ini harus ada

interaksi yang sinkron antara wartawan dengan redaktur untuk memperoleh produk
berita sesuai perencanaan sehingga bisa terarah dan fokus.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pola komunikasi redaktur dan wartawan untuk mengawal
perencanaan produk berita di Harian Suara Merdeka. Bagaimana rangkaian mobilisasi
pengawal perencanaan oleh bagian redaksi di Suara Merdeka hingga bisa
menghasilkan berita yang layak muat. Penulis memilih media massa konvensional
harian Suara Merdeka sebagai tempat untuk melaksanakan penelitian. 7Suara Merdeka
7

download.portalgaruda.org/article.php

5

dipilih karena merupakan koran tertua yang sudah berdiri sejak 64 tahun silam dan
sekaligus merupakan PT. terbesar dengan market leader yang menguasai pasar Jawa
Tengah. Harian Suara Merdeka pun lebih terorganisir dalam melakukan rapat harian,
dimulai dari rapat perencanaan berita hingga rapat untuk persebaran berita. Rapat
perencanaan yang begitu rinci mengagendakan tugas-tugas liputan Berdasarkan
penjabaran di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan atau pola

komunikasi yang terjadi antara redaktur dengan wartawan pada surat kabar Suara
Merdeka. Dalam penelitian ini nantinya akan mendeskripsikan secara jelas mengenai
interaksi yang terjadi antara redaktur dan wartawan di surat kabar Suara Merdeka
dalam mengawal produk berita sesuai perencanaan setiap harinya. Penulis membuat
batasan agar penelitian fokus dan tidak melebar serta mendukung efektivitas dan
efisiensi waktu penelitian.

1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana pola komunikasi yang diterapkan oleh redaktur dan wartawan di
harian Suara Merdeka untuk mengawal perencanaan produk berita sehingga berita
yang dihasilkan dan disajikan sesuai dengan yang telah direncanakan?

1.3

Tujuan Penelitian
Mengetahui pola komunikasi yang diterapkan oleh redaktur dan wartawan di
harian Suara Merdeka untuk mengawal perencanaan produk berita sehingga berita
yang dihasilkan dan disajikan sesuai dengan yang direncanakan.


1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
a) Manfaat praktis dari penelitian ini diharapakan dapat menjadi rujukan
bagi media konvensional khususnya interaksi antara redaktur dengan
wartawan dalam menentukan produk berita setiap harinya agar bisa
menghasilkan produk berita sesuai perencanaan.
b) Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi manfaat demi
kemajuan pemberitaan bagi media massa konvensional lainnya.

6

1.4.2 Manfaat Teoritis
a) Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pendidikan bagi ilmu komunikasi khususnya komunikasi
organisasi serta penerapan Teori Jaringan.
b) Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada bidang ilmu
jurnalistik khususnya tentang interaksi redaktur dan wartawan dalam
sebuah media konvensional, yang dalam penelitian ini dikhususkan
pada Harian Suara Merdeka, Semarang.
c) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang
belajar ilmu jurnalistik, baik mahasiswa di Universitas Kristen Satya
Wacana atau mahasiswa di universitas lainnya.

1.5

Konsep dan Batasan Penelitian
Penelitian berjudul ”Pola Komunikasi Redaktur dan Wartawan di Harian
Suara Merdeka” ini menggunakan beberapa konsep yang dijadikan acuan sebagai
kerangka analisis, yaitu:
a) Pola komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang
atau lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan cara yang tepat sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Pola komunikasi juga memiliki
pengertian suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa unsur dimana unsur
yang satu dengan unsur yang lain berhubungan untuk saling mendukung,
saling menopang, saling mengukuhkan dan saling menjelaskan. Pola
komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran informasi formal dan saluran
komunikasi informal.
b) Redaktur. Menurut KBBI redaktur adalah orang yang menangani bidang
redaksi. Redaktur, lazim juga disebut sebagai editor, adalah orang yang
melakukan penyuntingan (editing) dan juga melengkapi naskah-naskah berita
yang ditulis oleh wartawan atau reporter. Redaktur umumnya berasal dari
wartawan lapangan yang dalam karirnya kemudian naik menjadi redaktur
muda, madya dan kemudian redaktur kepala atau redaktur bidang, yakni yang
membawahi bidang tertentu (seperti politik, pertahanan keamanan, ekonomi,
perkotaan, hukum kriminal, olahraga) atau halaman tertentu di media
konvensional.
7

c) Wartawan. Menurut KBBI wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari
dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan
televisi; juru warta; jurnalis.
d) Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjukpetunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana
direncanakan.
e) Berita adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa atau
kejadian aktual yang menarik perhatian orang banyak.
f) Media konvensional (media cetak) adalah suatu alat yang digunakan sebagai
perantara untuk menginformasikan suatu hal atau masalah kepada masyarakat
dalam bentuk cetak.

8