Perbandingan Standar Profesional Akuntan Indonesia
Devri Radistya | 12 | 9D khusus | 134060018162
Audit Keuangan Pemerintah
Perbandingan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN)
Pernyataan Standar Audit
(IAI)
Standar Umum
Audit harus dilaksanakan
oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor.
Pernyataan Standar
Pemeriksaan (SPKN)
PSP 01
Pemeriksa secara kolektif
harus memiliki kecakapan
profesional yang memadai
untuk melaksanakan tugas
pemeriksaan
Keterangan
Dalam SPKN auditor lebih ditekankan pada
kemampuan auditor dalam pelaksanaan tugas,
sedangakan dalam standar umum auditor
ditekankan paling tidak memiliki pendidikan formal
tentang audit dan akuntansi. Tanggung jawab
organisasi pemeriksa dalam memastikan personil
berkualitas dalam pelaksanaan tugas menurut
SPKN lebih ditekankan dan SPKN lebih detail
dalam menjabarkan mengenai kecakapan
profesional termasuk dalam jenjang persyaratan
pendidikan berkelanjutan yang harus ditempuh
oleh auditor pemerintah dimana salah satunya
menuliskan setiap 2 tahun harus
menyelesaikan paling tidak 80 jam
pendidikan yang secara langsung
meningkatkan kecakapan profesional
pemeriksa untuk melaksanakan
pemeriksaan.
Dalam semua hal yang
berhubungan
dengan perikatan, independe
nsi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
Dalam semua hal yang
berkaitan dengan pekerjaan
pemeriksaan, organisasi
pemeriksa dan pemeriksa,
harus bebas dalam sikap
Pada dasarnya untuk sikap mental independensi
mutlak diperlukan oleh auditor dan hal itu
dinyatakan dalam masing-masing pernyataan baik
dalam SPKN ataupun PSA. Sehingga pernyataan ini
tidak jauh berbeda dan tetap berintikan pada kata
8
mental dan penampilan dari
gangguan pribadi, ekstern,
dan organisasi yang dapat
mempengaruhi
independensinya
Dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya den
gan cermat dan seksama
-
Standar Pelaksanaan
Pekerjaan harus
direncanakan dengan sebaikbaiknya dan jika digunakan
tenaga asisten harus
disupervisi dengan
semestinya.
Pemahaman yang memadai
atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk
Dalam pelaksanaan
pemeriksaan serta
penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, pemeriksa
wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya
secara cermat dan seksama
Setiap organisasi pemeriksa
yang melaksanakan
pemeriksaan berdasarkan
Standar Pemeriksaan harus
memiliki sistem pengendalian
mutu yang memadai, dan
sistem pengendalian mutu
tersebut harus direviu oleh
pihak lain yang kompeten
(pengendalian mutu ekstern)
PSP 02
Pekerjaan harus
direncanakan dengan sebaikbaiknya dan jika digunakan
tenaga asisten harus
disupervisi dengan
semestinya.
Pemahaman yang memadai
atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk
independensi auditor.
Independen sendiri secara garis besar yang wajib
dimiliki auditor adalah independent in appearance,
in fact, dan in mind. Hal ini tidak dijabarkan dalam
SPKN dan lebih memfokuskan bagaimana
gangguan yang mungkin terjadi dalam rangka
menggoyang independensi auditor
Dua standar ini baik PSA maupun SPKN sama-sama
menekankan pada kemahiran profesional yang
didalamnya juga terdapat salah satunya sikap
profesional skeptism, sehingga baik dalam
penjabaran maupun pernyataannya sendiri pada
dasarnya tidak berbeda jauh.
Dalam PSA hal ini tidak dimasukkan dan diatur
tersendiri pada Standar Profesional Akuntan Publik
di Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM)
yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Pengendalian Mutu (IPSM)
Keterangan
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan adopsi dari
IAI sehingga pernyataan ini sama dengan apa yang
diterapkan oleh IAI. Perbedaan antara PSA dan
PSP ini terletak pada dimana SPKN menambahkan
beberapa poin lagi sehingga terlihat bahwa BPK
mengetatkan aturan bagi para pemeriksanya dalam
melaksanakan tugas karena tahap-tahap seperti
komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal
pemeriksaan jamak dilakukan oleh auditor publik
8
merencanakan audit2 dan
menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
Bukti audit yang kompeten
harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan
konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
merencanakan audit2 dan
menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
Bukti audit yang kompeten
harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan
konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
Pemeriksa harus
mengkomunikasikan
informasi yang berkaitan
dengan sifat, saat, lingkup
pengujian, pelaporan yang
direncanakan, dan tingkat
keyakinan kepada manajemen
entitas yang diperiksa dan
atau pihak yang meminta
pemeriksaan
Pemeriksa harus
mempertimbangkan hasil
pemeriksaan sebelumnya
serta tindak lanjut atas
rekomendasi yang signifikan
dan berkaitan dengan tujuan
pemeriksaan yang sedang
dilaksanakan
a. Pemeriksa harus
merancang pemeriksaan
untuk memberikan keyakinan
yang memadai guna
mendeteksi salah saji
tanpa perlu dimasukkan dalam PSA. Akuntan
publik atau pihak lainnya yang bekerja
untuk dan atas nama BPK akan sedikit
mengalami benturan dimana terdapat dua
pernyataan standar dari BPK dan IAI.
Komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal
pemeriksaan jamak dilakukan oleh auditor publik
tanpa perlu dimasukkan dalam PSA, namun dalam
konteks pemeriksaan pemerintah hal ini diperlukan
karena terkait dengan perlunya panduan tindakan
auditor sehingga bila terdapat masalah dikemudian
hari dapat ditelisik apakah auditor bertindak sesuai
standar atau tidak, apalagi dalam kasus-kasus
tertentu terdapat komunikasi yang harus dilakukan
secara tertulis
Hal ini perlu karena dalam penjelasan disebutkan
bahwa manajemen dapat memperoleh sanksi bila
tindak lanjut atas rekomendasi tidak dijalankan,
apalagi hal ini terkait peraturan perundangan yang
berlaku. Hal ini juga jamak dilakukan oleh auditor
swasta, walaupun tidak tercantum pada pernyataan
standar, walaupun penekanannya berbeda dimana
auditor swasta tidak menekankan pada peraturan
perundangan untuk manajemen
Audit tentang kecurangan juga terdapat pada audit
swasta walaupun tidak dinyatakan dalam PSA. Hal
yang paling mendasar dalam perbedaan PSP dan
PSA ini dalam pernyataan ini adalah pada
peraturan perundangan yang dijadikan salah satu
8
material yang disebabkan
oleh ketidakpatuhan terhadap
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berpengaruh langsung dan
material terhadap penyajian
laporan keuangan. Jika
informasi tertentu menjadi
perhatian pemeriksa,
diantaranya informasi
tersebut memberikan bukti
yang berkaitan dengan
penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundangundangan yang berpengaruh
material tetapi tidak langsung
berpengaruh terhadap
kewajaran penyajian laporan
keuangan, pemeriksa harus
menerapkan prosedur
pemeriksaan tambahan untuk
memastikan bahwa
penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundangundangan telah atau akan
terjadi.
dasar penentuan apakah terdapat penyimpangan
dan ketidakpatutan dalam temuan pemeriksaan.
b. Pemeriksa harus waspada
pada kemungkinan adanya
situasi dan/atau peristiwa
yang merupakan indikasi
kecurangan dan/atau
ketidakpatutan dan apabila
timbul indikasi tersebut serta
PSP 02 Standar Pelaksanaan
Pemeriksaan Keuangan
8
berpengaruh signifikan
terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan, pemeriksa
harus menerapkan prosedur
pemeriksaan tambahan untuk
memastikan bahwa
kecurangan dan/atau
ketidakpatutan telah terjadi
dan menentukan dampaknya
terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan.
Pemeriksa harus
merencanakan dan
melaksanakan prosedur
pemeriksaan untuk
mengembangkan unsur-unsur
temuan pemeriksaan
Pemeriksa harus
mempersiapkan dan
memelihara dokumentasi
pemeriksaan dalam bentuk
kertas kerja pemeriksaan.
Dokumentasi pemeriksaan
yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan pemeriksaan
harus berisi informasi yang
cukup untuk memungkinkan
pemeriksa yang
berpengalaman, tetapi tidak
mempunyai hubungan
dengan pemeriksaan tersebut
dapat memastikan bahwa
Penekanan PSP ini lebih pada penekanan pada
perlunya ada standar yang detail dalam rangka
memberikan kerangka kerja yang lengkap dan
dalam untuk pemeriksa agar terdapat payung
hukum yang kuat bila ditemukan unsur-unsur
temuan pemeriksaan yang dapat dikembangkan,
agar entitas yang diperiksa tidak dapat beralasan
tidak ada dasaar bagi pemeriksa untuk
mengembangkan temuan pemeriksaan.
Penekanan PSP ini lebih pada penekanan pada
perlunya ada standar yang detail dalam rangka
memberikan kerangka kerja yang lengkap dan
dalam untuk pemeriksa agar terdapat payung
hukum yang kuat bila terdapat kasus hukum yang
melibatkan hasil pemeriksaan. Dokumentasi yang
kuat merupakan senjata utama yang dapat
digunakan pemeriksa dalam menguatkan posisi
dirinya dan BPK.
8
dokumentasi pemeriksaan
tersebut dapat menjadi bukti
yang mendukung
pertimbangan dan simpulan
pemeriksa. Dokumentasi
pemeriksaan harus
mendukung opini, temuan,
simpulan dan rekomendasi
pemeriksaan
Standar Pelaporan
Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan
keuangan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di
Indonesia atau prinsip
akuntansi yang lain yang
berlaku secara komprehensif.
Laporan auditor harus
menunjukkan, jika ada,
ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode
sebelumnya.
Pengungkapan informatif
dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam
laporan audit.
Laporan auditor harus
PSP 03
Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan
keuangan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di
Indonesia atau prinsip
akuntansi yang lain yang
berlaku secara komprehensif.
Laporan auditor harus
menunjukkan, jika ada,
ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode
sebelumnya.
Pengungkapan informatif
dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam
laporan audit.
Laporan auditor harus
Keterangan
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan adopsi dari
IAI sehingga pernyataan ini sama dengan apa yang
diterapkan oleh IAI. Perbedaan antara PSA dan
PSP ini terletak pada dimana SPKN menambahkan
beberapa poin lagi sehingga terlihat bahwa BPK
mengetatkan aturan bagi para pemeriksanya dalam
melaksanakan tugas karena tahap-tahap seperti
komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal
pemeriksaan jamak dilakukan oleh auditor publik
tanpa perlu dimasukkan dalam PSA. Namun,
kelemahan standar ini adalah dimana
standar pelaporan informasi rahasia yang terkait
dengan rahasia negara belum didukung dengan
punishment/ sanksi yang tegas terhadap pihak
yang bertanggung jawab dalam melakukan
pembocoran infomasi tersebut
8
memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan
tidak dapat diberikan maka
alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan
keuangan, laporan auditor
harus memuat petunjuk yang
jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang
dipikul auditor.
memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan
tidak dapat diberikan maka
alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan
keuangan, laporan auditor
harus memuat petunjuk yang
jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang
dipikul auditor.
Laporan hasil pemeriksaan
harus menyatakan bahwa
pemeriksaan dilakukan sesuai
dengan Standar Pemeriksaan
Laporan hasil pemeriksaan
atas laporan keuangan harus
mengungkapkan bahwa
pemeriksa telah melakukan
pengujian atas kepatuhan
terhadap ketentuan
peraturan perundangundangan yang berpengaruh
langsung dan material
terhadap penyajian laporan
Laporan auditor swasta bentuk formalnya juga
telah mencantumkan bahwa laporan mengacu pada
standar pemeriksaan, sehingga walaupun tidak
dicantumkan dalam pernyataan, hal ini juga
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh auditor
pada umumnya. Penekanan dalam SPKN adalah
untuk memberikan dasar dan payung hukum yang
kuat bagi auditornya
Auditor swasta tidak perlu (kecuali diminta)
melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berpengaruh langsung dan material dalam laporan
keuangan. Hal ini yang membedakan antara PSP
dan PSA dimana pengujian kepatuhan terhadap
peraturan perundangan menjadi wajib dilakukan.
8
keuangan
Laporan atas pengendalian
intern harus mengungkapkan
kelemahan dalam
pengendalian intern atas
pelaporan keuangan yang
dianggap sebagai “kondisi
yang dapat dilaporkan”
Laporan hasil pemeriksaan
yang memuat adanya
kelemahan dalam
pengendalian intern,
kecurangan, penyimpangan
dari ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan
ketidakpatutan, harus
dilengkapi tanggapan dari
pimpinan atau pejabat yang
bertanggung jawab pada
entitas yang diperiksa
mengenai temuan dan
rekomendasi serta tindakan
koreksi yang direncanakan
Informasi rahasia yang
dilarang oleh ketentuan
peraturan perundangundangan untuk diungkapkan
kepada umum tidak
diungkapkan dalam laporan
hasil pemeriksaan. Namun
laporan hasil pemeriksaan
harus mengungkapkan sifat
informasi yang tidak
dilaporkan tersebut dan
ketentuan peraturan
Kondisi yang dapat dilaporkan sudah ditentukan
dalam PSP sehingga kondisi untuk pengendalian
intern ini terbatas pada apa yang dinyatakan, dan
hal ini berbeda bila di swasta dimana auditor yang
menilai apakah pengendalian intern perlu
dilaporkan atau tidak.
Hal ini perlu dalam pemeriksaan keuangan negara
dimana dengan aturan keuangan yang lebih ketat
memerlukan tindak lanjut yang konkrit dalam
penyelesaian temuan pemeriksaan sehingga
temuan pemeriksaan dan rekomendasi mutlak
dilaksanakan. Hal ini berbeda dengan di swasta
dimana auditor sampai pada batas pemberian
rekomendasi dan opini saja, sedangkan wewenang
pengawasan pelaksanaan atas rekomendasi bukan
di tangan auditor dan auditor tidak perlu
“memaksa” perlaksanaan rekomendasi. Selain
itu,hal ini perlu dilakukan auditor pemerintah
karena penekanan dalam SPKN adalah untuk
memberikan dasar dan payung hukum yang kuat
bagi auditornya apabila ada masalah di kemudian
hari
Standar pelaporan informasi rahasia yang terkait
dengan rahasia negara belum didukung dengan
punishment/ sanksi yang tegas terhadap pihak
yang bertanggung jawab dalam melakukan
pembocoran infomasi tersebut
8
perundang-undangan yang
menyebabkan tidak
dilaporkannya informasi
tersebut
Laporan hasil pemeriksaan
diserahkan kepada lembaga
perwakilan, entitas yang
diperiksa, pihak yang
mempunyai kewenangan
untuk mengatur entitas yang
diperiksa, pihak yang
bertanggung jawab untuk
melakukan tindak lanjut hasil
pemeriksaan, dan kepada
pihak lain yang diberi
wewenang untuk menerima
laporan hasil pemeriksaan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan yang 31 berlaku
Laporan audit pada pihak auditor swasta hanya
diserahkan pada komite audit/pemilik perusahaan,
sedangkan dalam laporan hasil pemeriksaan SPKN
diserahkan ke beberapa pihak sesuai aturan
sehingga kewajiban auditor tidak hanya kepada
BPK saja sebagai pemberi tugas,namun juga pada
pihak-pihak yang telah ditentukan.
8
Audit Keuangan Pemerintah
Perbandingan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN)
Pernyataan Standar Audit
(IAI)
Standar Umum
Audit harus dilaksanakan
oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor.
Pernyataan Standar
Pemeriksaan (SPKN)
PSP 01
Pemeriksa secara kolektif
harus memiliki kecakapan
profesional yang memadai
untuk melaksanakan tugas
pemeriksaan
Keterangan
Dalam SPKN auditor lebih ditekankan pada
kemampuan auditor dalam pelaksanaan tugas,
sedangakan dalam standar umum auditor
ditekankan paling tidak memiliki pendidikan formal
tentang audit dan akuntansi. Tanggung jawab
organisasi pemeriksa dalam memastikan personil
berkualitas dalam pelaksanaan tugas menurut
SPKN lebih ditekankan dan SPKN lebih detail
dalam menjabarkan mengenai kecakapan
profesional termasuk dalam jenjang persyaratan
pendidikan berkelanjutan yang harus ditempuh
oleh auditor pemerintah dimana salah satunya
menuliskan setiap 2 tahun harus
menyelesaikan paling tidak 80 jam
pendidikan yang secara langsung
meningkatkan kecakapan profesional
pemeriksa untuk melaksanakan
pemeriksaan.
Dalam semua hal yang
berhubungan
dengan perikatan, independe
nsi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
Dalam semua hal yang
berkaitan dengan pekerjaan
pemeriksaan, organisasi
pemeriksa dan pemeriksa,
harus bebas dalam sikap
Pada dasarnya untuk sikap mental independensi
mutlak diperlukan oleh auditor dan hal itu
dinyatakan dalam masing-masing pernyataan baik
dalam SPKN ataupun PSA. Sehingga pernyataan ini
tidak jauh berbeda dan tetap berintikan pada kata
8
mental dan penampilan dari
gangguan pribadi, ekstern,
dan organisasi yang dapat
mempengaruhi
independensinya
Dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya den
gan cermat dan seksama
-
Standar Pelaksanaan
Pekerjaan harus
direncanakan dengan sebaikbaiknya dan jika digunakan
tenaga asisten harus
disupervisi dengan
semestinya.
Pemahaman yang memadai
atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk
Dalam pelaksanaan
pemeriksaan serta
penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, pemeriksa
wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya
secara cermat dan seksama
Setiap organisasi pemeriksa
yang melaksanakan
pemeriksaan berdasarkan
Standar Pemeriksaan harus
memiliki sistem pengendalian
mutu yang memadai, dan
sistem pengendalian mutu
tersebut harus direviu oleh
pihak lain yang kompeten
(pengendalian mutu ekstern)
PSP 02
Pekerjaan harus
direncanakan dengan sebaikbaiknya dan jika digunakan
tenaga asisten harus
disupervisi dengan
semestinya.
Pemahaman yang memadai
atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk
independensi auditor.
Independen sendiri secara garis besar yang wajib
dimiliki auditor adalah independent in appearance,
in fact, dan in mind. Hal ini tidak dijabarkan dalam
SPKN dan lebih memfokuskan bagaimana
gangguan yang mungkin terjadi dalam rangka
menggoyang independensi auditor
Dua standar ini baik PSA maupun SPKN sama-sama
menekankan pada kemahiran profesional yang
didalamnya juga terdapat salah satunya sikap
profesional skeptism, sehingga baik dalam
penjabaran maupun pernyataannya sendiri pada
dasarnya tidak berbeda jauh.
Dalam PSA hal ini tidak dimasukkan dan diatur
tersendiri pada Standar Profesional Akuntan Publik
di Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM)
yang dilengkapi dengan Interpretasi Pernyataan
Standar Pengendalian Mutu (IPSM)
Keterangan
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan adopsi dari
IAI sehingga pernyataan ini sama dengan apa yang
diterapkan oleh IAI. Perbedaan antara PSA dan
PSP ini terletak pada dimana SPKN menambahkan
beberapa poin lagi sehingga terlihat bahwa BPK
mengetatkan aturan bagi para pemeriksanya dalam
melaksanakan tugas karena tahap-tahap seperti
komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal
pemeriksaan jamak dilakukan oleh auditor publik
8
merencanakan audit2 dan
menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
Bukti audit yang kompeten
harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan
konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
merencanakan audit2 dan
menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
Bukti audit yang kompeten
harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan,
pengajuan pertanyaan, dan
konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
Pemeriksa harus
mengkomunikasikan
informasi yang berkaitan
dengan sifat, saat, lingkup
pengujian, pelaporan yang
direncanakan, dan tingkat
keyakinan kepada manajemen
entitas yang diperiksa dan
atau pihak yang meminta
pemeriksaan
Pemeriksa harus
mempertimbangkan hasil
pemeriksaan sebelumnya
serta tindak lanjut atas
rekomendasi yang signifikan
dan berkaitan dengan tujuan
pemeriksaan yang sedang
dilaksanakan
a. Pemeriksa harus
merancang pemeriksaan
untuk memberikan keyakinan
yang memadai guna
mendeteksi salah saji
tanpa perlu dimasukkan dalam PSA. Akuntan
publik atau pihak lainnya yang bekerja
untuk dan atas nama BPK akan sedikit
mengalami benturan dimana terdapat dua
pernyataan standar dari BPK dan IAI.
Komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal
pemeriksaan jamak dilakukan oleh auditor publik
tanpa perlu dimasukkan dalam PSA, namun dalam
konteks pemeriksaan pemerintah hal ini diperlukan
karena terkait dengan perlunya panduan tindakan
auditor sehingga bila terdapat masalah dikemudian
hari dapat ditelisik apakah auditor bertindak sesuai
standar atau tidak, apalagi dalam kasus-kasus
tertentu terdapat komunikasi yang harus dilakukan
secara tertulis
Hal ini perlu karena dalam penjelasan disebutkan
bahwa manajemen dapat memperoleh sanksi bila
tindak lanjut atas rekomendasi tidak dijalankan,
apalagi hal ini terkait peraturan perundangan yang
berlaku. Hal ini juga jamak dilakukan oleh auditor
swasta, walaupun tidak tercantum pada pernyataan
standar, walaupun penekanannya berbeda dimana
auditor swasta tidak menekankan pada peraturan
perundangan untuk manajemen
Audit tentang kecurangan juga terdapat pada audit
swasta walaupun tidak dinyatakan dalam PSA. Hal
yang paling mendasar dalam perbedaan PSP dan
PSA ini dalam pernyataan ini adalah pada
peraturan perundangan yang dijadikan salah satu
8
material yang disebabkan
oleh ketidakpatuhan terhadap
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berpengaruh langsung dan
material terhadap penyajian
laporan keuangan. Jika
informasi tertentu menjadi
perhatian pemeriksa,
diantaranya informasi
tersebut memberikan bukti
yang berkaitan dengan
penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundangundangan yang berpengaruh
material tetapi tidak langsung
berpengaruh terhadap
kewajaran penyajian laporan
keuangan, pemeriksa harus
menerapkan prosedur
pemeriksaan tambahan untuk
memastikan bahwa
penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundangundangan telah atau akan
terjadi.
dasar penentuan apakah terdapat penyimpangan
dan ketidakpatutan dalam temuan pemeriksaan.
b. Pemeriksa harus waspada
pada kemungkinan adanya
situasi dan/atau peristiwa
yang merupakan indikasi
kecurangan dan/atau
ketidakpatutan dan apabila
timbul indikasi tersebut serta
PSP 02 Standar Pelaksanaan
Pemeriksaan Keuangan
8
berpengaruh signifikan
terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan, pemeriksa
harus menerapkan prosedur
pemeriksaan tambahan untuk
memastikan bahwa
kecurangan dan/atau
ketidakpatutan telah terjadi
dan menentukan dampaknya
terhadap kewajaran penyajian
laporan keuangan.
Pemeriksa harus
merencanakan dan
melaksanakan prosedur
pemeriksaan untuk
mengembangkan unsur-unsur
temuan pemeriksaan
Pemeriksa harus
mempersiapkan dan
memelihara dokumentasi
pemeriksaan dalam bentuk
kertas kerja pemeriksaan.
Dokumentasi pemeriksaan
yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan pemeriksaan
harus berisi informasi yang
cukup untuk memungkinkan
pemeriksa yang
berpengalaman, tetapi tidak
mempunyai hubungan
dengan pemeriksaan tersebut
dapat memastikan bahwa
Penekanan PSP ini lebih pada penekanan pada
perlunya ada standar yang detail dalam rangka
memberikan kerangka kerja yang lengkap dan
dalam untuk pemeriksa agar terdapat payung
hukum yang kuat bila ditemukan unsur-unsur
temuan pemeriksaan yang dapat dikembangkan,
agar entitas yang diperiksa tidak dapat beralasan
tidak ada dasaar bagi pemeriksa untuk
mengembangkan temuan pemeriksaan.
Penekanan PSP ini lebih pada penekanan pada
perlunya ada standar yang detail dalam rangka
memberikan kerangka kerja yang lengkap dan
dalam untuk pemeriksa agar terdapat payung
hukum yang kuat bila terdapat kasus hukum yang
melibatkan hasil pemeriksaan. Dokumentasi yang
kuat merupakan senjata utama yang dapat
digunakan pemeriksa dalam menguatkan posisi
dirinya dan BPK.
8
dokumentasi pemeriksaan
tersebut dapat menjadi bukti
yang mendukung
pertimbangan dan simpulan
pemeriksa. Dokumentasi
pemeriksaan harus
mendukung opini, temuan,
simpulan dan rekomendasi
pemeriksaan
Standar Pelaporan
Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan
keuangan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di
Indonesia atau prinsip
akuntansi yang lain yang
berlaku secara komprehensif.
Laporan auditor harus
menunjukkan, jika ada,
ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode
sebelumnya.
Pengungkapan informatif
dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam
laporan audit.
Laporan auditor harus
PSP 03
Laporan audit harus
menyatakan apakah laporan
keuangan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di
Indonesia atau prinsip
akuntansi yang lain yang
berlaku secara komprehensif.
Laporan auditor harus
menunjukkan, jika ada,
ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi
dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode
sebelumnya.
Pengungkapan informatif
dalam laporan keuangan
harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam
laporan audit.
Laporan auditor harus
Keterangan
PSP 02 di tiga poin pertama merupakan adopsi dari
IAI sehingga pernyataan ini sama dengan apa yang
diterapkan oleh IAI. Perbedaan antara PSA dan
PSP ini terletak pada dimana SPKN menambahkan
beberapa poin lagi sehingga terlihat bahwa BPK
mengetatkan aturan bagi para pemeriksanya dalam
melaksanakan tugas karena tahap-tahap seperti
komunikasi pemeriksa dengan klien pada awal
pemeriksaan jamak dilakukan oleh auditor publik
tanpa perlu dimasukkan dalam PSA. Namun,
kelemahan standar ini adalah dimana
standar pelaporan informasi rahasia yang terkait
dengan rahasia negara belum didukung dengan
punishment/ sanksi yang tegas terhadap pihak
yang bertanggung jawab dalam melakukan
pembocoran infomasi tersebut
8
memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan
tidak dapat diberikan maka
alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan
keuangan, laporan auditor
harus memuat petunjuk yang
jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang
dipikul auditor.
memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan
tidak dapat diberikan maka
alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan
keuangan, laporan auditor
harus memuat petunjuk yang
jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang
dipikul auditor.
Laporan hasil pemeriksaan
harus menyatakan bahwa
pemeriksaan dilakukan sesuai
dengan Standar Pemeriksaan
Laporan hasil pemeriksaan
atas laporan keuangan harus
mengungkapkan bahwa
pemeriksa telah melakukan
pengujian atas kepatuhan
terhadap ketentuan
peraturan perundangundangan yang berpengaruh
langsung dan material
terhadap penyajian laporan
Laporan auditor swasta bentuk formalnya juga
telah mencantumkan bahwa laporan mengacu pada
standar pemeriksaan, sehingga walaupun tidak
dicantumkan dalam pernyataan, hal ini juga
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh auditor
pada umumnya. Penekanan dalam SPKN adalah
untuk memberikan dasar dan payung hukum yang
kuat bagi auditornya
Auditor swasta tidak perlu (kecuali diminta)
melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berpengaruh langsung dan material dalam laporan
keuangan. Hal ini yang membedakan antara PSP
dan PSA dimana pengujian kepatuhan terhadap
peraturan perundangan menjadi wajib dilakukan.
8
keuangan
Laporan atas pengendalian
intern harus mengungkapkan
kelemahan dalam
pengendalian intern atas
pelaporan keuangan yang
dianggap sebagai “kondisi
yang dapat dilaporkan”
Laporan hasil pemeriksaan
yang memuat adanya
kelemahan dalam
pengendalian intern,
kecurangan, penyimpangan
dari ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan
ketidakpatutan, harus
dilengkapi tanggapan dari
pimpinan atau pejabat yang
bertanggung jawab pada
entitas yang diperiksa
mengenai temuan dan
rekomendasi serta tindakan
koreksi yang direncanakan
Informasi rahasia yang
dilarang oleh ketentuan
peraturan perundangundangan untuk diungkapkan
kepada umum tidak
diungkapkan dalam laporan
hasil pemeriksaan. Namun
laporan hasil pemeriksaan
harus mengungkapkan sifat
informasi yang tidak
dilaporkan tersebut dan
ketentuan peraturan
Kondisi yang dapat dilaporkan sudah ditentukan
dalam PSP sehingga kondisi untuk pengendalian
intern ini terbatas pada apa yang dinyatakan, dan
hal ini berbeda bila di swasta dimana auditor yang
menilai apakah pengendalian intern perlu
dilaporkan atau tidak.
Hal ini perlu dalam pemeriksaan keuangan negara
dimana dengan aturan keuangan yang lebih ketat
memerlukan tindak lanjut yang konkrit dalam
penyelesaian temuan pemeriksaan sehingga
temuan pemeriksaan dan rekomendasi mutlak
dilaksanakan. Hal ini berbeda dengan di swasta
dimana auditor sampai pada batas pemberian
rekomendasi dan opini saja, sedangkan wewenang
pengawasan pelaksanaan atas rekomendasi bukan
di tangan auditor dan auditor tidak perlu
“memaksa” perlaksanaan rekomendasi. Selain
itu,hal ini perlu dilakukan auditor pemerintah
karena penekanan dalam SPKN adalah untuk
memberikan dasar dan payung hukum yang kuat
bagi auditornya apabila ada masalah di kemudian
hari
Standar pelaporan informasi rahasia yang terkait
dengan rahasia negara belum didukung dengan
punishment/ sanksi yang tegas terhadap pihak
yang bertanggung jawab dalam melakukan
pembocoran infomasi tersebut
8
perundang-undangan yang
menyebabkan tidak
dilaporkannya informasi
tersebut
Laporan hasil pemeriksaan
diserahkan kepada lembaga
perwakilan, entitas yang
diperiksa, pihak yang
mempunyai kewenangan
untuk mengatur entitas yang
diperiksa, pihak yang
bertanggung jawab untuk
melakukan tindak lanjut hasil
pemeriksaan, dan kepada
pihak lain yang diberi
wewenang untuk menerima
laporan hasil pemeriksaan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan yang 31 berlaku
Laporan audit pada pihak auditor swasta hanya
diserahkan pada komite audit/pemilik perusahaan,
sedangkan dalam laporan hasil pemeriksaan SPKN
diserahkan ke beberapa pihak sesuai aturan
sehingga kewajiban auditor tidak hanya kepada
BPK saja sebagai pemberi tugas,namun juga pada
pihak-pihak yang telah ditentukan.
8