Macam macam Biota Laut di Pulau Tidung.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pulau Tidung adalah salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu

Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Indonesia. Pulau tidung ini terbagi
dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Penggunaan wilayah di
pulau ini berkembang ke arah wisata bahari seperti menyelam serta penelitian
terhadap terumbu karang. Luas wilayah dari Pulau Seribu ini mencapai 109 ha,
dengan penduduk yang menempati diwilayah itu sebanyak ± 5000jiwa, pada
kepadatan 50 jiwa/km2 (Anonim, 2015).
Pulau Tidung yang terdiri dari Tidung Besar dan Tidung Kecil yang
dihubungkan oleh jembatan panjang yang dinamakan Jembatan Cinta oleh
penduduk setempat ini terletak di Kepulauan Seribu Selatan bagian barat, dengan
jarak tempuh kurang lebih 3 jam perjalanan dari Muara Angke dengan kapal
penumpang. Sebagai salah satu tujuan favorit paket wisata, pulau tidung ini dapat
ditemui perkampungan penduduk dan beberapa warung yang menyediakan
makanan dan minuman ringan, selanjutnya jalan setapak yang panjang ini ini akan
melewati fasilitas umum, seperti kantor polisi, sekolah setingkat SMU untuk para

pelajar dari pulau sekeliling, kumpulan warung dan menuju ke jembatan
cinta yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil tanpa
penduduk.
Pada bagian awal jembatan penghubung ini, akan ditemui jembatan yang
cukup tinggi untuk melalui suatu cekungan laut yang agak dalam, dimana banyak
anak kecil penduduk setempat memperagakan loncat indah dari jembatan sebagai
sarana bermain mereka, cukup menghibur para wisatawan dan amat mengundang
keinginan untuk bisa bergabung dengan mereka melakukan loncat indah di pantai
biru tanpa ombak. Di penghujung jembatan penghubung, menapaki pantai Pulau
Tidung Kecil yang merupakan kawasan pengembangbiakan mangrove, masih
tampil indah ditelusuri dengan bersepeda, melalui jalan setapak yang dipenuhi
dengan ilalang dan pantai sepi yang pasirnya putih lembut, sangat indah
pemandangannya.

Universitas Sriwijaya

Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat
kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh
generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan sekitar 35 filum, namun
jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika.

Hewan menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi anggota terbanyak
sebagian besar filum adalah spesies akuatik. Lautan, yang kemungkinan
merupakan rumah bagi sejumlah besar filum hewan. Fauna air tawar sangatlah
banyak, tetapi tidak sekaya keanekaragaman fauna laut (Romimohtarto, 2005).
Kebanyakan istilah dalam Zoologi itu berasal dari bahasa Latin atau Yunani.
Contoh analisis asal kata adalah sebagai berikut : proto (Yunani) artinya pertama
dikombinasikan dengan zoa (Yunani) artinya ‘hewan’ , jadi protozoa adalah nama
untuk hewan-hewan yang paling primitif. Zoologi merupakan sebagian dari ilmu
pengetahuan yang disebut biologi (bios = hidup), ialah ilmu pengetahuan yang
mempelajari jasad-jasad makhluk hidup, seperti dapat dibedakan dari benda-benda
yang tidak hidup seperti batu (Nizkon, 2010).
Yang melatar belakangi dilaksanakan kuliah lapangan ini agar kita dapat
melihat secara langsung habitat dan spesies yang didapatkan di Pulau Tidung,
Kepualauan Seribu, mahasiswa untuk lebih memahami mata kuliah ini dan
mengenal langsung spesies yang diamati baik itu secara morfologi ataupun
anatomi serta lebih mengenal habitat dari spesies yang diamati (Anonim, 2015).
1.2.

Tujuan Kuliah Lapangan
Kuliah lapangan ini dilaksanakan untuk :

1.2.1. Mampu mengidentifikasi beberapa hewan khusus biota laut yang ada
dikawasan Pulau Tidung.
1.2.2. Untuk mempelajari dan mengenal organisme-organisme yang
tergolong hewan-hewan invertebrata pada habitatnya masing-masing.
1.2.3. Untuk mengumpulkan hewan-hewan tersebut untuk membantu proses
belajar untuk mempelajari cara mengawetkan hewan-hewan tersebut.
1.2.4. Untuk mengoleksi hewan-hewan tersebut dilaboratorium guna
pendidikan.

Universitas Sriwijaya

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sebesar 70 % wilayah bumi ini adalah perairan. Wilayah perairan terbesar
merupakan perairan samudra yang telah dikenal luas memiliki volume terbesar
yang memenuhi permukaan bumi. Dari wilayah tersebut hanya 10 % nya saja
yang merupakan wilayah yang berbatasan dengan benua dan pulau dari samudra
yang dapat didiami oleh organisme-organisme umum yang mudah dikenali. Berati
sebesar 90 % nya merupakan suatu wilayah yang sulit dijangkau dan memiliki
karakteristik khusus yang sulit untuk didiami mahluk hidup. Inilah bagian dasar

samudra yang gelap dan dingin sepanjang tahun itu. Bagian terluas dari lautan ini
merupakan bagian yang tidak mudah untuk dijangkau, gelap dan dingin sepanjang
tahun tersebut dinamakan zona laut dalam (Nyibakken, 1988).
Indonesia terletak pada garis 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Dengan
demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis
khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
yang tinggi. Indonesia juga memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem
perairan, ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan
ekosistem pantai. Keanekaragaman Spesies, secara historis, spesies merupakan
unit dasar deskriptif dari kehidupan di dunia. Saat ini diperkirakan ada sekitar 1,7
juta spesies yang ada, perkiraan konservatif menunjukkan mungkin ada sekitar
12,5 juta spesies (Anonim, 2015).
Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Kata laut
sudah dikenal sejak dulu kala oleh bangsa kita dan bahkan oleh bangsa-bangsa di
beberapa Negara di Asia Tenggara. Laut lepas yang luasnya dibatasi oleh benuabenua kita kenal sebagai samudera. Secara ekologis terdapat fenomena dinamis
seperti: abrasi, akresi, erosi, deposisi dan intrusi air laut. Di samping itu, masih
terdapat juga fenomena nonalamiah seperti: pembabatan hutan mangrove untuk
pertambakan, pembangunan dermaga/jetty untuk pendaratan ikan dan reklamasi
pantai. Gejala yang umum terjadi di wilayah kepesisiran adalah interaksi faktor
alam dan aktivitas manusia secara bersamaan, sebagai penyebab adanya

ketidakseimbangan siklus biogeokimia (Cooke dan Doornkamp, 1990).

Universitas Sriwijaya

Untuk itu dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
manusia mulai menyadari pentingnya laut dan potensi sumberdaya di dalamnya.
Birowo (1991), mengemukakan bahwa laut bermanfaat sebagai sumber atau
media seperti sebagai pangan, transportasi, sumber mineral, bahan baku, industri,
bahari, tambang, pertahanan dan keamanan, sumber energi, pemukiman,
pariwisata dan tempat limbah.
Tidak kurang dari 833 jenis tumbuh-tumbuhan dilaut (alga, lamun dan
mangrove), 910 jenis karang (Coelenterata), 850 jenis spon (Porifera), 2500 jenis
kerang dan keong (Mollusca), 1502 jenis udang dan kepiting (Crustacea), 745
hewan berkulit duri ( Echinodermata), 2000 jenis ikan ( Pisces), 148 jenis burung
laut (Aves), dan 30 jenis hewan menyusui (Mammalia), diketahui hidup di laut.
Di samping itu tercatat juga tujuh jenis penyu dan tiga jenis buaya (Reptilia).
(Romimohtarto, 2005).
Wilayah pantai merupakan kawasan yang selalu berubah-ubah, dimana
pada daerah ini terjadi interaksi antara tiga unsur utama yaitu daratan, lautan dan
atmosfer. Wilayah pantai juga berfungsi sebagai zone penyanggga (buffer zone)

bagi banyak binatang yang bermigrasi (ikan, udang, maupun burung), untuk
mencari makan, memijah dan membesarkan anaknya (Pariwono, 1987).
Biologi laut yakni ilmu pengetahuan tentang kehidupan biota laut,
berkembang begitu cepat yang mengungkap kehidupan berbagai jenis biota laut
yang jumlah dan jenisnya cukup banyak. Tingginya keanekaragaman jenis biota
laut hanya dapat ditandingi oleh keanekaragaman jenis biota di hutan hujan tropik
di darat (Romimohtarto, 2005).
Pada daerah intertidal atau litoral, pantai laut ini bentuknya bermacammacam. Pada beberapa tempat ada lereng pantainya membentuk landai, di sini
terdapat jarak yang besar antara tanda-tanda air pasang tertinggi dan air pasang
terendah. Selain bentuk landai ini ada juga lereng pantainya yang berbentuk
curam. Pada pantai yang demikian tanda-tanda air pasang akan kelihatan saling
berdekatan (Nyibakken, 1988).
Epifauna adalah semua hewan yang hidup di atas substrat dasar lautan atau
perairan, misalnya kepiting, siput laut, bintang laut, timun laut dan lain-lain.
Infauna adalah semua hewan yang hidupnya di bawah substrat yaitu dengan cara

Universitas Sriwijaya

menggali lubang atau membenamkan diri pada substrat dasar lautan (perairan),
misalnya cacing, tiram, remis, bivalva dan lain-lain.

Secara Geografis pulau tidung terletak di gugusan kepulauan seribu, provinsi
DKI Jakarta, Memiliki 2 pulau yang terpisah yaitu pulau tidung kecil dan pulau
tidung besar, dengan di hubungkan dengan jembatan yang sebagai ikon terkenal
yang bernama jembatan cinta. Pulau tidung besar adalah pulau penduduk yang
memiliki warga sekitar +/- 4700 jiwa. Untuk pulau tidung kecil sendiri bukan
pulau penduduk dan hanya di tempati oleh badan konservasi. Menjulur dari timur
ke barat, pulau tidung kecil terletak di bagian timur dan pulau tidung besar di
bagian barat. Untuk jembatan cinta letaknya di bagian antara kedua pulau dan
sebagai pusat wisata (Anonim, 2015).
Coelenterata berasal dari kata Yunani: koilos atau enteron ; Koilos = rongga,
enteron = usus, sering disebut hewan berongga. Coelenterata ,merupakan hewan
yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan
istilah “Hewan Berongga“ itupun masih belum tepat, mengingat coelentrata
adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (coelom),
yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang
disebut coelenterata. Dalam kenyataan coelenteron tersebut merupakan alat yang
berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencernan makanan dan sebagai alat
pendengar sari-sari makanan keseluruh bagian tubuh. Coelenterata hidup di air
laut, hanya beberapa yang hidup di air tawar ( Jasin, 1992 ).
Echinodermata kebanyakan hidup di laut, kebanyakan bersifat simetri radial.

Tubuhnya terencanakan dengan 5 buah antimeter yang tersusun radial , dengan
mulut ditengah-tengahnya. Pada kulit terdapat papan-papan kapur dan sebagian
besar mempunayi duri-duri dermal. Hewan-hewan ini berselom. Sistem digesti
lengkap, walaupun anus mungkin tidak berfungsi. Bergerak lamban dengan
telapak tabung. Gerakannya diatur oleh sistem tekakanan hidrostatis, yang disebut
sistem vaskular air. Sistem saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radier.
Pada echinodermata tidak terdapat sistem respirasi dan sistem eksresi secara
khusus. Fungsi dilakukan oleh proyeksi-proyeksi kulit yang disebut papula yang
terdapat di antara papan-papan kapur pada kulit (Kamal, 2015).

Universitas Sriwijaya

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Kuliah lapangan ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 21 Maret 2015 pukul
08.00-13.00 WIB di Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada kuliah lapangan ini adalah insecting net,
kamera dan toples.

3.3. Cara Kerja
Digambar morfologi dan deskripsikan sampel spesies. Diindentifikasi
spesies dan tentukan klasifikasinya.

Universitas Sriwijaya

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Portunus pelagicus
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum

: Arthropoda

Kelas

: Malacostraca

Ordo


: Decapoda

Famili

: Portunidae

Genus

: Portunus

Spesies

: Portunus pelagicus

Nama lokal : Rajungan
Deskripsi
Secara umum, rajungan mempunyai karapas yang lebar, berbentuk bulat pipih
dengan warna yang sangat menarik. Lebar karapas dapat mencapai ukuran 2 1/3
ukuran panjang. Permukaan karapas mempunyai granula halus dan rapat atau

malah kasar dan jarang. Pada kanan dan kiri karapas terdapat duri besar dengan
jumlah sembilan buah dan empat buah antara kedua matanya serta mempunyai
lima pasang kaki jalan. Kaki jalan yang pertama disebut sebagai capit yang
berfungsi memegang mangsa. Kaki jalan ke-2, ke-3, ke-4 tetap berfungsi sebagai
mana biasanya. Sedangkan kaki jalan yang terakhir mengalami modifikasi pada
dua ruas terakhir. Modifikasi berbentuk pipih dan ada bundar seperti sebuah
dayung, berfunsi sebagai alat renang.
Ciri-ciri rajungan jantan mempunyai ukuran lebih besar dengan capit yang
lebih panjang dibanding betina. Mempunyai warna dasar kebiru-biruan dengan
bercak putih terang. Organ kelaminya menempel pada bagian perut berbentu
segitiga dan agak meruncing. Cir-ciri rajungan betina mempunyai ukuran yang
lebih kecil dibanding jantan. Berwarna kehijau-hijauan dengan warna agak
kusam. Organ kelamin membulat berbentuk huruf V atau U terbalik. Rajungan
dapat hidup diberbagai habitat, termaksud tambak-tambak ikan diperairan pantai
yang mendapatkan masukan air laut dengan baik.
2. Cancer pagurus

Universitas Sriwijaya

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum

: Arthropoda

Kelas

: Malacostraca

Ordo

: Decapoda

Famili

: Cancridae

Genus

: Cancer

Spesies

: Cancer pagurus

Nama lokal : Kepiting
Deskripsi
Cancer pagurus, umumnya dikenal sebagai kepiting kepiting dimakan atau
coklat, adalah jenis kepiting yang ditemukan di Laut Utara, Samudera Atlantik
Utara dan mungkin di Laut Mediterania. Ini adalah kepiting kuat dari warna
coklat kemerahan, memiliki karapas oval dengan "pie crust" pinggir karakteristik
dan tips hitam ke cakar. Memiliki lebar karapas hingga 25 cm (10 inci) dan
beratnya sampai dengan 3 kg (6,6 lb). Cancer pagurus adalah predator malam,
menargetkan berbagai moluska dan krustasea.
Kepiting adalah hewan golongan krustasea yang termasuk ke dalam ordo
Decapoda, Subordo Pleocyemata, dan infraordo Brachyura, yang umumnya
dicirikan dengan adanya tonjolon "ekor" yang sangat pendek (Latin: brachys =
pendek, οura = ekor), atau denngan ciri bagian abdomen yang mengecil yang
seluruhnya terlindung di bawah thorax.
Tubuh kepiting umumnya dilindungi oleh cangkang luar (eksoskeleton) yang
tebal, dan memiliki sepasang senjata berupa cakar tunggal (chelae). Kepiting
dapat ditemukan di seluruh lautan di dunia, sedangkan kepiting yang hidup di air
tawar atau darat, kebanyakan hidup di daerah tropis. Kepiting dapat ditemukan
dalam berbagai ukuran, mulai dari kepiting kacang (pea crab) yang memiliki
ukuran lebar hanya beberapa milimeter saja. Kepiting biasanya berjalan dengan
arah menyamping. Hal ini dikarenakan sendi-sendi kaki kepiting yang hanya
memungkinkan cara berjalan kepiting yang lebih efisien ke arah samping.
3. Ophiotrix fragilis
Klasifikasi :

Universitas Sriwijaya

Kingdom : Animalia
Filum

: Echinodermata

Kelas

: Ophiuroidea

Ordo

: Ophiurae

Famili

: Ophiothridae

Genus

: Ophiotrix

Spesies

: Ophiotrix fragilis

Nama lokal : Bintang ular
Deskripsi
Ophiuroidea (Yunani, ophio = ular) adalah Echinodermata yang berbentuk
bintang dengan pisin pusat kecil (1-3 cm) dan memiliki lima lengan yang panjang
dan

langsing,

yang

terkadang

bercabang-cabang.

Ophiuroidea

disebut

sebagai bintang mengular. Kaki tabung pada Ophiuroidea tidak memiliki ampula
dan alat pengisap. Madreporit terletak di bagian oral. Ophiuroidea memiliki mulut
di bagian oral tetapi tidak memiliki anus. Sisa pencernaan makanan dimuntahkan
(dikeluarkan) melalui mulut.
Ophiuroidea mencari makanan pada malam hari, berupa hewan kecil yang
hidup maupun yang mati. Lengan Ophiuroidea rapuh dan mudah putus, namun
akan segera ditumbuhi lengan baru. Alat reproduksi bersifat gonokoris dan
pembuahan terjadi secara eksternal menghasilkan larva berbentuk simetri bilateral
yang berenang bebas. Ophiuroidea adalah hewan avertebrata yang sering disebut
juga bintang ular. Ophiuroidea berasal dari kata Yunani yaitu (ular), oura (ekor)
dan eidos (bentuk).
Ciri-ciri Kelas Ophiuroidea antara lain bentuk tubuhnya memipih, seperti
bintang atau pentamerous dengan lengan yang ramping dan fleskibel (elastis).
Tidak mempunyai kaki amburakral dan anus sehingga sisa makanan dikeluarkan
melalui mulut. Lekukan ambulakralnya tertutup dan kaki tabung tidak memiliki
sucker. Madreporit terdapat pada permukaan oral. Tidak mempunyai pediselaria.
Contoh

hewan

dari

kelas

Ophiuroidea

adalah

Gorgonocephalus

sp.,

Ophiopholis sp., dan Opiotrix fragilis.
4. Diadema setosum
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia

Universitas Sriwijaya

Filum

: Echinodermata

Kelas

: Echinoidea

Ordo

: Cidaroidea

Famili

: Diadematidea

Genus

: Diadema

Spesies

: Diadema setosum

Nama lokal : Bulu babi
Deskripsi
Echinoidea adalah hewan avertebrata yang sering disebut juga landak laut.
Echinoidea berasal dari kata Yunani yaitu echinos (landak) dan eiodes (bentuk).
Ciri-ciri Kelas Echinoidea antara lain ciri utama Echinoidea adalah memiliki
banyak pediselaria di seluruh permukaan tubuh, berupa duri-duri seperti batang
yang panjang. Kerangka tersusun atas lempengan-lempengan zat kapur dan
membentuk cangkang yang kaku dengan bentuk seperti kotak.
Bulu babi merupakan hewan laut yang memiliki duri tajam yang bisa untuk
melindungi diri dari musuh. Duri tersebut mudah patah. Rangka dari bulu babi
cukup keras sehingga dapat digunakan untuk mempertahan kan diri juga. Bulu
babi umumnya berwarna gelap. Bulu babi tidak mempunyai lengan, tetapi
mempunyai lima baris kaki tabung yang berguna untuk pergerakan lambat. Bulu
babi kuga mempunyai otot untuk memutar durinya yang panjang yang membantu
dalam pergerakan
Tubuhnya berbentuk globuler dan bulat (oval). Tidak memiliki lengan.
Memiliki duri-duri tubuh yang panjang. Duri ini digerakkan oleh otot dan
berfungsi untuk berjalan. Lekukan ambulakral tertutup dan kaki tabung dilengkapi
dengan sukers. Memiliki tiga pediselaria yang bentuknya seperti rahang.
Mulutnya terletak di tengah dan dikelilingi oleh selaput peristoma. Contoh hewan
dari kelas Echinoidea adalah landak laut (Echinus sp.), bulu babi (Diadema sp.),
dan dolar pasir (Echinarachinus sp.).
5. Hippocampus cuvier
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum

: Chordata

Universitas Sriwijaya

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Syngnathiformes

Famili

: Syngnathidae

Genus

: Hippocampus

Spesies

: Hippocampus cuvier

Nama lokal : Kuda Laut
Deskripsi
Ciri umum ikan kuda laut adalah bentuk tubuhnya yang menyimpang dari
ikan pada umumnya, bentuk kepala yang menyerupai kepala kuda dengan
moncong yang panjang menyerupai paruh seekor burung penghisap madu, terdiri
dari rahang atas dan rahang bawah serta tidak mempunyai gigi seperti kebanyakan
ikan pada umumnya sepanjang permukaan tubuh ikan kuda laut seakan-akan
dilapisi oleh tulang pipih menonjol yang menyerupai perisai dan berbentuk seperti
cincin yang berfungsi sebagai kerangka luar (eksoskeleton).
Ikan kuda laut tidak memiliki tulang iga dan walaupun bentuk tubuhnya tidak
seperti ikan pada umumnya, tetapi ikan kuda laut memiliki sirip punggung yang
berfungsi untuk bergerak, insang digunakan untuk menyerap zat asam dari
sekeliling tubuhnya dan memiliki tulang punggung untuk menunjang kerangka
tubuhnya. Secara morfologi tubuh ikan kuda laut tergolong unik dan berbeda dari
jenis ikan pada umumnya. Kepala ikan kuda laut berbentuk segitiga dan
menyerupai kepala kuda, moncongnya panjang dan membentuk sudut 90 derajat
dari badannya.
Bagian tubuh ikan kuda laut tidak ditutupi oleh sisik tetapi oleh segmen
tulang yang menyerupai perisai. Memiliki sirip antara lain satu sirip punggung
(dorsal fin), sepasang sirip dada (pectoral fin) dan satu sirip anus (anal fin). Ikan
kuda laut sangat lambat dalam hal berenang, karena ia berenang dengan posisi
vertikal sehingga tekanan air terhadap permukaan tubuhnya akan besar dan dapat
menghambat serta memperlambat gerakan ikan kuda laut dalam air.
6. Turbo sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Universitas Sriwijaya

Ordo

: Arceogastropoda

Famili

: Turbinidae

Genus

: Turbo

Spesies

: Turbo sp

Nama lokal : Mata lembu/ Kentong
Deskripsi
Spesies dalam genus ini memiliki aperture bulat dan padat, berbentuk
kubah berkapur operkulum. Operkulum melingkar ini dimulai sebagai disc
multispiral, seperti itu dari Trochus, pada sisi luar yang diendapkan lapisan
kapur tipis oleh lobus dari kaki yang memproyeksikan sebagian atasnya.
Susunan ini menghasilkan operkulum yang menunjukkan semua uliran bawah,
tapi yang hanya lemah, atau tidak jelas spiral di atas, dari kurang lebih umum
distribusi materi berkapur. Biota ini biota lebih banyak keluar di sore hingga
malam hari atau saat matahari mulai turun, seperti cypraea dan turbo yang lebih
banyak keluar pada saat matahari mulai tenggelam.
Radula yang luas dan umumnya agak pendek. Median, gigi lateral dan
marginal selalu hadir, dan formula adalah selalu ∞.5.1.5.∞. Gigi pusat tidak
mengandung katup. Median gigi terdiri dari kuadrat lonjong piring basal yang
sempit, sering dengan piring aksesori dari berbagai bentuk, dengan ujung
bawah yang melekat tubuh oval gigi, -a piring sederhana tanpa titik puncak,
bantalan sayap mendukung di sisi. Sering gigi sentral asimetris dalam
kelompok ini. Laterals menanggung sayap mendukung di sudut luar mereka,
dan berbagai formulir, dengan atau tanpa katup. The marginal dalam sangat
besar, dengan katup yang besar. Spesies Turbo pertama ditemukan di Upper
Cretaceous, sekitar 100 juta tahun yang lalu.

7.

Fungia sp.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum

: Cnidaria

Kelas

: Anthozoa

Universitas Sriwijaya

Ordo

: Scleractinia

Famili

: Fungiidae

Genus

: Fungia

Spesies

: Fungia sp

Nama lokal :
Deskripsi:
Merupakan karang yang berbentuk seperti jamur, bisanya berkoloni dan
berkembang ke samping. Terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis. Tubuh
radial simetris dengan warna putih keruh. Dingding rongga anteron
memgadakan pelipatan secara konsentris yang biasa disebut septe. Lapisan
mesoglea

bersifat

seluler,

letek

mulut

tidak

langsung

berhubungan

kerongkongan sebelah dalam. Gonad berasal dari lapisan gastroderma.
Spermatozoa pada jantang dipancarkan masuk kedalam air lalu berenang –
renang mencari tubuh betina. Secara aseksual dilakukan dengan cara bertunas.
Dalam hal pernapasan baik pemasuka O2 maupun keluar Co2 berlangsumg,
secara difusi osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubunya
(Jasin, 1992).
Tubuhnya terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis (ektoderm) dari
CaCO3dan bentuknya seperti mangkuk. Bagian oral agak melebar seperti
corong yang dihiasi denganrangkaian tentakel-tentakel yang membentuk seperti
daun bunga, panjang tubuh sekitar 7 –10 cm, tetapi ada juga yang berukuran
raksasa hingga 1 meter. Tubuh radial simetrisdengan warna tubuh putih
kekuningan. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagiancakram pedal
atau bagian kaki, bagian kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh
danbagian cakram oral atau kapikulum. Antara bagian cakram pedal dengan
bagian skapus dihubungkan oleh bagian yang disebut limbus.
8. Crassostrea gigas
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum

: Mollusca

Kelas

: Bivalvia

Ordo

: Ostreoida

Universitas Sriwijaya

Famili

: Ostreidae

Genus

: Crassostrea

Spesies

: Crassostrea gigas

Nama lokal : Kerang Tiram
Deskripsi
Pasifik tiram adalah memakan filter- pengumpan fitoplankton dan
detritus di payau pesisir dan perairan laut. Kedua katup memanjang adalah
variabel dibentuk dan ukuran dengan menetap individu liar disemen oleh salah
satu katup pada substrat perusahaan. Katup kiri cenderung sedikit cembung dan
katup kanan berbentuk cangkir. itu kerang menunjukkan lipatan radial yang
tidak teratur. Kerang biasanya 80- 200 mm. Terbesar individu yang ditemukan
di Laut Wadden adalah 310 mm, meskipun spesimen yang lebih besar telah
dilaporkan di tempat lain.
Lebih suka air dangkal. Pada berlumpur serta di dasar berbatu di daerah
terlindung , jarang di pantai terbuka. Sangat kerang besar biasanya dikeruk pada
kedalaman antara 20 dan 40 m. Prodissoconch dibedakan dan kerang dewasa,
ditambah kemudahan hibridisasi, mendukung anggapan bahwa Portugis tiram
C. angulata dan Jepang C. gigas adalah spesies yang sama. Berbeda dari
O. edulis Linnaeus, 1758 di bekas luka otot adduktor berat berwarna, di jauh
lebih muda atau pola warna ungu.
Tiram memiliki jenis kelamin yang terpisah dengan fertilisasi eksternal .
Pemijahan biasanya berlangsung pada suhu 18-26°C dalam kisaran salinitas 2035 psu. Setiap individu dapat melepaskan sebanyak 100 juta telur. Larva
menetap setelah 11 sampai 30 hari, pada panjang cangkang ~ 290 m, di
permukaan keras yang mereka menjadi disemen. Mereka jatuh tempo setelah 1
tahun dan dapat hidup sampai 10 tahun.
9. H. edulis
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum

: Echinodermata

Kelas

: Holothuroidea

Ordo

: Aspidochirotida

Famili

: Holothuriidae

Universitas Sriwijaya

Genus

: Holothuria

Spesies

: H. edulis

Nama lokal : Timun laut atau Teripang
Deskripsi
Cukup tinggi dan sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan
dengan kandungan gizi yang cukup tinggi (Hartati et al., 2009b). Teripang juga
sangat bermanfaat sebagai komponen utama ekosistem laut. Menurut Massin
(1982) dan Birkeland (1998) fungsi utama teripang yang berasosiasi dengan
karang adalah sebagai pengaduk partikel sedimen (bioturbasi) berguna untuk
meningkatkan kandungan oksigen pada lapisan substrat tempat hidupnya.
Pada umum, teripang lembut, makhluk sederhana yang sebagian besar
terlihat seperti mentimun lama layu-up, maka nama. Di alam liar banyak
spesies mentimun-laut dalam tinggal, tetapi mereka dalam perdagangan
akuarium, termasuk Holothuria edulis, berasal dari karang dangkal dan daerah
pesisir. Karena hampir tidak pernah terdengar untuk akuarium memiliki cukup
detritus untuk mempertahankan teripang untuk waktu yang lama.
Jenis teripang yang terdapat di perairan Karimunjawa, antara lain
Holothuria edulis dan H. leucospilota. Menurut Uthicke (1997) dan Conand et
al., 1997) teripang H. edulis dan H. leucospilota merupakan jenis teripang
fissiparous yang mampu melakukan reproduksi aseksual secara alami dengan
fission. Fission, sebagai cara reproduksi aseksual, adalah kemampuan alami
teripang untuk membelah tubuhnya menjadi dua bagian (anterior dan posterior)
dan tiap bagian tersebut akan beregenerasi menjadi individu yang baru.

10. Acanthaster planci
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum

: Echinodermata

Kelas

: Asteroidea

Ordo

: Spinolisida

Famili

: Acanthasteridae

Universitas Sriwijaya

Genus

: Acanthaster

Spesies

: Acanthaster planci

Nama lokal : Bintang Laut
Deskripsi
Acanthaster planci muda yang baru terbentuk pada awalnya hanya
memilki 5 lengan dan dua pasang kaki tabung pada tiap-tiap lengan serta tidak
memliki mulut (Birkeland dan Lucas, 1990). Setelah 7 bulan A. planci mulai
mengalami pertambahan lengan sampai organisme ini mencapai ukuran
dewasa. Acanthaster planci akan menjadi individu dewasa setelah mencapai
diameter tubuh sekitar 200 mm dengan jumlah lengan sekitar 17 buah.
Acanthaster planci dapat melepaskan berjuta-juta telur dalam waktu
seminggu pada musim panas di Great Barrier Reef Australia dan telur yang
dilepaskan berbentuk larva planktonik. Setelah 21 minggu A. planci mulai
memakan hewan-hewan planktonik, coralline algae, dan epifit. Dalam waktu 4
sampai 5 bulan, A. planci akan mengalami pertumbuhan dengan pertambahan
jumlah lengan dan mulai memangsa polip karang.
Acanthaster planci cenderung untuk hidup pada habitat yang cukup
terlindung yaitu daerah dimana A. planci tidak dapat dengan mudah
dihempaskan oleh ombak yang kuat atau terlempar keluar dari karang akibat
arus yang kuat. Alasan inilah yang menyebabkan A. planci cenderung untuk
menghindari daerah perairan terbuka atau perairan yang dangkal, sehingga
terumbu karang pada daerah tersebut seringkali luput dari pemangsaannya.

11. Periopthalmus barbarus
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Famili

: Gobiidae

Genus

: Periopthalmus

Universitas Sriwijaya

Spesies

: Periopthalmus barbarus

Nama lokal : Ikan Glodok
Deskripsi
Alam bhs Inggris ikan ini di kenal dengan nama Mudskipper, lantaran
kebiasaannya melompat-lompat di lumpur. Sedang nama lain dari ikan ini
cukup banyak salah satunya ; Gelodok, Belodok, Belodog atau Blodog.
Menurut klasifikasi ilmiah, ikan ini terhitung ke dalam anak suku
Oxudercinae. Wujud ikan ini benar-benar khas. Ke-2 matanya menonjol diatas
kepala seperti mata kodok, muka yang dempak, serta sirip-sirip punggung yang
terkembang menawan. Tubuhnya bulat panjang seperti torpedo, sesaat sirip
ekornya membulat. Panjang badan beragam dimulai dari sebagian sentimeter
sampai mendekati 30 cm.
Mata yang menonjol dan berdekatan dengan kali lipat kelopak mata
bawah moncong yang mendalam mulut horisontal. Dua sirip punggung yang
terpisah, yang pertama tinggi, dengan 11 duri fleksibel, kedua yang lebih
rendah , basisnya lebih panjang dari jarak dari ujung ke ekor dengan asal sirip
sirip dada dengan lobus otot panjang, sirip perut menyatu di dasar, sirip ekor
dengan sinar yang lebih rendah pendek, dan gemuk . Warna kecoklatan dengan
bar gelap miring, perut lebih ringan, punggung sirip dengan distal memanjang
pita gelap luas dan tepi pucat ada frenum menyatukan sirip perut ukuran dewasa
besar, mendekati 150 mm SL hitungan skala memanjang 86-107. Kepala lebar
15,4-21,8 % SL.

12. Gardineroseris planulata

Universitas Sriwijaya

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum

: Cnidaria

Kelas

: Anthozoa

Ordo

: Scleractinia

Famili

: Agariciidae

Genus

: Gardineroseris

Species

:Gardineroseris planulata

Deskripsi
Terumbu karang merupakan kumpulan organisme karang yang hidup di
dasar perairan laut dangkal terutama di daerah tropis. Terumbu karang tersusun
oleh hewan-hewan karang klas Anthozoa dari ordo Scleractinia, yang mampu
membuat kerangka karang dari kalsium karbonat. Menurut Veron (1986), Karang
adalah hewan sessile renik yang termasuk ke dalam phylum Cnidaria
(Coelenterata) bersama hewan laut lain seperti soft coral, hydra, dan anemone
laut, umumnya disebut dalam terumbu karang.
Komponen biota terpenting di suatu terumbu karang adalah karang batu
(stony coral), hewan yang tergolong dalam ordo Scleretinia yang kerangkanya
terbuat dari rangka kapur. Karang dapat hidup berkoloni atau sendiri, tetapi
hampir semua karang penghasil terumbu (hermatipik) membentuk koloni dengan
berbagai individu hewan karang atau polip.

13. Culcita novaeguineae

Universitas Sriwijaya

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Echinodermata

Kelas

: Asteroidea

Ordo

: Valvatida

Famili

: Oreasteridae

Genus

: Culcita

Species

: Culcita novaeguineae

Deskripsi
Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum
Echinodermata, dan kelas Asteroidea. Echinodermata adalah kelompok hewan
triopoblastik

selomata

yang memilki

ciri

khas

adanya

rangka dalam

(endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Walaupun dalam bahasa Inggris ia
dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan.
Sesuai dengan namanya itu, menurut Syamsul (2013), jenis hewan ini berbentuk
bintang dengan 5 lengan. Bintang laut termasuk

hewan simetri radial dan

umumnya memiliki lima atau lebih lengan. Mereka bergerak dengan
menggunakan sistem vaskular air. Bintang laut sebenarnya adalah makhluk hidup
yang bebas, namun dikarenakan ketiadaannya organ gerak yang memadai, bintang
laut hanya bergerak mengikuti arus air laut.
Bintang laut berbentuk seperti bantal, meninggi, tebal dan berat, warna
sangat beragam. Menurut Susylowati (2011), Apabila bintang laut ini terjebak air
surut maka kandungan air yang terkumpul di dalam tubuhnya akan dikeluarkan
sehingga tubuhnya menjadi pipih dengan tujuan agar tubuhnya dapat terendam
dalam air.Tubuh yang berat menyebabkan Culcita novaeguineae sangat lamban
menghindari jebakan air surut pada siang hari.

14. Species Unindentified

Universitas Sriwijaya

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Pelecypoda (Bivalvia)
Ordo : Filibrachia
Famili : Pernaidae
Genus : Perna

Deskripsi
Kehidupan bivalvia sering ada di perairan yang dipermukaannya terdapat
substrat pasir atau lumpur. Menurut Odum (1994), Bivalvia biasanya hidup
dengan membenamkan dirinya di pasir,lumpur atau permukaaan subtrat. Tetapi
ada juga yang hidup dengan menempel di permukaan benda yang keras. Binatang
infauna seringkali memberikan reaksi yangmencolok terhadap ukuran butir atau
tekstur dasar laut, sehingga habitat bivalvia dari berbagai lereng pasir lumpur akan
berbeda.

BAB 5

Universitas Sriwijaya

KESIMPULAN
Berdasarkan kuliah lapangan yang telah dilakukan dan pengambilan
spesies diberbagai tempat perairan, maka didapatkan beberapa kesimpulan :
1. Epifauna adalah semua hewan yang hidup di atas substrat dasar lautan atau
perairan, misalnya kepiting, siput laut, bintang laut, timun laut dan lain-lain.
2. Infauna adalah semua hewan yang hidupnya di bawah substrat yaitu dengan
cara menggali lubang atau membenamkan diri pada substrat dasar lautan
(perairan), misalnya cacing, tiram, remis, bivalva dan lain-lain.
3. Coelentrata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang
sebenarnya (coelom).
4. Tingginya keanekaragaman jenis biota laut hanya dapat ditandingi oleh
keanekaragaman jenis biota di hutan hujan tropik di darat.
5. Wilayah pantai juga berfungsi sebagai zone penyanggga (buffer zone) bagi
banyak binatang yang bermigrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sriwijaya

Anonim. 2015. Kajian Pustaka. http://media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/
230110090050_2_6026.pdf. Diakses pada tanggal 19 April 2015. Pukul
16.34.
Anonim. 2015. Peta Lokasi Pulau Tidung. http://www.tidungbaba.com/pulautidung/. Diakses pada tanggal 27 April 2015. Pukul 22.03.
Cooke, R.U. and J.C. Doornkamp. 1990. Geomorphology in Environmental
Management. 2nd ed. New York, USA : Oxford Univ. Press, inc.
Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya
wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT. Pradnya
Paramita.
Feliatra et al. 2003. Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pekanbaru :
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya : Sinar
Jaya.
Kamal, Mustafa. 2015. Penuntun Praktikum Taksonomi Hewan. Inderalaya :
Universitas Sriwijaya.
Nizkon. 2010. Zoologi Invertebrata. Palembang : Tunas Gemilang Press.
Nyibakken, W James. 1988. Biologi Laut Sebagai Suatu Pendekatan Ekologis.
Jakarta : Gramedia.
Romimohtarto, K., dan Sri Juwana, 2005. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan
Tentang Biota Laut. Jakarta : Djambatan.

Universitas Sriwijaya