laporan praktikum Magno liophyta 3

MAGNOLIOPHYTA
SUBCLASS ROSIDAE
I.

Tujuan
1.

Menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada divisi
Magnoliophyta khususnya Subclassis Rosidae.

2.

Membedakan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada family –
family yang ada dalam Subclassis Rosidae.

II.

Dasar teori
Magnoliophyta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan
yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya
bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak (Calyx) dan mahkota

(Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu
atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa putik (pistilum). putik
ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel) tetapi ada juga yang
terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu karpel atau
beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam ovarium. Divisio
magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu magnoliopsida (dicotiledonae)
dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida mempunyai 64 ordo, 318
familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan liliopsida mempunyai 19
ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species. (Sudarsono, 2005: 20).
1.

Subclassis Rosidae
Subkelas Rosidae terdiri atas 18 ordo, 114 familia dan anggotanya

sekitar 58.000 spesies. Subkelas ini termasuk subkelas terbesar dari
angiospermae dalam hal jumlah familia dan jumlah spesiesnya. Ke 18 ordo
tersebut adalah Rosales, Fabales, Proteales, Podostemales, Haloragales,
Myrtales, Rhizophotales, Cornales, Santanales, Rafflesiales, Cetastrales,
Euphorniales, Rhamnales, Linales, Polygalales, Sapindales, Geraniales., dan
Apiales. Rosidae mempunyai karakteristik stamen tersusun sentripetal jarang

sentrifugal, bunga jarang dengan plasenta parietal, ovarium majemuk, tetapi
sering dengan 2 atau beberapa lokus yang hanya memiliki 1 atau 2 ovul, bunga
polypetal atau sering apetal, jarang juga sympetal. (Asep. 2015: 15)

Salah satu family yang terdapat dalam subclass Rosidae adalah :
a. Familia Euphorbiaceae
Tumbuhan berupa herba, semak, pohon, seringkali bergetah. Daun umumnya
tunggal, letaknya berseling. Bunga biasanya kecil, bersimetri banyak, uniseksual,
seringkali monoecius, yang tersusun sebagai bunga majemuk. Periantium kelipatan 5
dalam satu atau dua seri, atau dapat juga mereduksi. Stamen satu sampai banyak.
Ovarium berlokuli 3, ovula satu atau dua dalam tiap lokulus, dengan posisi
menggantung (pendulus) dan menunduk (anatropus), milkropil biasanya tertutup oleh
karunkula, stilus berjumlah 3 masing-masing terdiri dari dua lobi. Buah bervariasi
ummumnya menjadi desihen atau sizokarp (terdiri dari 3 loksi) dengan 3 atau 6 biji
yang memiliki endosperma. Contoh: Ricinus communis (Jarak).
b. Familia Rosaceae
Tumbuhan berupa semak jarang berupa herba. Daun tunggal, majemuk,
berseling dan stipula. Bunga seringkali biseksual, bersimetri banyak dan periginius.
Kalliks berbentuk tabung berlobi 5, petal 5 buah dan petal tampak menonjol dan
berukuran besar. Benang sari banyak melengkung ke dalam pada waktu kuncup.

Ovarium berkarpel satu atau banyak, ovula bebas, konatus atau adnatus pada dasar
bunga, ovula umumnya dua pada tiap ovarium, satu stilus atau lebih. Buah berupa
drupa, pome, atau aksene. Biji dengan eendosperma sedikit atu tanpa endosperma.
Contohnya : Rosa hybrida (Ros)
c. Familia Rutaceae
Berupa pohon atau semak, pada daunnya bersisik dan transparan yang berisi
minyak.. bunga dan daun beraroma keras. Daun berhadapan atau berseling, seringkali
majemuk. Bunga biasabya biseksual, bersimetri banyak,. Sepal dan tepal masing
masing berjumlah 4 buah dan 5 buah, bebas dan konatus, dengan dua sampai banyak
ovula, stilus bebes atau konatus. Buah berupa beri kapsul atau Sizokarp. Biji dapat
mengandung endosperma. Contoh: Citrus aurantifolia (jeruk nipis)
d. Familia Fabaceae
Tumbuhan yang memiliki ciri-ciri habitus perdu, herba. Daunnya tunggal atau
majemuk; tersebar atau bergantian. Bunganya majemuk atau tunggal, zygomorp,
sering ada braktea, sepal 5, lepas bersatu, petal 5 lepas berbentuk kupu-kupu, lepas (1
vaxilum, 2 ala, dan 2 carina); stamen 10 monodelphus atau diadelphus, pistil 1,
ovarium superum, karpel 1, apokarp, beruang 1, plasenta marginalis. Buahnya
legumen (polongan). Contohnya; Arachis hipogaea (kacang tanah)

e.


Familia Myrtaceae
Tumbuhan yang memiliki ciri-ciri habitus perdu, pohon, kulit batang mudah

terkelupas. Daunnya tunggal, tampa stipula, tersebar, berhadapan atau bergantian.
Bunganya kebannyakn tunggal, sepal 4-5, bersatu, tabung sepal meliputi ovarium,
petal 5, lepas, cepat jatuh, imbrikatus, stamen banyak, filamen sering berwarna, pistil
1, beruang 1-banyak, ovarium inferum, plasenta aksilar atau sentralis. Buah tunggal,
bacca, drupa atau nux. Contohnya : Psidium guajava (jambu batu)
f.

Familia Anacardiaceae
Tumbuhan yang memiliki ciri-ciri habitus perdu, pohon. Daun tunggal atau

mejemuk, tersebar. Bunga mejemuk, biseksual atau uniseksual, pentamer, stamen 510, sering terdapat staminodium, terdapat diskus bentuk cincin dekat stamen, ovarium
superum atau semiinferum dengan 1-5 karpel, ruang sejumlah karpel, 1-2 ovul tiap
ruang. Buah tunggal, drupa. Contoh : Manggifera indica (mangga)
g. Familia Caesalpinaceae
Tumbuhan yang memiliki ciri-ciri habitus perdu, pohon. Caesalpinia
berbatang simpodium dengan daun umumnya majemuk menyirip (majemuk

pinnatus), atau menyirip ganda (majemuk bipinnatus), jarang sekali ditemukan
tunggal atau beranak daun satu. Bunga nya majemuk tak terbatas (Racemosa), dengan
bunga tersusun dalam tandan. Memiliki 5 daun kelopak (sepal), dengan 5 daun
mahkota (petal) yang bebas yang artinya tidak ada yang berlekatan (dapat pula
ditemukan jumlah daun mahkota (petal) kurang dari 5). Benang sari (stamen) kurang
lebih berjumlah 10, bisanya bebas atau berlekatan, putik (pistillum) dengan satu daun
buah (carpel). Buahnya berupa buah polong yang jika masak akan kering kemudian
pecah. Buahnya juga dapat berdaging dan tidak membuka, sering kali bersayap. Biji
dengan endoperm yang tipis atau tanpa adanya endosperm, lembaga besar. Contoh:
Caesal pulcherima (kembang merak)
h. Familia mimmosaceae
Bunga banci, aktinomorf, mempunyai kelopak berbilangan 4 – 5 berlekatan,
mahkota terdiri atas daun-daun mahkota yang sama jumlahnya dan bebas satu sama
lain, Benang sari 2 x lipat jumlah daun mahkota, atau banyak, Bunga terangkai dalam
bunga majemuk berbentuk tongkol yang seringkali tanpak seperti satu bunga saja.
Contoh: Mimosa pudica (putri malu). (Cronquist, A. 1981.)

III.

Alat dan bahan

A. Alat
1. Alat tulis
2. Lembar kerja hasil pengamtan
3. Cutter
B. Bahan
1. Family Fabaceae: kacang tanah (Arachis hipogea).
2. Family Caesalpiniaceae: flamboyan (Delonix regia).
3. Family Myrtaceae: jambu biji (Psidium guajava), jambu air (Syzigium
aqueum).
4. Family Euphorbiaceae: jarak pagar (Jatropa curcas L.), euphorbia
(Euphorbia milii).
5. Family Rosaceae: bunga mawar (Rosa hybrida).
6. Family Anacardiaceae: mangga (Mangifera indica).
7. Family Rutaceae: jeruk nipis (Citrus aurantifolia).
8. Famili Punicaceae: delima (Punica granatum L.)
9. Famili Oxalidaceae: belimbing (Averrhoa carambola L.)

IV.

Langkah kerja

1. diamati

habitus, pola percabangan, dan bentuk segi penampang

melintang pada spesiemen tumbuhan Rosa hybrida (Ros), Arachis
hipogaea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu batu), Citrus
aurantifolia (jeruk nipis), Mimmosa pudica (putri malu), Manggifera
indica (mangga), Delonix regia ( flamboyan).
2. Diamati filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk, dan tepi daun
pada masing-masing spesies.
3. Diamati bunga dan dibandingkan pada komposisi, jenis karangan
bunga, dan simetri bunga pada masing-masing spesiesnya.
4. Diamati perhiasan dan alat kelamin bunga pada Corolla, Calyx,
perigonium, stamen, dan pistilumnya yang terdapat pada bunga.
5. Digambarkan bagian-bagaian tumbuhan yang telah diamati pada
lembar kerja pengamatan.

V.

Hasil pengamatan


VI.

Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada beberapa spesies
dari subclass Rosidae. Divisi magnoliophyta merupakan devisi yang terbesar dari
organisme fotosintetik dikarenakan divisi magnoliophyta memiliki ribuan jenis.
devisi magnoliophyta mempunyai ukuran tubuh yang sangat bervariasi sampai
pada tumbuhan air, beberapa jenis divisi magnoliophyta merupakan tanamn
pemanjat yang dapat mencapai ketinggian kanopi hutan tropis dan ada juga yang
epipit, subkelas magnoliophyta tersebut akan dibahas dalam praktikum ini adalah
Subclassis Rosidae, spesies yang akan diamati pada subkelas ini adalah Rosa
hybrida (Ros), Arachis hipogaea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu batu),
Manggifera indica (mangga), Mimmosa pudica (putri malu), Citrus aurantifolia
(jeruk nipis), Delonix regia ( flamboyan), jeruk manis, delima, dan jambu air.
Pengamatan pertama dilakukan pada spesies Psidium guajava (jambu
batu)) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah
tanaman tropis yang berasal dari Brazil, disebarkan ke Indonesia melalui
Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah
berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal

mengandung banyak vitamin C. Jambu dapat diperbanyak dengan biji. (Zundah.
2009). Kandungan buah jambu biji (100 gr), Kalori 49 kal, Vitamin A 25 SI,
Vitamin B1 0,02 mg, Vitamin C 87 mg, Kalsium 14 mg, Hidrat Arang 12,2 gram,
Fosfor 28 mg, Besi 1,1 mg, Protein 0,9 mg, Lemak 0,3 gram, Air 86 gram.
Psidium guajava memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Kerajaan

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Rosidae


Ordo

: Myrtales

Famili

: Myrtaceae

Genus

: Psidum

Spesies

: Psidum guava
Psidium guajava adalah salah satu contoh spesies dari ordo Myrtales

family Myrtaceae. Spesies ini memiliki habitus pohon dengan pola percabangan
simpodial serta segi penampang batangnya bulat, kulit batang mudah terkelupas,


Daunnya pinnatus, tanpa stipula,

letak daun berhadapan atau bergantian

(opposite), bentuk daunnya bulat telur lonjong (ovate), ujungnya runcing
(accutus), dengan pangkal daunnya membundar (rounded), bagian tepi daun
bergelombang (undulatus) dan memiliki pertulangan menyirip, Bunganya tunggal,
buah tunggal bacca. Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk
batuk dan diare. Jus jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk
membantu penyembuhan penderita demam berdarah dengue. (Tjitrosoepomo.
2009: 7-191)
Pengamatan kedua dilakukan pada spesies Mimmosa pudica (putri malu)
adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena
daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu" dengan sendirinya saat
disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang
sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat
sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.
(Haris. 2009)
Mimmosa pudica memiliki klasifikasi sebagai berikut:
regnum

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Subclass : Rosidae
Ordo

: Fabales

Famili

: Mimmoceae

Genus

: Mimmosa

Spesies

: Mimmosa pudica
Mimmosa pudica (putri malu) adalah salah satu contoh spesies dari ordo

Fabales family Mimmoceae. Spesies ini memiliki habitus perdu pendek dengan
pola percabangan simpodial serta segi penampang batangnya bulat, pada seluruh
batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri yang menempel. Berdaun
majemuk dengan duduk daunnya berhadapan(opposite), bentuk daunnya lonjong
(elliptical) dengan pertulangan menyirip (pinnatus), ujungnya runcing (accutus),
dengan pangkal daunnya runcing (accutus), bagian tepi daun rata (entire).
memiliki bunga dengan mahkota (corolla) kecil yang bertajuk empat, dan
memiliki calix yang sangat kecil.

Bunga Mimosa pudica melekat pada bongkol. Pada bunga ini terdapat
benang sari yang terletak di terminal, berwarna ungu dengan jumlahnya banyak,
sementara kepala putiknya di bawah. Adapun distribusi seks pada tumbuhan ini
yaitu dengan anemogami, penyerbukan dengan bantuan angin. Ciri khusus yang
dimiliki oleh putri malu adalah mengatupkan daunnya jika terkena rangsangan.
Putri malu memiliki potensi sebagai alternatif dalam kemoterapi terhadap kanker.
(Tjitrosoepomo. 2009: 7-191)
Pengamatan ketiga dilakukan pada spesies Manggifera indica (mangga)
adalah Mangga adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya.
Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota,
dan suku Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica, mangga yang
kita makan sehari-hari (mangkyu. 2013)
Manggifera indica memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Subclass : Rosidae
Ordo

: Sapindales

Famili

: Anacardiaceae

Genus

: Manggifera

Spesies

: Manggifera indica
Manggifera indica (mangga) adalah salah satu contoh spesies dari ordo

Sapindales family Anacardiaceae. Spesies ini memiliki habitus pohon pola
percabangan simpodial, bentuk penampangnya bulat, kulit batangnya tebal dan
kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun, macam
daun majemuk, duduk daun tersebar (alternatus), bentuk daun lanset (lanceolate),
ujung daun runcing (accutus), pangkal daunnya tumpul (obtuse), pertulangan
mennyirip (pinnatus), tepi daun bergelombang (undulatus), bunga majemuk.
Perbungannya simosa, simetri bunganya aktinomorf, Jumlah bunga pada
setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000. Jumlah benang sari ada 5 buah,
tetapi yang subur hanya satu atau dua sedangkan yang lainnya steril. Warna
kepala putik kemerah-merahan dan akan berubah warnanya menjadi ungu pada
waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang
telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat

panjang, lebih kurang 20-35 mikron, merupakan tumbuhan Berumah satu
(monoecious).
Daun mangga mengandung senyawa organik tarakserol-3beta dan ekstrak
etil asetat yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan
menstimulasi sintesis glikogen, sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia
(Tjitrosoepomo. 2009: 7-191)
Pengamatan keempat dilakukan pada spesies Rosa hybrida (Bunga Ros)
merupakan salah satu tumbuhan berbunga tumbuhan saka, tergolong dalam
kumpulan Angiosperm. Bunga mawar mempunyai bau harum,biasanya mawar
kampung (damask rose)mempunyai bau yang paling kuat. (Aida. 2013)
Rosa hybrida (Bunga Ros) adalah salah satu contoh spesies dari ordo
Rosales family Rosaceae. Spesies ini memiliki habitus berupa perdu, dengan
percabangan simpodial, dan bentuk segi penampangnya bulat berduri, daun
dengan jenis daun majemuk (folium compositum), dengan filotaksis berhadapan
(opposite) memiliki daun dengan bentuk daun bulat telur lonjong (ovatus), dengan
pertulangan daun menyirip (pinnatus) Tepi daun bergerigi (serrate) yaitu torehan
tajam sedangkan tonjolan tumpul, dengan pangkal daun jantung (cordatus). Ujung
daun bunga ini adalah meruncing (accuminatus), memiliki satu bunga yang
terletak terminalis atau terletak pada ujung batang.
Rosa hybrida memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Subclass

: Rosidae

Ordo

: Rosales

Famili

: Rosaceae

Genus

: Rosa

Spesies

: Rosa hybrida

Karangan bunga atau perbungaan adalah rasemosa bersimetri aktimorf.
Memiliki mahkota (corolla) sebanyak 19 buah berwarna pink dengan susunannya
yang saling menumpuk. Dan Rosa alba memiliki kelopak (calix) dengan jumlah 5
buah dengan susunan terpisah satu sama lainnya atau bisa di bilang seperti bintang
dan memiliki warna hijau. Untuk alat reproduksinya memiliki benang sari dan
putik dengan jumlah yang banyak pada satu tumbuhan sehingga bisa disebut

dioesius atau berumah dua. Yang menjadi bagian tambahan pada tumbuhan ini
adalah adanya imergen (duri). (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191)
Pengamatan kelima dilakukan pada spesies Arachis hypogaea (kacang
tanah) adalah salah satu contoh spesies dari ordo Fabales family Fabaceae.
Habitus dari tanaman ini yaitu semak, dengan pola percaangan simpodial, bentuk
segi penampangnya bulat dan mempunyai batang ukat serta mampunyai bulu-bulu
halus dibagian batangnya. (Dasuki, U. A. 1992.)
Macam daunnya yaitu daun majemuk, dengan filotaksisnya berhadapan
(opposite), bentuk daunnya jorong atau oblong, dengan pertulangan menyirip
(pinnate), tepi daunnya rata (entire), memiliki ujung daun membundar (rounded),
pangkal daunnya tumpul (obtuse). Bunganya tunggal, simetri bunga zygomorf,
sering ada braktea. Buahnya legumen (polongan). Ciri khas dari tanaman ini yaitu
terdapat buah dibagian akarnya yang bisa dikonsumsi oleh manusia.
(Tjitrosoepomo. 2009: 7-191).
Arachis hypogaea memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Fabales

Famili

: Fabaceae

Genus

: Arachis

Spesies

: Arachis hypogaea

Rachis hypogaea (kacang tanah) merupakan sejenis tanaman tropika. Ia
tumbuh secara perdu setinggi dan mengeluarkan daun-daun kecil, tanaman ini
adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor Voandziea
subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah.
Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu.
(Haris. 2009)
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat
besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B komplek dan fosfors, vitamin A dan K,
lesitin, kolin, dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh
lebih tinggi dari daging, telur, dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan
banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.

Manfaat kacang tanah yaitu membantu meningkatkan kesuburan,
membantu dalam peraturan gula darah, membantu mencegah batu empedu,
membantu fight depresi, memori meningkatkan power, membantu tingkat
kolesterol rendah, menurunkan resiko penyakit jantung, melindungi terhadap
umur terkait penurunan kognitif, kanker perlindungan, resiko menurunkan berat
badan.
pengamatan keenam dilakukan pada spesies Citrus aurantifolia (jeruk
nipis) adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan nama sama.
Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau
kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak pahit,agak serupa
rasanya dengan lemon.Jeruk nipis, yang sering dinamakan secara salah kaprah
sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan,
seperti pada soto. (Zundah. 2009)
Citrus aurantifolia (jeruk nipis) adalah salah satu contoh spesies dari ordo
Sapindales family Rutaceae. Habitus dari tanaman ini yaitu semak, dengan pola
percaangan simpodial, bentuk segi penampangnya bulat (teres), berduri (spina)
pendek, kaku dan juga tajamdan mempunyai batang ukat serta mampunyai bulubulu halus dibagian batangnya. Macam daunnya yaitu daun majemuk, dengan
filotaksisnya tersebar, bentuk daunnya lanset, dengan pertulangan menyirip
(pinnate), tepi daunnya rata (entire), memiliki ujung daun runcing (accutus),
pangkal daunnya tumpul (obtuse).
Citrus aurantifolia memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Sapindales

Famili

: Rutaceae

Genus

: Citrus

Spesies

: Citrus aurantifolia

Bunganya tunggal, perbungaan rasemosa dengan simetri bunga zygomorp,
Bunga pada jeruk memiliki benang sari yang banyak. Jumlah lingkaran benang
sari sama dengan jumlah lingkaran mahkota bunga. Kepala sari menghadap ke
dalam beruang dua, dan membuka dengan celah membujur. Bakal buah pada jeruk

letaknya superus dengan banyak ruang, aroma bunga harum sehingga menarik
lebah (Tjitrosoepomo. 2009: 7-191).
Pengamatan ketujuh dilakukan pada spesies (Delonix regia). Flamboyan
merupakan salah satu spesies dari Family Caesalpiniaceae. Adapun klasifikasi
ilmiah flamboyan yaitu sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Fabales

Famili

: Caesalpiniaceae

Genus

: Delonix

Spesies

: Delonix regia
Anggota suku caesalpiniaceae ini berbeda dengan warga papilionaceae

terutama karena warga suku ini hampir semua berupa perdu atau pohon, boleh
dikatakan tidak ada yang berupa terna, daun hampir selalu majemuk menyirip atau
menyirip ganda, jarang sekali tunggal atau beranak daun 1. Selanjutnya terdapat
perbedaan mengenai bunganya, ialah bahwa pada suku ini bunga memang sering
masih mempunyai mahkota yang nyata berbentuk seperti kupu-kupu pula, tetapi
ke 5 daun mahkota bebas, tidak ada yang berlekatan atau dapat pula jumlah daun
mahkota kurang dari 5, bahkan sampai tidak ada. Benang sari 10, jarang lebih.
Biasanya bebas atau berlekatan dengan macam-macam cara. Buahnya polong
yang jika masak menjadi kering kemudian pecah, atau berdaging dan tidak
membuka,

sering kali bersayap. Biji dengan endosperm tipis atau tanpa

endosperm, lembaga besar (Tjitrosoepomo, Gembong.2010:208-210).
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, flamboyan memiliki habitus
berupa perdu dengan percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang
batang bulat. Daun merupakan majemuk bipinatus dengan letak filotaksis
berhadapan, bentuk daun bulat telur terbalik melebar, memiliki pertulangan
(nervatio atau venatio) daun menyirip, tepi daun (margo folii) rata, ujung daun
(apex folii) berbentuk retusus, pangkal daun (bassis folii) berbentuk rotundatus.
Bunga pada flamboyan merupakan bunga majemuk terletak diterminal,
dengan karangan bunga berbentuk simosa pleiokharium, simetri bunga zigomorf.
Perhiasan bunga terdiri atas mahkota/tajuk bunga (corolla) berjumlah 4 yang

berwarna orange, kelopak (calyx) berjumlah 5 yang berwarna orange, tidak
memiliki tenda bunga (perigonium). Alat kelamin bunga bunga flamboyan berupa
benang sari dan putik. Benang sari (stamen) tipe epipetal, Putik (pistillum)
merupakan tipe sinkarpus dengan arah membukanya antera yaitu ekstrorse dalam
satu bunga terdapat banyak putik dengan panjang >7cm yang berada ditengah.
Distribusi seks yaitu dengan monoesius. Memiliki ovarium berjenis suferus
(ovarium bebas dari semua bagian bunga, kecuali pada bagian yang sangat bawah.
Terdapat pada semua bunga hipoginus, dan bisa terdapat pada bunga periginus
dan epiginus).
Di sejumlah negara, flamboyan sudah menjadi komoditas penting sebagai
tanaman hias yang diperdagangkan. Di Indonesia sebenarnya tanaman ini juga
sudah cukup banyak dikenal dan dibudidayakan di berbagai tempat. Namun,
umumnya masyarakat kita menanam flamboyan lebih karena alasan fungsinya
sebagai peneduh yang cepat tumbuh. Di beberapa kompleks perumahan atau
trotoar jalan, pohon flamboyan mudah dijumpai. Sedangkan menjadikan
flamboyan sebagai tanaman hias demi terciptanya keindahan, harus diakui masih
sangat kurang.
Pengamatan kedelapan dilakukan pada spesies jambu air (Syzigium
aqueum). Jambu biji termasuk salah satu spesies dari Family Myrtaceae. Adapun
klasifikasi ilmiah jambu air yaitu sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Myrtales

Famili

: Myrtaceae

Genus

: Syzigium

Spesies

: Syzigium aqueum
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, jambu air memiliki habitus berupa

pohon dengan percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang batang
triangular. Daun merupakan tunggal dengan letak filotaksis berhadapan
(opposita), bentuk daun bulat telur, memiliki pertulangan (nervatio atau venatio)
daun menyirip sejajar, tepi daun (margo folii) rata, ujung daun (apex folii)
berbentuk meruncing, pangkal daun (bassis folii) berbentuk ptiolatus.

Bunga pada jambu air merupakan bunga majemuk terletak diterminal,
dengan karangan bunga berbentuk simosa dikhasium, simetri bunga aktinomorf
perhiasan bunga berbentuk corong. Perhiasan bunga terdiri atas mahkota/tajuk
bunga (corolla) berjumlah 5 yang berwarna putih, tidak memiliki kelopak (calyx)
dan tenda bunga (perigonium). Alat kelamin bunga jambu air berupa benang sari
dan putik. Benang sari (stamen) tipe tetradinamus benang sari banyak, Putik
(pistillum) merupakan tipe monokarp. Distribusi seks yaitu dengan monoesius.
Buah pada tumbuhan Jambu air termasuk buah sejati tunggal berdaging
(cornosus) bertipe buah buni yaitu uah yang berdinding tipis dan memiliki lapisan
dalam yang tebal, lunak, dan berair, dan bagian ini yang biasa di makan. Buah
berbentuk lonceng dengan pangkal kecil dan ujung yang sangat melebar, jika
masih muda berwarna hijau kekuningan dan memerah setelah tua, setelah dewasa
biasanya mengandung banyak air, daging buah berwarna putih dengan kulit buah
merah. Pada buah dewasa kadang–kadang masih berlekat tangkai sarinya yang
sudah mati dan berwarna coklat. (Dalimartha, Setiawan. 2001)
Biji pada tumbuhan jambu biji berbentuk ginjal, diameter ± 1,5 cm,
berwarna putih kecoklatan, dengan selaput putih sebagai kulit bijinya. Terdapat
sekat sekat yang memisahkan biji satu denga yang lainnya, merupakan derivate
dari endokarpium yang berserabut. Termasuk ke dalam kelompok dikotil karena
bijinya berkeping dua.
Jambu air yang biasanya hanya buahnya yang dimanfaatkan yaitu dengan
mengonsumsinya, ternyata selain itu, kayunya yang keras dan berwarna
kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan, asalkan tidak kena tanah. Hanya
biasanya ukurannya terlalu kecil. Baik pula digunakan sebagai kayu bakar. Di
daerah Kuningan, daun jambu air biasa digunakan sebagai pembungkus tape
ketan.
Buah jambu air selain dikonsumsi secara langsung buah jambu air juga
bisa dibuat sirup, atau jus. Jambu air juga dapat digunakan sebagai obat obatan,
kandungan vitamin C dan protein nabati digunakan untuk mempercantik kulit dan
membuat kulit agar lebih berseri. Kandungan air dalam jambu air juga dapat
mengurangi efek samping stress, seperti kisut dibawah kelopak mata, kandungan
serat yang tinggi membantu mempermudah pencernaan dan mencegah kanker
usus. ( Reiza.2013)

Pengamatan kesembilan dilakukan pada spesies delima (Punica granatum
L). Delima merupakan salah satu species dari Famili Punicaceae. Adapun
klasifikasi ilmiah delima yaitu sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Myrtales

Famili

: Punicaceae

Genus

: Punica

Spesies

: Punica granatum L.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut delima memiliki pola habitus

perdu, tinggi 2-5 m. Percabangan simpodial dengan bentuk/segi penampang
bulat. Batang berduri, masih muda coklat setelah tua hijau kotor. Daun
merupakan tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul,
panjang 1-8 cm, lebar 5-15 mm, pertulangan menyirip, permukaan mengkilat,
hijau.
Bunga

merupakan tunggal, terletak di ujung cabang, tangkai pendek,

kelopak berlekatan, merah atau kuning pucat, mahkota membulat, tangkai sari
melengkung. kuning, putik putih, merah atau kuning. Buah

berbentuk buni,

bulat, diameter 5-12 cm, hijau kekuningan. Bentuk buah delima bulat dan
terkadang bundar. Lazimnya, buah delima bergelantungan pada tandan. Saat
masih muda, buahnya berwarna hijau sampai hijau kemerah-merahan. Setelah
tua, warnanya berubah, bergantung jenisnya. Biji berbentuk bulat, keras, kecil,
merah. Akar berbentuk tunggang, kuning kecoklatan. Distribusi seks yaitu
dengan monoesius.
Manfaat delima tersebut bisa diperoleh dengan berbagai cara, seperti
dalam bentuk sari buah atau bisa juga memakan bijinya, sirup, pasta atau
konsentrat delima. Secara tradisional, buah delima biasa digunakan untuk
membersihkan kulit dan mengurangi peradangan pada kulit. Jus buah delima juga
bisa mengurangi derita radang tenggorokan. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh American Journal of Clinical Nutrition, buah delima yang kaya antioksidan
ini bisa mencegah oksidasi LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh.

Selain yang sudah disebutkan tadi, khasiat buah delima bagi kesehatan
antara lain dapat untuk penyakit-penyakit seperti: gangguan perut, gangguan
jantung, kanker, perawatan gigi, rematik, kurang darah dan diabetes.
Pengamatan terakhir, dilakukan pada spesies Belimbing (Averrhoa
carambola L). Belimbing merupakan salah satu species dari Famili Punicaceae.
Adapun klasifikasi ilmiah delima yaitu sebagai berikut:
Regnum

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Geraniales

Famili

: Oxalidaceae

Genus

: Averrhoa

Spesies

: Averrhoa carambola L
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut belimbing memiliki pola habitus

pohon, tinggi 2-5 m. Percabangan simpodial dengan bentuk/segi penampang
bulat. Daun merupakan tunggal, bentuk bulat telur, tepi rata, ujung runcing,
pangkal tumpul, pertulangan menyirip, permukaan mengkilat, hijau. Mempunyai
satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan
tangkai daun. Dari samping ibu tangkai (petiolus communis) keluar tangkai anak
daun / tulang cabang ( petiololus) mirip sirip ikan.
Bunga

merupakan majemuk, terletak di aksilar batang yang tua, bunga

mekar mulai dari sumbu pokok dari tengah ke pinggir. Malai (panicula) bunga
terkumpul rapat Bagian bunga: Tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga
(receptaculum), kelopak (calyx), mahkota (corolla), daun mahkota berlekatan
(gamopetalus).

Kelamin

bunga:

Berkelamin

ganda

(hermaphroditus).

Didalamnya terdapat benang sari dan putik. Susunan sebagian tangkai putik
panjang tangkai benang sari pendek, sebagian lagi tangkai putik pendek tangkai
benang sari panjang. Penyerbukan dengan perantara binatang (zoidiophyly,
zoidiogamy). Spesifikasi penyerbukan dengan perantara serangga entomophyly,
entomogamy). Distribusi seks yaitu dengan dioesius.( Sudarsono, Ratnawati, dan
Budiwati. 2005.)
Buah ini memiliki banyak sari (air), sehingga memungkinkan untuk
dibuat wine buah. Di Myanmar, belimbing digunakan untuk membuat acar teh.

Buah belimbing yang manis selain menyembuhkan batuk, demam, kencing manis
dan kolesterol tinggi, juga cocok untuk meredakan sakit tenggorokan.
(Zidni.2013)
VII.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan tersebut yang telah
dipaparkan, sehingga dengan ini dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1. Rosidae mempunyai karakteristik stamaen tersusun sentripetal jarang
sentrifugal, bunga jarang dengan plasenta parietal; ovarium majemuk, tetapi
sering dengan 2 atau beberapa lokus yang hanya memiliki 1 atau 2 ovul;
bunga polypetal atau sering apetal, jarang sympetal.
2. kacang tanah habitus perdu, simpodial, bentuk/segi penampang bulat. Daun
majemuk, filotaksis berhadapan, bulat telur terbalik, memiliki pertulangan
daun menyirip, tepi daun rata, ujung daun akutus, pangkal daun obtusus.
Bunga tunggal, rosemorsa, aktinomorf. Distribusi seks monoesius. ovarium
inferus.
3. Anggota suku caesalpiniaceae ini berbeda dengan warga papilionaceae
terutama karena warga suku ini hampir semua berupa perdu atau pohon, boleh
dikatakan tidak ada yang berupa terna, daun hampir selalu majemuk menyirip
atau menyirip ganda, jarang sekali tunggal atau beranak daun 1.
4. Familia Rutacea Berupa pohon atau semak, pada daunnya bersisik dan
transparan yang berisi minyak. bunga dan daun beraroma keras. Daun
berhadapan atau berseling, seringkali majemuk. Bunga biasabya biseksual,
bersimetri banyak,. Sepal dan tepal masing masing berjumlah 4 buah dan 5
buah, bebas dan konatus, dengan dua sampai banyak ovula, stilus bebes atau
konatus.
5. Familia Euphorbiaceae yaitu tumbuhan berupa herba, semak, pohon,
seringkali bergetah. Daun umumnya tunggal, letaknya berseling. Bunga
biasanya kecil, bersimetri banyak, uniseksual, seringkali monoecius, yang
tersusun sebagai bunga majemuk. Periantium kelipatan 5 dalam satu atau dua
seri, atau dapat juga mereduksi. Stamen satu sampai banyak. Ovarium
berlokuli 3, ovula satu atau dua dalam tiap lokulus, dengan posisi

menggantung (pendulus) dan menunduk (anatropus), milkropil biasanya
tertutup oleh karunkula, stilus berjumlah 3 masing-masing terdiri dari dua lobi.
6. Masing-masing famili memiliki keanekaragaman yang berbeda, baik itu
bentuk daun, bunga, percabangan maupun distribusi seksnya. Selain itu juga
setiap family memiliki cirri khas yang berbeda seperti yag dimiliki oleh family
Rasaceae yang memiliki wangi harum pada bunganya.

DAFTAR PUSTAKA
Asep, Mulyani. 2014. Panduan Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon: Syariah Nurjati
Press.
Cantino, P.D., J. A. Doyle, S.W. Graham, W.S. Judd, R.G. Olmstead, D.E. Soltis, P.S. Soltis
and M.J. Donoghue. 2007. Towards a phylogenetic nomenclature of Tracheophyta.
Taxon 56:822-846.
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York:
Columbia University Press.
Dalimartha, Setiawan. 2001. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2. Jakarta: Penebar
Swadaya
Dasuki, U. A. 1992. Fitografi Tumbuhan. Bandung: Puasat Ilmu Hayati ITB.
Steenis, C.G.G.J. 1978. Flora. Jakarta: P.T Pradnya Paramita
Sudarsono, Ratnawati, dan Budiwati. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang:
Universitas Negeri Malang Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Reiza.2013.tentangbiologi.http:// http://reizacullen777.blogspot.com diakses pada tanggal 2
Mei 2015
Zundah.2013.magnoliophyta subclass Rosidae. http://tumbuhan_tingkat.tinggi.blogspot.com
di akses pada tanggal 2 Mei 2015
Haris.2013. tumbuhan berbunga.http:// ibnuharis27.blogspot.com diakses pada tanggal 2 mei
2015

Pertanyaan
1. Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada subclassis Rosidae?
2. Jelaskan kekhasan tumbuhan yang termasuk ke dalam fabaceae, mimmosaceae dan
caesalpinaceae?
3. Jelaskan kekhasan dari Sauropus androginus dlihat dari daun dan bunganya?
4. Tuliskan salah satu species dari subclassis Rosidae yang berperan penting dalam
pembuatan biodiesel?
5. Jelaskan salah satu family dari subclassis Rosidae yang mempunyai peranan penting
dalam hubungannya dengan pertanian.
Jawaban
1.

Rosidae mempunyai karakteristik stamaen tersusun sentripetal jarang sentrifugal,
bunga jarang dengan plasenta parietal; ovarium majemuk, tetapi sering dengan 2 atau
beberapa lokus yang hanya memiliki 1 atau 2 ovul; bunga polypetal atau sering apetal,
jarang sympetal.

2.

Fabaceae merupakan yang terpenting dan terbesar. Banyak tumbuhan budidaya
penting termasuk dalam suku ini, dengan bermacam-macam kegunaan: biji, buah
(polong), bunga, kulit kayu, batang, daun, umbi, hingga akarnya digunakan manusia.
Bahan makanan, minuman, bumbu masak, zat pewarna, pupuk hijau, pakan ternak,
bahan pengobatan, hingga racun dihasilkan oleh anggota-anggotanya. Semua
tumbuhan anggota suku ini memiliki satu kesamaan yang jelas: buahnya berupa
polong. Suku caesalpiniaceae habitus berupa Pohon, semak, jarang herba. Daun
majemuk pinnantas atau bipinnantas, jarang tunggal, umumnya tidak memiliki stipula.
Bunga dalam racemosa (tandan bunga), spica (bunga bulir), jarang cymosa, bisexual,
zigomorf, jarang aktinomorf; sepal 5, dua sepal paling atas bersatu; petal 5, petal
paling atas letaknya lebih ke dalam dari yang lain; stamen 10 (jarang banyak), bebas
atau bersatu; pistillum dengan 1 carpel (daun buah), 1 ruang placenta marginal (jumlah
ruang

bakal

buah),

ovarium

superior

(bakal

buah).

Buah

legum,

sering

bersayap.Tumbuhan suku Mimosaceae termasuk tumbuhan herba, semak, atau pohon.
Akarnya umumnya bersimbiosis dengan bakteri pengikat nitrogen. Daun umumnya
majemuk bipinnatus, jarang majemuk pinnatus. Pembungaan spica, racemosa, atau
capitulum, bunga bisexual, aktinomorf, sepal 5, valvate, bersatu membentuk tabung;
stamen 5 sampai banyak, filamen panjang sering berwarna; pastilum dengan 1 carpel,
ovarium superior. Buah legum. Biji umumnya tanpa endosperm.

3. Sauropus androgynus

memiliki daun majemuk pinatus paripinatus, jadi daun

majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya duduk pada cabang tingkat satu dari
ibu tangkai. Sauropus androgynus memiliki percabangan simpodial, yaitu kuncup
terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan, yang
sudah tentu setelah berbungan akan mati, dan memiliki segi penampang bulat atau
silindris.
4. pohon jarak (Jatropha curcas L.) dimanfaatkan sebagai biosolar, biodiesel
5. semua subclassis rosidae memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia termasuk
bagi kehidupan pertanian, untuk menghasilkan kebutuhan hidup.