Pemanfaatan Facebook untuk Pengelolaan P (1)

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

Pemanfaatan Facebook untuk Pengelolaan Pembelajaran Terpadu
Hari Wibawanto

Pendahuluan

Berdasarkan survai yang dilakukan terhadap 90 orang mahasiswa angkatan tahun 2012
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK), Jurusan Teknik
Elektro, Universitas Negeri Semarang diperoleh fakta bahwa para mahasiswa tersebut
memiliki paling kurang 1 (satu) akun Facebook dan 1 (satu) akun email yang aktif
digunakan. Sebagian besar diantaranya, memiliki masing-masing 2 (dua) akun Facebook
dan email. Selain itu, sebagian besar, selain memiliki akun Facebook dan email juga
memiliki akun Twitter. Facebook dan Twitter adalah kelompok perangkat lunak jejaring
sosial paling populer.
Aktivitas mahasiswa di jejaring sosial Facebook, kebanyakan berupa: mengisi status dan
mengomentari status yang dituliskan oleh teman dalam jejaringnya, menawarkan atau
menanggapi tawaran belanja barang, memasang dan mengomentari foto yang diunggah
teman, dan aktivitas sejenis lainnya. Status, dalam Facebook, adalah tulisan singkat pada

kolom “what is in your mind” di halaman awal Facebook.
Situs jejaring sosial Facebook yang akrab di kalangan mahasiswa berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran yang bersifat terpadu (blended), menggantikan
fungsi perangkat lunak learning management system. Dibandingkan dengan perangkat
lunak learning management system, Facebook memiliki keunggulan karena bisa
digunakan tanpa menyewa atau mengelola server dan lebih akrab digunakan oleh
mahasiswa.
Makalah berikut ini merupakan laporan ujicoba pemanfaatan jejaring sosial Facebook
untuk pengelolaan pembelajaran terpadu mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas
Negeri Semarang.
Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu atau blended learning adalah pembelajaran yang menggabungkan
antara modus pembelajaran tatap muka dengan modus pembelajaran berbasis perangkat
teknologi informasi dan komunikasi (Vaughan, 2007; Irwin, Ball, Desbrow, & Leveritt,
2012). Bagi sementara orang, deinisi tersebut tidaklah cukup. Pembelajaran terpadu
(blended learning) bukan sekedar memanfaatkan teknologi dan menambahkannya
ke dalam pembelajaran tradisional (Bleed, 2001) supaya konsep-konsep yang sulit
dijelaskan dengan cara biasa bisa dibantu dengan teknologi (misalnya multimedia),


37

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

tetapi pembelajaran terpadu hendaknya dipandang sebagai upaya untuk merancang
ulang pengembangan pembelajaran, penjadwalannya, maupun pengantarannya, melalui
kombinasi pembelajaran isik (tatap muka) dan virtual, yang disebut dengan istilah
“bricks and clicks”. Di University of Calgary, pembelajaran terpadu dilaksanakan sebagai
pemaduan (blending) antara pendekatan tradisional (tatap muka dalam kelas) dengan
teknologi pembelajaran, yakni dengan bantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi,
sehingga bisa mengurangi waktu yang diperlukan mahasiswa untuk duduk bersama
dalam kelas tatap muka (Garrison, Kanuka, & Hawes, 2002). Model semacam itu disebut
juga pembelajaran model hybrid. Pembelajaran model hybrid adalah pembelajaran yang
sebagian aktivitas belajarnya dipindahkan ke ruang virtual (berlangsung secara online)
dengan mengurangi porsi belajar tatap muka tradisional, tetapi tidak meniadakan sama
sekali. Tujuan pembelajaran model hybrid adalah memadukan kelebihan pembelajaran
tatap muka dengan kelebihan pembelajaran online untuk meningkatkan keaktifan dan
kemandirian belajar mahasiswa dan leksibilitas waktu belajarnya (Garnham & Kaleta,

2002). Dziuban, Hartman, dan Moskal (2004) menekankan bahwa pembelajaran terpadu
(blended/hybrid) ini bukanlah pembelajaran jarak jauh dalam pengertian tradisional,
karena tidak sepenuhnya online dan tidak ada jarak dan waktu antara pembelajar
dengan pengajar atau fasilitatornya. Juga, ini bukanlah jenis pembelajaran tatap muka
tradisional yang diperkuat dengan suplemen online karena waktu yang digunakan untuk
pembelajaran online menggantikan beberapa kali tatap muka. Pembelajaran terpadu juga
tidak sekedar memindahkan informasi ke Web, tetapi melibatkan juga rancang ulang
program pembelajaran.
Dalam makalah ini, pembelajaran terpadu (hybrid atau blended) dilakukan dengan
memadukan kuliah tatap muka dan kuliah online yang dikelola melalui Grup Facebook.
Selain untuk memperkuat dan menjadi suplemen pembelajaran tatap muka, pembelajaran
melalui Grup Facebook juga menjadi pengganti kuliah tatap muka. Dari jumlah 16 sesi
pembelajaran, sekurang-kurangnya 4 sesi di antaranya diselenggarakan melalui interaksi
dan penyampaian pesan melalui Grup Facebook.
Teknologi internet mutakhir memfasilitasi pembelajaran terpadu dengan memungkinkan
dirancangnya perangkat lunak berbasis web yang digunakan untuk mengelola
pembelajaran secara online. Perangkat lunak khusus yang digunakan untuk mengelola
pembelajaran seperti itu dikenal dengan nama umum learning management system
(LMS). Moodle adalah salah satu contoh perangkat lunak LMS populer. Selain
Moodle, ada juga Blackboard Learning System, Edmodo, Claroline, Dokeos. LMS

pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas untuk administrasi, dokumentasi, pelacakan,
pelaporan, dan pengantaran bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran yang sepenuhnya
dapat dilakukan secara online. Sebagian besar LMS memerlukan pengelolaan secara
khusus dan ditempatkan di server yang dikelola oleh administrator server penyelenggara
pembelajaran. Sementara itu, banyak fasilitas yang dimiliki LMS tidak diperlukan
apabila digunakan untuk mengelola pembelajaran terpadu, yakni yang memadukan sesi
pembelajaran tatap muka dengan sesi pembelajaran online.
Pembelajaran, terutama pembelajaran formal, adalah proses yang melibatkan 3 aktivitas
saling terkait, yakni aktivitas presentasi, aktivitas interaksi, dan aktivitas evaluasi
(Wibawanto, 2012). Dalam modus pembelajaran tatap muka, presentasi adalah kegiatan

38

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

memberikan, membahas, atau mendiskusikan bahan ajar kelas di bawah bimbingan atau
penyeliaan pengajar. Presentasi pada pembelajaran tatap muka bisa dilakukan secara
tertulis, lisan, atau umumnya, gabungan keduanya. Interaksi pada pembelajaran tatap

muka terjadi secara simultan dengan aktivitas presentasi, dalam bentuk diskusi atau
tanya jawab. Demikian juga dengan aktivitas evaluasi. Dalam pembelajaran tatap muka,
evaluasi bisa berlangsung bersamaan dengan kegiatan presentasi dan interaksi, dan bisa
juga berlangsung pada waktu tertentu yang dijadwalkan secara khusus.
Internet generasi 2, atau yang dikenal sebagai web 2.0 ditandai, antara lain, dengan
munculnya perangkat lunak yang diklasiikasikan sebagai perangkat lunak jejaring sosial.
Pengguna perangkat lunak jejaring sosial terhubung secara virtual dengan teman dalam
jejaringnya tanpa batasan geograis. Di antara sesama teman dalam satu jejaring bisa
berbagi cerita, berbagi foto, dan bercakap-cakap melalui jaringan Internet. Pada dasarnya,
semua situs web yang memfasilitasi interaksi secara mudah dengan penguna atau
pengunjungnya, adalah situs web 2.0. Kekuatan utama situs jejaring sosial adalah fasilitas
interaksi yang disediakan. Sebagai replika dari interaksi sosial di ranah nyata, interaksi
di dalam situs jejaring sosial bisa berupa: pesan yang ingin disampaikan kepada seluruh
teman, pesan yang ingin disampaikan pada satu atau beberapa teman, berkomentar atas
keadaan teman, mengirim foto atau ile elektronik lain, berbagi berita, dan sebagainya.
Kemudahan berinteraksi melalui jejaring sosial berpotensi dimanfaatkan untuk mengelola
dan mengkomunikasikan bahan ajar atau perangkat pembelajaran lainnya dalam kegiatan
pembelajaran.
Jejaring Sosial Facebook
Facebook bermula dari rancangan situs yang dibuat mahasiswa Harvard pada awal

tahun 2004. Popularitasnya kemudian mendunia dan menjadi salah satu situs jejaring
sosial paling populer saat ini, dengan lebih dari 800 juta pengguna menurut situs
InternetWorldStats
(http://www.internetworldstats.com/facebook.htm).
Facebook
memungkinkan penggunanya membuat proil diri, memutakhirkan proilnya dengan
informasi pribadi, misalnya alamat rumah, nomor ponsel, hobby, pandangan keagamaan,
dan bahkan data status hubungan marital (Petrović, Petrović, Jeremić, Milenković, &
Ćirović, 2012). Selain membuat proil diri, pengguna Facebook juga bisa mendaftarkan
pengguna lain sebagai “teman” yang bisa dikirimi pesan, bergabung dalam grup atau
kelompok tertentu, mengirimkan dan/atau menandai gambar, meninggalkan komentar
terhadap gambar yang dikirim pengguna lain (Grosseck, Bran, & Tiru, 2011).
Popularitas Facebook menjadikan beberapa penyedia jasa layanan komunikasi seluler
memberikan fasilitas akses cepat ke internet melalui perangkat komunikasi mobile
pelanggannya. Banyak di antaranya yang memberikan tarif akses lebih murah dibandingkan
akses ke Internet pada umumnya. Dengan demikian, situs Facebook dapat dengan mudah
diakses oleh penggunanya melalui telepon seluler maupun komputer tablet.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa jejaring sosial dapat mendukung aktivitas
pembelajaran dengan cara memfasilitasi interaksi, kolaborasi, partisipasi aktif, berbagi
informasi, dan memungkinkan berikir kritis (Selwyn N. , 2007; Ajjan & Hartshorne,

2008). Terdapat beberapa karakteristik Facebook yang menurut sebagian penelitian
dapat meningkatkan kalitas pembelajaran secara signiikan, yakni: dapat memfasilitasi

39

Kurikulum

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

hubungan positif antar mahasiswa, meningkatkan motivasi (West, Lewis, & Currie, 2009;
Kabilan, Ahmad, & Abidin, 2010), melibatkan mahasiswa dalam mencapai keberhasilan
transfer pengetahuan (Madge, Meek, Wellen, & Hooley, 2009), mengembangkan sikap
positif terhadap aktivitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Pasek
& Hargittai, 2009; Kirschner & Karspinski, 2010), serta mengembangkan interaksi dalam
hubungan antara mahasiswa dan dosen di luar kelas (Selwyn N. , 2009).
Perancangan Pembelajaran Terpadu berbasis Facebook
Facebook adalah perangkat lunak jejaring sosial paling populer saat ini. Perangkat lunak
jejaring sosial adalah perangkat lunak berbasis web yang memungkinkan individu untuk:
(1) menuliskan proil mereka untuk disiarkan secara publik atau semi-publik dalam sistem
perangkat lunak tersebut, (2) memiliki daftar pengguna yang terhubung dengannya, dan

(3) melihat dan menjelajahi daftar pengguna yang terhubung dengannya di dalam sistem
(Boyd & Ellison, 2008).
Meskipun situs jejaring sosial dapat memfasilitasi pertemuan virtual antar individu, situssitus tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk memelihara ataupun memperkuat pertemanan
yang telah berlangsung secara ofline. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial
yang digunakan untuk memperkuat tali pertemanan yang telah terbina secara ofline.
Hasil survai yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa seluruh mahasiswa semester I
Program Studi Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer adalah pengguna aktif
Facebook, sebagian besar bahkan memiliki lebih dari satu akun Facebook. Penggunaannya
sebagai perekat aktivitas sosial menjadikannya relevan untuk dijadikan sebagai sarana
interaksi dalam konteks pembelajaran. Selain itu, Facebook juga memiliki itur-itur yang
sejalan dengan kebutuhan penyelenggaraan pembelajaran yang utama yakni presentasi,
dan dalam pengertian terbatas, juga sarana evaluasi.
Interaksi dalam konteks pembelajaran meliputi: diskusi berfokus pada materi perkuliahan,
pengumuman mengenai aktivitas dan event-event pembelajaran, pemberian tugas,
maupun percakapan berbasis teks antara pembelajar dan dosen atau antara pembelajar
dan pembelajar lainnya.
Pembelajaran terpadu berbasis Facebook diujicobakan untuk mata kuliah Pengantar
Teknologi Informasi, yang merupakan mata kuliah semester I bagi Program Studi
Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, pada Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Negeri Semarang tahun ajaran 2012/2013. Ini adalah mata kuliah yang sepenuhnya

berupa teori tanpa ada praktikum di laboratorium. Pokok masalah yang dibahas adalah
tentang pengertian Teknologi Informasi, perkembangan teknologi informatika terutama
komputer, pengertian tentang perangkat keras dan perangkat lunak komputer, jenis dan
faktor bentuk komputer, ponsel cerdas, dan gadget-gadget cerdas lainnya, serta dampak
perkembangan teknologi komputasi pada peradaban manusia.
Jumlah pertemuan tatap muka untuk mata kuliah ini adalah 16 kali, 2 kali pertemuan
digunakan untuk menyelenggarakan Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester,
sehingga jumlah pertemuan perkuliahan adalah 14 kali. Diantara 14 kali pertemuan
tersebut, 10 pertemuan diselenggarakan dalam bentuk tatap muka, sedangkan 4 pertemuan

40

Kurikulum

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

digantikan dengan pembelajaran terpadu berbasis Facebook. Pengayaan dan perluasan dari
pertemuan tatap muka juga diselenggarakan melalui interaksi menggunakan Facebook,
baik dalam bentuk mengunggah (upload) bahan pembelajaran, pengumuman, diskusi,
maupun pengiriman bahan ajar dalam bentuk catatan dan tautan-tautan ke dokumen lain

di Internet.

Gambar 1. Diagram blok pemanfaatan Grup Facebook
Pembelajaran terpadu dirancang dengan memanfaatkan Grup Facebook sebagai perangkat
lunak utama, dengan blog dan email sebagai perangkat pendukungnya. Email digunakan
oleh dosen untuk mengirimkan informasi atau pesan ke dinding Facebook dan menerima
kiriman tugas dari mahasiswa. Pengiriman informasi bisa juga dilakukan langsung dari
antarmuka Facebook, tetapi apabila akses yang tersedia hanya email (melalui ponsel)
maka pesan yang sama bisa dikirimkan dari akun email dosen ke alamat email Grup
Facebook.
Sementara itu, pengiriman bahan ajar dapat dilakukan dengan cara mengunggah ile ke
Grup Facebook, menuliskan langsung sebagai dokumen dalam Grup Facebook, ataupun
hanya berupa teks pengumuman yang tertaut ke blog sedangkan bahan ajarnya sendiri
disajikan dalam blog. Pemilihan menuliskan bahan ajar dalam blog, dan bukan sebagai
dokumen dalam Grup Facebook, disebabkan oleh fasilitas pemformatan naskah dalam
Grup Facebook tidak selengkap pemformatan naskah dalam blog. Dokumen dalam Grup
Facebook, misalnya, tidak mengijinkan penyisipan gambar, sedangkan dalam blog penulis
leluasa menyisipkan gambar yang berasal dari komputer penulis atapun menempelkan
(embed) gambar dari di situs lain.


41

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

Secara teknis, Groups Facebook mirip dengan mailing list atau forum diskusi lain
misalnya Google Groups atau YahooGroups. Bedanya, anggota sebuah Groups Facebook
harus memiliki akun Facebook dan telah menjadi teman dari host atau pemilik Groups.
Ada beberapa fasilitas di dalam Groups Facebook, yakni:
1.

Penulisan pesan, yakni fasilitas untuk menuliskan pesan-pesan pendek yang bisa
digunakan sebagai sarana untuk menuliskan informasi tertentu kepada anggota
grup. Informasi yang dituliskan akan diterima oleh seluruh anggota grup. Selain
informasi berupa teks polos (plain text), dapat dibuat juga tautan ke alamat
web, sehingga dapat digunakan untuk menginformasikan keberadaan dokumen
atau ile terkait pembelajaran yang ditempatkan pada situs tertentu. Dalam
pembelajaran terpadu Pengantar Teknologi Informasi, fasilitas ini digunakan
untuk memberitahukan adanya dokumen pembelajaran yang dipublikasikan
pada satu blog, menawarkan dan mengumumkan penggantian jadwal kuliah, dan
informasi-informasi terkait aktivitas pembelajaran lainnya.

2.

Penambahan ile, yakni fasilitas untuk menambahkan dan membagikan (to
share) ile kepada anggota grup. Ada tiga cara penambahan ile, yakni:
a.

Membuat atau menuliskan dokumen baru langsung pada kotak
penulisan dokumen;

b.

Mengunggah (upload) ile dari komputer ke repositori dalam Facebook;

c.

Membagikan ile yang telah tersimpan dalam repositori Dropbox.

Ketiga cara penambahan ile tersebut dapat digunakan untuk membuat dan
membagikan bahan ajar. Selain memberi fasilitas penyimpanan ile dan
membagikannya, Facebook memberikan fasilitas penghubung ke repositori
dalam Dropbox, sehingga anggota grup dapat melihat dan mengunduh ile yang
disimpan dalam Dropbox.
3.

Pengiriman foto atau video, yakni fasilitas untuk mengirimkan foto atau video
kepada anggota grup.

4.

Pembuatan acara, yakni fasilitas untuk membuat agenda acara dan
mengumumkannya kepada seluruh anggota grup sehingga masing-masing
anggota mendapatkan pemberitahuan dan pengingatan (reminder) akan adanya
acara yang bisa mereka ikuti.

Selain fasilitas-fasilitas tersebut, Facebook juga menyediakan fasilitas chat atau
percakapan dengan perantaraan teks yang bisa dimanfaatkan oleh anggota grup bila
menghendaki komunikasi secara sinkron dengan sesama anggota grup, dalam hal ini
antar mahasiswa atau antara mahasiswa dengan dosen.
Pembelajaran terpadu ini dirancang dengan memanfaatkan fasilitas Group Facebook
dan Blogspot. Dosen sebagai pengelola pembelajaran mempresentasikan bahan ajar
dengan cara mengunggahnya ke repositori Facebook (melalui fasilitas mengunggah ile
dari komputer) atau menyajikannya pada halaman blog. Blogspot dipilih karena fasilitas

42

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

penyajian bahan ajarnya yang lebih lengkap dibanding dengan membuat dokumen
langsung dari Facebook. Blog menggunakan Blogspot memungkinkan disisipkannya
gambar dalam dokumen, dan format-format font yang lebih kaya (antara lain: bold, italics,
underline, serta beberapa level heading) sementara bahan ajar yang ditulis langsung pada
Facebook tidak memiliki fasilitas tersebut.

Hasil Uji Coba Pembelajaran Terpadu berbasis Grup Facebook
Pemanfaatan Fitur Grup Facebook
Pembelajaran terpadu berbasis Grup Facebook dilakukan pada mata kuliah Pengantar
Teknologi Informasi untuk mahasiswa semester I Program Studi Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer (PTIK), Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, tahun
ajaran 2012/2013. Jumlah mahasiswa yang terdaftar pada mata kuliah ini adalah 124
orang, sementara yang terdaftar pada Grup Facebook Pengantar Teknologi Informasi
2012 (PTI2012) adalah 145 akun. Jadi ada beberapa mahasiswa yang memiliki lebih dari
1 akun dan semuanya didaftar menjadi anggota Grup Facebook ini.
Grup Facebook PTI2012 dibuat pada tanggal 3 September 2012, bersamaan dengan
dimulainya perkuliahan semester gasal 2012/2012. Dalam satu minggu pertama, sebagian
besar (atau mungkin semua) mahasiswa telah mengunjungi dan melihat Grup Facebook
PTI2012 ini. Tercatat 129 akun melihat Grup Facebook PTI2012 ini dalam satu minggu
pertama. Sementara itu, jumlah mahasiswa PTIK tercatat sebanyak 124 orang. Bila
diasumsikan semua mahasiswa telah melihat Grup Facebook PTI2012 ini, maka ada
kelebihan 5 akun. Penulis menggunakan 2 akun untuk mengelola Grup Facebook PTI
2012 ini, sehingga tersisa 3 akun yang disuga merupakan akun ganda yang dimiliki oleh
mahasiswa. Bila dugaan ini benar, maka dalam minggu pertama seluruh mahasiswa telah
mengetahui keberadaan Grup Facebook PTI2012 ini dan meminta menjadi anggota. Grup
Facebook PTI2012 merupakan jenis grup “rahasia”, yakni grup yang keanggotaannya
hanya bisa ditambahkan oleh pemiliknya. Proses penambahan anggota Grup Facebook
PTI2012 ini terselesaikan 1 minggu kemudian. Kelambatan proses penambahan anggota
grup disebabkan oleh nama akun yang cenderung menggunakan nama alias (nickname)
yang sangat berbeda dengan nama aslinya, sehingga setelah melalui tahapan veriikasi
dan validasi melalui email maupun pesan langsung di Facebook dan telah dipastikan
bahwa pemilik akun adalah mahasiswa PTIK, barulah yang bersangkutan ditambahkan
menjadi anggota.

43

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

Gambar 2. Berita pembuatan Grup Facebook PTI2012 dan respon mahasiswa
Berita yang disampaikan melalui Grup Facebook juga direspon lebih cepat oleh
mahasiswa. Ketika dosen menyampaikan berita bahwa materi kuliah telah ditulis di
sebuah blog, pada hari yang sama seluruh anggota Grup Facebook PTI2012 (129 akun)
telah melihat berita itu dan (mungkin) telah mengunjungi blog yang dimaksud. Gambar
3 menunjukkan berita tentang dibuatnya materi perkuliahan dan jumlah mahasiswa yang
telah melihat pada hari yang sama.

Gambar 3. Tampilan pesan dan jumlah yang telah membaca pesan
Melalui fasilitas penulisan kiriman, pengajar dapat menuliskan pesan sekaligus menautkan
halaman situs tertentu agar dikunjungi mahasiswa. Gambar 4 menunjukkan contoh

44

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

kiriman tugas yang disertai dengan tautan ke situs lain (dalam hal ini situs Wikipedia).
Tugas yang penyelesaiannya berupa jawaban atas pertanyaan dan harus dituliskan sebagai
pesan untuk saling ditanggapi itu direspon dengan baik oleh sebagian besar mahasiswa.
Untuk tugas yang dicontohkan ini, dalam waktu 5 hari (8-13 November 2012) terdapat
225 respon baik berupa jawaban atas pertanyaan dosen maupun menanggapi jawaban
sesama mahasiswa.

Gambar 4. Menuliskan kiriman dengan tautan
Selain menautkan bahan ajar, dosen bisa mengunggah (uploading) bahan ajar ke Grup
Facebook. Berbagai format dokumen bisa diunggah dan disimpan di dalam Grup Facebook
untuk diunduh oleh mahasiswa. Hanya anggota grup yang bisa melihat dan mengunduh
dokumen-dokumen ini. Dibanding pengunggahan dan penyimpanan dokumen dalam
situs repositori (misalnya http://4shared.com), pengunggahan dan penyimpanan dalam
Grup Facebook relatif lebih terjaga dan hanya dapat dilihat maupun diunduh anggota
grup saja. Gambar 5 menunjukkan daftar ile yang telah diunggah dan dapat diunduh oleh
anggota Grup Facebook PTI2012.

Gambar 5. Daftar ile yang telah diunggah
Grup Facebook juga memiliki fasilitas untuk membuat dan menayangkan kuesioner
untuk diisi secara online. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk meminta

45

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

umpan balik dari mahasiswa mengenai cara dosen melakukan pembelajaran. Gambar 6
menunjukkan contoh kuesioner dalam Grup Facebook dan respon mahasiswa.

Gambar 6. Kuis dalam Grup Facebook
Respon Mahasiswa terhadap Penggunaan Grup Facebook
Dalam beberapa kali upaya pemberian pengumuman terkait aktivitas pembelajaran,
sebagian besar mahasiswa merespon dalam satu jam pertama dengan cara melihat,
memberi tanda Like (akan tampak sebagai ikon yang menunjukkan ibu jari) atau langsung
memberikan tanggapan berupa pesan tertulis. Jumlah dan identitas akun mahasiswa yang
melihat, memberi tanda Like, maupun memberi tanggapan dapat dilihat oleh semua
anggota Grup Facebook. Kecepatan merespon pertanyaan, tugas, maupun berita ini
menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa selalu online melalui Facebook. Gambar
7 menunjukkan berita pengunggahan ile yang dengan cepat direspon oleh mahasiswa.
Pengunggahan ile dilakukan menjelang tengah malam, dan pada pagi harinya, 127
mahasiswa melihat, 3 orang memberi tanda Like, 4 orang memberi komentar tertulis.

Gambar 7. Respon mahasiswa atas pengunggahan ile

46

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

Pada paroh kedua semester gasal, penulis memberikan 2 pertanyaan terkait dengan
pemanfaatan Grup Facebook sebagai sarana pengelolaan pembelajaran, yakni:
1.

Apakah kuliah melalui Grup Facebook ini bisa menjadi pengganti (sekurangkurangnya suplemen/penambah) kuliah tatap muka untuk materi Pengantar
Teknologi Informasi ini?

2.

Apakah interaksi dalam Grup Facebook ini membuat Anda lebih mengenal
kawan seangkatan (terutama yang berbeda rombongan belajar)?

Pada pertanyaan pertama, opsi yang diberikan adalah: (a) Lumayan, (b) Sangat bisa, (c)
Sekali-sekali bisa saja, (d) Sama sekali tidak bisa. Tercatat ada 109 akun yang melihat
keberadaan pertanyaan ini, namun hanya 59 akun yang memilih. Di antara 59 akun
tersebut, 51 akun menyatakan “lumayan”, 5 akun menyatakan “sangat bisa”, dan 3 akun
menyatakan “sekali-sekali bisa saja”, sementara tidak satupun yang memilih opsi “sama
sekali tidak bisa”. Dapat disimpulkan bahwa kuliah melalui Grup Facebook ini dapat
diterima oleh mahasiswa sebagai salah satu cara menyelenggarakan pembelajaran.

Gambar 8. Respon mahasiswa mengenai peran Grup Facebook dalam pembelajaran
Mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi diselenggarakan untuk 3 (tiga) rombongan
belajar yang terpisah tempat dan waktu kuliahnya. Meskipun ada 3 kali penyelenggaraan
kuliah tatap muka secara bersama untuk 3 rombongan belajar tersebut, namun tidak
semua mahasiswa mengenal seluruh mahasiswa dari rombongan belajar lainnya. Oleh
karena itu, diajukan pertanyaan kedua, yakni apakah interaksi yang terjadi dalam Grup
Facebook bisa lebih mengakrabkan mereka dengan teman senagkatannya dari rombel
lain? Pertanyaan ini dilihat oleh 105 akun, tetapi direspon hanya oleh 65 akun. Dari
65 akun yang merespon, 60 akun menyatakan bahwa interaksi dalam Grup Facebook
mengakrabkan mereka dengan temen seangkatan yang berbeda rombongan belajarnya,
sementara hanya 5 akun yang menolak.

47

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

Gambar 9. Apakah Grup Facebook mengakrabkan anggota
Interaksi dalam Grup Facebook terjadi secara intensif saat mereka diminta memberi
jawaban atas pertanyaan yang ditulis pada kolom penulisan pesan. Tercatat ada 120
akun yang melihat, ada 225 komentar, dan 20 orang merespon dengan memberikan
simbol Like. Keaktifan mahasiswa dalam diskusi juga terekam, sekaligus dapat dilihat
siapa yang aktif bertanya, memberikan jawaban, dan mengomentari jawaban teman
lain. Percakapan langsung melalui komentar dan tanggapan dalam Grup Facebook ini
berpotensi menimbulkan konlik, terutama ketika ada yang menanggapi komentar dari
orang lain secara negatif. Dalam Grup Facebook ini juga sempat terekam timbulnya
potensi konlik ketika salah satu mahasiswa merasa ada mahasiswa lain yang lebih sering
bertanya dengan nada seperti menguji. Beruntung bahwa konlik tidak terjadi, baik yang
menegur maupun yang ditegur akhirnya saling meminta maaf.

Gambar 10. Konlik dan penyelesaiannya

48

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

Kesimpulan
Telah dilakukan uji coba pengelolaan pembelajaran terpadu menggunakan Grup Facebook
pada mahasiswa Semester I Program Studi PTIK Universitas Negeri Semarang. Progam
Studi PTIK memungkinkan diselenggarakan uji coba karena semua mahasiswa memiliki
akun Facebook dan email, serta memiliki laptop untuk mengakses situs Facebook. Uji
coba dilakukan untuk mengimplementasikan skenario pembelajaran yang terdiri dari
aktivitas presentasi, interaksi, dan evaluasi. Hasilnya menunjukkan bahwa ketiga aktivitas
itu dapat diimplementasikan dengan baik di dalam Grup Facebook, dengan bantuan email
dan blog. Respon mahasiswa juga cukup positif dengan menyatakan bahwa pembelajaran
yang diselenggarakan dengan Grup Facebook cukup bisa diterima sebagai alternatif
disamping pembelajaran tatap muka. Interaksi yang aktif, positif, dan kaya nuansa juga
bisa terjadi meskipun minim mediasi oleh dosen. Dengan demikian, penyelenggaraan
pembelajaran melalui Grup Facebook dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran
terpadu.

Rujukan

Ajjan, H., & Hartshorne, R. (2008). Investigating faculty decisions to adopt Web 2.0
technologies: Theory and empirical tests. Internet and Higher Education, 71–80.
Bleed, R. (2001). A hybrid campus for a new millenium. Educause Review, 16-24.
Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2008). Social network sites: Deinition, history, and
scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13, 210-230.
Dziuban, C., Hartman, J., & Moskal, P. (2004). Blended Learning. Educause Center for
Applied Research Bulletin, 7, 1-12.
Garnham, C., & Kaleta, R. (2002). Introduction to hybrid courses. Dipetik October 3,
2012, dari Teaching wit Technology Today: http://www.uwsa.edu/ttt/articles/
garnham.htm
Garrison, D. R., Kanuka, H., & Hawes, D. (2002). Blended learning: Archetypes for more
effective undergraduate learning experiences. Calgary: University of Calgary:
Learning Common.
Grosseck, G., Bran, R., & Tiru, L. (2011). Dear teacher, what should I write on my wall?
A case study on academic uses of Facebook. Procedia Social and Behavioral
Sciences , 1425–1430.
Irwin, C., Ball, L., Desbrow, B., & Leveritt, M. (2012). Students’ perceptions of using
Facebookas an interactive learning resource at university. Australasian Journal
of Educational Technology, 28(7), 1221-1232.

49

DP. Jilid 12, Bil 2/2012

Kurikulum

Kabilan, M. K., Ahmad, N., & Abidin, M. Z. (2010). Facebook: An online environment
for learning of English in institutions of higher education? Internet and Higher
Education, 13, 179-187.
Kirschner, P. A., & Karspinski, A. C. (2010). Facebook and academic performance.
Computers in Human Behavior, 26, 1237-1245.
Madge, C., Meek, J., Wellen, J., & Hooley, T. (2009). Facebook, social integration and
informal learning at university: ‘It is more for socializing and talking to friends
about work than for actually doing work’. Learning, Media & Technology, 141155.
Pasek, J., & Hargittai, E. (2009). Facebook and academic performance: Reconciling a
media sensation with data. First Monday, 14(5).
Petrović, N., Petrović, D., Jeremić, V., Milenković, N., & Ćirović, M. (2012). Possible
Educational Use of Facebook in Higher Environmental Education. ICICTE
2012.
Selwyn, N. (2007, November 15th). ‘Screw Blackboard... do it on Facebook!’: an
investigation of students’ educational use of Facebook. paper presented to
the ‘Poke 1.0 - Facebook social research symposium’. London: University of
London.
Selwyn, N. (2009). Faceworking: Exploring students’ education-related use of Facebook.
Learning, Media and Technology, 2(34), 157–174.
Vaughan, N. (2007). Perspectives on Blended Learning in Higher Education. International
Journal on E-learning, 6(1), 81-94.
West, A., Lewis, J., & Currie, P. (2009). Students’ Facebook ‘Friends’: Public and private
spheres. Journal of Youth Studies, 615-627.
Wibawanto, H. (2012). Pengelolaan Pembelajaran Terpadu dengan Perangkat Lunak
Web 2.0. Seminar Nasional Cakrawala Pembelajaran Berkualitas di Indonesia
(Implementasi pada Program Studi PTIK Universitas Negeri Smarang) (hal.
821-832). Jakarta: Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

50

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

Di Balik Kesuksesan Facebook

0 24 1

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

FRAKSIONASI DAN KETERSEDIAAN P PADA TANAH LATOSOL YANG DITANAMI JAGUNG AKIBAT INOKULASI JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT (Pseudomonas spp.)

2 31 9

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Yayasan (Sinpeya) Pada Balai Perguruan Putri (BPP) Pusat Bandung

7 79 187

Aplikasi forecasting untuk memprediksi kepadatan penduduk di Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Timur

9 92 261

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17