STUDI ANALISIS ISI SIFAT POSITIF MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Acara atau program yang ditayangkan televisi mempunyai pengaruh baik dan tidak
baik bagi pemirsanya. Berbagai persepsi akan muncul pada diri masyarakat setelah menonton
sebuah acara televisi. Televisi sebagai media massa, secara langsung maupun tidak langsung
tentunya memberikan pengaruh besar terhadap perubahan kehidupan masyarakat. Kehidupan
sosial masyarakat yang semula tradisional berubah cepat menjadi modern akibat modernisasi
yang dibawa oleh televisi. Secara sosial televisi sudah masuk ke dalam aspek kehidupan
masyarakat, tidak saja di perkotaan tetapi juga di pelosok-pelosok

nusantara . Dengan

kondisi seperti ini pengaruh televisi menjadi sangat besar terhadap pola pikir maupun sikap
masyarakat.
Televisi bisa menghibur, menciptakan opini publik, rumor bahkan mendorong sikap
masyarakat terhadap suatu isu dapat pula membunuh karakter seseorang atau sebuah objek.

Di sisi lain televisi dapat membuat masyarakat bertambah cerdas, kritis atau justru tenggelam
dalam pola pikir yang destruktif. Jika ada kekuatan terbesar yang invisible saat ini adalah
televisi, media ini telah menjadi teman bagi anak-anak, menjadi penghibur untuk ibu-ibu
yang nantinya mendidik anak-anaknya dan tentu saja menjadi teman dari semua pihak dalam
mengambil keputusan. Dunia komunikasi massa melalui media massa seperti televisi
mengantarkan masyarakat pada arus perubahan peradaban yang cepat. Televisi saat ini seakan
menjadi guru elektronik yang mengatur dan mengarahkan serta menciptakan budaya massa
baru.
Tayangan program televisi seperti reality show, infotainment, sinetron, film bahkan
iklan sekalipun turut serta mengatur dan mengubah lifestyle di masyarakat. Informasi yang
diberikan televisi seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi maupun sosial
masyarakat dari suatu negara layaknya hanya hiburan atau bahkan desas desus yang tidak
nyata atau bahkan berita-berita gosip tentang rumah tangga kaum public figure yang tidak
mendidik. Namun tidak sedikit pula masyarakat luas selaku pemerhati acara televisi
menemukan dampak positif dari tayangan televisi yang bermutu. Televisi sebagai sarana
pendidikan dan pemberi informasi kepada masyarakat harus mampu membuka wawasan

berpikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di lingkungan
masyarakat, dan salah satu produk televisi yang gencar diminati oleh masyarakat saat ini
adalah program TalkShow .

Hampir semua stasiun televisi di Indonesia, seperti TVOne, RCTI, Metro TV, Trans
TV, TVRI atau SCTV memiliki program TalkShow yang membahas masalah-masalah yang
hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Tontonan ini rupanya mendapat respons yang
cukup menggembirakan dari pemirsa. Hal itu setidaknya bisa dilihat dari perolehan rating
atau share setiap acara. Tayangan TalkShow seperti ini bahkan memiliki segmen pemirsa
yang merata di masyarakat baik pelajar, kalangan mahasiswa maupun orang tua. Salah satu
acara TalkShow yang merebut perhatian khalayak adalah acara TalkShow “Kick Andy” .
“Kick Andy” adalah sebuah tayangan berita yang memadukan pola news konvensional
dengan kreativitas pada On Air Presentation, Mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan
langsung dengan kehidupan publik dan dilekatkan pada bentuk acara televisi bernama
TalkShow .
Acara TalkShow “Kick Andy” dibawakan secara apik oleh Andy F. Noya. Dalam
buku Menonton Dengan Hati dikatakan bahwa “Kick Andy” menyajikan topik-topik sosial,
kesehatan, pendidikan, budaya dan masalah kemasyarakatan lainnya. “Kick Andy” dirancang
untuk memberikan inspirasi bagi penonton. Misalnya mereka yang cacat tidak merasa
terbatas dengan cacatnya, tidak merasa hidupnya hancur. Sebaliknya mereka malah justru
berprestasi, sehingga memotivasi penonton untuk juga memiliki semangat hidup dan daya
juang yang tinggi.
“Misi ini jelas terlihat saat “Kick Andy” menampilkan tema penyakit stroke yang
ditayangkan pada Kamis (5 Juli 2007). Pada episode ini “Kick Andy” menghadirkan

narasumber penderita stroke, antara lain mantan penyiar Ebet Kadarusman yang
pantang menyerah untuk melawan stroke yang dideritanya bertahun-tahun. Selain
masalah sosial, ada pula topik yang mengetengahkan kekuatan cinta. Dalam salah satu
episode acara itu digambarkan seorang calon pilot yang mengalami kecelakaan dan
hampir seluruh bagian tubuhnya rusak, namun kekasihnya masih setia mendampingi
hingga mereka menikah dan hidup bahagia sampai sekarang, setelah menonton acara
tersebut banyak hal yang diterima pemirsanya seperti dorongan untuk terus berjuang,
bersemangat bahkan memberikan inspirasi untuk lebih baik dalam menjalani hidup
tentunya mengandung kandungan nilai positif.”1
Perjalanan berikutnya, “Kick Andy” banyak mengetengahkan topik di berbagai
bidang kehidupan, dimulai dari persoalan sosial, pendidikan, kesehatan dan banyak lagi
1

Gantyo Koespradono, Menonton Dengan Hati (Yogyakarta, Bentang Pustaka,2008) hal 7- 8

persoalan di masyarakat yang sesungguhnya merupakan permasalahan bangsa. Acara ini
pernah beberapa kali mengangkat isu politik namun dikemas sedemikian rupa sehingga tidak
membosankan.
Acara TalkShow “Kick Andy” pada bulan Maret 2011 bahkan dinyatakan sebagai program
program TalkShow berita terbaik dalam ajang Panasonic Gobel Awards (PGA) 2011 menjadi

pembuktian bahwa tayangan berbasis jurnalistik layak jadi hiburan menarik yang dapat
memikat hati masyarakat. Tak hanya programnya yang mendapatkan penghargaan, dalam
PGA ke-14, Andy F Noya Host acara tersebut kembali mendapatkan penghargaan sebagai
presenter TalkShow terbaik untuk kedua kalinya. Penghargaan yang diberikan PGA kali ini
melengkapi sederet penghargaan yang pernah diterima “Kick Andy”

dalam lima tahun

terakhir, seperti Andy F. Noya Mendapat Penghargaan "Press Card Number One" dari
Masyarakat Pers Indonesia yang tergabung dalam panitia penyelenggara peringatan Hari Pers
Nasional 2010.
“Sebagai bukti bahwa penerima adalah wartawan profesional dengan kompetensi dan
integritas tinggi, piagam KPI Award 2008 yang merupakan Program Televisi
TalkShow terbaik , meraih penghargaan rekor dari Museum Rekor Indonesia (Muri)
karena dinilai acara “Kick Andy” setia dengan tema-tema wacana kemanusiaan.
Acara TalkShow yang dipandu Andy F Noya itu dinilai sebagai satu-satunya program
televisi yang menghadirkan sisi humanisme dan inspiratif di setiap episodenya dan
beberapa penghargaan lainnya”.2
Acara “Kick Andy” sendiri memiliki grup di jejaringan sosial facebook, dimana tim
acara akan membuat notes tentang tema apa saja yang akan dihadirkan tiap minggu dan dari

pengamatan penulis saat ini medio Mei 2011 sudah tercatat 681.000 orang tercatat sebagai
fans acara tersebut dan aktif memberikan komentar tentang acara tersebut, sebagian besar
berkomentar bahwa acara “Kick Andy” bagus dan memiliki pesan yang baik atau bernilai
positif, yang membuat pemirsa yang menontonnya mempunyai semangat positif dalam
melakukan kegiatan dalam kehidupan mereka sehari-hari, acara ini dikatakan mengilhami
mereka sebagai penonton sekaligus penggemar acara tersebut, animo masyarakat yang sangat
tinggi dapat dilihat pula di website “Kick Andy”. 3 Tidak hanya tanggapan yang sangat positif
di grup jejaringan sosial facebooknya, web utama acara ini sepengamatan peneliti juga
sangata ramai dikunjungi dan peneliti membaca beberapa komentar audiens yang sangat puas
dan terilhami, dan hal ini juga dirasakan oleh peneliti, dimana di era media yang sangat bebas
2

Pernyataan Andy F. Noya (April 2011) dalam website www.kickandy.com bagian HotNews pada hari/tanggal Kamis, 05
Agustus 2010 16:41
3
Fans Kick Andy Show di Facebook Page, http://www.facebook.com/pages/KICK-ANDY-SHOW/128067915804
15/03/2011 09.35

seperti saat ini namun acara sejenis yang meningkatkan pengetahuan akan sesama manusia
atau yang bernilai kemanusiaan seperti ini sangat jarang ditemui.

Kekuatan acara “Kick Andy” adalah pada tema dan content ( isi ). Presenter hanyalah
unsur kecil yang justru menjadi kelemahan. Itu karena Andy secara pribadi merasa tidak
menarik di depan kamera, tidak tampan, bergaya kaku, dan berambut kribo pula, “Kick
Andy” ini kental dengan unsur jurnalisme. Tim acara mengandalkan jaringan yang dimiliki
Metro TV, yakni reporter yang tersebar di banyak daerah yang kemudian banyak memberi
informasi untuk penayangan acara tersebut. Kekuatan lain “Kick Andy” adalah, program ini
mengasah kepekaan sosial dan selalu menyampaikan pesan wacana kemanusiaan yang
bersifat universal melalui nara sumber yang kemudian memberikan pernyataan-pernyataan
yang bersifat motivasi positif untuk pemirsa. Misalnya tentang tema kelamin ganda, kaki
palsu, atau guruku pemulung. Topik yang diangkat berimbas sangat luas. masalah kaki palsu
ternyata banyak sekali orang yang membutuhkan. Karena itu, muncullah gagasan untuk
membuat kegiatan ”1.000 Kaki Gratis “Kick Andy”” dan sudah terkumpul dana Rp 1 miliar
dari sponsor dari hasil pengumpulan simpati tersebut.4
Acara tersebut memang disajikan dalam beberapa segmen dan memang menghadirkan
nilai kemanusiaan di tiap acara nya, biasanya inti pesan itu ditayangkan di segmen ke lima
atau ke enam dari setiap episode hingga masyarakat dapat memahami wacana apa saja yang
menjadi tema acara setiap minggu tersebut.5 Apabila dicermati perkembangan acara televisi
saat ini jarang yang menyentuh ranah kemanusiaan dimana nilai-nilai positif dalam
kehidupan masyarakat lebih ditonjolkan dalam penayangan acara. Wacana dalam konteks
penelitian ini adalah pernyataan (statement) dari narasumber atau bahkan dari pihak

penyelenggara acara ( host ) dan VO , kadang kala sebagai sebuah individualisasi kelompok
pernyataan, dan kadang kala sebagai praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan
dalam acara tersebut.6 Nilai kemanusiaan yang dikandung dalam acara ini bila dipaparkan
maka mengandung makna

bagaimana TalkShow

“Kick Andy” dapat memberikan

pemahaman lewat tema, alur cerita bahkan komunikasi verbal (pernyataan) yang terkandung
dalam acara tersebut tentang nilai-nilai kemanusiaan yang harus dipertahankan di dalam
perilaku antar manusia . Menonton acara ini menurut beberapa kalangan masyarakat yang
4

Pernyataan Andy F. Noya seperti yang dikutip oleh Dwi Agustriani (2008) dalam acara Off Air Kick Andy di baruga
A.P.Pettarani Makasar ( Makasar: http://terasimaji.blogspot.com/2008/07/kick-andy-dan-semangat-berbagi.html) 11 Juli
2008, jam 21:29
5
Andy F. Noya, ”Tanggapan ANDY F.NOYA atas PENGUSIRAN Penonton di KICK ANDY”
http://www.kickandy.com/corner/5/21/2021/read/Tanggapan-ANDY-F.NOYA-atas-PENGUSIRAN-Penonton-di-KICKANDY Minggu, 23 Januari 2011 09:07:00

6
Michael Foucault (1972), dalam Erianto, Analisis Wacana: Pengantar analisis teks media, (Yogyakarta LKIS, 2001) Hlm 73

diamati penulis lewat website resmi acara ini menjelaskan bahwa dengan menyaksikan acara
ini dapat menyadarkan kembali tentang makna kehidupan bermasyarakat yang positif
diantara pikiran-pikiran negatif yang mempengaruhi seorang individu di sekitarnya,
memberikan semangat untuk berkarya dan berbuat hal positif untuk diri sendiri, lingkungan
sekitar bahkan dalam kisah-kisah “Kick Andy” tidak jarang ada yang mengharumkan nama
bangsa di kancah internasional baik dalam bidang eksak, seni dan banyak hal yang tidak
diekspos oleh media umum. Melihat animo masyarakat yang cukup tinggi untuk menonton
tayangan TalkShow “Kick Andy” dan mengamati komentar – komentar masyarakat di
jejaringan sosial dan website utama “Kick Andy” tentang nilai kemanusiaan dalam acara
tersebut maka penulis ingin menelaah lebih dalam tentang apa saja nilai kemanusiaan yang
terkandung dalam acara ini tiap episodenya yang terbagi dalam kategori-kategori dimana
peneliti mengambil kajian

2 episode untuk kemudian dilakukan generalisasi nilai

kemanusiaan dalam periode Tahun 2011 ini.
Pemilihan episode dilakukan secara random karena seperti yang diketahui secara

tersirat

bahwa tayang “Kick Andy” mengandung nilai kemanusiaan, dengan kemudian

mengambil hanya 2 segmen untuk tiap episodenya, hal tersebut dimaksudkan agar penelitian
ini lebih terfokus dan juga jumlah segmen yang dipilih sudah mewakili segmen-segmen
dalam keseluruhan episode dalam tahun 2011 karena seperti diketahui tayangan acara ini
memang mengandung nilai kemanusiaan, sehingga dapat menghasilkan hasil penelitian yang
valid dan berkualitas karena mengkaji lebih dalam melalui tiap scene dalam segmen acara
tersebut.
Peneliti menemukan beberapa penelitian sejenis , penelitian dengan dasar analisis isi
kuantitatif pada kajian media elektronik, yang pertama penelitian yang dilakukan oleh Rendy
Sebastian Ramadhan pada tahun 2008 dengan judul Kontrol Sosial Aremania Terhadap
Arema. Penelitian ini mengambil sampel siaran radio Citra Protiga Malang, yaitu analisis isi
tentang penyataan Aremania yang berupa pernyataan di radio dengan kategori pesan yang
berupa kontrol sosial dengan beberapa indikator, penelitian kedua yaitu penelitian milik
J.Harnoto pada tahun 2007 dengan judul Kategori Pesan Yang Muncul Pada Acara Parodi
Politik Ditelevisi , Harnoto mengambil sampel acara Newsdotcom episode Bulan Februari
2007 dengan kategori pernyataan politik dan beberapa indikatornya. Hal ini menjadi pijakan
peneliti untuk menggunakan metode yang sama yaitu analisis isi deskriptif menggunakan

pernyataan sebagai unit analisis utama.
Dari pemaparan di atas, maka yang dimaksud dengan WACANA KEMANUSIAAN
DALAM TALKSHOW adalah penelitian terhadap pernyataan kemanusiaan yang

terkandung dalam

tayangan TalkShow “Kick Andy” periode tahun

2011 dan

mengidentifikasi wacana kemanusiaan apa saja yang terdapat di dalamnya

B.

Rumusan Masalah

1.

Bagaimana pendeskripsian tema dan sinopsis acara dalam program “Kick Andy” yang


ditayangkan setiap hari Jumat periode Tahun 2011?
2.

Seberapa sering pernyataan yang mengandung nilai kemanusiaan ditampilkan dalam

periode Tahun 2011 ?

C.

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini menjadi

lebih terarah secara jelas maka perlu ditetapkan tujuannya sebagai berikut :
1.

Mendeskripsikan tema dan sinopsis acara “Kick Andy” yang ditayangkan setiap hari

Jumat pukul 21:30 Wib periode Tahun 2011.
2.

Menunjukkan seberapa sering isi pernyataan yang telah ditranskripkan ditunjukkan

dalam acara “Kick Andy” dan mengandung wacana kemanusiaan dalam acara “Kick Andy”
yang ditayangkan setiap hari Jumat pukul 21:30 Wib periode Tahun 2011.
D.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
1.

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian lain yang serupa di bidang
komunikasi massa yang berkaitan dengan analisis TalkShow yang diselenggarakan media
televisi, khususnya analisis isi (content analysis) dalam melihat isi pesan, dimana dalam
penelitian ini peneliti mengkaji pernyataan (wacana) yang terkandung dalam pemberitaan
media massa khususnya televisi.
2.

Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada khalayak tentang isi
pesan yang ditampilkan media televisi yaitu Metro TV mengenai acara yang mengandung
wacana kemanusiaan yang dikupas dalam talkshow “Kick Andy” periode tahun 2011. Serta
penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan seputar analisis isi TalkShow media televisi
khususnya pada kajian analisis isi. Dimana sebagai suatu kajian hasil penelitian ini
diharapkan dapat membentuk kesadaran sosial masyarakat tentang fungsi televisi sebagai
badan pemberi informasi tetapi juga dapat melengkapi fungsi lainnya sebagai kontrol sosial
dengan menghadirkan acara positif yang meningkatkan kesadaran rasa kemanusiaan positif di
masyarakat.
.
E.

Tinjauan Pustaka

Dari sudut pandang komunikasi , maka penulis memakai beberapa acuan teori untuk
penelitian ini, yang diantaranya, Komunikasi Massa, Televisi, TalkShow ,Analisis Isi, dan
Nilai Kemanusiaan.
E.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
khalayak tersebar, heterogen dan menimbulkan media alat-alat elektronik sehingga pesan
yang sama dapat diartikan secara serempak dan sesaat. Maka komunikasi yang ditujukan
kepada massa dengan menggunakan media elektronik khususnya televisi merupakan
komunikasi massa. Definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Gebner, seorang ahli
bidang komunikasi yaitu, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling
luas dimiliki orang dalam masnyarakat industri. 7 Definisi komunikasi massa yang paling
sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni : komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is
messages communicated through a mass medium to a large number of people).8
Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C disebutkan bahwa komunikasi
massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit

7

Elvinaro Ardianto dan Lukti Komala.. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. (Bandung ,Rosda Karya,2004)hal 3

8

Ibid.hal 4

itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. 9 Luas disini
berarti lebih besar daripada sekadar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan
anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen
berarti pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan
jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang
homogen. Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh
para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah
komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam
penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen
dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.
E.1.1. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Melalui definisi-definisi komunikasi massa tersebut, pemirsa dapat mengetahui ciriciri komunikasi massa. Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa, 10
ciri-ciri dari komunikasi massa adalah :
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya,
gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja sama satu sama lain dalam sebuah
lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sistem itu adalah
sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah,
menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat
keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan
mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.
Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri
sebagai berikut : (1) kumpulan individu, (2) dalam berkomunikasi individu-individu itu
terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, (3) pesan yang disebarkan atas nama
media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) apa
yang dikemukakan oleh komunikator biasannya untuk mencapai keuntungan atau
mendapatkan laba secara ekonomis.

9

Nurrudin.Komunikasi Massa.( Malang, Cespur,2004)hal 12
Ardianto.Ibid.hal 19

10

2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, komunikan terdiri
dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan yang beragam,
dan memiliki agama atau kepercayaan yang berbeda pula.
Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audiens/komunikan sebagai
berikut:
a. Audiens dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai
heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai
kelompok dalam masyarakat.
b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di samping itu,
antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.
c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal
3. Pesannya Bersifat Umum.
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau kelompok
masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan kepada khalayak yang
plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakan pun tidak boleh bersifat khusus.
Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
Ketika melihat televisi misalnya, karena televisi ditujukan untuk dinikmati oleh orang
banyak, pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pemilihan kata-katanya, sebisa
mungkin memakai kata populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab, kata ilmiah merupakan
monopoli kelompok tertentu.
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu
arah. Pemirsa tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa
yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda.
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan dalam proses
penyebaran pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir bersamaan.

6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat
membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar
untuk media elektronik (mekanik atau elektronik).
Televisi disebut media massa yang pemirsa bayangkan saat ini tidak terlepas dari pemancar.
Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi massa dengan perantaraan satelit. Peran
satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti
televisi. Bahkan saat ini sudah sering televisi melakukan siaran langsung (live) dan bukannya
siaran yang direkam (recorded).
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang pintu/penjaga gawang, adalah
orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper
berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
Gatekeeper ini juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah
data, dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya, gatekeeper merupakan pihak yang ikut
menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Semakin kompleks sistem media
yang dimiliki, semakin banyak pula (pemalang pintu atau penapis informasi) yang dilakukan.
Bahkan, bisa dikatakan, gatekeeper sangat menentukan berkualitas atau tidaknya informasi
yang akan disebarkan.
E.1.2. Fungsi Komunikasi Massa
Pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting, terutama
konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi massa menurut Dominick
terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan),
transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan). 11
a. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
1) Pengawasan Peringatan (Warning or Beware Surveillance)

11

Ibid. Hal 16-17

Fungsi ini terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan,
meletusnya gunung berapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi, atau adanya
serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Kendati banyak
informasi yang menjadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat oleh
media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu.
2) Pengawasan Instrumental (Instrumental Surveillance)
Fungsi ini merupakan penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau
dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang
diputar di bioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru dan
sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.
b. Interpretation (Interpretasi)
Fungsi ini erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya
menyajikan data dan fakta, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa
tertentu. Contoh yang paling nyata fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar
radio atau televisi siaran.
c. Linkage (Hubungan)
Media massa mampu menggabungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang
tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perorangan. Misalnya, hubungan para
pemuka partai politik dengan para pengikutnya ketika membaca berita surat kabar mengenai
partainya yang dikagumi oleh para pengikutnya itu.
d. Transmission of value (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu pada cara, dimana
individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambar
masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan pada pemirsa
bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. Dengan kata lain, media
mewakili pemirsa dengan model peran yang pemirsa amati dan harapkan untuk menirunya.
e. Entertainment (hiburan)
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi
hiburan. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara.
Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah
informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita
pendek, cerita bersambung, atau cerita bergambar.

Dari paparan di atas, fungsi-fungsi komunikasi massa yang begitu banyak itu dapat
disederhanakan menjadi empat fungsi, yakni:
- menyampaikan informasi (to inform)
- mendidik (to educate)
- menghibur (to entertain)
- mempengaruhi (to influence)

E.2 Media Massa Televisi
E.2.1. Pengertian dan Sejarah Televisi di Indonesia
Televisi berasal dari dua kata yaitu tele (bahasa Yunani) yang berani jauh, dan visi
atau videre (bahasa Latin) yang berarti penglihatan. Dengan demikian. televisi dengan bahasa
Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh di sini diartikan dengan
gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat
"lain" melalui sebuah perangkat penerima (televisi set).

12

Siaran televisi dapat terwujud

karena perpaduan tiga unsur utama yaitu studio televisi, transmisi pemancar, dan pesawat
televisi atau pesawat penerima siaran. Ketiga unsur utama inilah yang disebut dengan trilogi
televisi. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah organisasi pendukungnya yaitu
organisasi penyiaran. Organisasi penyiaran ini terdiri atas administrasi manajemen. teknik
dan siaran.
Televisi yang muncul di masyarakat di awal dekade 1960-an, semakin lama semakin
mendominasi komunikasi massa. Sebagai media massa. televisi memang memiliki kelebihan
dalam penyampaian pesan dibandingkan dengan media massa lain. Pesan-pesan melalui
televisi disampaikan melalui gambar dan suara secara bersamaan (sinkron) dan hidup, sangat
cepat (aktual) terlebih lagi dalam siaran langsung (live broadcast) dan dapat menjangkau
ruang yang sangat luas .
Alat-alat audiovisual (televisi) juga membuat suatu pengertian atau informasi menjadi
lebih berarti. Sehingga wajar jika pesan yang disampaikan televisi diterima dan diartikan
berbeda-beda oleh pemirsanya tergantung kondisi dan situasinya. Ada yang terhibur dan puas
dan ada yang tidak. Seperti yang diungkapkan Wahyudi televisi tidak dapat memuaskan
12

J.B. Wahyudi. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi (Bandung, Alumni Bandung 1996)hal 49

semua orang pada saat bersamaan yang memiliki latar belakang, usia, pendidikan, status
sosial, kepercayaan, paham, golongan yang berbeda-beda. Televisi dapat membuat orang
puas, tidak puas, senang, tidak senang, sedih, gembira, marah, yang semuanya merupakan hal
wajar karena sifat manusia yang berbeda-beda. 13
Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962,
bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean
Games di Senayan. Sejak saat itu pula TVRI menyelenggarakan siaran secara tetap. Sampai
awal tahun 1988, TVRI di Indonesia tampil sendirian tanpa ada siaran lain yang menjadi
tandingannya. Baru pada pertengahan 1988, tepatnya 18 Agustus 1989, berdiri sebuah stasiun
televisi yang dikelola oleh swasta. yang bemama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).
Kehadiran RCTI ini kemudian diikuti pula dengan hadirnya Surya Citra Televisi (SCTV)
pada tahun 1990.
Pada awalnya, siaran yang dipancarkan oleh kedua stasiun itu hanya dapat dinikmati
oleh masyarakat yang berada di Jakarta dan sepemirsarnya (untuk RCTI) dan Surabaya
(SCTV). Sedangkan kota-kota lain di Indonesia baru dapat menangkap siaran itu apabila
televisi dilengkapi dengan dekoder tertentu atau melalui antena parabola. Namun, awal tahun
1993 baik RCTI maupun SCTV telah mengudara secara nasional yaitu dengan membangun
stasiun-stasiun transmisi di beberapa kota besar di Indonesia. Kemudian pada awal tahun
1991, hadir stasiun televisi swasta yang ketiga yaitu Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).
Stasiun televisi ini langsung mengudara secara nasional dan ditangkap di seluruh Indonesia.
Hingga saat ini, ada sepuluh stasiun televisi swasta nasional yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV,
Indosiar, Metro TV, Trans TV, Global TV, TV One, Trans 7 dan satu televisi milik pemerintah
yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI). Pasca reformasi bangsa Indonesia juga mengenal
televisi swasta lokal. Yang mana maksudnya adalah televisi swasta yang siarannya terbatas di
wilayah tempat izin siarannya dikeluarkan. Perkembangan zaman juga memungkinkan rakyat
Indonesia menikmati fasilitas TV kabel. Di mana para pemirsa yang ingin menikmati
siarannya harus membayar iuran kepada penyelenggara siaran. Sistem iuran yang ditetapkan
beragam. Ada yang iurannya ditentukan berdasarkan jenis siaran yang ingin di tonton dan ada
pula yang memakai sistem interval waktu tertentu.

E.2.2. Fungsi Televisi
13

Ibid.hal 215

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi,
mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media
televisi. sebagaimana hasil penelitian-penelitaian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak
menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh
informasi. 14
E.2.3. Karakteristik Televisi
Televisi mempunyai karakteristik sebagai berikut:15
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual).
Khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Kata-kata dan gambar harus ada
kesesuaian secara harmonis. Karena sifatnya yang audiovisual, siaran berita harus selalu
dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita,
yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita
2. Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah
visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar
secara individual. Misalnya dalam naskah disebutkan: "seorang gadis yang dilanda duka
sedang duduk termenung", maka visualisasinya adalah gadis dengan wajah sedih duduk di
kursi dan tangannya menopang dagu. Kedua, adalah penggambaran, yakni kegiatan
merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung
makna tertentu. Misalnya, penggambaran proses metamorphosa kupu-kupu mulai dari telur
kupu-kupu sampai menjadi kupu-kupu. Dalam proses penggambaran ada gerakan-gerakan
kamera tertentu yang dapat menghasilkan gambar yang sangat besar (big close-up), gambar
diambil dari jarak dekat (close shot) dan sebagainya.
14

Ardianto. Op.Cit. hal 128
Ibid.

15

3. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan
yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus
dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
E.3 TalkShow
TalkShow ( USA ) atau Chat Show (Brit) adalah suatu program atau acara televisi
atau radio siaran dimana para audiens datang ke acara tersebut untuk membahas berbagai
topik yang diajukan oleh pembawa acara (host) program tersebut. Kadang, fitur acara utama
atau narasumber ini terdiri dari sekelompok orang yang belajar atau memiliki pengalaman
yang banyak dalam kaitannya dengan topik masalah yang sedang dibahas di acara tersebut
untuk setiap episode. 16 Menurut Salma M. Hanun pengertian TalkShow adalah suatu sajian
perbincangan yang cukup menarik yang biasanya mengangkat isu-isu yang lagi hangat dalam
masyarakat. Tema yang diangkat juga bermacam-macam. Mulai dari masalah sosial, budaya,
politik, ekonomi, pendidikan, olahraga, dan sebagainya.17
TalkShow

merupakan perpaduan antara seni panggung dan teknik wawancara

jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah atau disela-sela pertunjukan, apakah itu musik,
lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jika suatu wawancara diselenggarakan ditengahtengah show, maka acara ini disebut TalkShow . Disini pembawa acara juga berfungsi sebagai
pewawancara.18 Acara TalkShow disiarkan untuk pertama kali pada 27 September 1954 oleh
jaringan televisi NBC, dengan nama acara Tonight Show. Acara TalkShow ini dipandu oleh
pembawa acara Gene Rayburn. Pada acara ini, Gene Rayburn mengadakan dialog dengan
Steve Allen (pemain piano), Skitch Henderson (pemimpin orkestra), dan juga dengan
hadirin.19
Pada acara TalkShow , sajian musik dan dialog diperagakan saling bergantian. Dengan
demikian, bentuk atau format penyajian selain berupa show dapat juga berupa dialog yang
bersifat santai. Nama TalkShow sendiri baru dicetuskan pada tanggal 29 Juli 1957 oleh aktor
film kawakan Franklin Pangborn, yang bertindak sebagai pembawa acara pada suatu mata
16

( http://www.wordiq.com/definition/Talk_show) 03/03/2011

17

Salma M. Hanum, Sukses Meniti Karir Sebagai Presenter. (Yogyakarta,Absolut. 2005)hal 233

18

J. B. Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, (Jakarta ,Utama Grafiti, 1996)hal 90

19

Thomas G.& Virginia L. Aylesworth, Upper Atlantic: New Jersey, New York (New York,Chelsea House,1987

acara yang berjudul The Jack Paar Show. 20 TalkShow

dewasa ini merupakan program

unggulan. Sebab bisa disiarkan secara langsung atau interaktif dan atraktif. Ditambah lagi
dengan sifatnya yang menghibur (entertainment).
Naratama mengatakan bahwa program TalkShow merupakan acara dialog, dimana
sang pembicara bebas membantah, sang moderator boleh mengkritik, dan sang bintang tamu
boleh menangis, bila memang perlu21 . Sedangkan menurut Masduki, TalkShow pada
dasarnya merupakan kombinasi dari “seni berbicara” dan “seni wawancara”, dan konsep
TalkShow menurutnya adalah22:
1. topik yang dipilih aktual, sedang menjadi sorotan;
2. bersifat analisis, tidak sekedar deskripsi kasus;
3. terjadi interaksi seimbang diantara narasumber, tidak dimonopoli satu orang atau satu
sudut pandang;
4. terjadi kontroversi, perdebatan pro-kontra;
5. ada solusi terbuka pada akhir perbincangan.
Selanjutnya, Masduki juga menyebutkan lima komponen yang harus ada dalam sebuah
program TalkShow, yaitu 23:
1. topik (dirumuskan dalam bentuk pertanyaan);
2. narasumber (sebaiknya lebih dari satu orang);
3. pemandu (sebagai pengelola dinamika, dibantu oleh operator);
4. musik dan lagu (sebagai selingan dan backsound);
5. suasana lokasi TalkShow (jika diadakan diluar studio sertakan atmosfir pada saat, sebelum
dan sesudah TalkShow).
Lebih lanjut, Masduki mengatakan bahwa acara TalkShow bisa disiarkan secara live
(langsung dan ada interaktifnya), bisa pula secara tunda (direkam terlebih dulu baru
kemudian disiarkan) . Namun, berkenaan dengan TalkShow yang interaktif, Jonathan Bignell
mengatakan bahwa “Occasinally TalkShow also include opportunities for viewers to phone
in and speak directly to the host and to ask questions or make comments.” (Terkadang acara
bincang-bincang memberikan kesempatan kepada pemirsanya untuk menelepon dan
20
21

Wahyudi,Op.cit 91
Naratama.Menjadi Sutradara televisi. (Jakarta.Gramedia.2004)hal 147

22

Masduki. Menjadi broadcaster professional.(Yogyakarta.Pustaka Populer.2004)hal 79 –80

23

Ibid. Hal 81

berbicara langsung kepada pembawa acara untuk memberikan pertanyaan atau memberikan
komentar)24 . Dari sini diketahui bahwa sebuah program TalkShow yang live (langsung),
dapat memberikan lebih banyak kesempatan kepada masyarakat untuk berinteraksi dengan
pembawa acara maupun narasumber.
Metode TalkShow menurut Klaus Kastan dikenal dengan istilah TalkShow skill, berupa
kemampuan pemandu dalam melakukan beberapa tindakan yang meliputi :
a. Mengambil Keputusan
b. Menyusun topik dan pertanyan dengan cepat
c. Memotong pembicaraan narasumber yang melenceng
d. Kemampuan melakukan kompromi dan meyakinkan narasumber
e. Memadukan kemasan program secara interaktif
Definisi TalkShow menurut Farlex (2005) dalam The Free Dictionary :
A television or radio show in which noted people, such us authorities in a particular field,
participate in discussion or are interviewed and often answer question from viewers or
listeners. 25
Yang berarti (Sebuah acara televisi atau radio, yang mana orang terkemuka, seperti seorang
ahli dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau diwawancarai dan kadangkala
menjawab pertanyaan dari pemirsa atau pendengar). TalkShow mempunyai ciri tipikal :
menggunakan percakapan sederhana (casual conversation) dengan bahasa yang universal
(untuk menghadapi heterogenitas khalayak). Tema yang diangkat haruslah benar-benar
penting (atau dianggap penting) untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi
pemirsanya. Wacana yang diketengahkan merupakan isu (trend) yang sedang berkembang
dan hangat di masyarakat. TalkShow sendiri memiliki beberapa genre yang berbeda-beda
setiap stasiun televisi ada yang masuk kategori politik, masalah sosial , membahas kehidupan
pribadi atau bahkan yang bersifat menghibur yaitu mengulas masalah selebriti.
E.4. TalkShow Sebagai Wacana
24

Jonathan Bignell. An introduction to television studies (London. Routledge.2004)hal 266

25

Farlex ,www.farlex.com/media 01/03/2011

Salah satu format yang sering digunakan televisi dalam menampilkan wacana ”serius”
adalah TalkShow . TalkShow merupakan wacana broadcast yang bisa dilihat sebagai produk
media maupun sebagai talk oriented terus-menerus. Sebagai produk media, TalkShow dapat
menjadi ‘teks’ budaya yang berinteraksi dengan audiensnya dalam produksi dan pertukaran
makna. Sebagai sebuah proses dialog, TalkShow akan memperhatikan masalah efisiensi dan
akurasi, pada aspek: kontrol pembawa acara, kondisi partisipan dan even evaluasi audiens.
Wacana (Discourse) bila dikaitkan dengan proses komunikasi dapat diasumsikan dengan
penyapa ( Addresser) dan pesapa (addresse)26.
Wacana dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu wacana tulis dan wacana lisan, dalam
penelitian ini peneliti melakukan penelitian yang menggunakan wacana lisan. Wacana bentuk
lisan dalam TalkShow merupakan proses komunikasi yang berupa ujaran ( kalimat yang
diucapkan secara lisan), ujaran dalam wacana lisan terkait dengan konteks yang ada , selain
wacana ini tidak bersifat kekal sehingga penafsiran saat ujaran diucapkan 27.
Secara etismologis kata wacana sendiri berasal dari bahasa latin discurrere (mengalir kesana
kemari) dari nominalisasi kata discursus(‘mengalir secara terpisah’ yang ditransfer maknanya
menjadi ‘terlibat dalam sesuatu atau memberi informasi tentang sesuatu’).28
Vass juga menjelaskan tentang beberapa makna wacana yaitu :
1.
2.
3.
4.

Secara umum wacana adalah tuturan, percakapan, diskusi;
Penyajian diskursif sederet pemikiran dengan menggunakan serangkaian pernyataan;
Serangkaian pernyataan atau ujaran,sederet pernyataan;
Bentuk
sebuah
rangkaian
pernyataan/ungkapan;
yang
dapat
berupa

(arkeologi):wacana ilmiah, puitis, religius;
5.
Perilaku yang diatur kaidah yang mengiring ke arah lahirnya serangkaian atau sitem
pernyataan-pernyataan yang saling terkait
6.
Bahasa sebagai sesuatu yang dipraktikan ; bahasa tutur
7.
Bahasa sebagai totalitas;seluruh bidang linguistik;
8.
Mendiskusikan dan mempertanyakan kriteria validitas dengan tujuan menghasilkan
konsensus di antara peserta wacana29.
Pendapat lebih jelas lagi dikemukakan oleh J.S. Badudu yang memaparkan;
“wacana sebagai rentetan kalimat yang berkaitan dengan, yang menghubungkan
proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan,
sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu.
26

John Fiske. Introduction to communication studies.(London.Routledge.1990) hal 35

27

Bustanul Arifin dan Abdul Rani. Prinsip-Prinsip Analisi Wacana. (Jakarta.Depdiknas Dikti.2000) hal 3

28

Elisa Vass dalam Prof.Dr.Abdul Syukur Ibrahim.Metode Analisis Teks dan Wacana.(Yogyakarta.Pustaka Pelajar.2009)hal
42
29
Ibid. Hal 42-43

Selanjutnya dijelaskan pula bahwa wacana merupakan kesatuan bahasa
terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan
koherensi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan,yang mampu
mempunyai awal dan akhir yang nyata,disampaikan secara lisan dan tertulis30.”
Pada perkembangan ruang lingkup wacana diperluas oleh lakon atau sandiwara
(dalam konteks penelitian bisa diartikan TalkShow), merupakan suatu bentuk wacana, bahkan
dalam laporan ilmiah pun adalah wacana

31

. Wacana dalam konteks penggunaan diartikan

sebagai sekumpulan pernyataan yang dapat dikelompokkan ke dalam kategori konseptual
tertentu dan terdapat suatu struktur dalam wacana. Wacana ditekankan untuk dapat
mengidentifikasikan struktur tersebut, sedangkan pada metode penjelasan , wacana
dinyatakan sebagai suatu praktik yang diatur untuk menjelaskan sejumlah pernyataan.
Sehingga dapat peneliti menarik kesimpulan yaitu TalkShow merupakan produk media
elektronik yang menggunakan wacana (pernyataan) sebagai muatan penting dalam acara,
karena TalkShow melibatkan pembicara dan narasumber serta melibatkan komunikasi lisan
secara aktif, dan isi wacana yang dikelurkan oleh pembicara itulah yang merupakan kajian
yang menarik untuk penelitian.
E.5 Analisis Isi
Analisis isi merupakan metode analisis teks yang telah paling lama mapan di antara sederet
metode empiris penelitian sosial .32 Penelitian ini menggunakan metode analisis isi, yaitu
meneliti isi sebenarnya dari pesan dengan cara sistematis dan kuantitatif. Studi analisis isi
mengidentifikasi dan menghitung kata-kata kunci, istilah dan tema pesan untuk menafsirkan
yang dikatakan, bagaimana mengatakannya, perubahan dalam imbauan, dan motif yang
mendasari pesan itu. Berelson mengatakan bahwa;
“Penelitian isi media , analisis baru dapat dikatakan memenuhi persyaratan ilmiah apabila
penelitian tersebut berdasarkan atas sifat sifat yang obyektif, sistematis, kuantitatif, dan
manifest”33.
Obyektif, mengandung arti bahwa kategori yang digunakan dalam analisis tersebut haruslah
diberi batasan yang jelas dan tepat. Obyektifitas juga diartikan bahwa apabila kategori
30

J.S Badudu (2000) dalam Eriyanto.Analisis Wacana;Pengantar Analisis Teks Media.(Yogyakarta.Lkis.2001)hal.2
Alex Sobur. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing.
(Bandung. Rosdakarya.2004) hal 10
31

32

Ibrahim.Op.Cit.hal 93
Berelson dalam Harsono Suwardi. Peranan Pers Dalam Politik di Indonesia : suatu studi komunikasi politik terhadap
liputan berita kampanye pemilu 1987. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,1993)
33

tersebut digunakan oleh orang lain untuk melakukan analisis isi yang sama, maka akan
menghasilkan jawaban atau kesimpulan yang sama pula. Dalam kategorisasi ini dihindarkan
sebesar mungkin pengertian yang mengarah kepada pengkategorian yang memiliki nilai
evaluatif dan terminologis, karena akan mengarah pada analisis yang sifatnya subyektif.
Sistematis, berarti isi pesan yang akan dianalisis berdasarkan pada perencanaan yang sifatnya
formal, telah ditentukan sebelumnya dan tidak memihak. Kuantitatif, berarti hasil dari
analisis bisa dituangkan dalam bentuk angka-angka, sehingga pembuktian dapat dilakukan.
Manifest, berarti bahwa analisis dilakukan sesuai dengan apa yang tertulis atau tercetak
dalam media yang bersangkutan, ini berarti bahwa interpretasi yang diberikan terhadap
pernyataan-pernyataan yang terbuka akan lebih mengarah kepada suatu batasan yang relatif
sesuai dengan apa adanya, bukan dalam arti pengertian yang lebih luas.
Teknik ini menurut berelson didasarkan pada asumsi :
a.

Bahwa kesimpulan-kesimpulan tentang hubungan antara maksud dan isi serta antara

isi dan efek dapat ditarik secara sah dan hubungan sebenarnya ditetapkan
b.

Bahwa pengkajian isi nyata adalah sangat berarti .kategori-kategori dapat dibuat pada

isi yang sesuai dengan arti yang dimaksud oleh komunikator dan dimengerti pembaca
c.

Bahwa uraian isi komunikasi secara kuantitatif adalah sangat berarti .asumsinya

mengandung arti bahwa frekuensi kejadian dari berbagai sifat isi komunikasi itu sendiri
merupakan faktor penting dalam proses komunikasi ,dalam keadaan-keadaan tertentu 34.
Menurut Krippendorf, analisis isi menempati kedudukan yang penting di antara metodologi
penelitian karena kemampuan yang dimilikinya. Pertama, ia mampu menerima komunikasi
simbolik yang relatif tidak terstruktur sebagai data dan kedua menganalisis gejala yang tak
teramati (unobserved) melalui medium data yang berkaitan dengan gejala tersebut35.
“ In content analysis , units may be single words or longer text segments,
photographic,images, minutes of video recordings, scene in fictional television programs,
web pages,utterance, distict meaning to analyze” .

34

Managka monny S,Analisa isi sumber foto,dalam flourney,don michael (ed)analisa isi surat kabar-surat kabar indonesia,
(Yogyakarta,UGM Press,1989)hal 13
35
Klaus Krippendorf , 1991 analisis isi :pengantar teori dan metodologi (,jakarta,rajawali press,1991)hal 35

Yang berarti dalam metode analisis isi unit analisis bisa berupa, kata-kata tunggal atau dalam
segmen yang panjang, gambar foto, durasi dalam rekaman video, adegan dalam program
televisi, halaman web, pengucapan, dan memiliki arti berbeda apabila di analisis 36.
Sementara Berelson menyebutkan 17 kegunaaan dari metode ini :
1.

mendeskripsikan kecendrungan-kecendrungan dalam isi komunikasi

2.

Melacak perkembangan ilmu

3.

Menyingkap perbedaan-perbedaan internasional dalam isi komunikasi

4.

Membandingkan media atau level komunikasi

5.

Memperhitungkan isi komunikasi dalam hubungannya dengan sasaran-sasarannya

6.

Mengkonstruksikan dan menerapkan standar-standar komunikasi

7.

Membantu pelaksanaan teknis penelitian

8.

Menyingkap teknik-teknik propaganda

9.

Mengukur “kehandalan” bahan-bahan komunikasi

10.

Menemukan gambaran-gambaran stylistic

11.

Mengidentifikasi niat-niat (intentions) dan karakter lain komunikator

12.

Menggambarkan keadaan psikologis seseorang atau kelompok

13.

Mendeteksi eksistensi propaganda

14.

Melindungi intelegensi politik dan militer

15.

Mereplikasikan berbagai sikap,kepentingan dan nilai (pola cultural)berbagai

kelompok masyarakat
16.

Mengungkapkan fokus perhatian

17.

Mendeskripsikan respon yang berbentuk sikap dan perilaku terhadap komunikasi.

Metode penelitian analisis isi sering dipakai untuk mengkaji isi pesan-pesan yang terdapat
dalam media . oleh karena itu metode ini adalah salah satu cara untuk mengamati , mengukur
36

Ibid. Krippendorff hal 220

dan menguji isi komunikasi secara kuantitatif. Yaitu dipakai untuk menetapkan tekanan relatif
atau frekuensi dari berbagai gejala komunikasi:propaganda, kecendrungan-kecendrungan,
gaya-gaya,perubahandalam isi dan keterbacaan 37. Adapun teknik dengan perhitungan ruang
dapat digunakan untuk mengukur isi komunikasi.
W. Lawrence Newman dalam bukunya “Social Research Methods.Qualitative and
quantitative approach” menyebutkan kegunaan metode ini yaitu :
Firtst , it is useful for problem involving a large volume of text. A researcher can measure
large of text (e.g. years of newspaper articles) with sampilng and multiple coders. Second, it
is helpful when a topic must be studied “at distance”.finally,content analysis can reveal
messages in a text that are difficult to see with casual observation.( Pertama,analisa isi
berguna dalam masalah yang melibatkan volume yang besar dalam teks. Peneliti dapat
mengukur sejumlah besar teks(misalnya tahun-tahun dari artikel koran) dengan sampel dan
pengkode.kedua, analisa isi berguna ketika suatu topik harus dipelajari “dalam jarak
waktu”.terakhir analisis isi bisa menunjukkan pesan pesan dari suatu teks yang sulit dilihat
dengan pengamatan biasa.38
Setiap pemberian kode, pengklasifikasian, dan penetapan kategorisasi dalam content analysis,
maka peneliti adalah hakim yang bertanggungjawab bagi penelitiannya
Enam tahap dalam penelitian Content Analysis adalah39:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
2. Melakukan sampling (secara eksplisit dan tepat) terhadap sumber-sumber data yang telah
dipilih
3. Pembuatan kategori yang dipergunakan dalam analisis
4. Pembacaan suatu sampel dokumen yang telah dipilih, melakukan “coding” dan meringkas
isi-isi yang relevan. (Coding adalah proses dimana data metah ditransformasikan secara
sistematis dan dikelompokkan ke dalam unit-unit yang memungkinkan membuat deskripsi
karakteristik isi yang relevan. Setelah coding adalah penyeleksian unit-unit isi misalnya
artikel, katakata, simbol-simbol, tema, paragraf, kalimat atau item-item khusus)
5. Penskalaan item-item berdasarkan frekuensi, penampakan, intensitas, atau kriteria-kriteria
lainnya. (luas kolom, ukuran huruf, penekan, fokus)
37

Krippendorf, ibid hal 25
W.L. Newman , social research methods qualitative and quan