Potensi Maritim di Laut Selayar
WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM
Nama
: Andi Nur Azizah S
NIM
: L041 17 1307
Prodi/Fakultas : Sosial Ekonomi Perikanan/ Ilmu Kelautan dan
Perikanan
Topik
: Sumber Daya Laut
Judul
: Potensi Maritim di Laut Selayar
A. Pengantar
Kepulauan Selayar merupakan salah satu pulau di selatan Sulawesi. Secara geografis
pulau selayar berada pada 120021,00’ – 120023,00’ LS dan 06011,50’ – 06012,50’ BT. Pulau
selayar ini salah satu kabupaten yang terpisah dari daratan Sulawesi Selatan.
1
Kabupaten
Selayar memiliki begitu banyak potensi-potensi maritim yang masih tersembunyi. Mulai dari
berbagai jenis ekosistem, keindahan bawah laut, jumlah spesies dari berbagai makhluk hidup
dapat pula ditemukan di bawah laut kawasan Kepulauan Selayar. Sektor bahari di
kabupaten ini cukup menjanjikan bagi pengembangan potensi pesisir dan laut.
Banyak terdapat pantai-pantai yang indah yang sangat cocok dijadikan tempat
berwisata bahari, apalagi kabupaten selayar ini mempunyai kepulauan taka
bonerate yang merupakan salah satu daerah yang memiliki terumbu karang
terindah dan terluas, jadi memang tak perlu di ragukan lagi keindahan bawah
lautnya.2
Perlu kita ketahui bahwa Kepulauan Selayar masuk dalam gugusan tiga karang
dunia. Segitiga Terumbu Karang ini meliputi banyak wilayah dengan luas kurang lebih 6.500.000
km², dimana Selayar termasuk di dalam kawasan tersebut dan terdiri dari 600 spesies terumbu karang
yang merupakan 75% semua spesies Karang yang ada di Dunia. Perairan Segitiga Karang
1Abrellaqisthy. ‘Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Kepulauan Taka Bonerate
Kabupaten Selayar Secara Berkelanjutan dan Terpady’.
https://abrellaqisthy.wordpress.com/2012/07/12/pengelolaan-wilayah-pesisir-dan-lautkepulauan-taka-bonerate-kabupaten-selayar-secara-berkelanjutan-dan-terpadu/. Diakses
pada 21 November 2017, pukul 19.45 WITA.
2Ibid.
Dunia juga merupakan tempat tinggal 3.000 spesies ikan, termasuk ikan terbesar hiu paus,
dan fosil hidup coelacanth.3
Dari beberapa artikel dan jurnal yang telah saya baca, Kepulauan Selayar memiliki
begitu banyak sumber daya hayati yang dapat menguntungkan baik dari segi sektor
pariwisata maupun sektor ekonomi. Dari sektor pariwisata, banyaknya spot-spot yang dapat
menjadi objek wisata dapat kita temui di Selayar. Terutama spot untuk menyelam dan melihat
keindahan terumbu karang dan spesies-spesies makhluk hidup di sekitarnya, karena Segitiga
Terumbu Karang dijadikan oleh World Wildlife Fund sebagai salah satu dari prioritas utama
konservasi kehidupan maritim yang diluncurkan pada tahun 2007. 4 Kemudian untuk sektor
ekonomi, dengan pemanfaatan dari sektor pariwisata yang baik, maka sumbangsi untuk
ekonomi daerah sudah dipastikan sangat menguntungkan. Mengingat saat ini, wisata bawah
laut merupakan sektor pariwisata yang diminati baik oleh warga lokal maupun turis asing.
Kemudian pemanfaatan sumber daya hayati dengan bijak dapat pula membantu
perekonomian daerah Selayar. Sehingga jika pemerintah dengan bijak mengelolah Kepulauan
Selayar dengan baik dan benar maka, Kepulauan Selayar jelas akan lebih dikenal di manca
negara dan akan sangat menguntungkan bukan hanya pemerintah daerah dan provinsi saja,
juga pemerntah pusat.
Kegiatan pengelolaan wilayah pesisir menghadapi berbagai ancaman baik dari aspek
ekologi yaitu terjadinya penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran, perusakan
ekosistem dan penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing) maupun dari aspek sosial
yaitu rendahnya aksesibilitas dan kurangnya penerimaan masyarakat lokal.5 Belum
optimalnya sektor perikanan disebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia,
terbatasnya sarana dan prasarana, kurangnya modal usaha yang dimiliki oleh para pengusaha
di bidang perikanan. Di samping itu lemahnya penegakan hukum dan minimnya kerja sama
antar daerah dan propinsi yang saling menguatkan mendorong terjadinya penurunan produksi
dari waktu ke waktu jika penangkapan secara ilegal masih terus terjadi.
3Tripinto tour. ‘Segitiga Terumbu Karang’. https://www.tripinto.co.id/segitiga-terumbukarang-dunia/. Diakses pada 21 November 2017, pukul 20.00 WITA.
4 https://id.wikipedia.org/wiki/Segitiga_Terumbu_Karang. Diakses pada 21 November
2017, pukul 20.30 WITA.
5
Manaf, Murshal. 2015. Analisis Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir
Kecamatan Bontoharu Kabupaten
Kepulauan
Salayar.
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/planomadani/article/download/990/962.
Diakes pada 21 November 2017, pukul 20.45 WITA.
Adapun tujuan penulisan dari artikel ini, agar kita lebih mngetahui bagaimana sumber
daya hayati yang ada di Kepulauan Selayar. Selain itu agar kita lebih memahami bagaimana
kondisi ekosistem yang ada di Laut Selayar saat ini, agar kita lebih menjaga keseimbangan
lingkungan, agar tidak terjadi dampak buruk yang terus menerus.
B. Metode Penulisan
Penulisan artikel mengenai “Potensi Maritim di Laut Selayar” ini berdasarkan atas
data sekunder atau data yang diambil dari beberapa referensi berupa jurnal, karya ilmiah,
serta melalui internet dengan web-web yang terpercaya. Beberapa jurnal menjelaskan
mengenai keanekaragaman hayati yang ada di Selayar serta masalah yang dihadapi saat ini,
serta solusi terhadap permasalahan yang sedang terjadi. Kemudian ada pula web yang
menceritakan secara mendetail mengenai Kawasan Takabonerata yang merupakan kawasan
dengan terumbu karang yang indah dan masuk dalam gugusan segitiga terumbu karang dunia
atau Coral Triangle dengan sumber terpercaya.
Selain itu data primer yang digunakan dalam artikel ini berasal dari pengalaman
teman saya yang menceritakan pengalaman yang mereka miliki saat berada di Kepulauan
Selayar. Pengalaman mereka beberapa saya bahas dalam artikel ini agar wawasan mengenai
keadaan wilayah Laut dari Selayar dapat bertambah.
C. Pembahasan
Potensi sumber daya pesisir dan laut merupakan karunia yang harus dimanfaatkan
seoptimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat. Sumberdaya pesisir di Negara Indonesia
memang sangatlah istimewa. Namun pada kenyataanya pengelolaan ini belum optimal
dilakukan sehingga di perlukan pengelolaan melalui konsep suatu pendekatan yang
melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan pemanfaatan (pembangunan)
secara terpadu (intergrated) guna mencapai pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan.
Sehingga yang utama harus diperhatikan adalah keseimbangan antara pembangunan dan
aspek konservasi yang tetap harus dilakukan.
Pada artikel ini akan dibahas potensi sumber daya Laut Selayar, secara geografis
Selayar ini berbatasan langsung dengan Laut Flores dan Selat Makasar di sebelah barat,
sebelah utara dengan Kabupaten Bulukumba, sebelah timur dengan Laut Flores, dan sebelah
selatan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selayar memiliki luas kawasan sekitar 903,35
km yang terdiri dari 126 pulau dimana dua pertiga wilayahnya adalah perairan dengan
panjang garis pantai tidak kurang dari 670 km.6
Selayar memiliki 126 pulau-pulau, dimana terdapat pulau-pulau kecil. Kawasan
pulau-pulau kecil memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi dan
dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan Indonesia di masa yang akan
datang. Kawasan ini menyediakan sumberdaya alam yang produktif seperti terumbu karang,
padang lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan dan kawasan konservasi. Pulau-pulau
kecil juga memberikan jasa lingkungan yang besar karena keindahan alam yang dimilikinya
yang dapat menggerakkan industri pariwisata bahari. Pengembangan kawasan pulau-pulau
kecil merupakan suatu proses yang akan membawa suatu perubahan pada ekosistemnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan membawa pengaruh pada lingkungan. Semakin tinggi
intensitas pengelolaan dan pembangunan yang dilaksanakan berarti semakin tinggi tingkat
pemanfaatan sumberdaya, maka semakin tinggi pula perubahan-perubahan lingkungan yang
akan terjadi di kawasan pulau- pulau kecil. 7
Kemudian kawasan bawah laut di Selayar memiliki potensi yang begitu besar untuk
dimanfaatkan sebaik mungkin. Yang pertama yaitu sektor pariwisata, dengan jumlah pulau
kurang lebih 100 pulau yang tersebar, memungkinkan pemerintah untuk mengelolah dengan
baik dan benar pulau-pulau tersebut untuk dijadikan objek wisata. Kemudian ekosistem
bawah laut yang begitu indah tentu menarik perhatian masyarakat lokal maupun manca
negara. Kepulauan Selayar masuk dalam gugusan tiga karang dunia. Segitiga Terumbu
Karang ini meliputi banyak wilayah dengan luas kurang lebih 6.500.000 km²,
dimana
Selayar termasuk di dalam kawasan tersebut dan terdiri dari 600 spesies terumbu karang yang
merupakan 75% semua spesies Karang yang ada di Dunia. Perairan Segitiga Karang Dunia
juga merupakan tempat tinggal 3.000 spesies ikan, termasuk ikan terbesar hiu paus, dan fosil
hidup coelacanth.8 Dari data diatas, hal tersebut tentu menjadi kebanggan tersendiri untuk
negara Indonesia khususnya pemerintah Kabupaten Selayar. Yang menjadi prmasalahan saat
6 Ibid.
7
Ali, dkk. Analisis Pemanfaatan Ruang dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (Studi Kasus
Pulau Pasi, Kabupaten Selayar).
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/632/Karya%20Ilmiah
%20%20Prof%20Syamsu%2Alam%20Ali.pdf;sequence=1. Diakses pada 21
November 2017, pukul 21.15 WITA.
8 Ibid.
ini adalah kurang dikenalnya Kepulauan Selayar di masyarakat luas. Dengan demikian,
Selayar memiliki limpahan sumberdaya hayati laut, tinggal bagaimana cara kita
mempromosikannya ke masyarakat luas agar berkunjung ke Kepulauan Selayar untuk
menikmati ciptaan Tuhan yang begitu indah. Kemudian tetap menjaga kelestarian terumbu
karang yang ada di kawasan Kepulauan Selayar agar ekosistem tetap terjaga dengan baik.
Kemudian untuk sektor pengolahan hasil sumber daya hayati, pemanfaatan hasil laut
di Laut Selayar tentu akan sangat menguntungkan. Dengan berbagai jenis spesies ikan yang
terdapat di kawasan Laut Selayar tentu akan membantu perekonomian daerah, juga
mensejahterakan para masyarakarat pesisir yang hampir sebagian besar bermata pencaharian
sebagai nelayan. Namun yang menjadi permasalahan saat ini yaitu alat tangkap yang
digunakan Nelayan di beberapa tempat di Selayar masih menggunakan alat tangkap
tradisional. Seperti contohnya pada salah satu pulau yang ada di taka bonerate yaitu pulau
rajuni kecil. Umumnya nelayan disana menggunakan alat tangkap hanya berupa pancing
untuk menekuni mata pencahariannya tersebut. Namun penangkapan ikan yang di lakukan
oleh nelayan taka bonerate hanya dilakukan disekitar terumbu karang Takabonerate karena
terbatasnya sarana dan alat tangkap9 untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah sebaiknya
memberikan dana bantuan untuk seluruh masyarakat yang berprofesi sebagai Nelayan secara
merata dan adil. Sehingga, dana bantuan tersebut dapat digunakan untuk membeli alat
tangkap yang lebih baik lagi. Kemudian tetap memberikan sosialisasi kepada masyarakat
tentang pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati yang terdapat di wilayahnya
khususnya menjaga kelestarian hewan-hewan laut dan terumbu karang yang menjadi rumah
bagi hewan-hewan laut tersebut dan memberikan pemahaman tentang alat tangkap seperti apa
yang aman digunakan sehingga menghindari terjadinya kerusakan ekosistem akibat
penggunaan alat tangkap yag tidak sesuai.
Selanjutnya pada sektor ekonomi. Berjalannya sektor ekonomi dengan baik tentu
berbanding lurus dengan kedua sektor diatas yaitu sektor pariwisata dan sektor pengolahan
hasil perikanan. Untuk sektor pariwisata, jika pemerintah lebih pandai untuk mengelolah,
memanfaatkan dan memelihara wilayah sekitar Kepulauan Selayar untuk dijadikan objek
wisata tentu akan sangat menguntungkan bagi pendapatan daerah asalkan pemerintah dan
masyarakat juga lebih pandai untuk mempromosikan daerahnya untuk masyarakat luas. Jika
semua objek wisata telah terurus dengan baik maka tentu saja masyarakat dalam negeri
maupun manca negara akan berbondong-bondong untuk datang berlibur di Selayar, yang
9Ibid.
tentunya dapat menambah devisa negara dari warga asing dan pendapatan daerah. Jika sektor
pariwisata dapat berjalan sesuai yang diharapkan maka akan mengurangi angka
pengangguran, dengan cara memperdayakan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi menjaga
kawasan tersebut, selain itu mereka juga dapat berdagang di sekitar tempat wisata selain
dapat membantu perekonomian juga dapat lebih memperkenalkan Kepulauan Selayar kepada
masyarakat luas dengan berjualan pernak-pernik maupun makanan khas wilayah tesebut.
Selanjutnya hubungan sektor perekonomian dengan sektor pengolahan hasil perikanan
sangat berbanding lurus. Jika masyarakat dan pemerintah daerah dapat bekerja sama untuk
memajukan daerahnya dengan hasil perikanan mereka yang begitu berlimpah, maka
perekonomian juga dapat meningkat dengan baik. Pemerintah memfasilitasi masyarakat
Nelayan dengan sarana dan prasarana untuk pengolahan hasil perikanan yang telah mereka
tangkap di laut, seperti memberikan bantuan dana untuk membeli alat tangkap yang ramah
lingkungan, membangun TPI
(Tempat Pelelangan Ikan) serta bantuan berupa alat
transportasi yang lebih layak yang dapa digunakan nelayan untuk menngkap hasil laut.
Selanjutnya memberikan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar untuk mengolah
hasil perikanan mereka, selain menjual mentah, mereka juga semestinya dapat mengolah
hasil perikanan mereka agar dapat bernilai ekonomis yang tinggi dengan cara memberikan
kursus atau membimbing mereka untuk menghasilkan suatu olahan yang dapat bernilai
ekonomis lebih tinggi dibanding saat dijual mentah. Serta memberikan pinjaman modal
kepada pengusaha-pengusaha di bidang perikanan dengan bunga yang rendah agar tidak
memberatkan pengusaha-pengusaha kecil.
Namun, saat ini permasalahan yang sangat jelas terihat yaitu kegiatan pengelolaan
wilayah pesisir menghadapi berbagai ancaman baik dari aspek ekologi yaitu terjadinya
penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran, perusakan ekosistem dan penangkapan
ikan yang berlebihan (overfishing) maupun dari aspek sosial yaitu rendahnya aksesibilitas
dan kurangnya penerimaan masyarakat lokal.
Oleh karena itu, di dalam mengantisipasi perubahan-perubahan dan ancamanancaman tersebut, pengelolaan wilayah pesisir harus dilakukan secara komprehensif dan
terpadu. Sejalan dengan UU No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, bahwa perencanaan
tata ruang memperhatikan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
buatan; kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan
hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan. Sehingga nantinya
dengan adanya penataan ruang diharapkan pengelolaan wilayah pesisir dapat menguntungkan
secara ekonomi dan tidak merugikan secara ekologi.
10
Sehingga potensi-potensi di Kawasan
Laut Selayar dapat terjaga dan terpelihara, dan tidak menimbulkan kerusakan ekosistem, baik
itu potensi bawah laut maupun potensi perikanan mereka, serta potensi masyarakat sekitar.
D. Penutup
Kepulauan Selayar masuk kedalam Coral Triangle atau gugusan segitiga terumbu
karang dunia, sehingga banyak makhlk hidup yang terdapat disana terdiri dari 600 spesies
terumbu karang yang merupakan 75% semua spesies Karang yang ada di Dunia. Perairan
Segitiga Karang Dunia juga merupakan tempat tinggal 3.000 spesies ikan, termasuk ikan
terbesar hiu paus, dan fosil hidup coelacanth.
Selain itu dengan pemanfaatan sumber daya hayati laut yang baik dan benar maka
akan memberikan keuntungan yang besar bagi pendapatan daerah serta devisa negara, baik
dari sektor pariwisata, sektor perekonomian maupun sektor pengolahan hasil perikanan.
Selain keuntungan, potensi-potensi di laut juga dapat
terjaga dan terpelihara sehingga
keseimbangan ekosistem juga menjadi membaik terus menerus.
E. Daftar Pustaka
Ali, dkk. 2011. Analisis Pemanfaatan Ruang dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil (Studi Kasus Pulau Pasi, Kabupaten Selayar). Universitas
Hasanuddin. Makasar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/632/Karya%20Ilmiah
%20%20Prof%20Syamsu%20Alam%20Ali.pdf;sequence=1
Manaf, Murshal. 2015. Analisis Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir Kecamatan
Bontoharu Kabupaten Kepulauan Salayar. Univeritas 45. Makassar.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/planomadani/article/download/990/962
Sudirman. 2006. Potensi Sumberdaya Laut Perairan Indonesia Timur Dan Tingkat
Pemanfaatannya Ke Depan Oleh Masyarakat Pantai Dan Nelayan Setempat .
Universitas Hasanuddin. Makassar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/880/MAKALAH
%20KUPANG.pdf
https://abrellaqisthy.wordpress.com/2012/07/12/pengelolaan-wilayah-pesisir-dan-lautkepulauan-taka-bonerate-kabupaten-selayar-secara-berkelanjutan-dan-terpadu/
https://www.tripinto.co.id/segitiga-terumbu-karang-dunia/
10Ibid.
https://id.wikipedia.org/wiki/Segitiga_Terumbu_Karang
Nama
: Andi Nur Azizah S
NIM
: L041 17 1307
Prodi/Fakultas : Sosial Ekonomi Perikanan/ Ilmu Kelautan dan
Perikanan
Topik
: Sumber Daya Laut
Judul
: Potensi Maritim di Laut Selayar
A. Pengantar
Kepulauan Selayar merupakan salah satu pulau di selatan Sulawesi. Secara geografis
pulau selayar berada pada 120021,00’ – 120023,00’ LS dan 06011,50’ – 06012,50’ BT. Pulau
selayar ini salah satu kabupaten yang terpisah dari daratan Sulawesi Selatan.
1
Kabupaten
Selayar memiliki begitu banyak potensi-potensi maritim yang masih tersembunyi. Mulai dari
berbagai jenis ekosistem, keindahan bawah laut, jumlah spesies dari berbagai makhluk hidup
dapat pula ditemukan di bawah laut kawasan Kepulauan Selayar. Sektor bahari di
kabupaten ini cukup menjanjikan bagi pengembangan potensi pesisir dan laut.
Banyak terdapat pantai-pantai yang indah yang sangat cocok dijadikan tempat
berwisata bahari, apalagi kabupaten selayar ini mempunyai kepulauan taka
bonerate yang merupakan salah satu daerah yang memiliki terumbu karang
terindah dan terluas, jadi memang tak perlu di ragukan lagi keindahan bawah
lautnya.2
Perlu kita ketahui bahwa Kepulauan Selayar masuk dalam gugusan tiga karang
dunia. Segitiga Terumbu Karang ini meliputi banyak wilayah dengan luas kurang lebih 6.500.000
km², dimana Selayar termasuk di dalam kawasan tersebut dan terdiri dari 600 spesies terumbu karang
yang merupakan 75% semua spesies Karang yang ada di Dunia. Perairan Segitiga Karang
1Abrellaqisthy. ‘Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Kepulauan Taka Bonerate
Kabupaten Selayar Secara Berkelanjutan dan Terpady’.
https://abrellaqisthy.wordpress.com/2012/07/12/pengelolaan-wilayah-pesisir-dan-lautkepulauan-taka-bonerate-kabupaten-selayar-secara-berkelanjutan-dan-terpadu/. Diakses
pada 21 November 2017, pukul 19.45 WITA.
2Ibid.
Dunia juga merupakan tempat tinggal 3.000 spesies ikan, termasuk ikan terbesar hiu paus,
dan fosil hidup coelacanth.3
Dari beberapa artikel dan jurnal yang telah saya baca, Kepulauan Selayar memiliki
begitu banyak sumber daya hayati yang dapat menguntungkan baik dari segi sektor
pariwisata maupun sektor ekonomi. Dari sektor pariwisata, banyaknya spot-spot yang dapat
menjadi objek wisata dapat kita temui di Selayar. Terutama spot untuk menyelam dan melihat
keindahan terumbu karang dan spesies-spesies makhluk hidup di sekitarnya, karena Segitiga
Terumbu Karang dijadikan oleh World Wildlife Fund sebagai salah satu dari prioritas utama
konservasi kehidupan maritim yang diluncurkan pada tahun 2007. 4 Kemudian untuk sektor
ekonomi, dengan pemanfaatan dari sektor pariwisata yang baik, maka sumbangsi untuk
ekonomi daerah sudah dipastikan sangat menguntungkan. Mengingat saat ini, wisata bawah
laut merupakan sektor pariwisata yang diminati baik oleh warga lokal maupun turis asing.
Kemudian pemanfaatan sumber daya hayati dengan bijak dapat pula membantu
perekonomian daerah Selayar. Sehingga jika pemerintah dengan bijak mengelolah Kepulauan
Selayar dengan baik dan benar maka, Kepulauan Selayar jelas akan lebih dikenal di manca
negara dan akan sangat menguntungkan bukan hanya pemerintah daerah dan provinsi saja,
juga pemerntah pusat.
Kegiatan pengelolaan wilayah pesisir menghadapi berbagai ancaman baik dari aspek
ekologi yaitu terjadinya penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran, perusakan
ekosistem dan penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing) maupun dari aspek sosial
yaitu rendahnya aksesibilitas dan kurangnya penerimaan masyarakat lokal.5 Belum
optimalnya sektor perikanan disebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia,
terbatasnya sarana dan prasarana, kurangnya modal usaha yang dimiliki oleh para pengusaha
di bidang perikanan. Di samping itu lemahnya penegakan hukum dan minimnya kerja sama
antar daerah dan propinsi yang saling menguatkan mendorong terjadinya penurunan produksi
dari waktu ke waktu jika penangkapan secara ilegal masih terus terjadi.
3Tripinto tour. ‘Segitiga Terumbu Karang’. https://www.tripinto.co.id/segitiga-terumbukarang-dunia/. Diakses pada 21 November 2017, pukul 20.00 WITA.
4 https://id.wikipedia.org/wiki/Segitiga_Terumbu_Karang. Diakses pada 21 November
2017, pukul 20.30 WITA.
5
Manaf, Murshal. 2015. Analisis Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir
Kecamatan Bontoharu Kabupaten
Kepulauan
Salayar.
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/planomadani/article/download/990/962.
Diakes pada 21 November 2017, pukul 20.45 WITA.
Adapun tujuan penulisan dari artikel ini, agar kita lebih mngetahui bagaimana sumber
daya hayati yang ada di Kepulauan Selayar. Selain itu agar kita lebih memahami bagaimana
kondisi ekosistem yang ada di Laut Selayar saat ini, agar kita lebih menjaga keseimbangan
lingkungan, agar tidak terjadi dampak buruk yang terus menerus.
B. Metode Penulisan
Penulisan artikel mengenai “Potensi Maritim di Laut Selayar” ini berdasarkan atas
data sekunder atau data yang diambil dari beberapa referensi berupa jurnal, karya ilmiah,
serta melalui internet dengan web-web yang terpercaya. Beberapa jurnal menjelaskan
mengenai keanekaragaman hayati yang ada di Selayar serta masalah yang dihadapi saat ini,
serta solusi terhadap permasalahan yang sedang terjadi. Kemudian ada pula web yang
menceritakan secara mendetail mengenai Kawasan Takabonerata yang merupakan kawasan
dengan terumbu karang yang indah dan masuk dalam gugusan segitiga terumbu karang dunia
atau Coral Triangle dengan sumber terpercaya.
Selain itu data primer yang digunakan dalam artikel ini berasal dari pengalaman
teman saya yang menceritakan pengalaman yang mereka miliki saat berada di Kepulauan
Selayar. Pengalaman mereka beberapa saya bahas dalam artikel ini agar wawasan mengenai
keadaan wilayah Laut dari Selayar dapat bertambah.
C. Pembahasan
Potensi sumber daya pesisir dan laut merupakan karunia yang harus dimanfaatkan
seoptimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat. Sumberdaya pesisir di Negara Indonesia
memang sangatlah istimewa. Namun pada kenyataanya pengelolaan ini belum optimal
dilakukan sehingga di perlukan pengelolaan melalui konsep suatu pendekatan yang
melibatkan dua atau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan pemanfaatan (pembangunan)
secara terpadu (intergrated) guna mencapai pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan.
Sehingga yang utama harus diperhatikan adalah keseimbangan antara pembangunan dan
aspek konservasi yang tetap harus dilakukan.
Pada artikel ini akan dibahas potensi sumber daya Laut Selayar, secara geografis
Selayar ini berbatasan langsung dengan Laut Flores dan Selat Makasar di sebelah barat,
sebelah utara dengan Kabupaten Bulukumba, sebelah timur dengan Laut Flores, dan sebelah
selatan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selayar memiliki luas kawasan sekitar 903,35
km yang terdiri dari 126 pulau dimana dua pertiga wilayahnya adalah perairan dengan
panjang garis pantai tidak kurang dari 670 km.6
Selayar memiliki 126 pulau-pulau, dimana terdapat pulau-pulau kecil. Kawasan
pulau-pulau kecil memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi dan
dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan Indonesia di masa yang akan
datang. Kawasan ini menyediakan sumberdaya alam yang produktif seperti terumbu karang,
padang lamun (seagrass), hutan mangrove, perikanan dan kawasan konservasi. Pulau-pulau
kecil juga memberikan jasa lingkungan yang besar karena keindahan alam yang dimilikinya
yang dapat menggerakkan industri pariwisata bahari. Pengembangan kawasan pulau-pulau
kecil merupakan suatu proses yang akan membawa suatu perubahan pada ekosistemnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan membawa pengaruh pada lingkungan. Semakin tinggi
intensitas pengelolaan dan pembangunan yang dilaksanakan berarti semakin tinggi tingkat
pemanfaatan sumberdaya, maka semakin tinggi pula perubahan-perubahan lingkungan yang
akan terjadi di kawasan pulau- pulau kecil. 7
Kemudian kawasan bawah laut di Selayar memiliki potensi yang begitu besar untuk
dimanfaatkan sebaik mungkin. Yang pertama yaitu sektor pariwisata, dengan jumlah pulau
kurang lebih 100 pulau yang tersebar, memungkinkan pemerintah untuk mengelolah dengan
baik dan benar pulau-pulau tersebut untuk dijadikan objek wisata. Kemudian ekosistem
bawah laut yang begitu indah tentu menarik perhatian masyarakat lokal maupun manca
negara. Kepulauan Selayar masuk dalam gugusan tiga karang dunia. Segitiga Terumbu
Karang ini meliputi banyak wilayah dengan luas kurang lebih 6.500.000 km²,
dimana
Selayar termasuk di dalam kawasan tersebut dan terdiri dari 600 spesies terumbu karang yang
merupakan 75% semua spesies Karang yang ada di Dunia. Perairan Segitiga Karang Dunia
juga merupakan tempat tinggal 3.000 spesies ikan, termasuk ikan terbesar hiu paus, dan fosil
hidup coelacanth.8 Dari data diatas, hal tersebut tentu menjadi kebanggan tersendiri untuk
negara Indonesia khususnya pemerintah Kabupaten Selayar. Yang menjadi prmasalahan saat
6 Ibid.
7
Ali, dkk. Analisis Pemanfaatan Ruang dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (Studi Kasus
Pulau Pasi, Kabupaten Selayar).
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/632/Karya%20Ilmiah
%20%20Prof%20Syamsu%2Alam%20Ali.pdf;sequence=1. Diakses pada 21
November 2017, pukul 21.15 WITA.
8 Ibid.
ini adalah kurang dikenalnya Kepulauan Selayar di masyarakat luas. Dengan demikian,
Selayar memiliki limpahan sumberdaya hayati laut, tinggal bagaimana cara kita
mempromosikannya ke masyarakat luas agar berkunjung ke Kepulauan Selayar untuk
menikmati ciptaan Tuhan yang begitu indah. Kemudian tetap menjaga kelestarian terumbu
karang yang ada di kawasan Kepulauan Selayar agar ekosistem tetap terjaga dengan baik.
Kemudian untuk sektor pengolahan hasil sumber daya hayati, pemanfaatan hasil laut
di Laut Selayar tentu akan sangat menguntungkan. Dengan berbagai jenis spesies ikan yang
terdapat di kawasan Laut Selayar tentu akan membantu perekonomian daerah, juga
mensejahterakan para masyarakarat pesisir yang hampir sebagian besar bermata pencaharian
sebagai nelayan. Namun yang menjadi permasalahan saat ini yaitu alat tangkap yang
digunakan Nelayan di beberapa tempat di Selayar masih menggunakan alat tangkap
tradisional. Seperti contohnya pada salah satu pulau yang ada di taka bonerate yaitu pulau
rajuni kecil. Umumnya nelayan disana menggunakan alat tangkap hanya berupa pancing
untuk menekuni mata pencahariannya tersebut. Namun penangkapan ikan yang di lakukan
oleh nelayan taka bonerate hanya dilakukan disekitar terumbu karang Takabonerate karena
terbatasnya sarana dan alat tangkap9 untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah sebaiknya
memberikan dana bantuan untuk seluruh masyarakat yang berprofesi sebagai Nelayan secara
merata dan adil. Sehingga, dana bantuan tersebut dapat digunakan untuk membeli alat
tangkap yang lebih baik lagi. Kemudian tetap memberikan sosialisasi kepada masyarakat
tentang pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati yang terdapat di wilayahnya
khususnya menjaga kelestarian hewan-hewan laut dan terumbu karang yang menjadi rumah
bagi hewan-hewan laut tersebut dan memberikan pemahaman tentang alat tangkap seperti apa
yang aman digunakan sehingga menghindari terjadinya kerusakan ekosistem akibat
penggunaan alat tangkap yag tidak sesuai.
Selanjutnya pada sektor ekonomi. Berjalannya sektor ekonomi dengan baik tentu
berbanding lurus dengan kedua sektor diatas yaitu sektor pariwisata dan sektor pengolahan
hasil perikanan. Untuk sektor pariwisata, jika pemerintah lebih pandai untuk mengelolah,
memanfaatkan dan memelihara wilayah sekitar Kepulauan Selayar untuk dijadikan objek
wisata tentu akan sangat menguntungkan bagi pendapatan daerah asalkan pemerintah dan
masyarakat juga lebih pandai untuk mempromosikan daerahnya untuk masyarakat luas. Jika
semua objek wisata telah terurus dengan baik maka tentu saja masyarakat dalam negeri
maupun manca negara akan berbondong-bondong untuk datang berlibur di Selayar, yang
9Ibid.
tentunya dapat menambah devisa negara dari warga asing dan pendapatan daerah. Jika sektor
pariwisata dapat berjalan sesuai yang diharapkan maka akan mengurangi angka
pengangguran, dengan cara memperdayakan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi menjaga
kawasan tersebut, selain itu mereka juga dapat berdagang di sekitar tempat wisata selain
dapat membantu perekonomian juga dapat lebih memperkenalkan Kepulauan Selayar kepada
masyarakat luas dengan berjualan pernak-pernik maupun makanan khas wilayah tesebut.
Selanjutnya hubungan sektor perekonomian dengan sektor pengolahan hasil perikanan
sangat berbanding lurus. Jika masyarakat dan pemerintah daerah dapat bekerja sama untuk
memajukan daerahnya dengan hasil perikanan mereka yang begitu berlimpah, maka
perekonomian juga dapat meningkat dengan baik. Pemerintah memfasilitasi masyarakat
Nelayan dengan sarana dan prasarana untuk pengolahan hasil perikanan yang telah mereka
tangkap di laut, seperti memberikan bantuan dana untuk membeli alat tangkap yang ramah
lingkungan, membangun TPI
(Tempat Pelelangan Ikan) serta bantuan berupa alat
transportasi yang lebih layak yang dapa digunakan nelayan untuk menngkap hasil laut.
Selanjutnya memberikan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar untuk mengolah
hasil perikanan mereka, selain menjual mentah, mereka juga semestinya dapat mengolah
hasil perikanan mereka agar dapat bernilai ekonomis yang tinggi dengan cara memberikan
kursus atau membimbing mereka untuk menghasilkan suatu olahan yang dapat bernilai
ekonomis lebih tinggi dibanding saat dijual mentah. Serta memberikan pinjaman modal
kepada pengusaha-pengusaha di bidang perikanan dengan bunga yang rendah agar tidak
memberatkan pengusaha-pengusaha kecil.
Namun, saat ini permasalahan yang sangat jelas terihat yaitu kegiatan pengelolaan
wilayah pesisir menghadapi berbagai ancaman baik dari aspek ekologi yaitu terjadinya
penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran, perusakan ekosistem dan penangkapan
ikan yang berlebihan (overfishing) maupun dari aspek sosial yaitu rendahnya aksesibilitas
dan kurangnya penerimaan masyarakat lokal.
Oleh karena itu, di dalam mengantisipasi perubahan-perubahan dan ancamanancaman tersebut, pengelolaan wilayah pesisir harus dilakukan secara komprehensif dan
terpadu. Sejalan dengan UU No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, bahwa perencanaan
tata ruang memperhatikan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
buatan; kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan
hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan. Sehingga nantinya
dengan adanya penataan ruang diharapkan pengelolaan wilayah pesisir dapat menguntungkan
secara ekonomi dan tidak merugikan secara ekologi.
10
Sehingga potensi-potensi di Kawasan
Laut Selayar dapat terjaga dan terpelihara, dan tidak menimbulkan kerusakan ekosistem, baik
itu potensi bawah laut maupun potensi perikanan mereka, serta potensi masyarakat sekitar.
D. Penutup
Kepulauan Selayar masuk kedalam Coral Triangle atau gugusan segitiga terumbu
karang dunia, sehingga banyak makhlk hidup yang terdapat disana terdiri dari 600 spesies
terumbu karang yang merupakan 75% semua spesies Karang yang ada di Dunia. Perairan
Segitiga Karang Dunia juga merupakan tempat tinggal 3.000 spesies ikan, termasuk ikan
terbesar hiu paus, dan fosil hidup coelacanth.
Selain itu dengan pemanfaatan sumber daya hayati laut yang baik dan benar maka
akan memberikan keuntungan yang besar bagi pendapatan daerah serta devisa negara, baik
dari sektor pariwisata, sektor perekonomian maupun sektor pengolahan hasil perikanan.
Selain keuntungan, potensi-potensi di laut juga dapat
terjaga dan terpelihara sehingga
keseimbangan ekosistem juga menjadi membaik terus menerus.
E. Daftar Pustaka
Ali, dkk. 2011. Analisis Pemanfaatan Ruang dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil (Studi Kasus Pulau Pasi, Kabupaten Selayar). Universitas
Hasanuddin. Makasar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/632/Karya%20Ilmiah
%20%20Prof%20Syamsu%20Alam%20Ali.pdf;sequence=1
Manaf, Murshal. 2015. Analisis Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir Kecamatan
Bontoharu Kabupaten Kepulauan Salayar. Univeritas 45. Makassar.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/planomadani/article/download/990/962
Sudirman. 2006. Potensi Sumberdaya Laut Perairan Indonesia Timur Dan Tingkat
Pemanfaatannya Ke Depan Oleh Masyarakat Pantai Dan Nelayan Setempat .
Universitas Hasanuddin. Makassar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/880/MAKALAH
%20KUPANG.pdf
https://abrellaqisthy.wordpress.com/2012/07/12/pengelolaan-wilayah-pesisir-dan-lautkepulauan-taka-bonerate-kabupaten-selayar-secara-berkelanjutan-dan-terpadu/
https://www.tripinto.co.id/segitiga-terumbu-karang-dunia/
10Ibid.
https://id.wikipedia.org/wiki/Segitiga_Terumbu_Karang