Laporan Praktikum Kimia Kinetika Reaksi
Laporan Praktikum Kimia
Kinetika Reaksi Redoks
Ilham Al Bustomi*, Teguh Andy A.M, Kiftiyah Yuni Fatmawardi, Vera Nurchabibah,
Nadhira Izzatur Silmi, Yuliatin, Pretty Septiana
Kelompok 5, Kelas AB, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran
65145, Indonesia
ABSTRAK
Percobaan kinetika reaksi redoks ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi
dan tetapan laju reaksi redoks. Kinetika reaksi redoks merupakan cabang ilmu kimia
yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam
suatu reaksi oksidasi-reduksi. Ketetapan laju reaksi dalam percobaan dapat diketahui
dengan mencampurkan larutan Na2S2O3, kanji, K2S2O8 kedalam larutan KI dengan
variasi konsentrasi dan didapatkan orde untuk I- adalah orde 2 dan untuk S2O82- tidak
didapatkan orde reaksi karena tidak terjadi perubahan warna. Penentuan orde dilihat
dari grafik orde yang dibandingkan dengan literature. Grafik diperoleh dari tabel
pengaruh spesi terhadap laju reaksi.
This redox reaction kinetics experiment aims to determine reaction order and
rate constants of redox reactions. Kinetics of redox reactions is a branch of chemistry
that discusses the reaction rate and the factors that influence in an oxydationreduction reaction. Reaction rate constants in the experiment can be determined by
mixing a solution of Na2S2O3, starch ,K2S2O8 into KI solution with varying
concentrations and obtained the order for I- of order 2 and to S2O82- not be obtained
because the reaction order does not change colour. The determination of the order
seen from the graph order is compared with the literature. The graph is obtained from
table speci influence on the rate of reaction.
I.
PENDAHULUAN
Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi perubahan bilangan oksidasi. Konsep
tentang bilangan oksidasi,. Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki
suatu atom jika seandainya electron diberikan kepada atom yang lain yang
keelektronegatifannya lebih kecil lebih positif, sedangkan atom yang keelektronegatifanya
lebih kecil lebih positif.Reaksi redoks mencakup reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi
adalah reaksi yang terjadi penurunan bilangan oksidasi melalui penangkapan elektron,
contohnya [1]:
Cu2+(aq)+ 2e→Cu(s)
Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan oksidasi
melalui pelepasan elektron, contohnya :
Zn(s) →Zn2+(aq) + 2e
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
1
Laporan Praktikum Kimia
Laju reaksi (reaction rate) adalah perubahan kosentrasi reaktan atau produk terhadap
waktu (M/s). kita telah mengetahui bahwa setiap reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan
umum [2] :
Reaktan → Produk
Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul reaktan
bereaksi sehingga produk terbentuk. Sebagai hasilnya, kita dapat mengamati jalannya reaksi
dengan cara memantau menurunnya konsentrasi reaktan atau meningkatnya reaksi produk
[2].
Percobaan kinetik berdasarkan reaksi redoks untuk menentukan persamaan laju dan
energi aktivasi. Reaksi redoks digambarkan dengan reaksi [3]
S2O82- +I-→ 2SO42-+I3- (1)
Dalam percobaan ini, laju penggunaan atau pemakaian iodin akan terhitung untuk
menentukan persamaan laju. Pada proses reaksi 1 , jumlah iodin yang dihasilkan akan
tereduksi seperti pada reaksi kedua [3]
2S2O32-(aq)_+I3-(aq) → S4O62-(aq)+3I-(aq) (2)
Untuk mengamati titik akhir reaksi dengan mudah, kanji ditambahkan untuk memperoleh
kompleks larutan kanji iodin berwana biru pekat, yang akan mengganti ketika seluruh
tiosulfat digunakan dan iodin bebas terbentuk dalam larutan[3]
I2+(C6H10O5)n x H2O → Kompleks kanji iodin biru pekat (3)
Iodida (I ) dan ion persulfat (S2O82-) bereaksi untuk memperoleh Iodin (I2) dan sulfat (SO42-).
Iodin dihasilkan dan segera digunakan oleh ion tiosulfat [S2O32-]. Segera seluruh ion S2O32digunakan, proses terbentuknya iodin bebas bereaksi dengan kanji.Pembentukan larutan
menjadi biru. sejumlah tiosulfat ditambahkan sama dengan pembentukan iodin dalam waktu
yang dibutuhkan larutan untuk beralih ke biru [4].
Kinetika kimia juga disebut reaksi kinetik yang mempelajari tentang laju dan mekanisme
dari reaksi kimia. Sistem bereaksi tidak dalam kesetimbangan, jadi reaksi kinetik bukan
bagian dari termodinamika tetapi merupakan cabang dari kinetika. Laju konversi J merupakan
kuantitas luas dan bergantung pada ukuran sistem. Konversi laju per unit volume J/V disebut
laju reaksi r [5].
Ketika V konstans, (1/V)(dnA/dt)=d(nA/V)dt=dcA/dt=d[A]/dt, dimana cA
konsentrasi molar A. Sehingga persamaannya akan menjadi [5].
(1.1)
= [A] adalah
(1.2)
II.
METODOLOGI
II.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah 2 buah gelas kimia 100 mL,10 buah
gelas kimia 250 mL, 4 buah pipet ukur 10 mL, 1 buah gelas ukur 50 mL, 2 buah pipet tetes, 1
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
2
Laporan Praktikum Kimia
buah stopwatch. Bahan-bahan yang di gunakan antara lain , KI 0.4 M, Na2S2O3 0.01 M,
K2S2O8 0.2 M, Indikator Kanji (amilum 1%).
II.2. Prosedur kerja
2.2.1 Reaksi Peroksida
Pengaruh konsentrasi I- terhadap laju reaksi dengan variasi konsentrasi I- dan
konsentrasi persulfat konstan. Pertama disiapkan 2 gelas kimia 100 mL yang telah
dibersihkan, kemudian dimasukkan larutan KI ke dalam gelas 1. Dimasukkan K2S2O3 0,01 M
; (NH4)2S2O8 0,2 M dan kanji ke dalam gelas 2. Campuran dalam gelas 2 di masukkan ke
dalam gelas 1, dan di hidupkan stopwatch. Bila terjadi perubahan warna larutan dari tak
berwarna menjadi biru, di matikan stopwatch dan dicatat waktu. Diulangi percobaan sesuai
dengan tabel berikut :
Tabel 1. Komposisi reaksi redoks dengan variasi KI
Volume (mL)
Percobaan
KI
H2O
K2S2O8
Na2S2O3
Kanji
1
10
10
5
0.5
2
2
5
15
5
0.5
2
3
2,5
17,5
5
0.5
2
4
20
0
5
0.5
2
Pengaruh ion persulfat terhadap laju reaksi dengan variasi konsentrasi K2S2O8 dan
konsentrasi KI konstan. Disiapkan 2 gelas kimia 100 mL yang telah dibersihkan. Dimasukkan
larutan KI ke dalam gelas 1. Dimasukkan Na2S2O3 0,01 M ; K2S2O8 0,2 M dan kanji ke dalam
gelas 2, campuran dalam gelas 2 di masukkan ke dalam gelas 1, dan di hidupkan stopwatch.
Bila terjadi perubahan warna larutan dari tak berwarna menjadi biru, di matikan stopwatch
dan dicatat waktu. Diulangi percobaan sesuai dengan tabel berikut :
Tabel 2. Komposisi reaksi redoks dengan variasi K2S2O8
Volume (mL)
Percobaan
KI
H2O
(NH4)2S2O8 K2S2O3
Kanji
1
2,5
12,5
10
0,5
2
2
2,5
17,5
5
0,5
2
3
2,5
20,0
2,5
0,5
2
4
7,5
15,0
1,25
0,5
2
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
3
Laporan Praktikum Kimia
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan beberapa data sebagai
berikut :
3.1 Pengaruh Ion I- terhadap laju reaksi
Volume KI [Ao] Ln [Ao] 1/[Ao] t
(detik)
20
0,36 -1,03
2,81
0,1
10,00
0,18 -1,73
5,63
3,00
5,00
0,09 -2,42
11,25
159,00
2,50
0,04 -3,11
22,50
498,00
Tabel 1. Pengaruh Ion I terhadap laju reaksi
3.2 Pengaruh Ion S2O82-terhadap laju reaksi
Volume (mL)
Percobaan
KI H2O K2S2O8 Na2S2O3
Kanji waktu (s)
1
2,5 12,5 10
0,5
2
0
2
2,5 17,5 5
0,5
2
0
3
2,5 20
2,5
0,5
2
0
4
2,5 15
1,25
0,5
2
0
2Tabel 1. Pengaruh Ion S2O8 terhadap laju reaksi
Dari data hasil percobaan tersebut dapat dibuat grafik :
1. Grafik variasi [I-] orde 0
Grafik Variasi [I-] Orde 0
0.45
[Ao]
0.30
y = -0.0004x + 0.2401
R² = 0.5738
0.15
0.00
-200
0
200
400
600
t (detik)
Grafik 1. Grafik variasi [I-] orde 0
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
4
Laporan Praktikum Kimia
2. Grafik variasi [I-] orde 1
Grafik Variasi [I-] Orde 1
ln [Ao]
-200
0
-1 0
-1
-2
-2
-3
-3
-4
200
400
600
y = -0.0035x - 1.4997
R² = 0.8279
t (detik)
Grafik 2. Grafik variasi [I-] orde 1
3. Grafik variasi [I-] orde 2
Grafik [I-] Orde 2
y = 26.598x - 115.5
R² = 0.9789
1/[Ao]
600
500
400
300
200
100
0
-1000.00
20.00
40.00
60.00
t(detik)
Grafik 3. Grafik variasi [I-] orde 2
Data yang didapatkan pada percobaan ini adalah banyaknya waktu yang dibutuhkan
untuk terjadinya perubahan warna pada larutan dengan konsentrasi KI yang berbeda-beda.
Data tersebut dapat digunakan untuk menentukan orde reaksi melalui grafik dengan sumbu x
sebagai waktu dalam satuan detik dan sumbu y sebagai konsentrasi KI, kemudian didapatkan
persamaan linier. Berdasarkan grafik yang didapatkan, dapat ditentukan orde reaksinya. Orde
reaksi dari percobaan peroksida yang dipengaruhi konsentrasi I- merupakan orde dua. Karena
nilai dari R2 yang didapatkan mendekati nilai satu, yaitu sebesar 0.9789. Jika dibandingkan
dengan literatur, orde reaksi dari peroksida yaitu satu sehingga orde reaksi yang didapatkan
tidak sesuai dengan literatur dikarenakan kontaminasi pada larutan KI [6].
Percobaan pada variasi persulfat variasi satu hingga empat tidak terbentuk perubahan
warna, hal ini dikarenakan adanya kontaminasi pada bahan yang digunakan. Larutan KI
secara teori tidak berwarna, akan tetapi pada percobaan ini berwarna kuning bening. Hal ini
mengindikasikan terbentuknya iodine pada larutan KI. Secara teori, digunakan larutan
(NH4)2S2O8 pada percobaan ini, akan tetapi larutan yang tesedia yaitu larutan K2S2O8,
sehingga mempengaruhi pembentukan kompleks KI dan amilum dan meyebabkan tidak
terjadinya perubahan warna.
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
5
Laporan Praktikum Kimia
Tujuan dari percobaan kinetika reaksi redoks yaitu untuk menentukan orde reaksi dan
ketetapan laju reaksi redoks. Prinsip percobaan kinetika reaksi redoks yaitu ditentukannya
orde reaksi dan ketetapan laju reaksi yang didasarkan pada reaksi redoks yang terjadi antara
ion peroksida sulfat dengan ion I- yang akan menghasilkan ion sulfat dan ion triiodida. Iod
yang dihasilkan dalam bentuk iod triiodida direaksikan dengan ion tiosulfat. Amilum
ditambahakan sebagai indikator yang akan bereaksi dengan iod membentuk kompleks
berwarna biru. Waktu yang dibutuhkan untuk perubahan warna larutan digunakan sebagai
acuan untuk menentukan laju reaksi.
Orde reaksi memiliki arti sebagai banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi berdasarkan satuan waktu. Orde reaksi dipengaruhi oleh
besarnya konsentrasi pereaksi, temperatur, tekanan, katalis, dan luas permukaan. Kenaikan
temperatur dapat mempercepat laju reaksi karena kenaikan temperatur energi kinetik
meningkat. Konsetrasi mempengaruhi laju reaksi karena adanya perbedaan jumlah partikel.
Semakin banyak partikel yang ada, kemungkinan untuk saling bertumbukan semakin tinggi.
Semakin besar ukuran partikel zat, maka reaksi akan semakin cepat karena luas permukaan
zat yang saling bertumbukan semakin besar, sehingga peluang tumbukan efektif juga semakin
besar. Katalis akan mempercepat laju reaksi karena energi aktivasi larutan meningkat.
Tekanan yang semakin besar akan menurukan volume gerak partikel, sehingga partikel akan
semakin berdekatan dan tumbukan dapat terjadi lebih sering [7].
IV.
KESIMPULAN
Orde reaksi yang didapatkan pada percobaan kinetika reaksi redoks yang telah
dilaksanakan dengan pengaruh konsentrasi I- yaitu orde 2. Sedangkan pengaruh ion persulfat
tidak didapatkan orde reaksi karena tidak terjadinya perubahan warna larutan.
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
6
Laporan Praktikum Kimia
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suyanta, 2013, Redoks dan Elektrokimia, PLPG Kimia, Surabaya.
[2] Chang, Raymond, 2004, Kimia Dasar Edisi 3 Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
[3] Wu,Ya Hong, Shan Ling Tong, Sheng Hu, Mao Ying Wu, Zhi Feng Hao, Yan Yan,2014,
Thermodynamics and Kinetics, Possibility and Actuality. World Journal of Chemical
Education, . 2(2): 26-28.
[4] Sa’adah, N. L., Ekadina D. U., Maulana I.,2009,Penentuan Laju Reaksi Berdasarkan
Perubahan Warna Melalui Metode Imajiner, Universitas Negeri Semarang, Semarang
[5] Levine, N, Ira, 2009, Physical Chemistry sixth Edition, Mc Graw-Hill Companies, New
York.
[6] Dita, A , 2015, Kajian Empiris Mekanisme Reaksi Hidrogen Peroksida dengan Iodida
pada Suasana Asam, jurnal penelitian , 11 (1) : 72-80.
[7] Sutama, 2012, Laju Reaksi, http://staff.uny.ac.id diakses tanggal 22 maret 2016.
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
7
Kinetika Reaksi Redoks
Ilham Al Bustomi*, Teguh Andy A.M, Kiftiyah Yuni Fatmawardi, Vera Nurchabibah,
Nadhira Izzatur Silmi, Yuliatin, Pretty Septiana
Kelompok 5, Kelas AB, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran
65145, Indonesia
ABSTRAK
Percobaan kinetika reaksi redoks ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi
dan tetapan laju reaksi redoks. Kinetika reaksi redoks merupakan cabang ilmu kimia
yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam
suatu reaksi oksidasi-reduksi. Ketetapan laju reaksi dalam percobaan dapat diketahui
dengan mencampurkan larutan Na2S2O3, kanji, K2S2O8 kedalam larutan KI dengan
variasi konsentrasi dan didapatkan orde untuk I- adalah orde 2 dan untuk S2O82- tidak
didapatkan orde reaksi karena tidak terjadi perubahan warna. Penentuan orde dilihat
dari grafik orde yang dibandingkan dengan literature. Grafik diperoleh dari tabel
pengaruh spesi terhadap laju reaksi.
This redox reaction kinetics experiment aims to determine reaction order and
rate constants of redox reactions. Kinetics of redox reactions is a branch of chemistry
that discusses the reaction rate and the factors that influence in an oxydationreduction reaction. Reaction rate constants in the experiment can be determined by
mixing a solution of Na2S2O3, starch ,K2S2O8 into KI solution with varying
concentrations and obtained the order for I- of order 2 and to S2O82- not be obtained
because the reaction order does not change colour. The determination of the order
seen from the graph order is compared with the literature. The graph is obtained from
table speci influence on the rate of reaction.
I.
PENDAHULUAN
Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi perubahan bilangan oksidasi. Konsep
tentang bilangan oksidasi,. Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki
suatu atom jika seandainya electron diberikan kepada atom yang lain yang
keelektronegatifannya lebih kecil lebih positif, sedangkan atom yang keelektronegatifanya
lebih kecil lebih positif.Reaksi redoks mencakup reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi
adalah reaksi yang terjadi penurunan bilangan oksidasi melalui penangkapan elektron,
contohnya [1]:
Cu2+(aq)+ 2e→Cu(s)
Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan oksidasi
melalui pelepasan elektron, contohnya :
Zn(s) →Zn2+(aq) + 2e
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
1
Laporan Praktikum Kimia
Laju reaksi (reaction rate) adalah perubahan kosentrasi reaktan atau produk terhadap
waktu (M/s). kita telah mengetahui bahwa setiap reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan
umum [2] :
Reaktan → Produk
Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul reaktan
bereaksi sehingga produk terbentuk. Sebagai hasilnya, kita dapat mengamati jalannya reaksi
dengan cara memantau menurunnya konsentrasi reaktan atau meningkatnya reaksi produk
[2].
Percobaan kinetik berdasarkan reaksi redoks untuk menentukan persamaan laju dan
energi aktivasi. Reaksi redoks digambarkan dengan reaksi [3]
S2O82- +I-→ 2SO42-+I3- (1)
Dalam percobaan ini, laju penggunaan atau pemakaian iodin akan terhitung untuk
menentukan persamaan laju. Pada proses reaksi 1 , jumlah iodin yang dihasilkan akan
tereduksi seperti pada reaksi kedua [3]
2S2O32-(aq)_+I3-(aq) → S4O62-(aq)+3I-(aq) (2)
Untuk mengamati titik akhir reaksi dengan mudah, kanji ditambahkan untuk memperoleh
kompleks larutan kanji iodin berwana biru pekat, yang akan mengganti ketika seluruh
tiosulfat digunakan dan iodin bebas terbentuk dalam larutan[3]
I2+(C6H10O5)n x H2O → Kompleks kanji iodin biru pekat (3)
Iodida (I ) dan ion persulfat (S2O82-) bereaksi untuk memperoleh Iodin (I2) dan sulfat (SO42-).
Iodin dihasilkan dan segera digunakan oleh ion tiosulfat [S2O32-]. Segera seluruh ion S2O32digunakan, proses terbentuknya iodin bebas bereaksi dengan kanji.Pembentukan larutan
menjadi biru. sejumlah tiosulfat ditambahkan sama dengan pembentukan iodin dalam waktu
yang dibutuhkan larutan untuk beralih ke biru [4].
Kinetika kimia juga disebut reaksi kinetik yang mempelajari tentang laju dan mekanisme
dari reaksi kimia. Sistem bereaksi tidak dalam kesetimbangan, jadi reaksi kinetik bukan
bagian dari termodinamika tetapi merupakan cabang dari kinetika. Laju konversi J merupakan
kuantitas luas dan bergantung pada ukuran sistem. Konversi laju per unit volume J/V disebut
laju reaksi r [5].
Ketika V konstans, (1/V)(dnA/dt)=d(nA/V)dt=dcA/dt=d[A]/dt, dimana cA
konsentrasi molar A. Sehingga persamaannya akan menjadi [5].
(1.1)
= [A] adalah
(1.2)
II.
METODOLOGI
II.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah 2 buah gelas kimia 100 mL,10 buah
gelas kimia 250 mL, 4 buah pipet ukur 10 mL, 1 buah gelas ukur 50 mL, 2 buah pipet tetes, 1
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
2
Laporan Praktikum Kimia
buah stopwatch. Bahan-bahan yang di gunakan antara lain , KI 0.4 M, Na2S2O3 0.01 M,
K2S2O8 0.2 M, Indikator Kanji (amilum 1%).
II.2. Prosedur kerja
2.2.1 Reaksi Peroksida
Pengaruh konsentrasi I- terhadap laju reaksi dengan variasi konsentrasi I- dan
konsentrasi persulfat konstan. Pertama disiapkan 2 gelas kimia 100 mL yang telah
dibersihkan, kemudian dimasukkan larutan KI ke dalam gelas 1. Dimasukkan K2S2O3 0,01 M
; (NH4)2S2O8 0,2 M dan kanji ke dalam gelas 2. Campuran dalam gelas 2 di masukkan ke
dalam gelas 1, dan di hidupkan stopwatch. Bila terjadi perubahan warna larutan dari tak
berwarna menjadi biru, di matikan stopwatch dan dicatat waktu. Diulangi percobaan sesuai
dengan tabel berikut :
Tabel 1. Komposisi reaksi redoks dengan variasi KI
Volume (mL)
Percobaan
KI
H2O
K2S2O8
Na2S2O3
Kanji
1
10
10
5
0.5
2
2
5
15
5
0.5
2
3
2,5
17,5
5
0.5
2
4
20
0
5
0.5
2
Pengaruh ion persulfat terhadap laju reaksi dengan variasi konsentrasi K2S2O8 dan
konsentrasi KI konstan. Disiapkan 2 gelas kimia 100 mL yang telah dibersihkan. Dimasukkan
larutan KI ke dalam gelas 1. Dimasukkan Na2S2O3 0,01 M ; K2S2O8 0,2 M dan kanji ke dalam
gelas 2, campuran dalam gelas 2 di masukkan ke dalam gelas 1, dan di hidupkan stopwatch.
Bila terjadi perubahan warna larutan dari tak berwarna menjadi biru, di matikan stopwatch
dan dicatat waktu. Diulangi percobaan sesuai dengan tabel berikut :
Tabel 2. Komposisi reaksi redoks dengan variasi K2S2O8
Volume (mL)
Percobaan
KI
H2O
(NH4)2S2O8 K2S2O3
Kanji
1
2,5
12,5
10
0,5
2
2
2,5
17,5
5
0,5
2
3
2,5
20,0
2,5
0,5
2
4
7,5
15,0
1,25
0,5
2
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
3
Laporan Praktikum Kimia
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan beberapa data sebagai
berikut :
3.1 Pengaruh Ion I- terhadap laju reaksi
Volume KI [Ao] Ln [Ao] 1/[Ao] t
(detik)
20
0,36 -1,03
2,81
0,1
10,00
0,18 -1,73
5,63
3,00
5,00
0,09 -2,42
11,25
159,00
2,50
0,04 -3,11
22,50
498,00
Tabel 1. Pengaruh Ion I terhadap laju reaksi
3.2 Pengaruh Ion S2O82-terhadap laju reaksi
Volume (mL)
Percobaan
KI H2O K2S2O8 Na2S2O3
Kanji waktu (s)
1
2,5 12,5 10
0,5
2
0
2
2,5 17,5 5
0,5
2
0
3
2,5 20
2,5
0,5
2
0
4
2,5 15
1,25
0,5
2
0
2Tabel 1. Pengaruh Ion S2O8 terhadap laju reaksi
Dari data hasil percobaan tersebut dapat dibuat grafik :
1. Grafik variasi [I-] orde 0
Grafik Variasi [I-] Orde 0
0.45
[Ao]
0.30
y = -0.0004x + 0.2401
R² = 0.5738
0.15
0.00
-200
0
200
400
600
t (detik)
Grafik 1. Grafik variasi [I-] orde 0
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
4
Laporan Praktikum Kimia
2. Grafik variasi [I-] orde 1
Grafik Variasi [I-] Orde 1
ln [Ao]
-200
0
-1 0
-1
-2
-2
-3
-3
-4
200
400
600
y = -0.0035x - 1.4997
R² = 0.8279
t (detik)
Grafik 2. Grafik variasi [I-] orde 1
3. Grafik variasi [I-] orde 2
Grafik [I-] Orde 2
y = 26.598x - 115.5
R² = 0.9789
1/[Ao]
600
500
400
300
200
100
0
-1000.00
20.00
40.00
60.00
t(detik)
Grafik 3. Grafik variasi [I-] orde 2
Data yang didapatkan pada percobaan ini adalah banyaknya waktu yang dibutuhkan
untuk terjadinya perubahan warna pada larutan dengan konsentrasi KI yang berbeda-beda.
Data tersebut dapat digunakan untuk menentukan orde reaksi melalui grafik dengan sumbu x
sebagai waktu dalam satuan detik dan sumbu y sebagai konsentrasi KI, kemudian didapatkan
persamaan linier. Berdasarkan grafik yang didapatkan, dapat ditentukan orde reaksinya. Orde
reaksi dari percobaan peroksida yang dipengaruhi konsentrasi I- merupakan orde dua. Karena
nilai dari R2 yang didapatkan mendekati nilai satu, yaitu sebesar 0.9789. Jika dibandingkan
dengan literatur, orde reaksi dari peroksida yaitu satu sehingga orde reaksi yang didapatkan
tidak sesuai dengan literatur dikarenakan kontaminasi pada larutan KI [6].
Percobaan pada variasi persulfat variasi satu hingga empat tidak terbentuk perubahan
warna, hal ini dikarenakan adanya kontaminasi pada bahan yang digunakan. Larutan KI
secara teori tidak berwarna, akan tetapi pada percobaan ini berwarna kuning bening. Hal ini
mengindikasikan terbentuknya iodine pada larutan KI. Secara teori, digunakan larutan
(NH4)2S2O8 pada percobaan ini, akan tetapi larutan yang tesedia yaitu larutan K2S2O8,
sehingga mempengaruhi pembentukan kompleks KI dan amilum dan meyebabkan tidak
terjadinya perubahan warna.
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
5
Laporan Praktikum Kimia
Tujuan dari percobaan kinetika reaksi redoks yaitu untuk menentukan orde reaksi dan
ketetapan laju reaksi redoks. Prinsip percobaan kinetika reaksi redoks yaitu ditentukannya
orde reaksi dan ketetapan laju reaksi yang didasarkan pada reaksi redoks yang terjadi antara
ion peroksida sulfat dengan ion I- yang akan menghasilkan ion sulfat dan ion triiodida. Iod
yang dihasilkan dalam bentuk iod triiodida direaksikan dengan ion tiosulfat. Amilum
ditambahakan sebagai indikator yang akan bereaksi dengan iod membentuk kompleks
berwarna biru. Waktu yang dibutuhkan untuk perubahan warna larutan digunakan sebagai
acuan untuk menentukan laju reaksi.
Orde reaksi memiliki arti sebagai banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi berdasarkan satuan waktu. Orde reaksi dipengaruhi oleh
besarnya konsentrasi pereaksi, temperatur, tekanan, katalis, dan luas permukaan. Kenaikan
temperatur dapat mempercepat laju reaksi karena kenaikan temperatur energi kinetik
meningkat. Konsetrasi mempengaruhi laju reaksi karena adanya perbedaan jumlah partikel.
Semakin banyak partikel yang ada, kemungkinan untuk saling bertumbukan semakin tinggi.
Semakin besar ukuran partikel zat, maka reaksi akan semakin cepat karena luas permukaan
zat yang saling bertumbukan semakin besar, sehingga peluang tumbukan efektif juga semakin
besar. Katalis akan mempercepat laju reaksi karena energi aktivasi larutan meningkat.
Tekanan yang semakin besar akan menurukan volume gerak partikel, sehingga partikel akan
semakin berdekatan dan tumbukan dapat terjadi lebih sering [7].
IV.
KESIMPULAN
Orde reaksi yang didapatkan pada percobaan kinetika reaksi redoks yang telah
dilaksanakan dengan pengaruh konsentrasi I- yaitu orde 2. Sedangkan pengaruh ion persulfat
tidak didapatkan orde reaksi karena tidak terjadinya perubahan warna larutan.
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
6
Laporan Praktikum Kimia
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suyanta, 2013, Redoks dan Elektrokimia, PLPG Kimia, Surabaya.
[2] Chang, Raymond, 2004, Kimia Dasar Edisi 3 Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
[3] Wu,Ya Hong, Shan Ling Tong, Sheng Hu, Mao Ying Wu, Zhi Feng Hao, Yan Yan,2014,
Thermodynamics and Kinetics, Possibility and Actuality. World Journal of Chemical
Education, . 2(2): 26-28.
[4] Sa’adah, N. L., Ekadina D. U., Maulana I.,2009,Penentuan Laju Reaksi Berdasarkan
Perubahan Warna Melalui Metode Imajiner, Universitas Negeri Semarang, Semarang
[5] Levine, N, Ira, 2009, Physical Chemistry sixth Edition, Mc Graw-Hill Companies, New
York.
[6] Dita, A , 2015, Kajian Empiris Mekanisme Reaksi Hidrogen Peroksida dengan Iodida
pada Suasana Asam, jurnal penelitian , 11 (1) : 72-80.
[7] Sutama, 2012, Laju Reaksi, http://staff.uny.ac.id diakses tanggal 22 maret 2016.
Laboratorium Kimia Fisik, Jurusan Kimia, FMIPA, UB
7