jiptummpp gdl irfansepta 49925 4 babiii
BAB III
METODOLOGI
1.
METODOLOGI
3.1 Lokasi
Lokasi penelitian berada pada Daerah Irigasi Kedung Kandang, Kabupaten
Malang, Jawa Timur.
3.2 Data
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data sekunder, adapun
data sekunder tersebut adalah :
Peta irigasi DI Kedung Kandang.
Sistem pola tanam yang ada pada saat ini.
Data debit air di bendung Kedung Kandang
Harga satuan pertanian
3.3 Analisis Penelitian
Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Studi literatur untuk mencari metode – metode pencapaian hasil
penelitian.
b. Collecting data, berupa data debit di bendung Kedung Kandang.
c. Menghitung debit ketersediaan air atau debit andalan.
d. Merencanakan beberapa alternatif dalam pola tanam.
Dalam perencanaan sistem pola tata tanam yang digunakan sama
dengan kondisi eksistensi yaitu pola tata tanam golongan, namun yang
ada di rubah adalah terkait luasan sawah dan masa awal pembibihan.
27
28
e. Menghitung kebutuhan air untuk tiap alternatif pola tanam yang
direncanakan.
f. Menghitung tingkat alokasi air
g. Menghitung produktifitas dari tiap alternatif pola tata tanam yang
direncanakan
h. Menentukan pola tanam terbaik.
i. Pembahasan hasil penelitian
3.4 Hasil
Adapun hasil yang nantinya akan dicapai dari penetian ini adalah :
Mengetahui ketersediaan air untuk setiap area irigasi
Mengetahui kebutuhan air pada setiap pola tanam yang di rencanakan.
Mengetahui produktifitas dari tiap pola tata tanam yang direncanakan
Menentukan pola tanam terbaik.
29
3.5 Diagram Alur Penelitian
Mulai
Data debit di bendung
intake
Luas lahan
Pola Tanam
Kebutuhan Air
Ketersediaan Air
(Debit Andalan)
Alokasi Air
(Neraca Air)
Menghitung Produktifitas dari
tiap pola tata tanam
Ya
Pola tanam terbaik
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alur
Tidak
30
3.6 Pola Tanam Alternatif yang Direncanakan
Tabel 3.1 Perencanaan alternatif I
Periode
Uraian
Satuan
Nov
2
1
3
1
LP
Padi
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
Padi II (750 ha)
LP
Padi I (2340 ha)
Palawija I (1020 ha)
Palawija
Feb
2
Palawija II (1020 ha)
1
Jul
2
3
1
LP
3
1
Sep
2
3
1
Okt
2
3
3
1
Okt
2
3
Padi III (750 ha)
Palawija VI (2610 ha)
Palawija III (2610 ha)
T ebu
Agu
2
Tebu (1800 ha)
Tabel 3.2 Perencanaan alternatif II
Periode
Uraian
Satuan
1
Padi
Palawija
T ebu
Nov
2
3
1
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
Padi I (2340 ha)
LP
Palawija I (1020)
Feb
2
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
LP
Palawija II (1020 ha)
Tebu (1800 ha)
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
1
Jul
2
Padi II (750 ha)
Palawija III (2610 ha)
3
1
LP
Agu
2
3
1
Sep
2
Padi III (750 ha)
Palawija VI (2610 ha)
31
Tabel 3.3 Perencanaan alternatif III
Periode
Uraian
Satuan
Nov
2
1
3
1
LP
Padi
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
Padi II (800 ha)
LP
Padi I (2330 ha)
Palawija I (1330 ha)
Palawija
Feb
2
Palawija II (1330 ha)
1
Jul
2
3
1
LP
3
1
Sep
2
3
1
Okt
2
3
3
1
Okt
2
3
Padi III (800 ha)
Palawija VI (2860 ha)
Palawija III (2860 ha)
T ebu
Agu
2
Tebu (1500 ha)
Tabel 3.4 Perencanaan alternatif IV
Periode
Uraian
Satuan
1
Padi
Palawija
T ebu
Nov
2
3
1
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
Padi I (2330 ha)
LP
Palawija I (1330 ha)
Feb
2
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
LP
Palawija II (1330 ha)
Tebu (1500 ha)
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
1
Jul
2
Padi II (800 ha)
Palawija III (2860 ha)
3
1
LP
Agu
2
3
1
Sep
2
Padi III (800 ha)
Palawija VI (2860 ha)
32
Tabel 3.5 Perencanaan alternatif V
Periode
Uraian
Satuan
Nov
2
1
3
1
LP
Padi
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
Padi II (700 ha)
LP
Padi I (2340 ha)
Palawija I (1120 ha)
Palawija
Feb
2
Palawija II (1120 ha)
1
Jul
2
3
1
LP
3
1
Sep
2
3
1
Okt
2
3
3
1
Okt
2
3
Padi III (750 ha)
Palawija VI (2460 ha)
Palawija III (2460 ha)
T ebu
Agu
2
Tebu (1700 ha)
Tabel 3.6 Perencanaan alternatif VI
Periode
Uraian
Satuan
1
Padi
Palawija
T ebu
Nov
2
3
1
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
Padi I (2340 ha)
LP
Palawija I (1120 ha)
Feb
2
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
LP
Palawija II (1120 ha)
Tebu (1700 ha)
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
1
Jul
2
Padi II (700 ha)
Palawija III (2460 ha)
3
1
LP
Agu
2
3
1
Sep
2
Padi III (700 ha)
Palawija VI (2460 ha)
METODOLOGI
1.
METODOLOGI
3.1 Lokasi
Lokasi penelitian berada pada Daerah Irigasi Kedung Kandang, Kabupaten
Malang, Jawa Timur.
3.2 Data
Data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data sekunder, adapun
data sekunder tersebut adalah :
Peta irigasi DI Kedung Kandang.
Sistem pola tanam yang ada pada saat ini.
Data debit air di bendung Kedung Kandang
Harga satuan pertanian
3.3 Analisis Penelitian
Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Studi literatur untuk mencari metode – metode pencapaian hasil
penelitian.
b. Collecting data, berupa data debit di bendung Kedung Kandang.
c. Menghitung debit ketersediaan air atau debit andalan.
d. Merencanakan beberapa alternatif dalam pola tanam.
Dalam perencanaan sistem pola tata tanam yang digunakan sama
dengan kondisi eksistensi yaitu pola tata tanam golongan, namun yang
ada di rubah adalah terkait luasan sawah dan masa awal pembibihan.
27
28
e. Menghitung kebutuhan air untuk tiap alternatif pola tanam yang
direncanakan.
f. Menghitung tingkat alokasi air
g. Menghitung produktifitas dari tiap alternatif pola tata tanam yang
direncanakan
h. Menentukan pola tanam terbaik.
i. Pembahasan hasil penelitian
3.4 Hasil
Adapun hasil yang nantinya akan dicapai dari penetian ini adalah :
Mengetahui ketersediaan air untuk setiap area irigasi
Mengetahui kebutuhan air pada setiap pola tanam yang di rencanakan.
Mengetahui produktifitas dari tiap pola tata tanam yang direncanakan
Menentukan pola tanam terbaik.
29
3.5 Diagram Alur Penelitian
Mulai
Data debit di bendung
intake
Luas lahan
Pola Tanam
Kebutuhan Air
Ketersediaan Air
(Debit Andalan)
Alokasi Air
(Neraca Air)
Menghitung Produktifitas dari
tiap pola tata tanam
Ya
Pola tanam terbaik
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alur
Tidak
30
3.6 Pola Tanam Alternatif yang Direncanakan
Tabel 3.1 Perencanaan alternatif I
Periode
Uraian
Satuan
Nov
2
1
3
1
LP
Padi
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
Padi II (750 ha)
LP
Padi I (2340 ha)
Palawija I (1020 ha)
Palawija
Feb
2
Palawija II (1020 ha)
1
Jul
2
3
1
LP
3
1
Sep
2
3
1
Okt
2
3
3
1
Okt
2
3
Padi III (750 ha)
Palawija VI (2610 ha)
Palawija III (2610 ha)
T ebu
Agu
2
Tebu (1800 ha)
Tabel 3.2 Perencanaan alternatif II
Periode
Uraian
Satuan
1
Padi
Palawija
T ebu
Nov
2
3
1
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
Padi I (2340 ha)
LP
Palawija I (1020)
Feb
2
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
LP
Palawija II (1020 ha)
Tebu (1800 ha)
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
1
Jul
2
Padi II (750 ha)
Palawija III (2610 ha)
3
1
LP
Agu
2
3
1
Sep
2
Padi III (750 ha)
Palawija VI (2610 ha)
31
Tabel 3.3 Perencanaan alternatif III
Periode
Uraian
Satuan
Nov
2
1
3
1
LP
Padi
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
Padi II (800 ha)
LP
Padi I (2330 ha)
Palawija I (1330 ha)
Palawija
Feb
2
Palawija II (1330 ha)
1
Jul
2
3
1
LP
3
1
Sep
2
3
1
Okt
2
3
3
1
Okt
2
3
Padi III (800 ha)
Palawija VI (2860 ha)
Palawija III (2860 ha)
T ebu
Agu
2
Tebu (1500 ha)
Tabel 3.4 Perencanaan alternatif IV
Periode
Uraian
Satuan
1
Padi
Palawija
T ebu
Nov
2
3
1
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
Padi I (2330 ha)
LP
Palawija I (1330 ha)
Feb
2
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
LP
Palawija II (1330 ha)
Tebu (1500 ha)
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
1
Jul
2
Padi II (800 ha)
Palawija III (2860 ha)
3
1
LP
Agu
2
3
1
Sep
2
Padi III (800 ha)
Palawija VI (2860 ha)
32
Tabel 3.5 Perencanaan alternatif V
Periode
Uraian
Satuan
Nov
2
1
3
1
LP
Padi
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
Padi II (700 ha)
LP
Padi I (2340 ha)
Palawija I (1120 ha)
Palawija
Feb
2
Palawija II (1120 ha)
1
Jul
2
3
1
LP
3
1
Sep
2
3
1
Okt
2
3
3
1
Okt
2
3
Padi III (750 ha)
Palawija VI (2460 ha)
Palawija III (2460 ha)
T ebu
Agu
2
Tebu (1700 ha)
Tabel 3.6 Perencanaan alternatif VI
Periode
Uraian
Satuan
1
Padi
Palawija
T ebu
Nov
2
3
1
Des
2
3
1
Jan
2
3
1
Padi I (2340 ha)
LP
Palawija I (1120 ha)
Feb
2
3
1
Mar
2
3
1
Apr
2
LP
Palawija II (1120 ha)
Tebu (1700 ha)
3
1
Mei
2
3
Jun
2
1
3
1
Jul
2
Padi II (700 ha)
Palawija III (2460 ha)
3
1
LP
Agu
2
3
1
Sep
2
Padi III (700 ha)
Palawija VI (2460 ha)