Pengamatan Populasi Hama

Pengamatan Populasi Hama
Dr. Akhmad Rizali

Materi: http://rizali.staff.ub.ac.id

Pendahuluan
• PHT membutuhkan informasi mengenai populasi
hama: monitoring dan penentuan AE (proaktif
dan reaktif)
• Perencanaan sampling:
 Detection sampling: surveillance dan penerapan
prosedur, dimana kelimpahan kritis dari organisme
target adalah nol
 Estimation sampling: menghitung kelimpahan dengan
mempertimbangkan ketepatan prediksi
 Decision sampling: pilihan untuk menentukan satu
atau lebih taktik pengelolaan bergantung pada AE

1

Dasar Sampling

• PHT, kelimpahan hama dilihat berdasarkan:
 Proporsi dari unit yang terinfetasi
 Rata‐rata kelimpahan per unit sampling

• Variabel yang perlu dipertimbangkan:
 Manajemen pengelolaan
 Sample universe: habitat spesifik yang dibatasi
ruang dan waktu

• Unit contoh: ukuran atau satuan terkecil yang 
diukur

Estimasi Populasi
• Density: kelimpahan spesies pada suatu area
• Dispersion (distribution): distribusi spatial dari
individu suatu spesies
• Natalitas: laju kelahiran
• Mortalitas: laju kematian
• Struktur umur: proporsi relatif dari individu‐
individu pada kelas umur berbeda

• Trend populasi: trend kelimpahan dari spesies

2

Sampling






Obyek studi
Peneliti
Eksperimen (terkontrol) atau survei
Metode sampling
Teknik atau alat untuk sampling
 passive trap dan active trap
 sampling habitat langsung

Jumlah Sampel

• Pertimbangan: representasi dari populasi yang 
akan disampling
• Dipertimbangkan pola distribusi dari serangga
yang disampling
• Pola distribusi:
 random distribution: variance = mean (s2 = )
 regular (uniform) distribution: variance  )

3

Distribusi Sampling
• Distribusi Normal: data kontinyu (angka riil), 
seperti panjang, area, volume atau massa
• Distribusi Binomial: data skor atau presence or 
absence
• Distribusi Random: hasil penghitungan per 
unit sample (enumerative sampling), 
mengikuti distribusi Poisson
• Pengelompokan:  hasil penghitungan lebih
rendah atau lebih tinggi dari nilai harapan

menurut distribusi Poisson

Pola Distribusi

4

Sampling different distributions with a common sample plan: 
(a) random, (b) uniform or regular, and (c) aggregated 
distribution. Note that the values returned, even in this simple 
example, are very different for the aggregated distribution.

Illustrations of four sample selection procedures applied to a hypothetical 50 × 100 m 
field, subdivided into sample units of 1‐m2 quadrats; N = 5000, n = 30. (A) Simple 
(unrestricted) random sample chosen with uniform random numbers for X–Y 
coordinates. Note parts of field undersampled, (B) Stratified sample with universe 
divided into edge (Ne = 1080, ne = 7) and center (Nc = 3920, nc = 23) to control for edge 
effect, (C) Two‐stage sample of n = 15 primary units and m = 2 secondary units to 
reduce travel costs, (D) Systematic sample of units chosen in grid pattern, every 9th 
vertically, 12th or 13th horizontally


5

Metode Koleksi
Aktif

Pasif

• Secara langsung atau visual
• Koleksi Inang
• Perangkap feromon
(feromon trap)
• D‐Vac atau Farmcop
• Beating tray
• Fogging
• Sweepnet

• Perangkap malaise (malaise 
trap)
• Perangkap jebak (pitfall 
trap)

• Perangkap lampu (light trap)
• Perangkap kuning (yellow 
pan trap)
• Perangkap lem (sticky trap)

Perangkap Jebak

6

Penempatan Perangkap

Vacuum Sampling

7

Perangkap Malaise

8

Pengukuran Kerusakan karena OPT

• Tingkat kerusakan tanaman akibat hama
dikenal dengan intensitas serangan atau
intensitas kerusakan
• Besarnya intensitas serangan dinyatakan
dengan persen

• Untuk tanaman yang bernilai ekonomi tinggi
dan kerusakan yang terjadi bersifat fatal atau
sistemik menghancurkan produknya maka
perhitungan kerusakan dilakukan dengan
rumus:
I = n/N x 100
• I : intensitas serangan OPT
• n : jumlah tanaman yang terserang
• N : jumlah total sampel tanaman yang diamati

9

• Intensitas serangan untuk data skoring
I = ni x vi / N x Z

• I : intensitas serangan OPT
• ni : jumlah sampel pada kategori kerusakan
• vi : skor pada sampel
• N : jumlah total sampel
• Z : skor tertinggi dari kategori serangan

Penentuan Ambang Ekonomi
• Economic damage : the amount of injury which 
will justify the cost of artificial control measures
• Economic Injury Level (EIL): the lowest 
population density that will cause economic 
damage
• Economic threshold (ET): The maximum pest 
population that can be tolerated at a particular 
time and place without a resultant economic crop 
lost, the population density at which control 
action should be determined (initiated) to 
prevent an increasing pest population (injury) 
from reaching the economic injury level


10

EIL (Pedigo et al)







EIL = C/VDIK
C = management cost per production unit
V = market value per production unit
D = damage per unit injury
I = injury per pest equivalent
K = proportional reduction in injury with management
Later combined D+I into a single variable, D‟ = percent 
yield loss per pest

EIL = (C x N) / (V x I)

• N = the number of pests causing injury
• I = the percent yield loss (similar to the D‟ value above)

Contoh
• Rerata musiman 1 individu/tanaman
menyebabkan penurunan hasil 10%
• Nilai jual di pasar: Rp 4000/kg buah
• Harapan hasil 5 kg buah/tanaman
• Biaya pengendalian: Rp 400/tanaman
• Pengendalian yang dilakukan dapat
mempertahankan kehilangan hasil 75%
• Maka:
• EIL = Rp 400 biaya per tanaman/(Rp 4000/kg x 0.5 
kg/insect x 0.75) = 0.27 individu/tananam

11

• Pada kenyataannya, nilai EIL sulit dihitung
secara tepat karena perbedaan temporal dari
kerusakan hama dan harga dari produk

pertanian
• Salah satu pendekatan untuk menghindari
perbedaan karena faktor musim adalah
membedakan antara awal musim (early‐
season) dan akhir musim (late‐season) untuk
EIL, sebagai contoh:
 EIL1 = Rp 400 biaya per tanaman/(Rp 4000/kg x 
0.75 kg/individu x 0.75) = 0.18 individu/tanaman
 EIL2 = Rp 400 biaya per tanaman/(Rp 4000/kg x 
0.25 kg/individu x 0.75) = 0.53 individu/tanaman

12

ET
• Economic threshold (ET): the pest population 
density at which a pest control action (e.g., 
pesticide, biological control, cultural control, 
etc.) should be taken in order to prevent an 
increasing pest population from reaching 
economically damaging levels, which is the 
economic injury level (EIL)
• Early season (ET‐1) or late season (ET‐2):
 ET1 = 90% x EIL1 = 0.16 insects/plant
 ET2 = 90% x EIL2 = 0.48 insects/plant

Strategi Pengendalian Hayati

13

TERIMAKASIH

14