PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA SEMESTER GANJIL KELAS X SMA RSBI
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA SEMESTER GANJIL KELAS X SMA RSBI
Skripsi
Oleh: Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami NIM K2308045 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA SEMESTER GANJIL KELAS X SMA RSBI
Oleh: Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami NIM K2308045
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
commit to user
commit to user
commit to user
ABSTRAK Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami. PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES
FISIKA SEMESTER GANJIL KELAS X SMA RSBI. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan kisi-kisi instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang mengacu pada KTSP dan A Level, (2) mengembangkan instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang memiliki karakteristik internal (daya beda, tingkat kesulitan, efektivitas distraktor) yang baik, (3) mengembangkan tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang baik.
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) dengan metode 4-D yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Penelitian melibatkan beberapa komponen yaitu pakar, guru Fisika RSBI, mahasiswa, dan siswa Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta. Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi dan teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis butir tes pilihan ganda meliputi uji validitas, daya beda, tingkat kesukaran, efektivitas distraktor, dan reliabilitas soal.
Hasil penelitian berupa deskripsi prosedural proses pengembangan dan produk yang dikembangkan melalui tahap Define meliputi analisis kurikulum dan analisis kebutuhan, Design meliputi penyusunan silabus dengan metode adopsi, penyusunan kisi-kisi dan instrumen tes yang terdiri dari instrumen A dan instrumen B yang teruji validitasnya melalui kegiatan expert judgement, Develop dilaksanakan dengan uji coba, dan pelaksanaan Disseminate. Uji coba dilakukan melalui uji coba peer untuk memperoleh validasi peer reviewer dan uji coba terbatas dengan mengujikan masing-masing instrumen pada 15 siswa. Hasil uji coba terbatas instrumen A menghasilkan 19 soal dengan reliabilitas tinggi
r 11 =0,660. Hasil uji coba terbatas instrumen B menghasilkan 19 soal dengan reliabilitas tinggi r 11 =0,672. Diseminasi dilakukan pada 61 siswa. Hasil diseminasi menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi r 11 =0,781 dengan 4 soal
berdaya beda negatif, 7 soal berdaya beda baik, 19 soal yang berdaya beda cukup. Soal kategori mudah diketahui sebanyak 5 soal, kategori sedang 21 soal, dan kategori sukar 4 soal. Soal yang distraktornya berfungsi dengan baik ada 28 soal.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) kisi-kisi instrumen tersusun berdasarkan silabus penelitian pengembangan dengan metode adopsi sesuai dengan kurikulum KTSP dan silabus A Level, (2) tes yang dikembangkan telah memenuhi karakteristik internal tes yang baik berdasarkan analisis butir soal berupa daya beda, tingkat kesukaran, dan efektivitas distraktor (3) tes yang dikembangkan memiliki validitas isi baik berdasarkan hasil telaah pakar dan
reliabilitas yang tinggi (r 11 =0,781), (4) produk akhir tes hasil penelitian
pengembangan berupa 26 soal tes yang dapat dijadikan bank soal yang siap diimplementasikan, dan (5) meskipun tes telah dikembangkan sesuai dengan standar, tes masih memiliki kelemahan, yaitu Bahasa Inggris yang dianggap sulit oleh siswa dan beberapa siswa menjawab soal dengan mengandalkan keberuntungan.
commit to user
ABSTRACT
Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami. PHYSICS TEST DEVELOPMENT FOR
FIRST SEMESTER OF GRADE X SMA RSBI. Skripsi, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University Surakarta, July 2012.
Research aimed to: (1) develop Physics test blueprint for First Semester of Grade X SMA RSBI referring to KTSP and A Level, (2) develop Physics test for First Semester of Grade X SMA RSBI which has high quality of the internal characteristics (discrimination index, difficulty level, distracters effectiveness), (3) develop a valid and reliable Physics test for First Semester of Grade X SMA RSBI.
This study was based on Research and Development (R & D) 4-D method developed by S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, and Melvyn I. Semmel. The study involved many components such as experts, RSBI Physics teacher, students, and students of SMA Negeri 1 Surakarta. Data collection techniques were documentation and test. Data analysis technique used was analysis of multiple- choice test items including test validity, discrimination index, difficulty level, distracters effectiveness, and reliability.
The findings are procedural description of the development process and products developed through Define phase including curriculum analysis and students’ need analysis, Design phase including the construction of syllabus by adoption method, construction of test blueprint, test construction that consists of validity tested A and B instruments through expert judgment, Develop phase conducted by try-out, and Disseminate. The try-out was carried out through peer trial to obtain validation of peer reviewers and was conducted by testing the instruments to a limited testee, each of instrument was tested to 15 students. The results of the field testing instrument A produced 19 items with a high reliability
r 11 = 0.660. The results of field testing instruments B produced 19 items with a high reliability r 11 = 0.672. Dissemination conducted on 61 students. Disseminating results indicated a high degree of reliability r 11 = 0.781 with 4
items of negative discrimination index, 7 items of good discrimination index, 19 items of satisfactory discrimination index. Item category based on the difficulty level indicated that 5 items, 21 items, and 4 items are categorized easy, average, and difficult respectively and 28 items have effective distracters.
The conclusions are: (1) the test instrument blueprint resulted is based on the syllabus of research development using adoption method in accordance with the curriculum of KTSP and A Level syllabus, (2) the test developed is in compliance with the internal characteristics of a good test item analysis of discrimination index, difficulty level, and distracters effectiveness (3) test developed has good content validity based on expert review and has high reliability (r11 = 0.781), (4) final product of research and development is 26 test items that is readily implemented, and (5) even though the test had been developed in accordance with the standards, the test still has weaknesses, that are English test is considered difficult by students and some students answer the questions by guessing and relying on luck.
commit to user
MOTTO
“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai (dari suatu urusan) , kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al Insyirah : 6-8 )
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah:186)
“Sesungguhnya setiap amalan hanya bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya akan memperoleh imbalan sesuai dengan yang ia niatkan.”. (HR. Bukhari Muslim)
Laisa al Fataa man Yaquulu Kaana Abiy wa laakinna al Fataa man Yaquulu Haa Ana Dzaa
Berusahalah baik, meski kau bukan orang baik. Lakukanlan yang terbaik, meski belum bisa menjadi yang terbaik (Anonim)
You can if you think you can. (Bruce Lee)
Keep practicing and you will be amazing! (Matthew Brill)
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. My Dad (May ALLAAH bless you), semoga kita dipertemukan di His Promised Heaven dan My Mom tercinta yang selalu melimpahkan doa dan kasih sayang.
2. Adikku Zuhdi yang aku sayangi.
3. Saudara-saudaraku tersayang.
4. Alice yang selalu menemaniku, Seth, Bashke, Wade, Vag, Nickem.
5. Teman-teman angkatan 2008 yang baik.
6. Kakak-kakak
dan
adik-adiku di Pendidikan Fisika semuanya.
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Instrumen Tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI”.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Furqon Hidayatullah, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sukarmin, S. Pd, M. Si, Ph. D. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Supurwoko, M. Si. Selaku Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Drs. Surantoro, M. Si. Selaku Koordinator Skripsi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun Skripsi.
5. Dr. Sarwanto, S. Pd, M. Si,. Selaku Pembimbing I yang telah membimbing penulis sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Sri Budiawanti, S. Si, M. Si. Selaku Pembimbing II yang telah membimbing penulis sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Segenap Dosen Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
8. Drs. Thoyyibun, S.H, M. H. Selaku kepala SMA Negeri 1 Surakarta yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
9. Drs. Bambang Budi H. Selaku guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Surakarta yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
commit to user
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu untuk terselesaikannya penyusunan Skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak yang tersebut di atas mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangannya, namun penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat memberikan sumbangan informasi dan bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Surakarta, April 2012 Penulis
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Bagian Silabus A Level Physics ........................................... 19 Tabel 3.1.
Karakteristik Butir ................................................................ 26 Tabel 4.1.
Jumlah Peserta Uji Coba Terbatas dan Diseminasi ............. 33 Tabel 4.2.
Perbandingan Silabus Fisika Pengembangan BSNP dan Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta ...............................................................................
37 Tabel 4.3.
Perbandingan Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta dengan Silabus A Level Physics ............
39 Tabel 4.4.
Hasil Expert Judgement Indikator ....................................... 45 Tabel 4.5.
Indikator Hasil Penelitian Pengembangan ........................... 47 Tabel 4.6.
Peserta
Expert Judgement Indikator Penelitian Pengembangan .....................................................................
51 Tabel 4.7.
Prosentase Butir Soal untuk Setiap Kemampuan Kognitif .. 52 Tabel 4.8.
Peserta Expert Judgement Instrumen Tes ............................ 53 Tabel 4.9.
Hasil Expert Judgement Instrumen A .................................. 53
Tabel 4.10. Hasil Expert Judgement Revisi Instrumen A ....................... 54 Tabel 4.11. Hasil Expert Judgement Bahasa Inggris Fisika .................... 55 Tabel 4.12. Peserta Uji Coba Peer Instrumen A ..................................... 56 Tabel 4.13. Hasil Peer Reviewer Instrumen A ....................................... 57 Tabel 4.14. Peserta Uji Coba Peer Instrumen B ..................................... 59 Tabel 4.15. Hasil Peer Reviewer Instrumen B ........................................ 60 Tabel 4.16. Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Instrumen A.. 63 Tabel 4.17. Prosentase Soal Kategori Mudah, Sedang, dan Sukar
Berdasarkan Tingkat Kesukaran Instrumen A .....................
65
Tabel 4.18. Analisis Efektivitas Distraktor Instrumen A ........................ 66 Tabel 4.19. Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Instrumen B.. 67 Tabel 4.20. Prosentase Soal Kategori Mudah, Sedang, dan Sukar
Berdasarkan Tingkat Kesukaran Instrumen B .....................
68
Tabel 4.21. Analisis Efektivitas Distraktor Instrumen B ........................ 70
commit to user
Tabel 4.22. Instrumen yang Dapat Dipakai ............................................ 72 Tabel 4.23. Karekteristik Soal Terpilih ................................................... 73 Tabel 4.24. Hasil Expert Judgement Instrumen Baru ............................. 74 Tabel 4.25. Peserta Uji Coba Peer Kedua .............................................. 75 Tabel 4.26. Hasil Peer Reviewer Instrumen Baru ................................... 75 Tabel 4.27. Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Instrumen Diseminasi .. 75 Tabel 4.28. Prosentase Soal Kategori Mudah, Sedang, dan Sukar
Berdasarkan Tingkat Kesukaran Instrumen Diseminasi ......
78
Tabel 4.29. Analisis Efektivitas Distraktor Instrumen Diseminasi.......... 79 Tabel 4.30
Karekteristik Soal Hasil Diseminasi .................................... 82
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir ................................................. 22 Gambar 3.1.
Bagan Prosedur Pengembangan ....................................... 27
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Silabus Hasil Penelitian Pengembangan ...........................
86 Lampiran 2.
Kisi-Kisi Instrumen Tes .................................................... 104 Lampiran 3.
Hasil Telaah Butir Soal Instrumen A ................................ 118 Lampiran 4.
Hasil Telaah Butir Soal Instrumen B ................................ 136 Lampiran 5.
Jawaban Uji Coba Peer Instrumen A ............................... 153 Lampiran 6.
Jawaban Uji Coba Peer Instrumen B ................................ 160 Lampiran 7.
Jawaban Peserta Uji Coba Terbatas Instrumen A ............. 165 Lampiran 8.
Hasil Perhitungan Analisis Butir Instrumen A ................. 166 Lampiran 9.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen A .................................... 167
Lampiran 10. Jawaban Peserta Uji Coba Terbatas Instrumen B ............. 168 Lampiran 11. Hasil Perhitungan Analisis Butir Instrumen B .................. 169 Lampiran 12. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen B .................................... 170 Lampiran 13. Instrumen Tes Hasil Pemilihan dari Instrumen A dan B .. 171 Lampiran 14. Hasil Telaah Instrumen Baru ............................................. 176 Lampiran 15. Jawaban Uji Coba Peer Instrumen Baru ........................... 178 Lampiran 16. Instrumen Diseminasi ........................................................ 183 Lampiran 17. Jawaban Peserta Tes Instrumen Diseminasi ..................... 184 Lampiran 18. Hasil Perhitungan Analisis Butir Instrumen Diseminasi ... 186 Lampiran 19. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Diseminasi ..................... 188 Lampiran 20. Surat-Surat Perizinan ........................................................ 190
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan semakin berkembangnya dunia pendidikan. Dalam hal ini manusia selalu berupaya agar pendidikan menjadi solusi atau kunci pemecah suatu masalah yang dihadapi. Perkembangan dunia pendidikan ini dapat menyeimbangkan antara masalah yang timbul dan pemecahan yang harus dilakukan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, pemerintah mengharuskan diadakannya perbaikan dalam bidang pendidikan. Usaha terus-menerus untuk meningkatkan mutu pendidikan selalu diupayakan dengan pembaharuan kurikulum, penambahan sarana dan prasarana pendidikan seperti program pengadaan buku-buku, peningkatan kualitas pembelajaran melalui pemilihan metode mengajar dengan sarana-sarana yang sesuai, pengembangan evaluasi pembelajaran, dan sebagainya (Mardiya, 2010: 1). Dengan mutu pendidikan yang baik, diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan siswa dan melahirkan generasi penerus yang unggul dan dapat bersaing secara internasional. Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia yang unggul tersebut, pemerintah juga telah mencanangkan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau RSBI.
RSBI merupakan calon dari Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). RSBI adalah realisasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. Sistem pembelajaran RSBI menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, proses pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), menggunakan bahasa internasional, dan berkiblat pada sekolah unggulan negara maju (Zainal Arifin,
commit to user
2008: 7). Pembelajaran di sekolah RSBI juga tidak lepas dari komponen pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Proses belajar mengajar selalu berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Tercapai tidaknya suatu tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui proses penilaian. Penilaian dalam pembelajaran merupakan salah satu tahap penting dalam proses pembelajaran. Menurut Harry Firman (2000: 10), penilaian adalah langkah- langkah yang diperlukan untuk membuat keputusan. Tepat tidaknya suatu keputusan tergantung pada kualitas proses penilaian yang dilakukan. Sebelum pengambilan keputusan seorang guru perlu mengumpulkan informasi yang terkait dengan proses pembelajaran. Informasi dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya memberikan tes, memberikan angket, mengamati langsung atau melakukan ujian lisan. Penilaian diperlukan sebagai feedback bagi guru tentang seberapa jauh guru berhasil mengajar atau membimbing siswa untuk memahami konsep-konsep tertentu dan pembuat keputusan akan hasil studi siswa.
Salah satu cara untuk melakukan penilaian pembelajaran adalah dengan menggunakan suatu tes. Tes dapat digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa atau untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Tes sebagai instrumen penilaian dalam pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa. Tes yang baik perlu memperhatikan tingkat kesukaran soal, daya beda soal, efektivitas distraktor, validitas, dan reliabilitas tes. Sulistyorini (2009: 89-92) mengemukakan bahwa ditinjau dari segi kegunaannya, tes dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik, dan tes penempatan. Aplikasi pelaksanaan atau pemilihan jenis tes tersebut harus disesuaikan dengan tujuan tes diadakan. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang dikembangkan adalah tes sumatif yang digunakan sebagai penilaian dari keseluruhan program dalam satu semester dengan bentuk tes pilihan ganda.
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur beberapa aspek baik kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari ketiga aspek tersebut, aspek
commit to user
kognitif lebih dominan. Meskipun demikian, hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran. Aspek kognitif menurut Bloom meliputi enam tingkatan kemampuan, yaitu mengingat (remember/ C1), memahami (understand/ C2), menerapkan (apply/ C3), menganalisis (analyze/ C4), mengevaluasi (evaluate/ C5), dan menciptakan (create/ C6) (Anderson, 2001:31). Pencapaian tingkatan pada aspek kognitif tersebut harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan serta distribusi butir soal dalam tes untuk penilaian aspek tersebut harus merata dan berimbang. Akan tetapi, menurut Evi Widianti (2008: 88), soal-soal tes formatif dan sumatif yang dilakukan untuk melakukan penilaian di SMA berwawasan internasional (RSBI) mengandung jenjang kognitif yang tidak merata dan belum berimbang. Sehingga hasil penilaian belum dapat mengungkapkan ketercapaian kemampuan kognitif yang seharusnya dikuasai oleh siswa.
Di samping itu, sesuai dengan perkembangan pendidikan, instrumen penilaian yang digunakan harus mencerminkan kurikulum yang berlaku saat ini. Untuk RSBI, selain harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tes juga harus diperkaya dengan sistem ujian internasional yang mengacu pada negara maju atau negara lain yang memiliki keunggulan tertentu atau sering disebut dengan rumusan SNP +X (OECD). Menurut Kir Haryana (2007: 41), rumusan SNP+X adalah Standar Nasional Pendidikan plus X yaitu OECD (Organization for Economic Co- operation and Development) yang merupakan organisasi antar negara dan pengembangan. Anggota organisasi ini memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan yang telah diakui standarnya secara internasional. Dengan adanya sistem ini, guru dituntut membuat instrumen tes yang lebih unggul dibandingkan dengan instrumen tes untuk sekolah yang berstandar nasional. Selain itu, harapan untuk dapat bersaing dengan komunitas internasional juga ditunjukkan dengan penggunaan bahasa internasional dalam instrumen tes untuk RSBI. Hal itu menimbulkan masalah bagi guru jika guru RSBI kurang menguasai Bahasa Inggris dan tidak memiliki banyak bank soal yang valid dan reliabel untuk melakukan penilaian. Hasil Test of English for International Communication
commit to user
(TOEIC) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010 untuk mengetahui kemampuan Bahasa Inggris guru-guru RSBI menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena masih banyak guru RSBI yang mendapatkan nilai kurang dari nilai minimum TOEIC yaitu 245 (Anonim, 2010:1). Selain itu, menurut Danny Whitehead, Head of English Development British Council berdasarkan hasil penelitian Stephen Bax University of Bedfordshire, Inggris menyatakan bahwa guru sekolah RSBI yang menguasai bahasa Inggris dengan baik, dalam arti mampu berbahasa Inggris dengan baik dan menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa Inggris tidak mencapai 25% (M. Asrori Ardiansyah, 2011:1). Dengan demikian, instrumen tes untuk sekolah RSBI sangat penting dikembangkan supaya dapat memperkaya perbendaharaan soal guru-guru RSBI dan dapat membantu sekolah RSBI menuju sekolah SBI.
Selain itu, tes yang selama ini dilakukan guru RSBI belum sepenuhnya mencerminkan keterlaksanaan kurikulum SNP + X sebagaimana mestinya. Guru yang menyusun kisi-kisi belum secara rutin menelaah soal, menganalisis soal, menganalisis hasil ulangan harian, dan menginformasikan kegagalan siswa dalam menguasai konsep dan belum sepenuhnya guru menindaklanjuti kegagalan siswa dengan program perbaikan yang terencana. Inilah yang menjadi faktor penyebab sulitnya hasil ujian yang digunakan untuk melihat keterlaksanaan kurikulum sebagaimana diungkapkan oleh Kuwanto dan Mardapi (1999: 14).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul ”PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA SEMESTER GANJIL KELAS X SMA RSBI”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diindentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Penilaian pembelajaran untuk mengukur kemampuan kognitif di sekolah RSBI belum berimbang dan tidak merata.
2. Dengan adanya sistem penilaian di sekolah RSBI yang mengacu pada kurikulum KTSP dan diperkaya SNP+X (OECD), guru RSBI mengalami
commit to user
kesulitan dalam melakukan penilaian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan dapat diakui di dunia internasional.
3. Kesulitan untuk melihat keterlaksanaan kurikulum disebabkan karena guru yang menyusun kisi-kisi belum secara rutin menelaah soal, menganalisis soal, menganalisis hasil ulangan harian, dan menginformasikan kegagalan siswa dalam menguasai konsep dan belum sepenuhnya guru menindaklanjuti kegagalan siswa dengan program perbaikan yang terencana.
4. Dalam melaksanakan penilaian pembelajaran, guru RSBI menggunakan instrumen tes yang belum teruji validitasnya sehingga sering terjadi ketidaksesuaian dengan tujuan dan proses pembelajaran.
5. Guru Fisika SMA RSBI kurang menguasai Bahasa Inggris, sehingga kualitas soal berbahasa asing yang disusun oleh guru RSBI kurang memenuhi validitas.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi di atas, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Penilaian pembelajaran ditujukan untuk melakukan penilaian pada ranah kognitif siswa yang meliputi mengingat (remember/ C1), memahami (understand/ C2), menerapkan (apply/ C3), dan menganalisis (analyze/ C4) di bidang Fisika.
2. Kurikulum acuan pengembangan instrumen tes di sekolah RSBI yang digunakan adalah kurikulum KTSP yaitu berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta mengacu Silabus A Level.
3. Instrumen tes menggunakan dua bahasa (bilingual) yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
4. Instrumen tes dikembangkan berdasarkan materi Fisika Kelas X SMA RSBI Semester Ganjil.
commit to user
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kisi-kisi instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang mengacu pada kurikulum KTSP dan A Level?
2. Bagaimana karakteristik internal instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang dikembanngkan?
3. Bagaimana tingkat validitas dan reliabilitas instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang dikembangkan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk :
1. Mengembangkan kisi-kisi instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang mengacu pada KTSP dan A Level.
2. Mengembangkan instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang memiliki karakteristik internal (daya beda, tingkat kesulitan, efektivitas distraktor) yang baik.
3. Mengembangkan tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang baik.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1. Jenis Tes
Jenis tes yang akan dikembangkan merupakan tes sumatif yang mencakup seluruh materi Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI.
2. Bentuk Tes
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam pengembangan ini adalah tes pilihan ganda (multiple-choice).
3. Butir Soal
Butir soal yang akan dikembangkan berjumlah 30 soal dengan lima alternatif jawaban. Seluruh soal diimplikasikan untuk mengukur kemampuan
commit to user
kognitif siswa dalam mata pelajaran Fisika meliputi kemampuan mengingat (remember/ C1), memahami (understand/ C2), menerapkan (apply/ C3), dan menganalisis (analyze/ C4). Persentase soal untuk masing-masing kemampuan disesuaikan dengan kemampuan siswa yang diidentifikasi melalui proses pembelajaran.
4. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam instrumen tes ini adalah Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional. Hal itu disesuaikan dengan tujuan umum sekolah RSBI yang diharapkan mampu bersaing dengan komunitas internasional.
G. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Menambah perbendaharaan soal bagi guru Fisika SMA RSBI.
2. Memberikan gambaran terhadap guru tentang kemampuan kognitif siswanya dalam pelajaran Fisika.
3. Menambah wawasan bagi guru Fisika SMA RSBI dalam melakukan evaluasi terhadap siswa untuk dapat diaplikasikan pada tahap selanjutnya.
4. Membantu meningkatkan kualitas sekolah RSBI dalam proses menuju SBI.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1. Asumsi Pengembangan
Instrumen tes yang dikembangkan diasusmsikan memiliki keterandalan dan layak untuk diteskan pada SMA RSBI karena tes tersebut disusun berdasarkan prosedur dan memenuhi kriteria pengembangan tes.
2. Keterbatasan Pengembangan
Instrumen tes ini hanya didiseminasikan pada lingkup sekolah yang terbatas yaitu SMA RSBI di SMA Negeri 1 Surakarta, maka implementasi instrumen tes tersebut belum dapat digeneralisasi atau diaplikasikan secara luas untuk seluruh SMA RSBI.
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
a. Hakikat Belajar Istilah belajar mencakup berbagai proses yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimana proses itu akan mendukung adanya perubahan tingkah laku yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan kecakapan, dan tingkah laku yang ada dalam individu. Belajar memiliki makna yang sangat luas dan komplek, sehingga pengertian belajar banyak dipengaruhi oleh teori-teori belajar yang dianut oleh seseorang, namun pada intinya mempunyai kesamaan. Oleh karena itu, beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang belajar. Menurut Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto (2004 :84).:
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya berulang- ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, keadaan- keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya.
Sedangkan menurut Rini Budiharti (1998: 1), ”Belajar adalah suatu usaha untuk terjadinya perubahan perubahan tingkah laku pada siswa”. Perubahan-perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama.
Berdasarkan dua pendapat di atas, secara umum belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Belajar adalah suatu proses atau hasil yang yang merupakan dasar perkembangan hidup manusia. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
commit to user
b. Tujuan Belajar Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting, karena semua komponen yang ada dalam sistem pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang baik. Sistem lingkungan yang baik itu terdiri dari tujuan belajar yang akan dicapai, bahan pengajaran yang digunakan mencapai tujuan, guru dan siswa yang memainkan peranan dalam pembelajaran, jenis kegiatan dan sarana prasarana yang tersedia.
Menurut Bloom tujuan belajar dikelompokkan menjadi tiga kelompok ranah, yaitu : Ranah kognitif meliputi 6 tingkatan yaitu pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Ranah afektif (sikap) meliputi kemampuan menerima, menanggapi, berkeyakinan, penerapan kerja dan ketelitian. Sedangkan ranah psikomotor meliputi gerak tubuh, koordinasi gerak, komunikasi nonverbal dan perilaku berbicara (Gino dkk,1997: 19) .
Ranah kognitif lebih dominan daripada ranah afektif dan ranah psikomotor, karena lebih menonjol. Akan tetapi hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Menurut Benyamin S. Bloom ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukkan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Dari
commit to user
jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukkan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada. Adapun penjelasan dari masing-masing kategori pada ranah kognitif tersebut adalah sebagai berikut :
1) Mengingat (Remember/ C1) Merupakan kategori yang mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar Fisika antara lain: siswa dapat mengemukakan pengertian dari gelombang, dan siswa dapat menyebutkan jenis-jenis gelombang.
2) Memahami (Understand/ C2) Merupakan kategori yagg mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar antara lain: siswa dapat menjelaskan perbedaan antara gelombang tranversal dan gelombang longitudinal, dan siswa dapat menggambarkan kedua jenis gelombang tersebut.
3) Menerapkan (Apply/ C3) Merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/ problem yang konkret dan baru. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar Fisika antara lain: siswa dapat menghitung besar frekuensi dari suatu getaran dan siswa dapat melakukan percobaan untuk mengamati gelombang yang terjadi pada tali yang digerakkan naik turun.
4) Menganalisis (Analyze/ C4) Merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar Fisika antara lain: siswa dapat membuat grafik hubungan antara kecepatan dan waktu berdasarkan data, dan siswa dapat menganalisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap hasil dari sebuah eksperimen (misalnya percobaan untuk mencari besarnya frekuensi suatu getaran).
commit to user
5) Mengevaluasi (Evaluate / C5) Merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar Fisika antara lain: siswa mampu mempresentasikan laporan hasil percobaan di depan guru maupun didepan siswa yang lain di mana dalam kegiatan tersebut siswa mampu untuk mempertahankan pandapat dan beradu argumentasi.
6) Berkreasi (Create / C6) Merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru, bagian-bagian dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta suatu bentuk baru. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar Fisika antara lain: siswa dapat memprediksi hasil dari suatu percobaan dengan didasarkan pada teori, siswa dapat menemukan penyelesaian masalah (seperti kemampuan untuk menyimpulkan suatu konsep berdasarkan hasil percobaan).
Dalam penelitian ini, instrumen tes yang akan dikembangkan adalah instrumenn penilaian pada ranah kognitif dengan batasan pada ranah kognitif mengingat (remember/ C1), memahami (understand/ C2), menerapkan (apply/ C3), dan menganalisis (analyze/ C4).
c. Prinsip-Prinsip Belajar Landasan utama untuk mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa adanya kesiapan mental seseorang yang tidak belajar tidak akan tahan terhadap berbagai kesukaran yang dihadapi selama belajar. Untuk itu agar seseorang berhasil dalam belajar perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar di antaranya adalah :
1) Dalam belajar setiap siswa harus berpartisipasi aktif, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan pengajaran.
2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi memiliki struktur pengajaran sederhana, sehingga siswa mudah menangkap.
3) Belajar harus menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa.
4) Belajar merupakan proses berkesinambungan yang harus dilakukan tahap demi tahap secara sistematis.
5) Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan baik.
commit to user
6) Dalam belajar perlu adanya dorongan agar pengertian dan ketrampilan yang didapat lebih mendalam.
7) Belajar perlu adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan (Slameto, 1991:83)
2. Asesmen Pembelajaran
a. Pengertian Asesmen Pembelajaran Dalam melaksanakan kegiatan setiap orang selalu ingin mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan kegiatan. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada langkah awal pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran dan proses penilaian yang akan dilakukan. Menurut Benyamin Bloom dalam Ivor Davis (1991:94) tujuan tidak hanya merupakan arah yang dapat membentuk atau mewarnai kurikulum dan memimpin kegiatan pengajaran, tetapi juga dapat menyediakan spesifikasi secara terperinci bagi penyusunan dan penggunaan teknik-teknik penilaian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara jelas dan spesifik akan menunjang proses penilaian yang tepat dan dapat membantu di dalam menetapkan kualitas dan efektivitas pengalaman belajar siswa.
Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu. Asesmen merupakan bagian dari evaluasi dan sering dikacaukan pengertiannya dengan evaluasi itu sendiri maupun pengukuran. Asesmen atau penilaian tidak sama dengan pengukuran, namun keduanya tidak dapat dipisahkan, karena kedua kegiatan tersebut saling berhubungan erat. Untuk dapat mengadakan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu (Suharsimi Arikunto, 2005: 1). Pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang didasarkan pada aturan atau formulasi yang jelas (Asmawi Zainul, 1994: 13). Dari hasil pengukuran akan
commit to user
diperoleh skor yang menggambarkan tingkat keberhasilan belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa (Herman et al., 1992:95; Popham, 1995:3). Variabel-variabel penting yang dimaksud sekurang-kurangnya meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa dalam pembelajaran yang diperoleh guru dengan berbagai metode dan prosedur baik formal maupun informal, sebagaimana dikemukakan oleh Corner (1991:2-3) sebagai berikut:
Assessment as a general term enhancing all methods customarily to appraise performance of individual pupil or a group. It may refer to abroad appraisal including many sources of evidence and many aspects of a pupil's knowledge, understanding, skill and attitudes.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen atau penilaian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai.
b. Tujuan Asesmen dalam Pembelajaran Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan profesional untuk memperbaiki pembelajaran. Asesmen atau penilaian hasil belajar digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar dapat dicapai. Sarana penilaian hasil belajar adalah meliputi semua tujuan pembelajaran, yang salah satunya adalah kemampuan atau ranah kognitif. Menurut Gagne “Kemampuan kognitif merupakan kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah” (Rini Budiharti,1998:18). Menurut Popham (1995:4-13) asesmen bertujuan, antara lain untuk:
1) mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar,
2) memonitor kemajuan siswa,
3) menentukan jenjang kemampuan siswa,
4) menentukan efektivitas pembelajaran,
commit to user
5) mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran,
6) mengevaluasi kinerja guru kelas,
7) mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru.
Untuk memperoleh asesmen dengan standar tinggi, maka penggunaan asesmen harus: relevan dengan standar atau kebutuhan hasil belajar siswa; adil bagi semua siswa; akurat dalam pengukuran; berguna; layak dan dapat dipercaya. (Herman et al., 1992: 198).
d. Asesmen dalam Pembelajaran Sains Sebagaimana dikemukakan bahwa pembelajaran sains memiliki tiga dimensi sasaran pembelajaran, yaitu dimensi proses, produk dan sikap yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan diabaikan dalam proses belajar mengajar Sains (Moh. Amin, 1987: 16). Target pembelajaran sains ini selain mengembangkan aspek kognitif juga meningkatkan keterampilan proses, sikap, kreativitas dan kemampuan aplikasi konsep (Yager, 1996:9). Mengingat antara belajar dan penilaian mempunyai hubungan yang erat, maka agar siswa terdorong untuk mengembangkan daya kreasi dan keterampilan berfikirnya hendaknya penilaian yang dilakukan tidak hanya ditujukan pada aspek penguasaan konsep saja. Namun perlu dilengkapi dengan penilaian terhadap proses belajar siswa atau aktivitas siswa, karya siswa, dan sikap siswa.
e. Tes Sebagai Instrumen Asesmen Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sulistyorini (2009: 89-
92) mengemukakan bahwa ditinjau dari segi kegunaannya, tes dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu tes formatif untuk melakukan penilaian pada akhir suatu pembelajaran, tes sumatif untuk melakukan penilaian dari keseluruhan program misalnya dalam satu semester , tes diagnostik merupakan tes untuk mengidentifikasi kemampuan awal, sehingga dapat diketahui kelemahan siswa untuk selanjutnya bisa dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, dan tes penempatan digunakan untuk mengklasifikasi sesuai dengan kemampuan.
commit to user
Dalam penelitian ini digunakan soal objektif berupa pilihan ganda. Soal objektif adalah “Tes tertulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang tersedia, sehingga peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar maupun mereka yang menjawab salah” (Chabib Thoha, 1991: 55).
3. Pengembangan Tes
Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan dan pembelajaran untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan adaptable, hal ini dikemukakan oleh Anik Ghufron, Widyastuti Purbani, Sri Sumardiningsih (2007: 5).
Menurut van den Akker dan Plomp (Sutrisno Hadi, 2001: 4) mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yaitu pengembangan untuk mendapatkan prototipe produk dan perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe tersebut.
Richey and Nelson mendefiniskan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan efektivitas (Sutrisno Hadi, 2001: 4).
Suatu produk atau program dikatakan valid apabila ia merefleksikan jiwa pengetahuan (state-of-the-art knowledge). Ini yang kita sebut sebagai validitas isi; sementara itu komponen-komponen produk tersebut harus konsisten satu sama lain (validitas konstruk). Selanjutnya suatu produk dikatakan praktikal apabila produk tersebut menganggap bahwa ia dapat digunakan (usable). Kemudian suatu produk dikatakan efektif apabila ia memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengembang.
Penelitian pengembangan ini merupakan penelitian pengembangan tes yang bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk tes untuk Kelas
X SMA RSBI. Ada tiga hal yang penting dalam menyusun tes yaitu:
a. kita harus membuat set tugas yang layak,
b. tugas tersebut dapat mewakili kemampuan siswa,
commit to user
c. hasil dari tes tersebut dapat diskor validitas dan reliabilitasnya.
Pengembangan sistem ujian hasil kegiatan pembelajaran berbasis kemampuan dasar bersifat hierarkhis, secara berurutan yaitu: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan soal ujian (Djemari Mardapi, 2001: 8). Menurut Fernandes (1984: 3), ada tujuh hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan pengembangan tes, yaitu:
a. menetapkan tujuan umum,
b. menyiapkan blue print tes,
c. menetapkan format butir soal dan tipe tes yang dikehendaki;
d. merencanakan interval tingkat kesukaran butir soal yang diinginkan;
e. merencanakan jumlah butir soal dan panjang tes;
f. penulisan butir-butir soal dan review butir soal; dan
g. menetapkan acuan penilaian yang akan digunakan. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penelitian pengembangan tes ini menggunakan model pengembangan tes yang 4-D. Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan (4) Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran.
Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut (Trianto, 2007 :
65 – 68):
a. Tahap Pendefinisian (Define). Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan da ri batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (1) Analisis ujung depan, (2) Analisis siswa, (3) Analisis tugas. (4) Analisis konsep, dan (5) Perumusan tujuan pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (1) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan l angkah awal yang
commit to user