cerita tentang mutiara lombok by blogger (1)
Beberapa cerita menarik tentang mutiara lombok
missjoaquim.com /beberapa-cerita-menarik-tentang-mutiara-lombok/
1. Cerita mutiara lombok by tantri:
Sepulangnya ibu saya dari Lombok 1 bulan lalu, beliau membawakan berkotak-kotak perhiasan
mutiara yang Indah dari lombok. Pada saat itu ibu saya dengan bangganya memamerkan
keberhasilannya membeli beberapa jenis perhiasan mutiara murah tapi indah dari Lombok. Bayangkan
saja, sebuah gelang yang dirangkai dengan 3 mutiara (yang katanya asli bukan imitasi) air tawar
didapatkan oleh ibu saya dengan harga 10ribu. Sedangkan bros mutiara ukuran kecil didapatkannya
dengan harga 12rb. Padahal setau saya, mutiara dihasilkan dari kerang laut dalam proses yang
sangat lama. Bisa sampai tahunan dan satu kerang hanya dapat menghasilkan 1 butir mutiara saja.
Nah loo, ibu saya kok bisa dapat murah ya. Karena acara jalan-jalan kali ini juga “hinggap” di beberapa
toko perhiasan mutiara serta pasar seni yang menawarkan perhiasan mutiara juga, maka dari itu saya
mencoba untuk membandingkan jenis-jenis mutiara yang beredar disana..
Lombok memang terkenal dengan budidaya mutiaranya, baik air tawar maupun mutiara air laut.
Mutiara memang salah satu perhiasan kelas atas yang konon katanya juga sering dikenakan oleh
bangsawan romawi ketika menghadiri perjamuan orang-orang terpandang di negara itu. Chleopatra
yang merupakan icon kecantikan wanita dijamannya kabarnya juga doyan dengan jenis perhiasan ini.
Makanya, sayapun juga berminat untuk memburu mutiara-mutiara asli, bagus dan murah tentunya.
heehee… Setibanya saya diLombok, guide dalam bus kami sudah mengingatkan bahwa selain
terkenal dengan mutiara, Lombok juga terkenal dengan pedagang asongannya salah satunya
pedagang asongan yang menawarkan perhiasan mutiara. Memang, perhiasan mutiara yang
ditawarkan pedagang-pedangan itu harganya relatif murah tapi siapa yang tahu keasliannya. Hanya
mereka yang tau.. :p Pedagang asongan dipulau ini terkenal gigih. Mengapa demikian? Saya berkalikali menemukan pedagang asongan yang sama setiap saya mengunjungi tempat wisata yang
berlainan. Ternyata para pedagang asongan tersebut rela mengejar bus rombongan kami dengan
sepeda motor untuk menggelar dagangan disetiap tempat pemberhentian rombongan kami.
Dimanapun kami berada, baik Lombok utara-Selatan maupun sisi mana-mana tiba-tiba pedagang yang
sama saya temui ditempat itu. hehe..mereka datang berombongan hingga kadang membuat saya
sumpek karena selalu tergiur untuk belanja.. hoohoo..
Terdapat juga banyak gerai-gerai ekslusif yang menawarkan perhiasan mutiara yang (mungkin) lebih
terjamin keasliannya dibandingkan dengan mutiara yang dijual di pedagang asongan. Seperti toko
perhiasan mutiara yang saya kunjungi. Bertebaran perhiasan-perhiasan mutiara baik yang dirangkai
dengan emas, perak maupun hanya stainless ditawarkan digerai tersebut. Kata pegawai di gerai
tersebut cara membedakan mutiara asli atau hanya sekedar imitasi adalah dengan menggitnya,
apabila terdapat butiran kasar dari gigitan tersebut maka katanya itu mutiara asli. Cara lain adalah
digosok-gosok,apabila keluar serbuk halus maka mutiara itu asli. Lalu cara berikutnya adalah dibakar,
apabila plastik maka mutiara tersebut akan meleleh. Jika tidak ya berarti mutiara itu asli. Setelah saya
membandingkan antara perhiasan mutiara yang saya beli di pedagang asongan, pedagang di toko
kecil di pasar seni dan gerai eksklusif yang harganya lebih mahal saya tidak menemukan
perbedaannya. Semua yang saya beli menunjukkan tanda-tanda asli. hmmmm.. saya jadi merasa rugi
karena membeli dengan harga 3-4 kali lipat dari pada harga dipedagang asongan. Kawan saya ada
juga yang membeli mutiara air laut yang dirangkai dengan emas. Untuk meyakinkan pembeli akan
keaslian mutiara tersebut, penjual digerai tersebut memberikan sertifikat yng menunjukkan
keasliannya. Sertifikatnya sih menurut saya hanya scan-scanna biasa yang..hhmmm.. yang semua
pedagan saja mungkin bisa membuatnya..hehe.. Tapi, entahlah. Mutiara lombok memang cukup
membuat saya penasaran. Asli atau palsu bagus atau tidak yang penting saya sudah memuaskan
keinginan saya untuk berbelanja pernak-pernik dari lombok. Selain itu, saya juga sudah membantu
perekonomian pedagang asongan dengan membeli barang jualannya berupa aksesoris
mutiara..hehe.. Sekarang saya sudah punya sekotak perhiasan yang berisi aksesoris mutiara..
horeee…
2. Cerita Mutiara Lombok dari kompasiana:
dan Mutiara bagaikan dua kata yang tidak terpisahkan. Identitas yang sudah melekat erat dengan
Pulau Lombok. Ke Lombok belum sah bila belum membawa oleh-oleh mutiara. Lombok tidak hanya
kaya dengan keindahan alam, pantai, dan kerajinan tangan khas lainnya. Lombok juga terkenal
dengan mutiaranya. Terdapat beragam tempat penjualan perhiasan mutiara di Pulau Lombok, mulai
dari yang kelas galery hingga yang kelas kaki lima. Bahkan di depan hotel-hotel baik di pusat Kota
Mataram maupun di hotel/resort sepanjang Pantai Senggigi pun banyak yang menjual bermacam
perhiasan mutiara. Harga tentu bervariasi mulai dari mutiara “tiruan”, bukan mutiara asli, yang
harganya super duper murah, sampai mutiara yang dihargai jutaan hingga puluhan juta rupiah.
Semuanya tergantung kualitasnya, juga tergantung lokasi penjualannya.
Terkadang konsumen tidak mengetahui cara membedakan mutiara yang asli dengan grade unggulan,
mutiara air laut, mutiara air tawar, maupun mutiara yang aspal. Bagi orang yang awam dalam dunia
per-mutiara-an, sekilas mutiara-mutiara tersebut tampak sama dan serupa. Namun, jika dilihat dan
ditilik secara lebih teliti, terlihat perbedaannya.
Terdapat banyak sentra
penjualan mutiara yang tersebar
di Pulau Lombok. Salah
satunya adalah Pusat Sentra
Kerajinan Emas dan Mutiara
Sekarbela. Sekarbela
merupakan sebuah desa yang
berjarak sekitar 4 km dari pusat
Kota Mataram. Terdapat di
Kelurahan Karang Pule,
Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan sejarahnya, dulu
Sekarbela merupakan areal
persawahan yang kemudian
berubah fungsi menjadi pusat
kerajinan emas dan mutiara
dengan harga yang sangat
bersaing. Sekarbela telah lama
ada sebagai pusat pengrajin
dan pusat penjualan emas
berhiaskan mutiara.
Deretan toko emas dan mutiara di sepanjang Jalan Sultan Kaharudin, Sekarbela,
Mataram
Berdasarkan informasi yang didapat, Sentra kerajinan mutiara Sekarbela sudah lama ada. Sudah
terkenal sejak dulu. Awalnya para pedagang yang ada di Sekarbela adalah pedagang yang berasal
dari Arab. Banyak orang Arab yang awalnya datang untuk berdagang, namun akhirnya menetap di
Sekarbela, menikah dengan penduduk setempat.
Kunjungan ke Mataram bukan yang pertama kali, sudah berkali-kali. Namun, ada satu hal yang
membuat penasaran dan menyisakan tanya. Mengapa setiap mengatakan ingin ke Sekarbela pada
sopir yang mengantar, selalu dijawab, “Sebaiknya, jangan ke Sekarbela Bu. Lebih baik ke tempat
lainnya, nanti saya tunjukkan. Tempat penjualan mutiara yang nanti saya tunjukkan sudah dijamin
keasliannya, ada sertifikatnya”. Ujungnya, kami diantar ke tempat penjualan mutiara lainnya, yaitu ke
sebuah show room penjualan mutiara, atau lebih tepatnya ke Galery. Bisa ditebak, harganya pun
selangit, tidak sesuai dengan kocek di kantong. Paling tidak, telah dua kali kejadian ini saya alami.
Terpikir, “Wah, ini pasti akal-akalan sopir rental mobilnya”. Mungkin karena galery yang dimaksud telah
bekerja sama dengan para sopir. Dengan hati masygul, ketika kembali meminta untuk diantar ke
Sekarbela, sang sopir
menjelaskan, “Kalau di
Sekarbela, saya tahu persis,
mereka itu pengrajin. Banyak
yang nakal. Mutiara yang dijual
bukan mutiara asli, namun
berasal dari kerang yang
dibentuk sedemikian rupa,
menjadi “serupa mutiara”.
Benarkah? Memang bisa
kerang diolah sedemikian rupa
menjadi menyerupai mutiara?
Atau ini juga akal-akalan sopir?
Hehehe…Perlu lebih pintar
untuk mensiasati sopir rental ini
demi keingintahuan tentang
Suasana depan deretan toko emas dan mutiara yang tampak lengang di Sekarbela,
Sekarbela. Akhirnya dengan
Mataram
raut wajah yang berubah, sopir
mau juga mengantar ke
Sekarbela.
Ternyata yang dimaksud
dengan Pusat Sentra Kerajinan
Emas dan Mutiara Sekarbela
adalah kawasan di sepanjang
jalan Sultan Kaharudin.
Sepanjang jalan terlihat deretan
kios maupun toko yang menjual
aneka perhiasan berhiaskan
mutiara. Perhiasannya
bermacam, ada yang berbahan
dasar emas kuning, emas putih,
perak, atau sekedar berlapis
emas, bahkan yang berbahan
dasar stainless. Tentu harganya
bervariasi tergantung bahan
dasar perhiasan dan jenis
mutiaranya. Ada mutiara
Sentra kerajinan emas dan mutiara Sekarbela, Mataram. Tampak tidak terlalu ramai
budidaya laut dan mutiara
budidaya air tawar. Desainya
mulai dari kalung, cincin, anting,
giwang, gelang, bros, maupun asesoris lainnya. Yang paling disukai pembeli tentunya yang memiliki
ciri khas Lombok, yaitu desain yang dikombinasikan dengan mutiara. Mutiara yang tersedia, selain
dibedakan dari jenis budidayanya, juga terdapat beragam warna, putih, kuning keemasan, coklat, dan
hitam. Menurut penjualnya, mutiara air laut yang dibudidayakan di Lombok dikenal dengan sebutan
“South Sea Pearl”. Mutiara air laut memiliki tekstur yang berbeda dari mutiara air tawar. Warnanya
lebih creamy atau lebih keemasan. Kerap disebut pula “Golden South Sea Pearl”. Mutiara air laut
memiliki harga yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan mutiara air laut.
Yang terpikir adalah, Lombok memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan Bali. Lombok dapat
saling melengkapi dengan pariwisata Bali. Namun, sayang pengelolaan pariwisata di Lombok masih
sangat kurang. Penduduknya pun masih perlu belajar banyak dari Bali. Jika setiap sopir bersikap
seperti ini, sangat berpengaruh pada perkembangan Sekarbela. Padahal potensi yang tersimpan dari
Sekarbela, sangat besar. Lama kelamaan pamor Sekarbela bukan tidak mungkin, akan meredup.
Adakah yang mau membela?
Artikel Terkait:
dimanakah Toko Perhiasan
Mutiara Lombok yang
dapat dipercaya?
paket wisata lombok
Suasana di dalam salah satu toko perhiasan emas dan mutiara di Sekarbela, Mataram
Aneka perhiasan mutiara di Sekarbela, Mataram
Sebagian koleksi perhiasan mutiara di Sekarbela, Mataram
missjoaquim.com /beberapa-cerita-menarik-tentang-mutiara-lombok/
1. Cerita mutiara lombok by tantri:
Sepulangnya ibu saya dari Lombok 1 bulan lalu, beliau membawakan berkotak-kotak perhiasan
mutiara yang Indah dari lombok. Pada saat itu ibu saya dengan bangganya memamerkan
keberhasilannya membeli beberapa jenis perhiasan mutiara murah tapi indah dari Lombok. Bayangkan
saja, sebuah gelang yang dirangkai dengan 3 mutiara (yang katanya asli bukan imitasi) air tawar
didapatkan oleh ibu saya dengan harga 10ribu. Sedangkan bros mutiara ukuran kecil didapatkannya
dengan harga 12rb. Padahal setau saya, mutiara dihasilkan dari kerang laut dalam proses yang
sangat lama. Bisa sampai tahunan dan satu kerang hanya dapat menghasilkan 1 butir mutiara saja.
Nah loo, ibu saya kok bisa dapat murah ya. Karena acara jalan-jalan kali ini juga “hinggap” di beberapa
toko perhiasan mutiara serta pasar seni yang menawarkan perhiasan mutiara juga, maka dari itu saya
mencoba untuk membandingkan jenis-jenis mutiara yang beredar disana..
Lombok memang terkenal dengan budidaya mutiaranya, baik air tawar maupun mutiara air laut.
Mutiara memang salah satu perhiasan kelas atas yang konon katanya juga sering dikenakan oleh
bangsawan romawi ketika menghadiri perjamuan orang-orang terpandang di negara itu. Chleopatra
yang merupakan icon kecantikan wanita dijamannya kabarnya juga doyan dengan jenis perhiasan ini.
Makanya, sayapun juga berminat untuk memburu mutiara-mutiara asli, bagus dan murah tentunya.
heehee… Setibanya saya diLombok, guide dalam bus kami sudah mengingatkan bahwa selain
terkenal dengan mutiara, Lombok juga terkenal dengan pedagang asongannya salah satunya
pedagang asongan yang menawarkan perhiasan mutiara. Memang, perhiasan mutiara yang
ditawarkan pedagang-pedangan itu harganya relatif murah tapi siapa yang tahu keasliannya. Hanya
mereka yang tau.. :p Pedagang asongan dipulau ini terkenal gigih. Mengapa demikian? Saya berkalikali menemukan pedagang asongan yang sama setiap saya mengunjungi tempat wisata yang
berlainan. Ternyata para pedagang asongan tersebut rela mengejar bus rombongan kami dengan
sepeda motor untuk menggelar dagangan disetiap tempat pemberhentian rombongan kami.
Dimanapun kami berada, baik Lombok utara-Selatan maupun sisi mana-mana tiba-tiba pedagang yang
sama saya temui ditempat itu. hehe..mereka datang berombongan hingga kadang membuat saya
sumpek karena selalu tergiur untuk belanja.. hoohoo..
Terdapat juga banyak gerai-gerai ekslusif yang menawarkan perhiasan mutiara yang (mungkin) lebih
terjamin keasliannya dibandingkan dengan mutiara yang dijual di pedagang asongan. Seperti toko
perhiasan mutiara yang saya kunjungi. Bertebaran perhiasan-perhiasan mutiara baik yang dirangkai
dengan emas, perak maupun hanya stainless ditawarkan digerai tersebut. Kata pegawai di gerai
tersebut cara membedakan mutiara asli atau hanya sekedar imitasi adalah dengan menggitnya,
apabila terdapat butiran kasar dari gigitan tersebut maka katanya itu mutiara asli. Cara lain adalah
digosok-gosok,apabila keluar serbuk halus maka mutiara itu asli. Lalu cara berikutnya adalah dibakar,
apabila plastik maka mutiara tersebut akan meleleh. Jika tidak ya berarti mutiara itu asli. Setelah saya
membandingkan antara perhiasan mutiara yang saya beli di pedagang asongan, pedagang di toko
kecil di pasar seni dan gerai eksklusif yang harganya lebih mahal saya tidak menemukan
perbedaannya. Semua yang saya beli menunjukkan tanda-tanda asli. hmmmm.. saya jadi merasa rugi
karena membeli dengan harga 3-4 kali lipat dari pada harga dipedagang asongan. Kawan saya ada
juga yang membeli mutiara air laut yang dirangkai dengan emas. Untuk meyakinkan pembeli akan
keaslian mutiara tersebut, penjual digerai tersebut memberikan sertifikat yng menunjukkan
keasliannya. Sertifikatnya sih menurut saya hanya scan-scanna biasa yang..hhmmm.. yang semua
pedagan saja mungkin bisa membuatnya..hehe.. Tapi, entahlah. Mutiara lombok memang cukup
membuat saya penasaran. Asli atau palsu bagus atau tidak yang penting saya sudah memuaskan
keinginan saya untuk berbelanja pernak-pernik dari lombok. Selain itu, saya juga sudah membantu
perekonomian pedagang asongan dengan membeli barang jualannya berupa aksesoris
mutiara..hehe.. Sekarang saya sudah punya sekotak perhiasan yang berisi aksesoris mutiara..
horeee…
2. Cerita Mutiara Lombok dari kompasiana:
dan Mutiara bagaikan dua kata yang tidak terpisahkan. Identitas yang sudah melekat erat dengan
Pulau Lombok. Ke Lombok belum sah bila belum membawa oleh-oleh mutiara. Lombok tidak hanya
kaya dengan keindahan alam, pantai, dan kerajinan tangan khas lainnya. Lombok juga terkenal
dengan mutiaranya. Terdapat beragam tempat penjualan perhiasan mutiara di Pulau Lombok, mulai
dari yang kelas galery hingga yang kelas kaki lima. Bahkan di depan hotel-hotel baik di pusat Kota
Mataram maupun di hotel/resort sepanjang Pantai Senggigi pun banyak yang menjual bermacam
perhiasan mutiara. Harga tentu bervariasi mulai dari mutiara “tiruan”, bukan mutiara asli, yang
harganya super duper murah, sampai mutiara yang dihargai jutaan hingga puluhan juta rupiah.
Semuanya tergantung kualitasnya, juga tergantung lokasi penjualannya.
Terkadang konsumen tidak mengetahui cara membedakan mutiara yang asli dengan grade unggulan,
mutiara air laut, mutiara air tawar, maupun mutiara yang aspal. Bagi orang yang awam dalam dunia
per-mutiara-an, sekilas mutiara-mutiara tersebut tampak sama dan serupa. Namun, jika dilihat dan
ditilik secara lebih teliti, terlihat perbedaannya.
Terdapat banyak sentra
penjualan mutiara yang tersebar
di Pulau Lombok. Salah
satunya adalah Pusat Sentra
Kerajinan Emas dan Mutiara
Sekarbela. Sekarbela
merupakan sebuah desa yang
berjarak sekitar 4 km dari pusat
Kota Mataram. Terdapat di
Kelurahan Karang Pule,
Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan sejarahnya, dulu
Sekarbela merupakan areal
persawahan yang kemudian
berubah fungsi menjadi pusat
kerajinan emas dan mutiara
dengan harga yang sangat
bersaing. Sekarbela telah lama
ada sebagai pusat pengrajin
dan pusat penjualan emas
berhiaskan mutiara.
Deretan toko emas dan mutiara di sepanjang Jalan Sultan Kaharudin, Sekarbela,
Mataram
Berdasarkan informasi yang didapat, Sentra kerajinan mutiara Sekarbela sudah lama ada. Sudah
terkenal sejak dulu. Awalnya para pedagang yang ada di Sekarbela adalah pedagang yang berasal
dari Arab. Banyak orang Arab yang awalnya datang untuk berdagang, namun akhirnya menetap di
Sekarbela, menikah dengan penduduk setempat.
Kunjungan ke Mataram bukan yang pertama kali, sudah berkali-kali. Namun, ada satu hal yang
membuat penasaran dan menyisakan tanya. Mengapa setiap mengatakan ingin ke Sekarbela pada
sopir yang mengantar, selalu dijawab, “Sebaiknya, jangan ke Sekarbela Bu. Lebih baik ke tempat
lainnya, nanti saya tunjukkan. Tempat penjualan mutiara yang nanti saya tunjukkan sudah dijamin
keasliannya, ada sertifikatnya”. Ujungnya, kami diantar ke tempat penjualan mutiara lainnya, yaitu ke
sebuah show room penjualan mutiara, atau lebih tepatnya ke Galery. Bisa ditebak, harganya pun
selangit, tidak sesuai dengan kocek di kantong. Paling tidak, telah dua kali kejadian ini saya alami.
Terpikir, “Wah, ini pasti akal-akalan sopir rental mobilnya”. Mungkin karena galery yang dimaksud telah
bekerja sama dengan para sopir. Dengan hati masygul, ketika kembali meminta untuk diantar ke
Sekarbela, sang sopir
menjelaskan, “Kalau di
Sekarbela, saya tahu persis,
mereka itu pengrajin. Banyak
yang nakal. Mutiara yang dijual
bukan mutiara asli, namun
berasal dari kerang yang
dibentuk sedemikian rupa,
menjadi “serupa mutiara”.
Benarkah? Memang bisa
kerang diolah sedemikian rupa
menjadi menyerupai mutiara?
Atau ini juga akal-akalan sopir?
Hehehe…Perlu lebih pintar
untuk mensiasati sopir rental ini
demi keingintahuan tentang
Suasana depan deretan toko emas dan mutiara yang tampak lengang di Sekarbela,
Sekarbela. Akhirnya dengan
Mataram
raut wajah yang berubah, sopir
mau juga mengantar ke
Sekarbela.
Ternyata yang dimaksud
dengan Pusat Sentra Kerajinan
Emas dan Mutiara Sekarbela
adalah kawasan di sepanjang
jalan Sultan Kaharudin.
Sepanjang jalan terlihat deretan
kios maupun toko yang menjual
aneka perhiasan berhiaskan
mutiara. Perhiasannya
bermacam, ada yang berbahan
dasar emas kuning, emas putih,
perak, atau sekedar berlapis
emas, bahkan yang berbahan
dasar stainless. Tentu harganya
bervariasi tergantung bahan
dasar perhiasan dan jenis
mutiaranya. Ada mutiara
Sentra kerajinan emas dan mutiara Sekarbela, Mataram. Tampak tidak terlalu ramai
budidaya laut dan mutiara
budidaya air tawar. Desainya
mulai dari kalung, cincin, anting,
giwang, gelang, bros, maupun asesoris lainnya. Yang paling disukai pembeli tentunya yang memiliki
ciri khas Lombok, yaitu desain yang dikombinasikan dengan mutiara. Mutiara yang tersedia, selain
dibedakan dari jenis budidayanya, juga terdapat beragam warna, putih, kuning keemasan, coklat, dan
hitam. Menurut penjualnya, mutiara air laut yang dibudidayakan di Lombok dikenal dengan sebutan
“South Sea Pearl”. Mutiara air laut memiliki tekstur yang berbeda dari mutiara air tawar. Warnanya
lebih creamy atau lebih keemasan. Kerap disebut pula “Golden South Sea Pearl”. Mutiara air laut
memiliki harga yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan mutiara air laut.
Yang terpikir adalah, Lombok memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan Bali. Lombok dapat
saling melengkapi dengan pariwisata Bali. Namun, sayang pengelolaan pariwisata di Lombok masih
sangat kurang. Penduduknya pun masih perlu belajar banyak dari Bali. Jika setiap sopir bersikap
seperti ini, sangat berpengaruh pada perkembangan Sekarbela. Padahal potensi yang tersimpan dari
Sekarbela, sangat besar. Lama kelamaan pamor Sekarbela bukan tidak mungkin, akan meredup.
Adakah yang mau membela?
Artikel Terkait:
dimanakah Toko Perhiasan
Mutiara Lombok yang
dapat dipercaya?
paket wisata lombok
Suasana di dalam salah satu toko perhiasan emas dan mutiara di Sekarbela, Mataram
Aneka perhiasan mutiara di Sekarbela, Mataram
Sebagian koleksi perhiasan mutiara di Sekarbela, Mataram