Nusantara pada Masa Pemerintahan Kolonia

Nusantara pada Masa Pemerintahan
Kolonial
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama

: Khairani Khairunnisa

Kelas

: VII-1

No.Absen: 20

SMPN 27 Jakarta

Tahun 2014/2015

A. Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia
Kedatangan bangsa Eropa ke Asia sangat berkaitan dengan imperialisme dan
kolonialisme. Imperialisme adalah hak untuk memerintah. Kolonialisme adalah
penguasaan suatu wilayah dan rakyatnya oleh negara lain untuk tujuan-tujuan yang
bersifat militer atau ekonomi.
Pengembaraan bangsa Eropa ke Asia mulai dirintis oleh Marcopolo dari Venesia,
Italia. Ia berhasil memasuki Benua Asia di Turkistan dan ke Cina sampai ke
Semenanjung Melayu, lalu kembali lagi ke Eropa melalui India dan Teluk Parsi (12711295)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedatangan Bangsa Eropa ke Asia
a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan ditandai dengan berkembangnya
ilmu tentang geografi, astronomi (ilmu perbintangan), penemuan, kompas,
mesiu, dan teknik pelayaran.

b. Ekonomi


Awalnya bangsa Eropa memperoleh rempah-rempah dari Asia Barat
yang dibeli dengan harga mahal. Oleh karena itu, bangsa Eropa ingin
memperoleh barang tersebut dari pusatnya sehingga memperoleh banyak
keuntungan.

c. Politik

Kekalahan Konstatinopel ke tangan Turki Usmania (1453) mendorong
bangsa Eropa untuk ekspansi ke dunia timur, yang menimbulkan gerakan
pelayaran dan penjelajahan besar-besaran.

d. Semangat Gold, Glory dan Gospel

Gold adalah kekayaan, dapat berupa emas ataupun rempah-rempah.
Glory adalah kejayaan untuk mendapat dan menguasai daerah rempahrempah. Gospel adalah menyebarkan agama nasrani oleh Franciscus
Xaverius.

B. Sistem Pemerintahan Kolonial di Indonesia
1. Pemerintahan Portugis


Tahun 1510, Alfonso de Albuquerque (1459-1515) sebagai panglima
angkatan laut Portugis berhasil menguasai Goa dan dijadikannya sebagai
pangkalan Portugis.
Pada 1509, Portugis tiba di bawah pimpinan Siquera. Portugis
melakukan kontak dengan penguasa setempat, yaitu Sultan Mahmud Syah.
Setelah Malaka dapat dikuasai, Portugis menancapkan pengaruhnya di
Pasai dan Minangkabau.
Pada 1512, Portugis tiba di Ternate dan melakukan hubungan dagang
dengan para penguasa Ternate. Portugis mendirikan benteng di Ternate yang
dimanfaatkan untuk melakukan monopoli perdagangan cengkih.
Penjelajahan Portugis di Nusantara berakhir pada abad 16 M. Di Timor
Timur, berakhir pada 1674 setelah Belanda mulai bersaing menguasai
Nusantara.

2. Pemerintahan Belanda di Indonesia
a) Kedatangan Belanda

Pertempuran antara Portugis dan Spanyol pada 1580, menyebabkan
tersendatnya pasokan rempah ke Belanda, sehingga Raja Spanyol
Phillip II, sebagai pemenang perang, menutup pelabuhan Lisabon bagi

kapal belanda.
Pada 1596, Cornelius de Houtman memimpin pelayaran Belanda ke
Nusantara dan berlabuh di Banten, namun ekspedisi pertama ini
gagal.
Pada 1598, rombongan pedagang Belanda tiba di Banten di bawah
pimpinan Yacob van Neck. Kedatangan ini diterima baik oleh penguasa
Banten. Pada saat itu, Banten sedang mengalami kemunduran akibat
tindakan orang Portugis, sehingga keadaan ini dimanfaatkan oleh
Belanda untuk melakukan hubungan perdagangan.
Pada 1602, Belanda mendirikan VOC (Vereenigde Oost indische
Compagnie) atas saran Yohan van Oldebarnevelt. Tujuannya yaitu :
1. Mempersatukan usaha dagang di Indonesia
2. Menghindari persaingan antar pedagang
3. Mengatasi persaingan antara pedangan Eropa lainnya

Pimpinan VOC dipegang oleh dewan 17, di Indonesia dipimpin oleh
gubernur jenderal. Gubernur jenderal yang pertama yaitu Pieter Both.

VOC mendapat hak istimewa (octrooi), yaitu :
1.

2.
3.
4.

Memonopoli perdagangan di wilayah Amerika Selatan & Afrika
Mengangkat pegawai
Mempunyai pengadilan sendiri
Mencetak dan mengedarkan uang

5. Membuat perjanjian dengan penguasa setempat atas nama
pemerintah Belanda
6. Mempunyai angkatan perang, mendirikan benteng, dan menjajah
Pada 1618, terjadi pergantian kepemimpinan VOC yaitu Jan
Pieterzoon Coen. Siasat yang dijalankannya untuk menguasai barang
dagangan tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.
Coen memilih Jayakarta untuk dijadikan pangkalan VOC. Namun,
beberapa tahun kemudian, Inggris dengan kongsi dagang yang
bernama East Indian Company (EIC) meminta izin mendirikan loji di
Jayakarta, sehingga terjadi persaingan antara VOC dan EIC di Jayakarta.
Coen dan armadanya menyerang tentara Banten dan Inggris, serta

menyerbu dan menduduki Jayakarta. Pada Mei 1619, Jayakarta resmi
dinamakan Batavia dan VOC secara resmi berkuasa di Banten.
Siasat VOC adalah melakukan devide et impera (politik memecah
belah) antara keluarga dalam satu kerajayaan dan keluarga lain. Cara
lain yang dilakukan Belanda adalah melancarkan monopoli
perdagangan di Indonesia.

b) Bubarnya VOC
1.
2.
3.
4.
5.

VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799, penyebabnya yaitu :
Persaingan dagang dengan Perancis dan Inggris
Penduduk Indonesia tidak mampu membeli barang yang dijual VOC
Perdagangan gelap
Pegawai-pegawai VOC melakukan korupsi
VOC harus mengeluarkan dana besar untuk membiayai tentara dan

pegawai

Pada 1799-1807, Indonesia dikuasai oleh Republik Bataf (Bataafsche
Republiek). Dalam waktu yang bersamaan, Belanda terlibat perang
dengan Perancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte untuk
menyatukan Eropa dengan Perancis. Pada 1807, Belanda dikalahkan
Perancis. Akibatnya, Republik Bataf dihapus dan diganti dengan
Kerajaan Belanda oleh Napoleon dengan rajanya adalah Lodewijk
Bonaparte. Kerajaan Belanda mengangkat Herman Willem Daendels
sebagai gubernur jenderal untuk Indonesia.

c) Pemerintahan Daendels (1808-1811)

Herman Willem Daendels sebagai sebagai gubernur jenderal,
mempunyai tugas yaitu mempertahankan Indonesia agar tidak
dikuasai oleh Ingris. Kebijakan Daendels yaitu :

1. Membuat angkatan perang, mendirikan benteng, pabrik mesiu,
rumah sakit tentara, dan kapal perang kecil sebanyak 40 buah
2. Membuat jalan antara Anyer sampai Panarukan

3. Membuat Preanger Stesel, yaitu sistem yang mengharuskan rakyat
khususnya di daerah Priangan untuk menanam kopi
4. Dikeluarkan aturan pajak yang tinggi
Daendels memerintah dengan kejam dan keras, sehingga
menimbulkan reaksi dan pertentangan, salah satunya perlawanan
yang dilakukan oleh rakyat Sumedang di bawah pimpinan Pangeran
Kornel atau Pangeran Kusumahdinata (1791-1828) yang terjadi karena
rakyat dipaksa bekerja untuk membuat jalan nelalui bukit yang penuh
cadas.
Perancis menyadari bahwa Inggris tidak dapat dikalahkan. Sehingga,
Napoleon memanggil Daendels untuk diikutsertakan dalam
penyerbuan ke Rusia pada Perang Koalisi VI. Daedels kemudian diganti
oleh Jenderal Janssens. Namun pemerintahannya tidak berlangsung
lama karena Janssens menyerah pada Inggris pada 18 September
1811.

3. Pemerintahan Inggris di Indonesia (1811-1816)

Sejak Belanda menyerah kepada Inggris, gubernur jenderal Inggris di
India, Lord Minto mengangkat Thomas Stamford Raffles menjadi letnan

gubernur di Jawa. Kebijakan Raffles, yaitu :
1. Kerja paksa dihapus, kecuali di daerah Priangan
2. Monopoli dan pelayaran hongi dihapuskan
3. Melarang politik perbudakan
4. Contingen (penyerahan hasil bumi) diganti dengan Landrente Stesel
(sistem pajak bumi), sedangkan penyerahan wajib dihapuskan
Kebijakan dalam bidang pemerintahan :

1.
2.
3.

Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karedensinan
Kekuasaan para bupati dikurangi
Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan

Sistem Landrente Stesel yang diterapkan, yaitu :
1. Petani membayar sewa tanah sesuai keadaan tanah
2. Pajak bumi dibayar dengan uang/beras
3. Orang yang bukan petani dikenakan uang kepala, yaitu pembayaran pajak

Setelah Inggris kalah dalam perang melawan Rusia pda 1815,
kekuasaan Inggris di Indonesia pun berakhir. Belanda dan Inggris
melakukan perundingan yang menghasilkan Konvensi London (1814) yang
menetapkan semua bekas jajahan Belanda diserahkan kembali kepada

Belanda, kecuali Bangka, Belitung, dan Bengkulu. Sehingga pemerintahan
Belanda dilanjutkan sampai tahun 1819.

4. Pemerintahan Hindia Belanda
a) Sistem tanam paksa

Pemerintah Hindia Belanda mengirim seorang ahli keuangan
bernama Johannes Van den Bosch ke Hindia Belanda. Setelah
mengadakan penelitian, ia menerapkan Tanam Paksa ( Cultuur Stesel).
Peraturannya yaitu:
1. Rakyat harus menanami 1/5 tanah dengan kopi, tebu, teh, dan
tembakau
2. Hasil tanaman harus dijual kepada pemerintah dengan harga yang
ditetapkan
3. Tanah yang ditanami tanaman ekspor bebas dari pajak

4. Kaum petani tidak boleh bekerja lebih keras daripada bekerja untuk
penanaman padinya
5. Rakyat yang tidak memiliki tanah harus kerja rodi selama 65 hari
setiap tahun
6. Kerusakan tanaman menjadi tanggung jawab pemerintah
Pelaksanaan Tanam Paksa diserahkan kepada kepala daerah yang
mendapat cultuur procenten atau hadiah menurut banyaknya hasil.
Peraturan Tanam Paksa dengan praktiknya berbeda. Akibatnya,
rakyat sangat menderita, sementara Hindia Belanda memperoleh
keuntungan besar.
Akhirnya, pelaksanaan Tanam Paksa mengundang reaksi dari
kalangan Bangsa Belanda sendiri, diantaranya Baron van Hoevel dan
Eduard Douwes Dekker.

b) Sistem Usaha Swasta Asing

Pada 1850, Tanam Paksa banyak ditentang oleh pengusahapengusaha Belanda karena tidak sesuai dengan paham liberal.
Akhirnya, pemerintah Belanda mengganti Tanam Paksa dengan
Sistem Politik Liberal/Politik Terbuka. Golongan pengusaha swasta
Belanda dan Eropa datang ke Jawa dan Sumatra untuk menanamkan
modal di perkebunan kopi, teh, dan kina. Pemerintah Belanda
membuat Undang-Undang Gula dan Undang-Undang Agraria 1870
untuk menghapuskan Tanam Paksa tebu dan bertujuan untuk
melindungi hak milik petani atas tanah agar tidak dikuasai bangsa
asing.
Sistem Politik Liberal ini tidak membawa perubahan bagi
kesejahteraan rakyat Indonesia, karena perbudakan tetap dilakukan.

C. Kebudayaan Pada Masa Pemerintahan Kolonial Eropa di
Indonesia (abad 16-20)
1. Persebaran Agama Kristen

Persebaran agama kristen melalui seorang misionaris dan zending
yang ikut dalam pelayaran. Contohnya adalah seorang misionaris yang
bernama Fransiscus Xaverius. Ia adalah orang asal Portugis yang menyebarkan
agama kristen di Maluku.

2. Pendidikan

Pada masa kolonial, didirikan sekolah dengan tujuan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang murah. Contoh sekolah pada masa itu :
- Sekolah Dokter Djawa (1851)
- OSVIA untuk menghasilkan hakim, jaksa dan pangreh praja
- Sekolah Tinggi Teknik (sekarang ITB) pada 1920

3. Kereta Api

Pada pertengahan abad ke-19, dibuat jalur kereta api untuk
pengangkutan hasil perkebunan dan sarana transportasi. Pada 1863, Poolman
membuat jalan Semarang-Yogyakarta. Adapun perusahaan Nederland
Indische Stroomtram-Maschappij membuat jalan Batavia-Biutenzorg

4. Meriam

Peninggalan bangsa kolonial salah satunya adalah meriam. Contoh :
meriam Nyai Setomi di Solo, Si Jagur di Jakarta, dan Ki Amuk di Banten

5. Arsitektur dan Bahasa

Pada bidang arsitektur, dapat dapat dilihat dari bangunan kuno dan
kantor pemerintahan pada masa kolonial. Contohnya :
- Gedung sate yang masih digunakan untuk pemerintahan
- Ornamen pada gerbang Masjid Penyengat atau Keraton Surakarta
Pada bidang bahasa, kosakata Portugis masuk ke dalam Bahasa
Indonesia, antara lain gereja, mentega, dan sinyo.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22