Proposal Praktikum Biomolekul EKSTRAKSI (1)

PRAKTIKUM BIOMOLEKUL
“EKSTRAKSI DAN ISOLASI BIOMOLEKUL PADA DAGING SAPI”

Disusun Oleh:
Rizki Izza Naftalin

(101810301041)

Putu Irwan Yasa

(111810301041)

Rosita Wahyuningrum

(111810301051)

LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2013


“EKSTRAKSI DAN ISOLASI BIOMOLEKUL PADA DAGING SAPI”
Hari/Tanggal : Senin/11 Maret 2013
Nama Anggota Kelompok

:

Rizki Izza Naftalin

(101810301041)

Putu Irwan Yasa

(111810301041)

Rosita wahyuningrum (111810301051)

I.

Dasar Teori

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen,nitrogen kadangkala sulfur serta fosfor. Kebanyakan enzim merupakan
enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau
mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan imun sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon(Santoso, 2008).
Analisis protein dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan
secara kuantitatif. Analisis protein secara kualitatif terdiri atas reaksi
Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi
Sakaguchi. Sementara itu, analisis protein secara kuantitatif terdiri dari metode
Kjeldahl, metode titrasi formol, metode Lowry, metode spektrofotometri visible
(Biuret), dan metode spektrofotometri UV (Apriyantono dkk, 1989).
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan
nitrogen total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen.
Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang
sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan
alkali kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan

penyerap dan ditetapkan secara

titrasi.Cara Kjeldahl

digunakan untuk

menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung,
karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya. Dengan
mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,25, diperoleh nilai
protein dalam bahan makanan itu(Anonim,2013).
Kandungan nitrogen kemudian dapat dihitung sebagai berikut:
%N = (ml NaOH blanko – ml NaOH sampel)× N. NaOH × 14,008 × 100%
Gram bahan x 1000
Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan
suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada
persentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan.

Kadar protein (%) = % N x faktor konversi(Anonim,2013).
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube (Yoky, 2009). Spektrofotometer adalah alat
untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda
yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometer dapat
mengukur serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm)
dan menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar
tampak, UV, IR). Monokromator pada spektrofotometer menggunakan kisi atau
prisma yang daya resolusinya lebih baik sedangkan detektornya menggunakan
tabung penggandaan foton atau fototube (Yoky, 2009).
Karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Karbohidrat memiliki
rumus empiris CnH2nOn. Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik
berupa gula sederhana ataupun karbohidrat dengn berat molekul yang tinggi.
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang utama bagi mahluk hidup (Anonim,
2008:14).
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan non pereduksi. Sifat pereduksi
ini disebabkan adanya gugus aldehid dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat
mereduksi ion-ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa.
Dalam larutan benedict yang terbuat dari campuran CuSO4, NaOH, dan Na-sitrat,

gula tersebut akan mereduksi Cu yang berupa Cu(OH)2 menjadi Cu2O yang tidak
larut(Tim Dosen PS ITP UB, 2012).
Metode Lane-Eynon didasarkan pada reaksi reduksi pereaksi Fehling oleh
gula-gula pereduksi. Penetapan gula pereduksi dengan melakukan pengukuran
volume larutan gula pereduksi standar yang dibuthkan untuk mereduksi pereaksi
tembaga (II) basa menjadi tembaga (II) oksida (Cu2O). Udara yang
mempengaruhi reaksi dikeluarkan dari campuran reaktan dengan cara
mendidihkan laruta selama titrasi.

Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan metilen blue yang warnanya akan hilang
karena kelebihan gula pereduksi di atas jumlah yang dibutuhkan untuk mereduksi
semua tembaga. Reaksi kimia yang terjadi selama analisis adalah sebagai berikut.
R-COH (gula pereduksi) + Cu2+

RCOOH (gula teroksidasi )+ Cu+

Pereaksi yang digunakan adalah Fehling A berisi tembaga (II) yaitu
CuSO4.5H2O dan H2SO4 serta Fehling B berisi garam Rochelle atau potasium
sodium tartat teirahidrat (KnaC4H6O6.4H2O) dan NaOH.
Perhitungan dalam metode ini adalah sebagai berikut.

Gula pereduksi (%) = [(V0¬-Vs)xGxTsxFx100]/(TxW)
Dimana:
Vo

= volume larutan glukosa standar untuk titrasi larutan Fehling (ml)

Vs

= volume larutan glukosa standar untuk titrasi contoh (ml)

G

= konsentrasi larutan glukosa standar (g/ml)

Ts

= volume contoh total dari persiapan contoh (ml)

T


= volume contoh yang diperlukan untuk titrasi (ml)

W

= berat contoh (g)

F

= faktor pengenceran

Prinsip analisis kadar lemak adalah lemak diekstrak dengan pelarut lemak
seperti petroleum eter, petroleum benzena, dietil eter, dll. Lemak yang ada dalam
pelarut dipisahkan dengan cara menguapkan pelarut, sehingga berat lemak dapat
diketahui(Tim Dosen PS ITP UB, 2012).
Asam lemak bebas merupakan hasil hidrolisis minyak. Kadar asam lemak
bebas menunjukkan jumlah asam lemak bebas dalam sampel dan merupakan
parameter mutu minyak/lemak atau produk pangan yang mengandung
lemak/minyak. Karena bersifat asam, kadar asam lemak bebas ditetapkan
berdasarkan prinsip titrasi asam-basa dalam medium etanol. Indikator yang
digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi adalah fenolftalein(Tim Dosen PS

ITP UB, 2012).

Angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam
suatu lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH
yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat dalam satu
gram lemak atau minyak. (Winarno, 1991).

Bilangan Asam=

( Vsampel−Vblanko ) ml NaOH . N NaOH . BM NaOH
Beratminyak (gram)

Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Dimana
angka asam ini menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam
suatu lemak atau minyak . angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram
NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terrdapat
dalam satu gram lemak atau minyak. Asam lemak adalah senyawa hidrokarbon
yang berantai panjang dan lurus, dimana bagian ujungnya mengikat gugus
karbiksilat, asam lemak mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dan memiliki

jumlah atom karbon genap. Asam lemak tak jarang terdapat dialam, tetapi terdapat
sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam lemak dapat bersala
dari hewan maupun tumbuhan dan mempunyai rumus umum (Page,1989).
II.Tujuan
1. Mempelajari metode ekstraksi dan pemisahan biomolekul yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak pada daging sapi.
2. Menentukan jenis pelarut yang sesuai dengan jenis molekul

III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Pisau
2. Mortar
3. Beaker glass ( 2 buah 50 ml , 3 buah 100 ml)
4. Penangas
5. Corong pisah
6. Tabung reaksi + rak tabung reaksi (10 buah)
7. Mortar dan pastel
8. Spatula
9. Kain saring

10. Corong gelas
11. Kertas HVS
12. pH-meter
13. Neraca analitik
14. Kaca arloji
15. Plat tetes
16. Pipet volume 10 ml
17. Pipet mohr 1 ml
3.1.2 Bahan
1. Daging Sapi 100 gram
2. Aquades
3. Natrium Hidroksida 10%
4. Tembaga sulfat 0,1%
5. Larutan alfa naftol
6. Asam sulfat pekat
7. Larutan iod
8. larutan ninhidrin 0.1 %
9. H2SO4 pekat.

10. NaOH 6 M

11. larutan standar HCl (6 N)
12. CaCO3 0,1 M
13. PP
14. pereaksi Seliwanoff
15. pereaksi Barfoed
16. pereaksi Benedict
17. Glukosa standar 0,1 mol
18. Fruktosa 0,1 mol
19. Sellosa 0,1 mol
20. kertas saring

3.2 Skema Kerja
Daging
Sapi Segar

3.2.1 Prosedur pembuatan slory

Slory

3.2.2 Prosedur Pemisahan
3.2.3 hidrolisis
padatan

Padatan

Koloid

Larutan

Uji : Karbohidrat, Protein, dan Lemak

3.2 Prosedur kerja
3.2.1

Prosedur pembuatan slory

Tujuan: agar sampel mudah dipisahkan
Daging sapi dicincang dengan pisau. Otot dan kolagennya dipisahkan. Daging
diambil dagingnya saja. Daging sapi dicuci dengan aquades kemudian ditimbang
dengan neraca hingga 100 gram. Daging sapi yang telah ditimbang dimasukkan ke
dalam blender dan ditambahkan pelarut air(aquades) hingga 100 mL hingga
terbentuk slory. Hasil slory yang diperoleh masih belum dapat diidentifikasi
kandungannya karena masih berupa campuran. Namun dapat diduga kandungan
yang terdapat di dalamnya adalah berupa karbohidrat monosakarida- polisakarida
protein berupa asam amino hingga rantai panjang, dan lemak.
3.2.2

Prosedur pemisahan

Tujuan: agar sampel dapat dipisahkan berdasarkan ukuran molekulnya.
Hipotesis: - padatan yang terbentuk diduga mengandung protein, peptida,
karbohidrat, dan lemak.
-

Koloid yang terbentuk diduga mengandung protein, peptida karbohidrat,
dan lemak.

-

Larutan

yang

terbentuk

diduga

mengandung

asam

amino,

monosakarida, ,dan disakarida.
Slory yang terbentuk dipisahkan dengan cara penyaringan menggunakan kain
saring hingga terpisah antara residu berupa padatan dan filtrat berupa koloid dan
larutan. Padatan yang diperoleh ditimbang dengan neraca. Campuran koloid dan
larutan dipisahkan lagi dengan menggunakan sentrifuse. Setelah disentrifuse ,
dilihat apakah larutan stabil atau tidak. Jika larutan masih belum stabil(masih
terdapat endapan) maka diperlukan adanya penyaringan lagi menggunakan kain
sifon. Selanjutnya dilakukan pengujian sampel.
Larutan yang diperoleh diuji kandungan protein, peptida, dan asam amino.
Perlakuan yang dilakukan antara lain ; larutan diambil sebanyak 10 ml lalu
dipanaskan, larutan diambil sebanyak 10 ml dan ditambah larutan asam HCl

sampai pH 3, larutan diambil sebanyak 10 ml dan ditambah larutan basa NaOH
sampai pH 10, larutan diambil sebanyak 10 ml dan ditambah larutan Larutan
CaCO3. Dari perlakuan-perlakuan tersebut diamati apakah terjadi penggumpalan
atau tidak. Larutan diamati apakah berwarna atau tidak.
Kempat perlakuan diatas disentrifugasi, bagian endapan dijadikan satu dan
bagian cairan dengan cara yang sama. Bagian larutan dan endapan selanjutnya
dianalisa kandungan biomolekulnya.
3.2.3

Hidrolisis Padatan

Sampel diletakkan pada beakergelas yang sebelumnya telah ditimbang . kemudian
sampel padatan ditimbang dengan neraca hingga beratnya 1 - 5 gram. Sampel
kemudian dimasukan dalam labu distruksi. Kemudian sampel ditambah larutan
HCl 6 N

sebanyak 1 mL. Sampel didihkan dengan bunsen minimal 3 jam.

Ditambahkan asam jika asam berkurang. Dinetralkan dengan basa. Hasil hidrolisa
netral diuji asam amino.
Uji Kualitatif
a. Uji Lemak
-

Isolasi lemak

Endapan dari hasil preparasi dimasukkan dalam beaker glass dengan
memberi pelarut PE (Petrolium Eter) sebanyak 40 mL. Setelah proses soklet
diuapkan dengan evaporator hingga sisa 25% PE hilang.Disimpan daging sapi
yang sudah diekstraksi lemaknya
-

Uji Grease Spot test
Hasil dari metode soklet filtratnya diambil dengan pipet tetes sebanyak 3

tetes pada tempat yang sama pada kertas minyak. Filtrat dibiarkan kering hingga
tampak kertas menjadi tembus cahaya. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga
kali.
b. Uji Protein
-

Uji Biuret

Endapan

hasil soklet dilarutkan dengan pelarut air 40 mL. Endapan

disaring dengan menggunakan kertas saring. Endapan dilarutkan lagi dengan
pelarut air sebanyak 40 mL disertai pemanasan. Setelah terjadi dekantasi larutan
dipipet 2 mL ke dalam tabung reaksi. 2 ml Natrium Hidroksida 10% dipipet dan
diteteskan pada tabung reaksi. Kemudian diteteskan larutan tembaga sulfat 0,1%
sebanyak satu tetes. Sampel pada tabung reaksi dikocok. Bila tidak terjadi
perubahan warna dilakukan penambahkan 1-10 tetes larutan tembagasulfat 0,1%
-

Uji Asam Amino

Uji ninhidrin hanya dilakukan pada bagian filtrat. Sebanyak 2 ml dari
masing-masing filtrat dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
beberapa tetes larutan ninhidrin 0.1% kemudian dipanaskan selama 10 menit.
c. Uji Karbohidrat
-

Uji Iod

Larutan uji diteteskan pada plat tetes. Kemudian Diberi 2 tetes larutan iod
pada plat tetes. Sampel diamati perubahan yang terjadi.
-

Uji Seliwanoff

Pereaksi Seliwanoff dipipet sebanyak 5 mL kedalam tabung reaksi dan
diteteskan 5 tetes larutan uji. Selanjutnya dilakukan pemanasan dengan penangas
selama 60 detik dan amati perubahan warnanya.
-

Uji Benedict

Masukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
benedict. Kemudian dikocok. Didihkan dalam dengan penangas air selama 2
menit.dinginkan perlahan. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
-

Uji Barfoed

Masukkan ke dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji kemudian masingmasing ditambahkan pereaksi Barfoed 2 mL. Diamati perubahan warnanya dan
endapan yang terbentuk. Setelah itu dilakukan pemanasan dengan penangas air
kira-kira 5 menit. Diamati lagi warna dan endapannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2013.Struktur,

Bentuk

dan

Fungsi

Karbohidrat:Kumpulan

Makalah.http//localhost/D:/download/uji%20kuantitatif
%20.mht.diakses tanggal:10 Maret 2013.
Apriyantono dkk, 1989.Analisis Pangan.Bogor:Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi IPB.
Edysaputra,Yoky.2009.Spektrofotometri.http://www.chem-istry.org.com.Diakses tanggal : 10 Maret 2013.
Santoso, 2008.Protein dan Enzim:www.heruswn technology.Diakses tanggal :
10 Maret 2013.
Tim Dosen PS ITP UB, 2012.Modul Praktikum Biokimia dan Analisis
Pangan.Malang:Universitas Brawijaya.