fuatu transformasi pada bidang V merupakan fungsibijektif dari V ke V.
Naufal Ishartono, M.Pd.
ni160@ums.ac.id
Pengertian Transformasi
Definisi:
Suatu transformasi pada bidang V merupakan fungsi
bijektif dari V ke V.
Dengan kata lain T: V → V merupakan suatu
transformasi jika T merupakan fungsi bijektif, dengan
V = {(x,y) | x,y ϵ R}.
Fungsi bijektif adalah fungsi yang injektif dan fungsi
surjektif.
Fungsi
Fungsi Injektif
Fungsi Surjektif
Suatu fungsi f dari
himpunan A kedalam
(into) himpunan B, adalah
suatu pengawanan yang
memasangkan setiap
anggota A dengan tepat
satu anggota B. Dengan
notasi matematika dapat
dituliskan f : A ⟶ B
merupakan fungsi jika a,
b di A, a = b maka f(a) =
f(b).
Fungsi f : A ⟶ B disebut
fungsi injektif (satu-satu),
jika untuk sebarang a, b di
A dengan f(a) = f(b) maka
a = b.
Fungsi f: A ⟶ B disebut
fungsi surjektif
(pada/onto), jika untuk
setiap b di B terdapat a di
A sedemikian sehingga
f(a) = b.
Fungsi Bijektif
Fungsi f: A ⟶ B disebut fungsi bijektif jika
f merupakan fungsi injektif dan surjektif.
Seringkali f: A ⟶ B fungsi bijektif maka
dikatakan terdapat korespondensi satu-satu
antara A dengan B.
Ilustrasi Fungsi
Surjektif, Injektif, Bijektif
CONTOH
1. I: V ⟶ V yang didefinisikan sebagai I(x,y) = (x,y) untuk setiap (x,y) di V
merupakan transformasi, karena I merupakan fungsi bijektif. Selanjutnya I
disebut transformasi identitas.
2. Bijektif apabila dia harus surjektif dan injektif.
𝑥+2
𝑥′
=
→ 𝑥 ′ , 𝑦 ′ = (𝑥 + 2, 2𝑦)
Misalkan 𝑓 𝑥, 𝑦 = (𝑥 + 2, 2𝑦) atau
2𝑦
𝑦′
sehingga diperoleh 𝑥 ′ = 𝑥 + 2 dan 𝑦 ′ = 2𝑦. Misalkan pada titik 𝐴(2,3) →
𝐴′(4,6).
CONTOH
Perkawanan T: V → V dengan 𝑇 𝑥, 𝑦 = (2𝑥, 𝑥 + 𝑦) untuk setiap (x,y) di V
merupakan transformasi, karena:
Perkawanan tersebut merupakan fungsi T: V → V.
Merupakan fungsi Bijektif (Injektif dan Surjektif).
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa T merupakan fungsi dari V ke V.
Jawab:
∃𝐴, 𝐵 ∈ 𝑉 ∋ 𝐴 = 𝐵, akan dibuktikan T(A) = T(B).
Misal 𝐴 = {𝑥, 𝑦} dan 𝐵 = {𝑢, 𝑣} dengan 𝑥, 𝑦, 𝑢, 𝑣 ∈ 𝑉.
Karena 𝐴 = 𝐵 maka x = u dan y = v s.d.h. 2𝑥 = 2𝑢 dan 𝑥 + 𝑦 = 𝑢 + 𝑣.
Berakibat 𝑇 𝐴 = 2𝑥, 𝑥 + 𝑦 = 2𝑢, 𝑢 + 𝑣 = 𝑇(𝐵).
Maka tebukti bahwa T(A) = T(B).
CONTOH
Akan dibuktikan bahwa T fungsi satu-satu (Fs. Injektif).
Bukti:
∃𝐴, 𝐵 ∈ 𝑉 dengan T(A) = T(B), akan dibuktikan bahwa A = B.
Misal A = {x,y} dan B = {u,v}.
Maka 𝑇 𝐴 = 2𝑥, 𝑥 + 𝑦 = 2𝑢, 𝑢 + 𝑣 = 𝑇(𝐵).
Sehingga 2x = 2u dan x + y = u + v.
Akibatnya x = u dan y = v.
Jadi A = B.
Akan dibuktikan bahwa T fungsi pada (Fs. Surjektif).
Bukti:
∃𝐵 ∈ 𝑉, akan dibuktikan bahwa ∃𝐴 ∈ 𝑉 ∋ T(A) = B.
𝑥
𝑥
Misal B = {x, y}, dan pilih 𝐴 = , 𝑦 − .
Sehingga diperoleh 𝑇 𝐴 = 𝑇 2
Jadi terdapat 𝐴 =
𝑥
,𝑦
2
−
𝑥
2
2
𝑥
2
2
, 𝑦
𝑥
−
2
𝑥
+
2
= (𝑥, 𝑦) = 𝐵.
sedemikian hingga T(A) = B.
LATIHAN
Diketahui 𝑓 𝑥, 𝑦 = 𝑥 + 2,2𝑦 . Tentukanlah:
a. Apakah f merupakan transformasi?
b. Gunakan rumus f (x,y) pada titik P (-3,2).
c. Gunakan rumus f (x,y) pada garis 2x – y – 2 = 0.
d. Gambarkan ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐴′ 𝐵′ 𝐶′ jika A (3,1), B (0,-2), C (-2,1) dan 𝑇∆𝐴𝐵𝐶 = ∆𝐴′ 𝐵′ 𝐶′.
ISTILAH DALAM TRANSFORMASI
1.
2.
3.
4.
5.
Unsur Tetap
Kolineasi
Identitas
Isometri
Involusi
1. UNSUR TETAP
Definisi:
Suatu titik A di V disebut titik tetap dari
transformasi T jika T(A)=A. Kemudian suatu garis
g disebut garis tetap dari transformasi T jika T(g) =
g.
Contoh:
Apakah T(x,y) = (x + 4, y – 3) memiliki titik tetap?
Jawab:
Misalkan P (x,y) adalah titik tetap.
Maka T(P) = (x + 4, y – 3) = P = (x,y)
x+4=x→4=0
y – 3 = y → -3 = 0
Jadi T tidak punya titik tetap.
Soal Latihan:
Apakah T(x,y) = (2x + y, x – y)
memiliki titik tetap?
2. Kolineasi
Suatu transformasi T disebut punya sifat kolineasi jika t memetakan garis menjadi garis
lagi.
Oleh karena suatu refleksi adalah suatu kolineasi maka setengah putaran juga suatu
kolineasi. Ini tidak mengherankan sebab setiap isometri adalah suatu kolineasi.
Suatu transformasi disebut kolineasi jika hasil transformasi sebuah garis (lurus) akan
berupa garis lagi.
Jadi, jika g adalah garis maka T adalah kolineasi jika T(g) berupa garis, yaitu himpunan
titik P’ = T(P) dengan P terletak pada g.
2. Kolineasi (cont’d)
T : (x,0) →(x,x + 1)
𝑥
𝑥′
. Apakah 𝑓 𝑥, 𝑦 = (𝑥, 𝑥 + 2𝑦)
Rumus transformasinya adalah
=
𝑥
+
1
𝑦′
merupakan kolineasi?
3. Identitas
Definisi:
Suatu transformasi T disebut transformasi identitas jika
T(A)=A untuk setiap A di V. Selanjutnya transformasi
identitas dinotasikan sebagai I.
4. Isometri
Definisi:
Transformasi T disebut Isometri, jika untuk setiap A,B di V berlaku |AB|=|T(A)T(B)| (jika
T(A)=A’ dan T(B)=B’). Dalam istilah lain, seringkali suatu transformasi disebut isometri
jika mempertahankan jarak.
Def: T Isometri jika |AB|=|T(A)T(B)| = |A’B’|
Contoh:
Diketahui T(x,y) = (y,4x). Apakah T Isometri?
Bukti:
Bukan Isometri, karena missal ambil sebarang A(𝑥1 , 𝑦1 ) dan B(𝑥2 , 𝑦2 ) maka terdapat A’
dan B’ dimana 𝐴′ = 𝑇(𝐴) dan 𝐵′ = 𝑇(𝐵).
𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) 𝑇 𝑥,𝑦 =(𝑦,4𝑥) 𝐴′(𝑦1, 4𝑥1 )
Maka
, sehingga didapatkan:
𝐵(𝑥2 , 𝑦2 )
𝐵′(𝑦2 , 4𝑥2 )
𝐴𝐵 = 𝐴′ 𝐵′
(𝑥2 − 𝑥1 )2 +(𝑦2 − 𝑦1 )2 = (𝑦1 − 𝑦2 )2 +16(𝑥2 − 𝑥1 )2
𝐴𝐵 ≠ 𝐴′ 𝐵′
Jadi T bukanlah isometri.
4. Isometri (cont’d)
Soal:
1. Diketahui T(x,y) = (2x,2y). Apakah T sebuah isometri?
2. Diketahui F(x,y) = (3y, x). Apaah F merupakah isometri?
5. Involusi
Definisi:
Suatu transformasi V merupakan involusi, jika V tidak sama dengan I dan berlaku V2=I. Ini
berarti V=V-1.
Suatu transformasi yang inversnya adalah transformasi itu sendiri dinamakan involusi.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa refleksi garis adalah suatu involusi.
Contoh:
Diketahui T(x,y) = (-x, kx+y). Tunjukkan T involusi?
Bukti:
Dengan cara komposisi
T(x,y) = (-x, kx+y)
Maka T(T(x,y)) = (-(-x), k(-x)+kx+y) = (x,y)
Jadi T Involusi
Teorema 1:
Misal T suatu transformasi. Jika T isometri maka T kolineasi.
Bukti:
∃𝑔 ∈ 𝑉, ambil dua titik A dan B di 𝑔 dimana 𝐴, 𝐵 ∈ 𝑉.
Misal 𝐴′ = 𝑇 𝐴 dan 𝐵′ = 𝑇 𝐵 . Lalu l merupakan garis yang melalui A’ dan B’. Selanjutnya akan dibuktikan
bahwa T(g) = l atau g = l (pembuktian dilakukan dengan cara menunjukkan bahwa T(g) ⊆ l dan l ⊆ T(g) ).
1. Akan dibuktikan bahwa l ⊆ T(g).
Bukti:
∃ 𝐷 pada 𝑔 ∋ 𝐴 − 𝐷 − 𝐵, dan misalkan 𝐷 ′ = 𝑇 𝐷 .
Andaikan D’ diluar l, maka A’B’D’ akan membentuk segitiga, atau ∆𝐴′ 𝐵′ 𝐷′.
Maka dipenuhi A’D’ + D’B’ > A’B’.
Tetapi karena T isometri, pastilah A’D’ + D’B’ = AD + DB.
Timbul kontradiksi, maka pengandaian bahwa D’ diluar salah. Berarti D’ pada l dan A’ – D’ – B’. Terbukti
T(g) ⊆ l.
2. Akan dibuktikan bahwa T(g) ⊆ l.
Bukti:
Misal ∃ 𝑄′ pada l.
Karena T bijektif maka terdapat Q dengan T(Q) = Q’.
Misalkan Q diluar g, dengan ketidaksamaan segitiga dibuktikan bahwa Q harus pada g, sehingga Q’ = T(Q)
harus pada l = T(g).
Sehingga T(g) ⊆ l. Maka terbukti bahwa Isometri adalah Kolineasi.
Teorema 2:
Isometri mempertahankan besar sudut.
Bukti:
Ambil sebarang sudut < ABC di V dengan m(
ni160@ums.ac.id
Pengertian Transformasi
Definisi:
Suatu transformasi pada bidang V merupakan fungsi
bijektif dari V ke V.
Dengan kata lain T: V → V merupakan suatu
transformasi jika T merupakan fungsi bijektif, dengan
V = {(x,y) | x,y ϵ R}.
Fungsi bijektif adalah fungsi yang injektif dan fungsi
surjektif.
Fungsi
Fungsi Injektif
Fungsi Surjektif
Suatu fungsi f dari
himpunan A kedalam
(into) himpunan B, adalah
suatu pengawanan yang
memasangkan setiap
anggota A dengan tepat
satu anggota B. Dengan
notasi matematika dapat
dituliskan f : A ⟶ B
merupakan fungsi jika a,
b di A, a = b maka f(a) =
f(b).
Fungsi f : A ⟶ B disebut
fungsi injektif (satu-satu),
jika untuk sebarang a, b di
A dengan f(a) = f(b) maka
a = b.
Fungsi f: A ⟶ B disebut
fungsi surjektif
(pada/onto), jika untuk
setiap b di B terdapat a di
A sedemikian sehingga
f(a) = b.
Fungsi Bijektif
Fungsi f: A ⟶ B disebut fungsi bijektif jika
f merupakan fungsi injektif dan surjektif.
Seringkali f: A ⟶ B fungsi bijektif maka
dikatakan terdapat korespondensi satu-satu
antara A dengan B.
Ilustrasi Fungsi
Surjektif, Injektif, Bijektif
CONTOH
1. I: V ⟶ V yang didefinisikan sebagai I(x,y) = (x,y) untuk setiap (x,y) di V
merupakan transformasi, karena I merupakan fungsi bijektif. Selanjutnya I
disebut transformasi identitas.
2. Bijektif apabila dia harus surjektif dan injektif.
𝑥+2
𝑥′
=
→ 𝑥 ′ , 𝑦 ′ = (𝑥 + 2, 2𝑦)
Misalkan 𝑓 𝑥, 𝑦 = (𝑥 + 2, 2𝑦) atau
2𝑦
𝑦′
sehingga diperoleh 𝑥 ′ = 𝑥 + 2 dan 𝑦 ′ = 2𝑦. Misalkan pada titik 𝐴(2,3) →
𝐴′(4,6).
CONTOH
Perkawanan T: V → V dengan 𝑇 𝑥, 𝑦 = (2𝑥, 𝑥 + 𝑦) untuk setiap (x,y) di V
merupakan transformasi, karena:
Perkawanan tersebut merupakan fungsi T: V → V.
Merupakan fungsi Bijektif (Injektif dan Surjektif).
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa T merupakan fungsi dari V ke V.
Jawab:
∃𝐴, 𝐵 ∈ 𝑉 ∋ 𝐴 = 𝐵, akan dibuktikan T(A) = T(B).
Misal 𝐴 = {𝑥, 𝑦} dan 𝐵 = {𝑢, 𝑣} dengan 𝑥, 𝑦, 𝑢, 𝑣 ∈ 𝑉.
Karena 𝐴 = 𝐵 maka x = u dan y = v s.d.h. 2𝑥 = 2𝑢 dan 𝑥 + 𝑦 = 𝑢 + 𝑣.
Berakibat 𝑇 𝐴 = 2𝑥, 𝑥 + 𝑦 = 2𝑢, 𝑢 + 𝑣 = 𝑇(𝐵).
Maka tebukti bahwa T(A) = T(B).
CONTOH
Akan dibuktikan bahwa T fungsi satu-satu (Fs. Injektif).
Bukti:
∃𝐴, 𝐵 ∈ 𝑉 dengan T(A) = T(B), akan dibuktikan bahwa A = B.
Misal A = {x,y} dan B = {u,v}.
Maka 𝑇 𝐴 = 2𝑥, 𝑥 + 𝑦 = 2𝑢, 𝑢 + 𝑣 = 𝑇(𝐵).
Sehingga 2x = 2u dan x + y = u + v.
Akibatnya x = u dan y = v.
Jadi A = B.
Akan dibuktikan bahwa T fungsi pada (Fs. Surjektif).
Bukti:
∃𝐵 ∈ 𝑉, akan dibuktikan bahwa ∃𝐴 ∈ 𝑉 ∋ T(A) = B.
𝑥
𝑥
Misal B = {x, y}, dan pilih 𝐴 = , 𝑦 − .
Sehingga diperoleh 𝑇 𝐴 = 𝑇 2
Jadi terdapat 𝐴 =
𝑥
,𝑦
2
−
𝑥
2
2
𝑥
2
2
, 𝑦
𝑥
−
2
𝑥
+
2
= (𝑥, 𝑦) = 𝐵.
sedemikian hingga T(A) = B.
LATIHAN
Diketahui 𝑓 𝑥, 𝑦 = 𝑥 + 2,2𝑦 . Tentukanlah:
a. Apakah f merupakan transformasi?
b. Gunakan rumus f (x,y) pada titik P (-3,2).
c. Gunakan rumus f (x,y) pada garis 2x – y – 2 = 0.
d. Gambarkan ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐴′ 𝐵′ 𝐶′ jika A (3,1), B (0,-2), C (-2,1) dan 𝑇∆𝐴𝐵𝐶 = ∆𝐴′ 𝐵′ 𝐶′.
ISTILAH DALAM TRANSFORMASI
1.
2.
3.
4.
5.
Unsur Tetap
Kolineasi
Identitas
Isometri
Involusi
1. UNSUR TETAP
Definisi:
Suatu titik A di V disebut titik tetap dari
transformasi T jika T(A)=A. Kemudian suatu garis
g disebut garis tetap dari transformasi T jika T(g) =
g.
Contoh:
Apakah T(x,y) = (x + 4, y – 3) memiliki titik tetap?
Jawab:
Misalkan P (x,y) adalah titik tetap.
Maka T(P) = (x + 4, y – 3) = P = (x,y)
x+4=x→4=0
y – 3 = y → -3 = 0
Jadi T tidak punya titik tetap.
Soal Latihan:
Apakah T(x,y) = (2x + y, x – y)
memiliki titik tetap?
2. Kolineasi
Suatu transformasi T disebut punya sifat kolineasi jika t memetakan garis menjadi garis
lagi.
Oleh karena suatu refleksi adalah suatu kolineasi maka setengah putaran juga suatu
kolineasi. Ini tidak mengherankan sebab setiap isometri adalah suatu kolineasi.
Suatu transformasi disebut kolineasi jika hasil transformasi sebuah garis (lurus) akan
berupa garis lagi.
Jadi, jika g adalah garis maka T adalah kolineasi jika T(g) berupa garis, yaitu himpunan
titik P’ = T(P) dengan P terletak pada g.
2. Kolineasi (cont’d)
T : (x,0) →(x,x + 1)
𝑥
𝑥′
. Apakah 𝑓 𝑥, 𝑦 = (𝑥, 𝑥 + 2𝑦)
Rumus transformasinya adalah
=
𝑥
+
1
𝑦′
merupakan kolineasi?
3. Identitas
Definisi:
Suatu transformasi T disebut transformasi identitas jika
T(A)=A untuk setiap A di V. Selanjutnya transformasi
identitas dinotasikan sebagai I.
4. Isometri
Definisi:
Transformasi T disebut Isometri, jika untuk setiap A,B di V berlaku |AB|=|T(A)T(B)| (jika
T(A)=A’ dan T(B)=B’). Dalam istilah lain, seringkali suatu transformasi disebut isometri
jika mempertahankan jarak.
Def: T Isometri jika |AB|=|T(A)T(B)| = |A’B’|
Contoh:
Diketahui T(x,y) = (y,4x). Apakah T Isometri?
Bukti:
Bukan Isometri, karena missal ambil sebarang A(𝑥1 , 𝑦1 ) dan B(𝑥2 , 𝑦2 ) maka terdapat A’
dan B’ dimana 𝐴′ = 𝑇(𝐴) dan 𝐵′ = 𝑇(𝐵).
𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) 𝑇 𝑥,𝑦 =(𝑦,4𝑥) 𝐴′(𝑦1, 4𝑥1 )
Maka
, sehingga didapatkan:
𝐵(𝑥2 , 𝑦2 )
𝐵′(𝑦2 , 4𝑥2 )
𝐴𝐵 = 𝐴′ 𝐵′
(𝑥2 − 𝑥1 )2 +(𝑦2 − 𝑦1 )2 = (𝑦1 − 𝑦2 )2 +16(𝑥2 − 𝑥1 )2
𝐴𝐵 ≠ 𝐴′ 𝐵′
Jadi T bukanlah isometri.
4. Isometri (cont’d)
Soal:
1. Diketahui T(x,y) = (2x,2y). Apakah T sebuah isometri?
2. Diketahui F(x,y) = (3y, x). Apaah F merupakah isometri?
5. Involusi
Definisi:
Suatu transformasi V merupakan involusi, jika V tidak sama dengan I dan berlaku V2=I. Ini
berarti V=V-1.
Suatu transformasi yang inversnya adalah transformasi itu sendiri dinamakan involusi.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa refleksi garis adalah suatu involusi.
Contoh:
Diketahui T(x,y) = (-x, kx+y). Tunjukkan T involusi?
Bukti:
Dengan cara komposisi
T(x,y) = (-x, kx+y)
Maka T(T(x,y)) = (-(-x), k(-x)+kx+y) = (x,y)
Jadi T Involusi
Teorema 1:
Misal T suatu transformasi. Jika T isometri maka T kolineasi.
Bukti:
∃𝑔 ∈ 𝑉, ambil dua titik A dan B di 𝑔 dimana 𝐴, 𝐵 ∈ 𝑉.
Misal 𝐴′ = 𝑇 𝐴 dan 𝐵′ = 𝑇 𝐵 . Lalu l merupakan garis yang melalui A’ dan B’. Selanjutnya akan dibuktikan
bahwa T(g) = l atau g = l (pembuktian dilakukan dengan cara menunjukkan bahwa T(g) ⊆ l dan l ⊆ T(g) ).
1. Akan dibuktikan bahwa l ⊆ T(g).
Bukti:
∃ 𝐷 pada 𝑔 ∋ 𝐴 − 𝐷 − 𝐵, dan misalkan 𝐷 ′ = 𝑇 𝐷 .
Andaikan D’ diluar l, maka A’B’D’ akan membentuk segitiga, atau ∆𝐴′ 𝐵′ 𝐷′.
Maka dipenuhi A’D’ + D’B’ > A’B’.
Tetapi karena T isometri, pastilah A’D’ + D’B’ = AD + DB.
Timbul kontradiksi, maka pengandaian bahwa D’ diluar salah. Berarti D’ pada l dan A’ – D’ – B’. Terbukti
T(g) ⊆ l.
2. Akan dibuktikan bahwa T(g) ⊆ l.
Bukti:
Misal ∃ 𝑄′ pada l.
Karena T bijektif maka terdapat Q dengan T(Q) = Q’.
Misalkan Q diluar g, dengan ketidaksamaan segitiga dibuktikan bahwa Q harus pada g, sehingga Q’ = T(Q)
harus pada l = T(g).
Sehingga T(g) ⊆ l. Maka terbukti bahwa Isometri adalah Kolineasi.
Teorema 2:
Isometri mempertahankan besar sudut.
Bukti:
Ambil sebarang sudut < ABC di V dengan m(