SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SIG UNTUK KAJ (1)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN
LAHAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD
(Studi Kasus: Kawasan Pesisir Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan)
1

Achmad Andi Rif’an1, Olivia Elfatma1, Intan Fatmasari1

Program BEASISWA UNGGULAN Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia pada Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS), Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta 55281, Indonesia
Email: (undie_kutahu@yahoo.com

Abstrak - Salah satu aspek penataan ruang yang perlu
dilakukan pemantauan yaitu perubahan penggunaan lahan yang
sangat penting unuk perencanaan pola pemanfaatan ruang.
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan banyak kemudahan dalam berbagai hal termasuk
dalam pemantauan perubahan penggunaan lahan yang kini
dapat dilakukan secara digital menggunakan teknologi

penginderaan jauh (remote sensing) yang kemudian diolah
dengan sebuah software bernama Sistem Informasi Geografis
(SIG). Permasalahan yang dikaji dalam studi ini adalah
bagaimana perubahan penggunaan lahan yang terjadi di
Kawasan Pesisir Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan dari
tahun
2001
sampai
tahun
2006
dan
bagaimana
pola/kecenderungan perubahan penggunaan lahan yang terjadi
di Kawasan Pesisir Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan
dari tahun 2001 sampai tahun 2006, dan apa saja aktivitas
manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan
lahan? Perubahan penggunaan lahan yang paling banyak
terjadi diantaranya yaitu dari hutan menjadi permukiman yaitu
seluas 3617,91 km2 kemudian diikuti tegalan dan semak belukar
yang berubah menjadi permukiman yaitu seluas 1761,89 km2

dan badan air menjadi sedimentasi seluas 17315,30 km2. Pola
perubahan lahan yang terjadi di Kecamatan Tarakan Timur
cenderung beralih fungsi menjadi permukiman dan sedimentasi.
Aktivitas manusia di Kawasan Pesisir Kecamatan Tarakan
Timur yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan
diantaranya adalah perdagangan, industri, dan pembuatan
permukiman baru.

Kata kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, Sistem
Informasi Geografis, Citra Quickbird, Kawasan Pesisir
Kecamatan Tarakan Tarakan Timur
I. PENDAHULUAN
Manusia dalam melakukan aktivitasnya di muka bumi
tidak lepas dari penggunaan lahan. Penggunaan lahan atau
biasa disebut juga tata guna lahan bersifat dinamis, selalu
berubah seiring dengan bertambahnya aktivitas manusia.
Pemanfaatan lahan oleh manusia sering kali menyimpang
dari peruntukan lahan tersebut.

Program Magister dan Doktor

Fakultas Teknik Universitas Bra wijaya

Ketersediaan lahan menjadi suatu permasalahan yang
terus berkembang seiring terus meningkatnya pembangunan.
Masalah tersebut terjadi terutama di daerah perkotaan. Salah
satu alternatif semakin terbatasnya lahan di perkotaan ialah
mengalihkan kegiatan ke wilayah pesisir. Apalagi selama ini
wilayah pesisir belum dimanfaatkan secara optimal. Mereka
mulai memanfaatkan wilayah tersebut sebagai lahan industri,
permukiman, rekreasi, pertanian, dan sebagainya. Di sisi lain
wilayah pesisir merupakan kawasan yang khas dengan
keanekaragaman hayati yang tinggi dan menyangga
kehidupan masyarakat pantai, sehingga keberadaannya perlu
dilestarikan. Sementara proses alih fungsi tersebut
menyebabkan pergesaran pola kultur, pola perekonomian
dan sosial dengan cepat.
Dinamika pertumbuhan penduduk yang disertai
dengan tuntutan perubahan penggunaan lahan memerlukan
perhatian khusus yang perlu selalu dipantau untuk
kepentingan perencanaan dan pengembangan wilayah.

Dibutuhkan suatu peta yang selalu diperbaharui guna melihat
perkembangan guna lahan yang terjadi. Peta tata guna lahan
(TGL) terbaru dapat menjadi suatu alat untuk melakukan
monitoring, evaluasi, dan planning (perencanaan) guna
lahan.
Pembuatan peta guna lahan secara langsung/manual
tidak memungkinkan lagi karena semakin berkembangnya
suatu wilayah dengan persebaran bangunan yang tidak
teratur dan tidak merata yang menyebabkan sulit dipantau.
Perkembangan teknologi memungkinkan pemantauan
penggunaan lahan dapat dilakukan secara digital yaitu
dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh (remote
sensing). Hasil dari penginderaan jauh yang berupa citra,
dimana dalam sudi ini menggunakan Citra Quickbird,
selanjutnya diolah dengan sebuah perangkat lunak komputer
(software) yang bernama Sistem Informasi Geografis (SIG).
Perpaduan dari kedua teknilogi ini mengolah data dan secara
digital berupa peta digital dan tabel-tabel yang menunjukkan
luasan tata guna lahan beserta dinamikanya.


Lokasi penelitian berada di kawasan pesisir
Kecamatan tarakan Timur, Kota Tarakan, Propinsi
Kalimantan Timur. Pada kawasan pesisir ini terindikasi
banyak mengalami banyak perubahan penggunaan lahan dari
tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena posisi kawasan ini
yang strategis karena berada di dekat pelabuhan yaitu
Pelabuhan Malundung.
Dinamika perubahan penggunaan lahan baik jenis
maupun luasannya yang terjadi kawasan pesisir Kecamatan
Tarakan Timur, Kota Tarakan ini berpengaruh terhadap pola
perencanaan dan penataan ruang. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang terjadi
pada area studi dengan membandingkan penggunaan lahan
pada tahun 2001 dan 2006.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui jenis
dan luas perubahan penggunaan lahan yang terjadi di
Kawasan Pesisir Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan;
mengetahui pola perubahan penggunaan lahan di Kawasan
Pesisir Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan; dan
mengidentifikasi kegiatan manusia yang menyebabkan

perubahan penggunaan lahan.

II. METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa
tahap yaitu: (1) Pengumpulan data seperti: data daerah
penelitian, Citra Quickbird tahun 2001 dan 2006, (2)
pengolahan data dilakukan dengan sistem informasi
geografi (SIG). (3) Analisis data data diperoleh dengan
melihat dan penulisan laporan.
Pengolahan data dengan SIG dilakukan seperti: koreksi
geometri, geodatabase,digitasi,klasifikasi, overlay, dan
layout. data yang diperoleh dari pengumpulan dilakukan
interpretasi secara manual, Pengolahan data dibantu dengan
menggunakan software Arc GIS 10.0, hasil dari pengolahan
kemudian di klasifikasikan sesuai dengan Malingreau, 1981,
hasil klasifikasi diperoleh data penggunaan lahan tahun
2001 dan 2006, kedua data dengan tool Calculate Geometry
diperoleh luasan penggunaan lahan. kedua data tersebut
kemudian di overlay sehingga diperoleh perbedaan luasan
lahan antara tahun 2001 dan 2006. Perubahan penggunaan

lahan diperoleh dari perbedaan luasan penggunaan lahan
yang diperoleh dari tahun 2001 dengan 2006.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi
Secara geografis wilayah Kota Tarakan berada antara
117°34’-117°38’ Bujur Timur dan 3°19’-3°20’ Lintang
Utara. Dengan adanya pemekaran wilayah sesuai dengan
Perda Kota Tarakan Nomor 23 Tahun 1999, maka Kota
Tarakan yang sebelumnya terdiri dari 3 Kecamatan,
dimekarkan menjadi 4 Kecamatan dan 20 Kelurahan.
Kota Tarakan mempunyai luas 657,33 km2 dengan
dengan 38,2% wilayahnya berupa daratan dan sisanya
berupa lautan dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara: berbatasan dengan Pesisir pantai
Kecamatan Pulau Bunyu, Kab. Bulungan
2. Sebelah Selatan: berbatasan dengan Pesisir pantai
Kecamatan Tanjung Palas, Kab. Bulungan
3. Sebelah Timur: berbatasan dengan Kecamatan Pulau
Bunyu, Kab. Bulungan dan Laut Sulawesi
Program Magister dan Doktor

Fakultas Teknik Universitas Bra wijaya

4.

Sebelah Barat: berbatasan dengan Pesisir pantai
Kecamatan Sesayap, Kab. Bulungan
Secara garis besar luas wilayah Kota Tarakan dan
jumlah penduduknya dapat dilihat melalui tabel 1 dan 2
sebagai berikut.

TABEL 1. LUAS WILAYAH KOTA TARAKAN
No
1
2
3
4

Luas Wilayah
(m2)
Daratan Lautan

58,01
299,69
55,54
28,46
27,89
18,46
109,36
59,92
250,80
406,53

Kecamatan
Tarakan Timur
Tarakan Tengah
Tarakan Barat
Tarakan Utara
Jumlah

Total
357,70

84,00
46,35
169,28
657,33

Sumber: Kantor Pertanahan Kota Tarakan
TABEL 2. JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN
TARAKAN TIMUR
Kelurahan
Gunung Lingkas
Lingkas Ujung
Kampung 4
Kampung 6
Mamburungan
Mamburungan Timur
Pantai Amal

Penduduk
7.905 jiwa
10.409 jiwa

4.529 jiwa
5.433 jiwa
7.633 jiwa
2.531 jiwa
4.469 jiwa

Luas
3,19 km²
1,16 km²
11,39 km²
11,21 km²
8,51 km²
10,40 km²
12,15 km²

Sumber: BPS Kota Tarakan
Berdasarkan tabel 1 tersebut diatas wilayah terluas
berada di Kecamatan Tarakan Timur sedangkan wilayah
tersempit berada di Kecamatan Tarakan Barat. Sementara itu
pada tabel 2 menjelaskan mengenai jumlah penduduk yang
ada di Kecamatan Tarakan Timur dengan jumlah penduduk
terbesar berada di Kelurahan Lingkas Ujung sedangkan
jumlah penduduk terkecil berada di Kelurahan
Mamburungan Timur.
Melihat gambaran umum mengenai wilayah studi yang
dikaji, maka dapat ditampilkan secara visual mengenai
Orientasi Kota Tarakan Terhadap Propinsi Kalimantan
Timur, Batas-Batas Kota Tarakan dan Administrasi Kota
Tarakan. Adapun penyajiannya dapat dilihat pada gambar 1,
2 dan 3 sebagai berikut.

Gambar 1. Peta Orientasi Kota Tarakan Terhadap
Propinsi Kalimantan Timur

Gambar 2. Peta Batas-Batas Kota Tarakan

Menurut Malingreau (1979), penggunaan lahan
merupakan campur tangan manusia baik secara permanen
atau periodik terhadap lahan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan, baik kebutuhan kebendaan, spiritual maupun
gabungan keduanya. Penggunaan lahan merupakan unsur
penting dalam perencanaan wilayah. Bahkan menurut
Campbell (1996), disamping sebagai faktor penting dalam
perencanaan, pada dasarnya perencanaan kota adalah
perencanaan penggunaan lahan.
Kenampakan penggunaan lahan berubah berdasarkan
waktu, yakni keadaan kenampakan penggunaan lahan atau
posisinya berubah pada kurun waktu tertentu. Perubahan
penggunaan lahan dapat terjadi secara sistematik dan nonsistematik. Perubahan sistematik terjadi dengan ditandai
oleh fenomena yang berulang, yakni tipe perubahan
penggunaan lahan pada lokasi yang sama. Kecenderungan
perubahan ini dapat ditunjukkan dengan peta multiwaktu.
Fenomena yang ada dapat dipetakan berdasarkan seri waktu,
sehingga perubahan penggunaan lahan dapat diketahui.
Perubahan non-sistematik terjadi karena kenampakan luasan
lahan yang mungkin bertambah, berkurang, ataupun tetap.
Perubahan ini pada umumnya tidak linear karena
kenampakannya berubah-ubah, baik penutup lahan maupun
lokasinya (Murcharke, 1990).
Berdasarkan pada pengolahan citra QuickBird daerah
penelitian yang dapat dilihat pada gambar 4 dan 5, maka
diperoleh perbedaan luas perubahan penggunaan lahan
antara tahun 2001 hingga 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.
sebagai berikut:

Gambar 4. Citra Quickbird Wilayah Studi Tahun 2001

Gambar 3. Peta Administrasi Kota Tarakan dan
Orientasi Wilayah Studi terhadap Kota Tarakan
3.2 Perubahan Penggunaan Lahan
Identifikasi, pemantauan dan evaluasi penggunaan
lahan perlu selalu dilakukan pada setiap periode tertentu,
karena ia dapat menjadi dasar untuk penelitian yang
mendalam mengenai perilaku manusia dalam memanfaatkan
lahan. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi bagian
yang penting dalam usaha melakukan perencanaan dan
pertimbangan dalam merumuskan kebijakan keruangan di
suatu wilayah.
Program Magister dan Doktor
Fakultas Teknik Universitas Bra wijaya

Gambar 5. Citra Quickbird Wilayah Studi Tahun 2006

Tabel 3. Perubahan Luas Penggunaan Lahan di Pesisir
Kecamatan Tarakan Timur
No

1
2
3
4
5
6
7
8

Penggunaan Lahan

Tegalan dan Semak Belukar
Permukiman
Sawah
Badan Air
Hutan
Pelabuhan Tarakan
Industri
Lahan Terbuka

Luas (km2)
Tahun
Tahun
2001
2006
17476,98
15473,62
1743,27
1743,27
2450,51
901,43
50947,08
33083,95
10241,52
5322,53
1245,12
1245,12
2818,37
2818,37
41,70
41,70

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Diantara kedelapan penggunaan lahan tersebut yang
paling banyak mengalami perubahan adalah pada
penggunaan lahan badan air. Pada tahun 2001 luas
penggunaan lahan badan air adalah 50947,08 km2,
sedangkan pada tahun 2006 luasannya berkurang menjadi
33083,95 km2. Hal tersebut dikarenakan adanya sedimentasi
yang semakin hari semakin meningkat sehingga
menyebabkan penggunaan lahan tersebut yaitu sungai dan
laut yang sebelumnya tergenang menjadi daratan dan ada
yang sebagian dimanfaatkan sebagai tempat hunian.
Sementara itu untuk memperjelas kondisi perubahan
penggunaan lahan dari penggunaan yang memang sudah
sesuai untuk peruntukkannya menjadi penggunaan lahan
lain yang ada di daerah penelitian dapat dilihat melalui
gambar 6 dan Tabel. 2 sebagai berikut:

Gambar 6. Peta Perubahan Penggunaan Lahan di Pesisir
Kecamatan Tarakan Timur Tahun 2001 - 2006

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa
beberapa penggunaan lahan berubah fungsinya. Terlihat
bahwa yang paling banyak di alih fungsikan adalah pada
penggunaan lahan hutan yang seharusnya menjadi sumber
konservasi di daratan, sehingga dengan adanya perubahan
tersebut maka laut pun terkena dampaknya tidak terkecuali
adalah wilayah kepesisisrannya.
3.3 Pola Perubahan Penggunaan Lahan
Perubahan penggunaan lahan yang paling banyak
terjadi diantaranya yaitu dari hutan menjadi permukiman
yaitu seluas 3617,91 km2 kemudian diikuti tegalan dan
semak belukar yang berubah menjadi permukiman yaitu
seluas 1761,89 km2 dan badan air menjadi sedimentasi
seluas 17315,30 km2.
Pola perubahan lahan yang terjadi di Kecamatan
Tarakan Timur cenderung beralih fungsi menjadi
permukiman dan sedimentasi.
3.4 Kegiatan Manusia yang Menyebabkan Perubahan
Penggunaan Lahan
Aktivitas penduduk yang berada di wilayah pesisir
Kecamatan Tarakan Timur sangatlah bervariasi diantaranya
adalah aktivitas perekonomian yang meliputi perdagangan,
pertambangan dan sebagainya. Oleh karena semakin
meningkatnya aktivitas penduduk tersebut maka lahan yang
dibutuhkan semakin hari semakin banyak, sehingga tidak
jarang dari mereka yang menggantikan peruntukan lahan
yang seharusnya tidak semestinya sebagai tempat hunian/
permukiman, mereka menjadikannya sebagai permukiman,
selain itu seiring kebutuhan lain, mereka juga membuka
hutan untuk dijadikan lahan pertanian.
Degradasi lahan yang terjadi di wilayah pesisir Kota
Tarakan juga tidak terlepas dari aktivitas manusia.
Meskipun permasalahan lingkungan dapat disebabkan oleh
bencana alam, akan tetapi kebanyakan berasal dari aktivitas
manusia yang dilandasi oleh kurangnya kesadaran dan
pemahaman
tentang
fungsi
lingkungan
hidup,
keberlanjutannya dan pentingnya konservasi. Selain dari
pembukaan lahan secara besar-besaran pada daerah yang
diatasnya, mereka yang berada di wilayah pesisir sendiri
juga melakukan aktivitas seperti industri dan perdagangan.
Kegiatan industri di kawasan pantai dan pesisir tidak bisa
dilepaskan dari keterkaitan dengan kegiatan perhubungan
laut. Hal tersebut dapat dilihat melalui gambar 7 dan 8
sebagai berikut.

Tabel 4. Perubahan Penggunaan Lahan di Pesisir
Kecamatan Tarakan Timur
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Perubahan Penggunaan Lahan
Hutan Menjadi Lahan Terbuka
Hutan Menjadi Sawah
Badan Air Menjadi Sedimentasi
Sawah Menjadi lahan Terbuka
Tegalan dan Semak Belukar Menjadi Lahan Terbuka
Badan air Air Menjadi Bangunan
Hutan Menjadi Permukiman
Sawah Menjadi Tegalan dan Semak Belukar
Tegalan dan Semak Belukar Menjadi Permukiman
Sawah Menjadi Permukiman

Luas
(km2)
204,97
1096,11
17315,30
444,63
241,46
547,84
3617,91
241,51
1761,89
862,93

Sumber : Hasil Analisis, 2011
Program Magister dan Doktor
Fakultas Teknik Universitas Bra wijaya

Gambar 7. Foto Lokasi Pelabuhan Malundung dan
Permukiman di Kawasan Pesisir Kecamatan Tarakan Timur

Classification in Indonesia, Fakultas Geografi
UGM Yogyakarta
Mallingreau and Rosalia, 1981. Land use/Land Cover
Classification in Indonesia, Fakultas Geografi
UGM Yogyakarta
Murchacke, Philip, C. 1990. Map Use Reading, Analysis
and Interpretation, J.P., Publication Medison,
Wisconsin.Nurliliana,

Gambar 8. Kawasan Industri di Pesisir Kecamatan Tarakan
Timur

Purwantoro, Suhadi dan Hadi, B. Saiful. 2002. Studi
Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan
Umbulharjo Kota Yogyakarta Tahun 1987-1996
Berdasarkan Foto Udara .
.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang
dilakuakan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Perubahan penggunaan lahan yang paling banyak
terjadi di kawasan pesisir Kecamatan Tarakan Timur
Kota Tarakan dari tahun 2001 sampai 2006
diantaranya yaitu dari hutan menjadi permukiman
yaitu seluas 3617,91 km2 kemudian diikuti tegalan
dan semak belukar yang berubah menjadi
permukiman yaitu seluas 1761,89 km2 dan badan air
menjadi sedimentasi seluas 17315,30 km2.
2. Pola perubahan lahan yang terjadi di Kecamatan
Tarakan Timur cenderung beralih fungsi menjadi
permukiman dan sedimentasi.
3. Aktivitas manusia di Kawasan Pesisir Kecamatan
Tarakan Timur yang menyebabkan perubahan
penggunaan lahan diantaranya adalah perdagangan,
industri, dan pembuatan permukiman baru.

V. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Biro Perencanaan dan
Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kementerian
Pedidikan Nasional Republik Indonesia yang telah
mendukung pada program BEASISWA UNGGULAN
kepada penulis, dan terima kasih kepada Panitia Seminar
Nasional 2012 Program Magister dan Doktor, Universitas
Brawijaya Malang atas kesempatan yang telah diberikan
pada penulis untuk dapat ikut berpartisipasi dalam rangkaian
acara ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Rahmi Oky Diana. 2008. Kajian Perubahan
Penutupan Lahan Di Kawasan Pesisir
Kabupaten Aceh Utara, Nad Menggunakan
Sistem Informasi Geografis. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Kelautan IPB.
Anonim. 2009. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tarakan
Tahun 2009-2029. Pemerintah Kota Tarakan.
Anonim. 2006. Kota Tarakan Dalam Angka 2006. Tarakan:
Pemerintah Kota Tarakan.
Campbell, J.B., 1996. Introduction to Remote Sensing.
Taylor & Francis, London.Mallingreau and
Rosalia,
1981.
Land use/Land
Cover
Program Magister dan Doktor
Fakultas Teknik Universitas Bra wijaya