ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO Khalimatus Sya’diyah, Widya Susanti, Ali Rasyidi

  

ANALISIS VALUE FOR MONEY DALAM PENGUKURAN

KINERJA KEUANGAN PADA BADAN PENANGGULANGAN

BENCANA DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

Khalimatus Sya’diyah, Widya Susanti, Ali Rasyidi

  Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Semakin menguatkan tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik seperti pemerintah pusat dan daerah. Tuntutan akuntabilitas sektor publik terkait perlu dilakukan transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik. Akuntabilitas bukan sekedar menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, tetapi menunjukkan bahwa uang publik telah dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kinerja keuangan yang bertujuan untuk menilai pertanggungjawaban dan meningkatkan kinerja instansi. Salah satu metode untuk mengukur kinerja instansi yaitu menggunakan Balance Scorecard dan Value for Money. Pada penelitian ini, penulis menitikberatkan pada Value for meliputi pengukuran ekonomi, efisien, dan efektifitas. Tujuan penelitian

  Money

  ini untuk mengetahui pengukuran kinerja keuangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo ditinjau dari Value for Money.

  Kata Kunci : Value for Money, Pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektifitas

ABSTRACT

  Further strengthen the implementation of the demands of public

accountability by public sector organizations such as central and local

governments. Demands related to public sector accountability necessary

transparency and providing information to the public in order to fulfill the rights

of the public. Accountability is not just showing how public money is spent, but

points out that public money has been spent economically, effectively and

efficiently. It is necessary for the measurement of financial performance that aims

to assess accountability and improving agency performance. One method to

measure the performance of the agency is using the Balanced Scorecard and

Value for Money. In this study, the authors focused on Value for Money includes

the measurement of economic, efficient, and effective. The purpose of this study to

determine the financial performance measurement Disaster Management Agency

Sidoarjo regency in terms of Value for Money.

  Keywords : Value for Money, economic, efficiency, and effectiveness

  PENDAHULUAN

  Semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik terkait perlu dilakukan transparansi atau pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik. Akuntabilitas bukan sekedar menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, tetapi meliputi kemampuan menunjukkan bahwa uang publik telah dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, akuntansi pada organisasi sektor publik merupakan sarana yang dapat berperan dan membantu organisasi sektor publik untuk mewujudkan akuntabilitas publik.

  Pengukuran kinerja diperlukan untuk menilai akuntabilitas organisasi dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik dan tepat sasaran. Hasil pengukuran kinerja sektor publik harus dilaporkan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban kinerja. Penilaian pada pertanggungjawaban suatu instansi pemerintahan dapat dilihat kinerja keuangannya melalui perhitungan dan analisis terhadap pencapaian target dan realisasi dari penerimaan dan pengeluaran atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-nya (APBD).

  Inti pengukuran kinerja keuangan pada organisasi pemerintah adalah

  

Value for Money . Menurut Halim (2014:128) konsep Value for Money merupakan

  konsep untuk mengukur ekonomi, efektifitas, dan efisiensi kinerja program, kegiatan dan organisasi, yaitu : a.

  Ekonomi, terkait sejauh mana organisasi sektor publik dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah dapat meminimalisir input resource yang digunakan untuk menghendari pengeluaran yang boros.

  b.

  Efisiensi, merupakan pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.

  c.

  Efektifitas, merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan, atau secara sederhana merupakan perbandingan outcome dengan

  output.

  Sangat penting dilakukan penilaian kinerja keuangan untuk mengetahui apakah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo telah melaksanakan program kerjanya dengan baik serta mempertanggungjawabkan akuntabilitas publik. Terlebih pelaksanaan program-program yang berhubungan langsung dengan masyarakat karena manfaatnya dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

  Value for money dalam konteks otonomi daerah merupakan jembatan

  untuk menghantarkan pemerintah daerah mencapai good governance. Guna mendukung dilakukannya pengelolaan dana publik (publik money) yang mendasarkan konsep Value for Money, maka diperlukan sistem pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah yang baik. Hal tersebut dapat tercapai apabila pemerintah daerah memiliki sistem akuntansi yang baik. Oleh karena itu, dilakukan pengukuran kinerja keuangan yang diukur dari Value for Money dengan membandingkan laporan realisasi anggaran tahun 2013-2015 sebagai evaluasi agar pemerintah dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerjanya di masa mendatang.

  Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengukuran kinerja keuangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo ditinjau dari analisis Value for Money dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.

TINJAUAN PUSTAKA

  Value for Money

  Mardiasmo (2009:4) dalam skripsi Arfan (2014:12) merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektifitas.

1. Pengukuran Ekonomi

  Pada konteks organisasi pemerintahan, ukuran ekonomi berupa berapa anggaran yang dialokasikan untuk membiayai aktivitas tertentu. Apabila sumber daya yang dikeluarkan berada di bawah anggaran maka terjadi penghematan. Sebaliknya, apabila sumber daya yang dikeluarkan di atas anggaran maka terjadi pemborosan. Ekonomis dapat dirumuskan sebagai berikut (Mahmudi, 2011:21) :

  2. Pengukuran Efisiensi Mardiasmo dalam jurnal Putra (2015) menyebutkan bahwa efisiensi merupakan perbandingan antara output atau input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Renyowijoyo (2013:4) juga menyebutkan bahwa efisiensi merupakan pencapaian keluaran (output) yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu. Semakin besar output dibandingkan input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Efisiensi dapat dirumuskan sebagai berikut (Mahmudi, 2011:22) :

  3. Pengukuran Efektifitas Mardiasmo dalam skripsi Aulia (2014) menyebutkan bahwa efektifitas menggambarkan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Atau secara sederhana efektifitas merupakan perbandingan outcome dengan output.

  Di dalam bukunya, Renyowijoyo (2013:4) mengemukakan bahwa efektifitas merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana, efektifitas merupakan perbandingan outcome dengan output. Efektifitas dirumuskan sebagai berikut (Mahmudi, 2011:22) :

  Pengukuran Kinerja

  Pengukuran kinerja merupakan evaluasi atau penilaian terhadap pencapaian pelaksanaan kegiatan suatu organisasi berdasarkan tujuan, sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Informasi mengenai hasil pengukuran ini juga akan menjadi referensi dalam penentuan standar kinerja untuk masa yang akan datang. Nilai besaran target yang menjadi acuan pencapaian pada periode berikutnya juga bertumpu pada hasil pengukuran kinerja yang dilakukan.

  Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

  Pemerintah dalam UU No. 22 dan No. 25 Tahun 1999 memberi arti penting bagi proses reformasi lembaga sektor publik di Indonesia. Kedua undang- undang tersebut memberi dasar bagi serangkaian reformasi kelembagaan dalam rangka menciptakan good governance, yaitu pemerintahan yang bersih, ekonomis, efektif, transparan, responsif, dan akuntabel. Menurut Nugrahani dalam jurnal Sari (2013:6) kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangannya sendiri dituangkan dalam bentuk APBD yang secara langsung maupun tidak langsung mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan sosial masyarakat. Pemerintah Daerah merupakan salah satu instansi pemerintah yang diberikan kewenangan dalam mengelola keuangannya.

  Ulum dan Murtin dalam Pasal 31 ayat 2 UU No. 17 Tahun 2003 mengamanatkan satuan kerja perangkat daerah perlu membuat Laporan Realisasi Anggaran guna menilai prestasi kinerja. Begitu pula dalam Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000 yang berisi perlunya prestasi kinerja kepala daerah, yaitu dengan meminta pertanggung jawaban kepala daerah di setiap akhir tahun anggaran untuk menyampaikan laporan pertanggung jawaban yang terdiri dari Laporan Perhitungan APBD, Norma Perhitungan APBD, Laporan Arus Kas, dan Neraca Daerah yang dilengkapi dengan penilaian kinerja.

  Pengelolaan keuangan daerah tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Terbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 maka berbagai prinsip dasar yang ada dalam Undang-Undang Keuangan Negara, Undang-Undang Perbendaharaan Negara dan Undang-Undang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara kembali dipertegas dan menjadi acuan dalam pengalihan keuangan daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah meliputi tiga tahapan yaitu : Perencanaan dan Penganggaran, Pelaksanaan serta Pertanggungjawaban.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Penulis mencoba menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian serta membandingkan dengan teori yang ada, kemudian menganalisis penerapannya dalam praktik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, berupa CALK, LAKIP, dan internet.

  Unit analisis dalam penelitian ini adalah melakukan penelitian tentang data/spesifikasi pada Laporan Realisasi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tiap-tiap program Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013-2015. Teknis analisis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1.

  Collecting/Pengumpulan data, berkaitan dengan laporan realiasasi dan anggaran yang berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah yang diperoleh dari hasil observasi. Hasil tersebut akan dibuat dokumentasi berupa tulisan.

  2. Reduksi data, yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada laporan realisasi dan anggaran instansi/perusahaan. Terlebih dahulu peneliti mengklarifikasi data realisasi dan anggaran yang telah diperoleh, kemudian mengolah serta menghubungkan semua data yang telah diperoleh dengan teori yang ada. Pengukuran kinerja keuangan ditinjau dari segi ekonomis sebagaimana diuraikan dalam tinjauan pustaka oleh berikut (Mahmudi:2011) :

  Efisiensi dapat dirumuskan sebagai berikut (Mahmudi:2011) : Efektifitas dapat dirumuskan sebagai berikut (Mahmudi:2011) : 3.

  Penyajian data, sekumpulan informasi yang telah tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

  Penyajian data berupa analisis dalam bentuk uraian singkat, sehingga peneliti dapat menguasai data. Penyajian data ini dilakukan dengan evaluasi kinerja keuangan berdasarkan laporan realisasi dan anggaran yang telah dianalisis.

4. Penarikan kesimpulan, melakukan simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Value for Money dalam pengukuran kinerja keuangan.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pengukuran Kinerja Keuangan Tahun 2013-2015 Kinerja Keuangan ditinjau dari segi ekonomis

  Input Rasio Ekonomi (2013) = X 100 %

  Input Value

  Rp. 7.865.881.450,00 = X 100 %

  Rp. 7.279.473.216,00 = 108,06 %

  Input Rasio Ekonomi (2014) = X 100 %

  Input Value

  Rp. 14.556.297.122,00 = X 100 %

  Rp. 13.348.334.783,00 = 109,05 %

   Input

  Rasio Ekonomi (2015) = X 100 %

  Input Value

  Rp. 23.037.478.532,00 = X 100 %

  Rp. 17.167.756.285,00 = 134,19 %

  • Keterangan :

  Input = Anggaran Pengeluaran Input Value = Realisasi Pengeluaran Kinerja Keuangan ditinjau dari segi efisiensi

  Rasio Efisiensi Tahun 2013-2015

  • Keterangan :

  Ouput = Realisasi Pengeluaran Input

  = Realisasi Pendapatan

  

Tabel 1. Rasio Efisiensi 2013-2015

Tahun Persen ( % ) 2013 85,07 % 2014 89,63 % 2015 62,03 %

  Sumber : Pemerintah BPBD Kab. Sidoarjo, 2013-2015, diolah

  Kinerja Keuangan ditinjau dari segi efektifitas Outcome

  Rasio Efektifitas (2013) = X 100 % Output Rp. 220.194.500,00

  = X 100 % Rp. 200.904.000,00

  = 109,60 %

   Outcome

  Rasio Efektifitas (2014) = X 100 % Output Rp. 226.798.500,00

  = X 100 % Rp. 220.540.000,00

  = 102,84 %

   Outcome

  Rasio Efektifitas (2015) = X 100 % Output Rp. 247.076.000,00

  = X 100 % Rp. 238.262.000,00

  = 103,70 %

  • Keterangan :

  Outcome = Realisasi Pendapatan Output = Anggaran Pendapatan

Tabel 2. Ikhtisar Pengukuran Kinerja Keuangan Menggunakan Value for

  

Money

  • – RATA

  

RASIO 2013 2014 2015 RATA KET

RASIO

  Sangat

  Ekonomi 108,06 % 109,05 % 134,19 % 117,1%

  Ekonomis 85,07% 89,63% 62,03% 78,91% Efisien

  Efisiensi

  Sangat

  Efektifitas 109,60% 102,84% 103,70% 105,38%

  Efektif

  Pengukuran Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Ekonomis

  Hasil analisis menggunakan rasio ekonomi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo selama tiga tahun berturut-turut mengalami peningkatan karena biaya yang direalisasikan lebih sedikit dibandingkan dengan yang dianggarkan. Hal ini membuktikan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo dapat meminimalisir sumber daya yang digunakan, dengan menghindari pengeluaran yang boros.

  Pengukuran Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Efisiensi

  Hasil analisis menggunakan rasio efisiensi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo selama tiga tahun mengalami fluktuasi. Penurunan ini disebabkan pencapaian keluaran selisihnya tidak jauh berbeda dibanding realisasi yang dianggarkan Efisiensi dapat dimaksimalkan dengan meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan input.

  Pengukuran Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Efektifitas

  Hasil analisis menggunakan rasio efektifitas pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo selama tiga tahun mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan realisasi pendapatan lebih besar dibandingkan dengan anggaran pendapatannya tetapi selisihnya sedikit. Jadi, apabila output yang dicapai tidak jauh berbeda dengan sasaran yang dianggarkan, maka dapat dikatakan semakin efektif.

  SIMPULAN

  Kesimpulan yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah : 1.

  Kinerja keuangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo berdasarkan metode Value for Money dengan menggunakan teknik perhitungan rasio ekonomi selama tiga tahun menunjukkan kriteria sangat ekonomis yaitu mengalami peningkatan.

2. Kinerja keuangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

  Sidoarjo berdasarkan metode Value for Money dengan menggunakan teknik perhitungan rasio efisiensi selama tiga tahun mengalami peningkatan efisiensi meskipun terjadi fluktuasi.

3. Kinerja keuangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

  Sidoarjo berdasarkan metode Value for Money dengan menggunakan teknik perhitungan rasio efektifitas selama tiga tahun terjadi fluktuasi.

  SARAN

  Saran yang penulis sampaikan untuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo antara lain : 1.

  Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo harus dapat mempertahankan meningkatkan tingkat keekonomisannya dengan meminimalisir sumber daya yang digunakan dengan menghindari pengeluaran yang boros.

  2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo harus dapat meningkatkan tingkat keefesiennya dengan meningkatkan output pada tingkat

  input yang sama, atau menurunkan input pada tingkat output yang sama yaitu

  dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya untuk mencapai hasil kinerja.

  3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sidoarjo harus dapat mempertahankan dan meningkatkan tingkat keefektifitasannya dengan memaksimalkan program unit kebakaran yaitu pengisian APAR guna menambah pendapatan retribusi daerah.

DAFTAR PUSTAKA

  Bastian, Dr. Indra M. B. A. 2011. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. BPFE- Yogyakarta. Halim, Abdul. Kusufi, Muhammad Syam. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik . Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Empat. Mahsun, Mohammad., dkk. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Edisi ke-2. BPFE-

  Yogyakarta Muindro, Renyowijoyo. 2013. Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba.

  Jakarta: Mitra Wacana Media. Annisa, Dian, 2011, Evaluasi Kinerja Keuangan Dinas Kesehatan Kota Makassar Melalui Pendekatan Value For Money.

  Arfan, Demi Aulia, 2014, Analisis Value For Money Dalam Pengukuran Kinerja

  Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Tahun 2011

  • 2012.

  

Tanggal 18 Juli 2016 Pukul 10:07

WIB

  Kurrohman, T 2013, Evaluasi Penganggaran Berbasis Kinerja Melalui Kinerja

  Keuangan yang Berbasis Value for Money di Kabupaten/Kota di Jawa Timur , vol. 5, no. 1, pp. 1-11.

  Liando, Saerang, 2014, Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kepulauan

  Sangihe Menggunakan Metode Value for Money

  Putra, Agus Purnomo Adi, 2015, Penilaian Kinerja Berbasis Value for Money atas Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan Wikipedia.

  Wirawati, Putra, 2015, Penilaian Berbasis Value for Money atas Penerimaan

  Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan , 11.1: 252-268