LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN DA

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PANGAN DAN PENGOLAHAN

Disusun Oleh :
Kelompok 01
1.
2.
3.
4.
5.

Agus Rahmanto
Arsa Puspaningtyas
Desi Umi Solikah
Fauzi Imam .R.
Isti Windawati

(H3114001)
(H3114011)
(H3114020)
(H3114034)

(H3114046)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

ACARA I

PENGAMATAN MIKROSKOPIS

A. Tujuan
Praktikum

Pengamatan

Mikroskopik

ini


bertujuan

untuk

mempelajari morfologi mikroba atau bentuk (kapang, khamir,
bakteri) menggunakan mikroskop.

B. Tinjauan Pustaka
Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau
mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan
hanya karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata
biasa,

tetapi

juga

pengaturan


kehidupannya

yang

lebih

sederhana

dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat
jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran mikroba biasanya
dinyatakan dalam mikron (μ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba
umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop,
walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat
tanpa alat pembesar (Sumarsih, 2003).
Tempe merupakan makanan hasil fermentasi tradisional berbahan
baku kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Mempunyai ciriciri berwarna putih, tekstur kompak dan flavor spesifik. Warna putih
disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai.
Tekstur yang kompak juga disebabkan oleh miselia-miselia jamur yang
menghubungkan antara biji-biji kedelai tersebut. Terjadinya degradasi
komponen-komponen dalam kedelai dapat menyebabkan terbentuknya flavor

spesifik setelah fermentasi. Dalam sepotong tempe, terkandung berbagai
unsur yang bermanfaat, seperti protein, lemak, hidrat arang, serat, vitamin,
enzim, daidzein, genestein serta komponen antibakteri dan zat antioksidan
yang berkhasiat sebagai obat, diantaranya genestein, daidzein, fitosterol, asam
fitat, asam fenolat, lesitin dan inhibitor protease (Dwinaningsih, 2010).

Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel
tunggal, multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding
sel tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat
khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa
organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). Jamur
benang terdiri atas massa benang yang bercabang-cabang yang disebut
miselium. Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benangbenang tunggal. Badan vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen
disebut thallus. Berdasarkan fungsinya dibedakan dua macam hifa, yaitu hifa
fertil dan hifa vegetatif. Berdasarkan bentuknya dibedakan pula menjadi dua
macam hifa, yaitu hifa tidak bersepta dan hifa bersepta. Rhizopus
oligosporus termasuk kegolongan jamur phycomycetes yang termasuk
jamur benang yang mempunyai hifa tidak bersepta, sel vegetatif multinukleat,
atau disebut thalus soenositik (Sumarsih, 2003).
Berdasarkan morfologi, fungi dapat berupa filamen (filamentous

fungi) atau sel tunggal (unicellular fungi). Filamentous fungi terbagi menjadi
dua yaitu kapang (mold) dan cendawan (mushroom), sedangkan fungi yang
berupa sel tunggal disebut khamir (yeast). Kapang merupakan filamentous
fungi dan tersusun atas filamen-filamen yang disebut hifa. Contoh genus
kapang dari filum Zygomycota yang umum ditemukan antara lain adalah
Rhizopus. Rhizopus merupakan kapang yang dapat menghasilkan spora
seksual dan aseksual. Spora seksual berupa zigospora terbentuk dari
pertemuan dua hifa dengan matting type yang berbeda. Spora aseksual berupa
sporangiospora berada dalam sporangium. Sporangium melekat pada
sporangiofor, yaitu hifa yang menopang sporangium. Rhizopus memiliki hifa
yang tidak bersekat (aseptate) dan memiliki struktur seperti akar yang disebut
rhizoid (Listiandiani, 2011).
Khamir
Ascomycetes
protein.

merupakan
yang

Khamir


mikroba

eukariot

memiliki kandungan

termasuk

jamur

bersel

golongan

vitamin B

dan

tunggal


yang

berkembang biak seperti organisme hidup. Seperti organisme

hidup lainnya jamur membutuhkan kelembapan, air, albumen
atau nitrogen dan gula untuk tetap hidup. Khamir biasanya
berbentuk bulat, oval atau silinder dan ukuran diameter satu
sel Sacharomyces cerevisiae adalah sekitar 8 μm (Ali et al.,
2012).
Saccharomyces cerevisiae merupakan salah satu jenis cendawan
tergolong khamir yang bermanfaat untuk manusia dan ternak. Khamir ini
tergolong eukariot yang secara morfologi hanya membentuk blastospora
berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh
strainnya. Dapat berkembangbiak dengan membelah diri melalui "budding
cell". Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta jumlah
nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan sel. Penampilan makroskopik
mempunyai koloni berbentuk bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau,
licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah.
Komposisi kimia S. cerevisiae terdiri atas protein kasar 50-52%, karbohidrat

30-37%, lemase 4-5%, dan mineral 7-8%. S. cerevisiae mempunyai beberapa
enzim yang mempunyai fungsi penting yaitu intervase, peptidase dan zimase.
Enzim peptidase mempunyai 96 gen dan yang homolog inaktif sebanyak 32.
Khamir S. cerevisiae dapat dimanfaatkan sebagai probiotik, prebiotik dan
imunostimulan dan kegunaan lainnya di dalam meningkatkan produksi ternak
(Ahmad, 2005).
Bentuk morfologi S. cerevisiae adalah sel berbentuk
oval,

berbau

Pertumbuhannya

roti

dan

koloninya

membutuhkan


agak

oksigen,

berlendir.

sangat

kecil

dipengaruhi oleh perubahan pH, suhu optimum untuk tumbuh
antara 22-300C dan toleran hingga 370C. Dilaporkan bahwa S.
cerevisiae dapat tumbuh baik dalam media mengandung
glukosa dengan konsentrasi 50-100mM (Kusmiati dkk., 2010).
Bakteri sangat beragam di alam ini serta terdapat dengan jumlah yang
sangat banyak, untuk dapat tumbuh dan berkembang biak bakteri memiliki
persyaratan tertentu baik dalam kebutuhan gizi dan fisik. Beberapa bakteri

memiliki persyaratan hidup sederhana, sementara yang lain memiliki

persyaratan kehidupan yang kompleks. Bakteri telah dikenal untuk
menunjukkan resistensi terhadap beberapa antibiotik. Hal ini dapat menjadi
sumber penting dari penyebaran resistensi terhadap patogen lain dari manusia
atau hewan. Gen resistensi dari bakteri resisten terhadap antibiotik dapat
ditularkan melalui kotoran manusia atau hewan untuk organisme lain di
lingkungan (Meiloa et al., 2014).
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas
Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel.
Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen
pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar luas di alam, dalam
tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut.
Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk bakteri
juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri
dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan faktor
makanan, suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri.
Selain itu dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam
dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai.
Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 μ. Beberapa sel bakteri Pseudomonas
hanya berukuran 0,4-0,7μ diameternya dan panjangnya 2-3μ. Sel ini tidak
mempunyai organela seperti mitokondria, khloroplas dan aparat golgi.

Bakteri ini termasuk tipe sel prokariotik. Sel bakteri Pseudomonas
mempunyai bentuk dasar batang dan termasuk bakteri gram negatif aerobik
(grup 7) (Sumarsih, 2003).
Bakteri termasuk kelompok terbesar mikroorganisme.
Kebanyakan masyarakat sering menganggap mereka hanya
sebagai

kuman

yang

membahayakan

mereka.

Namun

sebenarnya, hanya sejumlah kecil dari jenis bakteri patogen
(dapat

menyebabkan

penyakit).

Sebagian

besar

tidak

berbahaya dan banyak yang membantu. Sedangkan yeast
merupakan mikroorganisme bersel tunggal. Mereka adalah

anggota

dari

keluarga

jamur.

Yeast

berkembang

pada

berbagai jenis makanan. Tapi kebanyakan ragi dapat hanya
hidup

pada

gula

dan

pati.

Maka

dari

itu,

mereka

menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol. Mereka telah
berguna bagi manusia selama berabad-abad dalam produksi
makanan dan minuman tertentu. Mereka bertanggung jawab
untuk mengembangkan adonan roti dan fermentasi anggur,
wiski, brendi dan bir. Mereka juga berperan dalam produksi
cuka (Hurst et al., 1996).
C. Metodologi
1. Alat
a. Jarum preparat (ose)
b. Gelas Benda
c. Gelas Penutup
d. Mikroskop
e. Bunsen
2. Bahan
a. Alkohol
b. Biakan murni kapang dari tempe
c. Biakan murni khamir Saccharomyces cerevisiae
d. Biakan murni bakteri Pseudomonas
e. Larutan mounting medium laktofenol

3. Cara Kerja
a. Pengamatan Morfologi Kapang

Alkohol

Pembersihan gelas benda

Larutan
Laktofenol

Penetesan larutan

Kapang

Pengambilan dengan jarum preparat
dan kemudian peletakkan di atas gelas
benda
preparat
Pemisahan dengan jarum preparat jika
jamur mengumpul

b. Pengamatan Morfologi Bakteri dan
Khamir dengan gelas penutup
Penutupan
Alkohol

Biakan bakteri
atau khamir

Pembersihan gelas benda
Pengamatan dengan mikroskop
Penetesan ke atas gelas objek dengan
menggunakan jarum ose
Penutupan dengan gelas penutup
Pengamatan preparat basah dengan
mikoskop
Pengamatan morfologi bakteri atau
khamir dan penggambaran

D. Hasil dan Pembahasan
E. Tabel 1.1 Gambar Pengamatan Mikroskopis
Ke
G.
Jenis
l
1.
K.
Kapang
L.
A
Rhizopus
A
oligosporus
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
Perbesaran 10x10
U. V.
Khamir
W.
2.
Saccharomyces
X.
A
cerevisiae
A
Y.
Z.
AA.
BB.
CC.
DD.
Perbesaran100x10
Perbesaran100x10

H.

Gambar

I.

Keterang
an
A. Hifa
B. Spora
T.

A
B

Perbesaran 100x10

Perbesaran 100x10
A. Sel khamir
A

Perbesaran100x10

3.

FF.
Kapang
Rhizopus
oligosporus

GG.
A
HH.
II.
JJ.
KK.
LL.
MM.
NN.
Perbesaran100x10
Perbesaran100x10

OO. Sumber: Laporan Sementara

A

Perbesaran100x10

B

A. Sel bakteri
berbentuk
coccus
B. Sel bakteri
berbentuk
basil

PP.

Menurut Sumarsih (2003), jasad hidup yang ukurannya

kecil sering disebut sebagai mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik.
Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau
mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga
dapat dilihat tanpa alat pembesar. Pada praktikum Acara I Pengamatan
Mikroskopis ini bertujuan mempelajari morfologi mikroba atau
bentuk (kapang, khamir, bakteri) menggunakan mikroskop.
Sedangkan untuk prinsip kerjanya yaitu mengamati morfologi
mikroba dan mengklasifikasi struktur bentuknya (kapang,
khamir, bakteri) dengan menggunakan mikroskop.
QQ.
Pada
praktikum
Acara
1
Pengamatan
Mikroskopis ini menggunakan mikroskop listrik. Menurut
Mariyana (2012), langkah-langkah dalam menggunakan mikroskop
pertama-tama mikroskop diletakkan pada meja yang sesuai, untuk
memudahkan pengamatan melalui tabung mikroskop. Pencahayaan diatur
dengan mengarahkan bagian cermin pada mikroskop pada datangnya sumber
matahari (pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari
sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung
yang terdapat dibawah kondensor, cermin ini akan mengarahkan cahaya dari
luar ke dalam kondensor, sedangkan pada pengamatan ini menggunakan
mikroskop modern yang sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber
cahaya matahari). Kemudian menggunakan lensa objektif paling rendah untuk
dapat melihat objek preparat. Kemudian objek glass diletakkan beserta
sediaan yang telah ditutup dengan cover glass pada meja objek. Objek glass
dijepitkan dengan penjepit yang terletak di atas meja objek. Sambil melihat
dari samping, lensa objektif diturunkan perlahan dengan menggunakan
pengatur kasar (makrometer) hingga jarak lensa objektif dengan preparat
yang akan diamati 5 mm. Hal tersebut dilakukan hingga preparat terlihat
jelas. Setelah preparat terlihat jelas, pemutar halus (mikrometer) digunakan
dengan menaik turunkan lensa objektif agar tepat pada fokus lensa sehingga
preparat terlihat lebih jelas. Untuk mendapatkan perbesaran yang lebih kuat,

lensa objektif diubah dengan cara mengatur revolver, dan diusahakan agar
preparat tidak bergeser.
RR.
Bahan yang digunakan pada pengamatan ini diantaranya
yaitu biakan murni kapang Rhizopus oligosporus pada tempe,
biakan murni khamir Saccharomyces cerevisiae, dan biakan
murni bakteri Pseudomonas. Pada pengamatan kapang yang
dilakukan oleh kelompok 1, 2 dan 3 dengan perbesaran mikroskop 10x10,
100x10, dan 40x10 sesuai dengan hasil pengamatan diperoleh gambar seperti
yang terdapat pada Tabel 1.1 terlihat jelas bentuk hifa dari kapang
Rhizopus oligosporus dari ketiga sampel tersebut. Menurut
Listiandiani (2011), Rhizopus memiliki hifa yang tidak bersekat (aseptate)
dan memiliki struktur seperti akar yang disebut. Hasil tersebut didapatkan
dengan cara pengamatan yang diawali dengan mengambil kapang dari tempe
(benang-benang putih pada tempe) dengan menggunakan jarum ose.
Pengambilan didapatkan kapang yang setipis mungkin agar pengamatan
mudah dilakukan, kemudian diletakkan pada gelas benda yang sudah
dibersihkan dengan alkohol kemudian ditutup dengan gelas penutup lalu
diamati dengan mikroskop.
SS.
Pada pengamatan khamir yang dilakukan oleh kelompok
4, 5 dan 6 dengan perbesaran mikroskop 100x10, sesuai dengan

hasil

pengamatan diperoleh gambar seperti yang terdapat pada Tabel 1.1 terlihat
jelas bentuk sel khamir dari khamir Saccharomyces cerevisiae.
Terlihat bentuk bulat telur dan berdekatan antara satu
dengan yang lainnya dengan perbesaran 100x10. Hasil tersebut
didapatkan dengan cara pengamatan yang diawali dengan mengambil khamir
dengan menggunakan pipet, kemudian diletakkan pada gelas benda yang
sudah dibersihkan dengan alkohol kemudian ditutup dengan gelas penutup
lalu diamati dengan mikroskop. Hasil pengamatan sesuai dengan
teori dari Ahmad (2005), khamir ini tergolong eukariot yang secara
morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris,
oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Saccharomyces

cerevisiae pada penampilan makroskopik mempunyai koloni berbentuk
bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan
memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah.
TT.
Pada pengamatan bakteri oleh kelompok 7, 8, dan 9
digunakan biakan dari Pseudomonas dengan cara pengamatan yang
diawali dengan pengambilan bakteri menggunakan pipet, kemudian
diletakkan pada gelas benda yang sudah dibersihkan dengan alkohol
kemudian ditutup dengan gelas penutup lalu diamati dengan mikroskop. Pada
hasil pengamatan terlihat sel bakteri berbentuk coccus dan ada juga yang sel
bakteri berbentuk basil dengan perbesaran ketiga kelompok adalah 100x10.
Sedangkan

menurut

teori

Sumarsih

(2003),

Pseudomonas mempunyai bentuk dasar batang.
UU.
Kegunaan
laktofenol

beberapa

dalam

sel

bakteri

pengamatan

morfologi kapang menurut Haw et al., (2013), pemberian
laktofenol berfungsi untuk pewarnaan agar mudah ketika
diamati pada mikroskop. Sedangkan kegunaan minyak imersi
dalam pengamatan bakteri dan khamir menurut Ajao et al.,
(2010), berfungsi memperjelas objek bakteri dan khamir
tersebut. selain itu minyak imersi juga dapat digunakan untuk
melindungi mikroskop itu sendiri.
VV.
Menurut Listiandiani (2011), kapang merupakan
fungi yang berasal dari filum Ascomycota dan Zygomycota.
Karakter utama yang membedakan kapang dari kedua filum
tersebut adalah struktur alat reproduksi seksual atau spora
seksual. Spora seksual dari Ascomycota disebut askospora,
sedangkan spora seksual dari Zygomycota disebut zigospora.
Apabila ditemukan struktur spora seksual, maka kapang
tersebut berada pada fase teleomorf, sedangkan apabila
hanya ditemukan struktur spora aseksual maka kapang
tersebut berada pada fase anamorf. Apabila hanya terdapat
struktur hifa dan tidak ditemukan struktur spora, maka
kapang tersebut merupakan hifa steril. Kapang tersusun atas

filamen-filamen yang disebut hifa. Hifa dapat dibedakan
dengan ada atau tidaknya septum atau sekat. Hifa yang
bersekat merupakan karakteristik dari fungi tingkat tinggi
(higher fungi) yaitu fungi dari filum. Hifa yang memiliki sekat
disebut juga hifa septate. Sekat membagi hifa menjadi
kompartemen-kompartemen,

dan

di

dalam

setiap

kompartemen terdapat satu inti sel. Sebaliknya, hifa yang
tidak memiliki sekat dimiliki oleh fungi tingkat rendah (lower
fungi), yaitu dari filum Zygomycota. Hifa yang tidak bersekat
disebut hifa aseptate, memiliki sejumlah inti sel yang
tersebar di dalam sitoplasma sehingga disebut juga hifa
coenocytic. Hal-hal lain yang harus diamati pada hifa adalah
pigmentasi, yaitu dapat berpigmentasi hialin (tidak berwarna)
atau gelap, dan perhitungan lebar hifa. Berdasarkan morfologi,
fungi dapat berupa filamen (filamentous fungi) atau sel tunggal (unicellular
fungi). Filamentous fungi terbagi menjadi dua yaitu kapang (mold) dan
cendawan (mushroom), sedangkan fungi yang berupa sel tunggal disebut
khamir (yeast). Kapang merupakan filamentous fungi dan tersusun atas
filamen-filamen yang disebut hifa. Contoh genus kapang dari filum
Zygomycota yang umum ditemukan antara lain adalah Rhizopus. Rhizopus
merupakan kapang yang dapat menghasilkan spora seksual dan aseksual.
Spora seksual berupa zigospora terbentuk dari pertemuan dua hifa dengan
matting type yang berbeda. Spora aseksual berupa sporangiospora berada
dalam sporangium. Sporangium melekat pada sporangiofor, yaitu hifa yang
menopang sporangium. Rhizopus memiliki hifa yang tidak bersekat (aseptate)
dan memiliki struktur seperti akar yang disebut rhizoid.
WW.
Menurut Sumarsih (2003), khamir atau disebut yeast,
merupakan jamur bersel satu yang mikroskopik, tidak berflagela. Beberapa
genera membentuk filamen (pseudomiselium). Cara hidupnya sebagai saprofit
dan parasit. Hidup di dalam tanah atau debu di udara, tanah, daun-daun,
nektar bunga, permukaan buah-buahan, di tubuh serangga, dan cairan yang

mengandung gula seperti sirup, madu dan lain-lain. Khamir berbentuk bulat
(speroid), elips, batang atau silindris, seperti buah jeruk, sosis, dan lain-lain.
Bentuknya yang tetap dapat digunakan untuk identifikasi. Khamir dapat
dimasukkan ke dalam klas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Perkembang biakan sel khamir dapat terjadi secara vegetatif maupun secara
generatif (seksual). Secara vegetatif (aseksual), (a) dengan cara bertunas
(Candida

sp.,

dan

khamir

pada

umumnya),

(b)

pembelahan

sel

(Schizosaccharomyces sp.), dan (c) membentuk spora aseksual (klas
Ascomycetes). Secara generatif dengan cara konjugasi (reproduksi seksual).
Konjugasi

khamir

ada

(Schizosaccharomyces
(Zygosaccharomyces

3

macam,

octosporus),
priorianus),

dan

yaitu

(a)

konjugasi

(b)

konjugasi

konjugasi

isogami

heterogami

askospora

pada

Zygosaccharomyces sp. dan Schizosaccharomyces sp. (sel vegetatif haploid),
serta pada Saccharomyces sp., dan Saccharomycodes sp. (sel vegetatif
diploid). Menurut Ali et al., (2012), khamir merupakan mikroba
eukariot golongan ascomycetes.
XX.
Bentuk morfologi S. cerevisiae menurut teori
Kusmiati dkk., (2010), khamir ini memiliki sel berbentuk oval,
berbau roti dan koloninya agak berlendir. Pertumbuhannya
membutuhkan

oksigen,

sangat

kecil

dipengaruhi

oleh

perubahan pH, suhu optimum untuk tumbuh antara 22-300C
dan toleran hingga 370C. Dilaporkan bahwa S. cerevisiae
dapat tumbuh baik dalam media mengandung glukosa
dengan konsentrasi 50-100mM .
YY.
Dalam teori Sumarsih (2003), bakteri merupakan mikrobia
prokariotik uniselular, termasuk klas Schizomycetes, berkembang biak secara
aseksual dengan pembelahan sel. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup
bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Habitatnya tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km
diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk dasar
bulat, batang, dan lengkung. Bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur

dan syarat pertumbuhan tertentu. Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu
perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan
yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat mengalami
pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun
ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri
berukuran 0,5-10 μ. Beberapa sel bakteri Pseudomonas diameternya hanya
berukuran 0,4-0,7μ dan panjangnya 2-3μ. Sel ini tidak mempunyai organela
seperti mitokondria, khloroplas dan aparat golgi. Bakteri ini termasuk tipe sel
prokariotik. Sel bakteri Pseudomonas mempunyai bentuk dasar batang dan
termasuk bakteri gram negatif aerobik (grup 7).
ZZ.
Bakteri berkembang biak melalui pembelahan biner
(aseksual) dimana dari satu sel membelah menjadi dua sel yang identik.
Beberapa bakteri membentuk struktur reproduktif yang lebih kompleks yang
memfasilitasi penguraian dua sel yang baru terbentuk. Pertumbuhan bakteri
yang terkrontol akan melewati tiga fase yang berbeda. Kultur bakteri biasanya
dimulai dengan inokulasi satu koloni bakteri ke dalam media cair. Segera
setelah itu pertumbuhan bakteri masuk ke dalam fase pertama, yaitu lag
phase. Fase kedua adalah log phase (fase logaritmik), dikenal juga dengan
fase eksponensial, yang ditandai dengan petumbuhan yang sangat cepat
secara eksponensial. Selama log phase, nutrisi dicerna pada kecepatan
maksimal sampai semuanya habis. Lalu, masuklah koloni tersebut ke dalam
fase ketiga, fase stasioner. Fase ini ditandai dengan habisnya nutrisi yang
tersedia (W.U Prasetyo, 2009).
AAA.
Perbedaan bakteri dan khamir menurut teori
Hurst et al., (1996), bakteri termasuk kelompok terbesar
mikroorganisme.
menganggap

Kebanyakan

mereka

hanya

masyarakat
sebagai

kuman

sering
yang

membahayakan mereka. Namun sebenarnya, hanya sejumlah
kecil

dari

jenis

bakteri

patogen

(dapat

menyebabkan

penyakit). Sebagian besar tidak berbahaya dan banyak yang
membantu. Sedangkan yeast merupakan mikroorganisme

bersel tunggal. Mereka adalah anggota dari keluarga jamur.
Yeast

berkembang

pada

berbagai

jenis

makanan.

Tapi

kebanyakan ragi dapat hanya hidup pada gula dan pati. Maka
dari itu, mereka menghasilkan gas karbondioksida dan
alkohol. Mereka telah berguna bagi manusia selama berabadabad dalam produksi makanan dan minuman tertentu.
Mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan adonan
roti dan fermentasi anggur, wiski, brendi dan bir. Mereka juga
berperan dalam produksi cuka.
BBB.
Sedangkan perbedaan
menurut teori Sumarsih (2003),
prokariotik

uniselular,

bakteri

dan

khamir

bakteri merupakan mikrobia

termasuk

klas

Schizomycetes,

berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel.
Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat
fotosintetik.
golongan

Berbeda

jamur

dengan

bersel

khamir,

satu

yang

merupakan

jasad

berflagela.

Jamur

genera

membentuk

filament

khamir

termasuk

mikroskopik,
eukariot.

tidak

Beberapa

(pseudomiselium).

Perkembangbiakan sel khamir dapat terjadi secara vegetatif
maupun secara generatif (seksual). Selain itu berdasarkan
pertumbuhannya sel khamir dapat memproduksi beberapa
spora. Sebaliknya satu sel bakteri dapat memproduksi satu
spora atau pada umumnya bakteri dapat memperbanyak diri
dengan pembelahan biner, yaitu dari satu sel membelah
menjadi 2 sel baru, maka pertumbuhan dapat diukur dari
bertambahnya jumlah sel.
CCC.
Batas praktis perbesaran yang dapat dicapai oleh mikroskop
medan terang terbaik ialah kurang lebih 1000 x. Faktor yang mempengaruhi
pengamatan secara mikroskopis adalah resolusi atau tajamnya bayangan yang
terlihat pada perbesaran maksimum akan bergantung terutama pada
pengaturan diafragma, kondensor, minyak imersi dan factor-faktor lain.

Penyetelan yang sembrono akan menyebabkan penyimpangan bayangan yang
terbentuk. Obyektif celup minyak memberikan perbesaran tertingi. Ujung
lensa ini sangat kecil dan hanya sedikit saja cahaya yang dapat memasukinya.
Inilah mengapa diafragma iris kondensor harus digunakan dalam keadaan
terbuka penuh dan penghematan cahaya dilakukan dengan bantuan minyak
celup yang mempunyai indeks bias sama seperti kaca. Minyak imersi
memenuhi ruangan antara obyek dan lensa obyektif sehingga menghindarkan
hilangnya cahaya. Bila lensa difokuskan pada suatu benda maka daua titik
terpisah pada benda tersebut sesungguhnya membentuk dua bayangan tetapi
dapat tampak sebagai satu titik saja akibat difraksi (difraksi terjadi karena
lensa mempunyai tingkap atau aperture yang terbatas). Resolusi suatu lensa
ialah kemampuan lensa memisahkan kedua bayangan tersebut diatas sebagai
satuan-satuan terpisah. Kondensor adalah system lensa pengumpulan cahaya
di bawah pentas yang memusatkan cahaya yang tersedia pada spesimen.
Manipulasi kondensor dan difragma iris sebagaimana mestinya penting untuk
memperoleh kontras, kedalaman medan, dan daya pisah optimum karena
kondensor dirancang sedemikian sehingga berfunsi memusatkan semua
berkas cahaya pada specimen, maka harus dijaga agar kondensor selalu
terletak pada posisi tertinggi. Diturunkannya letak kondensor mengurangi
tingkap numeris efektif dengan akibat berkurangnya daya pisah obyektif
celup minyak (Hadioetomo, 1993).
DDD.
EEE. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
FFF. Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Berdasarkan pengamatan, bentuk

morfologi

kapang

Rhizopus

oligosporus terlihat jelas terdapat hifa dan sporanya,
bentuk morfologi khamir Saccharomyces cerevisiae terdapat sel
khamir yang berbentuk bulat telur, dan bentuk morfologi
bakteri Pseudomonas adalah terlihat sel bakteri berbentuk
coccus dan sel bakteri berbentuk basil.

b. Berdasarkan teori, Rhizopus memiliki hifa yang tidak bersekat
(aseptate) dan memiliki struktur seperti akar yang disebut rhizoid.
c. Bentuk morfologi S. Cerevisiae berdasarkan teori, khamir
ini secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat
lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya
serta pada penampilan makroskopik mempunyai koloni berbentuk
bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan
memiliki sel bulat dengan askospora 1-8 buah.
d. Berdasarkan teori, bakteri Pseudomonas diameternya hanya berukuran
0,4-0,7μ dan panjangnya 2-3μ, selnya tidak mempunyai organela seperti
mitokondria, khloroplas dan aparat golgi, mempunyai bentuk dasar
batang dan termasuk bakteri gram negatif aerobik (grup 7).
2. Saran
GGG. Saran yang dapat disampaikan untuk hasil praktikum Acara
I Pengamatan Mikroskopis adalah kapang yang digunakan seharusnya
lebih tipis lagi agar terlihat lebih jelas, sehingga tidak hanya hifa saja yang
dapat terlihat melainkan spora dan sporingiofor juga bisa dilihat dari setiap
kapang kelompok 1,2, dan 3.
HHH.
III.
JJJ.
KKK.
LLL.

MMM.
OOO.
PPP.

QQQ.

RRR.

SSS.
TTT.

UUU.

VVV.

WWW.

XXX.

YYY.

DAFTAR PUSTAKA
NNN.

Ahmad, Riza Zainuddin. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces
cerevisiae untuk Ternak. Jurnal Wartazoa Vol. 15, No. 1, Hal. 49-51.
Ajao, Moyosore Salihu., Olatunbosun Olaleye and Amadi
Ogonda Ihunwo. 2010. Melatonin Potentiates Cells
Proliferation in the Dentate Gyrus Following Ischemic
Brain Injury in Adult Rats. Journal of Animal and
Veterinary Advances Vol. 9, No. 11, Hal. 1633-1638.
Ali, Akbar., Aamir Shehzad., Moazzam Rafiq Khan.,
Muhammad Asim Shabbir dan Muhammad Rizwan
Amjid. 2012. Yeast, Its Types and Role In Fermentation
During Bread Making Process-A Review. Pakistan Journal
of Food Sciences Vol. 22, No. 3, Hal. 171-179.
Dwinaningsih, Erna Ayu. 2010. Karakteristik Kimia dan Sensori
Tempe dengan Variasi Bahan Baku Kedelai/Beras dan Penambahan
Angkak serta Variasi Lama Fermentasi. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam
Praktek. PT Gramedia. Jakarta.
Haw, Boon Ping., Ismail Asma., Ong Eugene and Sreenivasan
Sasidharan. 2013. Phenotyping Identification of Candida albicans for
the Production of In House Helicase for Nucleic Acid-Based
Detections for Fast Diagnosis. Journal of Pharmaceutical, Biological
and Chemical Sciences Vol. 4, No. 2, Hal. 576-583.
Hurst, William C., James A. Christian and George A.
Schuler. 1996. What are Bacteria, Yeasts and Molds?.
Issued in furtherance of Cooperative Extension work (16).
Kusmiati. Ahmad Thontowi dan Sukma Nuswantara.
2010. Efek Sumber Karbon terhadap Produksi a-Glukan
oleh Saccharomyces cerevisiae pada Fermentor Air Lift.
Jurnal Natur Indonesia Vol. 13, No. 2, Hal. 138-146.
Listiandiani, Kirana. 2011. Identifikasi Kapang Endofit ES1, ES2,
ES3, Dan ES4 dari Broussonetia Papyrifera Vent. dan Pengujian
Aktivitas Antimikroba. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Departemen Biologi Hal. 1-80.
Mariyana, Ana. 2012. Pengaruh Penguasaan Penggunaan Mikroskop
terhadap Nilai Praktikum IPA Materi Pokok Organisasi Kehidupan
pada Siswa Kelas VII di MTS Negeri Ketanggungan Brebes Tahun
Pelajaran 2011-2012. Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
Semarang.
Mailoa, Meigy Nelce., Meta Mahendradatta., Amran Laga and Natsir
Djide. 2014. Effectiveness of Tannins Extract From Leaf Guava
(Psidium Guajava L) On The Growth and Damage Of Cell

ZZZ.

AAAA.
BBBB.
CCCC.
DDDD.
EEEE.
FFFF.
GGGG.

Morphology Escherichia coli. International Journal of Advanced
Research Vol. 2, No.1, Hal. 908-914.
W.U Prasetya, Tommie. 2009. Pola Resistensi Bakteri dalam Darah
Terhadap Kloramfenikol, Trimethoprim/Sulfametoksazol, dan
Tetrasiklin di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (LKM FKUI) pada Tahun 2001-2006. Skripsi
Fakultas Kedokteran Hal. 1-21.
Sumarsih, Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPN
”Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.

HHHH.

LAMPIRAN GAMBAR

IIII.
1.

Pengamatan pada kapang (Rhizopus oligosporus)
JJJJ.
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3

KKKK.

2.

LLLL.
Perbesaran 10x10
Perbesaran 100x10
40x10
MMMM.
Pengamatan pada khamir (Saccharomyces cerevisiae)
NNNN.
Kelompok 4
Kelompok 5
6

Perbesaran

Kelompok

OOOO.

PPPP.
100x10

Perbesaran 100x10

Perbesaran 100x10

QQQQ.

3.

Pengamatan pada bakteri (Pseudomonas)

Perbesaran

RRRR.
Kelompok 9

Kelompok 7

Kelompok 8

SSSS.

TTTT.
Perbesaran 100x10
Perbesaran 100x10

Perbesaran 100x10

UUUU.
VVVV.
WWWW.
XXXX.
YYYY.
ACARA II
ZZZZ.PREDOMINASI MIKROBA DALAM BAHAN PANGAN
AAAAA.
A. TUJUAN
BBBBB.

Tujuan praktikum Acara II Predominasi Mikroba Dalam

Bahan Pangan adalah untuk mempelajari pengaruh jenis bahan pangan
terhadap jenis mikroba yang tumbuh spontan padanya.
CCCCC.
B. TINJAUAN PUSTAKA
DDDDD. Bahan makanan merupakan sumber gizi bagi manusia
tetapi juga merupakan salah satu sumber makanan bagi mikroorganisme.
Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menguntungkan
maupun merugikan, seperti menyebabkan perubahan yang menguntungkan,
perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya.
Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat

mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga
bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi
pada pembusukan dan kerusakan bahan pangan (Siagian, 2002).
EEEEE.
Susu adalah makanan bergizi bagi manusia. Susu juga
berfungsi sebagai media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti
Staphylococcus dan Coliform. Bakteri kontaminasi susu mentah dapat berasal
dari berbagai sumber, termasuk susu mentah kualitas rendah, pendinginan yang
tidak tepat dan sistem kemasan yang tidak memadai. Susu mentah akan
mengalami pembusukan dalam beberapa hari jika disimpan pada suhu udara
bebas tepatnya memiliki umur simpan sekitar tujuh hari. Beberapa mikroba
seperti gram negatif Psychrotrophs, Coliforms dan patogen lainnya bakteri
seperti Escherichia Coli, Staphylococcus aureus mungkin juga ditemukan
dalam susu (Salman, 2013).
FFFFF.
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang mudah
rusak, terutama ikan segar. Ciri-ciri ikan segar antara lain mata jernih, kornea
bening, pupil hitam, mata cembung, dan insang merah segar. Jika kualitasnya
menurun, insang berwarna keabuan, berlendir dan berbau, sisik melekat kuat,
mengkilap dan tertutup lendir jernih, aroma berbau khas ikan. Jika ikan tidak
segar lagi, berbau busuk dan biasanya akan mengapung jika diletakkan dalam
air. Proses pembusukan ikan oleh bakteri dan fungi dapat dihambat dengan
penyimpanan ikan pada suhu 0oC atau lebih rendah lagi. Penyimpanan pada
suhu beku dapat menghancurkan mikroba-mikroba pembusuk. Pada suhu
dingin dan beku terjadi kenaikan konsentrasi padatan intraseluler sehingga
mengakibatkan perubahan sifat fisik dan kimia sel-sel bakteri dan fungi
penyebab busuk (Siburian, 2012).
GGGGG.

Jahe dikenal sebagai rempah-rempah dan juga mengandung

senyawa antibakteri. Ekstrak jahe 10 mg/kg mampu berfungsi sebagai
antibakteri yang dapat membunuh Pseudomonas aeroginosa, Salmonella
tyhimurium, Escherichia coli dan Candida albicans. Antibakteri pada bahan
alami digunakan untuk mengontrol pembusukan dan mencegah tumbuhya
mikroorganisme seperti mikroorganisme patogen (Susanto, 2011).

HHHHH.

Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah

ditetapkan Indonesia sebagai sebagai komoditas khusus. Gula adalah suatu
karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan
utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa
padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi
dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan
digunakan oleh sel (Hairani, 2014).
IIIII.
Tomat merupakan salah satu buah tropis yang khas dan
banyak dijumpai di Indonesia. Zat-zat yang terkandung dalam tomat adalah
vitamin C, provitamin A, dan mineral. Dalam kulit tomat kaya akan likopen
yang sangat potensial sebagai sumber antioksidan. Salah satu olahan buah
tomat adalah sari buah tomat yang kaya akan vitamin C. Tetapi vitamin C
mudah rusak jika terkena sinar matahari. Banyaknya mikroba pada buah tomat
juga mempengaruhi keawetan sari buah tomat. Oleh sebab itu diperlukan
penurunan jumlah mikroba tanpa mengurangi kandungan gizi yang ada
didalamnya (Suharyono, 2010).
JJJJJ.
KKKKK.
C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Bunsen
b. Erlenmeyer 500 ml
c. Gelas benda dan penutup
d. Karet
e. Kertas payung
f. Mikroskop
g. Petridish steril
h. Pipet 1 ml steril
i. Plastik steril
j. Propipet
k. Tabung reaksi
l. Vortex
m. Cottonbud
n. Jarung ose
o. Inkubator

p. Neraca analitik
q. Pisau
2. Bahan
a. Gula
b. Ikan
c. Jahe
d. Larutan fisiologis steril
e. Medium PCA (Plate Count Agar)
f. Roti
g. Susu
h. Tomat
i. Alkohol
LLLLL.
MMMMM.
3. Cara Kerja
a. Ikan

NNNNN.

OOOOO.
PPPPP.
QQQQQ.
RRRRR.
SSSSS.
b. Susu

TTTTT.
UUUUU.
VVVVV.
WWWWW.
XXXXX.
YYYYY.
ZZZZZ.

AAAAAA.
c. Roti

BBBBBB.
CCCCCC.
DDDDDD.
EEEEEE.
FFFFFF.

GGGGGG.
HHHHHH.
d. Gula

IIIIII.

JJJJJJ.
KKKKKK.
LLLLLL.
MMMMMM.
NNNNNN.
OOOOOO.
e. Tomat

PPPPPP.

QQQQQQ.
RRRRRR.
SSSSSS.
TTTTTT.
UUUUUU.
VVVVVV.
f. Jahe

WWWWWW.

XXXXXX.
YYYYYY.
ZZZZZZ.
AAAAAAA.
BBBBBBB.
CCCCCCC.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
DDDDDDD.
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Predominasi Mikroba dalam
Bahan Pangan
HHHHHHH.
Gambar Pengamatan IIIIIII.M
EEEEEEE.
FFFFFFF.GGGGGGG.
ikro
MMMMMMM. Shi NNNNNNN. Shift
No Sampel
Kel
ba
ft A
B
SSSSSSS.
UUUUUUU.
PPPPPPP.
QQQQQQQ.
RRRRRRR.
1
Ikan
1&7

WWWWWWW.
Bakteri

TTTTTTT. Perbesara VVVVVVV. Perbes
aran 10x10
n 10x10
CCCCCCCC.
AAAAAAAA.

XXXXXXX.
YYYYYYY.
ZZZZZZZ.
2
Susu
2&8

EEEEEEEE.
Bakteri

BBBBBBBB. Perbes DDDDDDDD.Perb
aran 10x100
esaran 10x10
KKKKKKKK.
IIIIIIII.

FFFFFFFF.
GGGGGGGG.
HHHHHHHH.
3
Roti
3
JJJJJJJJ. Perbesaran
10x100
NNNNNNNN.
OOOOOOOO.
PPPPPPPP.
QQQQQQQQ.
4
Gula
4

MMMMMMMM.
Khamir
LLLLLLLL. Perbes
aran 10x10
SSSSSSSS.
UUUUUUUU.
Khamir

TTTTTTTT. Perbes

RRRRRRRR. Perbes
aran 10x100
YYYYYYYY.

aran 10x10

AAAAAAAAA.

VVVVVVVV.
WWWWWWWW.
XXXXXXXX.
5
Tomat
5

CCCCCCCCC.
Bakteri

ZZZZZZZZ. Perbesa BBBBBBBBB. Per
besaran 10000
ran 10x10
GGGGGGGGG.
IIIIIIIII.
DDDDDDDDD.
EEEEEEEEE.
FFFFFFFFF.
6
Jahe
6&9

KKKKKKKKK.
Kapang

HHHHHHHHH. Per JJJJJJJJJ. Perbesara
n 10x10
besaran 10x10
Sumber: Laporan Sementara

LLLLLLLLL.
MMMMMMMMM.
NNNNNNNNN.

Pada praktikum Predominasi dalam Bahan Pangan,

bahan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh jenis bahan pangan
terhadap jenis mikroba yang tumbuh spontan pada bahan adalah ikan, susu,
roti, gula, tomat, dan jahe. Mikroba yang tumbuh pada setiap bahan pangan
berbeda dikarenakan bahan yang digunakan mempunyai kandungan gizi dan
karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, pertumbuhan
mikroba tersebut bersifat spontan (Siagian, 2002). Semua sampel dipreparasi
lalu diinokulasikan secara aseptik ke dalam petridish dengan media PCA (Plate
Count Agar). Semua sampel diinkubasi pada suhu kamar selama 2,5 hari lalu
diamati bentuk koloni (bakteri, khamir, atau kapang) pada masing-masing
petridish menggunakan mikroskop. Dari pengamatan tersebut dapat diketahui
jenis mikroba yang secara predominan tumbuh pada masing-masing bahan
pangan tersebut.

OOOOOOOOO.

Dari keenam macam bahan tersebut, roti, tomat, dan

gula mendapat perlakuan sama yaitu dihaluskan terlebih dahulu yang
diwadahkan pada plastik steril, kemudian diambil 1 gram dan ditambahkan ke
dalam 9 ml larutan fisiologis steril. Untuk sampel ikan yaitu menggunakan
cotton bud dengan mengoleskan ke permukan ikan seluas 2 x 2 cm dan hasil
olesan dicelup dan diperas-peras ke dalam 10 ml larutan fisiologis steril. Untuk
sampel susu yaitu 1 ml susu diambil dengan pipet ditambahkan ke dalam 9 ml
larutan fisiologis steril. Dan sampel terakhir yaitu jahe dengan mengiris secara
steril dan menimbang sebanyak 1 gram, lalu ditambahkan ke dalam 9 ml
larutan fisiologis steril. Apabila sampel sudah ditambahkan kedalam larutan
fisiologis steril, dilakukan penghomogenan menggunakan vortex agar semua
bagian merata ke dalam larutan. Setelah didapatkan larutan sampel, dilakukan
inokulasi ke dalam petridish yang sudah terdapat media agar PCA dengan cara
menyuspensikan 1 ml larutan sampel ke dalam petridish. Dalam hal ini harus
dilakukan secara aseptis agar tidak terjadi pencemaran lebih lanjut pada sampel
dari lingkungan sekitar. Alat-alat yang digunakan juga harus steril.
PPPPPPPPP.

Pengambilan mikrobia dengan cara mengusap

permukaan produk (swabbing), pencucian (rinsing), dan penghancuran
(blending) adalah tiga prosedur yang umum dipergunakan dalam praktikum
kali ini. Hal yang harus pertama dilakukan adalah preparasi sampel yang
dilakukan harus steril dan dilakukan sesuai dengan karakteristik bahan,
preparasi antar bahan dilakukan berbeda-beda karena sifat antar bahan juga
tidak sama. Pada sampel gula, tomat, dan roti dilakukan penghalusan terlebih
dahulu kemudian di larutkan kedalam larutan fisiologis steril. Untuk sampel
susu tidak menggunakan cara penghalusan karena susu itu sendiri sudah
berbentuk cair. Hal ini sesuai dengan teori Buckle (1985) mikroba dapat
tersuspensi secara bebas dalam hampir semua larutan, sehingga tidak perlu ada
perlakuan lain kecuali pencampuran yang merata sebelum dilakukan
pengamatan mikroba.
QQQQQQQQQ.

Dalam hal ini dilakukan pemvortexan agar semua

bagian dari mikroba tersuspensikan secara bebas dan rata ke dalam semua

bagian larutan fisiologis, sehingga mikroba tidak mengumpul hanya di bagian
atas saja atau yang lain. Pada saat larutan sudah diinokulasikan ke dalam
petridish dilakukan penginkubasian untuk memelihara dan menumbuhkan
kultur mikroba selama periode inkubari yaitu selama 2,5 hari, penginkubasian
dilakukan dalam suhu ruang dengan dibungkus kertas payung agar cahaya
tidak dapat masuk karena terdapat beberapa mikroba tidak tahan terhadap
cahaya. Umumnya cahaya memiliki daya merusak kepada sel-sel mikroba yang
tidak mengandung klorofil (Susilawati, 2006).
RRRRRRRRR.
Pada praktikum sampel susu, predominasi mikroba
adalah bakteri. Hal ini sudah sesuai dengan teori Suwito (2010) yaitu susu akan
cepat rusak pada penyimpanan suhu ruang lebih dari 5 jam sehingga memicu
tumbuhnya 2 jenis bakteri yaitu bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus,
Salmonella sp., dan Escherichia coli (E coli), dan bakteri perusak seperti
Micrococcus sp., Pseudomonas sp., dan Bacillussp. Pada sampel gula
mengandung khamir, menurut Ariyanto (2013) gula-gula merupakan produk
pangan yang berasa manis. Secara umum gula-gula mempunyai aktivitas air
rendah (0,84 atau lebih rendah) dan beberapa gula-gula mempunyai pH rendah.
Khamir jenis Sacharomyces cereviceae ada pada gula dan biasanya dikenal
dengan yeast S. cereviceae. Khamir dapat berkembang biak pada gula-gula
sederhana seperti glukosa, maupun pada gula kompleks seperti sukrosa
(Ahmad, 2005). Menurut Tandrianto (2014) gula merupakan makanan untuk
yeast jenis S. cereviceae. Pada sampel tomat mengandung bakteri, menurut
Panjaitan (2014) bakteri yang ada di dalam sayuran biasanya berasal dari
lingkungan sekitar dan bahan kimia yang dikenakan pada sayur atau buah.
Bakteri yang ada pada tomat adalah Xanthomonas campestris atau yang sering
disebut X. campestris yaitu bakteri yang menyebabkan bercak pada buah tomat
yang sangat merugikan karena menyerang tanaman tomat mulai dari fase bibit
sampai dewasa. Selain itu penggunaan pestisida juga dapat menyebabkan
matinya musuh alami dan menimbulkan resistensi patogen pada tomat.
SSSSSSSSS.
Pada sampel roti mengandung khamir, menurut
Tandrianto (2014) pembuatan roti memanfaatkan ragi atau yeast Sacharomyces
cereviceae. Pada kondisi air yang cukup dan adanya makanan bagi ragi atau

yeast khususnya gula, maka yeast akan tumbuh dengan mengubah gula
menjadi gas karbondioksida dan senyawa beraroma. Gas karbondioksida yang
terbentuk kemudian akan ditahan oleh adonan sehingga adonan lebih
mengembang. Pada sampel ikan mengandung bakteri, hal ini sama dengan teori
Susanto (2011) yang menyebutkan bahwa ikan dapat terkontaminasi oleh
bakteri pada saat masih hidup ataupun pada saat sudah mati. Bakteri yang
sering ada pada ikan yaitu Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, dan
Coliform. Menurut Siburian (2012), proses pembusukan yang disebabkan oleh
bakteri pada ikan bisa dihambat dengan penyimpanan pada suhu 0o atau lebih
rendah lagi karena pada suhu tersebut beberapa bakteri tidak bisa bertahan dan
akhirnya mati. Sampel terakhir yaitu jahe yang mengandung kapang, hal ini
tidak sesuai dengan teori Susanto (2011), jahe seharusnya tidak mengandung
bakteri, kapang, atau mikroorganisme yang lain karena di dalam jahe terdapat
senyawa anti mikroba yaitu gingerone dan gingerol yang merupakan senyawa
dominan yang memiliki peran penghambatan aktivitas mikroorganisme, tetapi
jahe dapat ditumbuhi oleh kapang karena dukungan keadaan disekitar jahe.
Penyimpangan yang terjadi pada hasil pengamatan ini dikarenakan kurang
sterilnya pisau untuk mengiris jahe, perlakuan teknik aseptis yang kurang tepat
oleh praktikan dan kontaminasi dari udara dan praktikan.
TTTTTTTTT.
Pertumbuhan mikroba dalam

bahan

pangan

dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan setiap mikroba membutuhkan kondisi
pertumbuhan yang berbeda. Untuk itu jenis dan jumlah mikroba yang dapat
tumbuh kemudian menjadi dominan pada setiap pangan juga berbeda,
tergantung dari jenis bahan pangan tersebut. Pada kondisi yang optimum,
bakteri akan tumbuh lebih cepat daripada kapang dan khamir, itu disebabkan
bakteri mempunyai struktur sel yang lebih sederhana, sehingga pada
kebanyakan bakteri hanya membutuhkan 20 menit untuk membelah. Struktur
kapang dan khamir lebih kompleks daripada bakteri dan membutuhkan waktu
lebih lama untuk membentuk sel baru (Buckle, 1985). Menurut Saparinto
(2006), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba secara umum ada
dua yaitu karakteristik bahan tersebut meliputi aktivitas air (Aw), nilai pH,

kandungan gizi, senyawa antimikrobia, dan faktor yang kedua yaitu air
lingkungan sekitar meliputi suhu, kelembaban, dan oksigen.

Dari hasil

percobaan yang diuji, jumlah mikroorganisme paling banyak yaitu bakteri pada
ikan, susu, dan tomat. Yang kedua adalah khamir pada roti dan gula, dan yang
terakhir adalah kapang pada jahe.
UUUUUUUUU.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
VVVVVVVVV.

Berdasarkan

praktikum

Acara

II

“Predominasi Mikroba dalam Bahan Pangan” dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Pada pengujian sampel ikan, susu, dan tomat diketahui bahwa
predominasi mikroba yang tumbuh adalah bakteri.
b. Pada pengujian sampel roti dan gula predominasi mikroba yang
tumbuh adalah khamir.
c. Pada pengujian sampel jahe predominasi mikroba yang tumbuh adalah
kapang.
2. Saran
WWWWWWWWW. Untuk preparasi sampel dilakukan lebih
steril dan menggunakan masker, sarung tangan, dan topi atau hairnet agar
tidak terkontaminasi dengan mikroba yang ada di praktikan.
XXXXXXXXX.

YYYYYYYYY. DAFTAR PUSTAKA
ZZZZZZZZZ.
AAAAAAAAAA.
Ahmad, Riza Zainuddin. 2005. Pemanfaatan Khamir
Saccharomices cereviceae Untuk Ternak. Wartazoa Vol. 15 No. 1.
BBBBBBBBBB.
Ariyanto, Hermawan Dwi., Furqon Hidayatullah., dan Joko
Murwono. 2013. Pengaruh Pertambahan Gula terhadap Produktivitas
Alkohol dalam Pembuatan Wine Berbahan Apel Buang dengan
Menggunakan NOPKOR MZ.11. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri
Vol. 2 No. 4 (226-232).
CCCCCCCCCC.
Buckle. K. L., R. A. Edwards., G. H. Fleet., M. Wooton.
1985. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
DDDDDDDDDD.
Hairani, Ratri Indah., Joni Tirto Mulyo., dan Jani Januar.
2014. Analisis Trend Produksi dan Impor Gula Serta Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Impor Gula Indonesia. Berkalah Ilmiah Pertanian, Vol. 1
No. 4 (77-85).
EEEEEEEEEE.
Panjaitan, Delviana., I Ketut Suada., dan Made Sritamin.
2014. Uji Keefektivan Ekstrak Biji Tanaman Untuk Menghambat
Pertumbuhan Bakteri Bercak Daun pada Tanaman Tomat. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika Vol.3 No. 2 ISSN: 2301-6515.
FFFFFFFFFF. Salman, Adil., dan Eltaf Hagar. 2013. Some Bacterial and Physics
Quality of Pasteurized Milk and Khartoum. Journal of Applied and
Industrial Science Vol. 1 No. 2 (30-37).
GGGGGGGGGG.
Saparinto, Cahyo., Diana Hidayati. 2006. Mikrobiologi
Pangan. Yogyakarta: Kanisius.
HHHHHHHHHH.
Siagian Albiner. 2002 Mikroba Patogen pada Makanan dan
Sumber Pencemarannya. USU digital library. Sumatera Utara.
IIIIIIIIII.
Siburian, Elfrida Theresia., Pramesti Dewi., dan Nana Kariada.
2012. Pengaruh Suhu dan Waktu Penyimpanan terhadap Pertumbuhan
Bakteri dan Fungi Ikan Bandeng. Unnes Journal of Life Science Vol. 1
No. 2 ISSN: 2252-6277.
JJJJJJJJJJ.
Sopandi, Tatang dan Wardah. 2014. Mikrobiologi Pangan (Teori
dan Praktek). Yogyakarta: Andi.
KKKKKKKKKK.
Suharyono., dan Kurniadi. 2010. Efek Sinar Ultraviolet dan
Lama Simpan terhadap Karakteristik Sari Buah Tomat. Agritech Vol. 30
No. 1.
LLLLLLLLLL.
Susanto, Eko., dkk. 2011. Pemanfaatan Bahan Alami
Untuk Memperpanjang Umur Simpan Ikan Kembung. Jurnal Perikanan
Vol. 8 No. 2 (60-69) ISSN: 0853-6384.

MMMMMMMMMM.
Susilawati, Iin., Mansyur., dan Lizah Khairani.
2006. Pengaruh Inokulasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Hijauan
Legum. Jurnal Ilmu Ternak Vol. 6 No. 1 (12-15).
NNNNNNNNNN.
Susilowati, Ari., dan Shanti Listyawati. 2001.
Keaneragaman Jenis Mikroorganisme Sumber Kontaminasi Kultur In
Vitro di Sub-Lab Biologi Laboraturium MIPA pusat UNS. Biodiversitas
Vol. 2 No. 1 (110-114) ISSN: 1412-033X.
OOOOOOOOOO.
Suwito, Widodo. 2010. Bakteri yang Sering Mencemari
Susu Deteksi, Patogenesis, Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya.
Jurnal Litbang Pertanian Vol. 29 (3).
PPPPPPPPPP. Tandrianto, Jeffry., Doniarta Kurniawan Mintoko., Setiyo
Gunawan. 2014. Pengaruh Fermentasi Pada Pembuatan Mocaf Dengan
Menggunakan lactobacillus plantarum Terhadap Kandungan Protein.
Jurnal Teknik Pomits Vol. 3 No. 2 ISSN: 2337-3539.
QQQQQQQQQQ.

RRRRRRRRRR.

LAMPIRAN

SSSSSSSSSS.
TTTTTTTTTT.
UUUUUUUUUU.
VVVVVVVVVV.
WWWWWWWWWW.
XXXXXXXXXX.
YYYYYYYYYY.
ZZZZZZZZZZ.
AAAAAAAAAAA. Gambar 2.1 Sampel Gula

Gambar 2.2

Sampel Susu
BBBBBBBBBBB.
CCCCCCCCCCC.
DDDDDDDDDDD.
EEEEEEEEEEE.
FFFFFFFFFFF.
GGGGGGGGGGG.
HHHHHHHHHHH.
IIIIIIIIIII.
JJJJJJJJJJJ.
KKKKKKKKKKK. Gambar 2.3 Sampel Roti
Sampel Jahe
LLLLLLLLLLL.
MMMMMMMMMMM.
NNNNNNNNNNN.
OOOOOOOOOOO.
PPPPPPPPPPP.
QQQQQQQQQQQ.
RRRRRRRRRRR.
SSSSSSSSSSS.
TTTTTTTTTTT.

Gambar

2.4

UUUUUUUUUUU. Gambar 2.5 Sampel Tomat

Gambar 2.6

Sampel Ikan
VVVVVVVVVVV.
WWWWWWWWWWW.
ACARA III
XXXXXXXXXXX. KERUSAKAN BAHAN PANGAN OLEH MIKROBIA
YYYYYYYYYYY.
A. TUJUAN PRAKTIKUM
ZZZZZZZZZZZ.

Tujuan dari acara III Kerusakan Bahan Pangan Oleh

Mikrobia yaitu untuk mempelajari tipe-tipe kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas
mikroba.

AAAAAAAAAAAA.

B. TINJAUAN PUSTAKA
BBBBBBBBBBBB. Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia
disamping kebutuhan primer lainnya. Berbagai komponen nutrisi dan gizi
terkandung dalam makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral
dan zat-zat kimia lainnya dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,
mengatur proses di dalam tubuh, perkembangan biakan dan menghasilkan energi
untuk kepentingan berbagai kegiatan (1,2). Di samping itu, makanan juga merupakan
substrat yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Bila
mikroba mengadakan kontak dengan makanan maka akan memungkinkan mikroba
tumbuh dan berkembangbiak. Populasi mikroba yang terdapat dalam makanan
beragam jenis dan jumlahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh selektif
terhadap jumlah dan jenis mikroba awal yang ada pada makanan. Sumber-sumber
mikroflora dapat berasal dari tanah, air permukaan, kotoran hewan atau manusia
dan sumber lainnya. Pada makanan olahan, jumlah dan jenis bakteri yang dominan
dipengaruhi oleh proses pengolahan atau pengawetan yang diterapkan pada
makanan tersebut (Harsojo, 2011).
CCCCCCCCCCCC. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne
disease) merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai.
Di seluruh dunia terdapat jutaan orang, khususnya bayi dan anak-anak, yang
menderita dan meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit yang ditularkan
melalui makanan tersebut. Setiap tahun, terdapat sekitar 1500 juta kejadian

diare pada balita dan diperkirakan 70% kasus penyakit diare terjadi