LAPORAN MAKALAH kasus 3 cin

LAPORAN MAKALAH
Kasus : Pengkajian Keperawatan Komunitas
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Community Nursing Program IV
pada Semester Ganjil

Dosen tutor

: Setiawan, AMK., BSN., M.Kes

Tutor

: 9 (sembilan)
Disusun oleh :

Amalia Pebriyanti

220110130003

Nuri Novelia P

220110130008


Anbar Ajeng K

220110130039

Nafisah Syahidah

220110130049

Ayu Fitri Lestari

220110130051

Arindita Husna

220110130079

Syara Noor Liza

220110130089


Christie Mervie J. K.

220110130094

Lanni Sulastri

220110130120

Raden Nida Yudiastri M.

220110130128

Siti Sarah Fadhilah

220110130134

Fika Apriandini

220110130149


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINAGOR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Kasus 3
Pengkajian Keperawatan Komunitas
Hasil pengkjian komunitas yang dilakukan oleh tim keperawatan komunitas pada suatu
wilayah kerja puskesmas A yang terdiri dari tiga kelurahan. Sebagai berikut :
Data demografi
a.

Tinggi tempat dari permukaan laut 700-750 m.

b.

Curah hujan rata-rata pertahun 2400 mm3.


c.

Keadaan suhu rata-rata 28-300 C.

d.

Kualitas lingkungan fisik di 3 kelurahan terdiri dari sungai, air, sumur, udara, hutan
lahan pertanian dan air irigasi dengan keadaan rata-rata baik.

e.

Kelembaban di 3 kelurahan yang cukup tinggi karena daerah perbukitannya lebih lus
sehingga mempunyai dampak negatif yang memungkinkan tingginya penyakit ISPA

f.

Kondisi tanah daerah perbukitan disertai curah hujan yang tinggi di 3 kelurahan sehingga
memiliki dampak memicu longsong, serta adanya bebrapa daerah yang sulit untuk
mengakses


ke

pelayanan

kesehatan

bagi

masyarakat

untukmemberikan pelayanan kesehatan di lapangan.

maupun

bagi

prtugas

STEP 1

STEP 2
1.

Peran perawat dalam menanggulangi kemiskinan (Sarah)

2.

Pengkajian khusus untuk lansia (Nafi)

3.

Menanggulangi penyakit ISPA , adakah program-program nya? (Ayu)

4.

Bagaimana cara menentukan prioritas Masalah (Nuri)

5.

Bagaimana metode mengumpulkan data (Anbar)


6.

Langkah-langkah mengakaji komunitas? (Nida)

7.

Peran perawat dalam mengatasi kesusahan akses kesehatan (Fika)

8.

Adakah prinsip-prinsip dalam mengkaji komunitas, kalau ada apa saja?(Lanni)

9.

Upaya lainnya untuk warga miskin kecuali jamkesmas, apa?(Arin)

10. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian komunitas (Ayu)
11. Siapa saja yang berwewenang dalam pengkajian komunitas?(Syara)
12. Indikator penduduk miskin (Nuri)

13. Peran perawat dalam meningkatkan status kesehatan (Arin)
14. Penyajian data?(Fika)
15. Upaya preventif dan promotif apa yang diperlukan ?(Amel)

STEP 3
5. Mendekati stake holder, observasi, survey, dan memberikan kuisioner pada
Masyarakat, data dari puskesmas, wawancara (Amel, Nuri)
2. Pengkajian status fungsional ,psikologis, afektif,sosial, ekonomi, penyakit lansia,
riwayat kesehatan, Menkaji keluarga lansia ( Nafi, Fika, Anbar)
12. Antara pendapatan dan tanggungan tidak seimbang, ukuran rumah yang tidak sesuai
dengan kuantitas (Ayu)
3. Promosi, advokasi,menemukan tatalaksana yang baik, surveylance (Nida)

9. BPJS, Jamsostek KIS, GAKIN untuk puskesmas tertentu, Jakarta sehat (Sarah, Ayu,
Syara)
1. Memberdayakan masyarakat dengan optimal,buat koperasi desa, konsultan kesehatan
(Ayu, Anbar, Nafi)
6. Sub sistem: lingungan fisik, air, udara, politik dan kebijakan kesehatan nya, pelayanan
yang tersedia, sistem komunikasi; Inti komunikasi seperti : demografi, etnik, budaya
dan agama (Mervi, Anbar)

1. Penanggulangn lonsor saat musim hujan (Amel)
Dalam kasus ini data di tunjukkan salah satunya permasalahan lingkungan. Kegiatan
preventif yang dapat dilakukan adalah seperti menghidari terjadinya perkembangan bibit
penyakitagar mngurangi ISPA dan penyakit lainnya denga 3M. Kegiatan promotif nya
dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan terkait PHBS atau permasalah yang terdapat di
sekitar wilayah puskesmas tersebut (Fika).
7. Promosi kesehtan seperti :

perawat datang ke rumah-rumah warga untuk mendata

masyarakat yang belum punya akses kesehatan seperti JAMKESMAS, KIS dll (Lanni)
4. Pertama: Mengancam jiwa, kedua: yang terbayak dan ketiga : yang paling beresiko (Sarah)
11. Dokter, yang diberi pelatiahan, kader, stake holder,institusi terkait (Sarah)
14. Prevensi primer, sekunder dan tersier, care giver, konsultan dan motivator (Ayu, Anbar).
Reporting
STEP 5 - 7

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.


Konsep Pengkajian Komunitas

2.

Komponen Pengkajiam Komunitas

2.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas
Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat
dan prioritas masalah.
2.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut
harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian
yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a.


Data Inti

(1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data
umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban),
keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola
perubahan komunitas.
(2) Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan,
ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan
komposisi keluarga.
(3) Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebab
kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran
a. Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik
antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi.
Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur :
bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat:

ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun
pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
2) Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
3) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
ISPA
Penyakit asma
TBC paru
Penyakit kulit
Penyakit mata
Penyakit rheumatic
Penyakit jantung
 Penyakit gangguan jiwa
Kelumpuhan
Penyakit menahun lainnya
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari :
Pola pemenuhan nutrisi
Pola pemenuhan cairan elektrolit
Pola istirahat tidur
Pola eliminasi
Pola aktivitas gerak
Pola pemenuhan kebersihan diri
6) Status psikososial
7) Status pertumbuhan dan perkembangan
8) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
9) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
10) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan,

mengkonsumsi

alkohol,

penggunaan

obat

tanpa

resep,

penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
b. Data lingkungan fisik
 Pemukiman

 Luas bangunan
 Bentuk bangunan

: rumah, petak, asrama, pavilion

 Jenis bangunan

: permanen, semi permanen, non permanen

 Atap rumah

: genteng, seng, kayu, asbes

 Dinding

: tembok, kayu, bambu

 Lantai

: semen, keramik, tanah

 Ventilasi

: ± 15 – 20% dari luas lantai

 Pencahayaan

: kurang, baik

 Penerangan

: kurang, baik

 Kebersihan

: kurang, baik

 Pengaturan ruangan dan perabot

: kurang, baik

 Kelengkapan alat rumah tangga

: kurang, baik

 Sanitasi
Penyediaan air bersih (MCK)
 Penyediaan air minum
Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana
jarak dengan sumber air
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara
pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya
Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
 Fasilitas
Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
Pekarangan
Sarana olahraga
Taman, lapangan
Ruang pertemuan
Sarana hiburan
Sarana ibadah
 Batas – batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan

 Kondisi geografis
 Pelayanan kesehatan dan sosial
 Pelayanan kesehatan
Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader), jumlah kunjungan
serta sistem rujukan
 Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
Lokasi, Kepemilikan, dan Kecukupan
 Ekonomi
Jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan, jumlah pengeluaran
rata – rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan
lanjut usia
c.

Keamanan dan transportasi
1) Keamanan
Sistem keamanan lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanggulangan
bencana, penanggulangan polusi, udara dan air tanah
2) Transportasi
Kondisi jalan, jenis transportasi yang dimiliki dan sarana transportasi yang ada

d. Politik dan pemerintahan
Sistem pengorganisasian, struktur organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas,
dan peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
e.

Sistem komunikasi
Sarana umum komunikas, jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
dan cara penyebaran informasi

f.

Pendidikan

1) Tingkat pendidikan komunitas
2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal) : Jenis pendidikan
yang diadakan di komunitas, sumber daya manusia, tenaga yang tersedia, serta
jenis bahasa yang digunakan
g. Rekreasi
Kebiasaan rekreasi dan Fasilitas tempat rekreasi
3.

Metode Pengumpulan data pada Komunitas

3.1 Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan
identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial,
spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Metoda yang
digunakan dalam pengumpulan data pada tahap pengkajian adalah wawancara
(interview), pengamatan (observasi), dan pemeriksaan fisik (pshysical assessment). dan
studi dokumentasi.
3.1.1

Wawancara
Biasa juga disebut dengan anamnesa, yaitu menanyakan atau tanya jawab yang

berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi
yang direncanakan. Dalam berkomunikasi ini perawat mengajak klien dan keluarga
untuk bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik.
Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan
rasa kepedulian yang tinggi. Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka maupun tertutup,
menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi
mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan kontak mata. Mendengarkan secara aktif
merupakan suatu hal yang perlu dilatih.
Unsur-unsur yang penting dalam mendengarkan secara aktif yaitu:
-

Memperhatikan pesan yang disampaikan

-

Mengurangi hambatan-hambatan

-

Suara yang gaduh (suara radio, tv, pembicaraan di luar)

-

Kurangnya privasi

-

Adanya interupsi dari perawat lain

-

Perasaan terburu-buru

-

Klien merasa cemas, nyeri, mengantuk

-

Perawat sedang memikirkan hal lain / tidak fokus ke klien

-

Klien tidak senang dengan perawat atau sebaliknya

-

Posisi duduk sebaiknya berhadapan, dengan jarak yang sesuai.

-

Mendengarkan penuh dengan perasaan terhadap setiap yang dikatakan klien

Tujuan Wawancara :
1. Untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien.
2. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi dan
merencanakan tindakan keperawatan.

3. Membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah
dan tujuan.
4. Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap
pengkajian.
5. Meningkatkan hubungan antara perawat dengan klien dalam berkomunikasi.
Komunikasi keperawatan digunakan untuk memperoleh riwayat keperawatan.
Riwayat keperawatan merupakan data yang khusus dan data ini harus dicatat, sehingga
rencana tindakan keperawatan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan klien. Riwayat
keperawatan sebaiknya segera didapatkan begitu klien masuk rumah sakit, karena
riwayat tersebut akan memudahkan perawat dalam mengidentifikasi kemampuan dan
kelemahan klien, resiko terjadinya gangguan fungsi kesehatan, dan masalah-masalah
keperawatan yang aktual mupun potensial.
Tahapan wawancara :
1. Persiapan
Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan
dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk
terhadap klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya
dengan klien. Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh
memaksa, atau memberi kesempatan kapan klien sanggup. Pengaturan posisi duduk
dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa
guna memperlancar wawancara.
2. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan
memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan
faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi
kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana
menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.
3. Isi atau tahap kerja
-

Fokus wawancara adalah klien

-

Mendengarkan dengan penuh perhatian.

-

Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien

-

Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien

-

Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya

-

Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya

-

Jika situasi memungkinkan kita dapat memberikan sentuhan terapeutik, yang
bertujuan untuk memberikan dorongan spiritual, merasa diperhatikan.

4. Terminasi
Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus
mengetahui kapan wawancara akan berakhir dan tujuan dari wawancara pada awal
perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu
menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan,
perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
3.1.2

Pengamatan atau observasi
Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya

kita lebih sering menyebutnya dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku
dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan
klien.Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi
klien melalui kepekaan alat panca indra.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan observasi :
a.

Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara rinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal
ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang
diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung nafas Bapak
dalam satu menit“ kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid,
karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.

b.

Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien.

c.

Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti
oleh perawat yang lain.
Contoh kegiatan observasi misalnya : terlihat adanya kelainan fisik, adanya
perdarahan, ada bagian tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, tekanan darah,
heart rate, batuk, menangis, ekspresi nyeri, dan lain-lain.

3.1.3

Pemeriksaan fisik
ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik
dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat
keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan
wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional

klien. Misalnya , klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat
mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari atau tidak. Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan
adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah klien dan
mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan keperawatan.
3.2 Metoda Pengumpulan Data Komunitas
Pengumpulan data adalah bagian integral dalam setiap aktifitas perawat kesehatan
komunitas. Prosedur pengumpulan data komunitas lebih luas dari pengkajian individual.
Ada beberapa pendekatan dalam pengumpulan data untuk mengetahui status kesehatan
masyarakat, antara lain:
3.2.1

Participant observation
Observasi partisipan adalah metode pengumpulan data untuk membantu perawat

mengetahui informasi tentang komunitas, pengaturan sosial, sekelompok orang, atau
menilai status kesehatan individu. Aspek unik dari observasi partisipan adalah bahwa
pengamat sengaja memahami pengaturan dan kondisi sosial tanpa memanipulasi mereka
dengan cara apapun. Pengamat mengumpulkan informasi melalui indera tentang
peristiwa alamiah yang terjadi, yaitu secara visual, pendengaran, sentuhan, bau, ataupun
rasa. Aspek penting dari observasi partisipan adalah pengamat belajar dari lingkungan,
dan menahan diri untuk mempengaruhi partisipan dengan tidak mengajukan pertanyaan
pada partisipan.
Tujuan:
-

Dapat digunakan untuk penilaian masyarakat, seperti: karakteristik masyarakat, status
ekonomi masyarakat, rekreasi yang biasa dilakukan masyarakat, kebiasaan berkumpul
masyarakat, kebanggaan dan spirit masyarakat, kebiasaan berjalan-jalan masyarakat
atau kecenderungan mengisolasi diri di rumah, bahaya kesehatan yang terdapat di
masyarakat, kekuatan masyarakat, dan area masalah di lingkungan.

-

Dapat membantu perawat dalam mempelajari informasi yang mendalam tentang suatu
komunitas atau sekelompok orang.

-

Dapat digunakan saat perawat tidak mengenal budaya masyarakat, misalnya
keyakinan, nilai, dan praktik budaya masyarakat.

-

Dapat digunakan untuk proyek-proyek penelitian formal.

-

Dapat digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara pemberi perawatan
kesehatan dengan klien (masyarakat).

3.2.2

Windshield / walking survey

Cara pengumpulan data dengan berkendaraan atau berjalan-jalan di sepanjang
lingkungan

yang

diamati.

Pengamatan

dilakukan

menggunakan

penglihatan,

pendengaran, rasa, penciuman, dan sentuhan, serta merupakan tahapan awal yang baik
untuk memberikan gambaran tentang masyarakat luas secara keseluruhan.
Tujuan:
-

Untuk mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan indera tentang
kekuatan dan kelemahan masyarakat.

-

Survei dilakukan mulai dari individu, kelompok, atau populasi khusus untuk
mengidentifikasi masalah atau situasi spesifik.

3.2.3

Menyediakan beragam data subjektif melalui pengamatan personal dari masyarakat.
Focus group
Merupakan sekelompok kecil orang yang berkumpul untuk menanggapi

serangkaian pertanyaan. Partisipan dipilih yang memiliki karakteristik tertentu dan
pengalaman yang sama. Dalam sesi focus group, seorang moderator memberikan
pertanyaan terbuka kepada kelompok dan kelompok didorong untuk mendiskusikan
pendapat mereka.
Tujuan:
-

Focus group dapat menangkap beberapa pengaruh kelompok pada pengambilan
keputusan dan pendapat, sehingga menjadi strategi pengumpulan data yang unik.
Karena sifat mereka yang unik, dan fakta bahwa focus group mendorong responden
untuk memberikan jawaban mereka sendiri atas pertanyaan, mereka menyediakan
informasi berharga daripada metoda pengumpulan data yang lain.

-

Merupakan metode pengumpulan data yang baik dalam pengkajian komunitas karena
mendapatkan data mengenai pemahaman tentang keyakinan kesehatan dan pilihan
perawatan kesehatan dari anggota masyarakat.

3.2.4

Key informants
Key informants adalah individu-individu yang mengetahui tentang komunitas dan
bersedia untuk berbagi informasi, pandangan, dan pemahaman yang dibutuhkan. Sering
digunakan dalam pengkajian komunitas karena posisi mereka yang mengetahui
masyarakat melalui keahlian dan pengalamannya.
Tujuan:
-

Untuk memperoleh informasi yang tidak tersedia dengan metode pengumpulan data
yang lain.

-

Fokusnya adalah informasi yang subjektif tentang kehidupan masyarakat.

3.2.5

Informasi diperoleh dari key informants melalui interview atau survei.
Delphi technique
Suatu metode untuk memperoleh konsensus pendapat dari sekelompok orang.

Tiga karakteristik teknik Delphi adalah: 1) anonymity, 2) iteration with controlled
feedback, dan 3) statistical group responses.
Tujuan:
-

Teknik Delphi awalnya dirancang untuk mengumpulkan opini dari para ahli, namun
dalam prosesnya juga pernah digunakan pada orang-orang awam untuk berbagi
pengalaman yang sama untuk membentuk suatu opini.

3.2.6

Membuat kesepakatan terhadap prioritas, masalah, atau kekuatan komunitas.
Surveys
Merupakan metoda pengumpulan informasi dari orang-orang melalui kuesioner

ataupun face to face interviews. Untuk perawat kesehatan komunitas, survey dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi demografi suatu komunitas, opini,
pengetahuan, atau pengalaman anggota masyarakat.
Tujuan:
-

Survey dapat digunakan untuk mengumpulkan data untuk perencanaan program,
menambah data pengkajian komunitas, dan kontribusi untuk program evaluasi.

-

Survey dapat digunakan untuk memperbarui atau melengkapi informasi yang
dibutuhkan untuk mengkaji kesehatan komunitas secara lebih baik dan perencanaan
program langsung.

-

Survey berguna dalam mendokumentasikan pola paparan bahaya lingkungan.

-

Survey dapat dilakukan dengan caradoor to door, paper and pencil questionnaire.

3.2.7

Archival data
Menggunakan data-data arsip dalam pengkajian untuk menggambarkan kesehatan

komunitas atau populasi. Meliputi vital statistic, data penyakit dan kesehatan dari
program-program

komunitas,

seperti

klinik

anak

sehat, senior

health

fair

screening, catatan kunjungan rumah. Concern terhadap kerahasiaan data, kualitas data,
dan akses data.
Tujuan:
-

Menyediakan latar belakang informasi tentang suatu komunitas atau populasi.

-

Digunakan untuk menganalisis perubahan dan trends dalam faktor-faktor yang
beragam.

3.2.8

Literature review
Menyediakan kesempatan untuk memahami masalah kesehatan di komunitas.

Literature dapat memperkenalkan masalah kesehatan utama di komunitas sesuai dengan
laporan masalah kesehatan yang ada di komunitas.
Tujuan:
-

Mengeksplorasi sejarah komunitas yang spesifik dari perpustakaan local.

-

Ketersediaan pelayanan, fasilitas, aktivitas, dan sumber-sumber lain dapat ditentukan
dengan mereview literature.

-

Literature juga menyediakan latar belakang umum tentang banyak aspek dari
pengkajian komunitas.

4

Penyajian Data Pengkajin Komunitas

DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung Seto.
Ervin, N.E.(2002). Advance Community Health Nursing Practice.New Jersey: Prentice
Hall
Hunt, R.(2009). Introduction to Community-Based Nursing, 4th ed. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins