Kontribusi partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi pedagang Pasar Cihaurgeulis Bandung.

(1)

viii ABSTRAK

KONTRIBUSI PARTISIPASI ANGGOTA, BESARNYA SISA HASIL USAHA, DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP TINGKAT

KESEJAHTERAAN ANGGOTA KOPERASI PEDAGANG PASAR CIHAURGEULIS BANDUNG

Pramesti Wardani Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontibusi partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis Bandung.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis Bandung. Populasi data penelitian ini adalah semua anggota KOPPALIS. Teknik pengambilan sampel menggunakan

Accidental sampling dan sampel yang diambil berjumlah 78 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan taraf kesalahan 5% serta pengolahan dan menggunakan SPSS versi 16.00 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Terdapat kontribusi partisipasi anggota terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi (ρ= 0,001< α= 0,05) sebesar 50,46% dimana partisipasi anggota yang diberikan anggota koperasi semakin tinggi tingkat partisipasinya; 2) Terdapat kontribusi besarnya sisa hasil usaha terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi (ρ= 0,001< α= 0,05) sebesar 26,62% dimana besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh anggota koperasi semakin besar jumlahnya; 3) Terdapat kontribusi kemampuan manajerial pengurus koperasi terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi (ρ= 0,001< α= 0,05) sebesar 22,91% dimana kemampuan manajerial pengurus yang diberikan koperasi semakin membaik. Besarnya koefisien determinasi atau adjusted R2 menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan anggota koperasi dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus sebesar 42,8% dan sisanya 57,2% dijelaskan oleh variabel di luar model penelitian.

Kata kunci: Partisipasi Anggota, Besarnya Sisa Hasil Usaha, Kemampuan Manajerial Pengurus, Regresi Linear Berganda.


(2)

ix ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF MEMBER'S PARTICIPATION, THE AMOUNT OF INCOME REMAINDER, AND THE MANAGERIAL ABILITY OF BOARD

DIRECTORS TOWARDS THE PROSPERITY RATE OF MARKET MERCHANDISE COOPERATION'S MEMBERS IN CIHARGEULIS

BANDUNG Pramesti Wardani Sanata Dharma University

2015

This research aims to identify the contribution of member's participation, the amount of income remainder, and the managerial ability of board directors towards the prosperity rate of market merchandise cooperation's members in CIHARGEULIS BANDUNG.

This research is an explanative research which was cerried out in the cooperation of market merchandise CIHARGEULIS BANDUNG. The population of this research were all members of cooperation. The technique of collecting samples was Accidental sampling and number of the samples were 78 respondents. Data collecting technique was a questionnaire which has been tested its validity and reliability. The data were analyzed by using double linear regression with 5% of error rate and processed by applying SPSS 16.00 for windows.

The result of this research shows that: 1) there is participant contribution towards the prosperity level of cooperative's members (p=0.001<a=0.05), 50,46% means that the members participation level is increasing; 2) there is a contribution of the amount of income remainder towards the prosperity of cooperative's members (p=0,001<a=0,05), 26,62% means the amount of income remainder becomes bigger. 3) There is a contribution of the member managerial ability towards the members prosperity (p=0,001<a=0,05), 22,91% means that the managerial ability of the members are improving. The number of determination coefficient or adjust R2 indicates that prosperity level of cooperative's members can be explained by participation of the member's, the amount of income remainder, and managerial ability of the members, i.e. 42% and the rest is 57,2%, it is explained by variables beyond the model of the research.

Keyword: participation, the amount of income remainder, the managerial ability, Multiple Linear Regression.


(3)

i

KONTRIBUSI PARTISIPASI ANGGOTA, BESARNYA SISA

HASIL USAHA DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS

TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN ANGGOTA

KOPERASI PEDAGANG PASAR CIHAURGEULIS BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Pramesti Wardani

111324013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karyaku ini untuk yang paling

istimewa yaitu :

Bunda Maria Pendengar Doaku, Tuhan Yesus Kristus Penolongku yang selalu kuterima pertolonganNya.

Kedua Orang tuaku Bapak Antonius Suwarto dan Ibu Angela Marsini untuk doa, cinta, kasih sayang, dukungan yang selalu aku terima.

Kakek, nenek, om, tante, kakak dan adik sepupu untuk doa, dukungan yang selalu aku terima.

Adikku Ratna Natalia, Irene Tri terima kasih atas dukungan dan doanya.

Teman Dekat Matius Ferdy Saputra terima kasih atas dukungan dan doanya.

Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan doa dan dukungan yang selalu aku terima


(7)

v

Motto

Keberhasilan Tidak Akan Pernah Diraih Tanpa Ketekunan, Keprihatinan, dan Kesabaran.

(Pramesti)

Lebih Baik Menjadi Orang Kecil, Tetapi Bekerja Untuk Diri Sendiri, Daripada Berlagak Orang Besar Tetapi

Kekurangan Makan. Amsal 12 : 9

Karena Itu, Saudara-saudaraku yang Terkasih, Berdirilah Teguh, Jangan Goyah, dan Giatlah Selalu dalam Pekerjaan Tuhan!

Sebab Kamu Tahu, Bahwa dalam Persekutuan dengan Tuhan Jerih Payahmu Tidak Sia-sia.


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Juni 2015 Penulis

Pramesti Wardani


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Pramesti Wardani

Nim : 111324013

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KONTRIBUSI PARTISIPASI ANGGOTA, BESARNYA SISA HASIL USAHA, DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP TINGKAT

KESEJAHTERAAN ANGGOTA KOPERASI PEDAGANG PASAR

CIHAURGEULIS BANDUNG.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Univeritas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalih dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Juni 2015 Yang menyatakan


(10)

viii ABSTRAK

KONTRIBUSI PARTISIPASI ANGGOTA, BESARNYA SISA HASIL USAHA, DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP TINGKAT

KESEJAHTERAAN ANGGOTA KOPERASI PEDAGANG PASAR CIHAURGEULIS BANDUNG

Pramesti Wardani Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontibusi partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis Bandung.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis Bandung. Populasi data penelitian ini adalah semua anggota KOPPALIS. Teknik pengambilan sampel menggunakan

Accidental sampling dan sampel yang diambil berjumlah 78 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan taraf kesalahan 5% serta pengolahan dan menggunakan SPSS versi 16.00 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus KOPPALIS berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi, yaitu : 1) Terdapat kontribusi partisipasi anggota terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi (ρ= 0,001< α= 0,05) sebesar 50,46% dimana partisipasi anggota yang diberikan anggota koperasi semakin tinggi tingkat partisipasinya; 2) Terdapat kontribusi besarnya sisa hasil usaha terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi (ρ= 0,001< α= 0,05) sebesar 26,62% dimana besarnya sisa hasil usaha yang diperoleh anggota koperasi semakin besar jumlahnya; 3) Terdapat kontribusi kemampuan manajerial pengurus koperasi terhadap tingkat kesejahteraan anggota koperasi (ρ= 0,001< α= 0,05) sebesar 22,91% dimana kemampuan manajerial pengurus yang diberikan koperasi semakin membaik. Besarnya koefisien determinasi atau

adjusted R2 menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan anggota koperasi dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus sebesar 42,8% dan sisanya 57,2% dijelaskan oleh variabel diluar model penelitian.

Kata kunci: Partisipasi Anggota, Besarnya Sisa Hasil Usaha, Kemampuan Manajerial Pengurus, Regresi Linear Berganda.


(11)

ix ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF MEMBER'S PARTICIPATION, THE AMOUNT OF INCOME REMAINDER, AND THE MANAGERIAL ABILITY OF BOARD

DIRECTORS TOWARDS THE PROSPERITY RATE OF MARKET MERCHANDISE COOPERATION'S MEMBERS IN CIHARGEULIS

BANDUNG Pramesti Wardani Sanata Dharma University

2015

This research aims to identify the contribution of member's participation, the amount of income remainder, and the managerial ability of board directors towards the prosperity rate of market merchandise cooperation's members in CIHARGEULIS BANDUNG.

This research is an explanative research which was cerried out in the cooperation of market merchandise CIHARGEULIS BANDUNG. The population of this research were all members of cooperation. The technique of collecting samples was Accidental sampling and number of the samples were 78 respondents. Data collecting technique was a questionnaire which has been tested its validity and reliability. The data were analyzed by using double linear regression with 5% of error rate and processed by applying SPSS 16.00 for windows.

The result of this research shows that: 1) there is participant contribution towards the prosperity level of cooperative's members (p=0.001<a=0.05), 50,46% means that the members participation level is increasing; 2) there is a contribution of the amount of income remainder towards the prosperity of cooperative's members (p=0,001<a=0,05), 26,62% means the amount of income remainder becomes bigger. 3) There is a contribution of the member managerial ability towards the members prosperity (p=0,001<a=0,05), 22,91% means that the managerial ability of the members are improving. The number of determination coefficient or adjust R2 indicates that prosperity level of cooperative's members can be explained by participation of the member's, the amount of income remainder, and managerial ability of the members, i.e. 42% and the rest is 57,2%, it is explained by variables beyond the model of the research.

Keyword: participation, the amount of income remainder, the managerial ability, Multiple Linear Regression.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya yang selalu menyertai saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Kontribusi Partisipasi Anggota, Besarnya Sisa Hasil Usaha dan Kemampuan Manajerial Pengurus Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis Bandung ”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan, bidang keahlian khusus pendidikan ekonomi, program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, banyak pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan bantuan yang tidak terhingga dari:

1. Tuhan Yesus yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Y.M.V Mudayen S.Pd., M.Sc selaku Dosen Pembimbing I, atas bimbingan dan pengarahan dari awal sampai dengan akhir pembuatan skripsi ini.

4. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si selaku Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi dan selaku pembimbing II, atas segala bimbingan, kepercayaan, kebaikan dan pengarahan dari awal penulisan hingga akhir penulisan skripsi ini.


(13)

xi

5. Segenap Dosen Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

6. Bapak Hj. Yusup Selaku Ketua KOPPALIS yang telah menerima dan memberikan informasi kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Pengurus dan anggota KOPPALIS Jl Surapati No 24, Kecamatan Sukaluyu, Kota Bandung, Jawa Barat.

8. Bapak Antonius Suwarto, Ibu Angela Marsini, dan segenap keluarga besar atas kasih sayang, doa serta dukungan yang telah diberikan selama ini hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

9. Saudara perempuanku Ratna dan Irene yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa.

10. Sahabatku Sherly Venska, Trini, Nining, Andini, Dinta, Tri Nur yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua teman-teman pendidikan ekonomi 2011 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi bermanfaat bagi penulis.

Yogyakarta, 20 Juni 2015


(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 10

C. Perumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Definisi Operasional ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 15


(15)

xiii

B. Koperasi Pedagang Pasar ... 27

C. Partisipasi Anggota ... 30

D. Sisa Hasil Usaha ... 36

E. Manajemen Koperasi ... 44

F. Kemampuan Manajerial Pengurus ... 48

G. Kesejahteraan Anggota ... 52

H. Hasil Penelitian Terdahulu ... 53

I. Kerangka Berpikir ... 55

J. Hipotesis ... 59

BAB III METODE PENELITIAN ... 60

A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 60

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 61

C. Objek dan Subjek Penelitian... 62

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 62

E. Data yang Dicari ... 63

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 64

G. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 64

H. Metode Pengumpulan Data ... 67

I. Analisis Instrumen ... 71

J. Metode Analisis Data ... 77

1. Analisis Deskriptif ... 77

2. Uji Persyaratan Regresi ... 80

3. Uji Asumsi Klasik ... 80

4. Analisis Regresi Linear Berganda ... 81

5. Uji Hipotesis ... 82

6. Kofisien Determinasi ... 83

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 84

A. Perkembangan Koperasi Pedagang Pasar di Kota Bandung ... 84


(16)

xiv

C. Sejarah Berdirinya Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis ... 86

D. Profil Data Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis...88

E. Visi, Misi, dan Program Kerja Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis...90

F. Struktur Organisasi Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis...93

G. Deskripsi Responden ... 94

H. Deskripsi Variabel Penelitian ... 94

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 98

A. Analisis Deskriptif ... 98

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 102

C. Pembahasan ... 112

BAB VI PENUTUP ... 127

A. Kesimpulan ... 127

B. Saran ... 128

C. Keterbatasan Penelitian ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 131


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-rata SHU Per-Anggota KOPPAS Tahun 2010-2013 ... 8

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara ... 67

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ... 69

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggota ... 73

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Besarnya SHU ... 74

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Keterampilan Manajerial Pengurus ... 74

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Tingkat Kesejahteraan Anggota ... 75

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 77

Tabel 3.8 Interval Hasil Penelitian Deskriptif ... 79

Tabel 5.1 Deskripsi Tingkat Kesejahteraan Anggota ... 99

Tabel 5.2 DeskripsiPartisipasi Anggota ... 100

Tabel 5.3 Deskripsi Besarnya SHU ... 101

Tabel 5.4 Deskripsi Kemampuan Manajerial Pengurus ... 102

Tabel 5.5 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 103

Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolineritas ... 104

Tabel 5.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 105

Tabel 5.8 Hasil Regresi Linear Berganda ... 106

Tabel 5.9 Hasil Uji F ... 107

Tabel 5.10 Hasil Uji t ... 108


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkatan Manajer ... 50 Gambar 4.1 Struktur Organisasi KOPPALIS ... 93


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Perijinan ... 134

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ... 137

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 142

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas ... 146

Lampiran 5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 150


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Pengalaman di tanah air kita lebih unik karena koperasi yang pernah lahir dan telah tumbuh secara alami di zaman penjajahan. Kemudian setelah kemerdekaan diperbaharui dan diberikan kedudukan yang sangat tinggi dalam penjelasan undang-undang dasar. Dan atas dasar itulah kemudian melahirkan berbagai penafsiran bagaimana harus mengembangkan koperasi.

Undang- undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Bangun perusahaan yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (UU No 25 tahun 1992 pasal 1 ayat (1)).

Sementara menurut ICA Cooperative Identity Statement, (Manchester, 23 September 1995) Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang


(21)

yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis.

Asas kekeluargaan mencerminkan adanya kesadaran dari hati nurani manusia untuk bekerja sama dalam koperasi. Koperasi Indonesia bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (UU No 25 tahun 1992 pasal 3).

Berkembang atau tidaknya sebuah koperasi dipengaruhi oleh partisipasi anggota dan manajemennya. Semakin banyak dan aktif anggota sebuah koperasi maka semakin besar peluang koperasi tersebut berkembang dan maju sehingga dapat bersaing dengan badan usaha lain. Pengurus dan karyawan sebagai pengelola koperasi harus mampu memberikan dorongan agar dapat menarik anggota untuk ikut serta dalam pengembangan koperasi.

Semua hal tersebut akan dapat baik dengan adanya prestasi dan hasil kerja yang baik dari pengurus, karyawan dan partisipasi anggota. Pengurus adalah anggota dari koperasi yang memperoleh kepercayaan dari Rapat Anggota untuk memimpin organisasi koperasi pada suatu periode tertentu. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik pengurus koperasi harus benar-benar ditunjuk dari orang-orang yang tercakap, terampil, kreatif, jujur dan


(22)

benar-benar mengetahui tentang seluk beluk usaha-usaha serta berjiwa sosial yang tebal, tahan terhadap tantangan-tantangan dan rintangan-rintangan yang mungkin muncul dihadapannya.

Dengan kata lain “motor” penggerak bagi usaha koperasi adalah ditangan pengurus. Oleh karena itu dibutuhkan orang-orang yang mempunyai latar belakang pengetahuan yang luas dalam bidang koperasi dan dalam hal kemasyarakatan.

Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) merupakan Koperasi yang beranggotakan para pedagang pasar. Pada umumnya pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi untuk melayani kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan para pedagang, misalnya modal dan penyediaan barang dagangan. Jumlah KOPPAS yang tercatat di Dinas Koperasi-Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan (KUKM & Perindag) kota Bandung pada tahun 2011 berjumlah 37 Koperasi. Namun, Dinas KUKM & Perindag Kota Bandung mengungkapkan bahwa dari jumlah tersebut hanya ada enam (6) Koperasi yang masih tergolong aktif yaitu KOPPAS Baru (KPPB), KOPPAS Karapitan, KOPPAS Cihaurgeulis (KOPALIS), Koperasi Himpunan Pedagang Pasar Cikapundung (KOHIPPCI), KOPPAS Lodaya dan KOPPAS Ciwastra (KOPPASTRA).

Salah satunya adalah koperasi pedagang pasar Cihaurgeulis memiliki banyak sektor usaha yang membutuhkan banyak modal dan setelah jangka beberapa lama sektor usaha tersebut mengalami kemajuan yang signifikan.


(23)

Sektor usaha yang telah mengalami kemajuan harus mengganti modal kerja yang telah diberikan oleh pihak koperasi pasar Cihaurgeulis. Koperasi pedagang pasar Cihaurgeulis adalah merupakan koperasi simpan pinjam, kegiatan-kegiatan pada sektor perkreditan atau penyaluran dana. Pendapatan koperasi pedagang pasar Cihaurgeulis yang terbesar diperoleh dari sektor perkreditan atau dari besarnya keuntungan bunga dari modal yang dikeluarkan pihak koperasi. Semakin besar kredit atau modal yang di pinjamkan kepada sektor usaha peminjam dana maka semakin besar pula profit yang di peroleh oleh pihak koperasi ini. Terkadang koperasi ini juga tidak terlepas dari pembayaran kredit yang macet sehingga sedikit menyulitkan pihak koperasi pedagang pasar Cihaurgeulis (Agustina, 2012).

Partisipasi anggota merupakan kunci keberhasilan anggota dan usaha koperasi. Secara umum, partisipasi berarti meningkatkan peran serta orang-orang yang mempunyai visi dan misi yang sama bagi mengembangkan organisasi maupun usaha koperasi. Menurut Sitio dan Tamba (2001:30) keberhasilan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi aktif anggota dalam koperasinya akan maju dan berkembang sehingga koperasi dapat dikatakan berhasil.

Partisipasi anggota koperasi dapat diwujudkan dalam bentuk tertibnya anggota dalam membayar simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela, berbelanja di toko koperasi, menghadiri rapat anggota koperasi serta memberikan kritik dan saran dapat membangun perkembangan koperasi.


(24)

Adanya partisipasi yang aktif dari anggota koperasi diharapkan akan meningkatkan perolehan sisa hasil usaha (SHU).

Walaupun manfaat koperasi sangat dirasakan bagi para anggota, namun menurut DEKOPINDA Kota Bandung (2012), kadangkala ada anggota yang tidak bertanggungjawab atau lepas tanggung jawab terhadap koperasi tempatnya bernaung. Yang dimaksud lepas tanggung jawab adalah seperti ketidakjujuran anggota atau pengurus, pengelolaan yang tidak demokratis, kurangnya kesadaran untuk mengembalikan pinjaman, kurangnya kesadaran untuk menghidupkan koperasi demi kelangsungan koperasi itu sendiri. Padahal koperasi dapat tumbuh dan berkembang tergantung pada partisipasi aktif anggota dimana partisipasi menentukan kelangsungan dan berkembangnya lapangan usaha atau unit usaha koperasi. Dengan demikian tanggung jawab berupa kesadaran berkoperasi sangat diperlukan dan menjadi perhatian agar koperasi dapat hidup tumbuh dan berkembang maju.

Anggota koperasi mempunyai makna yang sangat strategis bagi pembangunan koperasi. Anggota dapat berfungsi sebagai pemilik (owner) sekaligus sebagai pengguna jasa (user) atau sering disebut dengan dual identity of the member sebagai karakteristik utama koperasi yang tidak dimiliki oleh bentuk perusahaan lain. Sebagai pemilik, anggota harus berpartisipasi dalam penyetoran modal, pengawasan dan pengambilan keputusan dengan harapan akan memperoleh pembagian SHU yang memadai. Akan tetapi, pada kenyataannya sangat sulit untuk mencapai tujuan tersebut. Harapan


(25)

satu-satunya adalah berpartisipasi dalam pelayanan koperasi atau anggota sebagai pengguna jasa (user). Dari fungsi ini, anggota berharap memperoleh nilai tambah yang disebut sebagai promosi ekonomi anggota. Oleh karena itu, mengukur keberhasilan koperasi jangan hanya dilihat dari sisi kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU, tetapi yang utama harus dilihat dari kemampuan dalam mempromosikan ekonomi anggotanya (Sugiyanto, 2002:273).

Menurut Burhanuddin (2005:29), “semakin besar jumlah anggota koperasi maka semakin tinggi derajat kesulitannya untuk mengendalikan koperasi”. Kepengurusan dalam koperasi memerlukan suatu bentuk manajemen dengan sistem pengawasan yang tangguh. Lemahnya keahlian manajerial misalnya dalam hal mengantisipasi perubahan pasar, seringkali juga menjadi penyebab kegagalan koperasi.

Kemampuan manajerial pengurus diukur dari proses mempengaruhi, pengambilan keputusan, komunikasi, dan inovatif. Peran pemerintah diukur dari upaya menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan, bimbingan dan kemudahan. Sedangkan keberhasilan usaha diukur dari pencapaian tujuan bisnis sukses yaitu dilihat dari volume usaha dan SHU.

Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sisa Hasil Usaha


(26)

(SHU) dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

Sedangkan dari segi aspek non keuangannya peningkatan sisa hasil usaha bisa diperoleh dari peran aktif anggota koperasi baik itu dalam bentuk moril maupun materi. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha. Selain itu juga pelayanan usahanya yang dilakukan oleh tenaga kerjanya, pelayanan usaha yang semakin baik akan menarik minat orang untuk menjadi anggota koperasi, sehingga bisa menambah pendapatan (SHU) pada koperasi tersebut.

Oleh karena itu anggota koperasi dituntut kesadarannya untuk aktif dalam memenuhi kewajibannya. Dengan partisipasi aktif anggota koperasi diharapkan usaha yang dilaksanakan akan mendatangkan laba usaha. Laba usaha yang diperoleh sebagian dicadangkan sebagai dana cadangan dan digunakan untuk memupuk modal sehingga usaha koperasi akan semakin meningkat.

Peran aktif anggota merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan koperasi atau perkembangan koperasi dapat dilihat dari banyaknya hasil usaha yang atas kegiatan usaha ataupun sisa hasil usaha (SHU).


(27)

Table 1.1

Rata-rata Sisa Hasil Usaha Per-Anggota Koperasi Pedagang Pasar Tahun 2010-2013.

Nama Koperasi

Tahun

2010 2011 2012 2013

KOPALIS 31.431,22 29.839,06 31.616,02 67.940,38 KOHIPPCI 129.061,57 116.994,39 160.467,85 322.204,63 KOPPASTRA 87.642,36 123.650,53 235.651,12 476.445,59 KOPPAS

LODAYA

77.778,56 54.541,24 65.986,59 89.235,71

KOPPAS KARAPITAN

6.861,45 3.194,70 2.72,94 9.958,58

Rata- rata Keseluruhan

63.739,42 59.151,70 87.244,35 166.100,77

Sumber : Laporan RAT tahun 2010-2013 (data diolah)

Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata SHU yang diterima per anggota koperasi secara keseluruhan pada tahun 2010 adalah Rp 63.739,42. Pada tahun tersebut, terdapat tiga koperasi yang bisa memberikan SHU kepada setiap anggotanya melebihi nilai rata-rata keseluruhan tersebut diantaranya KOHIPPCI, KOPPAS Lodaya dan KOPPASTRA. Begitupun dengan tahun 2011, hanya tiga koperasi saja yang SHU rata-rata per anggotanya melebihi SHU rata-rata keseluruhan. Pada 2010, 2011 dan 2012 turun menjadi hanya dua koperasi yang nilai SHU rata-rata per anggotanya melebihi SHU rata-rata keseluruhan yaitu KOHIPPCI dan KOPPASTRA.


(28)

Dengan ini menunjukkan bahwa pengaruh partisipasi anggota koperasi, besarnya sisa hasil usaha dan kemampuan manajerial pengurus berpengaruh terhadap kesejahteraan anggota koperasi pedagang pasar. Yang dapat dilihat dari rata-rata pendapatan SHU per anggota koperasi. Koperasi dapat mensejahterakan anggotanya, karena ia menciptakan nilai tambah dari usaha mereka. Anggota bisa memperoleh nilai tambah jika mereka mau berpartisipasi dalam koperasinya. Semakin sering anggota berpartisipasi, semakin besar nilai tambah yang mereka dapatkan. Agar koperasi dapat memberikan nilai tambah kepada anggota, maka koperasi itu sendiri harus baik kinerjanya. Dalam hal ini, semakin baik kemampuan manajerial pengurus dalam koperasi, maka semakin besar kemampuan koperasi mensejahterakan anggotanya. Semakin besar peran koperasi memperbaiki kesejahteraan anggotanya, semakin tinggi partisipasi mereka dalam kegiatan koperasi. Jadi, hubungan antara kemampuan manajerial pengurus koperasi, partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha dan kesejahteraan anggota adalah hubungan yang saling mempengaruhi.

Berdasarkan uraian di atas, pengukuran kesejahteraan anggota merupakan salah satu faktor yang penting bagi koperasi yang dapat dipergunakan untuk menilai suatu keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya. Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Kontribusi Partisipasi Anggota, Besarnya Sisa Hasil Usaha dan Kemampuan Manajerial Pengurus Terhadap Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis Bandung.


(29)

B.Pembatasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis memberikan batasan masalah penelitian ini ditunjukkan pada anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis di Kota Bandung.

Variabel yang diteliti meliputi : Partisipasi anggota yang meliputi partisipasi anggota dalam rapat anggota, partisipasi anggota dalam permodalan, partisipasi anggota dalam menggunakan jasa koperasi. Manajerial pengurus yang meliputi kemampuan mengelola dan memanfaatkan dana, kemampuan membangun komunikasi dengan anggota, kemampuan mengkoordinasi anggota dan melaksanakan program kerja. Sisa hasil usaha meliputi jumlah modal sendiri, jumlah simpanan dan jumlah unit usaha yang dimiliki. Tingkat kesejahteraan anggota koperasi meliputi penghasilan para anggota, peningkatan skala usaha, besarnya SHU yang diterima, besarnya bunga simpanan pokok dan simpanan wajib yang diterima.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka kesejahteraan anggota sebagai indikator keberhasilan koperasi dipengaruhi partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha dan kemampuan manajerial pengurus, maka dari itu penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana gambaran tingkat partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, kemampuan manajerial pengurus dan tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis?


(30)

1. Bagaimana kontribusi partisipasi anggota terhadap tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis?

2. Bagaimana kontribusi besarnya sisa hasil usaha terhadap tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis? 3. Bagaimana kontribusi kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat

kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui gambaran tingkat partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, kemampuan manajerial pengurus dan tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis Bandung.

2. Mengetahui kontribusi partisipasi anggota terhadap tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis Kota Bandung. 3. Mengetahui kontribusi besarnya sisa hasil usaha terhadap tingkat

kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis Bandung.

4. Mengetahui kontribusi kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis Bandung.


(31)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus dalam KOPPALIS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS)

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran atau informasi mengenai tingkat partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, kemampuan manajerial pengurus dan kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis Bandung serta memberikan informasi bahwa partisipasi anggota, sisa hasil usaha dan kemampuan manajerial pengurus berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) Cihaurgeulis Bandung. Dan sebagai bahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi Koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, sehingga bisa mempertahankan keberadaan koperasi dan memenangkan persaingan dengan lembaga lain.


(32)

b. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan penelitian lebih lanjut yang sejenis, yang berkenaan dengan partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha, dan kemampuan manajerial pengurus.

c. Bagi penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan mengenai kontribusi partisipasi anggota, besarnya sisa hasil usaha dan kemampuan manajerial pengurus terhadap tingkat kesejahteraan anggota (Survey di Koperasi Pedagang Pasar Cihaurgeulis Bandung).

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Partisipasi Anggota

Partisipasi anggota adalah keikutsertaan anggota dalam berbagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi, baik kedudukan anggota sebagai pemilik maupun sebagai pengguna/pelanggan.

Indikator dalam penelitian ini adalah frekuensi anggota dalam rapat anggota, partisipasi anggota dalam permodalan, partisipasi anggota dalam penggunaan jasa koperasi.


(33)

2. Besarnya Sisa Hasil Usaha

Sisa hasil usaha adalah pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Indikator dalam penelitian ini adalah jumlah modal sendiri, jumlah simpanan dan jumlah unit usaha yang dimiliki.

3. Kemampuan Manajerial Pengurus

Kemampuan Manajerial Pengurus adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki oleh pengurus koperasi pedagang pasar Cihaurgeulis Bandung.

Indikator dalam penelitian ini adalah kemampuan mengelola dan memanfaatkan dana, kemampuan membangun komunikasi dengan anggota, kemampuan mengkoordinasi anggota dan melaksanakan program kerja. 4. Tingkat kesejahteraan Anggota Koperasi

Kesejahteraan Anggota Koperasi adalah peningkatan kondisi ekonomi anggota setelah menjadi anggota koperasi.

Indikator dalam penelitian ini adalah penghasilan para anggota, peningkatan skala usaha, besarnya SHU yang diterima anggota, besarnya bunga simpanan pokok dan simpanan wajib yang diterima anggota.


(34)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi

1. Pengertian Koperasi di Indonesia

Koperasi mengandung makna “kerja sama”. Koperasi (cooperative)

bersumber dari kata co-operation yang artinya “kerja sama”. Koperasi

berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, dia memerlukan orang lain dalam suatu kerangka kerja sosial (Sitio dan Tamba, 2001:13).

Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya (Kartasapoetra dkk, 1992:1). Definisi koperasi menurut UU NO.25/1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.

Menurut Arifinal Chaniago dalam Sitio dan Tamba (2001:17) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan


(35)

orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Koperasi memungkinkan beberapa orang atau badan dengan jalan bekerja sama atas dasar sukarela menyelenggarakan suatu pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan anggota-anggotanya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi merupakan suatu organisasi atau suatu bisnis yang didirikan oleh seorang atau beberapa anggota untuk mencapai tujuan bersama dan untuk mencapai keuntungan bersama yang berdasarkan pada prinsip-prinsip koperasi dan berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi juga suatu bentuk usaha yang juga dapat menolong anggotanya untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dalam kehidupan sehari- hari.

Menurut Hanel (dalam Sukamdiyo, 1996:4) mengemukakan bahwa organisasi koperasi merupakan suatu sistem sosio ekonomi. Maka agar dapat dipenuhi sebagai koperasi harus dipenuhi 4 kriteria berikut (definisi nominalis):

a. Kelompok koperasi: adalah kelompok individu yang sekurang-kurangnya mempunyai kepentingan yang sama (tujuan yang sama).

b. Swadaya kelompok koperasi: kelompok individu yang mewujudkan tujuannya melalui suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama.


(36)

c. Perusahaan koperasi: dalam melakukan kegiatan bersama, dibentuk suatu wadah yaitu perusahaan koperasi yang dimiliki dan dikelola secara bersama untuk mencapai tujuan yang sama.

d. Promosi anggota: perusahaan koperasi yang terdapat dalam organisasi tersebut, mempunyai tugas sebagai penunjang untuk meningkatkan kegiatan ekonomi.

Dari beberapa rumusan pengertian koperasi di atas dapat disimpulkan bahwa tiap-tiap koperasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Adanya sekelompok orang yang berkepentingan ekonomis yang sama. b. Memiliki dan membangun satu usaha bersama. Memiliki motivasi kuat

untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama dari kelompok.

c. Kepentingan bersama yang merupakan cerminan dari kepentingan individu atau anggota adalah tujuan utama usaha bersama mereka (Sudarsono dan Edilius, 2002:12).

2. Tujuan Koperasi

Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi Indonesia di dalam Pancasila tidak bertujuan untuk mengadakan


(37)

persaingan, akan tetapi harus mengadakan kerja sama dengan siapapun dengan pihak manapun juga.

Sitio dan Tamba (2001:19) berpendapat bahwa dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa, koperasi memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum. Sedangkan Kartasapoetra dkk (2001:9) menyatakan bahwa tujuan koperasi itu bukan semata-mata untuk mengejar keuntungan, tetapi yang utama ialah memberikan jasa-jasa agar para anggotanya bersemangat dan bergairah kerja, sehingga tercapai peningkatan pendapatannya.

Koperasi Indonesia merupakan perkumpulan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya yang bertujuan untuk memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan anggota-anggotanya. Tujuan koperasi Indonesia yang lebih jauh dan lebih luhur adalah mencapai serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Sagimun, 1985:11).

Dari beberapa pendapat tentang tujuan koperasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi adalah untuk mensejahterahkan anggotanya dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta tidak mencari keuntungan, tetapi memberikan layanan yang terbaik bagi para


(38)

anggotanya. Koperasi Indonesia juga bertujuan untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

3. Landasan Koperasi

Untuk mendirikan koperasi yang kokoh perlu adanya landasan tertentu. Landasan ini merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Tentang landasan-landasan koperasi dapat terbagi atas:

a. Landasan Idiil Koperasi Indonesia

Landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan dalam usaha untuk mencapai cita-cita koperasi. Koperasi sebagai kumpulan sekelompok orang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Gerakan koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang hak hidupnya dijamin oleh UUD 1945 akan bertujuan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

b. Landasan Struktural dan Gerak Koperasi Indonesia

Landasan struktural Koperasi adalah tempat berpijak Koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat. Tata kehidupan di dalam suatu negara diatur dalam Undang-Undang Dasar. Di Indonesia berlaku Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan ketentuan atau tata tertib dasar yang mengatur terselenggaranya falsafah hidup dan moral cita-cita suatu bangsa dan karena


(39)

Koperasi di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satu bagian terpenting adalah kehidupan ekonomi yaitu segala kegiatan dan usaha untuk mengatur dan mencapai atau memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup.

c. Landasan Mental Koperasi Indonesia

Landasan Mental Koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi. Rasa setia telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dulu dan merupakan sifat asli bangsa Indonesia. Sifat ini tercermin dalam bentuk perbuatan dan tingkah laku yang nyata sebagai kegiatan gotong royong. Tetapi landasan setia kawan saja hanya dapat memelihara persekutuan dalam masyarakat yang statis bukan dinamis dan karenanya tidak dapat mendorong kemajuan.

Oleh sebab itu rasa setia kawan haruslah disertai dengan kesadaran harga diri berpribadi, keinsyafan akan harga diri sendiri dan kemakmuran. Oleh karena itu dalam koperasi harus tergabung ke dua landasan mental di atas, yaitu setia kawan dan kesadaran berpribadi sebagai dua unsur yang dorong-mendorong, hidup-menghidupi dan awas-mengawasi (Anoraga dan Widiyanti, 2003:8-10).

4. Prinsip-prinsip Koperasi

Sitio dan Tamba (2001:20) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan-ketentuan pokok yang


(40)

berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Lebih jauh, prinsip-prinsip tersebut merupakan “rules of the game” dalam kehidupan koperasi. Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lain.

Menurut Lancashire (Ropke, 2003:17) menyatakan bahwa serangkaian prinsip yang sering dikemukakan adalah tujuh prinsip koperasi yang dikembangkan oleh koperasi modern pertama yang didirikan tahun 1844. Prinsip-prinsip tersebut masih menjadi dasar gerakan koperasi internasional, yaitu:

a. Keanggotaan terbuka (open membership).

b. Satu anggota, satu suara (one member, one vote).

c. Pengembalian (bunga) yang terbatas atas modal (limited return on capital).

d. Alokasi Sisa Hasil Usaha sebanding dengan transaksi yang dilakukan anggota (allocation of surplus in proportion to member transactions).

e. Penjualan tunai (cash trading).

f. Menekankan pada unsur pendidikan (stress on education).

5. Fungsi dan Peran Koperasi

Dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 bahwa fungsi dan peran koperasi adalah:


(41)

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

d. Mewujudakan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. (Feryanto, 2011:6).

6. Bentuk dan Jenis Koperasi a. Bentuk Koperasi

Menurut UU No. 25 thn 1992 pasal 15 adalah sebagai berikut:

1) Koperasi Primer, merupakan unit usaha bersama yang beranggotakan paling sedikit 20 orang dalam satu lingkup kerja dengan kepentingan ekonomi sama. Tingkatan koperasi ini paling rendah dan kegiatang usahanya berskala kecil sehingga modal yang dikumpulkan juga sedikit. Koperasi ini juga masih dikelola secara sederhana dan manajemennya kurang profesioanal.

2) Koperasi Sekunder, merupakan koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi karena kesamaan kepentingan ekonomis


(42)

mereka bergabung untuk tujuan efisiensi dan kelayakan ekonomis dalam rangka melayani para anggotanya.

b. Jenis Koperasi

Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 pasal 16, dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas kepentingan dana dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Jenis koperasi dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Menurut dengan lapangan usahanya, yaitu: a) Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menyediakan barang konsumsi atau barang yang diperlukan setiap hari, misalnya barang pangan, barang-barang sandang, dan keperluan sehari-hari. Tujuan koperasi konsumsi ialah agar anggota-anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga yang layak.

b) Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit

Koperasi Simpan Pinjam atau koperasi kredit adalah koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan ongkos (bunga) yang ringan.


(43)

c) Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi. Anggota koperasi produksi terdiri dari orang-orang yang mampu menghasilkan barang dan jasa.

d) Koperasi Jasa

Koperasi jasa merupakan koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Jenis koperasi jasa dapat dijumpai antara lain pada pemberi jasa di air atau di darat.

e) Koperasi Serba Usaha

Koperasi serba usaha juga disebut Koperasi Unit Desa (KUD), dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD). Satu unit desa terdiri dari beberapa desa dalam satu kecamatan yang merupakan satu kesatuan potensi ekonomi. Untuk satu wilayah potensi ekonomi dianjurkan membentuk satu Koperasi Unit Desa. (Anoraga dan Widiyanti, 2003:19-27).

2) Menurut penggolongan koperasi berdasarkan jenis anggota: a) Koperasi Pegawai Negeri


(44)

Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri baik pegawai pusat maupun daerah. Koperasi pegawai negeri didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri.

b) Koperasi Pasar (Koppas)

Koperasi pasar beranggotakan para pedagang pasar. Pada umumnya pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi untuk melayani kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan para pedagang.

c) Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi Unit Desa beranggotakan masyarakat pedesaan. KUD melakukan kegiatan usaha bidang ekonomi terutama berkaitan dengan pertanian atau perikanan (nelayan).

d) Koperasi Sekolah

Koperasi sekolah beranggotakan warga sekolah yaitu guru, karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah biasanya menyediakan kebutuhan warga sekolah.

7. Perangkat Organisasi Koperasi

Dalam UU No. 25 Tahun 1992 pasal 21 perangkat organisasi koperasi terdiri dari: Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas.

a. Rapat anggota

Rapat anggota atau RAT, secara normal diselenggarakan satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang


(45)

bersangkutan. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi pada organisasi koperasi yang dapat diwujudkan sebagai berikut:

1) Dalam Rapat Anggota, dipilih dan diberhentikan jabatan pengurus serta Badan Pengawas.

2) Dalam Rapat Anggota, didengar laporan pengurus serta disahkan laporan pertanggungjawaban pengurus.

3) Dalam Rapat Anggota, berbagai usul dan saran serta pendapat dari para anggota dapat dikeluarkan secara adil sesuai haknya, yaitu anggota satu suara.

4) Dalam Rapat Anggota, diputuskan rencana-rencana koperasi untuk periode yang akan datang.

5) Dalam Rapat Anggota ini semua anggaran pendapatan dan biaya yang telah disusun dimintakan juga persetujuan dari para anggota.

b. Pengurus Koperasi

Pengurus koperasi terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara serta anggota yang dipilih oleh Rapat Anggota sesuai dengan anggran dasar koperasi. Pengurus merupakan wakil para anggota yang memenuhi syarat dan kriteria tertentu serta dipilih dan disahkan oleh Rapat Anggota. Pengurus berhak mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan bila terjadi suatu masalah.


(46)

c. Pengawas

Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota yang sesuai dengan bunyi Pasal 38 UU No. 25 Tahun 1992. Pengawas bertugas melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi termasuk organisasi usaha, dan pelaksanaan kebijakan pengurus. Dalam melakukan tugas-tugas tersebut pengawas menyusun laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya yang akan disampaikan ke RAT. Karena dia berwenang untuk meneliti catatan serta menguji kebenaran harta, hak, dan kewajiban yang dimiliki koperasi, maka jabatan ini tidak boleh dirangkap, apalagi oleh pengurus.

B.Koperasi Pedagang Pasar

1. Pengertian Koperasi Pedagang Pasar

Pada masa orde baru berakhir muncul kesadaran pemerintah untuk mengedepankan peran koperasi dan usaha kecil. Kebutuhan mendasar terhadap partisipsi koperasi yang lebih dominan menjadi semakin urgent, terlebih dalam kondisi krisis ekonomi. Koperasi diharapkan dapat merangsang berjalannya kembali roda perekonomian, menstimulasi distribusi pendapatan yang lebih adil dan menunjang perubahan sosial yang lebih luas melalui perannya dalam kegiatan ekonomi sehari-hari.

Secara khusus, beberapa waktu lalu, Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) diberikan kesempatan dalam memberikan kontribusi terhadap upaya


(47)

pemangkasan jalur distribusi sembako yang dinilai terlalu panjang. Kesempatan tersebut tentu saja merupakan angin segar bagi lembaga penguatan ekonomi para pedagang pasar tradisional dalam menunjukkan eksistensinya. Pemberian peran tersebut setidaknya sebagai wahana untuk kembali memberdayakan peran dan fungsi pasar tradisional dalam struktur perekonomian nasional dan daerah. (Rahardja, 2000).

Pada dasarnya ada tiga tugas utama koperasi untuk membuat ekonomi pasar lebih “fair” di mata para pendukung koperasi. Ketiganya dapat dijelaskan

sebagai berikut. Koperasi mempunyai tugas utama untuk meningkatkan kapasitas produktif para anggotanya, sehingga mampu menghadapi persaingan pasar yang semata-mata menekankan pada norma efisiensi. Dengan demikian koperasi harus mampu menjadikan para anggotanya lebih produktif dan lebih efisien dengan berkoperasi ketimbang mereka harus berusaha sendiri. Hal ini terutama dimiliki oleh koperasi-koperasi yang didirikan para produsen.

Dengan dasar ini yang menjadi produsen pengorganisasian koperasi selalu berkaitan dengan kehematan skala (economics of scale) karena adanya sifat kekakuan satuan investasi (indivisibility of investment), jaminan kualitas termasuk semangat baru akan kesadaran lingkungan hidup dan lain-lainnya. Ciri utama dari koperasi produsen selalu bergerak di dataran pembelian bersama (input), pengolahan bersama (produk untuk nilai tambah) dan pemasaran bersama secara selektif sesuai struktur pasar komoditas (untuk memperbaiki posisi tawar dan menekan resiko).


(48)

Meningkatkan kesejahteraan anggota, terutama mereka yang berpenghasilan tetap yang rentan terhadap gejolak harga. Koperasi yang memfokuskan pada tugas ini pada umumnya dilakukan oleh koperasi konsumen yang menekankan pada :

1. Kerjasama pasar untuk mendapatkan harga yang kompetitif.

2. Jaminan penyediaan barang yang lebih terjamin untuk meghindari kelangkaan.

3. Jaminan kualitas produk yang lebih baik.

Koperasi pasar beranggotakan para pedagang pasar. Pada umumnya pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi untuk melayani kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan para pedagang. Misalnya modal dan penyediaan barang dagangan. Di tingkat kabupaten atau provinsi terdapat Pusat Koperasi Pasar (Puskoppas) yang bertujuan memberikan bimbingan kepada koperasi pasar yang ada di wilayah binaannya.

C.Partisipasi Anggota

1. Pengertian Partisipasi Anggota

Partisipasi anggota merupakan hal yang vital dalam pembangunan koperasi. Dalam realita yang terjadi saat ini banyak koperasi dengan tingkat partisipasi anggota yang rendah, namun beberapa di antaranya tetap dapat memberikan manfaat yang memuaskan bagi para anggotanya. Akan tetapi, tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisien


(49)

dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi, akan lebih besar (Ropke, 2003:39).

Menurut Mutis (2001:93) Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai business entitty dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Maka dari itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota.

Dalam organisasi partisipasi ditandai dengan hubungan identitas yang dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh koperasi sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan anggotanya. Menurut Ropke (2003:52) pembahasan partisipasi anggota dijelaskan dalam tiga aspek sebagai berikut: a. Anggota berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau menggerakan

sumber-sumber dayanya.

b. Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (perencanaan, implementasi/pelaksanaan dan evaluasi).

c. Anggota berpartisipasi/berbagi keuntungan.

Keberhasilan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi aktif setiap anggotanya. Seorang anggota akan mau berpatisipasi, bila yang bersangkutan mengetahui tujuan organisasi tersebut, manfaatnya terhadap dirinya, dan cara organisasi itu dalam mencapai tujuan.


(50)

Dari beberapa definisi di atas partisipasi anggota merupakan unsur yang terdapat pada koperasi dan sebagai pengikat pemersatu di dalam koperasi. Dengan partisipasi anggota maka sebuah koperasi akan terlihat bagaimana kinerja koperasi tersebut tercapai. Koperasi juga diharapkan menanamkan dasar-dasar distribusi pemanfaatan dari hasil atau pelayanan-pelayanan yang bersifat ekonomis dan sosial untuk mempertahankan semangat kebersatuan anggota-anggota dan kesetiaan mereka kepada semangat koperasi.

2. Faktor- faktor Positif dan Negatif Partisipasi Anggota

Menurut Mutis (2001:94) menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman di Indonesia, koperasi yang berhasil dalam mempertahankan partisipasi anggota dimunculkan oleh faktor-faktor positif yang mempengaruhi keberhasilan tersebut, yaitu:

a. Perasaan kelompok yang kuat.

b. Latihan berkesinambungan bagi calon anggota dan anggota.

c. Kunjungan-kunjungan lapangan dari para penggerak koperasi yang berkesinambungan, dialog informal dengan anggota setempat.

d. Para anggota dan pengurus melaksanakan rapat-rapat dengan berhasil baik, membuat kartu anggota dan pembukuan yang benar, menerbitkan laporan keuangan bulanan.

e. Menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang baru atau kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan aneka simpanan pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain untuk bekerja sama dalam koperasi.


(51)

f. Para anggota membuat rencana koperasi.

g. Penerbitan publikasi yang teratur disebarluaskan kepada para anggota koperasi.

h. Latihan bagi para anggota untuk memahami, menganalisis koperasi-koperasi, mengadakan perjanjian, persatuan, pada saat permulaan.

Selain faktor positif, partisipasi anggota juga dipengaruhi oleh faktor negatif, antara lain:

a. Kurangnya pendidikan anggota, antara lain dalam bentuk latihan anggota dan calon anggota yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi lokal.

b. Feodalisme dan paternalisme dari para pengurus koperasi dalam hubungan dengan para anggota.

c. Kurangnya tindak lanjut yang konsisten dan pengamatan dari rencana-rencana organisasi yang telah disepakati bersama.

d. Manipulasi yang dibuat oleh bermacam-macam individu menyebabkan timbulnya erosi rasa ikut serta memiliki dari para anggota dengan koperasinya ataupun sebaliknya.

e. Kartu anggota tidak dibuat dengan baik menimbulkan ketidakjelasan transaksi antar-anggota dengan koperasinya ataupun sebaliknya.

f. Kurang manajemen yang teratur dan ketrampilan manajerial dari pengurus koperasi.

g. Kurangnya rencana pengembangan profesional untuk mengimbangi perkembangan dinamika kebutuhan para anggota.


(52)

h. Kurangnya penyebaran informasi tentang penampilan koperasi, seperti neraca, biaya, amnfaat, dan laporan statistik yang lain.

i. Pengalaman-pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk di masa lampau.

j. Ketidakcapakan para pengurus koperasi untuk menata pembukuan. 3. Cara Merealisasikan Partisipasi Anggota

Dalam UU No.25 Tahun1992 pasal 25 dan 39 menyatakan bahwa anggota merupakan subjek, peran yang fundamental, dan pemegang kendali pengwasan terhadap organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya secara rinci, anggota dapat mendelegasikan wewenangnya kepada pengurus dan pengawas. Selain itu, dijelaskan juga bahwa partisipasi anggota harus berwujud dalam tindakan nyata sehari-hari, misalnya berbelanja atau bertransaksi dengan koperasi dan memasyarakatkan koperasi kepada lingkungan. Menurut Garoyan dalam (Sukamdiyo, 1996:124) menyatakan bahwa partisipasi anggota dalam manajemen juga harus direalisasikan melalui berbagai cara antara lain:

a. Menerima dan melaksanakan Anggaran Dasar dan keputusan rapat anggota. b. Memilih serta memberhentikan pengurus dan pengawas.

c. Mengesahkan perubahan anggaran dan investasi yang penting. d. Mengawasi pengurus dan pengelola secara dinamis.

e. Mengusulkan untuk memeriksa keuangan agar tidak ada penyelewengan. f. Membantu permodalan koperasi sesuai dengan kemampuan masing-masing. g. Membayar simpanan-smpanan yang menjadi kewajiban.


(53)

h. Melakukan transaski dan aktif dengan kegiatan koperasi. i. Memberikan kritik dan saran terhadap pelaksanaan pengurus. j. Mengikuti dan mendorong perkembangan koperasi.

4. Unsur- unsur Partisipasi Anggota

Usaha dan upaya mempengaruhi anggota masyarakat memasuki pintu gerbang koperasi, dimaksudkan sebagai usaha memperluas partisipasi anggota koperasi. Menurut Widiyanti (2002:112) berbagai indikasi yang muncul sebagai ciri-ciri anggota yang berpartisipasi baik adalah:

a. Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secar tertib dan teratur. b. Membantu modal Koperasi di samping simpanan pokok dan wajib sesuai

dengan kemampuan masing-masing. c. Menjadi langganan Koperasi yang setia.

d. Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif.

e. Menggunakan hak untuk mengawasi jalannya usaha Koperasi, menurut Anggaran Dasar dan Rumah Tangga, peraturan-peraturan lainnya dan keputusan-keputusan bersama lainnya.

Menurut Kartasapoetra (1992:13) partisipasi aktif anggota dapat diwujudkan:

a. Anggota berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau memberikan sumber-sumber dayanya.

b. Anggota berpartisipasi dalam mengambil keputusan. c. Anggota berpartisipasi dalam berbagai keuntungan.


(54)

5. Indikator Partisipasi Anggota

Dari uraian diatas teori yang digunakan sebagai indikator partisipasi anggota dalam penelitian ini adalah:

a. Partisipasi anggota dalam rapat anggota

Rapat anggota sangat erat hubungannya dengan partisipasi karena rapat anggota benar-benar mewakili kehendak dan keinginan anggota secara perorangan, sehingga setiap anggota mempunyai hak suara yang sama dan dalam hal pengambilan keputusan, anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan suara yang sama dan dalam hal pengambilan keputusan, anggota yang tidak hadir tidak dapat diwakilkan suaranya kepada anggota yang lain. (Anoraga dan Widiyanti, 2003:15).

b. Partisipasi anggota dalam permodalan

Anggota dalam koperasi harus ikut serta berpartisipasi dalam penanaman modal, yaitu berupa modal sendiri yang berasal dari pihak perusahaan yang ditanam dalam perusahaan untuk jangka waktu tidak tertentu. Pada koperasi, modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, deposito anggota, cadangan, sisa hasil usaha, dan simpanan khusus. (Tohar, 2000:19)

c. Partisipasi anggota dalam menggunakan jasa koperasi.

Partisipasi anggota dalam memanfaatkan jasa koperasi dapat direalisasikan melalui meningkatkan kualitas jasa koperasi. Anggota harus memperoleh kepuasan sekaligus kebanggan dari layanan jasa koperasi. Hal yang perlu


(55)

diperhatikan adalah upaya untuk menciptakan mindsite pada anggota bahwa rugi apabila tidak memanfaatkan jasa koperasi.

D.Sisa Hasil Usaha

1. Pengertian Sisa Hasil Usaha

Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU) menurut UU RI No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan : SHU koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan, dan kewajiban lainya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 bab IX pasal 45 memberi aturan tentang Sisa Hasil Usaha sebagai berikut:

a. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. b. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada

anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan Koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan, perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. Jadi dari penjelasan tersebut Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban yang diperoleh


(56)

dalam satu tahun buku. Transaksi sangat erat kaitannya dengan SHU, karena SHU dihitung secara proporsional berdasarkan jumlah transaksi dan partisipasi modal. Artinya, semakin besar transaksi, maka semakin besar pula peluang seorang anggota untuk mendapatkan SHU. Hal ini terjadi jika transaksi anggota tercatat dengan baik dan benar.

SHU bagian anggota ditentukan secara proporsional berdasarkan besarnya transaksi dan kontribusi modal anggota, disamping itu SHU juga dapat digunakan untuk memperkuat struktur modal. Dalam neraca disebutkan dana cadangan (modal bersama). Biasanya, dana cadangan ini disisihkan dari SHU yang dipakai untuk memperkuat modal koperasi.

Menurut Lapenkop (2002:5-7) yang dimaksud dengan transaksi adalah kegiatan ekonomi dalam bentuk jual beli barang atau jasa. Transaksi di koperasi merupakan pemanfaatan pelayanan oleh anggotannya, tetapi tidak hanya terbatas pada pemindahan barang atau jasa, juga ada fungsi kontrol di dalamnya. Hal ini terjadi, karena status anggota tidak hanya sebagai pemilik, tetapi pengguna pelayanan koperasi juga.

2. Pembagian Sisa Hasil Usaha

Pada dasarnya SHU yang diperoleh koperasi di setiap tahunnya dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi yang bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prisip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa,


(57)

pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

Menurut UU Koperasi No.25 Tahun 1992 pasal 34 menjelaskan bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi itulah yang boleh dibagikan kepada para anggota, sedangkan sisa hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan anggota, misalnya dari hasil pelayanan terhadap pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada anggota karena bagian ini bukan diperoleh dari jasa anggota, sisa hasil usaha ini digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan tertentu lainnya.

Pembagian Sisa Hasil Usaha koperasi supaya diatur sebagai berikut : a. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk

anggota, dibagikan untuk : 2. Cadangan koperasi

3. Para anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan masing-masing 4. Dana pengurus

5. Dana pegawai/karyawan 6. Dana pendidikan koperasi 7. Dana sosial

8. Dana pembangunan daerah kerja

b. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota, dibagikan untuk :


(58)

1) Cadangan koperasi 2) Dana pengurus

3) Dana pegawai/karyawan 4) Dana pendidikan koperasi

Cara penggunaan sisa hasil usaha di atas, kecuali cadangan diatur dalam Anggaran Dasar dengan mengutamakan kepentingan koperasi yang bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan, oleh karenanya cadangan tidak dibagikan kepada anggota walaupun di waktu pembubaran.

Penggunaan Dana Sosial diatur oleh Rapat Anggota dan dapat diberikan antara lain pada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-usaha sosial lainnya. Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang bersangkutan dalam Anggaran Dasar maupun ketentuan-ketentuan lain dari koperasi. Penggunaan dana pembangunan daerah dilakukan setelah mengadakan konsultasi dengan pihak pemerintah daerah setempat.

Menurut Sitio dan Tamba (2001:89) secara umum SHU koperasi dibagi untuk:

a. Cadangan Koperasi

Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.


(59)

Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus sebagai pelanggan (custumer). Dengan demikian SHU yang diberikan kepada anggotanya atas 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :

1) SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas penanaman modalnya (simpanan) di dalam koperasi.

2) SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam koperasi. c. Dana Pengurus

Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi.

d. Dana Pegawai

Dana pegawai adalah SHU yang disisihkan untuk membayar gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi.

e. Dana Pendidikan

Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membiayai pendidikan pengurus, pengelola, dan pegawai koperasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia dalam mengelola kelas.

f. Dana Sosial

Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk membantu anggota dan masyarakat yang tertimpa musibah.


(60)

g. Dana Pembangunan Daerah Kerja

Dana pembangunan daerah kerja adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk mengembangkan daerah kerjanya.

3. Prinsip-prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha

Agar tercermin azaz keadilan, demokrasi, trasparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut.

a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota

Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota itu sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dari transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak bibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadang koperasi. Dalam kasus koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari non anggota cukup besar, maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk bibagi secara merata sepanjang tidak membebani Likuiditas koperasi.

Pada koperasi yang pengelolaan pembukuannya sudah baik, biasanya terdapat pemisahan sumber SHU yang berasal dari anggota yang berasal dari non anggota. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam pembagian SHU adalah memilahkan yang bersumber dari hasil transaksi usaha dengan anggota dan yang bersumber dari non anggota.

b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri


(61)

SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggota koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proposisi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. Dari SHU bagian anggota, harus ditetapkan beberapa persentase untuk jasa modal, misalkan 30% dan sisanya sebesar 70% berarti untuk jasa usaha. Sebenarnya belum ada formula yang baku mengenai penentuan proposisi jasa modal dan jasa transaksi usaha, tetapi hal ini dapat dilihat dari struktur pemodalan koperasi itu sendiri. Apabila total modal sendiri koperasi sebagian besar bersumber dari simpanan-simpanan anggota (bukan dari donasi ataupun dana cadangan), maka disarankan agar proporsinya terhadap pembagian SHU bagian anggota diperbesar, tetapi tidak akan melebihi dari 50%. Hal ini perlu diperhatikan untuk tetap menjaga karakter koperasi itu sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan.

c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan

Proses perhitungan SHU peranggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa besar partisipasi kepada koperasinya.

Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses demokrasi.


(62)

d. SHU anggota dibayar secara tunai

SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha

Menurut Andjar W, dkk (2005:56), “faktor- faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar”. Faktor dari dalam yaitu :

a. Partisipasi Anggota

Para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar. b. Jumlah Modal Sendiri

SHU anggota yang di peroleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah.

c. Kinerja Pengurus

Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar serta UU Perkoperasian maka hasil yang dicapai pun juga akan baik.

d. Jumlah unit usaha yang di miliki

Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut.


(63)

e. Kinerja Manajer

Kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern. f. Kinerja Karyawan

Merupakan kemampuan seorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi. Faktor dari luar yaitu :

a. Modal Pinjaman dari Luar

Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian.

b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. c. Pemerintah

Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah.

E.Manajemen Koperasi

1. Pengertian Manajemen Koperasi

Dalam Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen. Demikian juga dalam badan usaha koperasi,


(1)

Dari hasi penelitian diperoleh Jumlah Skor Total = 2493

Jumlah Skor Maksimal = 36 x 78 = 2808 DP =

= 88,74 % (ST)

a) Keterampilan mengelola dan memanfaatkan dana yang ada secara efisien dan produktif

Jumlah Option : 4 Jumlah Pertanyaan : 3

Jumlah Skor Maksimal : Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan = (4 x 3) = 12

Jumlah Skor Minimal : Nilai Terendah x Jumlah Pertanyaan = (1 x 3) = 3

Range : Data maksimal – data minimal = (12 – 3) = 9

Interval :

=

= 2,25

Tabel Kategori Deskriptif Variabel Kemampuan Manajerial Pengurus

Skor Interval Persen Kriteria Frekuen

si Presentasi

Rata-rata

9,75 ≤ skor ≤ 12 81,26 % - 100 % Sangat Tinggi 28 36%

7,5 ≤ skor ≤ 9,75 62,5 % - 81,25 % Tinggi 45 58%

5,25 ≤ skor ≤ 7,5 43,76 % - 62,5% Rendah 5 6% 78,09%

3 ≤ skor ≤ 5,25 25% - 43,75 % Sangat Rendah 0 0%

jumlah 78 100%

Dari hasi penelitian diperoleh Jumlah Skor Total = 731

Jumlah Skor Maksimal = 12 x 78 = 936 DP =


(2)

b) Keterampilan membangun komunikasi dengan anggota

Jumlah Option : 4 Jumlah Pertanyaan : 3

Jumlah Skor Maksimal : Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan = (4 x 3) = 12

Jumlah Skor Minimal : Nilai Terendah x Jumlah Pertanyaan = (1 x 3) = 3

Range : Data maksimal – data minimal = (12 – 3) = 9

Interval :

=

= 2,25

Tabel Kategori Deskriptif Variabel Kemampuan Manajerial Pengurus

Skor Interval Persen Kriteria Frekuensi Presentasi Rata-rata

9,75 ≤ skor ≤ 12 81,26 % - 100 % Sangat Tinggi 78 100%

7,5 ≤ skor ≤ 9,75 62,5 % - 81,25 % Tinggi 0 0%

5,25 ≤ skor ≤ 7,5 43,76 % - 62,5% Rendah 0 0% 94,49%

3 ≤ skor ≤ 5,25 25% - 43,75 % Sangat Rendah 0 0%

jumlah 78 100%

Dari hasi penelitian diperoleh Jumlah Skor Total = 847

Jumlah Skor Maksimal = 12 x 78 = 936 DP =

x 100 = 90,49% (ST)

c) Keterampilan mengkoordinasikan anggota dan melaksanakan program kerja

Jumlah Option : 4 Jumlah Pertanyaan : 3

Jumlah Skor Maksimal : Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan = (4 x 3) = 12


(3)

= (1 x 3) = 3

Range : Data maksimal – data minimal = (12 – 3) = 9

Interval :

=

= 2,25

Tabel Kategori Deskriptif Variabel Kemampuan Manajerial Pengurus

Skor Interval Persen Kriteria Frekuensi Presentasi Rata-rata

9,75 ≤ skor ≤ 12 81,26 % - 100 % Sangat Tinggi 77 99%

7,5 ≤ skor ≤ 9,75 62,5 % - 81,25 % Tinggi 1 1%

5,25 ≤ skor ≤ 7,5 43,76 % - 62,5% Rendah 0 0% 97,75%

3 ≤ skor ≤ 5,25 25% - 43,75 % Sangat Rendah 0 0%

jumlah 78 100%

Dari hasi penelitian diperoleh Jumlah Skor Total = 915

Jumlah Skor Maksimal = 12 x 78 = 936 DP =

x 100 = 97,75% (ST)

4. Variabel Tingkat Kesejahteraan Anggota KOPPALIS

Jumlah Option : 4 Jumlah Pertanyaan : 8

Jumlah Skor Maksimal : Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan = (4 x 8) = 32

Jumlah Skor Minimal : Nilai Terendah x Jumlah Pertanyaan = (1 x 8) = 8

Range : Data maksimal – data minimal = (32 – 8) = 24

Interval :

=


(4)

Lampiran 6

Tabel Kategori Deskriptif Variabel Tingkat Kesejahteraan Anggota

Skor Interval Persen Kriteria Frekuensi Presentasi Rata-rata

26 ≤ skor ≤ 32 81,26 % - 100 % Sangat Tinggi 28 36%

20 ≤ skor 26 62,5 % - 81,25 % Tinggi 49 63%

14 ≤ skor ≤ 20 43,76 % - 62,5% Rendah 1 1% 80,24%

8 ≤ skor ≤ 14 25% - 43,75 % Sangat Rendah 0 0%

jumlah 78 100%

Dari hasi penelitian diperoleh Jumlah Skor Total = 2003

Jumlah Skor Maksimal = 32 x 78 = 2496 DP =

x 100 = 80,24 % (T)

a) Penghasilan para anggota

Jumlah Option : 4 Jumlah Pertanyaan : 2

Jumlah Skor Maksimal : Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan = (4 x 2) = 8

Jumlah Skor Minimal : Nilai Terendah x Jumlah Pertanyaan = (1 x 2) = 2

Range : Data maksimal – data minimal = (8 – 2) = 6

Interval :


(5)

Tabel Kategori Deskriptif Variabel Tingkat Kesejahteraan Anggota

Skor Interval Persen Kriteria Frekuensi Presentasi Rata-rata

6,5 ≤ skor ≤ 8 81,26 % - 100 % Sangat Tinggi 25 32%

5≤ skor 6,5 62,5 % - 81,25 % Tinggi 46 59%

3,5 ≤ skor ≤ 5 43,76 % - 62,5% Rendah 7 9% 72,11%

2 ≤ skor ≤ 3,5 25% - 43,75 % Sangat Rendah 0 0%

jumlah 78 100%

Dari hasi penelitian diperoleh Jumlah Skor Total = 450

Jumlah Skor Maksimal = 8 x 78 = 624 DP =

x 100 = 72,11% (T)

b) Peningkatan skala usaha

Jumlah Option : 4 Jumlah Pertanyaan : 2

Jumlah Skor Maksimal : Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan = (4 x 2) = 8

Jumlah Skor Minimal : Nilai Terendah x Jumlah Pertanyaan = (1 x 2) = 2

Range : Data maksimal – data minimal = (8 – 2) = 6

Interval :

=

= 1,5

Tabel Kategori Deskriptif Variabel Tingkat Kesejahteraan Anggota

Skor Interval Persen Kriteria Frekuensi Presentasi Rata-rata

6,5 ≤ skor ≤ 8 81,26 % - 100 % Sangat Tinggi 23 29%

5≤ skor 6,5 62,5 % - 81,25 % Tinggi 10 14%

3,5 ≤ skor ≤ 5 43,76 % - 62,5% Rendah 36 47% 69,55%

2 ≤ skor ≤ 3,5 25% - 43,75 % Sangat Rendah 0 0%


(6)

Dari hasi penelitian diperoleh Jumlah Skor Total = 434

Jumlah Skor Maksimal = 8 x 78 = 624 DP =

x 100 = 69,55 % (T)

c) Besarnya SHU yang dierima, besarnya bunga simpanan pokok dan simpanan wajib yang diterima anggota

Jumlah Option : 4 Jumlah Pertanyaan : 4

Jumlah Skor Maksimal : Nilai Tertinggi x Jumlah Pertanyaan = (4 x 4) = 16

Jumlah Skor Minimal : Nilai Terendah x Jumlah Pertanyaan = (1 x 4) = 4

Range : Data maksimal – data minimal = (16– 4) = 12

Interval :

=

= 3

Tabel Kategori Deskriptif Variabel Tingkat Kesejahteraan Anggota

Skor Interval Persen Kriteria Frekuensi Presentasi Rata-rata

13 ≤ skor ≤ 16 81,26 % - 100 % Sangat Tinggi 39 50%

10 ≤ skor 13 62,5 % - 81,25 % Tinggi 35 45%

7 ≤ skor ≤ 10 43,76 % - 62,5% Rendah 4 5% 83,41%

4 ≤ skor ≤ 7 25% - 43,75 % Sangat Rendah 0 0%

jumlah 78 100%

Dari hasi penelitian diperoleh Jumlah Skor Total = 1041

Jumlah Skor Maksimal = 16 x 78 = 1248 DP =


Dokumen yang terkait

Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani terhadap Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL / GERHAN) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Limau Manis di Desa Limau Manis, Kec. Muara Sipongi, Kab. Mandailing Natal, Prov. Sumatera Utara)

4 51 58

Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 202

PENGARUH BESARNYA KREDIT KOPERASI PASAR DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG (STUDI KASUS: PEDAGANG ANGGOTA KOPERASI PASAR KARTASURA SUKOHARJO JAWA TENGAH).

0 0 19

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP PERKEMBANGAN KOPERASI BAITUL MAAL WATTAMWIL DI WILAYAH BANDUNG RAYA.

0 3 39

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA : Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung.

0 2 50

PENGARUH PENDIDIKAN PERKOPERASIAN ANGGOTA, KUALITAS PELAYANAN KOPERASI DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL PENGURUS TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA PRIMKOKAR PERUM PERHUTANI KPH PEKALONGAN TIMUR TAHUN 2008.

0 0 2

Pengaruh Kemampuan Manajerial Pengurus, Partisipasi Anggota dan Permodalan terhadap SHU PRIMKOPPOL Resor Kendal.

0 0 1

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI, SIKAP ANGGOTA DAN PENDAPATAN ANGGOTA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA : Studi Kasus Pada Koperasi Pedagang Pasar Baru Kota Bandung - repository UPI S PEK 0607541 Title

0 0 3

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN KEMAMPUAN PENGURUS TERHADAP SHU ANGGOTA KOPERASI ARTIKEL PENELITIAN

0 0 13

PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI PEDAGANG PASAR (KOPPAS) KECAMATAN PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN

0 3 9