Manajemen Risiko kesehatan di tempat (3)

Manajemen Risiko
Perseroan meyakini bahwa pendekatan manajemen resiko perusahaan merupakan
metode yang efektif untuk mengelola resiko dan menangkap kesempatan. Pendekatan ini
meliputi identifikasi situasi tertentu sebagai resiko dan/atau kesempatan, melakukan penilaian
atas kemungkinan dan besarnya dampak yang ditimbulkan, menentukan strategi dan
memantau perkembangan.
Identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko merupakan bagian
utama dalam proses penerapan manajemen risiko. Proses manajemen risiko mencakup
seluruh aktivitas bisnis Perseroan dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan
kemungkinan timbulnya risiko serta dampaknya.
Alur kerja manajemen risiko, terdiri dari:
a. Identifikasi Risiko
Identifikasi dilakukan dengan menganalisis seluruh jenis dan karakteristik
risiko yang terdapat pada setiap kegiatan usaha Perseroan. Identifikasi risiko
dilakukan di level kantor pusat dan proyek di seluruh Indonesia.
b. Pengukuran Risiko
Sistem pengukuran risiko digunakan untuk mengukur paparanrisiko segmen
usaha sebagai acuan untuk melakukan pengendalian.
c. Pemantauan Risiko
Pemantauan risiko dilakukan terhadap besarnya paparanrisiko, kepatuhan
aturaninternal dan konsistensi pelaksanaan dengan kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan. Hasil pemantauan disajikan dalam bentuk laporan berkala yang
disampaikan kepada manajemen dalam rangka mitigasi risiko.
d. Pengendalian Risiko

Berdasarkan

profil

resiko

perusahaan

dan/atau

proyek,

manajemen

memberikan prioritas untuk melakukan kontrol atas resiko tinggi terlebih dahulu dan
melakukan


tindakan

untuk

mencegah

kerugian

dengan

mengurangi

atau

menghilangkan ancamannya.

Identifikasi dan Pengelolaan Risiko Usaha
Berikut adalah identifikasi jenis risiko dan langkah-langkah manajemen risiko yang
dilakukan Perseroan di 2013:

a. Risiko Mata Uang Asing
Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual
masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai
tukar.
Perusahaan memiliki paparandalam mata uang asing yang timbul dari
transaksi operasionalnya. Paparan tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan
dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak
lawan. Paparan dalam mata uang asing Perseroantersebut jumlahnya tidak material.
b. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga Perseroantimbul dari pinjaman jangka pendek dan jangka
panjang. Pinjaman yang diterima dengan suku bunga mengambang mengakibatkan
timbulnya risiko arus kas terhadap Perseroan. Pinjaman yang diterima dengan suku
bunga tetap mengakibatkan timbulnya risiko nilai wajar suku bunga terhadap
Perseroan. Selama tahun 2013, pinjaman Perseroan pada suku bunga mengambang
didenominasikan dalam Rupiah.
Sesuai dengan kebijakan Perseroan, Dewan Direksi memonitordan melakukan
review atas sensitivitas suku bunga Perseroansecara menyeluruh tiap bulan.
c. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko bahwa Perseroanakan mengalami kerugian yang

timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi liabilitas
kontraktualnya. Risiko kredit terutama timbul dari kas dan setara kas, piutang usaha,
piutang lain-lain dan piutang dari pihak berelasi.
Perseroanmengelola risiko kredit yang terkait dengan kas dan setara kas,
investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang – obligasi dengan memonitor
reputasi, peringkat kredit, dan membatasi risiko agregat dari masing-masing pihak
dalam kontrak.
Sehubungan dengan kredit yang diberikan kepada pelanggan, Perseroan
mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak
lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit,
serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah
piutang tak tertagih. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang
terkonsentrasi secara signifikan.
Perseroan telah menilai kualitas kredit aset keuangan sebagai berikut:
-

Kas dan setara kas dinilai sebagai kelas tinggi karena disimpan di bank-bank
terkemuka di Indonesia yang telah disetujui oleh Dewan Direksi dan yang memiliki
probabilitas rendah kebangkrutan.


-

Piutang dari karyawan termasuk dalam akun piutang lain-lain yang dinilai sebagai
kelas tinggi karena ini tertagih berdasarkan pengalaman masa lalu.

d. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perseroantidak
memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya.
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga
jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional
Perseroan, dan untuk mengatasi dampakfluktuasi arus kas. Manajemen juga

melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk
jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan
untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.

BAB II
ANALISIS RISIKO SAHAM, RISIKO PASAR, DAN RISIKO BISNIS
A. Identifikasi Return Saham, Return Pasar, Beta Saham
1. Return Saham (Ri) dan Return Pasar (Rm)

Return merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi ataupun return ekspektasi. Return realisasi (realized return)
merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai
dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang
akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor di masa yang akan datang, jadi sifatnya belum terjadi.
Return juga merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya. Seorang investor membeli saham pada suatu perusahaan dengan harapan
memperoleh keuntungan di kemudian harinya, sesuai dengan jumlah yang diharapkan untuk
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup dibandingkan pada saat-saat sebelumnya.

1. Beta Saham
Beta saham mengukur seberapa besar tingkat sensitivitas pengembalian saham terhadap
pengembalian portofolio pasar. Terdapat dua macam saham, yaitu:
1)

Saham defensif, merupakan saham yang tidak sensitif terhadap fluktuasi pasar sehingga


memiliki beta yang rendah. Beta saham defensif kurang dari satu, yang berarti pengembalian
saham ini bervariasi lebih rendah dari satu berbanding satu terhadap pengembalian pasar.
Beta rata-rata semua saham ini adalah tepat satu.
2)

Saham agresif, berbeda dengan saham defensif, saham yang agresif memperbesar

segala pergerakan pasar dan memiliki beta lebih tinggi. Beta saham agresif lebih dari satu,
artinya pengembaliannya cenderung lebih dari satu berbanding satu terhadap perubahan
pengembalian pasar keseluruhan.
Kriteria untuk menentukannya yaitu:


Jika beta = 1, artinya return saham itu bergerak sama persis dengan return pasar.



Jika beta > 1, artinya pergerakan return saham lebih tinggi dibandingkan dengan
return pasar.




Jika beta