ANALISIS RASIO UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERKEMBANGAN KOPERASI KARYAWAN SAMPOERNA UNIT PELAYANAN RUNGKUT 1 DI SURABAYA

  

ANALISIS RASIO UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN

PADA PERKEMBANGAN KOPERASI KARYAWAN

SAMPOERNA UNIT PELAYANAN RUNGKUT 1 DI

SURABAYA

Robby Silvia, Tri Lestari, Widya Susanti

  Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

Email : robby.silvia79@gmail.com

  ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan pada koperasi karyawan Sampoerna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada perkembangan koperasi karyawan Sampoerna unit pelayanan Rungkut 1 di Surabaya. Untuk menilai kinerja keuangan pada perkembangan koperasi menggunakan analisis laporan keuangan dengan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas selama kurun waktu 3 (tiga) tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat kesehatan koperasi dilihat dari analisis rasio keuangan dapat digambarkan bahwa rasio likuiditas masih dibawah standar rata-rata, sedangkan dilihat dari rasio solvabilitas dapat digambarkan dari tahun ke tahun adanya kenaikan resiko terhadap hutang dan dilihat dari rasio rentabilitas dapat digambarkan masih dibawah standar rata-rata.

  Kata kunci : Analisis Rasio, Kinerja Keuangan

ABSTRACT

  This research was done on the cooperative employees of Sampoerna. The

purpose of this study was to determine the financial performance in the

cooperative development of employees Sampoerna Rungkut service unit 1 in

Surabaya. To assess the financial performance of the cooperative development

using financial statement analysis with financial ratios that the liquidity ratio,

solvency and profitability ratios during the period of 3 (three) years. The method

used in this research is descriptive qualitative with financial ratio analysis. Results

of this research is that the level of health cooperatives views of financial ratio

analysis can be drawn that the liquidity ratio is still below the average standard,

while the views of the solvency ratio can be described from year to year an

increase of risk for the debt and the views of the profitability ratio can be

described still below average standard.

  Keywords: Ratio Analysis, Financial Performance

  PENDAHULUAN

  Saat ini sudah banyak lembaga keuangan yang berfungsi sebagai lembaga pembiayaan bagi masyarakat yang membutuhkan modal untuk berwirausaha. Kebutuhan anggota yang semakin meluas dan kesempatan usaha yang terbuka, dengan adanya Koperasi sangat membantu, karena pelayanan yang diberikan sangat banyak dan ikut membantu mensejahterakan anggota, masyarakat maupun pemerintah. Jasa Koperasi sudah kita rasakan mulai dari kekurangan modal usaha, kesulitan ekonomi hingga tidak sedikit orang yang memanfaatkan koperasi untuk mendapatkan pinjaman demi melunasi hutang-hutangnya. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama dalam kesejahteraan anggota. Koperasi dijadikan sebagai dasar pengaturan kegiatan perekonomian nasional, pentingnya perekonomian yang berpihak kepada rakyat menjadi dasar bagi lahirnya pasal 27 dan 33 Undang- Undang Dasar 1945.

  Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggota sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dalam kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai nilai dan prinsip Koperasi (Undang- Undang PerKoperasian No.17 Tahun 2012). Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum, Koperasi dibangun untuk menciptakan usaha pelayanan dalam menciptakan azas kekeluargaan. Berhasil dan tidaknya Koperasi sangat berpengaruh terhadap anggotanya, sehingga Koperasi dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin dalam mengelolanya, khususnya dalam segi laporan keuangan.

  Solvabilitas menunjukkan kemampuan Koperasi dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Di dalam koperasi memiliki total solvabilitas yang dalam setiap tahun meningkat dan tingkatan resiko yang lebih tinggi juga, ada beberapa akun-akun tertentu yang menyebabkan semakin tingginya total hutang pada koperasi, jika pada tingkat rasio solvabilitas ini tidak menurun maka koperasi akan sangat beresiko besar dan pasti akan berpengaruh terhadap semua anggota koperasi yang menyebabkan pembubaran saat dilikuiditas.

  Berdasarkan masalah tersebut, maka menarik minat peneliti untuk mengaj ukan judul “Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Keuangan pada

  Perkembangan Koperasi Karyawan Sampoerna Unit Pelayanan Rungkut 1 Surabaya”.

  Koperasi

  Undang-Undang PerKoperasian No. 17 Tahun 2012 Bab 1 pasal 1 (2014:3) menyebutkan bahwa: Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi

  ”.

  Rasio Keuangan

  Kasmir (2015:104) rasio keuangan merupakan kegiatan yang membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan, kemudian angka dibandingakan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode yang akhirnya dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut.

  Analisis Rasio Keuangan

  Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk mengukur perkembangan serta kinerja dimasa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, dengan mengadakan analisis dalam pos-pos laporan keuangan adalah dasar untuk mendapatkan terjemahan kondisi keuangan dan hasil operasional.

1. Rasio likuiditas

  Kasmir (2015:103) bahwa rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. a.

  Rasio Lancar menurut Kasmir (2015:134), bahwa rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

  Aktiva Lancar Rasio Lancar =

  Hutang lancar b. Menurut Kasmir (2015:136-137) rasio cepat atau rasio sangat lancar merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa perhitungan nilai sediaan.

  Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat =

  Hutang lancar 2. Rasio Solvabilitas

  Kasmir (2015:151) rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibanding dengan aktivanya, dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).

  a.

  Rasio Total Hutang atas Aktiva (Debt to Asset Ratio) Menurut Kasmir (2015:156) bahwa : rasio total hutang atas aktiva adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

  Total Hutang Rasio Total Hutang atas Aktiva =

  Total Aset b.

  Rasio Total Hutang atas Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Menurut Kasmir (2015:157-158) bahwa: rasio total hutang atas modal adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas, dengan perbandingan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas

  Total Utang Rasio Total Hutang atas Modal = Total Ekuitas 3.

  Rasio Rentabilitas Menurut Harahap (2015:304) bahwa rasio Rentabilitas atau disebut juga profitabilitas yaitu menggambarkan suatu kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dari sumber daya yang ada seperti penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

  Pendapatan bersih a. Margin Laba (Profit Margin) =

  Penjualan Penjualan bersih

  b. Aset turn over (Return on Asset) = Total Aktiva

  Laba Bersih Return on Investment (Return on Equity) = c.

  Rata-rata Modal Laba Bersih

  Return on Total Asset = d.

  Rata-rata Total Aset

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dalam menjelaskan masalah yang dihadapi oleh Koperasi Karyawan Sampoerna Unit Pelayanan Rungkut 1 di Surabaya. Setelah mengumpulkan berbagai data kemudiaan diamati dan dicatat pertama kalinya untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi aktifitas dan tingkat kesehatan Koperasi sumbernya yaitu pada aktivitas operasional keuangan Koperasi yang dicantumkan kedalam buku keuangan tahunan dan sumber lainnya (literatur artikel dan situs internet) berupa informasi dan laporan pertanggung jawaban pengurus, bisa berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, laporan SHU, dan Hasil Usaha yang telah dicapai oleh Koperasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Tahun Rasio

  Rata-rata 2013 2014 2015

  Rasio Likuiditas

  Rasio Lancar 155 % 154 % 152 % 154 % Rasio Cepat 154 % 152 % 151 % 152 %

  Rasio Solvabilitas

  Rasio Total Hutang Atas Aktiva 64 % 65 % 66% 65 % Rasio Total Hutang Atas Ekuitas 178 % 184 % 193 % 185 %

  Rasio Rentabilitas

  Rasio SHU Kotor 23 % 33 % 36 % 30,6 % Rasio SHU Bersih 8,9% 12 % 11 % 10,6 % Total Aset Turn Over 26 % 21 % 16 %

  21 %

  INTERPRETASI 1.

  Rasio Lancar/ Current Ratio Rasio Lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendek secara tepat waktu. Pada tahun

  2013 rasio lancar sebesar 155%. Pada tahun 2014 sebesar 154% hanya mengalami menurunan 1%, kenaikan aktiva lancar sebesar Rp3.526.407 (+7,4%) dan kewajiban lancar sebesar Rp2.603.024 (+8,5%). Sedangkan tahun 2015 rasio lancar 152% telah terjadi penurunan sebesar 2%, dikarenakan adanya kenaikan pada aktiva lancar (khususnya pada akun piutang usaha (+24%) yaitu sebesar Rp12.283.351 dan kewajiban lancar yang lebih besar dari pada kenaikan aktiva yaitu (+25%) sebesar Rp 8.563.881. Rata-rata rasio lancar pada koperasi ini adalah sebesar 154%. Menurut Kasmir standar curren ratio adalah sebesar 200 (2%), dan koperasi memiliki rata-rata 154% masih dibawah standar.

2. Rasio Cepat/ Quick Ratio

  Rasio Cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam membayar kewajiban lancar tanpa nilai persediaan. Pada tahun 2013 adalah sebesar 154%, pada tahun 2014 sebesar 152% turun 2% dikarenakan ada kenaikan pada kewajiban lancar dan persediaan menurun (-6,5%) sebesar Rp 31.166 , dan pada tahun 2015 sebesar 151% turun (-1%) disebabkan karena kenaikan kewajiban lancar (+25%) sebesar Rp 8.563.881. Rasio cepat pada Koperasi Karyawan Sampoerna memiliki rata-rata sebesar 152%. Menurut Kasmir standar umum rasio cepat adalah sebesar 1,5 kali, dan koperasi memiliki rata-rata dalam tiga tahun 1,52 kali yang menggambarkan kondisi baik.

  3. Rasio Total Hutang atas Aktiva Rasio Total Hutang atas Aktiva merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara hutang dengan total aktiva. Pada tahun 2013 sebesar 64%, pada tahun 2014 sebesar 65% naik 1%, disebabkan karena ada kenaikan total hutang yang lebih tinggi dari pada kenaikan total aset yaitu (+8,5%) sebesar Rp 2.603.024 dan total aset (+7,2) sebesar Rp 3.463.190 (kenaikan total aset khususnya pada akun simpanan sukarela, karena pada dasarnya kekayaan anggota adalah modal koperasi yang merupakan kewajiban yang harus dikembalikan kepada anggota). Sedangkan pada tahun 2015 sebesar 66% naik lagi 1% dari tahun 2014, dikarenakan ada kenaikan pada akun total hutang sebesar (+25%) sebesar Rp 8.563.881 dan total aktiva (+23%) sebesar Rp 12.200.283.

  Pada koperasi mempunyai rasio total hutang atas aktiva rata-rata sebesar 65%. Menurut Kasmir standar umum sebesar 35%, sedangkan koperasi memiliki rata- rata 65% dalam tiga tahun dan menggambarkan dibawah standar umum yang berarti lebih tinggi resiko hutang terhadap aset.

  4. Total Hutang atas Modal Rasio Total Hutang atas Modal/ Ekuitas merupakan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas. Pada tahun 2013 adalah sebesar 64%, pada tahun

  2014 sebesar 65% naik 1% disebabkan karena adanya kenaikan pada total hutang lebih tinggi dari pada total ekuitas (8,5%) sebesar Rp 2.603.024 dan total ekuitas naik hanya (+5%) sebesar Rp 860.166. Sedangkan pada tahun 2015 sebesar 66% juga naik 1% disebabkan karena adanya kenaikan total hutang (+25%) sebesar Rp 8.563.881 dan total ekuitas hanya naik (+20%) sebesar Rp3.636.402. Dan rata-rata rasio total hutang atas ekuitas pada koperasi adalah sebesar 185%. Menurut Kasmir standar rasio total hutang atas ekuitas sebesar 90% dan menggambarkan diatas standar umum, yang berarti tingkat resiko lebih tinggi total hutang terhadap ekuitas.

  5. Rasio SHU kotor Rasio SHU kotor digunakan untuk mengukur berapa perbandingan laba yang diperoleh dari penjualan, semakin tinggi rasio ini semakin baik. Pada tahun 2013 adalah sebesar 23,22%, pada tahun 2014 sebesar 33,45% naik 10%, disebabkan karena adanya kenaikan pada jumlah SHU Kotor yaitu (+26%) sebesar Rp757.430.

  Sedangkan tahun 2015 adalah sebesar 36,15% naik 2,7%, disebakan karena adanya kenaikan pada total SHU Kotor yaitu (+2,8%) sebesar Rp 101.472. Rata-rata rasio SHU Kotor pada koperasi karyawan Sampoerna UP Rungkut 1 Surabaya ini adalah sebesar 30,94%.

  6. Rasio SHU bersih Rasio SHU bersih menunjukkan seberapa besar dalam memperoleh laba usaha dari hasil penjualan. Pada tahun 2013 adalah sebesar 8.96%, pada tahun 2014 sebesar 12,39% naik 3,43%, disebakan karena adanya kenaikan pada jumlah SHU Bersih yaitu (+21%) sebesar Rp 235.076, sedangkan tahun 2015 sebesar 11,05% turun 1,34%, disebabkan karena adanya penurunan SHU Bersih maupun pada Total Penjualan, SHU Bersih yaitu (-15%) sebesar Rp 203.079 dan total penjualan (-4,8%) sebesar Rp 525.139. Dan rata-rata rasio SHU Bersih pada koperasi adalah sebesar 10,6%. Menurut Kasmir standar umum rasio SHU Bersih adalah sebesar 20%, sedangkan koperasi memiliki rata-rata 10,6% dan menggambarkan di bawah standar pada umumnya.

  7. Rasio Total Aset Turn Over Rasio Total Aset Turn Over menunjukkan kemampuan koperasi untuk menunjukkan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Pada tahun 2013 sebesar 26%, pada tahun 2014 sebesar 21% turun 5% disebabkan karena adanya penurunan pada total penjualan yaitu (-12%) sebesar Rp 1.506.387 dan adanya kenaikan pada total aktiva (+7,2%) sebesar Rp 3.463.190. Pada tahun 2015 sebesar 16% turun lagi 5%, disebabkan karena adanya penurunan pada penjulan yaitu (- 4,8%) sebesar Rp 525.139 dan adanya kenaikan pada total aktiva (+23%) sebesar Rp 12.200.283 dan rata-rata rasio Total aset turn over pada koperasi sebesar 21%, yang setiap tahunnya mengalami penurunan, dikarenakan total penjualan menurun setiap tahunnya, sedangkan total aktiva cenderung naik setiap tahunnya. Menurut Kasmir standar umum rasio Total Turn Over sebesar 2 kali, sedangkan koperasi memiliki rata-rata sebesar 0,21 kali dalam tiga tahun yang bearti masih jauh dibawah standar pada umumnya.

  SIMPULAN

  Berdasarkan perhitungan analisis rasio dari tahun 2013 sampai 2015, dapat disimpulkan bahwa : Rasio likuiditas pada koperasi menggambarkan kondisi kurang baik, dikarenakan adanya kenaikan pada akun kewajiban lancar lebih besar dari pada kenaikan aktiva lancar, lalu pada rasio solvabilitas juga menunjukkan penurunan dalam setiap tahunnya yang digambarkan dengan adanya kenaikan tingkat resiko total hutang terhadap aset-aset koperasi, yang disebabkan tinggi nya akun Total hutang (khususnya akun rasio simpanan sukarela). Dan pada rasio Rentabilitas adanya kenaikan maupun penurunan, dikarenakan adanya kenaikan SHU Bersih maupun SHU Kotor dan adanya penurunan total penjualan dalam setiap tahunnya.

  SARAN

  Untuk meningkatkan kinerja keuangan pada KOPKAR Sampoerna, maka pihak manajemen harus berupaya untuk meningkatkan akun-akun tertentu juga melakukan pengontrolan operasional dan memaksimalkan usaha dengan memberikan pelayanan berupa pemberian kredit uang maupun barang, karena keberhasilan koperasi berarti kesejahteraan anggota koperasi juga.

DAFTAR PUSTAKA

  Akbar, Ahmad Ali, 2012, Analisis Kinerja Laporan Keuangan terhadap Efisiensi

  pengelolaan KOPKAR Daya Sejahtera pada PT. Asuransi Jiwasraya Sejahtera Surabaya.

  Anggaran Dasar Koperasi Karyawan Sampoerna 2012, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KOPKAR SAMPOERNA , Surabaya. Fahmi, Irham 2014, Analisis Kinerja Keuangan , Cetakan Ketiga, AlfaBeta, Bandung. Fahmi, Irham 2015, Pengantar Manajemen Keuangan, Cetakan Keempat, AlfaBeta, Bandung. Harahap, Sofyan S. 2013, Teori Akuntansi, Cetakan Ketigabelas, Rajagrafindo, Jakarta. Harahap, Sofyan S. 2015, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Cetakan Keduabelas, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Irawati, Ernie Ayu 2012, Analisa Rasio Keuangan sebagai Alat Bantu untuk Menilai Kinerja Perusahaan pada PT. Mississipi Tbk . di Bursa Efek. Kasmir 2015, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedelapan, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Ni’ma, Ulin 2011, Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

  Subandi 2015, Ekonomi Koperasi Teori dan Praktik, Cetakan Kelima, Alfa Beta, Bandung. Sugiono 2013, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh, AlfaBeta, Bandung. Undang-Undang Perkoperasian Republik Indonesia No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah 2014,

  Cetakan Kedua, Sinar Grafika, Jakarta.