PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI GAPOKTAN DA

PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM
MEWUJUDKAN KELOMPOK TANI YANG KUAT DAN MANDIRI 1)2)
Oleh: Yunias Jackson Benu3)

ABSTRAK
Penelitian dengan judul Peran Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam Mewujudkan
Kelompok Tani Yang Kuat dan Mandiri, dilakukan di BPP Banguntapan kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dari bulan Oktober - Desember 2011. Penelitian ini
bertujuan
untuk mengetahui tentang
pertemuan rutin anggota/pengurus
yang
dilaksanakan gapoktan, rencana kegiatan yang disusun bersama, pelaksanaan rencana
kegiatan, evaluasi kegiatan, adanya norma-norrma tertulis yang ditaati bersama,
adminstrasi gapoktan, fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir, sebagai
sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota, kerjasama
gapoktan dengan pihak lain, pemupukan modal dari iuran anggota atau penyisihan dari
hasil usaha gapoktan. Metode penelitiannya adalah survei eksplanatori dan alat kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertemuan rutin anggota/pengurus yang dilaksanakan
dimasukkan ke kategori tinggi, rencana kegiatan yang disusun bersama dimasukkan ke
kategori tinggi, pelaksanaan rencana kegiatan dimasukkan ke kategori sedang, evaluasi

kegiatan dimasukkan ke kategori rendah, adminstrasi gapoktan dimasukkan ke kategori
tinggi, fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir dimasukkan ke kategori rendah,
sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota
dimasukkan ke kategori tinggi, kerjasama gapoktan dengan pihak lain dan pemupukan
modal dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil usaha gapoktan dimasukkan ke
kategori sedang.
Kata Kunci: Peran, Gapoktan, Kelompok tani, kuat, mandiri

Pendahuluan
Kelompok tani mempunyai peran yang strategis dalam berbagai kegiatan
pertanian baik yang berkaitan dengan usahatani maupun kegiatan sosial ekonomi petani.
Peningkatan pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis,
peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya dengan
menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak lain yang terkait untuk
mengembangkan usaha taninya. Pengembangan kelompok tani diarahkan pada
peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya,
peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan
kelompok tani menjadi kuat dan mandiri.
Kelompok tani yang berkembang bergabung dengan kelompok tani lain dalam
satu wilayah tertentu yaitu desa untuk mengembangkan fungsinya sehingga mempunyai

kemandirian yang kuat, lebih mudah menjalin kemitraan dan dapat mengembangkan fungsi
kelompok tani. Peningkatan gabungan kelompok tani diharapkan agar gapoktan berfungsi
1 Disampaikan pada pelaksanaan seminar, tugas individu mata kuliah Seminar
2 Makalah karya Cucuk Redono (Dosen pada Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Jurluhtan Yogyakarta ),
disadur dari Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Volume 15, Nomor 1 Juli 2012
3 Mahasiswa semester VII, STPP JURLUHTAN Yogyakarta

1

sebagai unit usahatani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana
produksi, unit pemasaran dan keuangan mikro serta usaha penunjang lainnya sehingga
menjadi kuat dan mandiri.
Keberadaan gapoktan merupakan jawaban atas berbagai peluang dan hambatan
sesuai dengan. lingkungan sosial, ekonomi, dan teknis membutuhkan suatu organisasi
yang lebih besar dengan bergabungnya kelompok tani dalam satu wilayah (desa).
Pembentukan gapoktan dilakukan dalam suatu musyawarah oleh kelompok tani bahwa
mereka akan bergabung dalam gapoktan. Kontak tani mewakili kelompok tani untuk
bermusyawarah dengan kelompok tani lain dalam satu wilayah untuk pembentukan
gapoktan. Musyawarah ini juga membahas bentuk organisasi, pembentukan pengurus,
masa bakti pengurus, hak dan kewajiban anggota dan hal-hal lain yang berkaitan dengan

gapoktan.
Gapoktan yang telah ada belum pernah dilakukan evaluasi tentang peran dan
fungsi gapoktan hubungannya dengan gapoktan yang kuat dan mandiri. Permasalahan yang
ada adalah sejauhmana; 1). pertemuan rutin anggota/pengurus yang dilaksanakan gapoktan?
2). rencana kegiatan yang disusun bersama? 3). pelaksanaan rencana kegiatan? 4). evaluasi
kegiatan? 5). adanya norma-norma tertulis yang ditaati bersama? 6). adminstrasi gapoktan?
7) fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir? 8). Sebagai sumber dan pelayanan
informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota? 9). Kerjasama gapoktan dengan pihak lain?
10). Pemupukan modal dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil usaha gapoktan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang 1). Pertemuan rutin
anggota/pengurus yang dilaksanakan gapoktan, 2). Rencana kegiatan yang disusun
bersama 3). pelaksanaan rencana kegiatan, 4). evaluasi kegiatan 5). adanya norma-norrma
tertulis yang ditaati bersama, 6). adminstrasi gapoktan, 7). fasilitasi kegiatan usaha
bersama di hulu dan hilir, 8). Sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi
kelompok/anggota, 9). Kerjasama gapoktan dengan pihak lain, l0). Pemupukan nrodal
dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil usaha gapoktan.
Hipotesis dalam penelitian ini meliputi sebagai berikut l). Diduga pertemuan
rutin anggota/pengurus dilaksanakan gapoktan dengan baik, 2). Diduga gapoktan telah
memiliki rencana kegiatan yang disusun bersama, 3). Diduga gapoktan telah
melaksanakan rencana kegiatan, 4). Diduga gapoktan telah melakukan evaluasi kegiatan,

5). Diduga gapoktan telah memiliki norma-norma tertulis yang ditaati bersama, 6).
Diduga gapoktan telah memiliki adminstrasi gapoktan secara tertib, 7). Diduga gapoktan
telah memfasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir, 8). Diduga gapoktan telah
sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota, 9).
Diduga gapoktan telah melakukan kerjasama gapoktan dengan pihak lain, 10). Diduga
gapoktan telah melakukan pemupukan modal dari iuran anggota atau penyisihan dari hasil
usaha gapoktan.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang
Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani diuraikan materi pedoman penumbuhan dan
pengembangan kelompok tani dan gabungan kelompok tani. Pedoman tersebut sebagai
salah satu langkah pembangunan pertanian dalam mewujudkan pertanian tangguh untuk
pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produksi
pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani. Diperlukan dukungan yang kuat tentang
sumberdaya manusia berkualitas melalui penyuluhan dengan pendekatan kelompok yang
dapat mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian. Pembinaan dalam rangka
penumbuhan dan pengembangan kelompok tani menjadi kelompok yang kuat dan
mandiri untuk meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya.
2

Pembinaan kelompok tani diarahkan pada kegiatan agribisnis dengan dukungan

semua anggota dan adanya sarana untuk mengembangkan usahataninya.
Upaya pencapaian tujuan diatas akan lebih cepat berhasil bila dapat dukungan
kelompok tani dalam suatu wilayah sehingga dibentuk gabungan kelompok tani
(gapoktan) yang berfungsi sebagai unit usahatani, unit pengolahan, unit usaha sarana dan
prasarana produksi, unit pemasaran, unit usaha keuangan mikro, serta unit penunjang
lainnya sehingga menjadi organisasi yang kuat dan mandiri
Kelompok tani yang kuat dan mandiri dicirikan dengan adanya pertemuan rutin
anggota/pengurus yang dilaksanakan gapoktan, rencana kegiatan yang disusun bersama,
pelaksanaan rencana kegiatan, evaluasi kegiatan, adanya norrna-noflna tertulis yang ditaati
bersama, adminstrasi gapoktan, fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir, sebagai
sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota, kerjasama
gapoktan dengan pihak lain, serta pemupukan modal dari iuran anggota atau penyisihan
dari hasil usaha gapoktan.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPP Banguntapan Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta dari Bulan Oktober - Desember 2011 dengan menggunakan survei
eksplanatori (Singarimbun & Sofian, 1995). Penelitian ini juga mengkombinasikan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk memahami lebih dalam peran dan fungsi
gapoktan.

Populasi dalam penelitian ini adalah gapoktan di wilayah BPP Banguntapan
kabupaten Bantul yang terdiri dari desa Potorono, Babadan dan dari 5 desa yang ada.
Setiap gapoktan diambil 20 petani sebagai responden secara simple random sampling
sehingga terdapat 60 responden.
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap responden dengan
menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuisioner). Kuisioner disusun dengan jumlah
item pertanyaan/ pernyataan dari setiap variabel berdasarkan indikator dari masing-masing
variabel yang diukur menggunakan skoring dengan 3 katagori. Data kualitatif dikumpulkan
melalui wawancara dengan menggunakan beberapa kata kunci terhadap nara sumber yaitu
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan
Pamong Desa. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer terdiri dari data identitas petani sebagai pendukung adanya kelengkapan informasi
dalam penelitian ini.
Data dari setiap variabel dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk
mengetahui peran dan fungsi gapoktan. Dalam kuisioner ditetapkan adanya skala dengan
3 katagori unhrk mengetahui tingkat penilaian responden. Skor 1 dengan jawaban tidak
pernah, skor 2 untuk jawaban jarang dan skor 3 untuk jawaban selalu. Untuk
mengetahui tingkat peran dan fungsi gapoktan dilakukan analisis dengan melihat ratarata nilai pencapaian tiap item. sedangkan untuk mengetahui pengaruh gapoktan terhadap
tingkat peran dan fungsi dianalisis menggunakan regresi berganda dengan estimasi
Ordinary Least Square (OLS). Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan metode

analisis kualitatif melalui proses katagoris, pemaknaan dan abstraksi.
Hasil dan Pembahasan

3

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani responden mempunyai
variasi sebagai berikut :
Tabel 1. Tingkat Pendidikan Responden Penelitian di Kecamatan Banguntapan
No
1
2
3
4
5
6

Tingkat Pendidikan
Sarjana Strata 1
Diploma III
Diploma II

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Sekolah Dasar
Jumlah

Jumlah (orang)
8
1
2
24
8
17
60

Persentase (%)
13,33
1,67
3,33
40
13,33

28,34
100

Tingkat pendidikan petani responden paling tinggi adalah SLTA yaitu 40,00%
dan kalau dilihat secara keseluruhan diatas SLTP sebanyak 71,66 %. Nilai ini termasuk
tinggi sehingga akan mendukung dalam kegiatan gapoktan. Pendidikan anggota
memegang peranan yang penting dalam kemajuan kelompok tani, dengan pendidikan
yang semakin tinggi akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan, sikap, kemampuan
berkomunikasi, motivasi, dan partisipasi (Karsidi, 2003). Hasil ini menunjukkan bahwa
petani responden memiliki kemampuan yang memadai untuk memajukan gapoktan
dengan didukung oleh pendidikan. Tingkat pendidikan rata-rata adalag SLTA sehingga
mudah dalam menerima materi, melaksanakan, dan melakukan evaluasi gapoktan.
Pendidikan yang memadai seharusnya memudahkan untuk mengelola gapoktan. Disisi lain
anggota gapoktan adalah perwakilan pengurus kelompok tani yang ada di wilayah
gapoktan sehingga akan dipilih orang-orang yang mempuai kelebihan untuk mewakili
kelompok tani di tingkat desa.
Tabel 2. Status dalam Kelompok Tani dari Responden Penelitian di Kecamatan Banguntapan
No
Status dalam Poktan
1

Pengurus
2
Anggota
Jumlah

Jumlah (orang)
49
11
60

Persentase (%)
81,67
18,33
100

Responden sebagai pengurus kelompok tani sebanyak 81,67% merupakan nilai
yang tinggi sehingga pengelolaan organisasi gapotan akan baik. Pengalaman sebagai
pengurus dikelompok tani akan bermanfaat ketika ada di gapoktan sehingga menjadikan
gapoktan lebih maju. Pengurus mempunyai peran yang strategis dalam mengambil
keputusan, mengelola, dan memimpin anggota dalam pelaksanaan kegiatan. Status

sebagai pengurus kelompok tani mencerminkan mereka orang terpilih di kelompok tani.
Kelebihan-kelebihan tersebut dapat berupa pendidikan, pengalaman, ketrampilan,
jangkauan kemitraan, dll.
Tabel 3. Status dalam Gabungan Kelompok Tani dari Responden Penelitian di Kecamatan
Banguntapan
No
Status dalam Gapoktan
1
Pengurus
2
Anggota
Jumlah

Jumlah (orang)
19
41
60

Persentase (%)
31,67
68,33
100

Petani responden sebagian sebagai anggota adalah hal yang wajar karena jumlah
pengurus terbatas, dengan jumlah responden sebagai pengurus sebanyak 3l,67 % adalah
4

tinggi. Pengurus tersebut yang menjadikan penggerak gapoktan untuk menjadi kuat dan
mandiri. Pengurus mempunyai peran baik urusan kedalam maupun keluar gapoktan,
sehingga kemajuan gapoktan sangat tergantung kepada anggota. Status dalam gapoktan
mayoritas sebagai anggota yang namun dari sisi tingkat pengalaman, pendidikan,
ketrampilan, kemitraan tidak kalah dengan pengurus karena mereka adalah perwakilan
terpilih dari kelompok tani. Untuk memajukan gapoktan relative mudah dilihat dari
peran strategis yang mereka jalankan.
Tabel 4. Pertemuan Rutin Anggota atau Pengurus yang dilaksanakan Gapoktan di Kecamatan
Banguntapan
No
Jawaban Responden
1
Selalu
2
Jarang
3
Tidak pernah
Jumlah

Jumlah (orang)
59
1
0
60

Persentase (%)
98,33
1,67
0,00
100

Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat rutinitas pertemuan gapoktan di
kecamatan Banguntapan tinggi yaitu 98,33 %. Hal ini mendukung perkembangan
gapoktan sehingga akan mudah dalam pengelolaan gapoktan. Penyusunan rencana
kegiatan, pelaksanaan, aturan/norma akan mudah tercipta dengan tingginya pertemuan
gapoktan. Pertemuan rutin menjadi salah satu tolok ukur keaktifan gapoktan sehingga di
forum pertemuan dapat menjadi media penyusunan rencana kegiatan, rencana
pelaksanaan, penyusunan aturan/norma, dan sebagainya. Pertemuan rutin yang tinggi
memudahkan pihak lain untuk menjalin kemitraan, pembinaan dari penyuluh atau pamong
desa, dan sebagainya. Pertemuan ini biasanya dihadiri pamong desa, penyuluh, tenaga
teknis dari Dinas terkait, bahkan dari pihak swasta.
Tabel 5. Rencana Kegiatan yang Disusun Bersama dalam Gapoktan Setiap Tahun di
Kecamatan Banguntapan
No
Jawaban Responden
1
Selalu
2
Jarang
3
Tidak pernah
Jumlah

Jumlah (orang)
54
6
0
60

Persentase (%)
90,00
10,00
0,00
100

Rencana kegiatan yang disusun bersama di gapoktan memberikan nilai
90,00% yang berarti tinggi. Hal ini didukung adanya pertemuan rutin yang tinggi
sehingga memudahkan dalam menyusun rencana kegiatan. Adanya rencana kegiatan yang
disusun bersama dalam gapoktan mencerminkan adanya rasa tanggungjawab yang besar
dari aggota. Masing-masing anggota dapat menyampaikan keinginan pribadi atau
keinginan kelompok tani agar menjadi rencana kegiatan gapoktan. Keinginan kelompok
tani yang tertampung digapoktan akan semakin menguatkan keberadaan gapoktan karena
mendapat dukungan dari kelompok tani. Penyusunan rencana kegiatan gapoktan
melibatkan anggota sehingga ide, evaluasi, tanggapan akan menjadi sesuatu yang baik
di gapoktan. Hal ini sekaligus menjadi media pembelajaran bagi anggota untuk aktif
menyampaikan pendapat, memberikan tanggapan atas ide orang lain, melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan, dan sebagainya. Adanya kreatifitas dari anggota akan menjadikan
gapoktan semakin maju.
Tabel 6. Pelaksanaan Rencana Kegiatan yang Telah Disusun Gapoktan di Kecamatan
Banguntapan.
5

No
Jawaban Responden
1
Selalu
2
Jarang
3
Tidak pernah
Jumlah

Jumlah (orang)
42
18
0
60

Persentase (%)
70,00
30,00
0,00
100

Pelaksanaan rencana kegiatan di gapoktan Banguntapan dibawah dari
penyusunan rencana kegiatan, yang berarti tingkat pelaksanaannya masih belum sempurna.
Adanya beberapa rencana kegiatan yang jarang dilaksanakan memberikan gambaran ada
hambatan dalam pelaksanaan. Perlu pencematan penyebab jarang dilaksanakan kegiatan
karena dapat berkembang menjadi lebih besar dan semakin banyak yang jarang
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Pelaksanaan termasuk tinggi (70%), memberikan
informasi konsistennya antara penyusunan rencana dengan pelaksanaan. Anggota gapoktan
mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadp pelaksanaan kegiatan sehingga dapat
menggambarkan perilaku dan tanggungiawabnya.
Tabel

7.

Evaluasi Kegiatan
Banguntapan.

yang

Telah Dilaksanakan Gapoktan di Kecamatan

No
Jawaban Responden
1
Selalu
2
Jarang
3
Tidak pernah
Jumlah

Jumlah (orang)
50
7
3
60

Persentase (%)
83,33
11,67
5,00
100

Evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan tinggi yaitu 83,33 % yang berarti
anggota gapoktan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap evaluasi kegiatan. Hal ini
didukung dengan tingkat pendidikan yang memadai (tinggi), tingkat pertemuan rutin yang
tinggi pula sebagai sarana berkumpul untuk melaporkan kegiatan sekaligus melakukan
evaluasi. Evaluasi yang berjalan baik akan membuat gapoktan semakin dinamis,
sehingga mendapatkan kepercayaan dari anggota dan pihak lain. Evaluasi juga berfungsi.
untuk menilai rencana dikerjakan dan yang dikerjakan.
Tabel 8.

Adanya Norma-norma tertulis yang Ditaati Bersama dalam Gapoktan di
Kecamatan Banguntapan

No
Jawaban Responden
1
Selalu
2
Jarang
3
Tidak pernah
Jumlah

Jumlah (orang)
26
19
15
60

Persentase (%)
43,33
31,67
25,00
100

Norma-norma tertulis yang ada di gapoktan untuk ditaati memberikan nilai
yang relative sedang yaitu 43,33 % tingkat keberadaan norma tertulis di gapoktan.
Sedangkan 31,67 % menyatakan jarang ada norma tertulis serta 25% menyatakan tidak
ada norma tertulis. Hal ini menjelaskan bahwa di gapoktan norma terdapat norma
tertulis dan norma tidak tertulis. Gapoktan merupakan organisasi sosial yang dengan
tingkat peran, fungsi, anggota terstruktur sehingga normatertulis seharusnya memiliki
jumlah tinggi. Adanya unsure kepercayaan antar anggota yang tinggi dapat menyebabkan
norma yang ada juga atas saling percaya, hal ini akan melemahkan organisasi. Gapoktan
akan semakin maju kalau norma yang ada adalah tertulis sehingga akan jelas anggota
yang taat dan tidak taat. Norma berkaitan dengan sanksi bila melanggar, sehingga
adanya norma tertulis juga akan jelas sanksi bagi yang melanggar.
6

Tabel 9. Adanya Administrasi Gapoktan di Kecamatan Banguntapan
No
Jawaban Responden
1
Selalu
2
Jarang
3
Tidak pernah
Jumlah

Jumlah (orang)
60
0
0
60

Persentase (%)
100,00
0,00
0,00
100

Administrasi gapoktan tertib terbukti gapoktan memiliki ketertiban administrasi
100 %. Administrasi ini berupa buku daftar anggota, daftar tamu, keuangan, hadir rapat,
dan lain-lain. Tertib administrasi ini menjadi modal yang kuat untuk ketertiban yang lain.
Disamping itu diharapkan akan mendorong tertib administrasi di kelompok tani juga
melalui perwakilan anggota untk menyampaikan kondisi tersebut.
Tabel

l0. Fasilitasi Kegiatan Usaha Bersama di Hulu dan di Hilir oleh Gapoktan di
Kecamatan Banguntapan.

No
Jawaban Responden
1
Selalu
2
Jarang
3
Tidak pernah
Jumlah

Jumlah (orang)
30
26
4
60

Persentase (%)
50,00
43,33
6,67
100

Kegiatan digulu dan di hilir sebanyak 50 % yang tersedia, sedangkan 43,33 %
menyatakan jarang. Hal ini memang diperlukan jaringan kerjasama dengan semua elemen
yang terkait dengan usaha gapoktan.
Tabel 11. Peran Gapoktan sebagai Sumber dan Pelayanan Informasi dan Teknologi bagi
Kelompok / Anggota di Kecamatan Banguntapan.
No
Jawaban Responden
1
Selalu
2
Jarang
3
Tidak pernah
Jumlah

Jumlah (orang)
58
2
0
60

Persentase (%)
96,67
3,33
0,00
100

Gapoktan dapat berguna sebagai sumber informasi dan sumber pelayanan
kegiatan kelompok tani. Hal ini ditunjukkan 58 % responden menyatakan kemanfaatan
tersebut.
Tabel 12. Kerjasama Gapoktan dengan Pihak Lain di Kecamatan Banguntapan.
No
1
2
3

Jawaban Responden
Selalu
Jarang
Tidak pernah
Jumlah

Jumlah (orang)
18
42
0
60

Persentase (%)
30,00
70,00
0,00
100

Gapoktan di Banguntapan jarang melakukan kerjasama dengan pihak lain yang
ditunjukkan dengan nilai sebanyak 42 %.
Tabel 13. Pemupukan Modal dan Iuran Anggota atau Penyisihan dari Hasil Usaha
Gapoktan di Kecamatan Banguntapan.
No

Jawaban Responden

Jumlah (orang)
7

Persentase (%)

1
2
3

Selalu
Jarang
Tidak pernah
Jumlah

36
11
13
60

60,00
18,33
21,67
100

Masalah pemupukan modal gapoktan ada kesadaran yang tinggi yaitu 60 %
terkumpulkan dari penyisihan hasil usaha gapoktan.

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Pertemuan rutin anggota/pengurus yang dilaksanakan gapoktan tinggi,
2. Rencana kegiatan yang disusun bersama tinggi,
3. Pelaksanaan rencana kegiatan sedang,
4. Evaluasi kegiatan tinggi,
5. Adanya norma-norrna tertulis yang ditaati bersama rendah,
6. Adminstrasi gapoktan tinggi,
7. Fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan hilir rendah,
8. Sebagai sumber dan pelayanan informasi dan teknologi bagi kelompok/anggota
tinggi,
9. Kerjasama gapoktan dengan pihak lain jarang,
10. Pemupukan modal dari iuran sedang.
Saran dalam penelitian ini adalah:
1. Peningkatan pendampingan kepada gapoktan untuk bidang kerjasama dengan pihak
lain, pemupukan modal dan pelaksanaan kegiatan yang telah disusun.
2. Lebih perhatian khusus peningkatan fasilitasi kegiatan usaha bersama di hulu dan
hilir, serta adanya norma tertulis di gapoktan.
3. Kegiatan yang sudah tinggi nilainya perlu motivasi - motivasi dan monitoring dan
evaluasi rutin agar tidak menurun.
Daftar Pustaka
Departemen Pertanian, 2007. Peraturan Menteri Pertanian No 273tKptslOT.1601412007
tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Lampiran I Pedoman
Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani.
Karsidi, 2003. Pemberdayan Masyarakat Petani dan Nelayan Kecil dalam Membentuk
Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press. Bogor
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1995. Metode Penelitian Survai. Pustaka LP3ES
Indonesia. Yogyakarta

8