Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Kondisi Awal (Pra Siklus)

Berdasarkan observasi tahap awal atau sebelum dilakukannya tindakan, hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang mengalami ketidaktuntasan. Siswa yang dengan nilai tuntas dan memenuhi KKM sebanyak

10 siswa dengan presentase 62,5%. Sedangkan siswa dengan nilai kurang dari KKM sebanyak 6 siswa dengan presentase 37,5%.

Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus

Kriteria

Presentase Angka

Frekuensi

Ketuntasan Belajar ≥ 70

Tuntas

Tidak Tuntas

Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang sebanyak 10 siswa dengan presentase 62,5%. Sedangkan siswa dengan nilai kurang dari KKM sebanyak 6 siswa dengan presentase 37,5%.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1

4.1.2.1 Rencana Tindakan

Perencanaan pada siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan, yakni pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun RPP yang selanjutnya akan diberikan kepada guru apabila RPP sudah jadi. Adapun persiapan yang dilakukan pada siklus 1 ini adalah sebagai berikut:

a. Merancang RPP, menyiapkan alat dan bahan dalam implementasi metode demonstrasi. Selanjutnya, menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

b. Berdiskusi dengan guru kelas mengenai perencanaan pembelajaran b. Berdiskusi dengan guru kelas mengenai perencanaan pembelajaran

d. Setelah RPP jadi, guru menerapkan RPP untuk siklus 1 yakni dengan menerapkan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan tahap perencanaan yang dilalui sebelumnya, maka tindakan pada siklus 1 adalah melaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi. Tindakan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yang berdurasi 35 menit pada setiap pertemuannya. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus 1 dilakukan hari Jum’at tanggal 24 Maret 2017 pada pukul 07.00 WIB s/d pukul 07.35 WIB yang dihadiri 1) peneliti, yakni orang yang melakukan penelitian di SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang. 2) kolaborator, yakni orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan metode demonstrasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai guru yang bertugas mengajar materi pelajaran IPA tentang energi dan penggunaannya melalui metode demonstrasi. Dalam pertemuan pertama pada siklus 1 ini, yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dengan RPP pada materi pelajaran energi dan penggunaannya. Selain itu, guru juga mendokumentasikan selama proses pembelajaran melalui metode demonstrasi berlangsung dan mengamati jalannya proses pembelajaran dengan lembar observasi yang sudah dibuat sebelumnya.

b. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilakukan pada hari yang sama, yakni hari Jum’at tanggal 24 Maret 2017 pada pukul 07.35 WIB s/d pukul 08.00 WIB yang dihadiri 1) peneliti, yakni orang yang melakukan penelitian di SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang. 2) kolaborator, yakni orang yang b. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilakukan pada hari yang sama, yakni hari Jum’at tanggal 24 Maret 2017 pada pukul 07.35 WIB s/d pukul 08.00 WIB yang dihadiri 1) peneliti, yakni orang yang melakukan penelitian di SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang. 2) kolaborator, yakni orang yang

c. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir yang dilakukan pada hari yang sama, yakni hari Jum’at tanggal 24 Maret 2017 pada pukul

07.35 WIB s/d pukul 08.00 WIB yang dihadiri 1) peneliti, yakni orang yang melakukan penelitian di IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang.

2) kolaborator, yakni orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan metode demonstrasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai guru yang bertugas mengajar materi pelajaran IPA tentang energi dan penggunaannya melalui metode demonstrasi. Dalam pertemuan ketiga pada siklus 1 ini, yang dilakukan adalah mengevaluasi. Selain itu, guru juga mendokumentasikan selama proses pembelajaran melalui metode demonstrasi berlangsung dan mengamati jalannya proses pembelajaran dengan lembar observasi yang sudah dibuat sebelumnya.

4.1.2.3 Data Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi

Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan observasi/pengamatan dilakukan oleh pengamat untuk mengamati proses pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang energi Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan observasi/pengamatan dilakukan oleh pengamat untuk mengamati proses pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang energi

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Guru Terhadap Pembelajaran Siklus 1

Skor Setiap No

Aspek Pengamatan

Pertemuan

1 Guru memeriksa kesiapan, alat dan media pembelajaran

2 Memeriksa kesiapan siswa

3 Melakukan kegiatan apersepsi

4 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai

5 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

7 Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari

9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang 3 4 3 akan dicapai

10 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode 3 3 3 demonstrasi

11 Melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai RPP

12 Menguasai kelas

13 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang 3 4 3 telah dialokasikan

15 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 4 3 3 peraga IPA

16 Menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar dengan 3 3 3 menggunakan media peraga IPA

17 Menggunakan alat peraga secara efektif dan efisien

18 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

19 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber 3 3 3 belajar

20 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

21 Menumbuhkan keaktifan, inisiatif, konsentrasi, dan 3 3 3 kerjasama siswa dalam kelompok belajar.

22 Memantau siswa dalam belajar kelompok

23 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

24 Memberikan poin kepada siswa secara individu

25 Memberikan reward kepada siswa/kelompok yang 3 3 4 memiliki skor tertinggi

26 Menggunakan bahasa lisan jelas dan lancar

27 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

28 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

29 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan 3 3 3 siswa

30 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

31 Memberikan kuis atau evaluasi dan penguatan kepada 3 3 4 siswa

Rata-Rata Skor

1. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang.

2. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup.

3. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik.

4. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik. Kriteria Penilaian: No

Kategori

Skor Nilai

1 Sangat Baik

4 Kurang Baik

Jumlah skor yang diperoleh guru pada pertemuan pertama adalah 95, kinerja guru masih belum maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari kesiapan guru dalam menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan suatu materi pelajaran karena pada dasarnya, metode demonstrasi memang memerlukan keterampilan guru secara khusus dalam pelaksanaannya.

Pada pertemuan kedua, skor yang didapat guru lebih meningkat yakni 95,00. Artinya, kinerja guru dalam proses belajar mengajar sudah menunjukkan peningkatan. Selanjutnya, pada pertemuan ketiga, skor yang didapat guru yaitu

96. Berdasarkan hasil analisis data lembar observasi terhadap pelaksanaan siklus 1 disimpulkan bahwa rata-rata skor yang didapat guru selama tiga pertemuan adalah

95 dengan kategori baik.

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus 1

Skor Setiap No

Aspek Pengamatan

Pertemuan

1 Siswa menempati tempat duduknya masing-masing

2 Kesiapan siswa menerima pelajaran

3 Siswa mampu menjawab apersepsi

4 Siswa memperhatikan dengan seksama ketika dijelaskan 3 4 4 tujuan pembelajaran yang akan dicapai

5 Memperhatikan dengan serius penjelasan guru tentang 3 4 4 kegiatan yang akan dilaksanakan

6 Memperhatikan dengan serius penjelasan guru tentang 4 4 4 materi pembelajaran

7 Dengan tertib siswa membentuk kelompok kerja

8 Siswa memperhatikan dengan seksama langkah-langkah 4 4 4 demonstrasi

9 Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi

10 Siswa memperhatikan dan mengamati kejadian yang terjadi 4 4 4 dalam proses demonstrasi

11 Siswa aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar

12 Siswa aktif mengajukan pertanyaan

13 Siswa terbebas dari rasa takut dan tertekan

14 Siswa mencatat hal-hal penting dari metode demonstrasi

15 Adanya interaksi positif antara siswa dengan metode 3 4 4 demonstrasi yang digunakan guru

16 Siswa merasa senang ketika belajar dalam kelompok

18 Siswa tertarik terhadap pembelajaran yang disajikan 4 4 4 dengan metode demonstrasi yang berbantuan dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) maupun buku paket.

19 Siswa bersemangat untuk bekerja sama dan berdiskusi 3 4 4 dengan rekan dalam 1 kelompok

20 Siswa yang mendemonstrasikan dengan alat yang 2 3 4 disediakan dalam metode demonstrasi

21 Kelompok mempresentasikan hasil belajar dengan metode 3 4 4 pembelajaran demonstrasi

22 Dengan dibimbing guru siswa mengadakan pelurusan dan 4 4 4 pembetulan konsep

23 Kelompok dengan rata-rata nilai tertinggi mendapatkan 4 4 4 reward

24 Dengan dibimbing guru siswa mencatat kesimpulan hasil 4 4 4 pembelajaran

25 Siswa menerima penguatan dari guru

Rata-Rata Skor

1. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori kurang.

2. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori cukup.

3. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.

4. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat baik. Kriteria Penilaian : No

Kategori

Skor Nilai

1 Sangat Baik

4 Kurang Baik

≤ 70

4.1.2.4 Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1. Kinerja guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan belajar dalam menerapkan metode pembelajaran demonstrasi

2. Guru masih mendominasi dalam kegiatan belajar

3. Siswa masih kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar karena perlu adanya adaptasi bagi siswa untuk belajar.

4. Siswa merasa senang menghadapi metode belajar yang baru.

4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2

4.1.3.1 Rencana Tindakan

Perencanaan pada siklus 2 terdiri dari 3 kali pertemuan, yakni pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Dalam siklus 2 direncanakan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus 1. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun RPP yang selanjutnya akan diberikan kepada guru apabila RPP sudah jadi. Adapun persiapan yang dilakukan pada siklus 2 ini adalah sebagai berikut:

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus 2 dilakukan hari Sabtu tanggal 25 Maret 2017 pada pukul 07.00 WIB s/d pukul 07.35 WIB yang dihadiri 1)

peneliti, yakni orang yang melakukan penelitian di SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang. 2) kolaborator, yakni orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan metode demonstrasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai guru yang bertugas mengajar materi pelajaran IPA tentang energi dan penggunaannya melalui metode demonstrasi. Dalam pertemuan pertama pada siklus 2 ini, yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dengan RPP pada materi pelajaran energi dan penggunaannya. Selain itu, guru juga mendokumentasikan selama proses pembelajaran melalui metode demonstrasi berlangsung dan mengamati jalannya proses pembelajaran dengan lembar observasi yang sudah dibuat sebelumnya.

b. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilakukan pada hari yang sama, yakni hari Sabtu tanggal 25 Maret 2017 pada pukul 07. 35 WIB s/d pukul 08.00 WIB yang dihadiri 1) peneliti, yakni orang yang melakukan penelitian di SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang. 2) kolaborator, yakni orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan metode demonstrasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai guru yang bertugas mengajar materi pelajaran IPA tentang energi dan penggunaannya melalui metode demonstrasi. Dalam pertemuan kedua pada siklus 2 ini, yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dengan RPP pada materi pelajaran energi dan penggunannya. Selain itu, guru juga mendokumentasikan selama proses pembelajaran melalui metode demonstrasi berlangsung dan mengamati jalannya proses pembelajaran dengan lembar observasi yang sudah dibuat sebelumnya.

c. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 25 Maret 2017 pada pukul 08.00 WIB s/d pukul

09.30 WIB yang dihadiri 1) peneliti, yakni orang yang melakukan penelitian di SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang. 2) kolaborator, yakni orang yang berkolaborasi dengan peneliti bertindak sebagai observer yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan metode demonstrasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan bertindak sebagai guru yang bertugas mengajar materi pelajaran IPA tentang energi dan penggunaannya melalui metode demonstrasi. Dalam pertemuan ketiga pada siklus 2 ini, yang dilakukan adalah mengevaluasi. Selain itu, guru juga mendokumentasikan selama proses pembelajaran melalui metode demonstrasi berlangsung dan mengamati jalannya proses pembelajaran dengan lembar observasi yang sudah dibuat sebelumnya.

4.1.3.3 Data Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi

Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan observasi/pengamatan dilakukan oleh pengamat untuk mengamati proses pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang energi dan penggunaannya. Pengamat atau observer menggunakan lembar observasi untuk memperoleh data dari siswa dan guru yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran. Adapun hasil observasi yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Guru Terhadap Pembelajaran Siklus 2

Skor Setiap No

Aspek Pengamatan

Pertemuan

1 Guru memeriksa kesiapan, alat dan media pembelajaran

2 Memeriksa kesiapan siswa

3 Melakukan kegiatan apersepsi

4 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai

5 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

6 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

7 Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

8 Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari

9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang 4 4 4 akan dicapai

10 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan metode 3 4 4 demonstrasi

11 Melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai RPP

12 Menguasai kelas

13 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

14 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang 4 3 4 telah dialokasikan

15 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 3 4 4 peraga IPA

16 Menumbuhkan ketertarikan siswa dalam belajar dengan 4 4 4 menggunakan media peraga IPA

17 Menggunakan alat peraga secara efektif dan efisien

18 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

19 Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber 3 4 4 belajar

20 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

21 Menumbuhkan keaktifan, inisiatif, konsentrasi, dan 3 4 4 kerjasama siswa dalam kelompok belajar.

22 Memantau siswa dalam belajar kelompok

23 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

24 Memberikan poin kepada siswa secara individu

25 Memberikan reward kepada siswa/kelompok yang 4 4 4 memiliki skor tertinggi

26 Menggunakan bahasa lisan jelas dan lancar

27 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

28 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

29 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan 4 4 4 siswa

30 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

31 Memberikan kuis atau evaluasi dan penguatan kepada 4 4 siswa

Rata-Rata Skor

1. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori kurang.

2. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori cukup.

3. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori baik.

4. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh guru dalam kategori sangat baik.

Kriteria Penilaian : No Kategori

Skor Nilai

1 Sangat Baik

4 Kurang Baik

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Siklus 2

Skor Setiap No

Aspek Pengamatan

Pertemuan

1 Siswa menempati tempat duduknya masing-masing

2 Kesiapan siswa menerima pelajaran

3 Siswa mampu menjawab apersepsi

4 Siswa memperhatikan dengan seksama ketika dijelaskan 4 4 4 tujuan pembelajaran yang akan dicapai

5 Memperhatikan dengan serius penjelasan guru tentang 4 4 4 kegiatan yang akan dilaksanakan

6 Memperhatikan dengan serius penjelasan guru tentang 4 4 4 materi pembelajaran

7 Dengan tertib siswa membentuk kelompok kerja

8 Siswa memperhatikan dengan seksama langkah-langkah 4 4 4 demonstrasi

9 Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi

10 Siswa memperhatikan dan mengamati kejadian yang 4 4 4 terjadi dalam proses demonstrasi

11 Siswa aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar

12 Siswa aktif mengajukan pertanyaan

13 Siswa terbebas dari rasa takut dan tertekan

14 Siswa mencatat hal-hal penting dari metode demonstrasi

15 Adanya interaksi positif antara siswa dengan metode 4 4 4 demonstrasi yang digunakan guru

16 Siswa merasa senang ketika belajar dalam kelompok

18 Siswa tertarik terhadap pembelajaran yang disajikan 4 4 4 dengan metode demonstrasi yang berbantuan dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) maupun buku paket.

19 Siswa bersemangat untuk bekerja sama dan berdiskusi 4 4 4 dengan rekan dalam 1 kelompok

20 Siswa yang mendemonstrasikan dengan alat yang 4 4 4 disediakan dalam metode demonstrasi

21 Kelompok mempresentasikan hasil belajar dengan metode 4 4 4 pembelajaran demonstrasi

22 Dengan dibimbing guru siswa mengadakan pelurusan dan 4 3 4 pembetulan konsep

23 Kelompok dengan rata-rata nilai tertinggi mendapatkan 4 4 4 reward

24 Dengan dibimbing guru siswa mencatat kesimpulan hasil 4 4 4 pembelajaran

25 Siswa menerima penguatan dari guru

Rata-Rata Skor

1. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori kurang.

2. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori cukup.

3. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.

4. jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat baik. Kriteria Penilaian : No

Kategori

Skor Nilai

1 Sangat Baik

4 Kurang Baik

4.1.3.4 Refleksi

Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul pada kegiatan observasi atau pengamatan. Berdasarkan data, baik kualitatif maupun kuantitatif, peneliti sebagai guru melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Pada kegiatan refleksi diikuti oleh peneliti dan guru kolaborator. Melalui refleksi evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar penyempurnaan rencana tindakan siklus berikutnya. Pada refleksi siklus I menurut pengamat ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan, antara lain:

a. Siswa kelebihan - siswa senang dengan metode demonstrasi - siswa dapat fokus dalam satu materi yang dipelajari

- proses belajar lebih mudah

b. guru kelebihan - pembelajaran lebih efektif - pembelajaran lebih terorganisir kelemahan - dibutuhkan waktu cukup lama untuk mempersiapkan pembelajaran agar

lebih efektif

4.2 Hasil Belajar

Penelitian telah dilaksanakan pada kelas IIV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang energi dan penggunaannya. Dari penelitian tersebut didapat data berupa hasil belajar siswa yang akan disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2.

Rata-Rata

Siklus

Psikomotorik Siklus 1

47% (kurang baik)

97% (sangat baik)

4.2.1 Hasil Belajar Kognitif Siswa

Hasil belajar kognitif siswa pada siklus 2 lebih baik dari pada siklus 1. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 yang menggambarkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 adalah 74,7 dan siklus 2 adalah 87,5.

Tabel 4.7 Hasil Belajar Kognitif Siswa

Siklus 2 Ketuntasan No.

Kondisi Awal

Siklus 1

Jumlah Belajar

Jumlah

Jumlah

Presentase Siswa

Presentase

Presentase

Siswa

Siswa

1. Tuntas

15 93,75% Belum

1 6,25% Tuntas

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa sebanyak 13 siswa dengan presentase sebesar 62,50%. Kemudian 3 siswa dengan nilai yang belum tuntas sebanyak 3 siswa dengan presentase sebesar 37,50%.

Hasil analisis deskriptif ini juga menunjukkan bahwa masih terdapat 3 siswa yang masih perlu mendapat perhatian lebih dalam peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar kognitif berada pada siklus 2, dapat dilihat pada tabel di atas ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 sebanyak 15 siswa dengan presentase sebesar 62,50%. Kemudian 1 siswa yang dengan nilai yang belum tuntas dengan prosentase sebesar 6,25%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 3 siswa dengan presentase kenaikan sebesar 17%.

4.2.2 Hasil Belajar Afektif Siswa

Hasil belajar afektif siswa didapat dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran melalui metode demonstrasi berlangsung. Adapun hasil belajar afektif siswa didapat dari banyaknya siswa yang berdiskusi dan siswa yang mempresentasikan kepada rekan kelompoknya.

Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Afektif Siswa

Rata-Rata Hasil Siklus

Rata Hasil Belajar Afektif

Jumlah Siswa

Presentasi

Belajar Afektif

yang berdiskusi

Siklus 1

47% (kurang baik) Siklus 2

97% (sangat baik)

Dari tabel di atas, memberikan makna bahwa hasil belajar afektif siswa pada pelaksanaan diskusi dan presentasi menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus

1, presentase hasil belajar afektif siswa untuk aspek diskusi sebanyak 50% dan 1, presentase hasil belajar afektif siswa untuk aspek diskusi sebanyak 50% dan

4.2.3 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Hasil belajar psikomotorik siswa dapat dijaring melalui pengamatan selama kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi berlangsung. Aspek yang diamati yakni keterampilan siswa pada saat menggunakan alat yang digunakan pada saat mendemonstrasikan. Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar psikomotorik siswa pada siklus 1 belum terlihat adanya peningkatan. Peningkatan hasil belajar psikomotorik siswa terjadi pada siklus 2 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Rata-Rata Hasil Belajar Siklus

Jumlah (Orang)

Psikomotorik Siklus 1

5 31,25% (kurang baik) Siklus 2

14 87,50% (baik)

Hasil belajar psikomotorik siswa pada siklus 1, keterampilan siswa menggunakan peralatan masih dalam kategori kurang baik. Namun, pada siklus 2 Hasil belajar psikomotorik siswa meningkat dan dikategorikan baik.

4.2.4 Hasil Angket Tanggapan Siswa

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari angket tanggapan siswa, pendapat siswa mengenai pembelajaran melalui metode demonstrasi bersifat positif. Adapun rekapitulasi angket tanggapan siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 4.10 Data Hasil Angket Tanggapan Siswa Aspek Presentase

Kategori

I 74%

Baik

II 72%

Baik

III

Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa minat belajar siswa aspek I (perasaan senang) mendapat skor 74% dan berada pada lkategori baik. Kemudian pada aspek II (konsentrasi/ perhatian dalam belajar) mendapat skor 72% dan masuk dalam kategori baik. Aspek III (ketertarikan) mendapat skor 74% dan berada dalam kategori baik. Berdasarkan darta dari pengisian angket tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi awal pada siswa kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih rendah. Hal ini terbukti siswa dengan nilai tuntas dan memenuhi KKM sebanyak 10 siswa dengan presentase 62,5%. Sedangkan siswa dengan nilai kurang dari KKM sebanyak 6 siswa dengan presentase 37,5%.

Berdasarkan hasil pengisian angket minat belajar, hasil observasi selama kegiatan proses belajar melalui metode demonstrasi berlangsung, dan hasil tes pada mata pelajaran IPA, sebagaimana telah diuraikan di atas telah membuktikan bahwa implementasi metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan yang dialami pada setiap tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini.

Berangkat dari prasiklus, ketuntasan hasil belajar siswa masih terbilang kurang memuaskan. Sebanyak 10 siswa dinyatakan tuntas hasil belajarnya dengan presesntase sebesar 62,5%. Sedangkan siswa dengan nilai kurang dari KKM sebanyak 6 siswa dengan presentase sebesar 37,5%. Hal ini disebabkan oleh cara guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan siswa pasif dan bosan karena pembelajaran yang monoton sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Setelah adanya tindakan pada siklus 1, jumlah siswa dengan nilai tuntas sebanyak 13 siswa dengan presentase sebanyak 81,25%, sedangkan siswa dengan nilai belum tuntas sebanyak 3 siswa dengan presentase sebesar 15,75%. Senada dengan siklus 1, pada siklus 2 hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak

15 siswa dengan presentase ketuntasan 93,75% dan hanya satu siswa yang belum dapat memenuhi KKM. Selain itu, hasil hasil belajar afektif siswa pada pelaksanaan diskusi dan presentasi menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1, presentase hasil belajar afektif siswa untuk aspek diskusi sebanyak 50% dan presentasi sebesar 44% dengan rata-rata 47% dan dikategorikan kurang baik. Selanjutnya, pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar afektif siswa untuk aspek diskusi menjadi100% dan presentasi sebesar 94% dengan rata-rata 97% yang berarti dalam kategori sangat baik. Artinya, melalui metode demonstrasi, siswa akan merasakan suasana baru dalam kelas dan menjadikan siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

1. Siklus 1 Pada siklus 1 melalui penerapan pembelajaran dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang terjadi peningkatan yaitu sebesar 62,50% siswa tuntas dengan jumlah 10 siswa dan 6 siswa tidak tuntas atau dengan prosentase sebesar 37,50%.

2. Siklus 2 Ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 sebanyak 15 siswa dengan presentase sebesar 62,50%. Kemudian 1 siswa yang dengan nilai yang belum tuntas dengan presentase sebesar 6,25%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Watu Agung

02 Tuntang mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 3 siswa dengan presentase kenaikan sebesar 12,50%.

3. Hasil Belajar Afektif Siswa Hasil belajar afektif siswa pada saat pelaksanaan diskusi dan presentasi menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1, presentase hasil belajar afektif siswa untuk aspek diskusi sebanyak 50% dan presentasi sebesar 44%. Selanjutnya, pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar afektif siswa untuk aspek diskusi menjadi100% dan presentasi sebesar 94%. Artinya, melalui metode demonstrasi, siswa akan merasakan suasana baru 3. Hasil Belajar Afektif Siswa Hasil belajar afektif siswa pada saat pelaksanaan diskusi dan presentasi menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus 1, presentase hasil belajar afektif siswa untuk aspek diskusi sebanyak 50% dan presentasi sebesar 44%. Selanjutnya, pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar afektif siswa untuk aspek diskusi menjadi100% dan presentasi sebesar 94%. Artinya, melalui metode demonstrasi, siswa akan merasakan suasana baru

4. Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Hasil belajar psikomotorik siswa pada siklus 1, keterampilan siswa menggunakan peralatan masih dalam kategori kurang baik. Namun, pada siklus 2 Hasil belajar psikomotorik siswa meningkat dan dikategorikan baik.

Berdasarkan dari pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui metode demonstrasi pada materi “Energi dan Penggunaannya “ di kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang mengalami peningkatan hasil belajar siswa. Melalui penerapan metode demonstrasi siswa terlibat dan menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, menguasai materi, memiliki ketelitian dan kecermatan, serta mempunyai daya tangkap yang baik.

Dengan metode demonstrasi siswa lebih mudah dalam menguasai materi karena siswa harus lebih teliti dan cermat dalam mengamati setiap langkah-langkah yang ada selama kegiatan demonstrasi berlangsung.

Hipotesis tindakan secara umum adalah jawaban sementara dari masalah yang diteliti. Secara teknik jika dilakukan tindakan ini maka akan dapat memecahkan masalah. Sehingga jawaban dari masalah yang diteliti dapat diketahui. Adapun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa

2. Bahwa langkah-langkah yang ada dalam metode pembelajaran demonstrasi mampu membuat siswa kelas IV SD Negeri Watu Agung 02 Tuntang lebih aktif, lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran sehingga hal tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap apa yang dipelajari sehingga hasil belajar yang didapat siswa lebih meningkat.

4.3.1 Pembahasan Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai penelitian yang berhubungan dengan upaya meningkatkan hasil belajar melalui metode demonstrasi. Adapun Pada bagian ini, akan dibahas mengenai penelitian yang berhubungan dengan upaya meningkatkan hasil belajar melalui metode demonstrasi. Adapun

1. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pangonan 01 Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2012/2013

Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek dalam penelitian Sri Kusni (2012) yakni siswa kelas IV SD Negeri Pangonan 01 Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2012/2013. Kekurangan penelitian Sri Kusni adalah pengukuran hasil belajar hanya pada ranah kognitif, karena pada dasarnya hasil belajar menurut teori yang dikemukakan oleh Bloom dalam (Majid, 2014:

44) dibagi menjadi 3 yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun, penelitian Sri Kusni juga memiliki kelebihan yaitu memberikan kontribusi dalam hal meningkatkan hasil belajar IPA dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Pembuktikan bahwa implementasi metode demonstrasi dalam pembelajaran mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar yang dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari tahap prasiklus 27,5. Siswa yang dapat memenuhi KKM hanya sebanyak 8 siswa dari jumlah 18 siswa dengan presentase 13,12%. Dalam prasiklus ini, guru belum menerapkan metode demonstrasi, implementasi metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran baru dilakukan pada siklus 1 siklus 2.

Pada siklus 1, atmosfer atau suasana pembelajaran di ruang kelas sudah membaik, komunikasi antara guru dan siswa terjalin dengan bagus. Perhatian siswa telah terfokus pada penjelasan guru, sehingga siswa dapat memahami materi dengan bagus. Pemahaman siswa mengenai materi pelajaran menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa, yakni dari nilai tes hasil akhir siswa pada pelaksanaan siklus 1. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri Pangonan 01 Tlogowungu Pati Tahun Ajaran 2012/2013 pada siklus 1 yakni 59,05. Selain itu, jumlah siswa dengan nilai tuntas di siklus 1 menjadi 9 siswa dengan presentase ketuntasan hasil belajar sebesar 66,44%.

Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada siklus 2, nilai rata-rata yang diperoleh 75,72. Jumlah siswa dengan nilai memenuhi KKM meningkat sebanyak

16 siswa dengan presentase 78,62% dari 18 siswa. Jika melihat nilai rata-rata hasil tes siswa dalam penelitian ini, dapat dikatakan bahwa penerapan metode demonstrasi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada prasiklus sebesar 27,5 dilanjutkan dengan nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar 59,05 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 75,72.

2. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran ilmu Pengetahuan Alam Melalui Metode Demontrasi

Selanjutnya, akan dibahas penelitian yang berhubungan tentang peningkatan hasil belajar melalui metode demonstrasi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran ilmu Pengetahuan Alam Melalui Metode Demontrasi. Penelitian tersebut dilakukan oleh Erhan Rizky dkk (2012) di Sekolah Dasar Negeri Nyalindung Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Yang menjadi subyek penelitian yakni siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri Nyalindung Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, yang terdiri dari 40 siswa. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri atas dua kali pertemuan.

Hasil penelitian Erhan Rizky dkk menunjukkan penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dimulai dari nilai pretest menunjukan nilai siswa yang tuntas hanya 6 siswa dan hanya mencapai presentase 15%. Sedangkan, 34 siswa di bawah KKM 60 yaitu sebesar 85%. Dengan perkataan lain, hasil belajar siswa masih sangat rendah karena siswa yang tuntas nilainya tidak lebih dari separuh dari total keseluruhan siswa.

Pada siklus I, penelitian dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan, dari 40 siswa, sebanyak 18 siswa dengan presentase sebesar 38,63% mencapai KKM dan sebanyak 22 siswa dengan presentase 61,37% belum mencapai KKM. Hasil pertemuan pertama siklus 1 tersebut sebenarnya telah menunjukkan adanya peningkatan, namun belum mencapai indikator

keberhasilan. Selanjutnya, pada pertemuan kedua siklus 1 nilai rata-rata hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan akan tetapi masih banyak siswa yang belum mencapai nilai 63, yaitu 72,73% yang mencapai KKM dan 12 siswa atau 27,27% yang belum mencapai KKM. Hasil tersebut belum mencapai indikator keberhasilan maka dari itu perlu dilaksanakan siklus II. Setelah meninjau kekurangan yang ada pada siklus I, maka dengan dasar tersebut telah dilakukan perbaikan pada siklus II. Pada kenyataannya hasil belajar pada siklus II meningkat, siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai presentase sebesar 88,65% atau 39 siswa, dan yang belum tuntas ada 5 siswa dengan presentase sebesar 11,35%. Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II mencapai 87,3. Artinya, hasil belajar pada siklus 2 telah mencapai indikator keberhasilan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan demonstrasi pada siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri Nyalindung Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar.

Masih sama dengan penelitian Sri Kusni (2012) kekurangan penelitian Erhan Rizky dkk juga hanya membibdik hasil belajar kognitif siswa tanpa memperhatikan hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa. Sedangkan kelebihan penelitian ini yakni memberikan kontribusi dalam hal meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

3. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Materi Pokok Sifat-Sifat Benda Kelas 3 Semester Ganjil di SDN 01 Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo Tahun Ajaran 2012/2013

Fathorrasi dan Hasan Muchtar Fauzi (2012). Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas III SDN 1 Dawuan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 21 siswa. Alasan dilakukannya penelitian ini adalah kurang bervariasinya kegiatan pembelajaran seringkali membuat siswa merasa jenuh dan mengantuk, sehingga siswa enggan untuk memperhatikan apa yang disampaikan guru.

Setelah dilakukannya perbaikan kegiatan pengajaran melalui metode demonstrasi, hasil belajar siswa kelas III SDN 1 Dawuan mengalami peningkatan.

Hasil analisis dari jurnal ini yakni, sebelum adanya tindakan atau prasiklus hasil belajar siswa kelas III SDN 1 Dawuan tergolong rendah. Dari nilai yang diperoleh, siswa yang tuntas belajar hanya sebanyak 8 siswa dengan ketuntasan klasikalnya sebanyak 38%, sedangkan jumlah yang belum tuntas sebanyak 13 siswa dengan presentase 62%. Pada pelaksanaan siklus 1, hasil belajar siswa kelas

III SDN 1 Dawuan mulai menunjukkan adanya peningkatan. Setelah metode demonstrasi diimplementasikan, siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa dengan ketuntasan klasikalnya sebayak 81%, namun masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan presentase 19%. Pada siklus 2, ketuntasan hasil belajar siswa kelas III SDN 1 Dawuan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo tahun pelajaran 2012/2013 cukup memuaskan walaupun masih ada 2 siswa yang belum tuntas belajar dengan presentase 9,5%. Adapun siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 siswa dengan ketuntasan klasikal 90,5%.

Selain itu, penelitian ini juga melakukan wawancara untuk menggali tanggapan guru dan siswa mengenai kegiatan pembelajaran IPA melalui metode demonstrasi. Dari kegiatan wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas III pembelajaran IPA melalui metode pembelajaran demonstrasi diperoleh tanggapan sangat baik. Menurut guru, dengan observasi pelaksanaan proses belajar mengajar sangat menarik dan menyenangkan bagi siswa serta sangat mendukung guna mencapai ketuntasan belajar yang telah ditargetkan oleh pihak sekolah. Selanjutnya, hasil wawancara yang telah dilakukan dengan siswa kelas III SDN 1 Dawuan adalah siswa merasa senang pada pelajaran IPA melalui metode pembelajaran demonstrasi, siswa juga beranggapan selain menarik juga metode pembelajaran demonstrasi juga memudahkan memahami pelajaran dan juga mata pelajaran IPA tidak akan menjenuhkan.

Dengan data hasil wawancara dengan guru dan siswa tersebut, penelitian yang dilakukan Fathorrasi dan Hasan Muchtar Fauzi (2012) telah membuktikan dan menguatkan pernyataan Sanjaya (2010: 88) bahwa keunggulan penggunaan metode pembelajaran demonstrasi akan lebih menarik bagi siswa, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

4. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada

Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Penelitian dengan judul di atas dilakukan oleh Agreistin E. Peole (2012). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong yang berjumlah 17 siswa. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Latar belakang dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN Taopa Semester Genap Tahun Pelajaran (2013/2014) yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai 54,44. Artinya, nilai tersebut belum mencapai KKM yang ditetapkan 65%. Penyebab rendahnya hasil belajar yang didapat siswa adalah karena guru selalu menerangkan materi pelajaran melalui metode ceramah. Selain itu, kegiatan pembelajaran hanya terpaku penjelasan dari buku paket serta tidak menggunakan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa hanya bisa membayangkan apa yang disampaikan oleh guru tanpa mengalaminya secara langsung, sehingga berdampak pada siswa yang kurang mampu memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru.

Implementasi metode demonstrasi pada siswa kelas V SDN Taopa terbukti meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus 1, jumlah siswa yang tuntas belajar masih terbilang sedikit, yakni hanya 5 dengan presentase 29%. Sedangkan, presentase siswa yang belum tuntas belajarnya yakni sebesar 71% dengan jumlah siswa 12. Kekurangan dalam penelitian ini yaitu kinerja guru belum maksimal dalam menyampaikan materi pelajaran melalui metode demonstrasi pada siklus I, sehingga siswa terkesan main-main pada saat dilibatkan untuk mendemonstrasikan dan siswa masih terlihat ragu pada saat memprensetasikan hasil demonstrasi. Menurut Huda (2013: 233), agar implementasi metode pembelajaran demonstrasi berjalan dengan sesuai yang diharapkan, guru diharuskan memiliki keterampilan khusus.

Oleh karena itu, seharusnya guru dapat menjadikan hal tersebut sebagai tantangan yang nantinya akan berdampak pada meningkatnya kinerja guru dalam hal penyampaian materi pelajaran serta tidak menjadikan sesuatu hal yang baru (metode) sebagai halangan ataupun kendala dalam upaya meningkatkan hasil Oleh karena itu, seharusnya guru dapat menjadikan hal tersebut sebagai tantangan yang nantinya akan berdampak pada meningkatnya kinerja guru dalam hal penyampaian materi pelajaran serta tidak menjadikan sesuatu hal yang baru (metode) sebagai halangan ataupun kendala dalam upaya meningkatkan hasil

5. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Benda Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas I SDN Ngampal 1

Penelitian dengan judul di atas dilakukan oleh Tri Handayani (2016) dengan jenis penelitian yakni penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari siklus 1 dan siklus 2. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SDN Ngampal 1 yang berjumlah 9 siswa. Alasan Tri Handayani melakukan penelitian ini dikarenakan rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang gerak benda. Berdasarkan data hasil observasi dari tahap prasiklus teridentifikasi bahwa siswa yang mampu memahami materi Gerak benda pada mata pelajaran IPA hanya 2 siswa (22%) dari 9 siswa yang memperoleh nilai baik.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode pembelajaran demonstrasi terhadap kegiatan pembelajaran IPA siswa kelas 1 SDN Ngampal 1 tentang gerak benda dapat ditingkatkan hasil belajarnya. Dimulai dari prasiklus, dimana hanya ada 2 dari 9 siswa yang mendapat nilai baik. Artinya, hanya 22% yang mendapat nilai lebih dari KKM dan 78% (7 siswa) mendapat nilai kurang dari KKM. Pada siklus 1, hasil belajar siswa mengalami kenaikan yang dibuktikan dengan kenaikan sebesar 55% dan pada siklus 2 menjadi 88% dari hasil belajar siswa yang mendapat nilai >65.

Kekurangan dalam penelitian ini adalah hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa tidak diukur, akan lebih baik jika hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa juga diukur. Selain itu, Tri Handayani tidak mengumpulkan data yang berhubungan dengan tanggapan dari siswa maupun guru mengenai pembelajaran IPA yang dapat diukur dengan menggunakan angket. Kesamaan penelitian Tri Handayani dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam skripsi ini adalah pada mata pelajaran yang sama yakni IPA. Kelebihan dari penelitian Tri Handayani adalah berkontribusi meningkatkan hasil belajar siswa.

6. Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perakitan Komputer Di Kelas X TKJ 2 SMKN

1 Abang Penelitian dengan judul di atas dilakukan oleh Gusti Lanang Agusdika J dkk. (2015). Jenis peneltian yang dilakukan oleh Gusti Lanang Agusdika J dkk. adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus dan yang menjadi subyek dalam penelitian adalah siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang yang berjumlah 37 siswa. Yang melatarbelakangi penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa masih tergolong rendah yaitu sekitar 70% siswa tidak tuntas.

Dalam jurnal penelitian ini, hasil belajar dikelompokkan menjadi 3 yakni hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Selanjutnya, dari hasil penelitian bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang. Dimulai dari hasil belajar kognitif siswa pada siklus 1, hasil belajar kognitif siswa yang tidak tuntas sebesar 40,54% dan yang tuntas sebanyak 59,45%.

Sama halnya dengan siklus 1, pada siklus 2 hasil belajar siswa juga dibagi menjadi 3 ranah yakitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar siswa pada ranah afektif pada siklus 2 menunjukkan peningkatan yang memuaskan. Hal tersebut dibuktikan dengan data hasil belajar afektif yang dijaring melalui kegiatan pengamatan atau observasi selama kegiatan pembelajaran demonstrasi berlangsung. Hasil belajar afektif siswa pada siklus 2 berada pada katetgori amat baik dan baik. Siswa yang mendapat predikat baik sebanyak 9 siswa dengan presentase sebesar 24,32%, kemudian siswa yang mendapat predikat amat baik sebanyak 28 siswa dengan presentase sebesar 75,67%. Artinya, dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini siswa lebih aktif, disiplin serta antusisas dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, siswa sudah aktif bertanya dan menanggapi maupun menjawab pertanyaan temannya. Siswa mulai teliti dalam memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan.

Kelebihan dari penelitian Gusti Lanang yakni pengukuran hasil belajar secara menyeluruh yaitu dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik sehingga berkontribusi meningkatkan hasil belajar siswa secara utuh.

7. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Melalui Metode Demonstrasi

Penelitian dengan judul di atas dilakukan oleh Sri Yanti (2016). Subyek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas I SD Negeri Kalijurang 03 Kecamatan Tonjong ajaran 2014/2015 yang sejumlah 20 siswa.

Hasil dari implementasi metode demonstrasi dalam pembelajaran adalah hasil belajar siswa kelas I SD Negeri Kalijurang 03 Kecamatan Tonjong ajaran 2014/2015 mengalami peningkatan.

Sebelumnya tingkat ketuntasan belajar siswa pada prasiklus didapati 17 siswa belum memenuhi KKM, sedangkan siswa dengan nilai tuntas atau memenuhi KKM hanya sebanyak 3 siswa. Pada prasiklus ini, guru belum menerapkan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran. Metode demonstrasi baru akan diterapkan pada siklus 1, dimana hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 9 siswa (45%) mendapat nilai lebih dari KKM dan 11 siswa (55%) masih belum memenuhi KKM.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 22

4.1.3 Kondisi Awal - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelaja

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Make A Match Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bahan Ajar CD Interaktif Berbasis Adobe Captivate pada Mata Pelajaran IPA tentang Jenis Jenis Batuan Siswa Kelas 5 SD

0 0 14

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bahan Ajar CD Interaktif Berbasis Adobe Captivate pada Mata Pelajaran IPA tentang Jenis Jenis Batuan Siswa Kelas 5 SD

0 0 16

BAB IV HASIL PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Bahan Ajar CD Interaktif Berbasis Adobe Captivate pada Mata Pelajaran IPA tentang Jenis Jenis Batuan Siswa Kelas 5 SD

0 0 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran STAD Siswa Kelas V SD Negeri Tega

0 0 24

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 11