PENGARUH PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI : Kajian Deskriptif Analitik pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2002.
Pengaruh Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
Pendidikan dan Latihan Pegawai
Terhadap Kinerja Pegawai
Kajian Deskriptif Analitik
pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2002
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
dalam Program Studi Administrasi Pendidikan
**2±*t
Oleh:
DEDEN HERMAWAN
NIM : 009633
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
V
TIM PEMBIMBING
PROF. DR. H. TB. ABINJS¥AMSUDIN MAKMUN, MA
PEMBIMBING I
PROF. DR. H. MOHAMMAD IDOCHI ANWAR, M.Pd
PEMBIMBING II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan
Program P/astasarjana
Universitas Penldiqikan Indonesia
PROF. DR. H. TB. A
ISUDDIN MAKMUN, MA
ABSTRAK
Pengaruh Perencanaan, Pelaksanaan
The Influences of Planning,
Executing and Evaluating of
Education and Training to The
dan Evaluasi Pendidikan dan Latihan
terhadap Kinerja Pegawai
Government Official Performances
(Kajian DeskriptifAnalitik Pada Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Anggaran
(A Study ofAnalytic Descriptive
at The Head Office ofDirectorate General
Tahun 2002)
ofBudget on 200)
Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analisis dengan lokasi
penelitian di Kantor Pusat DJA Jakarta.
Dengan populasi penelitian berjumlah
163 orang, jumlah sampel yang diambil
secara proporsional sebanyak 60 % (98
orang). Data dikumpulkan melalui studi
kepustakaan dan lapangan. Pengolahan
dan analisis data, dengan memberikan
skor pada jawaban angket dengan skala
likert ke dalam sebuah garis kontinum.
Untuk memperoleh tingkat hubungan
This research was an analysis
descriptive model, and it would take a
research location in the Head Office of
Directorate General of Budget Jakarta.
The whole numbers of population are
163 peoples and the samples are 98
peoples (60%). The library study,
observation and questioner are the
instruments of data collection.
analysis and data processing would be
done with scoring by scale of likert into
antara variabel Xj. X2 dan X? dengan Y j
adalah dengan rumus Korelasi Product.
Then
j
a line of continuum.
The formula of product moment
correlation was an instrument to get a
Ilasilnya dapat diketahui bahwa correlation level between research
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
variables.
These results
were
the
diklat berada pada daerah baik. Tingkat correlation level of Xi to Y (r xiy) was
korelasi antara X| dengan Y (rxiy) = 0,639. 0.639; X2 to Y (r x2y) was 0.621; and
X2 dengan Y (rx2y) = 0,621 dan antara X3 X3 to Y (r x3y) was 0,696; then XL X2. j
dengan Y (r^y) = 0,696, sedangkan and X3 to Y (r xy) were 0,754. It means
antara variabel Xt, X2 dan X3 secara
that these results were correlation of all
bersama-sama terhadap Y(rxv)=0,754. variables positive and real were strong.
Berdasarkan uji hipotesis, diketahui According to the hypothetical test, it
bahwa ketiganya memiliki nilai t hitung > 1 shows that all of the results have value
tahci
yang berarti Ho ditolak dan H<
of t ,esl > t labio. It means that Ho was j
diterima artinya terdapat hubungan yang refused and HI was accepted.
signifikan, positif dan nyata diantara
Thus the conclusion that education
variabel tersebut dengan tingkat keeratan
and training management in the Head
j kuat.
of Directorate General of Budget
Office
I Dapat disimpulkan bahwa perencawas
managed
effectively and it
| naan, pelaksanaan dan ealuasi diklat di
! Kantor Pusat DJA sudah berjalan dengan influences to increase government
i baik, sehingga pengaruhnya signifikan official performances are significant.
I terhadap peningkatan kinerja pegawai.
However, there were some weaknesses,
! Namun masih ada beberapa kekurangan which may decrease the motivation of
j dan disarankan diantisipasi secara dini study and job performance, if such the
were
not
anticipated
j karena bisa menimbulnya kekecewaan problems
! dan berakibat penurunan minat belajar accurately.
I dan turunnya kinerja pegawai.
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan
pada hakekatnya ialah untuk mencapai tujuan nasional Indonesia sebagaimana yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yaitu untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional tersebut
diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Abdi Negara dan Abdi
Masyarakat yang profesional, bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya
guna, berhasil guna, bersih, bermulu tinggi dan menyadari tanggung jawabnya untuk
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan di dalam negara hukuin
yang demokratis.
Sebagai Abdi Negara, berarti bahwa seorang PNS harus selalu melaksanakan
tugas-tugas negara dan mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan. Sedangkan sebagai Abdi Masyarakat, mengandung pengertian
bahwa dalam melaksanakan tugasnya, seorang PNS harus tetap berusaha melayani
kepentingan masyarakat dan memperlancar segala urusan anggota masyarakat.
Untuk mewujudkan PNS yang demikian ltu, maka Pemerintah membentuk
suatu undang-undang yang mengatur kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan
Pegawai Negeri, yaitu Undang undang (UU) nomor 43 tahun 1999 tentang Pokokpokok Kepegawaian, yang dilengkapi dengan berbagai ketentuan operasional
lainnya.
Dengan meningkatnya daya kritis serta tuntutan masyarakat yang berbarengan
dengan menggelindingnya era reformasi hingga sekarang ini, kinerja Aparatur
Negara sedang dan akan terus menjadi sorotan masyarakat, mereka akan dengan
cepat dan mudah merespon segala sesuatu yang dilakukannya. Aparatur Negara tidak
bisa lagi bertindak dan bersikap sekehendaknya tanpa memperhatikan kepentingan
masyarakat sehingga mereka akan terus dituntut untuk meningkatkan pelayanannya
baik secara kuantitas maupun kualitasnya.
Karena adanya tantangan-tantangan baru untuk meningkatkan pelayanan
publik baik kualitas maupun kuantitasnya, dimana sudah tidak bisa dipungkiri lagi
dalam organisasi
pemerintah terdapat perbedaan tingkat kemampuan dan
pengetahuan yang cukup mencolok yang dimiliki aparatnya, dibandingkan dengan
sumber daya manusia pada organisasi swasta, maka merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi pemenntah untuk meiakukan peningkatan dan pengembangan
kemampuan, pengetahuan serta keterampilan sumber daya manusianya, sehingga
diharapkan akan bisa menghasilkan aparatur yang memiliki tingkat kompetensi yang
kompetitif dan komparatif dengan sektor swasta, bahkan lebih jauh dengan sumber
daya manusia negara-negara lain.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menciptakan kondisi sumber daya
Aparatur Negara seperti di atas, maka diperlukan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
PNS (Diklat PNS) secara terarah, terpadu dan berkesinambungan yang mengarah
pada terciptanya :
a. Peningkatan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan tanah air;
b. Peningkatan kompetensi teknis, manajerial dan/atau kepemimpinannya ;
c. Peningkatan efisiensi, efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugas yang
dilakukan dengan semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai dengan
lingkungan kerja dan organisasinya.
Pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah instrumen untuk mencerdaskan
manusia, dimana value (nilai), attitude (sikap), dan maturity (kedewasaan) ditumbuh
kembangkan melalui proses pembelajaran. Sehingga, misi pendidikan sering disebut
dengan pembebasan dari kemiskinan, kebodohan, dan eksploitasi. Esensi pendidikan
adalah learning (belajar), setiap manusia hidup mengalami proses belajar. Begitu
pula di dalam suatu organisasi, posisi dan peranan diklat pegawai sangat strategis
dalam meningkatkan kualitas pegawai. Konsekuensi dan semua itu adalah jika suatu
organisasi berupaya untuk terus mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan
pegawainya maka itu semua akan memberikan kontribusi positif terhadap
peningkatan kinerja SDM-nya yang diwujudkan dalam perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik dan tingginya tingkat produktivitas kerja pegawai.
Mencermati berbagai
konsekuensi
logis dari era globalisasi, dimana
akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika tuntutan,
perubahan dan peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat begitu tinggi, maka di
sinilah pentingnya fungsi dan peran diklat pegawai sebagai pilar utama dalam
mengantisipasi dan memenuhi berbagai tuntutan tersebut sehingga diharapkan
mampu menciptakan SDM organisasi yang terdin dari individu yang kompetitif,
mandiri. dan bertanggung jawab {fully human=msan kamil). Dellor, et a! (1996).
dalam
laporannya
ke UNESCO,
mengajukan rumusan tentang empat pilar
pendidikan tersebut. yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan
learning to live together and harmomzelx'.:
4
1. Learning to know, belajar untuk mengetahui pendidikan umum, dengan
mendalami berbagai bidang studi, tennasuk di dalamnya learning how to
learn. Dalam konsep Islam, ilmu dapat berarti "cahaya" (al-'ilmu nuurun)
hal ini berarti juga bahwa dengan mengetahui, memahami, dan menguasai
ilmu pengetahuan, maka kita bisa melihat, mendengar dan merasakan segala
sesuatu dengan terang dan jelas. Kita bisa memilih dan memilah mana yang
baik mana yang buruk. Dengan demikian ilmu pengetahuan merupakan
pijakan utama dan mendasar yang harus dikuasai oleh setiap manusia agar
bisa tumbuh dan berkembang ke arah kemajuan yang hanya dapat diperoleh
melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan, sistematis dan menyeluruh.
Belajar dimaksudkan agar peserta didik memiliki pengetahuan baru dan
terjadinya perubahan sikap dari tidak tahu tentang sesuatu menjadi tahu atau
lebih tahu. Sehingga dapat mewujudkan prinsip belajar sepanjang hayat.
2. Learning to do, belajar untuk dapat bekerja dan bekerjasama dalam team,
serta belajar untuk menghadapi berbagai situasi yang sering tidak terduga.
Setelah kita mengetahui, memahami dan menguasai ilmu pengetahuan,
tentunya akan sangat bermanfaat apabila ilmu tersebut dapat diaplikasikan
dalam kehidupan nyata (empiri), dalam arti perkembangan dan kemajuan
manusia hanya dapat dicapai apabila ilmu tersebut diterapkan secara tepat
dan benar dalam menghadapi dan memecahkan berbagai persoalan hidup
dalam kehidupan ini.
Dalam sebuah hadits Rosulullah SAW bersabda "hidupnya manusia
karena 'ilmu dan hidupnya suatu 'ilmu karena diamalkan (hayatul insan bil
'ihni, hayatul 'ilmi bH'amal)". Bahkan Allah SWT di dalam Al-Qufan
dengan jelas mengancam dengan murka - Nya kepada manusia yang pandai
5
mengatakan sesuatu (memerintah kebaikan dan melarang kemunkaran) tetapi
dia sendiri tidak melaksanakannya. Oleh karena itu yang harus diciptakan
dalain
proses
pembelajaran
adalah
bagaimana
peserta
didik
dapat
mengetahui, memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang dibarengi
dengan kemampuan dan kemauan yang tinggi untuk dapat mengamalkannya
secara proporsional, dan profesional agar perkembangan dan kemajuan
penkehidupan manusia dapat dicapai secara optimal.
3. Learning to be, berupa kemandirian dm judgement yang dikombinasi dengan
personal responsibility untuk mencapai tujuan bersama. Proses pembelajaran
yang dilaksanakan harus bisa membuahkan sesuatu, yaitu yang mampu
membenkan dampak positif (outcome) bagi peserta didik dan lingkungannya
serta mampu memberikan nilai tambah dan potensi dalam mengembangkan
peserta didik agar mampu berkreasi dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup
individunya
dan
masyarakat.
Proses
pendidikan
merupakan
serangkaian kegiatan untuk merubah sikap dan perilaku seseorang, ke arah
yang lebih baik dibandingkan ketika ia belum mengikuti pendidikan.
Sehingga melalui
proses
tersebut,
peserta didik
diharapkan
mampu
menghasilkan sesuatu (outcome) yang bermanfaat bagi keperluan hidupnya,
masyarakat dan lingkungannya.
4. Learning to live together and harmonizely, berupa pemahaman dan apresiasi
tentang orang lain serta sejarah, tradisi, dan nilai-nilai agamanya. Setelah
peserta
didik
mampu
mengetahui,
memahami
dan
menguasai
ilmu
pengetahuan yang diimplementasikan dalam kehidupan nyata, serta melalui
ilmunya tersebut mereka mampu memberikan pengaruh dan dampak yang
positif bagi dirinya dan
lingkungannya. maka kegiatan pembelajaran
6
selanjutnya diharapkan mampu menciptakan suasana dan kondisi individu
dan lingkungan yang kondusif untuk dapat hidup bersama secara hannonis,
aman, tenteram dan seimbang antara manusia dengan Penciptanya, individu
yang satu dengan individu lainnya dan antara manusia dengan alam
lingkungannya. Sehingga penguasaan ilmu pengetahuan yang diperoleh
melalui proses belajar tersebut bertujuan untuk menambah kemampuan
manusia dalam
berkompetisi yang sehat di kalangannya, memenuhi
kebutuhan hidupnya, meningkatkan kesejahteraan dan menjaga kelestarian
serta keseimbangan alam dan lingkungannya.
Bagi suatu organisasi pemerintah, keempat pilar pendidikan tersebut juga
merupakan tujuan dan sasaran diklat pegawai sebagaimana tersebut di atas, yang
pada akhirnya diharapkan bisa berpengaruh terhadap terciptanya budaya kerja secara
lebih baik. Pada dasarnya operasionalisasi budaya kerja yang baik dicerminkan
dalam bentuk disiplin kerja yang tinggi serta diwujudkan dalam bentuk hasil kerja
yang tinggi baik kualitas maupun kuantitasnya. Ukuran dari hasil kerja yang efektif
tersebut dapat dilihat dari : (1) penggarapan hasil kerja yang tepat dan lancar, ; (2)
berkurang atau tidak adanya keluhan terhadap hasil kerja dari
pihak yang
menggunakannya yaitu satuan kerja, organisasi lainnya atau masyarakat yang
menerima pelayanan. Budaya kerja itu sendiri menurut Waskito Reksosoedirdjo dkk
(1993:154) ialah:
Upaya yang dilaksanakan untuk mendorong terwujudnya sikap aparatur agar
dalam menjalankan fungsinya sebagai abdi negara sekaligus abdi masyarakat
berlangsung secara seimbang dan nyata, khususnya melalui satuan organisasi pada
tingkat yang terkecil.
Untuk mewujudkan kondisi pegawai yang memiliki budaya kerja yang baik
sebagaimana tersebut di atas, maka disinilah pentingnya fungsi dan peranan dari unit
7
organisasi yang bertugas untuk mengelola program diklat pegawai mulai dari
kegiatan merencanakan, pelaksanaannya hingga kegiatan evaluasi baik evaluasi
terhadap program diklat itu sendiri maupun terhadap hasil-hasil yang telah
dicapainya. Sehingga kondisi pegawai sebagaimana di atas sebagai dampak program
diklat bisa tercapai secara optimal.
Bertitik tolak dari uraian diatas, maka peneliti memfokuskan penelitian pada
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Diklat (sebagai variabel bebas atau variabel
Xi, X2 dan X3) yang berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai (sebagai variabel terikat
atau variabel "Y") dan mengambil tempat penelitian di Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Anggaran (DJA) Jakarta.
B. Batasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
program diklat pegawai khususnya bagi organisasi pemerintah, secara umum
dipandang sebagai upaya peningkatan dan pengembangan kualitas SDM aparatur
yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemerintahan umum dan pembangunan,
serta khususnya dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien
dan efektif.
Berlandaskan pada pemikiran tersebut dan bahwa pada kenyataannya di
setiap organisasi baik swasta maupun pemerintah, terdapat keragaman tingkat
kualitas pegawai seperti perbedaan latar belakang pendidikan yang tidak jarang
pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya tidak sesuai dengan tuntutan tugas
dan jabatan yang dipegangnya, dan di lain pihak tingginya dinamika tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan aparatur pemerintah dan cepatnya akselerasi
perubahan dunia yang ditandai dengan tingginya perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, di mana semuanya itu menuntut kesiapan dan
i
Q
kemampuan organisasi yang tinggi untuk mengantisipasi dan menghadapinya. M^k^ ;<
* ° >
/^ ' . ' ''
untuk menjawab semua itu diperlukan peningkatan keterampilan dan pengetahu^n^^^
pegawai yang bisa digunakan dalam mendukung tugas dan pekerjaannya melalui
berbagai program diklat pegawai yang sesuai dengan tugas dan jabatannya masingmasing.
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diklat pegawai yang dilaksanakan
secara tepat, terarah dan berkelanjutan dapat memberikan berbagai keuntungan salah
satu diantaranya berupa peningkatan kinerja individu pegawai bersangkutan maupun
terhadap pencapaian tujuan organisasi itu sendiri.
Bertolak dari uraian di atas serta agar terdapat kajian yang sesuai dengan apa
yang diharapkan, maka peneliti mengangkat pokok penelitian dengan merumuskan
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
1. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X! (Perencanaan Diklat) terhadap
Variabel Y (Kinerja Pegawai) ?
2. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X2 (Pelaksanaan Diklat) terhadap
Variabel Y (Kinerja Pegawai) ?
3. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X3 (Evaluasi Diklat) terhadap Variabel Y
(Kinerja Pegawai) ?
4. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X,, X2 dan X3 secara bersama-sama
terhadap Variabel Y ?.
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk :
a. Mengukur dan mengetahui tingkat pengaruh perencanaan diklat terhadap kinerja
pegawai.
b. Mengukur dan mengetahui tingkat pengaruh pelaksanaan diklat terhadap kinerja
pegawai.
c. Mengukur dan mengetahui tingkat pengaruh evaluasi diklat terhadap kinerja
pegawai.
d. Mengukur dan mengetahui tingkat pengaruh perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi diklat secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai.
2. Manfaat
Sedangkan manfaat dari penelitian ini selain berguna bagi peneliti sendiri, juga
dapat berguna bagi kepentingan sebagai berikut:
1. Terhadap dunia akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang berbagai teori manajemen sumber daya manusia khususnya
dalam bidang pendidikan dan latihan pegawai serta kinerja pegawai.
2. Terhadap dunia praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan berbagai rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi para pembuat
kebijakan dalam meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
diklat pegawai dan kualitas SDM di Kantor Pusat DJA Jakarta.
D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian
u _
1. Hipotesis Penelitian
^S2^*>>
Memperhatikan berbagai asumsi di atas dan dengan mempertimbangkan
variabel-variabel yang diteliti, maka dapat ditarik suatu hipotesis sementara bahwa :
a. Untuk korelasi antara variabel Xi dengan Y :
Ho : ]X = 0 => Tidak terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X\ (Perencanaan
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
HI: |J. ^ 0 => Terdapat pengaruh yang kuat dari variabel Xi (Perencanaan
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
b. Untuk korelasi antara variabel X2 dengan Y :
Ho : p. = 0 => Tidak terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X2 (Pelaksanaan
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
HI: |i * 0 => Terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X2 (Pelaksanaan
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
c. Untuk korelasi antara variabel X3 dengan Y :
Ho : (I = 0 => Tidak terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X3 (Evaluasi
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
HI: H* 0 => Terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X3 (Evaluasi Diklat)
terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
d. Untuk korelasi antara variabel Xi, X2 dan X3 secara bersama-sama dengan Y :
Ho : \X = 0 => Tidak terdapat pengaruh yang kuat dari variabel Xi, X2 dan X3
secara bersama-sama terhadap variabel Y.
HI: [X ^ 0 => Terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X\, X2 dan X3 secara
bersama-sama terhadap variabel Y.
Sedangkan yang menjadi kriteria pengujian ialah sebagai berikut:
1. Terima Ho, jikat to„„g< t tabei ; dan tolak Ho, jikathitmg> ttabei.
2. Terima Ho, jika-t to««g>-t tabei ; dan tolak Ho, jika-1 hiwng< -t tabei.
2. Pertanyaan Penelitian
Untuk melengkapi pembahasan penelitian ini, maka dirumuskan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel Xi (Perencanaan Diklat) terhadap
Variabel Y (Kinerja Pegawai) ?
2. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X2 (Pelaksanaan Diklat) terhadap
Variabel Y (Kinerja Pegawai) ?
3. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X3 (Evaluasi Diklat) terhadap Variabel Y
(Kinerja Pegawai) ?
4. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel Xi, X2 dan X3 secara bersama-sama
terhadap Variabel Y ?.
E. Asumsi Penelitian
Dengan mengutip pendapat Ginzberg, yang memandang pentingnya
dilakukan pendidikan dan latihan bagi para pegawai dengan maksud untuk
meningkatkan keterampilan, bakat dan keahlian mereka dalam rangka mencapai
tujuan organisasi, Cohn menyebutkan bahwa :
Manusia dipandang sebagai individu yang mencari kesenangan sebesarbesarnya dan menerima kesulitan sekecil-kecilnya, telah mengabaikan nilai
modal manusia. Hanya revolusi dalam bidang psikologinyalah yang telah
12
memberikan pengaruh yang besar terhadap pandangan pentingnya pendidikan
dan latihan, serta membina keterampilan, bakat dan keahlian.
Senada dengan Ginzberg, Adam Smith memandang untuk menciptakan
modal manusia (human capital) yang berguna dalam mencapai tujuan, diperlukan
adanya perlakuan selama pendidikan, studi atau pelatihan. Berkenaan dengan modal
manusia, Adam Smith (Cohn, 1979:17) menyebutkan bahwa :
Modal manusia terdiri dari segala kemampuan yang berguna dan dibutuhkan
yang ada pada penghuni dan anggota suatu masyarakat. Diperolehnya bakat-bakat
tersebut, melalui perlakuan selama pendidikan, studi atau pelatihan magang, yang
selalu memerlukan biaya dan merupakan nilai modal pada orang tersebut. Bila
mereka beruntung, maka akan beruntung pula masyarakat di sekitarnya.
Meningkatnya keterampilan buruh dapat dipandang sama nilainya dengan mesin
atau peralatan yang membantu pekerjaan buruh, yang mesti mengeluarkan biaya
tetapi akan mengahasilkan tambahan laba.
Sehingga dari kedua pendapat ahli tersebut di atas dapat diasumsikan bahwa :
1. Diklat pegawai bagi organisasi pemerintah dipandang sebagai upaya peningkatan
dan pengembangan sumber daya aparatur yang diperlukan secara umum untuk
menyelenggarakan pemenntahan umum dan pembangunan dan secara khusus
untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien dan efektif;
2. Beragamnya latar belakang pendidikan pegawai yang tidak jarang pendidikan dan
keterampilan yang dimilikinya tidak sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan
yang dipegangnya.
Oleh karena itu untuk membenkan keterampilan dan
pengetahuan yang bisa digunakan dalam melaksanakan tugasnya itu diperlukan
diklat yang sesuai dengan tugas dan jabatannya masing-masing.
3. Untuk mewujudkan program diklat pegawai yang berkualitas, maka setidaknya
diperlukan adanya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diklat yang tepat
sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran diklat tersebut bisa tercapai secara
efektif dan efisien dan pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan (output) yang
berkualitas juga.
4. Lulusan yang berkualitas dapat memberikan berbagai kontribusi positif baik
berupa peningkatan kinerja individu pegawai itu sendiri maupun terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
F. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir secara sederhana dapat disamakan artinya dengan
paradigma. Paradigma itu sendiri merupakan 'Suatu kesatuan persepsi, gagasan.
Konsep, dan nilai-nilai yang menentukan pola berpikir dan berperilaku manusia
dalam waktu dan tempat tertentu' (Mohammad Surya, 1997:18). Sedangkan dalam
konteks penelitian, Djam'an Satori (1999:27-29) dengan mengutip pendapat Lincoln
dan Guba (1985:223) serta Carter Vood (1973:407) mengungkapkan bahwa
paradigma dapat diartikan sebagai:
"Paradigm is a statement oj theoretical perspective that m>M guide the inquiry
and a representation, a model of theory, an idea, or a principle (Paradigma
merupakan pernyataan perspektif teoritis yang akan menggiring dan menjadi
panduan dalam aktivitas penelitian, juga merupakan representasi, model suatu
teori, ide atau prinsipY".
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam konteks ini
paradigma penelitian atau kerangka berpikir merupakan suatu landasan atau model
yang dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dalam melaksanakan berbagai aktivitas
penelitiannya.
Berdasarkan pada penjelasan di atas. maka paradigma penelitian ini dengan
menggunakan pendekatan sistem di mana di dalamnya terdiri dari berbagai masukan
(input), proses, keluaran (output) dan dampak positif (outcome) yang saling
mempengaruhi dapat digambarkan sebagaimana bagan di bawah ini :
15
kebutuhan masyarakat, tuntutan pengguna jasa (users), isu globalisasi, kebijakan
pemerintah, dan persaingan dengan organisasi lain.
Sedangkan unsur proses, merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk memproses berbagai masukan melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi diklat agar menjadi keluaran (output) berupa lulusan diklat yang mengalami
perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya ke arah yang lebih baik dan pada
akhirnya berbagai perubahan tersebut diharapkan mampu memberikan dampak
positif (outcome) berupa peningkatan kinerja pegawai baik berupa penampilan
individu (Jeuman performance) dalam bentuk perubahan perilaku secara lebih baik
seperti meningkatnya disiplin, loyalitas, sikap dan komitmen terhadap tugas, maupun
perfonna atau unjuk kerja individu itu sendiri (job performance).
Sedangkan feedback berupa informasi tentang hasil-hasil dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi diklat yang didapat melalui kajian yang menyeluruh
terhadap ketiga kegiatan tersebut dan hasil-hasilnya. Informasi ini sangat berguna
bagi pimpinan organisasi untuk menentukan langkah dan kebijakan dalam menyikapi
dan menindaklanjuti hasil-hasil diklat tersebut, serta untuk menentukan kebutuhan
diklat di masa yang akan datang.
Berhubung luasnya kajian tersebut, maka penelitian ini difokuskan untuk
mengkaji dan mengukur wilayah "proses (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
diklat), serta outcome (kinerja pegawai)".
G. Model Penelitian
Berdasarkan pada uraian di atas, maka variabel pengaruh yang terdiri dari
variabel perencanaan diklat (Xi), pelaksanaan diklat (X2) dan evaluasi diklat (X3).
Sedangkan variabel terpengaruh yaitu kinerja pegawai (Y). Hubungan di antara
keempat variabel tersebut di atas termasuk kedalam hubungan asimetris multivariat
artmya beberapa variabel pengaruh mempengaruhi variabel yang lainnya atau
variabel terpengaruh (Masri Singarimbun dkk, 1989:55), lebih lanjut hubungan
asimetris multivariat ini tergambar dalam model penelitian berikut ini :
Bagan 1.2.
Model Penelitian
Pengaruh Perencanaan, Pelaksanan dan Evaluasi Diklat
terhadap Kinerja Pegawai
XI Perencanaan
Diklat
X2 Pelaksanaan
Kinerja Pegawai
Diklat
X3 Evaluasi
Diklat
Sumber : Masri Singarimbun (1989:55)
Bertolak dari bagan di atas, terlihat bahwa dalam konteks penelitian ini
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diklat sebagai variabel bebas
merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi dari salah satu unit di Kantor Pusat
DJA yaitu Sub Bagian Pengembangan Pegawai pada Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Anggaran dengan tujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pegawai serta diharapkan bisa memberikan pengaruh yang
tinggi terhadap peningkatan kinerja pegawai Kantor Pusat DJA Jakarta pada
khususnya dan pada umumnya seluruh pegawai kantor vertikal DJA di seluruh
Indonesia.
\>
', . M' '
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode
penelitian
merupakan
cara
ilmiah
yang
digunakan
untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dengan cara ilmiah diharapkan data yang
akan didapat adalah data yang obyektif, valid dan reliabel. Penelitian ini tennasuk ke
dalam kategori penelitian verifikatif atau penelitian untuk meiakukan pengujian
dengan cara menjelaskan hubungan secara kausalitas dan menguji keterkaitan yang
terjadi antara suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Menurut
Surahmat (1985:130) yang dimaksud dengan deskriptif analisis yaitu 'Suatu metode
penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan keadaan dengan cara
memaparkan data yang diperoleh sebagaimana adanya, yang kemudian melalui
pelbagai analisis disusun kesimpulam. Menurut Mardalis (1995:26) tujuan dan
penelitian deskriptif ialah untuk 'Mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku
didalamnya terdapat upaya mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisikondisi yang sekarang ini terjadi/ada". Dengan kata lam penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh infonnasi-infonnasi mengenai keadaan saat ini, berupa uraian,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat serta melihat kaitan
antara variabel-variabel yang diteliti.
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Anggaran
Departemen Keuangan Jakarta, dengan maksud untuk mengetahui
73
bagaimana
74
pengelolaan program diklat pegawai mulai dari perencanaan kebutuhan diklat,
pelaksanaan dan evaluasi hasil diklat serta untuk mengukur tingkat pengaruh yang
ada sebagai dampak pengelolaan program diklat pegawai terhadap kinerja pegawai.
2. Populasi
Adapun yang menjadi subjek penelitiannya yaitu semua pegawai di Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Anggaran yang pernah melaksanakan program Diklat
selama tahun anggaran 2002, atau subjek ini disebut juga dengan istilah populasi.
Populasi menurut pendapat Djarwanto dan Subagyo (1993:7) bahwa :
Populasi atau universi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan /
individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Satuan-satuan /
individu-individu ini disebut unit Analisis. Unit Analisis mungkin merupakan
organisasi, rumah tangga, tanah pertanian, perusahaan dan Iain-lain dalam bentuk
yang biasa dipakai dalam survei.
Sedangkan menururt Sugiyono (1998:57) populasi yaitu 'wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajan dan kemudian ditarik
kesimpulannya". Karena wilayah generalisasi populasi terlalu luas dan untuk
memudahkan penelitian, maka dengan menggunakan teknik tertentu diambil
sejumlah pegawai dari populasi tersebut sebagai sampel yang akan diteliti.
3. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono sampel (1998:57) adalah 'Sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebuL. Dan berkaitan dengan teknik
pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik Proportionate Stratified Random
Sampling karena melihat kondisi populasi yang heterogen dan berbagai tingkat
kepangkatan/golongan, jabatan/kedudukan,
masa
kerja serta
latar
belakang
pendidikannya, sehingga strata yang diambil ialah golongan. Proportionate Stratified
75
Random Sampling adalah 'Teknik pengambilan sampel dimana populasi penelitian
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsionaL
(Sugiyono, 1998:59).
Berkaitan dengan jumlah sampel, Sugiyono (1998:63) berpendapat bahwa
jumlah sampel yang besar hingga mendekati jumlah populasi akan mempunyai
peluang yang semakin kecil untuk berbuat kesalahan dalam pengambilan generalisasi
(kesimpulan) dan begitupun sebaliknya semakin kecil jumlah sampel dan populasi
maka akan semakin besar tingkat kesalahan dalam pengambilan generalisasi.
Sedangkan untuk menentukan besarnya sampel yang akan dijadikan
responden dalam penelitian ini, Arikunto (1993:107) inenyatakan bahwa 'Apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, penelitiannya merupakan
penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara
10 - 15 % atau 20 - 35 % atau lebih". Berdasarkan asumsi tersebut, untuk
kepraktisan, peneliti akan mengambi! ukuran sampel sebanyak 60 % dari jumlah
populasi.
Tabei 3.1. di bawah menunjukkan bahwa jumlah pegawai Kantor Pusat DJA
yang mengikuti berbagai diklat pegawai baik diklat kepemimpinan, diklat teknis
maupun diklat fungsional selama tahun 2002 (populasi) ialah sebanyak 163 orang,
sehingga dengan ukuran sampel yang diambil secara proporsional sebesar 60 %,
maka jumlah sampel yang diteliti ialah sebanyak 98 orang.
Untuk jelasnya, jumlah populasi dan sampel penelitian ini dapat dilihat
scbauaimana Tabei 3.1. di bawah ini :
76
Tabei 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
(Pegawai Kantor Pusat DJA yang Mengikuti Diklat Pegawai lahun 2002)
Golongan
Jenis Diklat
I
1. Diktat Kepemimpinan
II
-
-
-
-
III
IV
8
5
Jumlah Sampe!
(orang) (orang)
8
13
Diklatpim I
Diklatpim II
Diklatpim III
2
2/
Diklatpim IV
5
H
i
124
74
6
16
10
11
6
I7
10
10
5
15
9
9
6
15
9
10
6
16
10
9
6
15
9
10
5
15
9
9
6
15
9
15
IT
93
65
78
46
- Perencanaan dan Pembinaan Anggaran
10
- Pembinaan 1'enibiayaan Daerah Otonom
- I'enge/o/aaan Kekayaan Negara
2. Diklat Teknis
-
- Pengelolaan PHLN
- Sistem Informasi Anggaran
-
- Pemimpin Proyek
- Perencanaan Proyek
- Pengadaan Barang dan Jasa
3. Diklat Fungsional
JUMLAH
j
-
-
5
26
163
i
16
98
Sumber : Bag. Kepegawaian Setditjen Anggaran (data diolah Penulis)
Dan tabei di atas dapat dilihat bahwa dan jumlah sampel tersebut sebagian
besar atau 57 % diikuti oleh pegawai golongan II, sisanya 39,9 % diikuti oleh
pegawai golongan III dan 3,1 % pegawai golongan IV. Sedangkan apabila dilihat
dari proporsi jenis diklat yang diikuti, sebagian besar pegawai mengikuti diklat
teknis (76,1%), diklat fungsional (16 %) dan diklat kepemimpinan (8%).
C. Definisi Operasional Variabel
Dengan mengacu pada uraian terdahulu, maka masing-masing variabel
penelitian beserta indikatornya ialah sebagai berikut:
1.
Variabel Bebas (Perencanaan, Pelaksanaan dan Hvaluasi Diklat):
77
Perencanaan, yaitu proses untuk memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan
dicapai selama periode waktu mendatang dan apa yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut (Simamora, 1995:55). Perencanaan merupakan salah
satu fungsi manajemen yang sangat strategis dan terpenting karena efektivitas
suatu program akan sangat tergantung kepada bagaimana program tersebut
direncanakan, dengan kriteria tingkat kemungkinan untuk dapat dilaksanakan
dan pencapaian tujuan (realibilitas), tingkat kemudahan untuk diakses calon
peserta mengenai rencana tersebut (aksessibilitas), tingkat fleksibilitas rencana
terhadap perubahan organisasi dan lingkungan, dan tingkat konsistensi
rencana dengan tujuan organisasi ;
Pelaksanaan, setelah semua hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan
diklat tersebut dilalui, tahap selanjutnya yaitu melaksanakan semua rencana
yang telah dibuat, dengan kriteria tingkat konsistensi terhadap rencana yang
ditetapkan, tingkat kemudahan persyaratan bagi calon peserta, tingkat
kesesuaian kurikulum
terhadap tujuan dan kebutuhan diklat (struktur
program), tingkat kemampuan instruktur, serta tingkat ketersediaan sarana
dan prasarana ;
Evaluasi, merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memastikan
apakah diklat yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana yang dibuat,
selain itu juga dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui seberapa jauh
tingkat pertambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai yang
sudah mengikuti suatu program diklat, dengan indikator tingkat keterpaduan
antara tujuan, materi dan metode pengajaran, tingkat keterlibatan peserta,
tingkat kemenyeluruhan (komprehensif) terhadap aspek kognitif, afektif dan
78
motorik peserta, dan tingkat akuntabililas hasil-hasil evaluasi bagi semua
pihak yang berhubungan ;
2. Variabel Terikat (Kinerja Pegawai), yaitu tingkat kemampuan pegawai baik
dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya, khususnya mereka yang
sudah melaksanakan program diklat, dalam memberikan kontribusi atau masukan
terbaiknya kepada organisasinya sesuai dengan kapasitas dan tugas pekerjaannya
masing-masing dalam rangka mencapai tujuan dan tugas pokok Direktorat
Jenderal Anggaran pada khususnya dan Departemen Keuangan pada umumnya.
Adapun kriteria kinerja pegawai ialah tingkat kemampuan untuk berinteraksi
sosial, loyalitas dan dedikasi pegawai terhadap tugas dan pekerjaannya. tingkat
motivasi untuk bekerja dan belajar, tingkat perubahan pengetahuan, keterampilan
dan sikap, serta tingkat kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas kerja.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan infonnasi yang diperlukan sebagai bahan
kajian, peneliti mencoba menggunakan beberapa metode pengumpulan data dengan
memanfaatkan beberapa metode dan instrumen penelitian yaitu :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajan buku-buku bacaan. peraturan -
peraturan. artikel. dokumen, dan
sumber lainnya yang berisi teori yang
berhubungan dengan materi penulisan tesis ini. Studi ini dilakukan karena
berbagai keuntungan yang bisa didapatkan diantaranya melimpahnya sumber
bacaan sebagai referensi dalam pengembangan bahasan, efisiensi biaya. tenaga
dan waktu.
79
2. Studi Lapangan
•
Observasi, instrumen ini digunakan dengan cara meiakukan pengamatan
langsung pada obyek penelitian khususnya di Kantor Pusat DJA di mana
peneliti bekerja, dengan maksud untuk memperoleh gambaran nyata tentang
berbagai kegiatan serta gejala yang ada khususnya yang berhubungan dengan
objek penelitian.
• Angket, yang disebarkan ke seluruh responden di Kantor Pusat DJA.
Digunakannya instrumen ini karena pertimbangan efisiensi waktu dan tenaga
untuk mendapatkan data yang diinginkan. Selain itu melalui angket
diharapkan responden akan memberikan jawaban yang objektif karena
terjaganya privacy responden. Angket dilakukan dengan cara membuat daftar
pertanyaan dan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
keterangan dari responden. Pada penelitian ini, angket yang digunakan ialah
angket tertutup. Menurut Nasution (1996:129) angket tertutup ini terdiri atas
pertanyaan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan'.
E. Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini termasuk ke dalam bentuk penelitian kuantitatif. Proses
pengukuran dilakukan dengan menggunakan instrumen yang mempunyai skala
pengukuran. Teknik pengolahan data ini meliputi pemberian skor terhadap jawaban
responden. Pemberian skor dengan memakai skala Likert dimana skala tersebut
dipakai untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang terhadap fenomena yang terjadi (Sugiyono, 1994:73). Penelitian ini bermaksud
untuk mengetahui sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial
80
yaitu hendak mengetahui tingkat pengaruh manajemen diklat pegawai terhadap
kinerja pegawai di Kantor Pusat DJA.
Secara nnci teknis pengolahan dan analisis data dilakukan melalui tahapan :
1. Memberikan pembobotan terhadap jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil
pembagian angket untuk setiap jawabannya lalu dijumlahkan. Jawaban tersebut
dibagi kedalam 5 kategori mulai dari kategori tertinggi (bobot nilai 5) hingga
kategori paling rendah (bobot nilai 1). Ke 5 kategori jawaban tersebut seperti
sangat baik sangat setuju, baik setuju, sedang ragu-ragu, kurang tidak setuju
dan buruk sangat tidak setuju dan sebagainya.
2. Tabulating, yaitu menyusun dan mengolah jawaban-jawaban responden tersebut
ke dalam bentuk tabei dengan tujuan untuk mendapatkan skor mentah.
3. Untuk menganalisis berbagai indikator penelitian, maka dibuat rentang nilai yang
sama untuk semua indikator tersebut. Penentuan range untuk rentang nilai yang
akan digunakan adalah dengan menggunakan rentang nilai secara kontinum.
Untuk mencari
rentang nilai
setiap indikator tersebut, terlebih dahulu
menentukan skor terendah dan skor tertinggi. Dimana skor tertinggi diperoleh
dari rumus (skor tertinggi x sampel x jumlah pertanyaan) dan skor terendah
diperoleh dari rumus (skor terendah x sampelx jumlahpertanyaan). Setelah total
skor diketahui, selanjutnya mencari rentang nilai dengan rumus : (jumlah skor
tertinggi ideal
jumlah skor terendah ideal) dibagi jumlah kelas (Sadu
Wasistiono, 1999:32).
4. Untuk memperoleh tingkat hubungan antara variabel X dengan Y adalah dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan merujuk kepada skor asli
atau skor mentah dari jawaban responden (Furqon,1999:94) sebagai berikut :
rxv
=
n.E XiYi - (S Xi) (I Yi)
V{n.SXi2-(SXi)2}{n.SYi2-(SYi)2}
Keterangan :
r = koefisien korelasi X dan Y
n = jumlah sampel yang diteliti
Xi = jumlah jawaban yang menyangkut pertanyaan indikator variabel X
Yi ^jumlahjawaban yang menyangkut pertanyaan indikator variabel Y
Hasil dari rumus koefisien korelasi di atas akan bergerak antara 0,00 sampai
dengan 1,00. Koefisien korelasi yang semakin mendekati 1,00 (tanpa
memperhatikan tanda aljabarnya) menunjukkan hubungan yang semakin kuat.
Sebaliknya koefisien korelasi yang mendekati 0,00 menandakan bahwa hubungan
itu lemah (Furqon, 1999:89).
5. Adapun hipotesis yang dikemukakan ialah sebagai berikut:
Ho: (i = 0 => artinya Tidak ada pengaruh yang kuat dari variabel Xi terhadap
variabel Y.
HI: \l ^ 0 => artinya terdapat pengaruh yang kuat dari variabel Xi terhadap
variabel Y..
6. Sedangkan yang menjadi kriteria pengujian ialah sebagai berikut:
a. Terima Ho, jika t /„•„,„£ < t (\. a) ; dan tolak Ho, jika t i,imnf, > t a . a)
b. Terima Ho, jika - t /„,„„e > - t a . a) ; dan tolak Ho, jika - t /„-,„„g
Pendidikan dan Latihan Pegawai
Terhadap Kinerja Pegawai
Kajian Deskriptif Analitik
pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2002
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
dalam Program Studi Administrasi Pendidikan
**2±*t
Oleh:
DEDEN HERMAWAN
NIM : 009633
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
V
TIM PEMBIMBING
PROF. DR. H. TB. ABINJS¥AMSUDIN MAKMUN, MA
PEMBIMBING I
PROF. DR. H. MOHAMMAD IDOCHI ANWAR, M.Pd
PEMBIMBING II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan
Program P/astasarjana
Universitas Penldiqikan Indonesia
PROF. DR. H. TB. A
ISUDDIN MAKMUN, MA
ABSTRAK
Pengaruh Perencanaan, Pelaksanaan
The Influences of Planning,
Executing and Evaluating of
Education and Training to The
dan Evaluasi Pendidikan dan Latihan
terhadap Kinerja Pegawai
Government Official Performances
(Kajian DeskriptifAnalitik Pada Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Anggaran
(A Study ofAnalytic Descriptive
at The Head Office ofDirectorate General
Tahun 2002)
ofBudget on 200)
Jenis penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analisis dengan lokasi
penelitian di Kantor Pusat DJA Jakarta.
Dengan populasi penelitian berjumlah
163 orang, jumlah sampel yang diambil
secara proporsional sebanyak 60 % (98
orang). Data dikumpulkan melalui studi
kepustakaan dan lapangan. Pengolahan
dan analisis data, dengan memberikan
skor pada jawaban angket dengan skala
likert ke dalam sebuah garis kontinum.
Untuk memperoleh tingkat hubungan
This research was an analysis
descriptive model, and it would take a
research location in the Head Office of
Directorate General of Budget Jakarta.
The whole numbers of population are
163 peoples and the samples are 98
peoples (60%). The library study,
observation and questioner are the
instruments of data collection.
analysis and data processing would be
done with scoring by scale of likert into
antara variabel Xj. X2 dan X? dengan Y j
adalah dengan rumus Korelasi Product.
Then
j
a line of continuum.
The formula of product moment
correlation was an instrument to get a
Ilasilnya dapat diketahui bahwa correlation level between research
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
variables.
These results
were
the
diklat berada pada daerah baik. Tingkat correlation level of Xi to Y (r xiy) was
korelasi antara X| dengan Y (rxiy) = 0,639. 0.639; X2 to Y (r x2y) was 0.621; and
X2 dengan Y (rx2y) = 0,621 dan antara X3 X3 to Y (r x3y) was 0,696; then XL X2. j
dengan Y (r^y) = 0,696, sedangkan and X3 to Y (r xy) were 0,754. It means
antara variabel Xt, X2 dan X3 secara
that these results were correlation of all
bersama-sama terhadap Y(rxv)=0,754. variables positive and real were strong.
Berdasarkan uji hipotesis, diketahui According to the hypothetical test, it
bahwa ketiganya memiliki nilai t hitung > 1 shows that all of the results have value
tahci
yang berarti Ho ditolak dan H<
of t ,esl > t labio. It means that Ho was j
diterima artinya terdapat hubungan yang refused and HI was accepted.
signifikan, positif dan nyata diantara
Thus the conclusion that education
variabel tersebut dengan tingkat keeratan
and training management in the Head
j kuat.
of Directorate General of Budget
Office
I Dapat disimpulkan bahwa perencawas
managed
effectively and it
| naan, pelaksanaan dan ealuasi diklat di
! Kantor Pusat DJA sudah berjalan dengan influences to increase government
i baik, sehingga pengaruhnya signifikan official performances are significant.
I terhadap peningkatan kinerja pegawai.
However, there were some weaknesses,
! Namun masih ada beberapa kekurangan which may decrease the motivation of
j dan disarankan diantisipasi secara dini study and job performance, if such the
were
not
anticipated
j karena bisa menimbulnya kekecewaan problems
! dan berakibat penurunan minat belajar accurately.
I dan turunnya kinerja pegawai.
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan
pada hakekatnya ialah untuk mencapai tujuan nasional Indonesia sebagaimana yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yaitu untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional tersebut
diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Abdi Negara dan Abdi
Masyarakat yang profesional, bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya
guna, berhasil guna, bersih, bermulu tinggi dan menyadari tanggung jawabnya untuk
menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan di dalam negara hukuin
yang demokratis.
Sebagai Abdi Negara, berarti bahwa seorang PNS harus selalu melaksanakan
tugas-tugas negara dan mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan. Sedangkan sebagai Abdi Masyarakat, mengandung pengertian
bahwa dalam melaksanakan tugasnya, seorang PNS harus tetap berusaha melayani
kepentingan masyarakat dan memperlancar segala urusan anggota masyarakat.
Untuk mewujudkan PNS yang demikian ltu, maka Pemerintah membentuk
suatu undang-undang yang mengatur kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan
Pegawai Negeri, yaitu Undang undang (UU) nomor 43 tahun 1999 tentang Pokokpokok Kepegawaian, yang dilengkapi dengan berbagai ketentuan operasional
lainnya.
Dengan meningkatnya daya kritis serta tuntutan masyarakat yang berbarengan
dengan menggelindingnya era reformasi hingga sekarang ini, kinerja Aparatur
Negara sedang dan akan terus menjadi sorotan masyarakat, mereka akan dengan
cepat dan mudah merespon segala sesuatu yang dilakukannya. Aparatur Negara tidak
bisa lagi bertindak dan bersikap sekehendaknya tanpa memperhatikan kepentingan
masyarakat sehingga mereka akan terus dituntut untuk meningkatkan pelayanannya
baik secara kuantitas maupun kualitasnya.
Karena adanya tantangan-tantangan baru untuk meningkatkan pelayanan
publik baik kualitas maupun kuantitasnya, dimana sudah tidak bisa dipungkiri lagi
dalam organisasi
pemerintah terdapat perbedaan tingkat kemampuan dan
pengetahuan yang cukup mencolok yang dimiliki aparatnya, dibandingkan dengan
sumber daya manusia pada organisasi swasta, maka merupakan suatu hal yang
sangat penting bagi pemenntah untuk meiakukan peningkatan dan pengembangan
kemampuan, pengetahuan serta keterampilan sumber daya manusianya, sehingga
diharapkan akan bisa menghasilkan aparatur yang memiliki tingkat kompetensi yang
kompetitif dan komparatif dengan sektor swasta, bahkan lebih jauh dengan sumber
daya manusia negara-negara lain.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menciptakan kondisi sumber daya
Aparatur Negara seperti di atas, maka diperlukan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
PNS (Diklat PNS) secara terarah, terpadu dan berkesinambungan yang mengarah
pada terciptanya :
a. Peningkatan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
kepentingan masyarakat, bangsa, negara dan tanah air;
b. Peningkatan kompetensi teknis, manajerial dan/atau kepemimpinannya ;
c. Peningkatan efisiensi, efektivitas dan kualitas pelaksanaan tugas yang
dilakukan dengan semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai dengan
lingkungan kerja dan organisasinya.
Pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah instrumen untuk mencerdaskan
manusia, dimana value (nilai), attitude (sikap), dan maturity (kedewasaan) ditumbuh
kembangkan melalui proses pembelajaran. Sehingga, misi pendidikan sering disebut
dengan pembebasan dari kemiskinan, kebodohan, dan eksploitasi. Esensi pendidikan
adalah learning (belajar), setiap manusia hidup mengalami proses belajar. Begitu
pula di dalam suatu organisasi, posisi dan peranan diklat pegawai sangat strategis
dalam meningkatkan kualitas pegawai. Konsekuensi dan semua itu adalah jika suatu
organisasi berupaya untuk terus mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan
pegawainya maka itu semua akan memberikan kontribusi positif terhadap
peningkatan kinerja SDM-nya yang diwujudkan dalam perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik dan tingginya tingkat produktivitas kerja pegawai.
Mencermati berbagai
konsekuensi
logis dari era globalisasi, dimana
akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika tuntutan,
perubahan dan peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat begitu tinggi, maka di
sinilah pentingnya fungsi dan peran diklat pegawai sebagai pilar utama dalam
mengantisipasi dan memenuhi berbagai tuntutan tersebut sehingga diharapkan
mampu menciptakan SDM organisasi yang terdin dari individu yang kompetitif,
mandiri. dan bertanggung jawab {fully human=msan kamil). Dellor, et a! (1996).
dalam
laporannya
ke UNESCO,
mengajukan rumusan tentang empat pilar
pendidikan tersebut. yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan
learning to live together and harmomzelx'.:
4
1. Learning to know, belajar untuk mengetahui pendidikan umum, dengan
mendalami berbagai bidang studi, tennasuk di dalamnya learning how to
learn. Dalam konsep Islam, ilmu dapat berarti "cahaya" (al-'ilmu nuurun)
hal ini berarti juga bahwa dengan mengetahui, memahami, dan menguasai
ilmu pengetahuan, maka kita bisa melihat, mendengar dan merasakan segala
sesuatu dengan terang dan jelas. Kita bisa memilih dan memilah mana yang
baik mana yang buruk. Dengan demikian ilmu pengetahuan merupakan
pijakan utama dan mendasar yang harus dikuasai oleh setiap manusia agar
bisa tumbuh dan berkembang ke arah kemajuan yang hanya dapat diperoleh
melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan, sistematis dan menyeluruh.
Belajar dimaksudkan agar peserta didik memiliki pengetahuan baru dan
terjadinya perubahan sikap dari tidak tahu tentang sesuatu menjadi tahu atau
lebih tahu. Sehingga dapat mewujudkan prinsip belajar sepanjang hayat.
2. Learning to do, belajar untuk dapat bekerja dan bekerjasama dalam team,
serta belajar untuk menghadapi berbagai situasi yang sering tidak terduga.
Setelah kita mengetahui, memahami dan menguasai ilmu pengetahuan,
tentunya akan sangat bermanfaat apabila ilmu tersebut dapat diaplikasikan
dalam kehidupan nyata (empiri), dalam arti perkembangan dan kemajuan
manusia hanya dapat dicapai apabila ilmu tersebut diterapkan secara tepat
dan benar dalam menghadapi dan memecahkan berbagai persoalan hidup
dalam kehidupan ini.
Dalam sebuah hadits Rosulullah SAW bersabda "hidupnya manusia
karena 'ilmu dan hidupnya suatu 'ilmu karena diamalkan (hayatul insan bil
'ihni, hayatul 'ilmi bH'amal)". Bahkan Allah SWT di dalam Al-Qufan
dengan jelas mengancam dengan murka - Nya kepada manusia yang pandai
5
mengatakan sesuatu (memerintah kebaikan dan melarang kemunkaran) tetapi
dia sendiri tidak melaksanakannya. Oleh karena itu yang harus diciptakan
dalain
proses
pembelajaran
adalah
bagaimana
peserta
didik
dapat
mengetahui, memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang dibarengi
dengan kemampuan dan kemauan yang tinggi untuk dapat mengamalkannya
secara proporsional, dan profesional agar perkembangan dan kemajuan
penkehidupan manusia dapat dicapai secara optimal.
3. Learning to be, berupa kemandirian dm judgement yang dikombinasi dengan
personal responsibility untuk mencapai tujuan bersama. Proses pembelajaran
yang dilaksanakan harus bisa membuahkan sesuatu, yaitu yang mampu
membenkan dampak positif (outcome) bagi peserta didik dan lingkungannya
serta mampu memberikan nilai tambah dan potensi dalam mengembangkan
peserta didik agar mampu berkreasi dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup
individunya
dan
masyarakat.
Proses
pendidikan
merupakan
serangkaian kegiatan untuk merubah sikap dan perilaku seseorang, ke arah
yang lebih baik dibandingkan ketika ia belum mengikuti pendidikan.
Sehingga melalui
proses
tersebut,
peserta didik
diharapkan
mampu
menghasilkan sesuatu (outcome) yang bermanfaat bagi keperluan hidupnya,
masyarakat dan lingkungannya.
4. Learning to live together and harmonizely, berupa pemahaman dan apresiasi
tentang orang lain serta sejarah, tradisi, dan nilai-nilai agamanya. Setelah
peserta
didik
mampu
mengetahui,
memahami
dan
menguasai
ilmu
pengetahuan yang diimplementasikan dalam kehidupan nyata, serta melalui
ilmunya tersebut mereka mampu memberikan pengaruh dan dampak yang
positif bagi dirinya dan
lingkungannya. maka kegiatan pembelajaran
6
selanjutnya diharapkan mampu menciptakan suasana dan kondisi individu
dan lingkungan yang kondusif untuk dapat hidup bersama secara hannonis,
aman, tenteram dan seimbang antara manusia dengan Penciptanya, individu
yang satu dengan individu lainnya dan antara manusia dengan alam
lingkungannya. Sehingga penguasaan ilmu pengetahuan yang diperoleh
melalui proses belajar tersebut bertujuan untuk menambah kemampuan
manusia dalam
berkompetisi yang sehat di kalangannya, memenuhi
kebutuhan hidupnya, meningkatkan kesejahteraan dan menjaga kelestarian
serta keseimbangan alam dan lingkungannya.
Bagi suatu organisasi pemerintah, keempat pilar pendidikan tersebut juga
merupakan tujuan dan sasaran diklat pegawai sebagaimana tersebut di atas, yang
pada akhirnya diharapkan bisa berpengaruh terhadap terciptanya budaya kerja secara
lebih baik. Pada dasarnya operasionalisasi budaya kerja yang baik dicerminkan
dalam bentuk disiplin kerja yang tinggi serta diwujudkan dalam bentuk hasil kerja
yang tinggi baik kualitas maupun kuantitasnya. Ukuran dari hasil kerja yang efektif
tersebut dapat dilihat dari : (1) penggarapan hasil kerja yang tepat dan lancar, ; (2)
berkurang atau tidak adanya keluhan terhadap hasil kerja dari
pihak yang
menggunakannya yaitu satuan kerja, organisasi lainnya atau masyarakat yang
menerima pelayanan. Budaya kerja itu sendiri menurut Waskito Reksosoedirdjo dkk
(1993:154) ialah:
Upaya yang dilaksanakan untuk mendorong terwujudnya sikap aparatur agar
dalam menjalankan fungsinya sebagai abdi negara sekaligus abdi masyarakat
berlangsung secara seimbang dan nyata, khususnya melalui satuan organisasi pada
tingkat yang terkecil.
Untuk mewujudkan kondisi pegawai yang memiliki budaya kerja yang baik
sebagaimana tersebut di atas, maka disinilah pentingnya fungsi dan peranan dari unit
7
organisasi yang bertugas untuk mengelola program diklat pegawai mulai dari
kegiatan merencanakan, pelaksanaannya hingga kegiatan evaluasi baik evaluasi
terhadap program diklat itu sendiri maupun terhadap hasil-hasil yang telah
dicapainya. Sehingga kondisi pegawai sebagaimana di atas sebagai dampak program
diklat bisa tercapai secara optimal.
Bertitik tolak dari uraian diatas, maka peneliti memfokuskan penelitian pada
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Diklat (sebagai variabel bebas atau variabel
Xi, X2 dan X3) yang berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai (sebagai variabel terikat
atau variabel "Y") dan mengambil tempat penelitian di Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Anggaran (DJA) Jakarta.
B. Batasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
program diklat pegawai khususnya bagi organisasi pemerintah, secara umum
dipandang sebagai upaya peningkatan dan pengembangan kualitas SDM aparatur
yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemerintahan umum dan pembangunan,
serta khususnya dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien
dan efektif.
Berlandaskan pada pemikiran tersebut dan bahwa pada kenyataannya di
setiap organisasi baik swasta maupun pemerintah, terdapat keragaman tingkat
kualitas pegawai seperti perbedaan latar belakang pendidikan yang tidak jarang
pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya tidak sesuai dengan tuntutan tugas
dan jabatan yang dipegangnya, dan di lain pihak tingginya dinamika tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan aparatur pemerintah dan cepatnya akselerasi
perubahan dunia yang ditandai dengan tingginya perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, di mana semuanya itu menuntut kesiapan dan
i
Q
kemampuan organisasi yang tinggi untuk mengantisipasi dan menghadapinya. M^k^ ;<
* ° >
/^ ' . ' ''
untuk menjawab semua itu diperlukan peningkatan keterampilan dan pengetahu^n^^^
pegawai yang bisa digunakan dalam mendukung tugas dan pekerjaannya melalui
berbagai program diklat pegawai yang sesuai dengan tugas dan jabatannya masingmasing.
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diklat pegawai yang dilaksanakan
secara tepat, terarah dan berkelanjutan dapat memberikan berbagai keuntungan salah
satu diantaranya berupa peningkatan kinerja individu pegawai bersangkutan maupun
terhadap pencapaian tujuan organisasi itu sendiri.
Bertolak dari uraian di atas serta agar terdapat kajian yang sesuai dengan apa
yang diharapkan, maka peneliti mengangkat pokok penelitian dengan merumuskan
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
1. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X! (Perencanaan Diklat) terhadap
Variabel Y (Kinerja Pegawai) ?
2. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X2 (Pelaksanaan Diklat) terhadap
Variabel Y (Kinerja Pegawai) ?
3. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X3 (Evaluasi Diklat) terhadap Variabel Y
(Kinerja Pegawai) ?
4. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X,, X2 dan X3 secara bersama-sama
terhadap Variabel Y ?.
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk :
a. Mengukur dan mengetahui tingkat pengaruh perencanaan diklat terhadap kinerja
pegawai.
b. Mengukur dan mengetahui tingkat pengaruh pelaksanaan diklat terhadap kinerja
pegawai.
c. Mengukur dan mengetahui tingkat pengaruh evaluasi diklat terhadap kinerja
pegawai.
d. Mengukur dan mengetahui tingkat pengaruh perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi diklat secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai.
2. Manfaat
Sedangkan manfaat dari penelitian ini selain berguna bagi peneliti sendiri, juga
dapat berguna bagi kepentingan sebagai berikut:
1. Terhadap dunia akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang berbagai teori manajemen sumber daya manusia khususnya
dalam bidang pendidikan dan latihan pegawai serta kinerja pegawai.
2. Terhadap dunia praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan berbagai rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi para pembuat
kebijakan dalam meningkatkan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
diklat pegawai dan kualitas SDM di Kantor Pusat DJA Jakarta.
D. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian
u _
1. Hipotesis Penelitian
^S2^*>>
Memperhatikan berbagai asumsi di atas dan dengan mempertimbangkan
variabel-variabel yang diteliti, maka dapat ditarik suatu hipotesis sementara bahwa :
a. Untuk korelasi antara variabel Xi dengan Y :
Ho : ]X = 0 => Tidak terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X\ (Perencanaan
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
HI: |J. ^ 0 => Terdapat pengaruh yang kuat dari variabel Xi (Perencanaan
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
b. Untuk korelasi antara variabel X2 dengan Y :
Ho : p. = 0 => Tidak terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X2 (Pelaksanaan
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
HI: |i * 0 => Terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X2 (Pelaksanaan
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
c. Untuk korelasi antara variabel X3 dengan Y :
Ho : (I = 0 => Tidak terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X3 (Evaluasi
Diklat) terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
HI: H* 0 => Terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X3 (Evaluasi Diklat)
terhadap variabel Y(Kinerja Pegawai).
d. Untuk korelasi antara variabel Xi, X2 dan X3 secara bersama-sama dengan Y :
Ho : \X = 0 => Tidak terdapat pengaruh yang kuat dari variabel Xi, X2 dan X3
secara bersama-sama terhadap variabel Y.
HI: [X ^ 0 => Terdapat pengaruh yang kuat dari variabel X\, X2 dan X3 secara
bersama-sama terhadap variabel Y.
Sedangkan yang menjadi kriteria pengujian ialah sebagai berikut:
1. Terima Ho, jikat to„„g< t tabei ; dan tolak Ho, jikathitmg> ttabei.
2. Terima Ho, jika-t to««g>-t tabei ; dan tolak Ho, jika-1 hiwng< -t tabei.
2. Pertanyaan Penelitian
Untuk melengkapi pembahasan penelitian ini, maka dirumuskan beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel Xi (Perencanaan Diklat) terhadap
Variabel Y (Kinerja Pegawai) ?
2. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X2 (Pelaksanaan Diklat) terhadap
Variabel Y (Kinerja Pegawai) ?
3. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel X3 (Evaluasi Diklat) terhadap Variabel Y
(Kinerja Pegawai) ?
4. Berapa besar tingkat pengaruh Variabel Xi, X2 dan X3 secara bersama-sama
terhadap Variabel Y ?.
E. Asumsi Penelitian
Dengan mengutip pendapat Ginzberg, yang memandang pentingnya
dilakukan pendidikan dan latihan bagi para pegawai dengan maksud untuk
meningkatkan keterampilan, bakat dan keahlian mereka dalam rangka mencapai
tujuan organisasi, Cohn menyebutkan bahwa :
Manusia dipandang sebagai individu yang mencari kesenangan sebesarbesarnya dan menerima kesulitan sekecil-kecilnya, telah mengabaikan nilai
modal manusia. Hanya revolusi dalam bidang psikologinyalah yang telah
12
memberikan pengaruh yang besar terhadap pandangan pentingnya pendidikan
dan latihan, serta membina keterampilan, bakat dan keahlian.
Senada dengan Ginzberg, Adam Smith memandang untuk menciptakan
modal manusia (human capital) yang berguna dalam mencapai tujuan, diperlukan
adanya perlakuan selama pendidikan, studi atau pelatihan. Berkenaan dengan modal
manusia, Adam Smith (Cohn, 1979:17) menyebutkan bahwa :
Modal manusia terdiri dari segala kemampuan yang berguna dan dibutuhkan
yang ada pada penghuni dan anggota suatu masyarakat. Diperolehnya bakat-bakat
tersebut, melalui perlakuan selama pendidikan, studi atau pelatihan magang, yang
selalu memerlukan biaya dan merupakan nilai modal pada orang tersebut. Bila
mereka beruntung, maka akan beruntung pula masyarakat di sekitarnya.
Meningkatnya keterampilan buruh dapat dipandang sama nilainya dengan mesin
atau peralatan yang membantu pekerjaan buruh, yang mesti mengeluarkan biaya
tetapi akan mengahasilkan tambahan laba.
Sehingga dari kedua pendapat ahli tersebut di atas dapat diasumsikan bahwa :
1. Diklat pegawai bagi organisasi pemerintah dipandang sebagai upaya peningkatan
dan pengembangan sumber daya aparatur yang diperlukan secara umum untuk
menyelenggarakan pemenntahan umum dan pembangunan dan secara khusus
untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien dan efektif;
2. Beragamnya latar belakang pendidikan pegawai yang tidak jarang pendidikan dan
keterampilan yang dimilikinya tidak sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan
yang dipegangnya.
Oleh karena itu untuk membenkan keterampilan dan
pengetahuan yang bisa digunakan dalam melaksanakan tugasnya itu diperlukan
diklat yang sesuai dengan tugas dan jabatannya masing-masing.
3. Untuk mewujudkan program diklat pegawai yang berkualitas, maka setidaknya
diperlukan adanya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diklat yang tepat
sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran diklat tersebut bisa tercapai secara
efektif dan efisien dan pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan (output) yang
berkualitas juga.
4. Lulusan yang berkualitas dapat memberikan berbagai kontribusi positif baik
berupa peningkatan kinerja individu pegawai itu sendiri maupun terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
F. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir secara sederhana dapat disamakan artinya dengan
paradigma. Paradigma itu sendiri merupakan 'Suatu kesatuan persepsi, gagasan.
Konsep, dan nilai-nilai yang menentukan pola berpikir dan berperilaku manusia
dalam waktu dan tempat tertentu' (Mohammad Surya, 1997:18). Sedangkan dalam
konteks penelitian, Djam'an Satori (1999:27-29) dengan mengutip pendapat Lincoln
dan Guba (1985:223) serta Carter Vood (1973:407) mengungkapkan bahwa
paradigma dapat diartikan sebagai:
"Paradigm is a statement oj theoretical perspective that m>M guide the inquiry
and a representation, a model of theory, an idea, or a principle (Paradigma
merupakan pernyataan perspektif teoritis yang akan menggiring dan menjadi
panduan dalam aktivitas penelitian, juga merupakan representasi, model suatu
teori, ide atau prinsipY".
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam konteks ini
paradigma penelitian atau kerangka berpikir merupakan suatu landasan atau model
yang dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dalam melaksanakan berbagai aktivitas
penelitiannya.
Berdasarkan pada penjelasan di atas. maka paradigma penelitian ini dengan
menggunakan pendekatan sistem di mana di dalamnya terdiri dari berbagai masukan
(input), proses, keluaran (output) dan dampak positif (outcome) yang saling
mempengaruhi dapat digambarkan sebagaimana bagan di bawah ini :
15
kebutuhan masyarakat, tuntutan pengguna jasa (users), isu globalisasi, kebijakan
pemerintah, dan persaingan dengan organisasi lain.
Sedangkan unsur proses, merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk memproses berbagai masukan melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi diklat agar menjadi keluaran (output) berupa lulusan diklat yang mengalami
perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya ke arah yang lebih baik dan pada
akhirnya berbagai perubahan tersebut diharapkan mampu memberikan dampak
positif (outcome) berupa peningkatan kinerja pegawai baik berupa penampilan
individu (Jeuman performance) dalam bentuk perubahan perilaku secara lebih baik
seperti meningkatnya disiplin, loyalitas, sikap dan komitmen terhadap tugas, maupun
perfonna atau unjuk kerja individu itu sendiri (job performance).
Sedangkan feedback berupa informasi tentang hasil-hasil dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi diklat yang didapat melalui kajian yang menyeluruh
terhadap ketiga kegiatan tersebut dan hasil-hasilnya. Informasi ini sangat berguna
bagi pimpinan organisasi untuk menentukan langkah dan kebijakan dalam menyikapi
dan menindaklanjuti hasil-hasil diklat tersebut, serta untuk menentukan kebutuhan
diklat di masa yang akan datang.
Berhubung luasnya kajian tersebut, maka penelitian ini difokuskan untuk
mengkaji dan mengukur wilayah "proses (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
diklat), serta outcome (kinerja pegawai)".
G. Model Penelitian
Berdasarkan pada uraian di atas, maka variabel pengaruh yang terdiri dari
variabel perencanaan diklat (Xi), pelaksanaan diklat (X2) dan evaluasi diklat (X3).
Sedangkan variabel terpengaruh yaitu kinerja pegawai (Y). Hubungan di antara
keempat variabel tersebut di atas termasuk kedalam hubungan asimetris multivariat
artmya beberapa variabel pengaruh mempengaruhi variabel yang lainnya atau
variabel terpengaruh (Masri Singarimbun dkk, 1989:55), lebih lanjut hubungan
asimetris multivariat ini tergambar dalam model penelitian berikut ini :
Bagan 1.2.
Model Penelitian
Pengaruh Perencanaan, Pelaksanan dan Evaluasi Diklat
terhadap Kinerja Pegawai
XI Perencanaan
Diklat
X2 Pelaksanaan
Kinerja Pegawai
Diklat
X3 Evaluasi
Diklat
Sumber : Masri Singarimbun (1989:55)
Bertolak dari bagan di atas, terlihat bahwa dalam konteks penelitian ini
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi diklat sebagai variabel bebas
merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi dari salah satu unit di Kantor Pusat
DJA yaitu Sub Bagian Pengembangan Pegawai pada Bagian Kepegawaian
Sekretariat Direktorat Jenderal Anggaran dengan tujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pegawai serta diharapkan bisa memberikan pengaruh yang
tinggi terhadap peningkatan kinerja pegawai Kantor Pusat DJA Jakarta pada
khususnya dan pada umumnya seluruh pegawai kantor vertikal DJA di seluruh
Indonesia.
\>
', . M' '
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode
penelitian
merupakan
cara
ilmiah
yang
digunakan
untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dengan cara ilmiah diharapkan data yang
akan didapat adalah data yang obyektif, valid dan reliabel. Penelitian ini tennasuk ke
dalam kategori penelitian verifikatif atau penelitian untuk meiakukan pengujian
dengan cara menjelaskan hubungan secara kausalitas dan menguji keterkaitan yang
terjadi antara suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Menurut
Surahmat (1985:130) yang dimaksud dengan deskriptif analisis yaitu 'Suatu metode
penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan keadaan dengan cara
memaparkan data yang diperoleh sebagaimana adanya, yang kemudian melalui
pelbagai analisis disusun kesimpulam. Menurut Mardalis (1995:26) tujuan dan
penelitian deskriptif ialah untuk 'Mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku
didalamnya terdapat upaya mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisikondisi yang sekarang ini terjadi/ada". Dengan kata lam penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh infonnasi-infonnasi mengenai keadaan saat ini, berupa uraian,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat serta melihat kaitan
antara variabel-variabel yang diteliti.
B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Anggaran
Departemen Keuangan Jakarta, dengan maksud untuk mengetahui
73
bagaimana
74
pengelolaan program diklat pegawai mulai dari perencanaan kebutuhan diklat,
pelaksanaan dan evaluasi hasil diklat serta untuk mengukur tingkat pengaruh yang
ada sebagai dampak pengelolaan program diklat pegawai terhadap kinerja pegawai.
2. Populasi
Adapun yang menjadi subjek penelitiannya yaitu semua pegawai di Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Anggaran yang pernah melaksanakan program Diklat
selama tahun anggaran 2002, atau subjek ini disebut juga dengan istilah populasi.
Populasi menurut pendapat Djarwanto dan Subagyo (1993:7) bahwa :
Populasi atau universi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan /
individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Satuan-satuan /
individu-individu ini disebut unit Analisis. Unit Analisis mungkin merupakan
organisasi, rumah tangga, tanah pertanian, perusahaan dan Iain-lain dalam bentuk
yang biasa dipakai dalam survei.
Sedangkan menururt Sugiyono (1998:57) populasi yaitu 'wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajan dan kemudian ditarik
kesimpulannya". Karena wilayah generalisasi populasi terlalu luas dan untuk
memudahkan penelitian, maka dengan menggunakan teknik tertentu diambil
sejumlah pegawai dari populasi tersebut sebagai sampel yang akan diteliti.
3. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono sampel (1998:57) adalah 'Sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebuL. Dan berkaitan dengan teknik
pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik Proportionate Stratified Random
Sampling karena melihat kondisi populasi yang heterogen dan berbagai tingkat
kepangkatan/golongan, jabatan/kedudukan,
masa
kerja serta
latar
belakang
pendidikannya, sehingga strata yang diambil ialah golongan. Proportionate Stratified
75
Random Sampling adalah 'Teknik pengambilan sampel dimana populasi penelitian
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsionaL
(Sugiyono, 1998:59).
Berkaitan dengan jumlah sampel, Sugiyono (1998:63) berpendapat bahwa
jumlah sampel yang besar hingga mendekati jumlah populasi akan mempunyai
peluang yang semakin kecil untuk berbuat kesalahan dalam pengambilan generalisasi
(kesimpulan) dan begitupun sebaliknya semakin kecil jumlah sampel dan populasi
maka akan semakin besar tingkat kesalahan dalam pengambilan generalisasi.
Sedangkan untuk menentukan besarnya sampel yang akan dijadikan
responden dalam penelitian ini, Arikunto (1993:107) inenyatakan bahwa 'Apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, penelitiannya merupakan
penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara
10 - 15 % atau 20 - 35 % atau lebih". Berdasarkan asumsi tersebut, untuk
kepraktisan, peneliti akan mengambi! ukuran sampel sebanyak 60 % dari jumlah
populasi.
Tabei 3.1. di bawah menunjukkan bahwa jumlah pegawai Kantor Pusat DJA
yang mengikuti berbagai diklat pegawai baik diklat kepemimpinan, diklat teknis
maupun diklat fungsional selama tahun 2002 (populasi) ialah sebanyak 163 orang,
sehingga dengan ukuran sampel yang diambil secara proporsional sebesar 60 %,
maka jumlah sampel yang diteliti ialah sebanyak 98 orang.
Untuk jelasnya, jumlah populasi dan sampel penelitian ini dapat dilihat
scbauaimana Tabei 3.1. di bawah ini :
76
Tabei 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
(Pegawai Kantor Pusat DJA yang Mengikuti Diklat Pegawai lahun 2002)
Golongan
Jenis Diklat
I
1. Diktat Kepemimpinan
II
-
-
-
-
III
IV
8
5
Jumlah Sampe!
(orang) (orang)
8
13
Diklatpim I
Diklatpim II
Diklatpim III
2
2/
Diklatpim IV
5
H
i
124
74
6
16
10
11
6
I7
10
10
5
15
9
9
6
15
9
10
6
16
10
9
6
15
9
10
5
15
9
9
6
15
9
15
IT
93
65
78
46
- Perencanaan dan Pembinaan Anggaran
10
- Pembinaan 1'enibiayaan Daerah Otonom
- I'enge/o/aaan Kekayaan Negara
2. Diklat Teknis
-
- Pengelolaan PHLN
- Sistem Informasi Anggaran
-
- Pemimpin Proyek
- Perencanaan Proyek
- Pengadaan Barang dan Jasa
3. Diklat Fungsional
JUMLAH
j
-
-
5
26
163
i
16
98
Sumber : Bag. Kepegawaian Setditjen Anggaran (data diolah Penulis)
Dan tabei di atas dapat dilihat bahwa dan jumlah sampel tersebut sebagian
besar atau 57 % diikuti oleh pegawai golongan II, sisanya 39,9 % diikuti oleh
pegawai golongan III dan 3,1 % pegawai golongan IV. Sedangkan apabila dilihat
dari proporsi jenis diklat yang diikuti, sebagian besar pegawai mengikuti diklat
teknis (76,1%), diklat fungsional (16 %) dan diklat kepemimpinan (8%).
C. Definisi Operasional Variabel
Dengan mengacu pada uraian terdahulu, maka masing-masing variabel
penelitian beserta indikatornya ialah sebagai berikut:
1.
Variabel Bebas (Perencanaan, Pelaksanaan dan Hvaluasi Diklat):
77
Perencanaan, yaitu proses untuk memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan
dicapai selama periode waktu mendatang dan apa yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut (Simamora, 1995:55). Perencanaan merupakan salah
satu fungsi manajemen yang sangat strategis dan terpenting karena efektivitas
suatu program akan sangat tergantung kepada bagaimana program tersebut
direncanakan, dengan kriteria tingkat kemungkinan untuk dapat dilaksanakan
dan pencapaian tujuan (realibilitas), tingkat kemudahan untuk diakses calon
peserta mengenai rencana tersebut (aksessibilitas), tingkat fleksibilitas rencana
terhadap perubahan organisasi dan lingkungan, dan tingkat konsistensi
rencana dengan tujuan organisasi ;
Pelaksanaan, setelah semua hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan
diklat tersebut dilalui, tahap selanjutnya yaitu melaksanakan semua rencana
yang telah dibuat, dengan kriteria tingkat konsistensi terhadap rencana yang
ditetapkan, tingkat kemudahan persyaratan bagi calon peserta, tingkat
kesesuaian kurikulum
terhadap tujuan dan kebutuhan diklat (struktur
program), tingkat kemampuan instruktur, serta tingkat ketersediaan sarana
dan prasarana ;
Evaluasi, merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memastikan
apakah diklat yang dilaksanakan sudah sesuai dengan rencana yang dibuat,
selain itu juga dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui seberapa jauh
tingkat pertambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai yang
sudah mengikuti suatu program diklat, dengan indikator tingkat keterpaduan
antara tujuan, materi dan metode pengajaran, tingkat keterlibatan peserta,
tingkat kemenyeluruhan (komprehensif) terhadap aspek kognitif, afektif dan
78
motorik peserta, dan tingkat akuntabililas hasil-hasil evaluasi bagi semua
pihak yang berhubungan ;
2. Variabel Terikat (Kinerja Pegawai), yaitu tingkat kemampuan pegawai baik
dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya, khususnya mereka yang
sudah melaksanakan program diklat, dalam memberikan kontribusi atau masukan
terbaiknya kepada organisasinya sesuai dengan kapasitas dan tugas pekerjaannya
masing-masing dalam rangka mencapai tujuan dan tugas pokok Direktorat
Jenderal Anggaran pada khususnya dan Departemen Keuangan pada umumnya.
Adapun kriteria kinerja pegawai ialah tingkat kemampuan untuk berinteraksi
sosial, loyalitas dan dedikasi pegawai terhadap tugas dan pekerjaannya. tingkat
motivasi untuk bekerja dan belajar, tingkat perubahan pengetahuan, keterampilan
dan sikap, serta tingkat kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektivitas kerja.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan infonnasi yang diperlukan sebagai bahan
kajian, peneliti mencoba menggunakan beberapa metode pengumpulan data dengan
memanfaatkan beberapa metode dan instrumen penelitian yaitu :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajan buku-buku bacaan. peraturan -
peraturan. artikel. dokumen, dan
sumber lainnya yang berisi teori yang
berhubungan dengan materi penulisan tesis ini. Studi ini dilakukan karena
berbagai keuntungan yang bisa didapatkan diantaranya melimpahnya sumber
bacaan sebagai referensi dalam pengembangan bahasan, efisiensi biaya. tenaga
dan waktu.
79
2. Studi Lapangan
•
Observasi, instrumen ini digunakan dengan cara meiakukan pengamatan
langsung pada obyek penelitian khususnya di Kantor Pusat DJA di mana
peneliti bekerja, dengan maksud untuk memperoleh gambaran nyata tentang
berbagai kegiatan serta gejala yang ada khususnya yang berhubungan dengan
objek penelitian.
• Angket, yang disebarkan ke seluruh responden di Kantor Pusat DJA.
Digunakannya instrumen ini karena pertimbangan efisiensi waktu dan tenaga
untuk mendapatkan data yang diinginkan. Selain itu melalui angket
diharapkan responden akan memberikan jawaban yang objektif karena
terjaganya privacy responden. Angket dilakukan dengan cara membuat daftar
pertanyaan dan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
keterangan dari responden. Pada penelitian ini, angket yang digunakan ialah
angket tertutup. Menurut Nasution (1996:129) angket tertutup ini terdiri atas
pertanyaan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan'.
E. Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini termasuk ke dalam bentuk penelitian kuantitatif. Proses
pengukuran dilakukan dengan menggunakan instrumen yang mempunyai skala
pengukuran. Teknik pengolahan data ini meliputi pemberian skor terhadap jawaban
responden. Pemberian skor dengan memakai skala Likert dimana skala tersebut
dipakai untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang terhadap fenomena yang terjadi (Sugiyono, 1994:73). Penelitian ini bermaksud
untuk mengetahui sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial
80
yaitu hendak mengetahui tingkat pengaruh manajemen diklat pegawai terhadap
kinerja pegawai di Kantor Pusat DJA.
Secara nnci teknis pengolahan dan analisis data dilakukan melalui tahapan :
1. Memberikan pembobotan terhadap jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil
pembagian angket untuk setiap jawabannya lalu dijumlahkan. Jawaban tersebut
dibagi kedalam 5 kategori mulai dari kategori tertinggi (bobot nilai 5) hingga
kategori paling rendah (bobot nilai 1). Ke 5 kategori jawaban tersebut seperti
sangat baik sangat setuju, baik setuju, sedang ragu-ragu, kurang tidak setuju
dan buruk sangat tidak setuju dan sebagainya.
2. Tabulating, yaitu menyusun dan mengolah jawaban-jawaban responden tersebut
ke dalam bentuk tabei dengan tujuan untuk mendapatkan skor mentah.
3. Untuk menganalisis berbagai indikator penelitian, maka dibuat rentang nilai yang
sama untuk semua indikator tersebut. Penentuan range untuk rentang nilai yang
akan digunakan adalah dengan menggunakan rentang nilai secara kontinum.
Untuk mencari
rentang nilai
setiap indikator tersebut, terlebih dahulu
menentukan skor terendah dan skor tertinggi. Dimana skor tertinggi diperoleh
dari rumus (skor tertinggi x sampel x jumlah pertanyaan) dan skor terendah
diperoleh dari rumus (skor terendah x sampelx jumlahpertanyaan). Setelah total
skor diketahui, selanjutnya mencari rentang nilai dengan rumus : (jumlah skor
tertinggi ideal
jumlah skor terendah ideal) dibagi jumlah kelas (Sadu
Wasistiono, 1999:32).
4. Untuk memperoleh tingkat hubungan antara variabel X dengan Y adalah dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan merujuk kepada skor asli
atau skor mentah dari jawaban responden (Furqon,1999:94) sebagai berikut :
rxv
=
n.E XiYi - (S Xi) (I Yi)
V{n.SXi2-(SXi)2}{n.SYi2-(SYi)2}
Keterangan :
r = koefisien korelasi X dan Y
n = jumlah sampel yang diteliti
Xi = jumlah jawaban yang menyangkut pertanyaan indikator variabel X
Yi ^jumlahjawaban yang menyangkut pertanyaan indikator variabel Y
Hasil dari rumus koefisien korelasi di atas akan bergerak antara 0,00 sampai
dengan 1,00. Koefisien korelasi yang semakin mendekati 1,00 (tanpa
memperhatikan tanda aljabarnya) menunjukkan hubungan yang semakin kuat.
Sebaliknya koefisien korelasi yang mendekati 0,00 menandakan bahwa hubungan
itu lemah (Furqon, 1999:89).
5. Adapun hipotesis yang dikemukakan ialah sebagai berikut:
Ho: (i = 0 => artinya Tidak ada pengaruh yang kuat dari variabel Xi terhadap
variabel Y.
HI: \l ^ 0 => artinya terdapat pengaruh yang kuat dari variabel Xi terhadap
variabel Y..
6. Sedangkan yang menjadi kriteria pengujian ialah sebagai berikut:
a. Terima Ho, jika t /„•„,„£ < t (\. a) ; dan tolak Ho, jika t i,imnf, > t a . a)
b. Terima Ho, jika - t /„,„„e > - t a . a) ; dan tolak Ho, jika - t /„-,„„g