Volume SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBER

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA
MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN
MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI
PROCESS (AHP)
Ivan Kinski (0911189)
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan
Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan
www.stmik-budidarma.ac.id //Email : maykinz.oi@gmail.com
ABSTRAK
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara berbagai alternatif aksi yang bertujuan
untuk memenuhi satu atau beberapa sasaran.Sistem pengambilan keputusan memiliki 4 fase,yaitu intelligence,
design,choice, dan implementation. Fase 1 sampai 3 merupakan dasar pengambilan keputusan, yang diakhiri
dengan suatu rekomendasi. Konsep sistem pengambilan keputusan (SPK)yang berkembang pesat menimbulkan
beberapa metode untuk menciptakan pemodelan sebagai sarana pengambilan keputusandengan kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Analytic Hierarchi Prosess(AHP) adalah suatu metode yang berperan pada
masalah kompleks dimana seorang pengambil keputusan berusaha menyederhanakan masalah-masalah rumit
sampai pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya. Perusahaan ataupun instansi baik swasta maupun
negri membutuhkan sebuah alat bantu yang mempermudah dalam pengelolahan dalam hal pengambilan
keputusannya.
Kata Kunci : SPK, AHP, FIF
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
PT.FIF merupakan suatu perusahaan
swasta yang bergerak dibidang perkreditan, salah
satunya pemberian kredit pada pembelian alat-alat
elektronik. Dimana dibutuhkan penilaian untuk
pemberian kredit kepada masyarakat secara cepat
dan efisien. Ditinjau dari segi pengambilan
keputusan yang masih mengandalkan sistem yang
masih menggunakan aplikasi seperti Microsoft
word dan Microsoft excel yang belum
menggunakan Konsep Sistem Informasi sehingga
keputusan yang dihasilkan memakan waktu lama
dan dirasa masih belum efisien. Oleh karena itu

penulis akan merancang sebuah sistem penunjang
keputusan untuk membantu dalam menghasilkan
sebuah informasi yang dibutuhkan.
Pengambilan keputusan (desicion making)
adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui
beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap
yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan. Dengan pertimbangan yang tepat,
metode ini bisa menjadi salah satu alat untuk
menentukan kebijakan bagi manajemen dalam
mengambil keputusan sistem produksinya terutama
penentuan urutan atau prioritas terhadap produk
yang akan dibuat. Penentuan kebijakan yang
diambil sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan, harus menggunakan kriteria yang dapat
terdefinisikan secara jelas dan objektif.

Konsep Sistem Pengambilan Keputusan

(SPK) yang berkembang pesat, menimbulkan
beberapa metode untuk menciptakan permodelan
sebagai sarana pengambilan keputusan dengan
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. AHP
(Analytic Hierarchi Process) adalah suatu metode
yang berperan pada masalah komplek dimana
seorang
pengambil
keputusan
berusaha
menyederhanakan masalah-masalah rumit sampai
pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya.
Proses pemikiran diarahkan pada pengambilan
keputusan dengan bounded rationality(rasionalitas
terbatas), proses penyederhanaan model dengan
mengambil inti masalah yang paling esensial tanpa
melibatkan seluruh permasalahn yang konkret.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dikemukakan permasalahan yang ada pada PT.FIF

sebagai berikut :
1. Bagaimana
proses sistem pengambilan
keputusan untuk pemberian kredit ?
2. Bagaimana merancang kriteria pemberian
kredit kepada konsumen sehingga proses
pengambilan keputusan tidak memakan waktu
yang lama ?
3. Bagaimana mendapatkan informasi kredit
secara cepat, tepat, dan akurat ?
4. Bagaimana
mengimplementasikan
AHP
(Analytic Hierarchi Process) dalam rancangan
perangkat lunak untuk memecahkan masalah
pemberian kredit terhadap konsumen?

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski


23

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X
2. Landasan Teori
2.1 Konsep Dasar Keputusan
Dari beberapa
defenisi
pengambilan
keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa
pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi
merupakan hasil suatu proses komunikasi dan
partisipasi yang terusmenerus dari keseluruhan
organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat
merupakan pernyataan yang disetujui antar
alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan

tertentu.
Pada umumnya para penulis sependapat
bahwa kata keputusan (decision) berarti pilihan
(choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Keputusan yang diambil biasanya
dilakukan berdasarkan pertimbangan situasional,
bahwa keptusan tersebut adalah keputusan terbaik.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah
sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung
para pengambil keputusan manajerial dalam situasi
keputusan semi terstruktur. SPK dimaksudkan
untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil
keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka,
namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka.
SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang
memerlukan penilaian atau pada keputusankeputusan yang sama sekali tidak dapat didukung
oleh algoritma.

2.3 Metode Analytical Hierarchy Process
Metode

AHP(Analytical
Hierarchy
Process) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty,
seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah
karangan untuk mengambil keputusan dengan
efektif atas persoalan yang kompleks dengan
menyederhanakan dan mempercepat proses
pengambilan keputusan dengan memecahkan
persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya,
menata bagian atau variabel ini dalam susunan
hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan
subjektif tentang pentingnya setiap variabel dan
mensintesis berbagai pertimbangan. Pada dasarnya,
proses pengambilan keputusan adalah memilih
suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah
sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya
persepsi
manusia.
Keberadaan
hierarki

memungkinkan dipecahnya masalah kompleks.

Gambar 2 : Struktur Hirarki
2.2 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Beberapa tujuan dari Sistem Pendukung
Keputusan adalah:
a. Membantu pengambilan keputusan untuk
memecahkan masalah semi terstruktur dam
memilih berbagai alternative keputusan yang
merupakan hsil pengolahan informasi yang di
peroleh atau tersedia dengan menggunakan
model-model pengambilan keputusan.
b. Mendukung penilaian atau keputusan manajer
bukan menggantikan.
Meningkatkan efektivitas pengambiln keputusan
manajer dari pada efisiensinya.
Dalam SPK terdapat suatu konfigurasi yang
menghubungkan antara satu entitas dengan entitas
lain. Bentuk dari konfigurasi SPK dapat kita lihat
pada gambar 1.


Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah
dalam metode AHP (Analytical Hierarchy
Process)meliputi:
1. Mendefenisikan masalah dan menentukan
solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki
dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan
hierarki adalah dengan menetapkan tujuan
yang merupakan sasaran sistem secara
keseluruhan pada level teratas.
2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas
elemen adalah membuat
perbandingan
pasangan, yaitu membandingkan elemen secara
berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi
menggunakan
bilangan
untuk

merepresentasikan kepentingan relatif dari
suatu elemen terhadap elemen yang lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan
terhadap
perbandingan berpasangan disintesis untuk
memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal
yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom
pada matriks
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan
total kolom yang bersangkutan untuk
memperoleh normalisasi matriks.

G
ambar 1 : Konfigurasi Decision Support System
Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski

24


Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X
c.

Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris
dan membaginya dengan jumlah elemen
untuk mendapatkan nilai rata-rata
4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk
mengetahui seberapa baik konsistensi yang
ada karena kita tidak menginginkan keputusan
berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi
yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah:
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama
dengan prioritas relatif elemen pertama,
nilai pada kolom kedua dengan prioritas
relatif elemen kedua, dan seterusnya
b. Jumlahkan setiap baris.
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi
dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan
d. Jumlahkan hasil bagi diatas dengan
banyaknya elemen yang ada, hasilnya
disebut ٨ maks
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus:
CI = (٨ maks-n)/n
Di mana n = banyaknya elemen
6. Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio
(CR) dengan rumus:
CR = CI/RC
Di mana
CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
IR = Index Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya
lebih dari 10%, maka penilaian data judgment
harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi
(CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka
hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
3. Pembahasan
3.1 Analisa Masalah
Sebelum kita merancang Sistem Pendukung
Keputusan untuk penentuan pemberian kredit ini,
terlebih dahulu kita harus mendekripsikan masalah
– masalah dalam proses pengambilan keputusan
pada sistem yang sedang berjalan berdasarkan pada
rumusan masalah pada bab sebelumnya. Dari
pengamatan dan studi lapangan diketahui bahwa
pelaksanaan Keputusan untuk penentuan pemberian
kredit ini masih dilakukan secara manual dan
konvensional, dalam arti belum memanfaatkan
kemampuan komputer (dalam bentuk suatu sistem
informasi) secara utuh, sehingga dirasakan masih
ditemukan beberapa permasalahan, antara lain :
1. Lamanya pelaksanaan dari satu proses ke
proses Keputusan untuk penentuan pemberian
kredit karena kendala kesulitan pengolahan
data karena masih manual.
2. Kesulitan dalam memberkaskan semua hasil
Keputusan untuk penentuan pemberian kredit
dari satu periode, untuk bahan evaluasi
periode berikutnya.

3.

Kesulitan dalam menyajikan data hasil
Keputusan untuk penentuan pemberian kredit
dalam waktu yang cepat dan transparan.
4. Kesulitan dalam mengambil Keputusan untuk
penentuan pemberian kredit karena kurangnya
dukungan data dari proses sebelumnya.
Proses pengambilan keputusan berawal dari
kegiatan
mengidentifikasi
suatu
masalah,
menetapkan kebutuhan untuk suatu kebutuhan,
menganalisis dan memilih alternatif yang dapat
memecahkan masalah itu, serta melaksanakan
alternatif itu, dan berakhir dengan mengevaluasi
efektivitas keputusan tersebut. Adapun tahapan
yang dilalui dalam proses pengambilan keputusan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penetapan tujuan (kebutuhan) pengambilan
keputusan dan mengidentifikasi masalah.
2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
Berdasarkan identifikasi masalah yang
dilakukan maka perlu dilakukan identifikasi
serangkaian kriteria keputusan. Kriteria
keputusan yang dicari adalah apa yang
menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
Kriteria dalam Keputusan untuk penentuan
pemberian kredit adalah sebagai berikut :
a. Penghasilan Per Bulan
b. Lama Pinjaman
c. Jenis Kendaraan
d. Status Rumah
3. Memberi Bobot Pada Kriteria Keputusan
Pemberian bobot pada setiap kriteria
keputusan bertujuan untuk menentukan
bagaimana standar dalam Keputusan untuk
penentuan
pemberian
kredit
tersebut.
Perhitungannya berdasarkan suatu nilai atau
range pada tiap–tiap kriteria. Pada masalah
yang tersebut diatas terdiri dari dua nilai
keputusan yaitu baik dan tidak baik.
4. Menyusun dan Mengembangkan Alternatif
Dari kriteria diatas, maka perlu disusun
beberapa
alternatif
yang
menentukan
Konsumen dapat dinyatakan baik atau tidak
baik. Tetapi sebelumnya perlu diketahui data
Konsumen yang akan diproses. Data–data
tersebut seperti Kandungan Penghasilan Per
Bulan , Lama Pinjaman , Jenis Kendaraan dan
Status Rumah. Dari data tersebut didapat
beberapa alternatif pilihan, yaitu :
a. Nilai yang dimiliki kandidat Konsumen
harus sesuai dengan standar minimum dari
tiap – tiap kriteria keputusan.
b. Bobot akhir dari keseluruhan berasal dari
akumulasi nilai dari setiap kriteria
keputusan. Keputusan didapat dari hasil
perankingan total nilai yang diperoleh dari
yang tertinggi sampai yang terendah.
Jumlahnya sesuai dengan yang tersedia
untuk satu periode penentuan.
5. Mengevaluasi Alternatif.
6. Memilih Alternatif.

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski

25

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X
7.
8.

Mengimplementasikan alternatif pilihan.
Mengevaluasi Efektivitas Keputusan
Dan langkah yang terakhir dalam proses
pengambilan keputusan menilai hasil keputusan
tersebut untuk mengetahui apakah masalah yang
dihadapi untuk Keputusan untuk penentuan
pemberian kredit telah terpecahkan atau belum.
Apakah keputusan yang dipilih dalam pemilihan
dan pengimplementasian alternatif sudah sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila
pengambilan keputusan yang telah dilakukan
belum dapat memberikan manfaat maksimum bagi
pihak terkait, maka perlu ditinjau kembali proses
pengambilan keputusan mulai dari awal dan
mencari alternatif yang lain.

Tabel 2 : Matriks Nilai Kriteria

3.2 Rancangan Proses
Langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk menentukan peserta yang lulus dengan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah
sebagai berikut :
1. Langkah pertama yaitu membuat form untuk
menentukan prioritas kriteria, dimana terdapat
beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam
menentukan prioritas kriteria yaitu:
a. Membuat Matrik Perbandingan Berpasangan
Pada tahap ini dilakukan penilaian
perbandingan antara satu kriteria dengan
kriteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat
dalam tabel 1 :

Nilai 0.43 pada kolom Penghasilan Per Bulan
baris Penghasilan Per Bulan Tabel 2 diperoleh dari
nilai kolom Penghasilan Per Bulan
baris
Penghasilan Per Bulan Tabel 1 dibagi dengan
jumlah kolom Penghasilan Per Bulan Tabel 1.
Nilai kolom jumlah pada tabel 2 diperoleh dari
penjumlahan pada setiap baris. Untuk baris
pertama,
nilai
1,67
merupakan
hasil
penjumlahan dari 0,43 + 0,50 +0,36 + 0,38.
Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai
pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah
kriteria, dalam hal ini 4 kriteria.
b. Membuat Matriks Penjumlahan Setiap Baris
Matrik ini dibuat dengan mengalikan nilai
prioritas pada tabel 2 dengan matriks
perbandingan berpasangan tabel 2. Hasil
perhitungan disajikan dalam tabel 3

Tabel 1 : Matriks Perbandingan Berpasangan

Tabel 3 : Matriks Penjumlahan Setiap Baris

Angka 1 pada kolom Penghasilan Per Bulan
baris Penghasilan Per Bulan
menggambarkan
tingkat kepentingan yang sama antara Penghasilan
Per Bulan
dengan Penghasilan Per Bulan ,
sedangkan angka 3 pada kolom Jenis Kendaraan
baris Penghasilan Per Bulan
menunjukkan
Penghasilan Per Bulan lebih penting dari pada
Jenis Kendaraan. Angka 0,5 pada kolom
Penghasilan Per Bulan
baris Status Rumah
merupakan hasil hitungan dari 1/nilai pada kolom
Status Rumah baris Penghasilan Per Bulan . Angkaangka yang lain diperoleh dengan cara yang sama.
a. Membuat Matriks Nilai Kriteria
Matrik ini diperoleh dengan rumus berikut :
Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom
lama / jumlah masing-masing kolom lama.
Hasil perhitungan bisa dilihat dalam tabel 2 berikut.

Nilai 0.42 pada baris Penghasilan Per Bulan kolom
Penghasilan Per Bulan tabel 3 diperoleh dari
prioritas baris Penghasilan Per Bulan pada tabel 2
(0,42) dikalikan dengan nilai baris Penghasilan Per
Bulan kolom Penghasilan Per Bulan pada tabel 1.
Nilai 0,21 pada baris rata-rata kolom
Penghasilan Per Bulan 4 diperoleh dari prioritas
baris Penghasilan Per Bulan pada tabel 2 (0,42)
dikalikan dengan nilai baris Status Rumah kolom
Penghasilan Per Bulan pada tabel 1 (0,5).
Kolom jumlah pada tabel 3 diperoleh
dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing
baris pada tabel tersebut. Misalnya, nilai 1,70 pada
kolom jumlah merupakan hasil penjumlahan dari

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Sepeda Motor Untuk Konsumen PT.FIF Cabang
Medan Menggunakan Metode Analytic Hierarchi Process (AHP). Oleh : Ivan Kinski

26

Volume : I, Nomor : 1, Oktober 2013

Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI)
ISSN : 2339-210X
0,42 + 0,54 + 0,38 + 0,36 pada baris Penghasilan
Per Bulan .
c. Penghitungan Rasio Konsistensi
Penghitungan
ini
digunakan
untuk
memastikan bahwa rasio konsistensi (CR)