Liga Bangsa Bangsa kegagalan palestina

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mengatur
Semesta alam yang mana atas Hidayah, Inayah dan Karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas dari guru sejarah kami Ibu Sri Mulyana yang membahas tentang Liga
Bangsa-Bangsa (LBB).
Makalah ini dibuat berdasarkan sistematika penulisan yang ditentukan. Dalam Paper ini
kami mengkaji materi dari berbagai sumber yang diketahui. Makalah ini dibuat dengan tujuan
untuk memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas bagi para siswa mengenai Liga-Liga
Bangsa.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang positif. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini yang jauh dari
kesempurnaan tetapi hal itu tidaklah disengaja, karena itulah kemampuan dan keterbatasan
ilmu penulis. “Tak ada gading yang tak retak” oleh sebab itu , saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan oleh kami .
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu atas selesainya
makalah ini. Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan kemudahan dan keikhlasan
kepada kita semua untuk menyambut masa depan esok yang cerah dan lebih baik, amin.
Sila, 04 November 2014

Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................... .i
DAFTAR ISI................................................................................. .ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Sejarah berdirinya Liga Bamgsa- Bangsa........................................... 2
Keanggotaan....................................................................................... 3
Tujuan pembentukan LBB.................................................................. 3
Sifat dan tugas LBB........................................................................... 3
Struktur Oragnisasi............................................................................. 4
Keberhasilan dan Kegagalan LBB...................................................... 4
Perbedaan LBB dan PBB.................................................................... 5


BAB III ANALISIS....................................................................... 7

BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa Perang Dunia I, dunia mengalami suatu peristiwa yang sangat dramatis
menyangkut peradaban manusia, dimana perang tersebutlah telah mengakibatkan korban
yang besar. Hal ini tidak terlepas dari kemajuan perlengkapan dan senjata tempur yang
efektif. Perang Dunia I telah memasuki babak baru kemajuan teknologi, khususnya
persenjataan dan sistem angkutan atau logistik yang sudah mengenal kapal mesin dan kereta
api.
Dalam masa Perang Dunia I ini muncul dua fenomena sekaligus, yaitu pada satu sisi,
meningkatnya semangat nasionalisme dan patriotisme dan segala upaya untuk mendorong
usaha pemenang perang. Semangat ini sering kali memicu semangat berperang juga
menambah rasa kebencian dan permusuhan antar pihak yang berkonflik. Sedang sisi lain
mulai muncul usaha-usaha yang kuat untuk menghentikan permusuhan dan kebencian, serta
usaha mencegah munculnya perang kembali. Walaupun tidak semua tokoh masyarakat dan
pemimpin dunia percaya, bahwa kerjasama internasional sebagai jalan terbaik (best way)
untuk dapat mencegah perang atau bahkan menghilangkan perang di masa depan.
Sejak pecahnya Perang Dunia I yang memilukan karena menelan banyak korban, ada

banyak optimisme bahwa organisasi internasional dapat memecahkan konflik militer, dapat
mencegah perang. Oleh karena itu, ada upaya-upaya kerjasama internasional mencegah dan
menghilangkan perang. Namun akibat adanya kekuatan-kekuatan kontradiktif dari semangat
nasionalisme, warisan “kebencian” perang dan sebagainya, usaha ini tidak mudah.Bahkan
sebagian semangat tersebut masih terus terbawa ke dalam organisasi internasional yang
kemudian terbentuk. Tidak ada pemimpin negara-negara nasional yang bersedia menyerahkan
sebagian kewenangan dan kedaulatannya kepada organisasi internasional berkait isu-isu yang
berhubungan dengan persoalan nasionalisme. Jadinya, organisasi internasional global ini
seolah-olah tanpa kekuatan riil, tanpa kemampuan kekuasaan (toothless international
organizazitions). Disamping itu juga mekanisme pengaturan yang cenderung menguntungkan
pada pihak pemenang PD I dan cenderung tidak ramah terhadap bekas musuh dalam PD I,
mengakibatkan tidak ada semangat merangkul semua pihak, termasuk musuh dalam PD I.
Beberapa pengaturan yang tidak kondusif bagi pengelolaan perdamaian yang
langgeng, antara lain:
 Pertama, pihak negara-negara musuh dalam PD I tidak diterima menjadi anggota, dan
baru dapat diterima jadi anggota hanya apabila direkomendasikan oleh negara-negara
besar sekutu.
 Kedua, dominasi negara-negara besar diproteksi melalui mekanisme sebagai anggota
tetap dan mencegah pemberian sanksi bagi negara-negara besar, dengan ditetapkan
sebagai anggota tetap Liga Bangsa Bangsa, dan punya hak veto yang dapat

membatalkan putusan-putusan yang diambil dari sidang-sidang LBB. Negara-negara
besar seperti Inggris, mendiktekan kekuasaan untuk pendudukan (penyelesaian) bekasbekas tanah jajahan atau wilayah dibawah pengaruh negara-negara yang kalah perang.
Proses perdamaian masih saja menyisakan berbagai mekanisme perubahan damai yang
kurang memuaskan dan sanksi-sanksi militer masih dipergunakan, meski kadang tidak
efektif, senantiasa ada harapan bahwa organisasi internasional baru dapat membantu
mencegah konflik bersenjata.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Liga Bangsa-Bangsa
Liga Bangsa-Bangsa (LBB-League of Nations) didirikan sebagai hasil dari
perjanjian Versailes. Setelah Jerman dan pendukungnya menyerah kepada sekutu pada
November 1918 yang menandakan berakhirnya Perang Dunia I. Negara-negara
pemenang perang menyelenggarakan konferensi di Paris pada 28 Juni 1919, dan pada
tanggal inilah awal terbentuknya LBB. Peserta konferensi yg menentukan adalah the big
four ( AS, Inggris, Perancis dan Italia ), Konferensi memutuskan dibentuk LBB dan
menghukum Jerman seberat-beratnya.LBB mulai berkerja aktif pada tanggal 10 Januari
1920.

Isi perjanjian Versailes :

Koloni-koloni Jerman di serahkan kepada Inggris, Perancis dan Jepang atas nama mandat Liga Bangsa-Bangsa
Jerman menyerahkan wilayah Elsas dan Lotaringen kepada Perancis serta Eupen dan Malmedy pada Belgia.
Daerah Saar berada di bawah mandat LBB selama 15 tahun.
Jerman hanya boleh memiliki pasukan 100.000 orang.
Jerman harus mengganti kerugian perang 132 miliar mark kepada sekutu.
Danzig menjadi kota merdeka di bawah mandat LBB.
Daerah Jerman sebelah barat sungai Rhein diduduki sekutu selama 15 tahun

Perjanjian Paris yang ditandatangan di Versailles (Perjanjian Versailles) tersebut
merupakan kunci bagi terciptanya perdamaian. Para delegasi menaruh harapan yang
besar pada konferensi tersebut untuk menciptakan perdamaian dunia. Harapan-harapan
tersebut sesuai dengan gagasan Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson yang telah
diucapkan pada 8 Januari 1918. Pada bulan ini, Wilson mengajukan empat belas usulan
(Wilson Fourteen Point) yang isinya antara lain sebagai berikut:
1. Pelarangan diplomasi rahasia
2. Pengurangan senjata.
3. Pengakuan hak untuk menentukan nasib sendiri.
4. Pembentukan suatu badan gabungan bangsa-bangsa, yang kemudian dikenal dengan
nama LBB (Liga Bangsa-Bangsa)
LBB berkedudukam di Jenewa, Swiss. Sejumlah 42 negara menjadi anggota saat

LBB didirikan. 23 di antaranya tetap bertahan sebagai anggota hingga LBB dibubarkan
pada 1946. Antara 1920-1937, 21 negara masuk menjadi anggota, namun 7 di antara 21
anggota tambahan ini kemudian mengundurkan diri (ada yang dikeluarkan) sebelum
1946.

LBB tidak mempunyai angkatan bersenjata dan bergantung kepada kekuatan
internasional untuk menjaga agar resolusi-resolusinya dipatuhi. Meskipun awalnya
menunjukkan keberhasilan dalam menjalankan tugasnya, LBB akhirnya gagal mencegah
berbagai serangan yang dilakukan Kekuatan Poros pada tahun 1930-an. Munculnya
Perang Dunia II kembali memperjelas keadaan bahwa LBB telah gagal dalam tugasnya
mencegah pecahnya perang. Setelah Perang Dunia II, pada 18 April 1946, LBB resmi
dibubarkan dan digantikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB).
B. Keanggotaan
Sifat dari keanggotaan LBB adalah sukarela, tidak mengikat, walaupun ada sangsi
berupa boikot untuk negara-negara yang melanggar tetapi negara lain sukarela
menjalankan atau tidak. Maka dengan hal tersebut pada akhirnya LBB mengalami
kegagalan dan tidak mampu menciptakan perdamaian dikarenakan negara-negara besar
menggunakan LBB untuk kepentingan sendiri.Disamping hal tersebut LBB tidak
mempunyai alat kekuasaan yang nyata untuk memaksa suatu negara yang menentangnya
untuk tunduk kembali ke LBB.

Nama Negara
Nama Negara
Nama Negara
Nama Negara
Kanada
Liberia
Turki
Iraq
Inggris
Panama
Ireland
Ekuador
Czechoslovakia
Iran
Perancis
Columbia
Bolivia
Estonia
Greece
Abysinia

Norway
Bulgaria
Republik dominika
Latvia
Netherland
Meksiko
Mesir
Uruguay
Cuba
Polandia
sweden
Argentina
Portugal
Afghanistan
Lithuania
Thailand
New Zealand
China
Belgium
India

Afrika Selatan
British Empire
Yugoslovia
Australia

C. Tujuan Pembentukan LBB
Liga Bangsa Bangsa beranggotakan 28 negara sekutu dan 14 negara netral.
Tujuan pembentukan LBB pada waktu itu adalah untuk:
1. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia
2. Memajukan dan memelihara hubungan persahabtan antarbangsa dan negara.
3. Menegakan hukum serta berusaha agar perjanjian antar bangsa dipatuhi.
4. Memajukan dan memelihara kerjasama internasional di bidang ekonomi, sosial,
pendidikan dan kebudayaan.
D. Sifat Dan Tugas LBB
1. Merupakan badan untuk pemeliharaan perdamaian dan menjadi badan pengawas daerah
perwalian atau daerah mandat LBB.
2. Merupakan badan untuk mencegah perang dan menyelesaikan perselisihan secara
damai.
3. Berusaha mengatasi masalah yang menyangkut ancaman perang.
4. Berusaha mengintegrasikan dan mengoordinasikan lembaga-lembaga.

5. Berusaha meningkatkan kerja sama dalam lapangan kesehatan, social, keuangan,
pengangkutan, perhubungan, dan lain-lain.
6. Memberikan perlindungan terhadap bangsa-bangsa minoritas.

E. Struktur Organisasi
Organ Inti dari LBB yaitu:
 Dewan Keamanan Anggota yang terdiri atas empat anggota permanen, yaitu Inggris,
Perancis, Italia dan Jepang.
 Sekertaris bertugas untuk menyiapkan agenda dan mengumumkan laporan pertemuan.
 Majelis Umum, majelis yang melakukan pertemuan setahun sekali, anggotanya adalah
perwakilan dari negara anggota dan pergantiannya tiga tahun sekali.
 Mekanisme Kerja
 Dalam mengatur keuangannya, majelis umum LBB memiliki enam komite, di mana
komite kelimalah yang memiliki wewenang untuk mengatur anggaran dan keuangan.
Komite ini melakukan drafting yang diajukan ke majelis umum, kemudian disepakati
oleh anggota dari LBB. Setelah disepakati, maka anggota LBB harus membayar
sejumlah yang disepakati.
F. Kegagalan dan Keberhasilan LBB
1. Keberhasilan LBB
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai lembaga dunia, Liga Bangsa-Bangsa

(LBB) meraih beberapa keberhasilan, yaitu :
 Menyelesaikan persengketaan-persengketaan kecil, misalnya di Silesia Hulu.
Wilayah yang semula menjadi sengketa antara Jerman dan Polandia tersebut akhirnya
menjadi milik Polandia.
 Menyelesaikan daerah-daerah mandat. Daerah ini perwaliannya diserahkan kepada
negara tertentu untuk kemudian satu demi satu diberi pemerintahan sendiri.
 Menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat darurat, misalnya membangun
kembali perekonomian Eropa yang hancur dalam masa antarbellum.
Persoalaninternasional yang berhasilditanganiolehligaantara lain
 Diadakanberbagaikonferensiinternasional yang
sangatbermanfaatbaikmengenaimasalahekonomi, perdaganganmaupunkesehatan.
 Dibidangpembinaanligaberhasilmengumpulkan ,mendaftar,
menyusundanmengumumkanperjanjian-perjanjianinternasional..
 Dibidangkemanusiaanligaberhasilmemberibantuankepada para korbanperang,
menggulangiperdaganganwanitadananak-anak.
2. Kegagalan LBB :
Bukti kegagalan LBB dapat dilihat pada ketidakmampuannya mencegah agresi
yang dilakukan oleh suatu negara atas negara lain, misalnya:
 Penyerbuan Jepang atas Manchuria (1931)
 Pendudukan Italia atas Abbessynia (1935)
 Penyerbuan Jerman atas Polandia (1939)
Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa menjalankan tugasnya disebabkan kelemahan
dalam tubuh lembaga tersebut:
 Tidak ada aturan yang bersifat mengikat karena semua didasarkan atas sukarela.
 Tidak mempunyai kekuatan untuk menghukum negara-negara yang melanggar aturan
Liga Bangsa-Bangsa.
 Liga Bangsa-Bangsa lemah terhadap negara-negara besar.

 Liga Bangsa-Bangsa menjadi alat politik negara-negara besar.
 Walaupun demikian LBB telah meletakkan dasar bagi manusia untuk memelihara
hubungan antarbangsa. Struktur Liga Bangsa-Bangsa juga kemudian mengilhami
struktur Perserikatan Bangsa-Bangsa.

G. Perbedaan PBB dan Liga Bangsa-Bangsa
Pembubaran Liga Bangsa Bangsa tidak boleh menghilangkan kenyataan bahwa
Piagam PBB berhutang banyak kepada pengalaman Liga Bangsa Bangsa, dan karena
ketentuan-ketentuannya banyak berasal dari tradisi, praktek dan perangkat Liga Bangsa
Bangsa. Namun walaupun PBB adalah pengganti Liga Bangsa-Bangsa dan dalam banyak
hal mencontohnya, terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar antara kedua lembaga
ini:
a. Kewajiban-kewajiban negara anggota PBB dinyatakan dalam istilah-istilah yang
sangat umum, misalnya menangani perselisihan secara damai, memenuhi kewajibankewajiban mereka seperti tertera dalam Piagam secara jujur, dan sebagainya. Di lain
pihak, kewajiban-kewajiban negara-negara anggota Liga Bangsa Bangsa dinyatakan
dan didefinisikan dalam Covernant Liga itu dengan cara yang sangat khusus, misalnya
prosedur yang sangat rinci dalam penyelesaian perselisihan tanpa menggunaka jalan
perang (Pasal 12, 13 dan 15).
b. Dalam PBB, selain Sekertariat, ada lima organ utama, yakni Majelis Umum, Dewan
Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian (Trusteeship) dan
Mahkamah Internasional, dan bidang masing-masing organ ditetapkan dengan teliti
untuk menghindari overlapping. Dalam Liga Bangsa-Bangsa, selain Sekertariat,
hanya ada dua organ, yakni Majelis dan Dewan, dan masing-masing bisa menangani
“setiap permasalahan dalam bidang kegiatan Liga Bangsa Bangsa atau yang
mempengaruhi perdamaian dunia” (Pasal 3 dan 4 dalam Covenant).
c. Di dalam Piagam lebih menekankan masalah-masalah ekonomi, sosial, kebudayaan
dan kemanusiaan daripada di dalam Covenant.
d. Terdapat perbedaan besar antara ketentuan-ketentuan “sanksi” dalam Pasal 16
Covenant Liga dan ketentuan-ketentuan untuk “tindakan pencegahan” dan tindakan
pemaksaan” dalam Bab VII Piagam PBB. PBB (melalui Dewan Kemanan) tidak
dibatasi dalam mengambil “tindakan pemaksaan”, sebagaimana halnya dengan Liga
Bangsa-Bangsa, terdapat situasi di mana negara-negara anggota berperang dengan
melanggar perjanjian dan kewajiban mereka menurut Piagam; PBB bisa mengambil
tindakan seperti itu, jika ada suatu ancaman saja terhadap perdamaian, atau jika
pelanggaran terhadap perdamaian atau suatu tindakan agresi telah dilakukan. Selain
itu, para anggota PBB telah setuju untuk menyediakan angkatan bersenjata dengan
syarat-syarat yang akan disepakati dengan Dewan Keamanan dan Dewan Keamanan
akan dinasihati dan dibantu oleh Komite Staf Militer dalam mengarahkan angkatan
bersenjata (pasukan) ini. Dalam Covenant Liga tidak ada ketentuan-ketentuan seperti
ini.
e. Menurut Piagam, Keputusan-keputusan diambil berdasarkan keputusan-keputusan
diambil berdasarkan suatu mayoritas, walaupun dalam Dewan Keamanan keputusankeputusan selain prosedur biasa, juga harus mendapat persetujuan lima Negara Besar,
yang merupakan anggota permanen. Dalam Liga Bangsa Bangsa semua keputusan
penting hanya berdasarkan suara bulat. Namun tidak adil kalau kita menganggap
perbedaan ini sebagai tak menguntungkan bagi Liga Bangsa Bangsa, karena bukan
hanya: (a) ada beberapa kekecualian terhadap peraturan suara bulat itu, termasuk
ketentuan-ketentuan dalam Pasal 15 Covenant Liga bahwa suara para anggota
terhadap suatu perselisihan tidak dihitung bila Dewan Liga membuat laporan dan

rekomendasi tentang perselisihan itu, tetapi (b) keefektifan Covenant Liga tergantung
pada ketaatan para anggotanya dan bukan pada keputusan-kepurusan organik badanbadan Liga, sementara menurut Piagam PBB, tekanan diberikan kepada keputusankeputusan badan-badan seperti Dewan Keamanan, dan kurang ditekankan pada
kewajiban-kewajiban khusus para anggota.
f. Covenant dari Liga Bangsa Bangsa berisi 26 pasal yang singkat dan lebih pendek
serta mudah dibaca dibandingkan dengan UUD Amerika Serikat, yang di dalamnya
memuat ketentuan tentang kemungkinan untuk membuat amademen. Perjanjian
Versailles yang ditandatangani antara kekuatan-kekuatan sekutu dan gabungan dengan
Jerman pada tahun 1919 antara lain ketentuan-ketentuan khususnya memuat bebagai
modifikasi hukum internasional yang merupakan tambahan dalam penyusunan 26
pasal Covenant Liga Bangsa Bangsa tersebut. (Covenant itu juga muncul sebagai 26
pasal pertama dalam Perjanjian-perjanjian Germain, Trianon dan Neudly yang
ditandatangani antara kekuatan-kekuatan sekutu dan gabungan dengan masing-masing
Austria, Hongaria dan Bulgaria. Amerika Serikat menandatangani ketiga perjanjian
tersebut termasuk Perjanjian Versailles tetapi tidak meratrifikasinya).

BAB III
ANALISIS
Liga Bangsa Bangsa merupakan organisasi Internasional yang dibentuk sejak Perang
Dunia I telah berakhir. LBB sebenarnya merupakan alat yang bersifat imperialistik bagi
negara-negara Barat.LBB dibangun melalui perjanjian khusus (konferensi perjanjian Paris
1919) dengan basis keinginan untuk mewujudkan kerjasama yang damai antar negara dan
memberikan jaminan yang saling menguntungkan atas kemerdekaan politik dan integrasi
wilayah bangsa besar dan kecil namun organisasi ini kemudian dalam jangka waktu panjang,
seiring dengan meletusnya PD II, LBB tidak pernah menjadi organisasi internasional yang
kuat karena tidak mampu mengendalikan negara-negara yang ingin berkuasa dan juga sangat
agresif, terlebih lagi terdapat sistem pengambilan keputusan yang berinti padaayat 16
menunjukkan ketidakonsistenan organisasi ini dalam menjatuhkan sanksi, akibat beberapa
negara. Kemudian membelot, seperti Inggris dan Prancis yang tidak pernah menganggap
LBB sebagai institusi penting dan menolak menyusun kebijakan luar negerinya sesuai dgn
ketentuan LBB, serta senat AS yang ada akhirnya menolak retifikasi perjanjian LBB.

MAKALAH SEJARAH

LI
G
A
B
A
N
G
S
A
2


DZULKIFLI BAGUS SR

IIS FARDYANTI

ALIFAH NAJMIATUN

JULKAHFI

KHUSNUL FADILLAH

NURCAHYANI AC

GURU PEMBIMBING : SRI MULYANA

SMA NEGERI 1 BOLO