Laporan Hasil Pengamatan 002

Laporan Hasil Pengamatan
1. Hari/ Tanggal Pengamatan : Kamis /17 Mei 2012
2. Tempat Pengamatan

: Kampung Juminahan RT 56 RW 14, Yogyakarta.

3. Tempat Tinggal

: Gejayan, kepuh GK III 955A.

4. Lokasi yang diamati

: Kali Code dan Mallioboro

5. Jam Pengamatan

: Pukul 16.00 WIB –Pukul 17.00 WIB (sungai Kali
Code)
: Pukul 24.00 WIB- Pukul 01.00WIB (Mallioboro)

6. Hasil Pengamatan


:

Menurut hasil pengamatan saya, saya melakukan penelitian bersama teman saya pertama
kali di Yogyakarta berkunjung ke suatu tempat yaitu kalicode. Kalicode merupakan tempat
yang paling indah dan terkenal di masyarakat Yogyakarta, banyak para pungunjung datang
untuk nongkrong di atas jembatan, menikmati suasana tenang disekitar kali ataupun sekedar
duduk di tembok-tembok dekat kali, sambil menikmati minum kopi, bermain layangan dan
memancing ikan. Tentunya, kondisi ini sangat menarik dan nikmat jika dilakukan di sore hari.
Suara gemericik air akan membuat suasana menjadi tenang di lokasi kalicode, saya juga
kaget dan terkecut bahwa kalicode jalannya juga membelah kota Yogyakarta. Kali Code juga
merupakan sumber kehidupan masyarakat di sekitarnya. Akan tetapi, kondisi Kali Code
sekarang ini semakin memprihatinkan, kualitas airnya sangat buruk, terdapat banyak sekali
sampah-sampah bertebaran di sungai, dan juga banyak bebatuan di tengah maupun di pinggir
kalicode tersebut. Padahal, secara nyata sebagian masyarakat masih menggunakannya untuk
kebutuhan sehari-hari.
Menurut pembicara bernama Pak Marsudi usia 62 tahun, Pak Marsudi ini sebagai supir
becak dan salah satu warga yang tinggal di pinggir kanan atas Kali Code, Pak Marsudi
mengatakan bahwa dulunya sekitar 25-30 tahun yang lalu, kondisi air di Kali Code sangatlah
jernih, bahkan ikan-ikannya masih banyak dan masih bisa dilihat dari kejauhan. Tentunya

keadaan 25 tahun yang lalu sangatlah berbeda dengan sekarang dimana keadaan airnya

berwarna kecoklatan dan banyak sekali sampah-sampah yang berteberan di sekeliling Kali.
Pak Marsudi mengatakan selain keadaan airnya yang jernih dulu, lebar Kali Code bisa
mencapai 25 meter, akan tetapi setelah terjadinya pembangunan disekitar lokasi membuat
lebarnya lokasi kali Code semakin sempit.
Selain itu menurut masyarakat setempat, upaya untuk menjaga kebersihan Sungai Kali
Code telah dicanangkan dengan membuat papan peraturan yang bertuliskan dilarang
membuang sampah di sungai, ataupun melakukan kegiatan gotong royong yang dilakukan
masyarakat sekitarnya untuk membersihkan Kali Code. Akan tetapi tindakan-tindakan
pencegahan tersebut masih belum bisa dilakukan dan diselamatkan dari sampah-sampah yang
bertebaran. Padahal kita sendiri tahu bahwa Yogyakarta adalah “kota pelajar dan Pariwisata”
dimana banyak sekali orang-orang berpendidikan yang tinggal dan berkunjung di kota
tersebut. Akan tetapi tingkat kesadaran akan bahayanya sampah masih disepelekan oleh para
penduduknya. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya pengendara yang ketika melintasi
jembatan mereka seenaknya untuk membuang sampah dari atas jembatan berupa sampah
dalam plastic maupun botol-botol bekas.
Sedangkan saya juga langsung melakukan observasi lagi di tengah malam di kota
mallioboro menurut saya tidak beda jauh dengan Kali Code, kota Mallioboro pun sama saja
sampah yang beredar dan menumpuk di pinggir kawasan mallioboro sangat banyak, padahal

kota mallioboro adalah tempat yang paling istimewa di kota Yogyakarta. Selain itu kota
mallioboro juga tempat yang paling rame dan banyak para pengunjung yang datang untuk
duduk-duduk dan foto-foto di sekitar mallioboro pada malam hari, tapi masyarakat pun
belum bisa menyadari untuk saling menjaga kebersihan dengan cara membuang sampah pada
tempatnya, sehingga masyarakat yang berkunjung disana kurang nyaman akibat sampah yang
berserakan dan bisa mengakibatkan banjir di jalan mallioboro ketika hujan lebat. Kemudian
saya melihat para pembersih jalan sedang membersihkan sampahnya di tengah malam yang
sangat banyak dan bau sampah yang tidak sedap di kawasan mallioboro, kemudian saya juga
melihat para pembersih jalan sangat kasihan karena masyarakat belum bisa menyadari dan
belum bisa menjaga kebersihannya untuk membuang sampah pada tempatnya atau di buang
pada tempat pembuangannya, tidak hanya pembersih jalan saja, saya juga melihat di tengah
malam banyak sekali para pemulung yang mengambil botol-botol plastic aqua bekas maupun
gelas plastic yang dibuang seenaknya oleh masyarakat yang berkunjung di sekitar mallioboro.

Tanggapan saya ketika saya melihat lokasi kali code dan mallioboro yaitu :
Bahwa pemerintah harus bisa sadar terhadap masyarakat dan harus tetap merawat dan
menjaga lingkungannya supaya lingkungan tidak kotor dan tidak tergenang erosi banjir yang
diakibatkan sampah-sampah yang berserakan di jalan maupun yang berada di lokasi kali code
tersebut, kemudian pemerintah harus bisa memberi tindakan/perintah


keras kepada

masyarakat dengan cara membuat UU yang berlaku, agar masyarakatnya tidak membuang
sampah seenaknya di jalan, maupun di daerah kali.
Pengalaman yang berkesan terkait dengan lingkungan hidup yaitu :
Saya sangat berkesan sekali, karena saya pertama kali saya tinggal di Yogyakarta,
saya melakukan pengamatan atau observasi di lokasi kali code bersama teman-teman saya,
saya bisa melihat orang-orang yang sedang mancing di pinggir kali, anak kecil sedang
bermain di dalam air kali code, bermain layang-layang, dan saya juga bisa mendapat
pengetahuan tentang sejarah kali code tersebut, kemudian saya juga mengetahui mata
pencaharian penduduk di kali code yaitu gantungan kunci, supir becak, dll. Ketika saya
mendengar sejarah kali code, saya juga merasa kasihan terhadap penduduk di daerah kali
code karena pada jaman dahulu lokasi kali code pernah terjadi banjir sampai kedalaman 68
Meter, dan kali code tersebut juga dulunya masih banyak ikan yang diberi kepada
pemerintah Yogyakarta dan airnya pun masih kelihatan jernih sampai sekitar 25 tahun
lamanya, kemudian sekarang ini kali code sudah tidak ada ikan yang Nampak, airnya pun
sudah berubah. Karena kali code tahun sekarang tidak di urus oleh pemerintah. Sedangkan
mallioboro saya bisa melihat masih banyak orang yang berkunjung di daerah mallioboro.

Pembelajaran yang saya dapatkan dari pengalaman tersebut :

Saya harus bisa menjaga kebersihan lingkungannya dengan cara tidak membuang
sampah sembarangan baik di jalan-jalan atau di kali, karena kalau kali tidak di jaga oleh
masyarakat dengan baik maka kali bisa mengakibatkan banjir yang sangat tinggi kemudian
lingkungan kita juga harus bisa dijaga dan dirawat supaya lingkungan tetap indah, tidak kotor
maupun nyamuk juga tidak banyak

Tanggung Jawab Sosial Terhadap Lingkungan Hidup :
A. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar
Saya sebagai mahasiswa yang mungkin lebih mengerti dari masyarakat sekitar yang
mungkin kurang cukup mengerti tentang global warming, bisa menunjukan bukti bahwa
lingkungan kita hidup saat ini mulai mengalami kerusakan yang sangat buruk sehingga
menimbulkan global warming. Karena setahu saya masih banyak orang yang tidak sadar akan
bahaya global warming yang bisa saja berakibat sangat fatal pada kehidupan masyarakat
seluruh dunia. Banyak hal yang bisa kita berikan peyuluhan seperti cara-cara mengurangi
penambahan efek global warming yang di sebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang
menghasilkan gas karbondioksida dalam jumlah yang tidak sedikit, gas karbondioksida itu
sendiri bisa melubangi lapisan ozon yang sudah melindungi kita dari sinar ultraviolet, yang
bisa merusak kulit kita jika terkena langsung tanpa di saring oleh lapisan ozon. Dan kita juga
bisa menjelaskan mengenai betapa besarnya efek penumpukan sampah yang tidak bisa di
daur ulang yang menghasilkan zat yang juga bisa merusak ozon. Dan juga efek rumah kaca

yang terjadi karena global warming yang membuat suhu bumi naik bisa menimbulkan banyak
efek selain mencairkan es di kutub utara yang membuat permukaan air naik.
Saya juga bisa memberikan penyuluhan tentang penanggulangan bagaimana kah kita
bisa mengurangi global warming itu sendiri, seperti penanaman pohon yang membantu
pengurangan gas karbondioksida dan menjadikan udara dunia menjadi lebih bersih lagi di
mulai dari dunia sekitar kita sendiri, dan juga pengurangan penggunaan bahan yang tidak bisa
di daur ulang sehingga memngurangi penumpukan sampah dan mulai menggunakan bahan
daur ulang dalam kebutuhan kita sehari-hari, pengurangan penggunaan bahan bakar fosil pun
memberikan efek yang cukup besar dalam pengurangan global warming, masih banyak hal
lain yang bisa di sampaikan kepada masyarakat agar mereka mengerti betapa bahayanya dan
juga masyarakat bisa lebih sadar dan mulai menanggulangi global warming di mulai dari
mereka pribadi yang bisa juga mempengaruhi masyarakat lain.
B Membuat acara – acara kecil dalam hal penanggulangan global warming
Saya juga bisa membuat acara – acara bertemakan go green yang lebih mengutamakan
kepada cara –cara penanggulangan global warming. Seperti penanaman pohon – pohon pada
lahan kosong yang mungkin pernah terjadi kebakaran di daerah itu atau pun tanah tak terurus,
terutama penanaman di fasilitas umum, seperti sekolah, rumah sakit, halte bus, dll. Dengan

memberikan hal yang menarik dalam acara itu sendiri maka orang – orang akan datang dan
juga saat mereka merasakan dampak yang di buat oleh apa yang sudah di lakukannya di acara

itu maka orang itu akan melakukannya tanpa harus ada acara seperti itu lagi, karena apa yang
kita lakukan dalam cara itu sendiri akan berdampak positif pada setiap aspek kehidupan dan
makin segarnya area sekitaran orang yang melakukan perubahan itu, sehingga kehidupan di
sekitar pun makin sehat.
Selain acara penanaman pohon bisa juga membuat acara bersepeda bersama atau juga
mematikan listrik selama 1 jam untuk menghemat listrik dan juga menghemat penggunaan
bahan bakar fosil, dalam acara seperti ini mungkin kita akan membutuhkan sponsor ataupun
bantuan dari para tetua masyarakat ataupun sponsor perusahaan yang membutuhkan acara
untuk program corporate social responsibility yang harusnya mereka lakukan untuk
menunjukan kepedulian perusahaan itu dan juga menunjukan seberapa besar peran
perusahaan itu terhadap global warming yang terjadi.
B. Melaksanakan semuanya dengan dimulai dari diri dan lingkungan sendiri
Saya pun harus memulai dari diri saya sendiri untuk mengajak orang lain melakukan
perubahan, bagaimana orang bisa percaya apa yang saya katakan jika saya sendiri tidak
melakukannya. Saya akan memulai menanami pohon di rumah saya dan kerabat-kerabat
dekat saya, sehingga masyarakat sekitar bisa melihat bahwa dengan menanam pohon bisa
menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap lingkungan yang kita tinggali. Karena
menurut pengalaman saya ketika melakukan ini membuat rumah saya mendapatkan suasana
sejuk yang mungkin susah di dapatkan karena suhu bumi yang terus naik dari tahun ke tahun.
Saya juga memberikan saran – saran pembangunan fasilitas untuk membantu warga

melakukan hal – hal yang bisa membantu pengurangan global warming, seperti bersama
warga membuat tempat sampah yang membedakan sampah organik maupun non organik,
yang akan membantu masyarakat dalam memisahkan sampah yang bisa di daur ulang
maupun yang tidak. Dan juga saya bisa bergotong royong bersama warga membuat pupuk
kompos untuk pertanian sekitar dengan menggunakan sampah organik yang di hasilkan oleh
masyarakat sekitar juga. Selain itu saya bersama-sama dengan masyarakat bisa membuat
sebuah tempat pengolahan sampah non organik yang bisa di ubah menjadi barang-barang
keseharian yang akan juga membantu untuk menciptakan lapangan perkerjaan baru sekaligus
mengurangi sampah yang menjadi salah satu penyebab global warming.