PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA : Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung.

(1)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

(

Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung

)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Manzilina Mastura 0607541

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

”PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA”

(Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru (KPPB) Kota Bandung )

Skripsi ini telah disetujui oleh : Pembimbing I

Prof. Dr. H. Disman.MS

NIP. 19590209 198 412 1 001

Pembimbing II

Dr. H. Amir Machmud.SE,M.Si

NIP. 1971041 1 201012 1 001

Mengetahui, Ketua Program Pendidikan Ekonomi

Dr. Ikaputera Waspada. MM.


(3)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Penulis menyatakan bahwa dalam pembuatan skripsi ini yang berjudul

Pengaruh Pelayanan Koperasi, Sikap Anggota dan Pendapatan Anggota

terhadap Partisipasi Anggota (Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung)”, adalah benar-benar karya sendiri meskipun penyusunan skripsi ini belum sempurna. Namun dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak melakukan penjiplakan ataupun pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.

Sesuai dengan pernyataan ini, apabila dalam penyusunan skripsi ini ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan ataupun penulis menjiplak karya ilmiah dari pihak lain maka penulis siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan atas pelanggaran yang dilakukan oleh penulis.

Bandung, Juni 2013

Manzilina Mastura 0607541


(4)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

MANZILINA MASTURA (0607541) “PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA (Studi Kasus Pada Koperasi

Pedagang Pasar baru (KPPB) Kota Bandung),” dibawah bimbingan Prof.

Dr. H. Disman,MS dan Dr. H. Amir Machmud,SE,M.Si.

Koperasi merupakan salah satu wadah yang dapat bertujuan mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah satu kendala yang sering dihadapi koperasi dalam mencapai tujuanannya adalah rendahnya partisipasi anggota. Rendahnya partisipasi anggota diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota terhadap partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru (KPPB) Kota Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

eksplanatori dengan menggunakan instrumen yang berupa kuesioner dan juga

melakukan wawancara dengan beberapa anggota, pengurus maupun karyawan KPPB. Populasi yang diteliti adalah para pedagang pasar yang tersebar di bebearapa komisariat/pasar yang menjadi anggota KPPB dan berjumlah 1.356 anggota. Melihat anggota Koperasi ini yang begitu banyak jumlahnya, maka sampel yang diteliti adalah 100 anggota. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan dibantu program komputer

eviews.6 untuk mengolah data yang diteliti.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan (Uji F), pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota berpengaruh positif terhadap partisipasi anggota. Namun bila diuji dari tiap masing-masing variabel (Uji t), maka sikap anggota dan pendapatan anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi anggota, meskipun pendapatan anggota berpengaruh lemah terhadap partisipasi anggota. Sementara, pelayanan koperasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap partisipasi anggota. Hal ini dikarenakan tata letak kantor ataupun lokasi usaha dari Koperasi ini masih kurang strategis bagi anggota sendiri, mengingat sebagian anggota dari Koperasi Pedagang Pasar Baru berada di berbagai tempat.

Kata kunci: Partisipasi Anggota, pelayanan koperasi, sikap anggota dan


(5)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cooperation is one of organization have made prosper specially for member and of generally society. One of constraint which often faced cooperation in have realized purpose are lower participation members. The lower partiscipation of members assumption have affected by some factor, among them are service cooperation, the attitude members and income members. Method use in this research is survey explanotory method with use instrument which kind questioner and interview too with some own members, manager although some official employee cooperation tradder new market (KPPB) in Bandung City. Population who researched were tradders market scattered at some markets with be members KPPB and aggregate around 1.356 members. Data analysis model in research used multiple regression analysis with assisted computer programs eviews 6 for procses the research data. This result research indicated that service cooperation have positive effect but not significant to participation of members. That is cause, layout of the office or this cooperation business location was’nt strategic enough for own members. Remember, a part of members KPPB at all be in a place. While, the attitude of members and income members have positive affected and significant to participation of members, although income members effected of weak to participation members.

Keywords : Service Cooperation, The Attitude Members, Income Members, Participation of Members.


(6)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 10

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 12

2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Konsep Koperasi ... 12

2.1.1.1 Definis Koperasi ... 12

2.1.1.2 Prinsip-Prinsip Koperasi ... 18

2.1.1.3 Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi... 22

2.1.1.4 Koperasi Pasar ... 25

2.1.2 Partisipasi Anggota ... 27

2.1.3 Pelayanan Koperasi ... 35

2.14 Sikap Anggota ... 41


(7)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 51

2.3 Kerangka Pemikiran ... 53

2.4 Hipotesis ... 62

BAB III METODE PENELITIAN ... 63

3.1 Objek Penelitian ... 63

3.2 Metode Penelitian ... 63

3.3 Populasi dan Sampel ... 64

3.3.1 Populasi ... 64

3.3.2 Sampel ... 64

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 66

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 70

3.6 Instrumen Penelitian ... 72

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 72

3.7.1 Uji Validitas ... 73

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 74

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 75

3.8.1 Teknik Analisis Data ... 75

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 76

3.9 Uji Asumsi Klasik ... 79

3.9.1 Multikolinieritas ... 79

3.9.2 Heteroskedastisitas ... 80

3.9.3 Autokorelasi ... 82

BAB IV 4.1 HASIL PENELITIAN ... 84

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 84

4.1.1.1 Sejarah KPPB Kota Bandung ... 84

4.1.1.2 Struktur Organisais dan Manajemen KPPB Kota Bandung... ... 86 4.1.1.3 Keanggotaan KPPB Kota Bandung 90


(8)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.1.1.4

Kegiatan Organisasi KPPB Kota Bandung... 4.1.1.5

Keadaan Permodalan KPPB Kota

Bandung ... 93

4.1.2 Gambaran Umum Responden ... 98

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Gender ... 98

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 98

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 100

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Keanggotaan ... 100

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 101

4.1.3.1 Pelayanan Koperasi ... 101

4.1.3.2 Sikap Anggota ... 104

4.1.3.3 Pendapatan Anggota ... 107

4.1.3.4 Partisipasi Anggota ... 109

4.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 109

4.1.4.1 Uji Validitas ... 112

4.1.4.2 Uji Reliabilitas ... 114

4.1.5 Analis Data ... 115

4.1.6 Pengujian Hipotesis ... 116

4.1.7 Uji Asumsi Klasik 118 4.1.7.1 Uji Multikolinieritas ... 118

4.1.7.2 Uji Heteroskedastisitas ... 119

4.1.7.3 Uji Autokorelasi ... 120

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 121 4.2.1 Pengaruh Pelayanan Koperasi Terhadap 121


(9)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Partisipasi Anggota ...

4.2.2

Pengaruh Sikap Anggota Terhadap Partisipasi

Anggota ... 123

4.2.3 Pengaruh Pendapatan Anggota Terhadap Partisipasi Anggota ... 126

4.3 Implikasi Pendidikan ... 128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 131

5.1 Kesimpulan ... 131

5.2 Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA


(10)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Melihat sebuah permasalahan yang selalu tak kunjung memperoleh penyelesaian dengan tepat serta semakin besar tantangan yang dihadapi koperasi terhadap perkembangan ekonomi dunia yang pesat saat ini, mendorong munculnya perubahan terhadap kebijakan koperasi yang awalnya berpijak pada landasan undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, kemudian kembali diperbaharui menjadi Undang-Undang Koperasi yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 yang ditetapkan pada tanggal 29 Oktober 2012 oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

Berlakunya Undang-Undang Koperasi Nomor 17 Tahun 2012, banyak menuai berbagai kontroversi dari berbagai pelaku Koperasi. Meskipun beberapa kalangan pelaku koperasi berpandangan positif bahwa munculnya Undang-Undang Koperasi baru ini dapat mendorong koperasi semakin maju dan berkembang. Di sisi lain, sebagian kalangan koperasi pun juga berpendapat terbalik bahwa kebijakan koperasi yang baru dinilai masih kurang terealisasikan sebab isi keputusan dari Undang-Undang No17 Tahun 2012 dinilai kurang sesuai dengan jati diri koperasi, dimana koperasi didirikan oleh anggota, dengan anggota dan untuk anggota. Oleh karena itu keberadaan Undang-Undang Koperasi yang


(11)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baru masih berada dalam tahap pensosialisasian dan belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.

Undang-Undang Koperasi baru, yaitu Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 lebih menegaskan bahwa koperasi dipandang bukan lagi sebagai badan usaha melainkan sudah menjadi badan hukum yang didirikan oleh orang perorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai prinsip koperasi. ini berarti, koperasi memiliki aturan yang jelas dan tegas dalam melaksanakan kegiatan koperasi. Namun, ketegasan aturan koperasi saat ini juga diikuti pula perubahan yang sangat mendasar terhadap pelaksanaannya.

Pelaksanaan koperasi berdasarkan Undang-Undang Koperasi Nomor 17 Tahun 2012 berbeda dengan peraturan sebelumnya baik dari segi keanggotaan koperasi, kepengurusan, kepengawasan dan permodalan. Bila meninjau definisi koperasi yang baru, salah satu perubahan yang paling mendasar adalah dari segi permodalan. Dimana, terdapat pemisahan kekayaan para anggota sebagai modal awal untuk menjalankan usaha. Sebagaimana halnya dijelaskan pada pasal 66 ayat 1 bahwasannya modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi.(www.bpkp.go.id)

Perubahan modal ini dipandang sebagai pengganti ketentuan permodalan sebelumnya yang meliputi simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Munculnya perubahan modal koperasi ini berdampak terhadap peran anggota yang hanya sebatas pengguna jasa koperasi. Karena, dalam


(12)

Undang-Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang Koperasi yang baru ditetapkan pula pasal 68 dan 69 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap anggota koperasi harus membeli sertifikat modal koperasi yang jumlah minimumnya ditetapkan dalam anggaran dasar dan sertifikat modal koperasi tidak memiliki hak suara. (www.bpkp.go.id)

Berarti anggota tidak berperan sebagai pemilik melainkan hanya sebagai pengguna jasa koperasi. Sehingga akan mempengaruhi rasa kepemilikan dan tanggung jawab anggota terhadap kegiatan atau aktivitas yang menyangkut dengan koperasi. Keadaan ini akan mengurangi keikutsertaan anggota terhadap kegiatan koperasi atau dengan kata lain akan mengurangi tingkat partisipasi anggota.

Lebih jelas kembali pelaksanaan dari keputusan Undang-Undang Koperasi yang baru ditujukan untuk lebih mengutamakan pelayanan yang prima. Bila ditinjau kembali, berarti keberadaan koperasi di Indonesia masih belum sepenuhnya tertuju pada tujuan utama koperasi. Meskipun, menurut Menteri Koperasi dan UKM Syarifudin Hasan menyatakan bahwa saat ini pertumbuhan jumlah koperasi jauh lebih maju atau dengan kata lain jumlah koperasi mengalami peningkatan sebesar 3,35 persen dari 194.295 koperasi pada akhir tahun 2012 menjadi 200.808 unit koperasi. (www.detik.com)

Melihat tumbuh kembangnya jumlah koperasi saat ini belum sepenuhnya dikatakan berkembang dikarenakan masih terdapat beberapa koperasi yang mengesampingkan tujuan utama koperasi, atau dengan kata lain peningkatan koperasi secara kuantitatif tidak diikuti dengan peningkatan koperasi secara kualitatif. Berarti koperasi sebagai soko guru perekonomian yang mengedepankan


(13)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan utamanya belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Dikarenakan kurangnya kesadaran anggota dalam mengelola koperasi sehingga menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi anggota.

Partisipasi anggota yang rendah merupakan masalah yang selalu muncul pada beberapa koperasi dalam mengembangkan usahanya agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota. Rendahnya partisipasi anggota terjadi umumnya akibat tingkat kesejahteraan yang belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Bila melihat permasalah ini, banyak beberapa koperasi yang mengalaminya, salah satunya adalah Koperasi Pedagang Pasar Baru Bandung.

Koperasi Pedagang Pasar Baru merupakan salah satu Koperasi Pedagang Pasar di Kota Bandung. Diketahui bahwa beberapa koperasi pedagang pasar di kota bandung mengalami permasalahan ini sebagai akibat dari tidak maksimalnya tujuan daripada koperasi pedagang pasar, yaitu kesejahteraan anggota. Pasalnya, bilamana tujuan daripada koperasi dijalankan dengan semestinya, maka tingkat partisipasi yang dilaksanakan pun akan berjalan dengan baik. Hal ini terlihat, pada tingkat kesejahteraan koperasi pedagang pasar baru, dimana menurut Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah serta PERINDAG Kota Bandung dalam penelitian Resa Wulansari (2010:1) dikatakan bahwa terdapat enam koperasi yang masih aktif dari tiga puluh tujuh koperasi pedagang pasar, salah satunya adalah Koperasi Pedagang Pasar Baru. Di sisi lain, bila dilihat dari perubahan tingkat SHU cukup lemah bila dibandingkan dengan KOPPAS lainnya pada akhir tahun.


(14)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lebih jelas kembali, rendahnya partisipasi anggota pada Koperasi Pedagang Pasar Baru dapat terlihat dari menurunnya perkembangan jumlah simpanan dan modal. Adapun perkembangan ini terlihat sebagaimana pada tabel 1.1 berikut dibawah ini.

Tabel 1.1

Jumlah Simpanan Koperasi Pedagang Pasar Baru Periode 2006-2010

Tahun Simpanan Pokok

Simpanan Wajib

Simpanan Sukarela

Jumlah Simpanan

Perkembangan

(%) 2006 129.450.000 1.043.838.950 2.018.389.785 3.191.678.735 - 2007 124.890.000 1.069.851.385 2.175.121.740 3.369.863.125 5,58 2008 142.840.000 1.093.477.735 2.218.211.790 3.454.529.525 2,51 2009 464.920.000 1.114.076.735 2.552.810.880 4.131.807.615 19,60 2010 463.340.000 1.311.417.935 2.349.698.505 4.124.456.440 -0,27 Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung

Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah simpanan mengalami penurunan pada tahun 2010, yaitu sekitar 0,27 persen, dimana simpanan pokok dan simpanan sukarela yang diperoleh berkurang sekitar 0,34 persen dan 7,9 persen atau mencapai sebesar Rp 463.340.000 dan Rp 2.349.698.505, meskipun simpanan wajib mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, jumlah simpanan mengalami peningkatan namun pada tahun 2009, jumlah simpanan yang diperoleh cukup tinggi yaitu sebesar Rp 4.131.807.615 dengan perolehan simpanan pokok sebesar Rp 464.920.000 dan simpanann sukarela sebesar Rp 2.525.810.880 atau naik sekitar 19,60 persen.


(15)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sama seperti halnya simpanan, modal Koperasi Pedagang Pasar Baru mengalami penurunan pada tahun 2010. Hal ini terlihat sebagaimana tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Modal Koperasi Pedagang Pasar Baru Periode 2006-2010

Tahun Modal Perkembangan

(%)

2006 4.713.551.290 -

2007 4.701.223.600 -0,26

2008 4.993.937.600 6,22

2009 5.039.790.830 0,92

2010 4.982.071.530 -1,14

Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedafang Pasar Baru Kota Bandung

Dari tabel di atas diketahui bahwa modal Koperasi Pedagang Pasar Baru mengalami penurunan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 4.982.071.530 atau turun sekitar 1,14 persen. Berkurangnya modal juga pernah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 4.701.223.600 atau turun sekitar 0,26 persen daripada tahun 2006 yang mencapai modal sebesar Rp 4.713.551.290. Pada tahun 2008, terjadi peningkatan terhadap modal sekitar 6,22 persen sementara pada tahun 2009, modal yang diperoleh cukup tiinggi dengan mencapai nilai sebesar Rp 5.039.790.830 atau naik sekitar 0,92 persen.

Sehubungan dengan ini, rendahnya partisipasi anggota juga dilihat dari pelaksanaan kegiatan dalam hal menetapkan tujuan Koperasi dengan cara melaksanakan Rapat Angota Tahunan dan berbagai Rapat Lainnya. Adapun


(16)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan yang diadakan Koperasi Pedagang Pasar Baru, sebagaimana ditunjukan pada tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3

Rapat Anggota Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Periode 2008-2010

Tahun RAT

2008 2

2009 2

2010 2

Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung

Melihat tabel di atas bahwasannya pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, Koperasi Pedagang Pasar Baru melaksanakan kegiatan rapat anggota tahunan (RAT) sebanyak dua kali. Atau dengan kata lain, keberlangsungan kegiatan RAT dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya, yaitu sebanyak dua kali dalam setahun.

Di sisi lain, rendahnya partisipasi Koperasi Pedagang Pasar Baru dilihat pula dari menurunnya jumlah persediaan barang dagang, sebagaimana diitunjukan pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 1.4

Persediaan Barang Dagang Koperasi Pedagang Pasar Baru Periode 2006 – 2010

Tahun Persediaan

Barang Dagang

Perkembangan (%)

2006 12.607.925 -

2007 15.604.841 23,77

2008 1.613.600 -89,65

2009 946.100 -41,36


(17)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung

Berdasarkan tabel 1.4 menunjukan bahwa partisipasi insentif Koperasi Pedagang Pasar Baru cukup rendah. Hal ini terbukti dengan semakin berkurangnya persediaan barang dagangan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, persediaan barang dagang menurun yaitu sekitar 89,65 persen atau mencapai nilai Rp 671.400 dibandingkan tahun 2007 yang mencapai nilai Rp 15.604.841 atau sekitar 23,77 persen. Namun pada tahun 2010, persediaan barang dagang menurun cukup tajam dengan mencapai nilai Rp 671.400 atau turun sekitar 29,03 persen.

Lebih jelas kembali, melihat perkembangan aktiva menurun di akhir tahun, sebagaimana halnya ditunjukan pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 1.5

Perkembangan Aktiva Lancar Koperasi Pedagang Pasar Baru Periode 2006 – 2010

Tahun Aktiva Lancar Perkembangan

(%)

2006 7.051.096.584 -

2007 7.341.094.904 4,11

2008 7.309.714.271 -0,42

2009 7.832.932.633 7,15

2010 8.264.069.519 5,51

Sumber : Laporan Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa perkembangan aktiva lancar pada tahun 2010 menurun, meskipun nilai pada aktiva itu cukup tinggi dari tahun ke tahunnya dengan perkembangan sekitar 5,51 persen atau mencapai nilai sebesar Rp 8.264.069.519 dibandingkan pada tahun 2009, dengan tingkat perkembangan


(18)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup tinggi sekitar 7,15 persen atau mencapai nilai sebesar Rp 7.832.932.633. perubahan ini juga terjadi sama halnya pada tahun 2008, dengan tingkat perkembangan aktiva lancar turun sekitar 0,42 persen atau mencapai nilai sebesar Rp 7.309.714.271 dibandingkan pada tahun 2007 meningkat sekitar 4,11 persen atau mencapai nilai sebesar 7.341.094.904.

Merujuk pada data-data tersebut bahwa rendahnya jumlah simpanan, modal, persediaan barang dagang serta tingkat perkembangan aktiva lancar ini diduga karena rendahnya partisipasi anggota. Adapun rendahnya partisipasi anggota diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota diduga rendah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelayanan Koperasi, Sikap Anggota dan Pendapatan Anggota Terhadap Partisipasi Anggota (Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung)”.

1.2 Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang di atas, diketahui bahwa partisipasi anggota

dipengaruhi oleh pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota, maka dari itu penulis merumuskan masalah sebaggai berikut:

1. Bagaimana gambaran pelayanan koperasi, sikap anggota, pendapatan anggota dan partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung?


(19)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung dipengaruhi oleh pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota?

3. Apakah pelayanan koperasi berpangaruh terhadap partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung?

4. Apakah sikap anggota berpengaruh terhadap partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung?

5. Apakah pendapatan anggota berpengaruh terhadap partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung?

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran pelayanan koperasi, sikap anggota, pendapatan anggota dan partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota secara keseluruhan terhadap partispasi anggota Koperasi Pedagang Pasar di Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan koperasi terhadap partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung.


(20)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Untuk mengetahui pengaruh sikap anggota terhadap partisipasi anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung.

5. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan anggota terhadap partisipasi angggota Koperasi Pedagang Pasar Baru di Kota Bandung.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penilitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan, khususnya pada pengetahuan mengenai koperasi.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan atau sumbangan bagi koperasi untuk slalu meningkatkan tingkat partisipasi anggotanya agar koperasi dapat maju dan berkembang.


(21)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA


(22)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan diteliti adalah anggota koperasi pedagang pasar baru (KPPB) Kota Bandung. Adapun variabel yang akan diteliti yaitu pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota sebagai variabel independen dan partisipasi anggota sebagai variabel dependen.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksplanatory. Metode eksplanatory bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal atau sebab akibat diantara variable dan menguji hipotesis atau pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Metode survey lebih dibatasi pada penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Dengan demikian Metode Survey Eksplanatori adalah suatu metode yang menunjukan adanya hubungan antar variabel dengan menggunakan sampel untuk dapat menentukan suatu hipotesis.


(23)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Berdasarkan literatur dalam Singarimbun, Masri (2008:152), Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti adalah seluruh anggota koperasi pedagang pasar baru sebanyak 1.356 orang.

3.3.2 Sampel

Umumnya dalam sebuah penelitian setiap populasi tidak perlu seluruhnya untuk diteliti. Untuk mendapatkan gambaran masalah dari suatu populasi, peneliti dapat menggunakan sampel. Sampel pada dasarnya dianggap sebagai bagian dari populasi. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam wacana puati blogspot atau pada situs (www.ta-tugasakhir.blogspot.com) bahwa Sampel adalah sekelompok anggota populasi yang mewakili dari setiap populasi.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate

stratified random sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara

acak dan berstrata proporsional. Untuk menentukan berapa besarnya sampel yang diambil, peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2009:18). Adapun formulanya sebagai berikut:

=

N

N.d2+ 1

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = Presisi


(24)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel anggota koperasi sebagai berikut:

=

N

N.d2+ 1

� =

1356

1356(0.1)2 + 1

� = 93,13 = 93

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 93 orang, namun dalam penelitian ini jumlah sampel digenapkan menjadi 100 orang. Karena anggota KPPB adalah sebanyak 1.356 orang, sehingga sampel yang diteliti adalah 100 anggota. Disamping itu, anggota KPPB diklasifikasikan berdasarkan komisariat pasar, maka penarikan sampel anggota dilakukan secara proporsional. Adapun ukuran sampel untuk setiap anggotanya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Sampel Anggota Berdasarkan Komisariat

No Komisariat Jumlah

Anggota Sampel Anggota

1 Pasar Baru 871 871 :1.356 x 100 = 64

2 Pasar Balubur 96 96 : 1356 x 100 = 7 3 Pasar Simpang Dago 58 58 : 1356 x 100 = 4 4 Pasar Banceuy 58 58 : 1.3561 x 100 =5 5 Pasar Palasari 87 87 : 1.356 x 100 = 6 6 Pasar Cikapundung 21 21 : 1.356 x 100 = 2

7 Pasar ITC 32 32 : 1.356 x 100 = 2

8 Pasar Bunga Wastukencana 13 13 : 1.356 x 100 = 1 9 Setoran Langsung 120 120 : 1.356 x 100 = 9 Jumlah 1.356 100 Sumber: Laporan Tahunan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung


(25)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala

Pelayanan Koperasi (X1) Pelayanan dalam koperasi diartikan sebagai sejumlah jasa yang diberikan koperasi untuk memajukan usaha anggotanya

(sumber: Mahri, A Jajang W (2004:2))

Pelayanan Koperasi, meliputi:

Tangibles

Emphaty, terdiri dari

gabungan dimensi yaitu akses, komunikasi dan memahami pelanggan

Responsivennes

Reliability

Assurance, terdiri dari

gabungan dimensi yaitu kompetensi, kesopanan, kepercayaan dan

keamanan

(sumber: Zheinthmal et al dalam Santi, Tuti Ari (2008:20))

Data diperoleh dari jawaban anggota KPPB yang meliputi

 Fasilitas atau sarana fisik, sarana

informasi dan jumlah personil atau karyawan

 lokasi koperasi, cara komunikasi, dan perhatian pengurus dalam memahami kebutuhan anggota agar anggota lebih menempatkan fikiran dan perasaannya untuk selalu memanfaatkan pelayanan koperasi

 kemampuan koperasi dalam membantu menanggapi keluhan anggota

 kehandalan koperasi dalam memberikan pelayanan koperasi yang ditinjau dari kecepatan dan ketepatan waktu


(26)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam memberikan pelayanan serta kemudahan prosedur yang dapat menarik anggota untuk memanfaatkan pelayanan koperasi

 kepercayaan anggota terhadap kemampuan koperasi, kompetensi pengurus ataupun karyawan dalam memberikan pelayanan kepada anggota Sikap anggota (X2) Sikap anggota dipandang kesiapan pada seseorang dalam hal ini anggota untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.

(Sarlito Wirawan Sarlino dalam Moenir AS, (2001:142))

Sikap anggota meliputi:

 Kepuasan (satisfication ) lazimnya ditunjukan kepada seseorang individu terhadap suatu kegiatan dengan cara mengarahkan sikapnya baik secara positif ataupun negatif tergantung dari apa yang dirasakan  Keterlibatan (involment) merupakan sebuah derajat dimana seseorang mengidentifikasi sebuah kegiatan organisasi dengan cara terlibat aktif dalam

Data diperoleh dari jawaban anggota tentang:

 kepuasan angggota terhadap pelayanan dan citra yang positif terhadap koperasi.

 keterlibatan anggota terhadap apa yang dikerjakan koperasi

 Keberpihakan anggota melalui kesediaan anggota dalam memahami dan membantu segala urusan koperasi

 keikutsertaan atau kepedulian anggota dalam melaksanakan kegiatan koperasi


(27)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengikuti segala

bentuk kegiatan dan juga menganggap bahwa

keikutsertaannya sebagai hal penting dalam menghargai dirinya sendiri  Komitmen (commitment) Merupakan derajat dimana seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi tertentu beserta tujuannya dan berkeinginan untuk mempertahankan keanggotannya di dalam organisasi  Partisipasi (participation) merupakan keikutsertaan atau kepedulian seseorang dengan maksud untuk memajukan sebuah organisasi

(sumber: Robbins, Stephen (2010:37-41)) Pendapatan anggota (X3) Pendapatan merupakan sejumlah pendapatan atau penerimaan seseorang yang dinyatakan dalam satuan hitung pada

Pendapatan anggota dapat dilihat dari penghasilan yang diperoleh anggota selama satu bulan

Data diperoleh dari jawaban responden mengenai jumlah penghasilan atau pendapatan yang diperoleh anggota dari hasil usaha anggota


(28)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu waktu tertentu dan

tempat tertentu. (Lesnawati, Ai (2008:25))

selama satu bulan

Partisipasi Anggota (Y) Partisipasi anggota merupakan keikutsertaan anggota dalam kegiatan operasional agar dapat mencapai tujuan bersama

(Hendar dan Kusnadi, 2005)

Partisipasi anggota dalam koperasi meliputi:

1. partisipasi kontributif merupakan partisipasi yang berupa partisipasi dalam hal pengambilan keputusan serta partisipasi dalam hal permodalan

2. partisipasi insentif merupakan partisipasi yang diwujudkan dengan memanfaatkan pelayanan koperasi

Data diperoleh dari responden tentang: 1. Partisipasi Kontributif a. Keterlibatan anggota dalam pengambilan keputusan, meliputi:  Kehadiran anggota dalam pengambilan keputusan  Keaktifan anggota memberikan masukan berupa ide, saran, kritikan atau tanggapan b. Partisipasi anggota dalam hal permodalan  Simpanan wajib  Simpanan pokok  Simpanan sukarela atau simpanan Ordinal


(29)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lainnya 2. Partisipasi anggota

dalam pemanfaatan pelayanan/usaha koperasi meliputi:

 Pemanfaatan pelayanan yang diberikan oleh koperasi kepada anggota

 Pinjaman anggota ke koperasi

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Sesuai pada literatur Nazir, Mohamad (2005:174), Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.untuk memperoleh data umumnya dibutuhkan beberapa teknik. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan dokumen-dokumen yang sudah ada yang berupa catatan, laporan maupun dokumen lain dengan tujuan untuk meneliti, mengkaji dan menganalisa hubungan permasalahan penelitian tersebut.

b. Studi literatur, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai literature dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian tersebut.


(30)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Angket, yaitu teknik yang pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner secara tertulis kepada responden.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner mengenai pelayanan koperasi, sikap anggota dan partisipasi anggota. Kuesioner umumnya dipandang sebagai daftar pertanyaan. Menurut Singarimbun, Masri (2008:175), Tujuan pokok pembuatan kuesioner yaitu untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey serta memperoleh informasi dengan realibilitas dan validitas yang tinggi.

Adapun langkah-langkah penyusunan kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:

1. menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai pelayanan Koperasi, sikap anggota, pendapatan anggota dan partisipasi anggota

2. menentukan objek yang menjadi responden yaitu anggota koperasi pedagang pasar baru

3. menyusun pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dengan merumuskan beberapa alternative jawaban baik sifatnya tertutup ataupun terbuka. Jenis instrument yang bersifat tertutup merupakan seperangkat daftar pertanyaan yang telah disediakan dengan alternative jawaban. Sementara yang


(31)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersifat terbuka merupakan daftar pertanyaan yang tidak disertai dengan alternative jawabannya.

4. menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal. Ukuran data ordinal hanya menetapkan peringkatnya saja. Sementara untuk data interval, responden diberikan kebebasan dalam menjawab pertanyaan yang telah disediakan.

5. memperbanyak angket 6. menyebar angket

7. mengelolan dan menganalisis hasil angket

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Tujuan adanya uji instrumen penenlitian adalah untuk memperoleh hasil penelitian yang tidak diragukan kebenarannya. Sebuah instrumen umumnya perlu diuji oleh alat ukur yang sesuai dengan standar metode penelitian Sebuah instrumen penelitian dapat dikatakan baik apabila alat ukur pada instrumen tersebut harus valid dan realibel. Oleh karena itu, setiap instrumen penelitian perlu melakukan uji validitas dan uji realibilitas agar memperoleh hasil penelitian yang senpurna.

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Singarimbun, Masri (2008:122), bahwa Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Pada dasarnya validitas dalam penelitian dijadikan sebagai derajat ketepatan alat ukur penelitian


(32)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang arti sebenarnya yang diukur. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut memiliki validitas tinggi, sedangkan apabila sebuah instrumen kurang valid berarti menunjukan tingkat validitasnya rendah. Untuk mengukur sejauh mana sebuah instrumen dapat dikatakan valid atau tidak valid apabila instrumen tersebut telah melakukan uji validitas. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi produk moment dengan rumus:

�= N XY − ( X Y)

[N X2− X)2 [N Y2− ( Y)2] Dimana:

rxy = koefisien validitas

∑X =Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total

∑XY = Jumlah hasil kali skor item dengan skor total

Menggunakan taraf signifikansi α = 0.05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai kritis atau nilai r dengan derajat kebebasan (n-2) dimana n menyatakan jumlah baris atau banyaknya responden.

Perhitungan validitas ini akan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

 apabila rhitung > rtabel, maka dinyatakan valid  apabila rhitung < rtabel, maka dinyatakan tidak valid.


(33)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.2 Uji Reliabilitas

Pada dasarnya uji realibitas lebih menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten dan akurat. Untuk mengukur sebuah gejala sosial perlu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran. Semakin kecil kesalahan pengukuran, maka semakin realibel alat pengukuran. Begitu pula sebaliknya semakin besar kesalahan pengukuran, maka semakin tidak realible alat pengukuran tersebut.

Sebuah instrumen dapat dikatakan benar dan akurat apabila instrumen tersebut telah melakukan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik belah dua. Menurut Singarimbun, Masri (2008: 143-144) teknik ini ditujukan untuk memperoleh nilai reliabilitas dengan mendasari pada setiap item pertanyaan yang dikelompokan menjadi dua belahan, yaitu item ganjil dan item genap untuk dapat menentukan skor dari masing-masing item pada belahan pertama (item ganjil) dan belahan kedua (item genap). Selanjutnya, menentukan nilai korelasi dari jumlah skor pada setiap kedua belahan item dengan menggunakan rumus korelasi

product moment, serta mencari nilai reliabilitas dari keseluruhan item dengan

memasukan nilai korelasi kedalam rumus berikut:

r. tot =

2 (r.tt) 1+r.tt

keterangan:

r. tot = angka reliabilitas keseluruhan item


(34)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila nilai korelasi hasil perhitungan dari keseluruhan item lebih besar dari nilai korelasi kritis atau nilai r. Begitu pula sebaliknya dengan menggunakan taraf signifikasi, α : 0,05, apabila nilai koefisien korelasi dari keseluruhan item (r11) lebih besar dari nilai koefisien korelasi dari

belahan item (rb) maka dikatakan reliabel. Sedangkan nilai koefisien dari keseluruhan

item lebih kecil dari nilai koefisien belahan item maka dikatakan tidak reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Untuk mendapatkan koefisien regresi berganda, dalam hal ini peneliti menggunakan alat analisis yang berupa Eviews.6

Tujuan daripada analisis regresi berganda adalah untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara pada model analisis data tersebut.

Pengaruh daripada variabel bebas terhadap variabel terikat dapat digambarkan pada persamaan model dibawah ini:

= �0+ �1 1+�2 2+ �3 3 +е Keterangan:

Y : Partisipasi Anggota X1 : Pelayanan Koperasi

X2 : Sikap Anggota

X3 : Pendapatan Anggota

β0 : Konstanta

β : Koefisien Regresi е : Error


(35)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persamaan di atas, menunjukan bahwa tujuan penelitian ini yaitu dapat mengetahui berapa besar pengaruh dari pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota terhadap partisipasi anggota serta dapat mengetahui pula kebenaran dari hipotesis sementara.

Sebelum melakukan uji hipotesis, apabila sebuah data yang dianalisis memiliki skala ordinal maka data tersebut perlu dirubah menjadi data interval. Data penelitian dengan menggunakan model analisis regresi berganda umumnya slalu bersifat interval. Oleh karena itu untuk menganalisis sebuah data perlu menerapkan metode ke dalam model analisis regresi berganda, agar memperoleh hipotesis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode successive internal yang pelaksanaanya dibantu dengan program Microsoft Excel 2007 untuk memperoleh data interval dan melakukan uji hipotesis.

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian menggunakan uji statistik yang berupa uji koefisien determinasi (R2), Uji Simultan (uji f) dan Uji Parsial (uji t) berdasarkan pendekatan Eviews.6

1. Uji Parsial (uji t)

Uji parsial atau uji t umumnya digunakan untuk mengetahui pengaruh dari tiap masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan literatur dari Widarjono, Agus (2005:85), Uji t dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(36)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

t = �1–�1

(�1)

Dilihat secara parsial, hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji satu sisi yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0: β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y

Ha :β1≠ 0, artinya ada pengaruh positif antara variabel X terhadap variabel Y

Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis dapat ditentukan dengan membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel dari distribusi tabel, dimana pengujian

hipotesis ini menggunakan tingkat kesalahan adalah 5% atau taraf signifikasi sebesar 95% dan ketentuannya:

thitung > ttabel, berarti menolak H0 dan menerima Ha

thitung < ttabel, berarti menerima Ho dan menolak Ha.

2. Uji Simultan (uji F)

Pada dasarnya tujuan daripada uji simultan adalah untuk dapat mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama mampu mempengaruhi variabel terikat dengan cara membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel pada tingkat

kepercayaan sebesar 95%. Berdasarkan literatur dari Supranto, J (2009:263), Nilai uji

F hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

=

R

2/

1 − R2)/ n −�−1)


(37)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara statistik, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho : β1 = β2 = β3 = 0, artinya seluruh variabel bebas tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat

Ha : β1 = β2 = β3 ≠ 0, artinya seluruh variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat

Hipotesis pada uji F dapat ditentukan dengan merujuk kepada sebuah kriteria, dan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5% atau taraf signifikasi sebesar 95%, adapun ketentuannya sebagai berikut:

Fhitung > Ftabel, berarti menolak Ho dan menerima Ha.

Fhitung < Ftabel, berarti menerima Ho dan menolak Ha.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dipengaruhi oleh variabel

Berdasarkan literatur pada Rohmana, Yana (2010:76), Formula koefisien determinasi (R2) dapat dirumuskan sebagai berikut:

2

=

TSS = 1 2

�2


(38)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan rumusan di atas, besarnya nilai koefisien determinasi (R2) terletak diantara 0 dan 1, atau dengan kata lain 0 ≤ R2≤ 1 yang berarti bahwa apabila nilai R2 semakin mendekati dengan 1 maka semakin baik model regresi yang mampu menjelaskan bahwa semakin terdapat pengaruh yang erat antara variabel independent dengan variabel dependent. Begitu pula dengan nilai R2 yang semakin mendekati nol maka menunjukan bahwa model regresi yang diteliti semakin kurang baik, dan berarti semakin kecil atau tidak ada pengaruh yang erat antara variabel independent dengan variabel dependent.

3.9 Uji Asumsi Klasik 3.9.1 Multikolinieritas

Pada dasarnya multikolinieritas dianggap sebagai suatu gejala yang muncul dalam suatu model regresi dikarenakan adanya hubungan yang sempurna diatara variabel bebas. Munculnya multikolinieritas dalam sebuah model regresi ditandai dengan nilai varian yang semakin meningkat dan juga nilai standar eror yang semakin besar.

Sebuah model dapat diketahui terkena atau tidaknya multikolinieritas. Untuk mengetahui kebenarannya, peneliti menggunakan metode OLS (Ordinary Least

Square) dengan menguji koefisien korelasi parsial antar variabel independen (variabel

bebas). Pengujian koefisien korelasi parsial lebih menekankan nilai koefisien korelasi antar variabel independen. Apabila nilai koefisien korelasi antar variabel independen lebih tinggi daripada 0.8 maka terdapat multikolinieritas dalam sebuah model.


(39)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila sebuah model diduga mengandung unsur multikolinieritas maka untuk dapat mengatasi masalah multikolinieritas adalah dengan mengabaikan masalah tersebut tanpa ada perbaikan. Pada dasarnya multikolinieritas hanya menyebabkan estimator dalam sebuah model memiliki standar eror yang rendah, namun estimator yang dihasilkan masih bersifat BLUE yang berarti estimator yang dimiliki tidak mengharuskan tidak adanya korelasi antar variabel independen.

3.9.2 Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi yang penting dalam model regresi linier klasik adalah bahwa setiap kesalahan pengganggu (ɛ)1 mempunyai varian yang sama atau asumsi

ini disebut homoskedastisitas. Namun setiap kesalahan pengganggu tidak semuanya memiliki varian yang sama dalam sebuah model atau istilahnya disebut heteroskedastisitas. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara pengamatan pada anggota populasi satu dengan anggota populasi lainnya pada saat waktu tertentu.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam suatu model, maka dalam hal ini peneliti menggunakan metode White

Heteroskedasticity. Langkah daripada metode White Heteroskedasticity adalah

dengan mealakukan estimasi persamaan dan menentukan residualnya dengan menggunakan Eviews.6. Selanjutnya, berdasarkan literatur Rohmana, Yana (2010:180-183), Hipotesa untuk menentukan heteroskedastisitas dengan membandingkan nilai chi-square hitung (n. R2) dengan nilai kritis (χ2). Apabila nilai chi-square (n. R2) hitung lebih besar dari nilai kritis (χ2) dengan derajat kepercayaan


(40)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu maka diduga mengandung heteroskedastisitas. Begitu sebaliknya, apabila nilai chi-square (n. R2) hitung lebih kecil dari nilai kritis (χ2) dengan derajat kepercayaan tertentu maka tidak terdapat heteroskedastisitas Selain itu, ketentuan hipotesa dari metode ini juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dari hasil persamaan uji regresi White dengan tingkat kesalahan α = 5%

atau α = 0.05. Apabila nilai probabilitas (Obs*R-squared) lebih besar dari tingkat

kesalahan α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terbebas dari heteroskedastisitas. Sedangkan apabila nilai probabilitas (Obs*R-squared) lebih kecil

dari tingkat kesalahan α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut

mengandung heteroskedastisitas.

Munculnya Heteroskedastisitas dalam suatu model regresi menyebabkan varian menjadi tidak minimum meskipun estimator yang dihasilkan bersifat linier dan tidak bias sehingga keadaan ini mengakibatkan hasil regresi tidak dapat di evaluasi. Oleh karena itu, untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka dapat diatasi dengan menggunakan beberapa metode agar dapat menghasilkan model regresi yang baik. Adapun metode yang digunakan untuk mengatasi heteroskedastisitas ini sangat bergantung pada varian dan residual. Apabila varian dan residualnya dapat diketahui maka metode yang digunakan adalah metode weighted least squares (WLS). Sedangkan apabila varian tidak dapat diketahui maka untuk menghilangkan masalah heteroskedatisitas dapat digunakan dengan metode white atau metode transformasi.


(41)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.9.3 Autokorelasi

Autokorelasi pada dasarnya terjadi akibat adanya hubungan atau korelasi antara data pengamatan satu dengan data pengamatan lainnya yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan yang lain. Munculnya autokorelasi dapat menyebabkan varian menjadi tidak minimum sehingga mengakibatkan perhitungan terhadap standar eror tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya serta membuat interval estimasi maupun uji hipotesis secara parsial (uji t) dan simultan (uji F) tidak dapat dipercaya terhadap hasil evaluasi regresi

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui terkena atau tidaknya autokorelasi adalah metode Bruesch Pagan

Godfrey. Berdasarkan literatur dalam Rohmana, Yana (2010:199), Langkah-langkah

pada metode Bruesch Pagan Godfrey adalah sebagai berikut:

 melakukan regresi dengan metode OLS dan mendapatkan nilai residualnya

 melakukan regresi residual (et) dengan variabel independen (x). Apabila

terdapat lebih dari satu variabel independen maka semua variabel independen melakukan kembali uji regresi dan menlagkan dari residualnya.

 menentukan hipotesis dengan membandingkan nilai hitung chi square dengan nilai kritis chi square pada derajat kepercayaan tertentu. Apabila nilai hitung chi square lebih besar dari nilai kritis chi square maka menolak Ho yang


(42)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebaliknya apabila nilai hitung chi square lebih kecil dari nilai kritis chi square maka menerima Ho dan berarti tidak terdapat masalah autokorelasi.

Disamping itu, ketentuan hipotesa dari metode ini juga dapat diputuskan dengan membandingkan nilai probabilitasnya. Apabila nilai probabilitasnya (Obs*R-square) lebih besar dari tingkat kesalahan α = 5% atau α = 0.05, berarti tidak mengandung autokorelasi. Begitupula sebaliknya, apabila nilai probabilitasnya (Obs*R-square) lebih kecil dari tingkat kesalahan α = 5% atau

α = 0.05, berarti mengandung autokorelasi.

Apabila sebuah model mengandung autokorelasi, maka model tersebut perlu diatasi dengan menggunakan beberapa cara perbaikan yang berupa metode diferensi pertama, uji Berenblutt-Webb, uji Durbin Watson dan dengan menggunakan metode

Cochrabe-Orcutt. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk dapat

mengatasi model akibat terkena heteroskedastisitas dengan cara menggunakan metode first difference atau Metode diferensi pertama. Metode diferensi pertama meruapakan suatu bentuk perwujudan metode OLS dengan cara melakukan transformasi terhadap persamaan agar model tersebut terbebas dari masalah autokorelasi.


(43)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota terhadap partisipasi anggota (studi kasus pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Bandung) dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelayanan Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung berada pada kategori sedang, berarti pelayanan yang diberikan Koperasi kepada anggotanya sudah cukup baik. Sikap anggota berada pada kategori sedang, ini menunjukan bahwa kesadaran anggota turut serta terhadap Koperasi sudah dikatakan cukup baik khususnya dalam hal ikut serta memberikan kontribusi permodalan. Sementara, pendapatan anggota sendiri berada pada kategori rendah, berarti pendapatan yang diperoleh anggota dikatakan kurang mencukupi untuk mengikuti berbagai kegiatan koperasi, dikarenakan tingginya tingkat persaingan sehingga pendapatan yang dimiliki anggota sebagian besarannya lebih digulirkan kembali untuk mengembangkan usaha mereka. Berbeda halnya pendapatan, tingkat partisipasi anggota berada pada kategori sedang, ini menunjukan bahwa peran serta anggota dalam mengikuti berbagai kegiatan koperasi sudah dikatakan cukup baik.


(44)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota secara simultan berpengaruh terhadap partisipasi anggota, ini menunjukan bahwa pelayanan koperasi, sikap anggota dan pendapatan anggota bersama-sama mempengaruhi partisipasi anggota. Semakin tinggi pelayanan koperasi, sikap annggota dan pendapatan anggota maka semakin tinggi tingkat partisipasi anggota, dan begitu pula sebaliknya.

3. Pelayanan koperasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap partisipasi anggota, ini menunjukan bahwa pelayanan koperasi sangat kecil pengaruhnya terhadap partisipasi anggota. Hal ini dikarenakan jarak yang jauh diantara lokasi koperasi maupun lokasi usaha koperasi dari keberadaan anggota, dimana sebagian besar anggota Koperasi Pedagang Pasar Baru tersebar di beberapa tempat, sehingga pelayanan yang ditawarkan koperasi kurang mendapat respon anggota khususnya dalam hal pelayanan jasa dan pembiayaan.

4. Sikap anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi anggota, ini menunjukan bahwa sikap anggota cukup besar pengaruhnya terhadap partisipasi anggota. Semakin tinggi sikap anggota terhadap koperasi maka semakin besar pula tingkat partisipasi anggota terhadap koperasi, dan bergitu pula sebaliknya.

5. Pendapatan anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi anggota, ini menunjukan bahwa pendapatan anggota berpengaruh namun cukup lemah terhadap partisipasi anggota. Semakin


(45)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

besar pendapatan yang diperoleh anggota maka semakin besar pula partisipasi anggota terhadap koperasi, dan begitu pula sebaliknya.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Dikarenakan jarak lokasi yang kurang memungkinkan bagi anggota untuk

berpartisipasi terhadap koperasi, meskipun dari pihak koperasi telah membentuk tim lapangan untuk memberikan pelayanan yang ada di koperasi namun perlu lebih ditingkatkan lagi pelayanannya dengan cara memberikan keringanan syarat pinjaman, bunga pinjaman dan kecepatan dalam memberikan pinjaman serta meningkatkan kembali promosi yang ada dan membuat semenarik mungkin namun tetap dengan prinsip koperasi agar anggota tertarik untuk memanfaatkan pelayanan yang ada di koperasi, khususnya pelayanan jasa dan pembiayaan.

2. Koperasi tetap terus menumbuhkembangkan sikap anggota agar anggota tetap dan slalu aktif berpartisipasi terhadap koperasi. Untuk mengoptimalkan sikap anggota terhadap koperasi perlu beberapa pertimbangan yang harus ditinjau dari tingkat kepuasan anggotanya, keterlibatannya, komitmen serta partisipasinya. Meskipun berlakunya undang-undang koperasi yang baru menjadikan anggota hanya berperan sebagai pengguna jasa, namun ke depannya sebagai satu kesatuan dari sebuah oranisasi anggota juga sudah menjadi subjek dalam koperasi, sehingga diharapkan sikap yang dimiliki anggota tetap terus terarah baik terhadap Koperasi.


(46)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Koperasi hendaknya terus meningkatkan pendidikan kepada anggota dengan mengadakan berbagai pelatihan ataupun penyuluhan baik mengenai koperasi maupun pengetahuan lain khususnya pengelolaan usaha agar anggota lebih mengembangkan potensinya sehingga penghasilan atau pendapatan yang diperoleh anggota semakin tinggi dan secara tidak langsung mendorong anggota juga lebih berpartisipasi terhadap koperasi.

4. Bagi para anggota, meskipun diberlakukannya undang-undang Koperasi yang baru anggota perlu dituntut untuk terus memacu tingkat kesadarannya dalam berpartisipasi walaupun ke depannya peran anggota secara tidak langsung hanya sebatas pengguna jasa namun anggota harus tetap berperan sebagai subjek yang dapat mendorong koperasi untuk lebih berkembang, sehingga dengan sendirinya anggota dapat memperoleh dan merasakan manfaat koperasi.


(47)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Budiwati, Neti & Suzanti, Lizza. (2007). Manajemen Keuangan Koperasi,

(Konsep Dasar dan Aplikasi). Bandung: Laboratorium Koperasi

(Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI)

Hamalik, Oemar. (1993). Psikologi Manajemen (Penuntun bagi Pemimpin). Bandung: Trigenda Karya

Hendar. (2010). Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: Erlangga

Hendar dan Kusnadi. (2005). Ekonomi Koperasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI)

Huririyati, Ratih. (2010). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: CV Alfabeta

Indrawan, Rully & Loesron , Tati Suharti. (1997). Manajemen Koperasi. LEMLIT UNPAS

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (2010). Pedoman Pengembangan Kapasitas Anggota Koperasi dan

Promosi Usaha Anggota Koperasi. Bandung: DISKUMKM Provinsi

Jawa Barat

Limbong, Bernhand. (2010). Pengusaha Koperasi Memperkokoh Fondasi

Ekonomi Rakyat. Jakarta: Margaretha Pustaka

Moenir, A S. (2001). Manajemen Pelayanan Umum Indonesia. Sinar Grafika Ofset

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia


(48)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung. Alfabeta

Robbins, Stephen P & Coutier, Mary. (2010). Manajemen. Jakarta: Erlangga Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.

Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Ropke, Jochen. (2012). Ekonomi Koperasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Singarimbun, Masri & Efendi, Sofyan . (1987). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia

Sitio, Arifin & Holomoan, Tamba. (2001). Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga

Subandi. (2009). Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta Supranto, J. (2009). Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga

Suryani, Tatik. (2008). Perilaku Konsumen (Implikasi pada Strategi Pemasaran). Yogyakarta: Graha Ilmu

Widarjono ,Agus. (2005). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia

Laporan RAT. Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung Periode 2006-2010

Sumber Karya Ilmiah

Badri, Diding Ahmad . 2005. Pengaruh Sikap Anggota Terhadap Koperasi dan

Kualitas Pelayanan Terhadap Partisipasi Anggota serta Implikasinya Terhadap Perkembangan Usaha. Skripsi. Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI). Tidak diterbitkan


(49)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Darmawan, Akhmad . 2008. Potensi Partisipasi Anggota pada Koperasi

Karyawan Sejahtera. Universitas Muhamadiyah Purwokerto [Online]

tersedia:

:(htttp://jurnal.ump.ac.id/index.php/EKONOMI/article/view/271/256) Hermawati, Adya. 2012. Peranan Aspek Sosial Ekonomi Perajin Tempe Terhadap

Pendapatan dan Partisipasinya Sebagai Anggota Primkopti.

Universitas Widyagama Malang. [Online] Tersedia ; (http://jurnaljsm-msm.com/wp-content/uploads/2012/09/30_40.pdf)

Lesnawati, Ai. 2008. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota

Koperasi Jasa Angkutan. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan

Mahri, A Jajang W. 2004. Pelayanan dan Manfaat Koperasi serta Pengaruhnya

terhadap Partisipasi Anggota (Suatu Kasus pada Koperasi Tahu Tempe Kabupaten Tasikmalaya). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

[Online] tersedia : (http://jurnal.upi.edu/file/Jajang.pdf)

Mulyani, Ani & Ismulyati, Sri. Hubungan Antar Faktor Anggota dan Partisipasi

Anggota Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi di Kabupaten Bogor.

Universitas Terbuka (UT). [Online] Tersedia ; (http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/index.php/option=com.content&vie w=article&id=1501;hubungan-antara-faktor-anggota-dan-partisipasi- terhadap-keberhasilan-usaha-koperasi-di-indonesia-di-kabupaten-bogor&catid=64&itemid=312)

Raharja, Edi. 2000. Analisis Sikap dan Partisipasi Anggota Koperasi Pedagang

Pasar/KOPPAS (Studi Kasus di Kabupaten Klaten dan Kota Semarang,

Jawa Tengah. Universitas Dipenogoro. [Online] tersedia ;

(http://eprints.undip.ac.id/23457/)

Santi, Tuti Ari. 2008. _________________. FISIP Universitas Indonesia. [Online] Tersedia ; (http://lontar.ui.ac.id/file/file=digital/116714-T/2024594-Analisis-kualitas-Tinjauan-literatur.pdf)


(50)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Internet

www.bpkp.go.id www.detik.com http://bejatikoran.com http://m.suaramerdeka.com http://ta-tugasakhir.blogspot.com http://dedylondong.blogspot.com

http://www.majalahpendidikan.com/211/11/pengertian pelayanan.html

http://www.koperasiperananpendidikanperkoperasian.htm atau www.epi.edu.com


(1)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

besar pendapatan yang diperoleh anggota maka semakin besar pula partisipasi anggota terhadap koperasi, dan begitu pula sebaliknya.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Dikarenakan jarak lokasi yang kurang memungkinkan bagi anggota untuk

berpartisipasi terhadap koperasi, meskipun dari pihak koperasi telah membentuk tim lapangan untuk memberikan pelayanan yang ada di koperasi namun perlu lebih ditingkatkan lagi pelayanannya dengan cara memberikan keringanan syarat pinjaman, bunga pinjaman dan kecepatan dalam memberikan pinjaman serta meningkatkan kembali promosi yang ada dan membuat semenarik mungkin namun tetap dengan prinsip koperasi agar anggota tertarik untuk memanfaatkan pelayanan yang ada di koperasi, khususnya pelayanan jasa dan pembiayaan.

2. Koperasi tetap terus menumbuhkembangkan sikap anggota agar anggota

tetap dan slalu aktif berpartisipasi terhadap koperasi. Untuk

mengoptimalkan sikap anggota terhadap koperasi perlu beberapa pertimbangan yang harus ditinjau dari tingkat kepuasan anggotanya, keterlibatannya, komitmen serta partisipasinya. Meskipun berlakunya undang-undang koperasi yang baru menjadikan anggota hanya berperan sebagai pengguna jasa, namun ke depannya sebagai satu kesatuan dari sebuah oranisasi anggota juga sudah menjadi subjek dalam koperasi, sehingga diharapkan sikap yang dimiliki anggota tetap terus terarah baik terhadap Koperasi.


(2)

Manzilina Mastura , 2013

3. Koperasi hendaknya terus meningkatkan pendidikan kepada anggota

dengan mengadakan berbagai pelatihan ataupun penyuluhan baik mengenai koperasi maupun pengetahuan lain khususnya pengelolaan usaha agar anggota lebih mengembangkan potensinya sehingga penghasilan atau pendapatan yang diperoleh anggota semakin tinggi dan secara tidak langsung mendorong anggota juga lebih berpartisipasi terhadap koperasi.

4. Bagi para anggota, meskipun diberlakukannya undang-undang Koperasi

yang baru anggota perlu dituntut untuk terus memacu tingkat kesadarannya dalam berpartisipasi walaupun ke depannya peran anggota secara tidak langsung hanya sebatas pengguna jasa namun anggota harus tetap berperan sebagai subjek yang dapat mendorong koperasi untuk lebih berkembang, sehingga dengan sendirinya anggota dapat memperoleh dan merasakan manfaat koperasi.


(3)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Budiwati, Neti & Suzanti, Lizza. (2007). Manajemen Keuangan Koperasi, (Konsep Dasar dan Aplikasi). Bandung: Laboratorium Koperasi (Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI)

Hamalik, Oemar. (1993). Psikologi Manajemen (Penuntun bagi Pemimpin). Bandung: Trigenda Karya

Hendar. (2010). Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: Erlangga

Hendar dan Kusnadi. (2005). Ekonomi Koperasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI)

Huririyati, Ratih. (2010). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: CV Alfabeta

Indrawan, Rully & Loesron , Tati Suharti. (1997). Manajemen Koperasi. LEMLIT UNPAS

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. (2010). Pedoman Pengembangan Kapasitas Anggota Koperasi dan Promosi Usaha Anggota Koperasi. Bandung: DISKUMKM Provinsi Jawa Barat

Limbong, Bernhand. (2010). Pengusaha Koperasi Memperkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat. Jakarta: Margaretha Pustaka

Moenir, A S. (2001). Manajemen Pelayanan Umum Indonesia. Sinar Grafika Ofset

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia


(4)

Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung. Alfabeta

Robbins, Stephen P & Coutier, Mary. (2010). Manajemen. Jakarta: Erlangga Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.

Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Ropke, Jochen. (2012). Ekonomi Koperasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Singarimbun, Masri & Efendi, Sofyan . (1987). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia

Sitio, Arifin & Holomoan, Tamba. (2001). Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga

Subandi. (2009). Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta Supranto, J. (2009). Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga

Suryani, Tatik. (2008). Perilaku Konsumen (Implikasi pada Strategi Pemasaran). Yogyakarta: Graha Ilmu

Widarjono ,Agus. (2005). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia

Laporan RAT. Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung Periode 2006-2010

Sumber Karya Ilmiah

Badri, Diding Ahmad . 2005. Pengaruh Sikap Anggota Terhadap Koperasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Partisipasi Anggota serta Implikasinya Terhadap Perkembangan Usaha. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tidak diterbitkan


(5)

Manzilina Mastura , 2013

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Darmawan, Akhmad . 2008. Potensi Partisipasi Anggota pada Koperasi Karyawan Sejahtera. Universitas Muhamadiyah Purwokerto [Online] tersedia:

:(htttp://jurnal.ump.ac.id/index.php/EKONOMI/article/view/271/256) Hermawati, Adya. 2012. Peranan Aspek Sosial Ekonomi Perajin Tempe Terhadap

Pendapatan dan Partisipasinya Sebagai Anggota Primkopti.

Universitas Widyagama Malang. [Online] Tersedia ; (http://jurnaljsm-msm.com/wp-content/uploads/2012/09/30_40.pdf)

Lesnawati, Ai. 2008. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Koperasi Jasa Angkutan. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan

Mahri, A Jajang W. 2004. Pelayanan dan Manfaat Koperasi serta Pengaruhnya terhadap Partisipasi Anggota (Suatu Kasus pada Koperasi Tahu Tempe Kabupaten Tasikmalaya). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). [Online] tersedia : (http://jurnal.upi.edu/file/Jajang.pdf)

Mulyani, Ani & Ismulyati, Sri. Hubungan Antar Faktor Anggota dan Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi di Kabupaten Bogor.

Universitas Terbuka (UT). [Online] Tersedia ;

(http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/index.php/option=com.content&vie w=article&id=1501;hubungan-antara-faktor-anggota-dan-partisipasi- terhadap-keberhasilan-usaha-koperasi-di-indonesia-di-kabupaten-bogor&catid=64&itemid=312)

Raharja, Edi. 2000. Analisis Sikap dan Partisipasi Anggota Koperasi Pedagang Pasar/KOPPAS (Studi Kasus di Kabupaten Klaten dan Kota Semarang,

Jawa Tengah. Universitas Dipenogoro. [Online] tersedia ;

(http://eprints.undip.ac.id/23457/)

Santi, Tuti Ari. 2008. _________________. FISIP Universitas Indonesia. [Online]

Tersedia ;


(6)

Sumber Internet

www.bpkp.go.id www.detik.com http://bejatikoran.com http://m.suaramerdeka.com http://ta-tugasakhir.blogspot.com http://dedylondong.blogspot.com

http://www.majalahpendidikan.com/211/11/pengertian pelayanan.html

http://www.koperasiperananpendidikanperkoperasian.htm atau www.epi.edu.com