Meraih Cita Cita dan masa depan

Meraih Cita-Cita

Bab 1 Sekilas tentang Cita-Cita

Pernahkah Anda membayangkan betapa bahagianya ketika seseorang meraih apa yang dia inginkan? Atau pernahkah Anda melihat seseorang yang hingga tua masih merasa belum menemukan tujuan hidupnya? Fenomena seperti itu dapat kita amati di dalam kehidupan kita. Ada orang yang menjalani kehidupannya dengan terencana sehingga ia mampu mewujudkan tujuan hidupnya, tetapi ada pula orang yang asal hidup, tidak mempunyai impian sehingga kehidupannya seperti daun kering yang tertiup angin, terbang kesana kemari tanpa tujuan yang jelas. Sungguh disayangkan apabila seseorang lahir kemudian tumbuh dewasa dan menua tanpa memiliki sebuah tujuan sehingga hidupnya menjadi tidak berarti dan tidak memiliki pengalaman menarik untuk dikenang.

Dalam buku ini penulis akan memberikan tips dan strategi untuk meraih cita – cita. Tentunya serangkaian tips dan strategi ini akan mempermudah Anda dalam meraih cita cita yang telah Anda miliki. Akan tetapi sebelum itu, alangkah baiknya Anda mengetahui definisi dari cita – cita dan pentingnya sebuah cita - cita dalam kehidupan.

A. Pengertian Cita - Cita

Pengertian cita-cita menurut KBBI adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Cita – cita ini bisa berasal dari dalam diri sendiri ataupun berasal dari pengaruh lingkungan sekitar. Apapun yang menjadi cita-cita Anda, harus diwujudkan dengan semangat yang tinggi dan usaha yang serius. Cita – cita dapat juga diartikan sebagai tujuan hidup atau pedoman hidup. Berikut beberapa definisi mengenai tujuan dan pedoman hidup menurut para ahli :

 Ken Mcelroy Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan

tujuan juga merupakan kunci mencapai kesuksesan.  Jemsly H & Martani H

Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis.

 Yayasan Trisakti Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan

jaringan politik, prosedur, anggaran serta penentuan program.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebuah cita – cita / tujuan hidup merupakan sesuatu yang ingin dicapai, berisi arahan tentang apa yang harus dikerjakan dan kunci untuk mencapai kesuksesan.

Ada sebuah kutipan dari Buya Hamka yang berbunyi “Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutanpun juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja ”. Kutipan ini bermakna bahwa kita sebagai manusia harus mampu memaknai arti dari kehidupan ini, mampu melakukan perencanaan yang matang, dan melakukan yang terbaik dalam setiap hal sehingga pada akhirnya kita mampu meraih kebahagiaan. Seseorang dikatakan bahagia ketika orang tersebut dapat mewujudkan apa yang ia cita - citakan. Cita - cita merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang dalam menjalani kehidupannya. Ibarat sebuah bangunan, cita – cita ini seperti desain yang menentukan bentuk, pola dan keindahan bangunan tersebut. Desain ini juga menentukan material yang dibutuhkan, tahapan yang harus dikerjakan serta estimasi waktu untuk menyelesaikannya. Tanpa desain yang benar maka bangunan tersebut mustahil untuk dibuat. Begitu pula dengan kehidupan ini, cita – cita memberikan desain yang jelas sehingga kita tahu harus pergi kemana, harus berbuat apa dan tahu kapan harus melakukannya. Sebagai contoh ketika seseorang mempunyai cita – cita untuk menjadi dosen, orang tersebut akan berusaha sedini mungkin untuk melengkapi persyaratannya, belajar dengan tekun, aktif di organisasi, sering mengikuti pelatihan, seminar dan diskusi, mengikuti perlombaan serta mengumpulkan informasi dan memposisikan dirinya untuk selalu berada di lingkungan yang mendukung.

B. Cita – Cita dan Kehidupan

Cita – cita juga mempunyai korelasi dengan kehidupan kita di masa yang akan datang. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa cita – cita itu ibarat sebuah desain yang menentukan bentuk suatu bangunan. Desain ini pula yang menentukan bentuk kehidupan kita di masa depan. Sudah seharusnya sebuah cita – Cita – cita juga mempunyai korelasi dengan kehidupan kita di masa yang akan datang. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa cita – cita itu ibarat sebuah desain yang menentukan bentuk suatu bangunan. Desain ini pula yang menentukan bentuk kehidupan kita di masa depan. Sudah seharusnya sebuah cita –

– cita kita setinggi langit, agar apabila ia jatuh, ia masih jatuh di antara bintang - bintang. Memang benar, kita harus menggantungkan cita – cita setinggi mungkin supaya kita termotivasi dan mau berusaha keras. Dengan usaha yang maksimal, tanpa disadari akan berdampak pada tergalinya potensi yang ada pada diri kita sehingga potensi tersebut menjadi sebuah keahlian. Kehidupan di masa depan dapat dilihat / diramalkan dengan perilaku kita saat ini. Ketika kita mempunyai cita – cita yang jelas maka keseharian kita pun akan disibukan dengan upaya – upaya untuk mewujudkannya. Kesibukan inilah yang akan membawa kita pada kehidupan yang kita cita - citakan di masa depan. Tercapai tidaknya cita – cita tergantung dari seberapa besar usaha yang dilakukan dan seberapa cerdas kemampuan kita untuk memanfaatkan peluang. Selain itu, dengan memiliki cita-cita kita akan lebih menghargai kehidupan yang telah Tuhan berikan, karena dengan adanya cita-cita kita akan lebih memahami hakikat dan eksistensi kita di dunia ini, lebih berusaha memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan akan selalu melakukan yang terbaik dalam menjalani kehidupan.

Bab II

Menentukan Cita -Cita

A. Sumber cita-cita

Menentukan sebuah cita-cita bukan merupakan perkara yang mudah. Banyak orang yang hingga dewasa masih bingung dengan apa yang menjadi cita - citanya. Bahkan tak sedikit orang yang salah memilih cita-cita sehingga mereka kesulitan untuk meraihnya. Hal tersebut terjadi karena apa yang mereka cita - citakan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sebagai contoh ketika seseorang memilih untuk menjadi arsitektur, pilihan tersebut seharusnya dipilih setelah melalui pemikiran yang matang, bukan hanya mengikuti ambisi apalagi ikut-ikutan teman . Ada tahapan yang harus dilalui agar pilihan yang telah ditentukan merupakan pilihan yang tepat. Akan lebih baik dalam menentukan cita- cita, kita menerapkan konsep the right man on the right place . Dengan menerapkan konsep tersebut, tentunya apa yang menjadi impian akan di dukung oleh kemampuan / keahlian yang dimiliki sehingga proses meraihnya pun menjadi lebih mudah. Untuk dapat menentukan cita – cita yang tepat, terlebih dahulu kita harus mengetahui sumber cita-cita dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Sumber cita-cita merupakan asal munculnya keinginan untuk meraih sesuatu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sumber cita – cita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Internal Sumber cita – cita internal merupakan sumber cita – cita yang berasal dari dalam diri seseorang. Sumber ini berkaitan dengan keinginan dan hal lain yang 1. Internal Sumber cita – cita internal merupakan sumber cita – cita yang berasal dari dalam diri seseorang. Sumber ini berkaitan dengan keinginan dan hal lain yang

a. Minat dan Bakat Secara umum cita-cita seseorang lebih sering ditentukan oleh minat yang mereka miliki. Minat merupakan ketertarikan / kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Seseorang yang telah memiliki minat yang kuat akan selalu berusaha untuk mewujudkannya, tak peduli apakah ia mampu atau tidak. Minat akan memberikan semangat yang luar biasa sehingga memacu seseorang untuk selalu bekerja keras dan berusaha untuk meraihnya.

Selain minat, bakat juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam menentukan cita - citanya. Bakat / keahlian merupakan kemahiran di suatu bidang tertentu atau something we are geek in . Keahlian ini bisa di dapat sejak lahir ataupun melalui proses panjang yang penuh dengan usaha. Seseorang akan cenderung memilih cita-cita yang sesuai dengan keahlian yang ia miliki. Sebagai contoh orang yang memiliki kemampuan menghitung dan menggambar akan memilih menjadi arsitektur. Begitu pula apabila memiliki suara yang merdu, akan memilih menjadi seorang penyanyi. Seseorang yang telah memiliki keahlian tertentu akan lebih mudah untuk menentukan dan meraih apa yang ia impikan. Tinggal bagaimana keahlian tersebut diubah menjadi suatu poin plus yang menjadikannya berbeda atau lebih unggul dibanding dengan orang lain.

b. Pengalaman Pengalaman yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi pilihannya. Semaki banyak pengalaman seseorang akan semakin banyak pula pilihan impian yang ia miliki. Sebagai contoh, ketika seseorang pernah mengikuti berbagai pelatihan, seminar, perlombaan, dan organisasi, maka orang tersebut akan memiliki wawasan yang luas sehingga memiliki banyak pilihan cita-cita. Akan tetapi apabila seseorang tidak memiliki pengalaman yang luas, maka pilihan cita-citanya-pun menjadi sempit dan terbatas pada apa yang ia ketahui.

2. Sumber eksternal Selain sumber yang berasal dari internal seseorang, ada juga sumber yang

berasal dari luar yaitu keluarga dan lingkungan. Tidak bisa dipungkiri bahwa sumber eksternal juga memberikan andil yang cukup signifikan dalam proses menentukan cita – cita. Sumber eksternal ini berkaitang dengan interaksi seseorang dengan lingkungannya dan kemampuan untuk merespon fenomena yang terjadi di lingkungannya. Lebih jelasnya, penulis membagi bahasan ini menjadi dua poin utama, yaitu :

a. Keluarga Keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan impian seseorang. Keluarga juga mempunyai andil yang besar dalam meraih cita-cita yang telah ditentukan. Dukungan keluarga juga merupakan aspek yang sangat penting yang menentukan keberhasilan seseorang. Dalam konteks pengaruhnya terhadap pilihan cita-cita, keluarga memiliki peran yang cukup besar. Hal ini terjadi karena keluarga memiliki kekuatan-kekuatan tertentu yang dapat memaksakan pilihan a. Keluarga Keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan impian seseorang. Keluarga juga mempunyai andil yang besar dalam meraih cita-cita yang telah ditentukan. Dukungan keluarga juga merupakan aspek yang sangat penting yang menentukan keberhasilan seseorang. Dalam konteks pengaruhnya terhadap pilihan cita-cita, keluarga memiliki peran yang cukup besar. Hal ini terjadi karena keluarga memiliki kekuatan-kekuatan tertentu yang dapat memaksakan pilihan

Kebanyakan hal pertama yang dipikirkan seseorang ketika menentukan pilihannya adalah kemampuan finansial yang dimiliki. Ketika keluarga memiliki kemampuan finansial yang cukup maka tentunya tidak menjadi hambatan. Apapun yang diimpikan akan di dukung dan dibiayai secara penuh. Tetapi apabila kemampuan finansial yang dimiliki terbatas, sedikit banyak akan mengganggu pilihan yang akan ditentukan sehingga membatasi pilihan yang ada. Kemampuan finansial yang rendah bukan berarti secara langsung memutus harapan seseorang untuk meraih impiannya. Banyak sekali orang yang berasal dari keluarga kalangan bawah berhasil meraih apa yang ia cita-citakan, tergantung dari seberapa besar usaha yang dilakukan. Yang dimaksudkan disini adalah bahwa kemampuan finansial keluarga pada umumnya akan mempengaruhi pola pikir seseorang dalam menentukan cita-citanya. Aspek finansial bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam meraih cita-citanya.

Selain kemampuan finansial, kekuatan lain yang dimiliki oleh keluarga adalah permintaan orang tua dan dukungan non finansial. Biasanya apabila orang tua telah meminta anaknya untuk menjadi A, B atau C, maka anak tersebut akan mengikuti permintaan orang tuanya. Dalam kasus lain, apabila seorang ayah / ibu mempunyai profesi tertentu, maka anaknya pun akan diminta untuk mengikuti jejak orang tuanya. Begitu pula dengan dukungan non finansial seperti dukungan moril dan sikap orang tua terhadap pilihan yang telah kita tentukan. Kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi pilihan seseorang dalam menentukan cita-citanya. Akan lebih baik apabila pilihan anak juga merupakan pilihan keluarga sehingga terjadi Selain kemampuan finansial, kekuatan lain yang dimiliki oleh keluarga adalah permintaan orang tua dan dukungan non finansial. Biasanya apabila orang tua telah meminta anaknya untuk menjadi A, B atau C, maka anak tersebut akan mengikuti permintaan orang tuanya. Dalam kasus lain, apabila seorang ayah / ibu mempunyai profesi tertentu, maka anaknya pun akan diminta untuk mengikuti jejak orang tuanya. Begitu pula dengan dukungan non finansial seperti dukungan moril dan sikap orang tua terhadap pilihan yang telah kita tentukan. Kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi pilihan seseorang dalam menentukan cita-citanya. Akan lebih baik apabila pilihan anak juga merupakan pilihan keluarga sehingga terjadi

b. Lingkungan Kehidupan .Faktor ekternal selanjutnya adalah lingkungan. Sama seperti keluarga,

lingkungan yang merupakan tempat seseorang tinggal juga berpengaruh pada pilihan seseorang dalam menentukan cita-citanya. Lingkungan yang dimaksud bisa berupa kondisi geografis wilayah, lingkungan dari segi ekonomi sosial maupaun budaya. Dari segi geografis dan ekonomi misalnya, seseorang yang tinggal di daerah pantai kebanyakan bercita-cita menjadi seorang nelayan, pemilik kapal ataupun seorang pegawai di bidang kemaritiman. Kondisi geografis dan ekonomi berpengaruh pada pola pikir seseorang dalam menentukan cita-citanya karena orang yang bersangkutan sejak kecil tinggal di daerah yang memang baik secara keseharian, mata pencaharian dsb, mendukung terbentuknya potensi yang dimiliki orang tersebut. Seperti pada contoh di atas, orang yang tinggal di daerah pantai secara langsung ataupun tidak langsung, dalam kesehariannya akan selalu berhubungan dengan pantai dan laut. Lama kelamaan akan terbentuk suatu pemikiran untuk menjadi seorang nelayan atau bekerja di bidang kemaritiman. Sementara itu dari sisi sosial budaya, pengaruh yang diberikan juga cukup signifikan. Lingkungan pesantren misalnya, akan menumbuhkan jiwa religi pada diri seseorang sehingga secara tidak langsung orang tersebut akan memiliki pilihan cita-cita untuk menjadi seorang mubalig atau imam besar.

Faktor internal maupun eksternal yang merupakan sumber cita-cita, semuanya mempunyai peran dalam memengaruhi pola pikir seseorang untuk menentukan cita-citanya. Perihal faktor mana yang paling dominan, tergantung dari kemampuan individu dalam merespon setiap hal yang terjadi di sekitarnya.

B. Cara menentukan cita-cita

Setelah kita mengetahui sumber dan faktor – faktor yang mempengaruhi cita – cita, langkah selanjutnya adalah bagaimana cara menentukan cita – cita secara tepat. Seperti yang telah dibahas di bagian sebelumnya, bahwa banyak sekali orang yang gagal dalam meraih impiannya karena berbagai hal, salah satunya adalah karena tidak mampu memahami kemampuan yang dimiliki. Secara lebih lanjut, berikut langkah –langkah yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan cita – cita, yaitu :

1. Kenali Dirimu Lebih Jauh Mengenali diri sendiri adalah langkah pertama yang sangat penting untuk menentukan cita – cita. Langkah ini bertujuan untuk mengukur kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, memahami potensi serta menyelaraskannya dengan minat yang dimiliki. Mengenali diri sendiri menjadi sangat penting karena tahapan ini sangat menentukan tahapan selanjutnya. Apabila kita berhasil memahami dan mengenali diri sendiri, tentunya pilihan kita tentang apa yang menjadi cita – cita pun akan tepat dan sebaliknya.

Banyak sekali cara untuk mengenali diri sendiri. Berikut berapa tips yang bisa dijadikan acuan dalam proses mengenali diri sendiri :

a. Melihat Trcak Record Pendidikan (prestasi akademik) dan Iptek yang Dikuasai,

Setiap orang pasti memiliki rekam jejak dalam hidupnya. Tetapi kebanyakan dari mereka tidak mereview rekam jejak yang mereka miliki, hanya menjadikannya sebagai sebuah kenangan di masa lalu. Dengan melihat kembali rekam jejak yang dimiliki, Anda akan tahu kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki. Contohnya bagi seorang siswa yang ingin melanjutkan studi ke PTN / PTS, saat hendak memilih jurusan ada baiknya pilihan tersebut didasarkan pada rekam jejak yang dimiliki, yaitu dengan menganalisis rapor dan prestasi yang pernah diraih semasa SMA. Dengan demikian, pilihan yang ditentukan berdasarkan data akan lebih tepat dibandingkan pilihan yang hanya berdasarkan spekulasi. Selain itu Anda juga harus mengetahui seberapa jauh kemampuan menguasi iptek. Dengan menganalisis kedua hal tersebut, Anda akan lebih paham tentang diri Anda sendiri, sehingga dapat memutuskan dengan tepat apa yang menjadi cita – cita Anda.

b. Meminta Saran Cara lain untuk mengenali diri sendiri yaitu bisa dengan meminta saran kepada orang yang ahli seperti konsultan, guru BK, atau pihak lain yang relevan. Saran dan masukan ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan masa depan Anda. Tetapi perlu diingat bahwa saran – saran tersebut harus diolah dan di analisis terlebih dahulu. Jangan menjadikan saran sebagai sebuah keputusan tanpa adanya pertimbangan – pertimbangan lain yang relevan. Sejatinya, yang b. Meminta Saran Cara lain untuk mengenali diri sendiri yaitu bisa dengan meminta saran kepada orang yang ahli seperti konsultan, guru BK, atau pihak lain yang relevan. Saran dan masukan ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan masa depan Anda. Tetapi perlu diingat bahwa saran – saran tersebut harus diolah dan di analisis terlebih dahulu. Jangan menjadikan saran sebagai sebuah keputusan tanpa adanya pertimbangan – pertimbangan lain yang relevan. Sejatinya, yang

c. Menambah Pengalaman Pengalaman merupakan suatu hal yang pasti dimiliki oleh setiap orang. Pengalaman ini apabila dikaji secara mendalam dapat berguna membantu memahami dan mengenali potensi diri. Apabila pengalaman yang dimiliki banyak, maka tentunya akan semakin komprehensif kajian / review yang dilakukan sehingga hasilnya pun lebih akurat. Untuk itu gunakanlah waktu luang dengan diisi oleh berbagai kegiatan positif guna menambah pengalaman.

2. Evaluasi dan Perbaiki Setelah kita mampu mengenali diri sendiri dan melakukan serangkaian percobaan, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi dan memperbaiki.

a. Memahami kelebihan dan Kekurangan Evaluasi disini bertujuan untuk mengukur sejauh mana keselarasan antara minat dan bakat yang dimiliki. Apakah percobaan – percobaan yang dilakuan telah sukses mengembangkan potensi yang dimiliki atau tidak, seberapa besar pengaruh sumber cita – cita dalam proses menentukan cita – cita, apakah strategi yang digunakan akurat dalam rangka menentukan cita – cita dan sebagainya. Dalam tahap ini juga diperlukan proses perenungan dan introspeksi diri sehingga kita dapat mengetahui kelemahan, kelebihan untuk kemudian diperbaiki dan dijadikan landasan dalam menentukan cita cita. Apabila terdapat kesalahan, segera diperbaiki dan beralih ke pilihan yang lebih sesuai.

b. Saran dari Para Ahli dan Teman Evaluasi ini dapat juga dilakukan dengan cara meminta saran dari teman dan para ahli. Contohnya berkonsultasi mengenai strategi untuk meraih cita – cita, meminta penilaian tingkat keberhasilan dari usaha yang dilakukan dan sebagainya.

Tahapan evaluasi ini harus dilakukan secara matang karena tahap ini merupakan pertimbangan akhir dalam menentukan cita – cita. Oleh karena itu, kedewasaan berpikir dan analisis yang matang sangat diperlukan guna dapat memilih cita – cita yang berlandaskan pada pertimbangan yang rasional.

3. Pilih dan Yakini

a. Menetapkan Cita – Cita Tahap akhir dalam proses menentukan cita – cita yaitu memilih dan

meyakini. Setelah memilih dan menentukan cita – cita, tentunya kita juga harus meyakini apa yang kita pilih. Keyakinan yang kuat merupakan modal yang besar dalam meraih cita – cita. Jangan ada keraguan sedikitpun. Apapun yang menjadi pilihan, harus senantiasa diperjuangkan. Tentunya dibutuhkan komitmen yang kuat dan konsistensi dalam setiap usaha untuk meraih impian kita. Intinya apapun yang menjadi pilihan, harus dilakukan dengan sungguh – sungguh, karena kesuksesan hanyalah milik mereka yang mau bekerja keras.

b. Saat yang Tepat untuk Menentukan Cita –Cita Dalam menetapkan cita – cita tentunya harus mempertimbangkan juga usia

Anda. Hal ini bertujuan agar Anda tidak terlalu cepat atau terlalu lambat memutuskan apa yang menjadi cita – cita Anda. Apabila Anda terlalu cepat

memutuskan, kemungkinan besar Anda akan mengalami kegagalan. Kecuali jika Anda telah memikirkannya secara matang dan telah melakukan persiapan yang cukup. Akan tetapi biasanya keputusan yang terlalu dini / dilakukan pada usia dini hanya didasarkan pada emosi atau keinginan belaka, tanpa mengetahui konsekuensinya serta tidak memiliki rencana yang matang. Keputusan yang seperti itu cenderung berbuah kegagalan. Sebaliknya apabila Anda terlambat menentukan cita – cita, tentunya Anda tidak akan mempunyai waktu yang cukup untuk mewujudkannya. Untuk mewujudkan sebuah cita – cita diperlukan proses dan perjuangan yang panjang dan menguras waktu, tenaga serta pikiran. Bayangkan saja jika Anda menentukan cita – cita diumur 40 tahun, tentu bisa dibilang mustahil untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, penulis menganggap waktu yang tepat untuk menentukan cita – cita adalah ketika Anda berumur 20 – 23 tahun. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa diumur sekian, seseorang telah siap secara mental dan telah memiliki pemikiran yang matang. Selain itu, diumur 20 – 23 tahun, fisik Anda masih fit sehingga Anda mempunyai energi dan semangat yang cukup untuk mewujudkan cita – cita Anda.

BAB III

Tahap - Tahap Meraih Cita-Cita

Cita-cita tidak dapat diraih dengan begitu saja. Untuk dapat meraihnya, diperlukan suatu tahapan dan strategi yang terencana.. Tahapan dan strategi tersebut berfungsi sebagai pedoman yang berisikan langkah – langkah yang harus dilalui. Berikut adalah tahap - tahap untuk meraih cita-cita dari penulis :

A. Membuat Komitmen

Komitmen adalah keberanian membuat keputusan ( decision making ) dari sekian banyak pertimbangan dan keraguan. Langkah pasti hanya akan terjadi pada saat langkah pertama telah diambil dan dilanjutkan dengan langkah demi langkah. Ikuti hati nurani Anda dalam mencapai impian dan harapan. Menentukan cita-cita sebagai sebuah keyakinan dan tujuan hidup serta berkomitmen untuk berusaha keras meraihnya sangat penting dilakukan. Misalnya meyakinkan diri bahwa semua akan berjalan sesuai dengan seberapa besar usaha yang Anda lakukan. Berkomitmen merupakan hal tidak mudah dilaksanakan karena menuntut adanya ketekunan dan keteguhan hati dalam menjalaninya. Banyak cara untuk berkomitmen, kunci utamanya adalah meyakini dengan sepenuh hati apa yang telah menjadi pilihan.

Komitmen sangat diperlukan untuk mencapai cita-cita. Dengan mempunyai komitmen yang kuat, maka Anda akan lebih mudah mencapai cita-cita. Komitmen bisa diartikan suatu kebulatan tekad seseorang untuk mencapai tujuan, yang terus sama dari awal sampai akhir dalam proses pencapaiannya. Banyak rintangan yang akan dijumpai ditengah-tengah perjalanan Anda dalam mencapai sebuah tujuan, Komitmen sangat diperlukan untuk mencapai cita-cita. Dengan mempunyai komitmen yang kuat, maka Anda akan lebih mudah mencapai cita-cita. Komitmen bisa diartikan suatu kebulatan tekad seseorang untuk mencapai tujuan, yang terus sama dari awal sampai akhir dalam proses pencapaiannya. Banyak rintangan yang akan dijumpai ditengah-tengah perjalanan Anda dalam mencapai sebuah tujuan,

Dalam seminar motivasi dari Mr. Jack Ganesa Operation, ada akronim KOMITMEN yang dapat menjadi referensi Anda dalam mencapai tujuan komitmen itu sendiri. KOMITMEN adalah Kebersamaan, Orang, Memahami, Intelegensia, Tasamuh, Mental, Elektis, dan Nalar.

K – Kebersamaan

O – Orang

M – Memahami

I – Intelegensi

T – Tasamuh

M – Mental

E – Eklektis

N – Nalar Berikut penjelasannya :

K – Kebersamaan

Untuk membangun komitmen, diperlukan kebersamaan. Kebersamaan disini berarti memiliki relasi dalam berkomitmen. Relasi dapat berupa sahabat yang Untuk membangun komitmen, diperlukan kebersamaan. Kebersamaan disini berarti memiliki relasi dalam berkomitmen. Relasi dapat berupa sahabat yang

O – Orang

Selalu “memanusiakan manusia” adalah selalu memberikan waktu dalam belajar, bekerja, dan istirahat. Berikan waktu pada diri Anda sebagai manusia. Jangan menganggap diri Anda robot yang selau dipaksa untuk melakukan tugas tanpa ada istirahat. Istirahat disini berarti beristirahat baik secara fisik maupun pikiran. Berikan waktu untuk berimajinasi, beristirahat agar komitmen Anda selalu terjaga dan tidak menjadi beban yang berpotensi menghambat kinerja pikiran dan tercapainya cita-cita.

M – Memahami

Dengan memahami keadaan seAndar, maupun keadaan personal dan kelompok akan lebih mudah untuk menjaga komitmen yang sudah dibuat. Tidak perlu kaku, tapi mencoba lebih fleksibel dan ulet. Dengan begitu, Anda dan apa yang Anda cita-citakan lebih mudah didukung oleh orang lain dan mudah dicapai.

I – Intelegensi

Kepintaran ( intelegensi ) Anda dalam meraih cita-cita adalah modal yang sangat penting. Sehingga Anda akan mampu mengetahui apa dan bagaimana untuk Kepintaran ( intelegensi ) Anda dalam meraih cita-cita adalah modal yang sangat penting. Sehingga Anda akan mampu mengetahui apa dan bagaimana untuk

T – Tasamuh

Tasamuh dapat diartikan dengan kelapangan dada atau kesabaran. Dalam meraih cita-cita, hendaknya Anda dapat bersikap sabar. Tidak selamanya keadaan berjalan seperti yang Anda rencanakan. Dibutuhkan kesabaran dalam menyikapinya. Banyak yang gagal dalam meraih cita-cita karena mereka kurang sabar dalam berusaha, kurang sabar dalam menghadapi masalah, dan kurang sabar dengan proses membangun sikap dan sifat pemenang. Komitmen akan dapat tercapai apabila Anda mampu bersabar, dan berlapang dada menerima keadaan. Bersabar disini tidak hanya tinggal diam menerima keadaan, tetapi berusaha untuk dapat bangkit menghadapi keadaan.

M – Mental

Mental seorang juara hendaknya harus dipupuk terus - menerus. Mental untuk mengembangkan karakter, mental untuk menjaga komitmen yang sejak awal sudah dibuat dalam mencapai cita-cita harus terpatri dalam diri Anda . Dengan mental yang kuat, Anda akan terlatih untuk menjadi juara. Sebaliknya apabila mental Anda lemah, komitmen Anda-pun akan hilang.

E – Eklektis

Elektis berarti memilih. Seorang pelajar maupun mahasiswa, hendaknya dapat memilih segala sesuatu yang baik untuk usahanya dalam bercita-cita. Kadang Elektis berarti memilih. Seorang pelajar maupun mahasiswa, hendaknya dapat memilih segala sesuatu yang baik untuk usahanya dalam bercita-cita. Kadang

N – Nalar

Kemampuan berfikir seorang harus digunakan dan ditingkatkan. Sehingga dalam pengambilan keputusan tidak sekedar asal-asalan atau mengedepankan emosi. Meskipun begitu, dalam pengambilan keputusan hendaknya didasarkan pada 3 hal yaitu nalar (IQ), emosi (EQ) dan Tuhan (SQ) . Dengan ketiga hal tersebut akan semakin mantap dalam melangkah untuk mengembangkan potensi Anda dan tetap menjaga komitmen Anda.

Dengan memiliki komitmen, Anda akan mengetahui seberapa seriuskah Anda dalam meraih cita-cita. Apabila dalam menjalani hidup, Anda belum memiliki komitmen, buatlah komitmen Anda sesegera mungkin! Komitmen dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan. Tanpanya Anda akan hidup tanpa kehidupan.

Keyakinan untuk menggapai cita-cita harus dipikirkan mulai sekarang, karena cita-cita merupakan tujuan dari kehidupan. Harus ada komitmen dengan diri sendiri untuk terus melangkah maju mewujudkan cita-cita. Jika ada komitmen dengan diri sendiri, pasti timbul suatu energi positif yang dapat memberikan semangat untuk menggapai cita-cita. Komitmen dapat dibangun dengan motivasi yang selalu ditanamkan pada diri sendiri bahwa cita-citaku keren dan aku harus Keyakinan untuk menggapai cita-cita harus dipikirkan mulai sekarang, karena cita-cita merupakan tujuan dari kehidupan. Harus ada komitmen dengan diri sendiri untuk terus melangkah maju mewujudkan cita-cita. Jika ada komitmen dengan diri sendiri, pasti timbul suatu energi positif yang dapat memberikan semangat untuk menggapai cita-cita. Komitmen dapat dibangun dengan motivasi yang selalu ditanamkan pada diri sendiri bahwa cita-citaku keren dan aku harus

B. Mengumpulkan Informasi

Setelah Anda menentukan cita-cita Anda dan berkomitmen dengan apa yang hendak Anda jalani, kumpulkanlah informasi-informasi terkait dengan cita-cita Anda. Hal itu akan membuat Anda lebih tau apa saja yang hendak Anda kerjakan di masa yang akan datang terkait dengan cita-cita Anda tersebut. Dengan mengumpulkan informasi, Anda juga akan tahu hal-hal yang menyenangkan tentang cita-cita Anda, tetapi juga hal-hal yang mungkin tidak Anda sukai terkiat dengan cita-cita Anda, sehingga Anda akan mencari tahu lebih dini cara mengatasi konsekuensi yang ditimbulkan dari hal-hal yang berkaitan dengan cita-cita Anda. Informasi merupakan hal sangat penting, karena sekecil apapun kesempatan yang Anda manfaatkan tetap bisa membawa Anda mewujudkan cita-cita.

Seseorang yang ingin mewujudkan cita-citanya harus mencari tahu hal-hal apa saja yang harus dilakukan dengan mencari referensi yang berhubungan dengan cita -citanya. Misalnya dengan mengumpulkan segala informasi yang berhubungan dengan cita-cita melalui literatur yang ada, bertukar pikiran dengan teman atau para ahli dan mencari lewat sumber-sumber yang lain. Dengan aktif mengumpulkan informasi, pengetahuan dan wawasan Anda akan lebih luas sehingga selangkah lebih mudah untuk mewujudkan cita -cita. Informasi bisa berasal dari web, teman, ataupun yang lainnya. Secara garis besar sumber-sumber informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 Cetak : koran, majalah, buletin, jurnal, buku, makalah, cerita sukses, novel, cerbung, brosur, panflet, baliho,

 Elektronik : radio, televisi, internet (majalah, buletin, jurnal online, e-book, makalah, blog, youtube, media sosial, website, .edu, .ac.id, .com dan lain-lain)

 Sahabat / kenalan.

Informasi dapat memberikan banyak hal seperti dari pengetahuan, motivasi, dan jalan menuju hal yang diingingkan. Contohnya apabila Anda ingin masuk ke salah satu perguruan tinggi, Anda dapat mencari informasi melalui website yang berdomai .ac.id ataupun melalui media cetak yang relevan dengan perguruan tinggi tersebut. Selain itu dengan memperbanyak informasi Anda akan menjadi lebih tahu dibanding orang lain, sehingga peluang untuk mewujudkan cita – cita Anda lebih besar.

Pergunakan media informasi dengan bijak dan positif agar apa yang menjadi cita – cita Anda bisa segera diwujudkan. Akan tetapi Anda juga harus bersikap kritis terhadap informasi yang ada, sehingga Anda dapat memilih informasi yang akurat dan objektif. Anda juga harus memverifikasi setiap informasi yang Anda peroleh. Dengan begitu, informasi yang Anda dapatkan terjamin kebenarannya dan Anda bisa melakukan tindakan yang tepat untuk meraih cita – cita.

C. Membangun Networking

Keterampilan atau keahlian berhubungan dengan orang lain merupakan hal yang amat penting bagi kesuksesan seseorang. John Maxwell menulis, "Semua keberhasilan hidup berasal dari memulai hubungan dengan orang yang tepat dan Keterampilan atau keahlian berhubungan dengan orang lain merupakan hal yang amat penting bagi kesuksesan seseorang. John Maxwell menulis, "Semua keberhasilan hidup berasal dari memulai hubungan dengan orang yang tepat dan

Prinsip dasar bersosialisasi adalah bagaimana orang bisa mengenal diri Anda dan menyukai Anda. Tidak ada seorangpun yang menyukai orang yang menyoroti laptop atau handphone seharian, tetapi tidak ada seorangpun juga yang menyukai orang yang bergosip-ria seharian. Oleh karena itu bersosialisasi amat tergantung kemampuan Anda menarik ulur semua interaksi itu.

Jika Anda ingin sukses dalam mencapai cita - cita, maka bergaullah. Kalimat ini memang sederhana. Tetapi pergaulan yang dijalani bukan pergaulan yang asal-asalan, namun pergaulan yang tentunya dapat membantu Anda dalam meraih cita – cita.

Berikut ini adalah kiat-kiat untuk membangun jaringan atau relasi, menurut Drs. Hariwijaya.M.Si :

 Miliki rencana. Seperti apapun kehidupan Anda, persiapkanlah diri Anda ketika akan bersosialisasi. Biarpun Anda spontan dan pandai

beromongkosong, Anda harus punya pasokan dalam proses berpikir ketika melakukan percakapan.

 Tunjukan kesan bahwa Anda selalu optimis. Orang-orang yang terlihat pesimis, apatis dan acuh tak acuh bukanlah orang yang menyenangkan

dalam pergaulan. Golongan ini dianggap tidak membawa dampak positif bagi kemajuan rekannya. Maka jadilah pribadi yang optimis dan selalu memAndang hidup ini dengan positif.

 Bicaralah dengan jelas. Kemampuan berkomunikasi akan berdampak pada bagaimana orang-orang akan memperlakukan Anda. Mereka yang periang

biasanya banyak teman, karena mereka tahu bagaimana membangun pembicaraan. Berikan informasi yang mereka butuhkan. Mereka akan sangat berterima kasih jika Anda memberikan informasi yang mereka perlukan. Sebaliknya mereka pun tidak akan menutu-nutupi informasi penting yang perlu Anda ketahui.

 Penuh pengertian. Setiap orang punya latar belakang yang berbeda. Jadi, pembicaraan awal biasanya tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai

orang lain. Anda bisa saja tidak setuju dengan teman Anda, tapi masih bisa bekerja sama dengan produktif.

 Pengaruhi orang lain. Dengan pendapat dan opini yang bermutu, Anda telah memberikan ‘warna’ dalam bersosialisasi. Hal ini akan mempengaruhi orang lain dan mereka akan menyukai Anda.

 Jangan sekalipun bersikap angkuh dan arogan ketika berkumpul dengan teman-teman Anda. Kalau bicara, jangan terkesan tinggi hati dan egois.

Lebih baik Anda bersikap ramah tetapi bersahaja.  Jangan minder. Bersikap rendah hati boleh saja asal jangan sampai minder.

Sikap minder hanya akan membuat Anda tampak janggal ditengah teman- teman yang lain.

 Berdirilah ditengah-tengah. Memang agak sulit, apalagi kalau Anda terlibat langsung. Paling tidak, Anda punya pendapat yang jernih bila ada suatu

konflik. Cobalah ambil jarak dulu supaya Anda bisa menganalisis sesuatu dengan akurat. Selama berada di tengah teman Anda, tidak baik bila terlalu konflik. Cobalah ambil jarak dulu supaya Anda bisa menganalisis sesuatu dengan akurat. Selama berada di tengah teman Anda, tidak baik bila terlalu

 Milikilah pendapat pribadi. Bersikap dingin dan kalem boleh saja, tetapi jangan ragu untuk mengungkapkan pendapat pribadi jika diperlukan.

Mereka akan semakin respect jika Anda berani mengungkapkan pendapat. Terlebih jika pendapat yang Anda kemukakan cukup berkualitas.

Itulah beberapa tips untuk membangun relasi yang baik. Jika Anda mampu membangun relasi yang baik, pasti Anda akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi tentang tujuan Anda. Relasi yang baik juga bisa dimanfaatkan untuk membantu meraih cita-cita Anda. Mereka mungkin tidak bisa berbicara banyak tentang skill spesifikmu, tetapi mereka bisa memberikan insight pada karakter, etika kerja, kemampuanmu membangun hubungan profesional.

Anda pasti senang apabila memiliki teman yang bisa memberikan saran atau feedback . Mereka akan sangat membantu untuk memberikan saran atau pendapat tentang suatu hal, apalagi jika mereka berasal dari bidang yang berbeda dengan Anda.

Memiliki teman di luar bidang dan keahlian yang Anda miliki akan membawa banyak manfaat. Semakin luas jaringan networking yang Anda miliki, maka Anda akan semakin mudah dalam mencapai cita – cita.

D. Tekun

Manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, berharga, dan istimewa dari segala jenis makhluk hidup. Maka dari itu manusia selalu dikaruniai hal-hal yang istimewa dan tentu merasa ingin diistimewakan. Hal-hal yang membuat manusia istimewa ialah bakat maupun talenta yang telah diberikan menurut kemampuan masing-masing sejak mereka dilahirkan ke dunia ini. Tidak jarang, terlahir orang-orang yang sukses yang berhasil dari kemampuan menyadari adanya kekuatan dan potensi diri yang dimilikinya. Sehingga mereka pun berpeluang menjadi manusia yang bermutu dan dihargai karena adanya keistimewaan dalam dirinya. Namun, kenyataan hidup bukanlah seutuhnya berjalan lancar seperti yang telah digariskan oleh Tuhan. Banyak pribadi yang tidak ingin ataupun tidak mau untuk menyadari bahkan tidak terlalu peka terhadap potensi diri mereka sendiri. Keyakinan yang dimilikinya timbul tanpa sengaja berasal dari anggapan ataupun labelling dari masyarakat, seperti meyakini bahwa orang sukses hanyalah orang-orang yang telah bekerja di kursi pemerintahan ataupun orang- orang kantoran saja. Masih banyak yang menganggap bahwa orang-orang yang berkreasi dalam seni ataupun pekerjaan sosial merupakan golongan yang tidak penting di dalam masyarakat. Padahal dengan menyadari dan mempunyai keinginan untuk mengembangkan talenta yang dimiliki serta selalu menghargai segala jenis pekerjaan, mereka dapat menjadi orang sukses bahkan melebihi perkiraan yang diinginkannya. Manusia selalu bergantung dengan apa yang dikatakan orang, bukan apa yang dipikirkan mengenai dirinya sendiri. Mereka harus percaya bahwa tujuan hidup harus dicapai dengan usaha untuk mewujudkan cita-citanya.

Salah satu langkah dalam mencapai cita-cita ialah dengan tekun. Tekun dapat diartikan dengan rajin, keras hati dan bersungguh – sungguh dalam melakukan suatu hal. Mengapa harus tekun? Karena fakta mengatakan bahwa 99% orang menyerah pada saat dia hampir mencapai kesuksesan sehingga pekerjaan yang dilakukannya selama ini menjadi sia-sia dan dia harus menghadapi fakta bahwa dirinya harus menemui kegagalan lagi. Musuh terbesar dalam hidup ini adalah diri Anda sendiri. Guru-guru saya sewaktu SMA mengatakan kita harus keras terhadap diri sendiri, dan Anda harus menjadi guru atas diri sendiri dengan cara tekun dan disiplin pada setiap hal. Pengertian tekun juga memiliki kesamaan dengan pengertian disiplin. Banyak orang-orang sukses lahir karena berdisiplin tinggi. Disiplin berarti mampu mengendalikan diri. Ia selalu berpegang pada nilai- nilai dan prinsip yang mendatangkan kesuksesan.. Melalui sikap ini, Anda akan memperoleh apa yang menjadi keinginan dan cita – cita Anda. Orang yang tekun tidak akan pernah putus asa walau harus menghadapi keadaan yang sulit sekalipun. Rintangan dan tantangan selalu dianggap sebagai peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar. Maka dari itu sikap ini harus Anda miliki untuk meraih cita – cita Anda. Sebab dalam meraih cita-cita memerlukan sebuah komitmen dan ketekunan. Mereka saling selaras membentuk sebuah simfoni yang indah yaitu buah keberhasilan dari sikap diri yang tekun dan mau berjuang bekerja keras sampai akhir. Teruslah bangkit di tengah-tengah badai dan kegagalan yang terus menghadang.

Maka dari itu Anda harus memulai hasrat ingin mencapai cita – cita dengan menekuninya. Berusahalah dengan sungguh - sungguh karena dengan ketekunan dan kesungguhan, keberhasilan akan segera Anda dapatkan. Dalam bertekun diri Maka dari itu Anda harus memulai hasrat ingin mencapai cita – cita dengan menekuninya. Berusahalah dengan sungguh - sungguh karena dengan ketekunan dan kesungguhan, keberhasilan akan segera Anda dapatkan. Dalam bertekun diri

Sebenarnya, hal yang membuat manusia selalu melupakan karakter tekun dalam berjuang adalah adanya sifat malas yang menyelimuti dirinya. Sifat tersebut dapat disebabkan oleh rendahnya motivasi yang dimiliki dan lingkungan yang tidak kompetitif. Hidup ini memang keras, dan mereka yang malas menjadi lemah akan keadaan itu. Mereka yang malas menjadi kurang kerasan untuk memikirkan dan tidak mau memusingkan diri dan selalu ingin berada di zona nyaman. Zona nyaman tersebut lama kelamaan akan mengikis sifat tekun yang ada pada dirinya. Pada akhirnya ia akan terbiasa dengan hal – hal yang dianggap santai dan asing bahkan resisten terhadap perubahan.

Ketekunan dalam menjalani dan mendalami setiap hal sangat diperlukan dalam meraih cita – cita. Oleh karena itu, tumbuhkan semangat untuk tekun agar Anda bisa mewujudkan apa yang menjadi cita – cita Anda.

E. Mengasah Kemampuan

Sebelum Anda mengasah kemampuan yang Anda miliki, Anda harus mengenali dulu kemampuan yang Anda miliki. Kemampuan dapat diartikan sebagai kekuatan yang belum terwujud maupun yang sudah terwujud yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Sudah pasti kemampuan setiap orang berbeda-beda dan berbeda juga cara untuk mengasahnya.

Mengenali kemampuan tidak semudah mengenali nama teman-teman sepermainan. Akan tetapi diperlukan usaha dalam menemukan dan mengasahnya. Cara untuk mengenali kemampuan diri sendiri yaitu dengan memahami kelebihan- kelebihan yang dimiliki. Selanjutnya setelah mengetahui jati diri dan potensi yang dimiliki, kewajiban Anda adalah mengasah kemampuan tersebut. Kemampuan tersebut dapat menjadi kompetensi yang dapat Anda banggakan.

Dalam mengasah kemampuan, Anda harus berpikiran terbuka dan mau belajar apa saja yang ada disekitar Anda. Semakin banyak pengetahuan yang didapatkan, Anda akan semakin berkembang. Tidak ada kata akhir untuk belajar. Anda harus selalu terbuka untuk belajar hal baru yang dapat membuat Anda berpikiran lebih maju. Semakin banyak mempelajari hal baru, Anda akan mampu meningkatkan dan memperluas kemampuan Anda, sehingga akan lebih mudah meraih apa yang Anda cita - citakan.

Mengasah kemampuan yang telah ada merupakan hal yang tidak mudah. Anda harus memiliki komitmen yang kuat dan tidak boleh menyerah. Tentunya, untuk menjadi seseorang yang ahli dibidangnya, memerlukan waktu dan proses pembelajaran yang tidak singkat. Akan ada waktu ketika Anda merasa tidak bisa melakukan hal lain selain menyerah. Tetapi jika Anda tidak berusaha untuk mengatasi perasaan tersebut, Anda tidak akan mampu bangkit kembali. Tidak ada orang yang sukses tanpa mengalami kegagalan.

Dalam meraih cita-cita, mengasah kemampuan merupakan tahapan yang memang harus dilewati dengan baik. Tentunya akan lebih baik apabila cita – cita yang Anda miliki sesuai dengan kemampuan Anda. Pada tahap ini, Anda tidak boleh berpikiran negatif terhadap di ri sendiri.. Prinsip ‘dimana ada kemauan, disitu

ada jalan’ harus benar – benar ditanamkan pada diri Anda. Semua mungkin akan sepakat jika mengasah kemampuan merupakan sebuah hal yang harus dilakukan dalam mencapai cita-cita. Intinya, kemauan untuk mengasah kemampuan akan tercipta dari kebiasaan. Kebiasaan akan tercipta jika Anda berada dalam lingkungan yang memacu Anda untuk terus mengasah kemampuan yang Anda miliki. Banyak sekali cara untuk mengasah kemampuan yang ada dalam diri Anda, diantaranya dengan mengikuti berbagai kompetisi, sering berdiskusi dan tentunya belajar dengan baik. Belajar merupakan hal wajib dan sangat penting dalam mengasah kemampuan. Anda harus selalu meluangkan waktu untuk membaca buku dan berdiskusi guna menambah pengetahuan dan wawasan Anda. Selain itu, mengikuti berbagai kompetisi / perlombaan juga tidak kalah penting. Mengikuti berbagai kompetisi merupakan sarana yang efektif untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang Anda miliki. Selain itu, jiwa kompetitif akan tertanam pada diri Anda, sehingga Anda akan selalu berlatih dan terus mengasah kemampuan, dan pada akhirnya Anda akan menjadi seorang ahli dibidangnya.

F. Pilih Lingkunan yang Mendukung

Lingkungan merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam meraih cita – cita. Joni Purba berpendapat bahwa pengertian dari lingkungan adalah wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai macam interaksi sosial antara berbagai macam kelompok sosial beserta pranatanya. Sesuai dengan pemahaman Joni, interaksi-interaksi terjadi di lingkungan. Maka, interaksi- interaksi yang positif otomatis terjadi pula pada lingkungan yang baik.

Lingkungan juga sangat mempengaruhi kepribadian dan karakter. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan kualitas lingkungan. Apakah lingkungan di kehidupan Anda saat ini sudah bisa mengantarkan Anda menjadi pribadi yang lebih baik? Apakah lingkungan pergaulan dan sosial Anda sudah bisa memberikan pengaruh yang positif?

Jika sampai saat ini Anda masih merasa belum menemukan lingkungan yang kondusif dan lingkungan baik, yang mampu mengantarkanmu meraih cita- cita, jangan khawatir. Anda tak perlu jauh-jauh pergi meninggalkan lingkungan Anda yang sekarang. Apalagi harus pindah rumah. Lalu, apa yang harus Anda lakukan jika lingkungan pergaulan kurang cocok atau malah menghambat perkembangan Anda untuk meraih cita - cita?

Lingkungan yang baik dan kondusif juga dapat dibentuk dari dalam diri sendiri. Apa yang perlu Anda lakukan hanyalah mengatur dan menyeleksi lingkungan positif dimulai dari sendiri.

Menurut teori empirisme manusia tidak memiliki pembawaan hidupnya sejak lahir sampai dewasa semata-mata ditentukan oleh faktor lingkungan hidup dan pendidikan. Menurut teori ini segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan. Watak, sikap dan tingkah laku manusia dianggapnya bisa dipengaruhi seluas-luasnya oleh pendidikan. Pendidikan dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas.

Selain itu, lingkungan sekolah juga mempengaruhi perkembangan intelegensi seseorang. Anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan formal dalam jangka waktu yang lama akan mengalami penurunan IQ. Hal ini berdasarkan Selain itu, lingkungan sekolah juga mempengaruhi perkembangan intelegensi seseorang. Anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan formal dalam jangka waktu yang lama akan mengalami penurunan IQ. Hal ini berdasarkan

Para ahli psikologi setuju bahwa Anda yang sekarang adalah hasil dari lingkungan psikologis. Itulah sebabnya ada pepatah yang menga takan “Pilihlah tetangga sebelum memilih rumah”. Apa maksud dari pepatah tersebut? Dari sini dapat disimpulkan bahwa menyeleksi atau memilih siapa yang akan berada di sekeliling Anda jauh lebih penting daripada menentukan lokasi tempat Anda berada.

Bergaul dengan orang yang berpikir kecil dan negatif akan mempengaruhi pola pikir Anda untuk berpikir demikian juga. Berada di tengah-tengah lingkungan yang tidak memiliki gairah dan semangat dalam hidup, akan membuat Anda cepat merasa puas dengan hal-hal yang biasa. Tidak ada pencapaian yang ingin ditargetkan. Tidak akan ada rasa antusias untuk mengembangkan diri Anda menjadi lebih baik lagi.

Sebaliknya, bergaul dengan orang yang memiliki sikap hidup positif, ambisius dan visioner juga tanpa sadar akan mempengaruhi cara berpikir Anda. Berada dalam lingkungan orang yang selalu bersemangat untuk menjadi lebih baik, secara tidak langsung akan merangsang diri Anda untuk terus memperbaiki diri. Oleh karena itu tempatkanlah diri Anda pada lingkungan yang mendukung tergalinya potensi yang Anda miliki, sehingga akan mempermudah usaha Anda dalam mencapai cita – cita.

G. Berusaha dan Pantang Menyerah

Sikap selanjutnya yang harus dimiliki untuk meraih cita-cita adalah ulet dalam berusaha dan juga pantang menyerah. Seseorang dikatakan memiliki sikap pantang menyerah, jika memiliki kepribadian tangguh, kuat, tidak mudah putus asa, serta memiliki keyakinan yang kokoh. Selain itu, seorang yang dikatakan ulet adalah mereka yang mencurahkan tenaga, pikiran, waktu serta hartanya demi tercapainya sebuah keberhasilan.

Sikap pantang menyerah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

1. Faktor Pembawa (hereditas) Faktor ini merupakan faktor bawaan dari lahir atau sifat-sifat bawaan dari orang tua.

2. Pendidikan dan Pelatihan. Sikap pantang menyerah dapat dilatih melalui proses pendidikan maupun pelatihan untuk membentuk karakter yang pantang menyerah.