PENGGUNAAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR SISWA SMP DALAM MENGGUNAKAN MIKROSKOP.

(1)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR SISWA SMP DALAM MENGGUNAKAN

MIKROSKOP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

NENI YUNINGSIH 0900581

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN ASESMEN KINERJA UNTUK

MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR

SISWA SMP DALAM MENGGUNAKAN MIKROSKOP

Oleh Neni Yuningsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Neni Yuningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NENI YUNINGSIH

PENGGUNAAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR SISWA SMP DALAM MENGGUNAKAN

MIKROSKOP

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Ana Ratna Wulan, M. Pd NIP. 197404171999032001

Pembimbing II

Dra. Yanti Hamdiyati, M. Si NIP. 196611031991012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Riandi, M. Si NIP. 196305011988031002


(4)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR SISWA SMP DALAM MENGGUNAKAN

MIKROSKOP ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penggunaan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Subjek penelitian yang digunakan adalah dua kelas VII SMP yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Satu kelas sebagai kelas ujicoba dan satu kelas sebagai kelas penerapan. Desain penelitian ini melalui dua tahap yaitu tahap ujicoba dan tahap penerapan perangkat penilaian asesmen kinerja. Instrumen yang digunakan yaitu perangkat penilaian non-tes yang terdiri dari rubrik penilaian

rating scale dan rubrik penilaian checklist, perangkat penilaian tes soal pilihan ganda dan angket terbuka dan tertutup, pedoman wawancara guru, pedoman wawancara penilai (observer), dan catatan lapangan (anecdotal record). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat asesmen kinerja ini dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop. Kelebihan perangkat penilaian asesmen kinerja ini dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dan memberikan umpan balik bagi guru. Kekurangan asesmen kinerja ini diantaranya memerlukan banyak penilai (observer) dan indikator pada perangkat penilaian kinerja tidak semua dimuat dalam perangkat penilaian pendukung yang lainnya. Sedangkan kendala yang dihadapi selama penggunaan asesmen kinerja ini diantaranya kesulitan pada saat melakukan penilaian secara individual dan kurangnya sumber cahaya di tempat pelaksanaan penilaian kinerja. Penerapan asesmen kinerja ini dapat diaplikasikan dalam evaluasi pembelajaran sehari-hari sehingga kebutuhan belajar siswa dalam menguasai konsep atau keterampilan tertentu dapat diidentifikasi.


(5)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

THE USE OF PERFORMANCE ASSESSMENTS TO IDENTIFY LEARNING NEEDS OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN THE

USE OF THE MICROSCOPE

ABSTRACT

This study aimed to obtain information about the use of performance assessments to identify learning needs of junior high school students in the use of microscopes. The method used is descriptive. Subjects used two classes SMP is determined by purposive sampling technique. The classes are as a test class and as a class implementation. The instrument used is the non-test assessment consisting of assessment rating scale and checklist assessment, the assessment test multiple choice questions and open-and closed questionnaires, interview guides teachers, assessors interview guides (observer), and field notes (anecdotal record). Assessment results show that the performance assessment tools can identify the learning needs of students in using the microscope. Excess performance assessment rating tools can identify the learning needs of students and provide feedback for teachers. The performance assessment of such deficiency requires a lot of appraisers (observer) and the indicator on the device performance assessments are not all contained in other devices that support assessment. While the obstacles encountered during the use of performance assessment is less common genital difficulties when assessing an individual basis and the lack of a light source in the implementation of the performance appraisal. Implementation of performance assessment can be applied in evaluation of learning so that the learning needs of students in mastering concepts or skills can be identified.


(6)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. ABSTRAK ………...

i ii

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB I PENDAHULUAN ……….... A. Latar Belakang Masalah ………

B. Rumusan Masalah ……….

C. Batasan Masalah ………...

D. Tujuan Penelitian ………...

E. Manfaat Penelitian ……….

1

1 5 6 7 7

BAB II ASESMEN KINERJA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR SISWA SMP DALAM

MENGGUNAKAN MIKROSKOP ………...

A. Asesmen Pembelajaran ………..

B. Asesmen Kinerja ……...……….

C. Kebutuhan Belajar Siswa ………..……….

D. Ruang Lingkup Materi Asesmen Kemampuan Menggunakan

Mikroskop Berdasarkan Kurikulum ………... E. Hasil Penelitian yang Relevan ………...

9

9 11 12

14 19

BAB III METODE PENELITIAN ………

A. Lokasi dan Sampel Penelitian...………..

B. Desain Penelitian .………..

C. Metode Penelitian ….……...………..

21

21 21 24


(7)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional ………..

E. Instrumen Penelitian ………..

F. Teknik Pengumpulan Data ...……….

G. Analisis Data …..………...

H. Alur Penelitian ………...

25 25 26 28 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………

A. Hasil Penelitian………...

1. Ujicoba Perangkat Penilaian Asesmen Kinerja ……….

2. Penerapan Perangkat Penilaian Asesmen Kinerja ……….

3. Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran dan Observer……….

4. Kendala dalam Menerapkan Penilaian Asesmen Kinerja …….

5. Kelebihan dan Kelemahan .………...

B. Pembahasan ………...

1. Ujicoba Penilaian Asesmen Kinerja ………...………..

2. Penerapan Penilaian Asesmen Kinerja ………...………..

3. Rekomendasi Penerapan Instrumen .……….

31

31 31 44 70 72 73 76 76 79 83

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……….

A. Kesimpulan ………

B. Rekomendasi …...………..

85

85 86

DAFTAR PUSTAKA ………. 88


(8)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Kategori Validitas Instrumen ……… 24

3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 27 4.1. Kompetensi dan Indikator Kemampuan Penggunaan Mikroskop ……. 33

4.2. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Tahap Ujicoba ……… 35

4.3. Kisi-kisi Angket Terbuka ………. 36

4.4. Tahapan Pelaksanaan Ujicoba Perangkat Penilaian Kinerja ………… 37

4.5. Catatan Lapangan Pelaksanaan Ujicoba Penilaian Kinerja ………….. 38

4.6. Rekapitulasi Nilai dan Ketuntasan Siswa pada Tahap Ujicoba ……… 40 4.7. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Perangkat Penilaian Kinerja

pada Tahap Ujicoba ……….………. 41

4.8. Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda pada Tahap Ujicoba ……….. 42

4.9.Rekapitulasi Analisis Kuantitatif Daya Pembeda dan Kualitas

Pengecoh Soal Pilihan Ganda Tahap Ujicoba ……….. 43

4.10. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Tahap Penerapan ……….. 46

4.11. Kisi-kisi Angket Tertutup pada Tahap Penerapan ………... 47

4.12. Tahapan Pelaksanaan Penerapan Perangkat Penilaian Kinerja ……... 48 4.13. Catatan lapangan (anecdotal record) pada Pelaksanaan Penerapan

Penilaian Asesmen Kinerja.……….. 49

4.14. Rekapitulasi Nilai dan Ketuntasan Siswa dalam Menggunakan dan

Memahami Materi Mikroskop pada Tahap Penerapan.…………... 52 4.15. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Perangkat Penilaian Kinerja

pada Tahap Penerapan ………....…...

55 4.16. Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda pada Tahap Penerapan …….. 56 4.17. Analisis Kuantitatif Daya Pembeda dan Kualitas Pengecoh Soal


(9)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Gambar Mikroskop ……… 16

3.1. Bagan Alur Penelitian ………... 30

4.1. Profil Keterampilan Siswa dalam Menggunakan Mikroskop ……….. 53

4.2 Profil Keterampilan Siswa dalam Menggambar Hasil Pengamatan ... 54 4.3. Respons Siswa pada Angket Tertutup Penggunaan Mikroskop ……... 59

4.4. Respons Siswa pada Angket Tertutup Manfaat Mikroskop ...……….. 60

4.5. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kesulitan Memahami Nama

Bagian-bagian Mikroskop ……… 60

4.6. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kesulitan Memahami Fungsi

Bagian-bagian Mikroskop …..………... 61

4.7. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kesulitan Membawa

Mikroskop ………. 62

4.8. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kesulitan Mendapatkan

Cahaya ….………... 62

4.9. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kesulitan Mengamati

Bayangan Objek dengan Jelas dan Fokus ………. 63 4.10. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kesulitan Memperbesar dan

Memperjelas Bayangan Objek ………..……… 64

4.11. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kesulitan Melepaskan Objek

dari Mikroskop ……….. 64

4.12. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kebutuhan Mempelajari

Nama Bagian-bagian Mikroskop ……….. 65

4.13. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kebutuhan Mempelajari

Fungsi Bagian-bagian Mikroskop ………..…. 66

4.14. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kebutuhan Mempelajari Cara

Membawa Mikroskop ……….………. 66

4.15. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kebutuhan Mempelajari Cara


(10)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.16. Respons Siswa pada Angket Tertutup Kebutuhan Mempelajari Cara

Menggunakan Makrometer dan Mikrometer ………... 67

4.17. Respons Siswa pada Angket Tertutup Metode Pembelajaran yang


(11)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Instrumen Penelitian

A.1 Kisi-kisi Penilaian Kinerja Penggunaan Mikroskop ………..

A.2 Kompetensi dan Indikator Kemampuan Penggunaan Mikroskop ….

A.3 Lembar Kerja Siswa ………..……….

A.4 Lembar Observasi Penilai Tahap Ujicoba ……….

A.5 Lembar Observasi Penilai Tahap Penerapan ...………...

A.6 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Tahap Ujicoba ……….

A.7 Lembar Soal Pilihan Ganda Tahap Ujicoba ………..

A.8 Lembar Soal Pilihan Ganda untuk Siswa Tahap Ujicoba ………….

A.9 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Tahap Penerapan ……….

A.10 Lembar Soal Pilihan Ganda Tahap Penerapan ………..

A.11 Lembar Soal Pilihan Ganda untuk Siswa Tahap Penerapan ..…...

A.12 Pedoman Wawancara Guru dan Observer ...………..

A.13 Kisi-kisi Angket Terbuka ……….………..

A.14 Angket Terbuka Tahap Ujicoba ………...

A.15 Kisi-kisi Angket Tertutup ………...………...

A.16 Angket Tertutup Tahap Penerapan ………

91 92 93 94 100 106 107 110 112 113 117 120 121 122 123 124

Lampiran B : Hasil Penelitian

B.1 Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran ……….

B.2 Hasil Wawancara Penilai (observer) ………..

B.3 Analisis Kuantitatif Rubrik Penilaian Berskala Tahap Ujicoba ……. B.4 Analisis Kuantitatif Rubrik Penilaian ChecklistTahap Ujicoba ……

B.5 Analisis Kuantitatif Rubrik Penilaian Berskala Tahap Penerapan …. B.6 Analisis Kuantitatif Rubrik Penilaian ChecklistTahap Penerapan….

B.7 Analisis Kuantitatif Soal Pilihan Ganda Tahap Ujicoba …..……….. B.8 Analisis Kuantitatif Soal Pilihan Ganda Tahap Penerapan ..……….. B.9 Respons Siswa dalam Angket Terbuka pada Tahap Ujicoba ……….

B.10 Rekapitulasi Uji Kecocokan Perangkat Asesmen Kinerja …….……

127 128 130 131 132 134 136 138 141 142


(12)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Lampiran C : Dokumentasi Penelitian

C.1 Pelaksanaan Ujicoba Asesmen Kinerja ………..

C.2 Pelaksanaan Penerapan Asesmen Kinerja ………..

147 148

Lampiran D: Surat Izin Melakukan Penelitian ……… Lampiran E: Surat Keterangan Melakukan Penelitian ………

149 150


(13)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakteristik pembelajaran IPA harus dikembangkan sesuai dengan hakikat IPA, yaitu sebagai produk, proses, teknologi, dan nilai-nilai. Pembelajaran IPA bukan hanya menekankan pada pemahaman konsep-konsep IPA tetapi juga membekali peserta didik keterampilan dalam melakukan pengamatan yang melibatkan semua indera, penelitian, penggunaan alat dan keterampilan berpikir (berpikir ilmiah) serta melakukan investigasi, eksplorasi, refleksi, dan representasi melalui kegiatan inkuiri (Rochintaniawati et al., 2009).

Badan Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Biologi berkedudukan sebagai salah satu mata pelajaran dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja (Hudha et al., 2011).

Proses sains dalam pembelajaran IPA sangat penting untuk dikembangkan karena produk sains merupakan hasil dari proses sains. Kurikulum IPA Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah pun harus lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses sains (Rustaman et al., 2005).

Menurut Ambarsari et al. (2012) keterampilan proses sains terdiri dari keterampilan dasar proses sains (basic skill) yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, mengkomunikasikan, dan keterampilan terpadu proses sains (integrated skill) yaitu identifikasi variabel dan eksperimen.

Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa sains didasarkan pada empirisme, yaitu suatu pencarian pengetahuan berdasarkan eksperimentasi dan observasi. Para ilmuan melakukan berbagai eksperimen dan observasi untuk memperoleh produk sains. Melalui penerapan eksperimen dan observasi dalam pembelajaran


(14)

2

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

IPA, diharapkan siswa dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna.

Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis, memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja, sehingga aktivitas dan produk yang dihasilkan dari ativitas belajar ini mendapatkan penilaian (Ambarsari

et al., 2012).

Guru dalam pembelajaran sains diharapkan dapat melakukan penilaian atau asesmen proses dan hasil pembelajaran sains secara komprehensif dan benar. Komprehensif artinya asesmen yang dilakukan mencakup berbagai aspek kompetensi. Benar artinya asesmen yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip asesmen yang objektif, validitas, reliabilitas, demokratis dan berkeadilan. Pola asesmen yang baik dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa (Sudrajat et al., 2011). Hal ini sebagaimana pernyataan yang menyatakan bahwa tidak perlu diragukan lagi bahwa pembelajaran yang efektif, efesien dan produktif tidak mungkin ada tanpa asesmen yang baik (Stiggins, 1994 dalam Sudrajat et al., 2011).

Observasi merupakan salah satu jenis keterampilan proses sains yang menggunakan berbagai indera yang dimiliki oleh manusia, baik itu indera penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba untuk menemukan fakta-fakta yang relevan dan memadai (Rustaman et al., 2005). Dengan demikian, seluruh indera yang dimiliki manusia dapat dikembangkan melalui observasi.

Penggunaan alat bantu observasi pun sangat diperlukan untuk memperluas jangkauan observasi atau meningkatkan kualitas fakta yang diperoleh (Rustaman, 2003). Hal ini dikarenakan fakta-fakta yang relevan sering kali tidak dapat diamati dengan menggunakan alat-alat indera khusus karena alat indera memiliki keterbatasan. Misalnya, objek-objek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) dapat diamati dengan menggunakan mikroskop, baik itu mikroskop monokuler, binokuler, maupun mikroskop elektron.


(15)

3

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penggunaan mikroskop sebagai alat bantu praktikum Biologi menjadi sangat penting. Pengamatan langsung terhadap objek asli, misalnya sel, bakteri, atau jamur uniseluler merupakan solusi untuk mengkonkretkan pemahaman siswa terhadap objek tersebut serta memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna (Trisnayanti et al., 2010).

Keterampilan dalam menggunakan mikroskop merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), penggunaan mikroskop termasuk ke dalam Standar Kompetensi “memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan” dengan

Kompetensi Dasar “menggunakan mikroskop dan peralatan pendukung lainnya untuk mengamati gejala-gejala kehidupan”. Berdasarkan SK dan KD ini siswa

harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan mikroskop dengan baik agar dapat mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang sudah ditetapkan guru mata pelajaran pada materi ini. Siswa dapat mengamati gejala-gejala alam yang bersifat mikroskopis apabila siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan menggunakan mikroskop.

Berdasarkan hasil penelitian Trisnayanti et al., (2010) secara umum kemampuan siswa dalam menggunakan mikroskop sudah baik. Akan tetapi, untuk beberapa aspek keterampilan penggunaan mikroskop harus dilatihkan kembali agar lebih terampil. Hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menggunakan mikroskop untuk cara membawa mikroskop dan menyiapkan kaca objek 100% telah sesuai prosedur. Sedangkan untuk beberapa aspek masih banyak yang tidak sesuai dengan prosedur yaitu 58% adanya gelembung udara pada preparat yang dibuat, 42% tidak menggunakan alat bantu untuk menutup kaca penutup, 33% tidak menggunakan lensa objektif dengan perbesaran kecil terlebih dulu, 50% tidak memutar pengatur fokus dengan perlahan-lahan untuk memperoleh objek pada perbesaran kuat dan pada waktu mengganti lensa objektif 33% ujung lensa menyentuh permukaan kaca penutup. Setelah selesai pengamatan 92% membersihkan kembali alat yang telah digunakan dan 83% menyimpannya kembali dengan bersih dan rapi.


(16)

4

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian Fauziah (2011) pun menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran penggunaan mikroskop, siswa masih mengalami kesulitan pada beberapa aspek dalam menggunakan mikroskop. Kesulitan dalam menggunakan mikroskop ini merupakan salah satu indikator bahwa siswa tersebut belum mempunyai pengetahuan atau keterampilan dalam menggunakan mikroskop dengan benar. Pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan mikroskop atau alat-alat lainnya dalam proses pembelajaran merupakan salah satu kebutuhan siswa yang harus dipenuhi untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran terlebih dahulu kita harus mengetahui tujuan siswa itu belajar. Adapun tujuan yang dimaksud adalah sebuah kebutuhan siswa yang secara lahiriah maupun batiniah harus tercapai. Dalam proses pembelajaran siswa juga memiliki kebutuhan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana (Haris, 2011). Sebelum memulai proses pembelajaran seorang pendidik perlu mengadakan identifikasi terlebih dahulu terhadap kebutuhan masing-masing peserta didiknya, baik itu secara individual ataupun kelompok, agar apa yang disampaikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didiknya serta tercapai tujuan yang telah direncanakan.

Kebutuhan siswa tidak ada batasnya, akan tetapi tidak semua kebutuhan siswa itu selalu tercapai. Hal ini terkait dengan kemampuan siswa itu sendiri dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan setiap siswa itu bermacam-macam. Kebutuhan-kebutuhan itu perlu diidentifikasi untuk menentukan kebutuhan mana yang paling potensial dari segi manfaat dan pemenuhannya (Haris, 2011).

Menurut Haris (2011) bahwa kebutuhan (need) diartikan sebagai kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kondisi yang sebenarnya. Kebutuhan belajar dapat diartikan sebagai suatu jarak antara tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki pada suatu saat dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ingin diperoleh seseorang, kelompok, lembaga, atau masyarakat yang hanya dapat dicapai melalui kegiatan belajar (Ardiwinata, 2006).

Kebutuhan siswa selama proses pembelajaran merupakan kebutuhan akademik untuk menunjang tercapainya ketuntasan belajar. Kebutuhan siswa merupakan


(17)

5

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang belum dimiliki siswa akan menjadi kesulitannya selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, tahap awal yang dilakukan untuk mengungkap pengetahuan atau keterampilan yang belum dimiliki siswa sebelumnya harus diketahui kesulitan belajar siswa tersebut.

Kesulitan belajar siswa dapat diidentifikasi melalui asesmen kesulitan belajar dan kebutuhan siswa dalam menggunakan mikroskop merupakan kebutuhan belajar yang berkaitan dengan aspek keterampilan (psikomotor). Oleh karena itu, asesmen yang tepat untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar dalam menggunakan mikroskop ini harus berupa asesmen yang menilai kinerja atau kemampuan siswa dalam menggunakan mikroskop. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, asesmen yang dapat menilai kesulitan dan kemampuan siswa yaitu asesmen kinerja.

Penelitian penggunaan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop ini merujuk pada penelitian Fauziah (2011). Perangkat penilaian asesmen kinerja yang digunakan merupakan pengembangan atau modifikasi dari perangkat penilaian yang digunakan oleh Fauziah (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu tidak hanya menilai kesulitan belajar siswa, tetapi dikembangkan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar berdasarkan kesulitan yang dialami siswa selama penggunaan mikroskop. Selain itu, perangkat penilaian kinerja yang digunakan pada penelitian ini pun tidak hanya menilai keterampilan siswa dalam menggunakan mikroskop, tetapi menilai juga keterampilan siswa dalam menggambar hasil pengamatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop?”


(18)

6

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih memperjelas rumusan masalah tersebut, maka dimunculkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan perangkat penilaian asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop?

2. Apa kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop yang teridentifikasi melalui perangkat penilaian asesmen kinerja?

3. Apa kelebihan dan kelemahan perangkat penilaian asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop?

4. Apa kendala yang dihadapi selama penggunaan perangkat penilaian asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan dan agar penelitian ini terarah, maka permasalahannya dibatasi sebagai berikut:

1. Asesmen kinerja yang digunakan berupa task atau unjuk kerja dengan rubrik penilaian berskala dan daftar cek untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop.

2. Kebutuhan belajar yang dimaksud pada penelitian ini ialah kebutuhan belajar siswa yang berkaitan dengan tugas pekerjaan selama proses pembelajaran dengan menggunakan mikroskop berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk menujang pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) (Johnstone dan Rivera, 1965 dalam Ardiwinata, 2006).

3. Mikroskop yang digunakan siswa ialah mikroskop monokuler dengan sumber pencahayaan berasal dari sinar matahari.


(19)

7

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop. Tujuan khusus penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengembangan perangkat penilaian asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop?

2. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop melalui perangkat penilaian asesmen kinerja.

3. Mengungkap kelebihan dan kelemahan perangkat penilaian asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop.

4. Mengungkap kendala yang dihadapi selama penggunaan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi Guru:

a. Memberikan informasi tentang asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop, baik itu pengembangan perangkat penilaiannya, penerapan dalam proses pembelajaran, kelebihan dan kelemahan perangkat penilaian asesmen kinerja, dan kendala yang dihadapi selama penggunaan perangkat penilaian asesmen kinerja.

b. Menjadi referensi dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa, terutama dalam menggunakan mikroskop.


(20)

8

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Siswa:

a. Memenuhi kebutuhan belajar dalam menggunakan mikroskop

sehingga dapat mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan.

b. Menjadi lebih terampil dalam menggunakan mikroskop. 3. Bagi Praktisi Pendidikan

a. Memberikan informasi dalam pengembangan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop.


(21)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 19 Bandung dan sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas, satu kelas sebagai kelas ujicoba dan satu kelas sebagai kelas penelitian. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010; Fauziah, 2011). Pertimbangan penentuan sampel untuk tahap ujicoba berdasarkan adanya beberapa siswa pada kelas tersebut yang belum mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) setelah diberikan tes formatif tentang mikroskop. Sedangkan penentuan sampel untuk tahap penerapan berdasarkan hanya kelas tersebut yang belum mendapatkan pembelajaran dan tes formatif tentang penggunaan mikroskop.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Melalui Analisis Kurikulum dan Literatur

Penelitian ini diawali dengan melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kebutuhan siswa berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai siswa dan menjadi syarat bagi ketuntasan belajar SK atau KD lainnya. Setelah mengetahui SK dan KD yang harus dicapai siswa, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap materi yang dianggap sulit oleh siswa dan menjadi salah satu syarat ketuntasan belajar bagi KD lainnya. Penentuan materi yang dianggap sulit oleh siswa didasarkan pada studi literatur dan hasil penelitian yang relevan. Setelah mengetahui SK, KD, dan kesulitan materi, tahap selanjutnya ialah mengidentifikasi kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL).


(22)

22

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Menyusun Perangkat Penilaian Ujicoba

Penyusunan perangkat penilaian asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop diawali dengan merumuskan indikator-indikator kemampuan yang harus dimiliki siswa. Setelah menentukan indikator kemampuan siswa dalam menggunakan mikroskop dan menggambar hasil pengamatan, kemudian dirancang kisi-kisi. Pada penelitian ini digunakan perangkat penilaian tes dan non-tes.

Perangkat penilaian tes yang digunakan adalah soal pilihan ganda. Sedangkan perangkat non-tes yang dibuat adalah penilaian kinerja siswa dalam menggunakan mikroskop dengan tipe rubrik penilaian rating scale dan checklist. Rubrik penilaian rating scale memuat kriteria penilaian siswa dalam menggunakan mikroskop dan menggambar hasil pengamatan dari kriteria keterampilan yang tidak sempurna hingga yang paling sempurna, sedangkan rubrik penilaian

checklist hanya memuat kriteria keterampilan yang paling sempurna.

Instrumen lain yang digunakan adalah angket siswa dan pedoman wawancara. Angket ini dapat digunakan untuk mengungkap kebutuhan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan mikroskop, sedangkan pedoman wawancara terdiri dari pedoman wawancara guru dan penilai (observer). Pedoman wawancara guru dan observer digunakan untuk mengetahui tanggapan guru dan observer

mengenai penerapan perangkat penilaian yang digunakan.

Pembuatan angket diawali dengan penyusunan kisi-kisi angket, kemudian dikembangkan menjadi angket terbuka yang akan digunakan pada tahap ujicoba dan dikembangkan kembali menjadi angket tertutup yang digunakan pada tahap penerapan.

3. Mengujicoba Perangkat Penilaian

Perangkat penilaian yang digunakan pada tahap ujicoba ini adalah perangkat tes dan non-tes yaitu penilaian kinerja, soal pilihan ganda dan angket terbuka yang telah di-judgment oleh dosen ahli. Ujicoba perangkat penilaian diberikan kepada beberapa siswa dari salah satu kelas VII yang belum memenuhi ketuntasan belajar setelah diberikan tes formatif materi mikroskop oleh guru mata pelajarannya.


(23)

23

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4. Mengembangkan Perangkat Penilaian

Perangkat penilaian kinerja yang telah diujicobakan dan dilakukan judgment

akan diperbaiki sesuai dengan kekurangan yang ditemukan pada saat ujicoba dan

judgment oleh dosen ahli.

5. Menerapkan Perangkat Penilaian

Perangkat penilaian yang digunakan dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa adalah penilaian kinerja (non-tes), soal pilihan ganda (tes), angket tertutup, pedoman wawancara guru dan penilai (observer). Penerapan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop ini diberikan kepada satu kelas siswa kelas VII.

6. Menganalisis Seluruh Perangkat Penilaian

Pada tahap ini, analisis kuantitatif dan kualitatif dilakukan terhadap seluruh perangkat penilaian yang telah digunakan. Analisis kuantitatif meliputi validitas dan reliabilitas perangkat tes dan non-tes, tingkat kesukaran, daya pembeda soal, dan analisis pengecoh (distraktor) pada soal pilihan ganda. Soal dengan kualitas baik akan dipertahankan, sedangkan soal dengan kualitas yang kurang baik dapat diperbaiki kembali.

7. Memvalidasi Perangkat Penilaian (Uji Kecocokan)

Validasi perangkat penilaian dilakukan dengan cara menyocokan semua data yang diperoleh dari perangkat tes maupun nontes. Tujuan dilakukannya validasi adalah untuk mengetahui kesesuaian atau hubungan yang relevan antara skor tinggi atau rendah yang diperoleh siswa melalui penilaian kinerja maupun pilihan ganda dengan kemampuan sebenarnya mengenai keterampilan dan pemahaman siswa dalam menggunakan mikroskop. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan siswa tersebut menyontek atau menebak jawaban dalam pengerjaan soal tes tertulis atau mengandalkan teman kelompok pada saat menggunakan mikroskop. Data hasil validasi kecocokan yang terkumpul kemudian ditabulasi dan ditentukan persentasenya.


(24)

24

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Secara terperinci validasi perangkat penilaian dilakukan dengan menggunakan rumus:

Hasil persentase validasi yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan kategori yang dikemukakan oleh Ridwan (Widyastuti, 2012) seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kategori Validitas Instrumen

Persentase (%) Kategori

0 x 20 Tidak valid

21 x 40 Kurang valid

41 x 60 Cukup valid

61 x 80 Valid

81 x 100 Sangat valid

8. Rekomendasi Penerapan Instrumen

Seluruh perangkat instrumen yang digunakan selama penelitian berlangsung, baik tes maupun non-tes tidak langsung dapat dikategorikan sebagai perangkat penilaian yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi. Namun, perangkat penilaian asesmen kinerja ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop. Selain dalam menggunakan mikroskop, perangkat penilaian asesmen kinerja ini juga dapat diterapkan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa pada materi pelajaran lainnya.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai penggunaan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop. Menurut Arikunto (2002), penelitian deskriptif dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan yang sedang terjadi.


(25)

25

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Penelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu asesmen kinerja, kebutuhan belajar siswa, dan penguasaan penggunaan mikroskop. Secara terperinci, ketiga aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Asesmen kinerja

Asesmen kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah observasi terhadap kemampuan siswa dalam menggunakan mikroskop dengan menggunakan task yang dinilai dengan rubrik penilaian berskala (rating scale) dan rubrik penilaian daftar cek (checklist), soal pilihan ganda, angket terbuka dan angket tertutup yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.

2. Kebutuhan belajar

Kebutuhan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daftar kemampuan yang belum dimiliki siswa untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran yang diidentifikasi melalui perangkat penilaian kinerja. Kebutuhan belajar yang diidentifikasi mencakup keterampilan dan pengetahuan siswa dalam penggunaan mikroskop.

3. Penguasaan penggunaan mikroskop

Penguasaan penggunaan mikroskop yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor hasil kinerja siswa dalam menggunakan mikroskop yang mencakup pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan mikroskop.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar tugas (task) penggunaan mikroskop dan menggambar hasil pengamatan yang dinilai dengan rubrik penilaian berskala (rating scale) dan rubrik penilaian daftar cek (checklist). Instrumen tersebut termasuk ke dalam penilaian non-tes dan digunakan untuk menilai keterampilan atau kinerja siswa serta mengungkap kebutuhan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan mikroskop. Penggunaan kedua tipe rubrik penilaian bertujuan untuk mengetahui tipe rubrik mana yang lebih


(26)

26

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

efektif digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop.

2. Tes pilihan ganda, digunakan untuk mendukung respons siswa yang diperoleh melalui penilaian kinerja. Tes ini dapat mengungkap kemampuan kognitif (pengetahuan) siswa mengenai mikroskop dan penggunaannya. Tes pilihan ganda yang digunakan merupakan tes pilihan ganda biasa bukan pilihan ganda beralasan karena kebutuhan belajar siswa diharapkan muncul dari penilaian kinerja dan angket yang diberikan. Pemberian tes pilihan ganda ini bertujuan agar identifikasi kebutuhan belajar siswa lebih mendalam dan teridentifikasi secara keseluruhan baik aspek keterampilan maupun pengetahuannya.

3. Angket siswa untuk mengungkap tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan mikroskop yang mencakup manfaat pembelajaran menggunakan mikroskop, kemampuan siswa dalam menggunakan mikroskop, kesulitan siswa dalam menggunakan mikroskop, dan kebutuhan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan mikroskop. Pemberian angket siswa pun bertujuan agar dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa yang sebenarnya.

4. Pedoman wawancara guru dan penilai (observer) untuk mengungkap kelebihan dan kekurangan serta efektivitas penggunaan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa SMP dalam menggunakan mikroskop.

5. Catatan lapangan (anecdotal record) yang dibuat selama penelitian di lapangan berlangsung yang memuat kejadian-kejadian penting selama penggunaan instrumen.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu terdiri dari observasi, pelaksanaan tes tertulis, pengisian angket oleh siswa, dan wawancara terhadap observer penelitian dan guru mata pelajaran. Adapun rincian teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(27)

27

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2.Teknik Pengumpulan Data

No Teknik Instrumen Jenis Data Sumber

Data

1. Observasi Lembar tugas (task), rubrik penilaian daftar cek (checklist) dan rubrik penilaian berskala (rating scale)

Penilaian kinerja siswa dalam menggunakan mikroskop dengan mengikuti lembar tugas (task) yang dinilai dengan rubrik penilaian daftar cek dan penilaian berskala

Siswa

2. Tes tertulis Soal pilihan ganda Kemampuan kognitif

siswa tentang mikroskop

Siswa

3. Angket Lembar angket

terbuka atau tertutup

Kesulitan siswa dalam menggunakan mikroskop, tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan mikroskop, dan

kebutuhan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan mikroskop

Siswa

4. Wawancara Pedoman

Wawancara

Tanggapan observer atau guru mengenai

penggunaan asesmen kinerja untuk

mengidentifikasi

kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop Observer dan Guru Mata Pelajaran

5. Dokumentasi Anecdotal record Catatan tentang

kejadian-kejadian penting selama penelitian Kegiatan ujicoba dan penerapan asesmen kinerja


(28)

28

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu G. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Semua data diintegrasikan untuk dianalisis secara menyeluruh bagi penyusunan kesimpulan tentang penggunaan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam penggunaan mikroskop. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Analisis Hasil Penilaian Asesmen Kinerja

Validitas dan reliabilitas rubrik penilaian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pemberian skor pada rubrik penilaian daftar cek dihitung berdasarkan jumlah kriteria penilaian yang terpenuhi. Setiap kriteria penilaian yang terpenuhi diberi skor 1 dan kriteria penilaian yang tidak terpenuhi diberi skor 0. Semua kriteria penilaian yang terpenuhi dijumlahkan dan dibagi banyaknya kriteria penilaian yang ada pada rubrik penilaian daftar cek ini. Sedangkan pemberian skor pada rubrik penilaian berskala dihitung berdasarkan kualitas kinerja siswa. Skor pada rubrik penilaian berskala ini berkisar antara 1-4. Kinerja yang paling sempurna diberi skor 4 dan kinerja yang kurang diberi skor 1. Setiap skor yang diperoleh untuk setiap kriteria penilaian dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah kriteria penilaian yang ada pada rubrik penilaian berskala ini, sehingga menjadi skor total yang diperoleh siswa.

Berdasarkan skor yang diperoleh siswa melalui penilaian asesmen kinerja ini dapat memberi gambaran tentang kemampuan apa saja yang belum dimiliki siswa sehingga menjadi kebutuhan belajar siswa yang harus dipenuhi.

2. Analisis Hasil Tes Pilihan Ganda

Soal pilihan ganda dianalisis secara kuantitatif. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan setiap jawaban salah diberi skor 0. Skor yang diperoleh pada setiap soal dijumlahkan dan menjadi skor total.

Hasil perolehan skor siswa pada soal pilihan ganda ini menjadi gambaran tentang kemampuan kognitif siswa dalam menggunakan mikroskop dan sebagai validasi untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.


(29)

29

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Analisis Angket

Respons atau jawaban siswa pada angket dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif respons siswa pada angket dengan menggunakan rumus:

Analisis kualitatif dilakukan dengan cara menganalisis semua respons siswa tentang manfaat dalam menggunakan mikroskop, kesulitan siswa dalam menggunakan mikroskop, dan kebutuhan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan mikroskop.

4. Pedoman Wawancara Guru dan Observer

Hasil wawancara kepada guru dan observer dijadikan bahan masukan untuk mengetahui tanggapan guru dan observer mengenai kelebihan dan kekurangan perangkat penilaian asesmen kinerja yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop, serta untuk mengetahui efektivitas penggunaan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.

5. Analisis Anecdotal Record

Data anecdotal record atau catatan penting di lapangan selama proses penelitian berlangsung dianalisis secara deskriptif sebagai referensi perbaikan dalam pengembangan dan penerapan perangkat penilaian asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa.

Hasil analisis kualitatif dan kuantitatif dari semua perangkat asesmen kinerja yang digunakan dilakukan validasi untuk menentukan kesulitan apa saja yang dialami siswa selama menggunakan mikroskop. Setelah diketahui kesulitan belajarnya maka diidentifikasi kebutuhan belajar siswa apa saja dalam menggunakan mikroskop yang harus dipenuhi.

H. Alur Penelitian

Secara singkat, penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang digambarkan pada Gambar 3.1.


(30)

30

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

I.

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

Tahap Persiapan Penelitian

Studi kurikulum dan studi literatur

Penyusunan proposal penelitian Bimbingan proposal Seminar proposal Revisi proposal Penentuan lokasi dan sampel Pengajuan perizinan penelitian Studi pendahuluan Membuat daftar kemampuan siswa

Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap Akhir Penelitian

Melakukan analisis data hasil penelitian

Menarik kesimpulan peneltian

Rekomendasi pengembangan dan penerapan perangkat penilaian di sekolah Pengembangan perangkat penilaian Menyusun indikator kemampuan siswa Menyusun task, soal pilihan ganda, dan rubrik penilaian

Judgement task, soal pilihan ganda, dan rubrik penilaian

Perbaikan hasil Judgement task, soal pilihan ganda, dan rubrik penilaian Menyusun kisi-kisi

angket dan pedoman wawancara guru dan observer Judgement angket dan pedoman wawancara Perbaikan hasil Judgement angket dan pedoman wawancara

Melakukan uji coba terhadap siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dalam menggunakan mikroskop

Analisis hasil uji coba

Perbaikan hasil uji coba

Menyusun perangkat penilaian tahap penerapan Menerapkan perangkat penilaian dalam pembelajaran dengan metode praktikum Catatan penting tahap penerapan Wawancara guru dan observer Analisis hasil penerapan Pemberian angket pada siswa


(31)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengembangan perangkat asesmen kinerja dimulai dari penyusunan penilaian kinerja dan tes pilihan ganda pada tahap ujicoba. Pada tahap penerapan asesmen kinerja, perangkat yang telah diujicobakan dikembangkan kembali menjadi penilaian kinerja yang telah disempurnakan dan soal pilihan ganda yang lebih banyak. Perangkat lain yang digunakan adalah angket tertutup yang dikembangkan dari angket terbuka pada tahap ujicoba.

Perangkat penilaian baik tes maupun non-tes mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang baik. Indikator pada task, soal pilihan ganda, dan angket sudah dapat menilai kesulitan siswa dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya, namun indikator masih belum sama dan sesuai pada semua perangkat penilaian yang digunakan sehingga menjadi salah satu kekurangan dari perangkat penilaian ini. Seluruh perangkat penilaian asesmen kinerja yang digunakan pada tahap penerapan dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam mengunakan mikroskop.

Kebutuhan belajar yang teridentifikasi melalui perangkat penilaian asesmen kinerja diantaranya 100% siswa perlu dilatih cara mengubah perbesaran lensa objektif yang benar, 60% siswa perlu dilatih cara memulai dan mengakhiri pengamatan dengan benar, 70% siswa perlu dilatih cara menggunakan makrometer, mikrometer, dan cermin mikroskop yang benar, 20% siswa perlu dilatih cara melepaskan preparat yang benar dari meja mikroskop, 40% siswa perlu dilatih cara membuat gambar hasil pengamatan yang benar, dan 40% siswa perlu mendapat pengetahuan tentang sel.

Perangkat yang dikembangkan pun memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang dimiliki perangkat penilaian asesmen kinerja ini adalah guru mendapatkan umpan balik dari hasil asesmen, dapat mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar dan melakukan pengecekan hasil penilaian kinerja. Sedangkan kelemahan perangkat penilaian yang digunakan adalah ada beberapa


(32)

86

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

indikator dalam rubrik penilaian yang masih belum spesifik, tidak semua indikator tercantum dalam perangkat penilaian yang berbeda, dan membutuhkan pelatihan dalam penggunaannya. Selain itu, penggunaan pilihan ganda biasa sebagai pendukung respons siswa dalam penilaian kinerja pun menjadi salah satu kelemahan asesmen kinerja yang telah diterapkan.

Kendala yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop ini diantaranya membutuhkan waktu dan tenaga penilai yang tidak sedikit, pengondisian siswa yang cukup sulit, kurangnya respons siswa dalam tahap ujicoba, kejenuhan dalam pelaksanaan tes, dan sulitnya melakukan penilaian individual dalam praktikum secara berkelompok.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis perangkat penilaian asesmen kinerja dan catatan lapangan yang diperoleh pada tahap penerapan maka dapat disarankan beberapa upaya perbaikan, baik itu perbaikan perangkat penilaian maupun teknis pelaksanaan penerapan asesmen kinerja agar dapat diterapkan di sekolah-sekolah.

Penilaian kinerja pada penerapan perangkat asesmen kinerja selanjutnya dapat dilakukan secara team teaching antara guru mata pelajaran dengan guru lainnya atau mahasiswa praktikan (PPL) dan penilaian dilakukan pada siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan. Penataan ruangan pada saat pelaksanaan penilaian kinerja sebaiknya ditata kembali untuk pelaksanaan tes tertulis agar siswa dapat bekerja secara individual.

Perangkat penilaian asesmen kinerja juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa materi-materi lainnya yang berkaitan dengan aspek keterampilan. Namun, penerapan perangkat penilaian asesmen kinerja pun sebaiknya didukung oleh fasilitas laboratorium sekolah yang memadai seperti ketersediaan mikroskop, sumber pencahayaan, alat dan bahan praktikum yang dibutuhkan, sehingga proses penilaian akan lebih mudah.


(33)

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, W., Santosa, S. dan Maridi. (2012). “Penerapan Pembelajaran Inquiry

Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran

Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta”. Jurnal Pendidikan Biologi. 2, 1-17.

Ardiwinata, J. (2006). Asas Kebutuhan. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195908 261986031-JAJAT_S_ARDIWINATA/ASAS_KEBUTUHAN.pdf [29 November 2012]

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Bahriah, E.S. (2011). Penilaian Kinerja. [Online]. Tersedia:

http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2011/06/24/penilaian-kinerja/ [29 November 2012]

Bathesta, Y. dan Wahyuni, L.D. (2011). Rubrik: Asesmen Alternatif untuk Menilai Peserta Didik secara Realtime dan Komprehensif. [Online]. Tersedia: http://images.lussysf.multiplycontent.com/attachment/0/TT1mIgooCGoA AEerawc1/makalah_rubrik.pdf [29 November 2012]

Fauziah, E.S. (2011). Peneraparan Asesmen Kesulitan Belajar Siswa untuk Menilai Kesulitan Siswa SMP dalam Menggunakan Mikroskop. Skripsi Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Haris, N. (2011). Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:


(34)

88

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasnaenih, A. (2012). Pedoman Penilaian Kinerja pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia. [Online]. Tersedia: http://www.psb- psma.org/content/blog/5502-pedoman-penilaian-kinerja-pada-materi-pokok-kesetimbangan-kimia [19 Oktober 2012]

Hudha, M.A., Husamah dan Hadi, S. (2011). “Pendampingan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Laboratorium untuk Menunjang Pelaksanaan bagi

Guru IPA Biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang”. Jurnal Dedikasi. 8, (2), 43-50.

Iryanti, P. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.

Kusmarni, Y. (2010). Asesmen Kinerja. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR_PEND._SEJARAH/19660113199 0012-YANI-KUSMARNI/Makalah_Studi_Komparasi_IPS.pdf [29 November 2012]

Mubin, A.N. (2011). Asesmen Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://uyunkachmed.blogspot.com/2011/10/asesmen-pembelajaran.html [29 November 2012]

Purnomo, B. (2008). Peralatan dan Prosedur Laboratorium. [Online]. Tersedia: www.geocities.ws/bpurnomo51/mik_files/mik2.pdf [01 Desember 2012] Putri. (2009). Analisis Penggunaan Asesmen Kinerja dalam Praktikum Guided

Inquiry pada Subkonsep Alat Indera. Skripsi Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rochintaniawati, D., Wulan, A.R. dan Sriyati, S. (2009). “Kebutuhan Guru Sekolah Dasar di Cimahi dan Kabupaten Bandung dalam Melangsungkan

Pembelajaran IPA”. Jurnal Penelitian. 10, (2), 1-11.

Rustaman, N. (2003). Kemampuan Proses Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. [Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIO LOGI/195012311979032NURYANI_RUSTAMAN/Keterampilan_Proses _UIN-03.pdf [01 Desember 2012]

Rustaman, N., Dirjoesoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D. dan Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press


(35)

89

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sudrajat, A. (2008). Penilaian Hasil Belajar Siswa. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/ [01 Desember 2012]

Sudrajat, A., Permanasari, A., Zainul A. dan Buchari. (2011). “Pengembangan Rubrik Asesmen Kinerja untuk Mengukur Kompetensi Mahasiswa

Melakukan Praktikum Kimia Analisis Volumetri”. Jurnal Chemica. 12, (1), 1 – 8.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2007). Profil Keterampilan Kerja Laboratorium IPA Siswa SMP dalam Praktikum Biologi. Tesis Pendidikan IPA pada Sekolah Pascasarjana UPI: tidak diterbitkan.

Suwandi, S. (2010). Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Trisnayanti, L., Sukarsih, E. dan Hamdiyati, Y. (2010). Pembelajaran Materi Tingkat Organisasi Kehidupan melalui Kegiatan Praktikum di SMP Negeri 2 Paseh Kabupaten Sumedang. [Online].Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031 991012-YANTI_HAMDIYATI/makalah_semnas.leni.YANTI_H.pdf [01 Desember 2012]

Widyastuti, B.A. (2012). Penerapan Asesmen Alternatif untuk Menilai Karakter Peduli Lingkungan Siswa SMP pada Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan. Skripsi Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan. Wulan, A.R. (2007). Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Biologi.

[Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN _IPA/197404171999032-ANA_RATNAWULAN/asesmen_alternatif .pdf [13 September 2012]

Wulan, A.R. (2008). Skenario Baru Bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sains di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1974041719 99032-ANA_RATNAWULAN/reformasi_asesmen_kinerja.pdf [01 Agustus 2013]


(36)

90

Neni Yuningsih, 2013

Penggunaan Asesmen Kinerja Untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Siswa SMP Dalam Menggunakan Mikroskop

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Wulan, A.R., Nurlaelah, E., Utari, S., Hermawan, H. dan Fajri. (2010). Model Kesulitan Belajar Siswa SD dan SMP. Makalah Workshop Hasil Penelitian Mutu Pendidikan Pusat Penilaian Pendidikan. Jakarta, 22 November.

Wirjosoemarto, K., Adisendjaja, Y.H., Supriatno, B. dan Riandi. (2000). Teknik Laboratorium (Edisi Revisi). Bandung: Pendidikan Biologi UPI.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengembangan perangkat asesmen kinerja dimulai dari penyusunan penilaian kinerja dan tes pilihan ganda pada tahap ujicoba. Pada tahap penerapan asesmen kinerja, perangkat yang telah diujicobakan dikembangkan kembali menjadi penilaian kinerja yang telah disempurnakan dan soal pilihan ganda yang lebih banyak. Perangkat lain yang digunakan adalah angket tertutup yang dikembangkan dari angket terbuka pada tahap ujicoba.

Perangkat penilaian baik tes maupun non-tes mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang baik. Indikator pada task, soal pilihan ganda, dan angket sudah dapat menilai kesulitan siswa dan mengidentifikasi kebutuhan belajarnya, namun indikator masih belum sama dan sesuai pada semua perangkat penilaian yang digunakan sehingga menjadi salah satu kekurangan dari perangkat penilaian ini. Seluruh perangkat penilaian asesmen kinerja yang digunakan pada tahap penerapan dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam mengunakan mikroskop.

Kebutuhan belajar yang teridentifikasi melalui perangkat penilaian asesmen kinerja diantaranya 100% siswa perlu dilatih cara mengubah perbesaran lensa objektif yang benar, 60% siswa perlu dilatih cara memulai dan mengakhiri pengamatan dengan benar, 70% siswa perlu dilatih cara menggunakan makrometer, mikrometer, dan cermin mikroskop yang benar, 20% siswa perlu dilatih cara melepaskan preparat yang benar dari meja mikroskop, 40% siswa perlu dilatih cara membuat gambar hasil pengamatan yang benar, dan 40% siswa perlu mendapat pengetahuan tentang sel.

Perangkat yang dikembangkan pun memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang dimiliki perangkat penilaian asesmen kinerja ini adalah guru mendapatkan umpan balik dari hasil asesmen, dapat mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar dan melakukan pengecekan hasil penilaian kinerja. Sedangkan kelemahan perangkat penilaian yang digunakan adalah ada beberapa


(2)

86

indikator dalam rubrik penilaian yang masih belum spesifik, tidak semua indikator tercantum dalam perangkat penilaian yang berbeda, dan membutuhkan pelatihan dalam penggunaannya. Selain itu, penggunaan pilihan ganda biasa sebagai pendukung respons siswa dalam penilaian kinerja pun menjadi salah satu kelemahan asesmen kinerja yang telah diterapkan.

Kendala yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kinerja untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam menggunakan mikroskop ini diantaranya membutuhkan waktu dan tenaga penilai yang tidak sedikit, pengondisian siswa yang cukup sulit, kurangnya respons siswa dalam tahap ujicoba, kejenuhan dalam pelaksanaan tes, dan sulitnya melakukan penilaian individual dalam praktikum secara berkelompok.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis perangkat penilaian asesmen kinerja dan catatan lapangan yang diperoleh pada tahap penerapan maka dapat disarankan beberapa upaya perbaikan, baik itu perbaikan perangkat penilaian maupun teknis pelaksanaan penerapan asesmen kinerja agar dapat diterapkan di sekolah-sekolah.

Penilaian kinerja pada penerapan perangkat asesmen kinerja selanjutnya dapat dilakukan secara team teaching antara guru mata pelajaran dengan guru lainnya atau mahasiswa praktikan (PPL) dan penilaian dilakukan pada siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan. Penataan ruangan pada saat pelaksanaan penilaian kinerja sebaiknya ditata kembali untuk pelaksanaan tes tertulis agar siswa dapat bekerja secara individual.

Perangkat penilaian asesmen kinerja juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa materi-materi lainnya yang berkaitan dengan aspek keterampilan. Namun, penerapan perangkat penilaian asesmen kinerja pun sebaiknya didukung oleh fasilitas laboratorium sekolah yang memadai seperti ketersediaan mikroskop, sumber pencahayaan, alat dan bahan praktikum yang dibutuhkan, sehingga proses penilaian akan lebih mudah.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, W., Santosa, S. dan Maridi. (2012). “Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta”. Jurnal Pendidikan Biologi. 2, 1-17.

Ardiwinata, J. (2006). Asas Kebutuhan. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195908 261986031-JAJAT_S_ARDIWINATA/ASAS_KEBUTUHAN.pdf [29 November 2012]

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Bahriah, E.S. (2011). Penilaian Kinerja. [Online]. Tersedia: http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2011/06/24/penilaian-kinerja/ [29 November 2012]

Bathesta, Y. dan Wahyuni, L.D. (2011). Rubrik: Asesmen Alternatif untuk Menilai Peserta Didik secara Realtime dan Komprehensif. [Online]. Tersedia: http://images.lussysf.multiplycontent.com/attachment/0/TT1mIgooCGoA AEerawc1/makalah_rubrik.pdf [29 November 2012]

Fauziah, E.S. (2011). Peneraparan Asesmen Kesulitan Belajar Siswa untuk Menilai Kesulitan Siswa SMP dalam Menggunakan Mikroskop. Skripsi Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Haris, N. (2011). Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:


(4)

88

Hasnaenih, A. (2012). Pedoman Penilaian Kinerja pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia. [Online]. Tersedia: http://www.psb- psma.org/content/blog/5502-pedoman-penilaian-kinerja-pada-materi-pokok-kesetimbangan-kimia [19 Oktober 2012]

Hudha, M.A., Husamah dan Hadi, S. (2011). “Pendampingan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Laboratorium untuk Menunjang Pelaksanaan bagi Guru IPA Biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang”. Jurnal Dedikasi. 8, (2), 43-50.

Iryanti, P. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.

Kusmarni, Y. (2010). Asesmen Kinerja. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR_PEND._SEJARAH/19660113199 0012-YANI-KUSMARNI/Makalah_Studi_Komparasi_IPS.pdf [29 November 2012]

Mubin, A.N. (2011). Asesmen Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://uyunkachmed.blogspot.com/2011/10/asesmen-pembelajaran.html [29 November 2012]

Purnomo, B. (2008). Peralatan dan Prosedur Laboratorium. [Online]. Tersedia: www.geocities.ws/bpurnomo51/mik_files/mik2.pdf [01 Desember 2012]

Putri. (2009). Analisis Penggunaan Asesmen Kinerja dalam Praktikum Guided Inquiry pada Subkonsep Alat Indera. Skripsi Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rochintaniawati, D., Wulan, A.R. dan Sriyati, S. (2009). “Kebutuhan Guru Sekolah Dasar di Cimahi dan Kabupaten Bandung dalam Melangsungkan Pembelajaran IPA”. Jurnal Penelitian. 10, (2), 1-11.

Rustaman, N. (2003). Kemampuan Proses Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. [Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIO LOGI/195012311979032NURYANI_RUSTAMAN/Keterampilan_Proses _UIN-03.pdf [01 Desember 2012]

Rustaman, N., Dirjoesoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D. dan Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press


(5)

Sudrajat, A. (2008). Penilaian Hasil Belajar Siswa. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/ [01 Desember 2012]

Sudrajat, A., Permanasari, A., Zainul A. dan Buchari. (2011). “Pengembangan Rubrik Asesmen Kinerja untuk Mengukur Kompetensi Mahasiswa Melakukan Praktikum Kimia Analisis Volumetri”. Jurnal Chemica. 12, (1), 1 – 8.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2007). Profil Keterampilan Kerja Laboratorium IPA Siswa SMP dalam Praktikum Biologi. Tesis Pendidikan IPA pada Sekolah Pascasarjana UPI: tidak diterbitkan.

Suwandi, S. (2010). Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Trisnayanti, L., Sukarsih, E. dan Hamdiyati, Y. (2010). Pembelajaran Materi Tingkat Organisasi Kehidupan melalui Kegiatan Praktikum di SMP Negeri 2 Paseh Kabupaten Sumedang. [Online].Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031 991012-YANTI_HAMDIYATI/makalah_semnas.leni.YANTI_H.pdf [01 Desember 2012]

Widyastuti, B.A. (2012). Penerapan Asesmen Alternatif untuk Menilai Karakter Peduli Lingkungan Siswa SMP pada Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan. Skripsi Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wulan, A.R. (2007). Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Biologi. [Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN _IPA/197404171999032-ANA_RATNAWULAN/asesmen_alternatif .pdf [13 September 2012]

Wulan, A.R. (2008). Skenario Baru Bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sains di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1974041719 99032-ANA_RATNAWULAN/reformasi_asesmen_kinerja.pdf [01 Agustus 2013]


(6)

90

Wulan, A.R., Nurlaelah, E., Utari, S., Hermawan, H. dan Fajri. (2010). Model Kesulitan Belajar Siswa SD dan SMP. Makalah Workshop Hasil Penelitian Mutu Pendidikan Pusat Penilaian Pendidikan. Jakarta, 22 November.

Wirjosoemarto, K., Adisendjaja, Y.H., Supriatno, B. dan Riandi. (2000). Teknik Laboratorium (Edisi Revisi). Bandung: Pendidikan Biologi UPI.