PERANAN INTELIJEN KEJAKSAAN NEGERI BANDAR LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN ALIRAN AGAMA TERLARANG AMANAT KEAGUNGAN ILAHI (Jurnal Skripsi)

  PERANAN INTELIJEN KEJAKSAAN NEGERI BANDAR LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN ALIRAN AGAMA TERLARANG AMANAT KEAGUNGAN ILAHI (Jurnal Skripsi) Oleh Lucky Setia Widodo FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  2017

  

ABSTRAK

PERANAN INTELIJEN KEJAKSAAN NEGERI BANDAR LAMPUNG

DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN ALIRAN AGAMA

TERLARANG AMANAT KEAGUNGAN ILAHI

Oleh

Lucky Setia Widodo. Mahasiswa Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum

  

Universitas Lampung. Email: luckysetiawan1@gmail.com. Maroni, Eko Raharjo.

Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Soemantri

Brojonegoro Nomor 1 Bandar Lampung 35145.

  Indonesia adalah negara hukum yang senantiasa mengutamakan hukum sebagai landasan seluruh aktivitas negara dan masyarakat. Indonesia yang kita cintai ini menjadi negeri yang subur akan aliran-aliran “Sesat” yang selalu berlindung dan mencampur adukan nilai-nilai “falsafah Pancasila” dan Hak atas Asasi Manusia sehingga menganggu Ketertiban Umum Masyarakat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah Peran Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung dalam penanggulangan kejahatan terhadap Aliran Amanat Keagungan Ilahi yang telah dianggap Sesat (2) Apa sajakah faktor penghambat Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung berserta jajarannya untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya perkembangan Aliran tersebut di Bandar Lampung.

  Penelitian dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada, Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada yaitu dalam menanggulangi kejahatan aliran agama terlarang Amanat Keagungan Ilahi ini, Pihak Kejaksaan Negeri Bandar Lampung melakukan penanggulangan dengan yang bersifat Preventif (pencegahan) seperti memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menumbuhkan kesadaran hukum, meningkatkan kewaspadaan dan memberikan penerangan serta sosialisasi kepada masyarakat. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi oleh Intelijen Kejaksaan Bandar Lampung dalam penanggulangan kejahatan terhadap aliran agama terlarang ini adalah dari faktor kewenangannya itu sendiri yang dianggap tidak memiliki kewenangan penindakan, dan masyarakat yang minim kesadaran hukum yang seharusnya ia laporkan sehingga menyulitkan Kejaksaan dalam mengawasi, menindak dan membubarkan aliran-aliran agama dan kepercayaan masyarakat yang dinilai menyesatkan tersebut.

  

Kata Kunci: Peranan Intelijen Kejaksaan, Penanggulangan Kejahatan, Penodaan

Agama, Aliran Agama, Amanat Keagungan Ilahi.

  

ABSTRACT

THE ROLE INTELLIGENCE OF THE DISTRICT ATTORNEY’S BANDAR

LAMPUNG IN COUNTERMEASURES CRIME RELIGIOUS FORBIDDEN

DIVINE MANDATE OF GREATNESS

  

By

LUCKY SETIA WIDODO

  Indonesia is a country of law who always put the law as the basis of all activities of the state and society. Indonesia this beloved land into fertile streams "Cult" who always take cover and stir to mix the values of "Pancasila" and on Human Rights so as to disturb public order Community. The problem in this study were (1) What is the Role of Intelligence State Attorney Bandar Lampung in penangulangan crimes against flow Mandate Divine Majesty which has been considered Heresy (2) What are the factors inhibiting Intelligence State Attorney Bandar Lampung along with his staff to take precautions against the emergence of developments The flow in Bandar Lampung. The study was conducted with normative juridical approach and empirical jurisdiction to address the problems that exist, Based on the results of the study, the authors obtained the answers to existing problems, ie in tackling crime religious sects prohibited Mandate Divine Majesty's, Party District Attorney Bandar Lampung perform countermeasures that are preventive (prevention) as educate the public about the importance of growing legal awareness, increase vigilance and provide information and dissemination to the public. Inhibiting factors faced by the Intelligence Attorney Bandar Lampung in the prevention of crimes against religious sects prohibited is of a factor authority itself is considered to have no authority enforcement, and the community is minimal awareness of the law he should report it so difficult for the Prosecutor in supervising, cracking and dissolve the religious sects and the public trust is considered misleading. Keywords: the role intelligence of the district attorney’s, countermeasures crime,blasphemy, sect, divine mandate of greatness.

I. Pendahuluan

  Mencermati perkembangan dan isu aktual yang mempengaruhi serta berpotensi melahirkan ancaman terhadap penegakan hukum yang salah satunya menjadi bahasan, maka Intelijen Kejaksaan sebagai penyelenggaran intelijen penegakan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, berkewajiban melakukan deteksi dini, mengidentifikasi, menganalisa dan menyajikan untuk perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan.

  Bahwa saat ini telah diterbitkan Peraturan Jaksa Agung RI nomor: PER- 019/A/JA/08/2015 tanggal 16 September 2015 tentang Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan Dalam Masyarakat, dan berdasarkan Peraturan Jaksa Agung RI tersebut telah diterbitkan Keputusan Jaksa Agung RI nomor: KEP- 146/A/JA/09/2015 tanggal 25 September tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan Dalam Masyarakat Tingkat Pusat. Yang membedakan PERJA dan KEPJA Baru ini adalah masuknya Unsur Badan Intelijen Negara (BIN) dan unsur perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam kepengurusan Tim Koordinasi Pakem.

  Atas dasar hal tersebut keluarlah surat perintah tugas dari Kejari Bandar Lampung dan Kejati Bandar Lampung tentang pelaksanaan penyelidikan oleh Intelijen Kejaksaan atas keberadaannya sedang berkembang di daerah Kemiling dan Way Kandis Bandar Lampung yang dilaporkan sebagai aliran yang diduga kuat telah menyimpang salah satunya adalah aliran ini tidak mengutamakan ajaran yang wajib bagi agama islam, tetapi mereka juga tidak melarang bagi yang ingin melaksanakannya, contohnya terkait Sholat 5 Waktu dan Puasa Ramadhan, karena menurutnya tidak berguna melaksanakan Sholat 5 waktu dan Puasa Ramadhan dan pengikutnya bisa berasal dari berbagai macam agama. Sampai saat ini masih menjadi salah satu fokus utama penyelidikan lebih mendalam oleh tim Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung.

  Permasalahan penelitian ini adalah:

  a. Bagaimanakah Peran Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung dalam penangulangan kejahatan terhadap Aliran Amanat Keagungan Ilahi yang telah dianggap Sesat?

  b. Apa sajakah faktor penghambat Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung berserta jajarannya untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya perkembangan Aliran tersebut di Bandar Lampung?

  Tujuan penelitian ini adalah:

  a. Bagaimana peran Intelijen Yustisial Kejaksaan Bandar Lampung menangani aliran kepercayaan masyarakat.

  b. Apakah faktor penghambat Intelijen Yustisial Kejaksaan Bandar Lampung dalam penangganan aliran agama terlarang Amanat Keagungan Ilahi. Penelitian ini menggunakan pendekatan sendiri, melainkan sudah memasuki yuridis normatif dan yuridis empiris. suatu medan interaksi orang lain. Pengumpulan data dilakukan dengan Orang tersebut berhadapan dengan studi pustaka dan studi lapangan. pembatasan pertama, karena harus Analisis data dilakukan secara kualitatif. memperhitungkan kehadiran orang lain. Sistem interaksi yang kemudian

II. Pembahasan

  terjadi bukan sekedar aksi dan reaksi yang dilakukan di antara para

  A. Karakteristik Responden

  pelakunya, yang oleh itu disebut sebagai respons-respon secara ad hoc Responden penelitian ini adalah para terhadap rangsangan sesaat. Tingkah subjek hukum yang berkaitan dengan laku orang-orang dalam masyarakat peranan Intelijen Kejaksaan dalam sekarang terjadi di dalam wadah suatu menanggulangi kejahatan aliran agama sistem ekspektasi. Oleh karena terlarang amanat keagungan ilahi di tingkah laku orang-orang berlangsung wilayah Bandar Lampung. Karakteristik dalam jaringan sistem ekpektasi, responden penelitian ini adalah sebagai maka dapat dijumpai adanya suatu berikut: pola interaksi tertentu. Terjadinya

  1.Nama: Andrie W. Setiawan. S.H.,M.H. sistem ekspektasi tersebut

  Jenis Kelamin: Laki-laki. Pangkat: dimungkinkan oleh tampilnya pola Jaksa Muda.Jabatan: Kasi budaya sebagai unsur dari struktur Intelijen.Alamat: Graha Madu Pesona sistem perbuatan sebagaimana telah

  II, Tanjung Senang Bandar berlangsungnya sistem interkasi Lampung.Unit Kerja:Kejaksaan Negeri tersebut, sehingga tercapai suatu Kota Bandar Lampung. integrasi yang relatif stabil dalam hubungan di antara para anggota

  2.Nama: Dr. (C) Suryani M. Nur, masyarakat.

  S.Sos.,M.M.JenisKelamin:Laki-laki. Jabatan:Ketua Umum MUI Kota

  2. Peran Kinerja Penegakan Hukum Bandar Lampung.Alamat:Jl.Letjen

  (Kejaksaan RI), mengenai Intelijen Alamsyah Ratu Prawiranegara, Gg Yustisial Kejaksaan yang dalam hal Rahayu No.2 Bandar Lampung. tersebut terkait peran Tim Pakem yang mengawasi perkembangan

  B. Pengawasan Penanggulangan Kejahatan

  aliran kepercayaan dan keagamaan di

  Aliran Kepercayaan Menyimpang

  Indonesia semakin sulit. Intelijen (Penodaan Agama). Yustisial Kejaksaan ini dituntut untuk lebih aktif dalam melakukan peran

  1. Tingkah Laku Sosial, tingkah laku pengawasan. Bukan hanya sosial dimulai dari perbuatan manusia mewaspadai dan menunggu kasus- secara perorangan, yang merupakan kasus yang ditimbulkan dari ekspresi, baik dari organisme munculnya aliran kepercayaan itu, biologisnya, maupun kepribadiannya. sifat pengawasan yang baik tidak

  Tetapi pada waktu seseorang hanya melakukan penanggulangan melakukan perbuat, orang tersebut yang bersifat pencegahan, melainkan sesungguhnya tidak lagi berdiri lebih dalam bentuk tindakan yang nyata baik preventif, dan represif. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Intelijen Andrie W. Setiawan Bahwa perlu dicermati adanya transformasi kelompok Amanat Keagungan Ilahi (AKI) menjadi Manusia Pancasila, karena disinyalir hal ini hanya untuk menghilangkan stigma negatif kelompok saja, sementara inti ajarannya yang menyimpang tidak berubah. disamping hal tersebut diatas dapat terjadi karena kurangnya moralitas baik sosial dan agama serta iman kesadaran mayarakat terhadap pengaruh munculnya aliran itu sendiri. Terjadinya kesesatan atau perbuatan melanggar hukum semacam ini terjadi diantaranya karena adanya budaya atau faham berbeda yang semula di anut bersifat secara perseorangan individu, artinya bahwa kejahatan yang terjadi karena adanya kelemahan-kelemahan dalam mekanisme peran pengawasan yang konsekuen. Pengawasan yang setengah-setengah dapat memberikan petunjuk mengenai adanya peluang-peluang tertentu untuk mendirikan aliran tersebut yang tanpa disadari telah melakukan pelanggaran penodaan serta penghinaan agama, karenanya Amanat Keagungan Ilahi (AKI) adalah kelompok yang terstruktur sebagaimana aliran kepercayaan maupun aliran keagamaan dan telah menjadi perhatian Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung

  1

  Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung, Tanggal 27 September 2016.

  2 Berdasarkan Hasil Penelitian Penulis

  yang juga turut serta bergabung dalam Sebuah Kegiatan Rapat Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Kota Bandar Lampung, Bapak Hentoro Cahyono, S.H., M.H Selaku Kajari Bandar Lampung menyampaikan Berkaitan dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) di Kejaksaan, bukan hanya menangani perkara Pidana umum, Pidana khusus dan Perdata tetapi juga dalam hal ketertiban dan ketentraman umum salah satunya yaitu pengawasan terhadap aliran kepercayaan masyarakat dan keagamaan contohnya di wilayah Kota Bandar Lampung ada yang namanya AKI (Amanat Keagungan Ilahi) yang merupakan aliran sempalan karena aliran ini mencapur adukan agama islam dengan kepercayaannya sendiri, mengenai Munculnya Aliran Agama tersebut yang menyesatkan sangat perlu di waspadai. Selain itu kejaksaan merupakan ketua tim Pakem untuk mengawasi aliran-aliran kepercayaan yang menyimpang dan untuk menanggulangi aliran kepercayaan dan agama yang ada terhadap nantinya ada indikasi paham radikalisme dan terorisme.

  Serta berdasarkan Laporan Informasi Khusus (Lapinsus)

  3

  yang menerangkan Bahwa Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung telah melakukan kegiatan pengumpulan bahan keterangan dan data dengan Komunitas Intelijen Daerah terkait dengan adanya aktifitas 2 Rapat KOMINDA Pada hari Selasa 6 September

  2016 pukul 10.30 - 12.15 WIB di Begadang Resto Kota Bandar Lampung. 3 Laporan Informasi Khusus.Pemantauan dan Pendataan Aliran “Amanat Keagungan Ilahi (AKI) di Wilayah Lampung.

1 Wawancara dengan Andrie W.Setiawan selaku

  Nomor;R- yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengatasnamakan Aliran “AMANAT KEAGUNGAN ILAHI” atau disingkat A.K.I. yang telah peneliti punyai, salah satu informan selaku mantan pengurus Amanat Keagungan Ilahi disebutkan awal mula ia mengenal AKI hingga masuk menjadi pengurus AKI tersebut di sebabkan hutang budi terhadap aliran tersebut karena telah berhasil menyembuhkan penyakit yang dideritanya yang pada saat itu beliau mengalami sakit keras. Sementara itu berdasarkan hasil wawancara terhadap Bapak Dr. (C) Suryani M.Nur,S.Sos.,MM

  4

  selaku Ketua MUI Kota Bandar Lampung beliau menjelaskan MUI pada dasarnya sangat mendukung apabila ada instansi lain / masyarakat yang peduli terhadap adanya kegiatan kelompok / organisasi yang menympang dari ajaran agama pada umumnya, sehingga dapat diambil langkah dan tindakan dengan segera terhadap aktivitas yang menyimpang tersebut.

  MUI Kota Bandar Lampung pernah mendengar Kelompok Amanat Keagungan Ilahi (AKI), namun sewaktu itu bukan di wilayah Kota Bandar Lampung dan apabila terbukti bahwa ada ajaran / kelompok keagamaan melakukan kegiatan yang menyimpang dari ajaran agama Islam (yang termasuk ke dalam “10 kriteria aliran sesat” hasil Rakernas MUI di Jakarta pada tanggal 6 November 2007) MUI sangat setuju untuk diambil langkah penghentian terhadap aktivitas kelompok tersebut. 4 Wawancara dengan Bpk.Dr. (C) Suryani

  M.Nur,S.Sos.,MM selaku Ketua MUI Kota Bandar C.Faktor Penghambat Intelijen Yustisial Kejaksaan dalam Menanggulangi Kejahatan terhadap Aliran Kepercayaan/ Keagamaan.

  Hambatan yang dialami oleh apartur intelijen yustisial kejaksaan dalam mendukung bidang lain, yaitu:

  1. Peraturan PerUndang-Undangan (Faktor Hukum),Peraturan perUndang-Undangan yang mengatur kewenangan kejaksaan dalam pembubaran dan pelarangan aliran agama dan kepercayaan masyarakat yang sesat itu dianggap tidak relevan.

  Padahal payung hukumnya adalah Pertama, berdasarkan Pasal

  30 Undang-Undang Kejaksaan Nomor

  16 Tahun 2004. Di situ diatur tugas dan wewenang dari unsur Kejaksaan. Isinya, terkait ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan ikut berwenang dalam masalah peningkatan kesadaran hukum masyarakat, pengamanan kebijakan penegakan hukum, pengawasan peredaran barang cetakan, pengawasan kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara, pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama, penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

  2. Personil Intelijen (Faktor Penegak Hukum),Penegak hukum dalam hal ini Kejaksaan Bidang Intelijen Bandar Lampung yang masih kurang baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan masih sedikit personil yang belum mengikuti pendidikan intelijen.

  3. Faktor Sarana dan Prasarana Penegakan hukum tidak mungkin berlangsung lancar tanpa adanya masyarakat akan pentingnya faktor sarana atau fasilitas yang kesadaran hukum di dalam memadai, minimnya sarana dan masyarakat. Penyuluhan yang di prasarana yang dimiliki oleh berikan oleh pihak bidang Intelijen Intelijen Kejaksaan Bandar Kejaksaan ditunjukan kepada Lampung menghambat proses masyarakat yang berada di daerah- pengawasan terhadap munculnya daerah padat penduduk seperti di aliran agama dan kepercayaan daerah Tanjung Karang, Way Kandis, masyarakat yang menyesatkan ini Tanjung Senang, Sukarame dan seperti kurangnya dana pengawasan Kemiling. Masyarakat yang diberikan dan transportasi yang memadai penyuluhan lebih kepada masyarakat untuk melakukan pengawasan dan lingkungan yang memang biasanya penindakan. bersosialisasi dengan setiap warga sekitar.

  4. Faktor Masyarakat,Masyarakat individualistis yang mengetahui

  2. Pendekatan kepada Tokoh Masyarakat adanya faham aliran yang dan Tokoh Agama, Upaya menyesatkan di lingkungan tersebut penanggulangan kejahatan terhadap masih minim kepekaan. Dikarenakan aliran agama dan kepercayaan kurangnya kepercayaan masyarakat masyarakat dengan melakukan terhadap kinerja penegak hukum. pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan agama setempat agar

  D. . Upaya Intelijen Kejaksaan Bandar

  terjalin suatu hubungan yang baik

  Lampung dalam Menanggulangi

  antara penegak hukum seperti

  Kejahatan Aliran Agama Terlarang

  Kejaksaan dan masyarakat, hal ini

  Amanat Keagungan Ilahi dan Yang

  bertujuan agar apa yang telah

  Serupa. disosialisasikan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik.

  Berdasarkan hal tersebut, maka Intelijen Kejaksaan Bandar Lampung menindak

  3. Sosialisasi, Upaya sosialisasi yang dilakukan oleh Intelijen Kejaksaan lanjuti dalam penanggulangan kejahatan tersebut melalui upaya-upaya sarana Bandar Lampung yaitu dengan mensosialisasikan kepada masyarakat

  Non Penal, dengan upaya preventif atau upaya pencegahan yaitu upaya yang melalui penyebaran brosur-brosur dilakukan untuk mencegah terjadinya berkaitan dengan faham-faham aliran sesat dan kelompok radikalisme di suatu tindak pidana penghinaan dan penodaan agama khususnya dalam Tugu Bundaran Gajah Kota Bandar

  Lampung. penanganan aliran amanat keagungan ilahi dalam penelitian ini.

  Penanggulangan preventif atas tindak pidana penodaan serta penghinaan agama meliputi sebagai berikut:

  1. Penyuluhan Hukum,yaitu memberikan penyuluhan atau himbauan kepada

III. PENUTUP A.Simpulan

  1. Dalam menanggulangi kejahatan terhadap aliran agama terlarang seperti Amanat Keagungan Ilahi dan sejenisnya tersebut, peran Kejaksaan bidang Intelijen Bandar Lampung melakukan penaggulangan yang bersifat preventif (Pencegahan) seperti memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menumbuhkan kesadaran hukum, meningkatkan kewaspadaan dan memberikan penerangan serta sosialisasi kepada masyarakat.

  2. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi oleh Intelijen Kejaksaan Bandar Lampung dalam penanggulangan kejahatan terhadap aliran agama terlarang ini adalah dari faktor kewenangannya itu sendiri yang dianggap tidak memiliki kewenangan penindakan, dan masyarakat yang minim kesadaran hukum yang seharusnya ia laporkan sehingga menyulitkan Kejaksaan dalam mengawasi, menindak dan membubarkan aliran- aliran agama dan kepercayaan masyarakat yang dinilai menyesatkan tersebut.

  B.Saran

  1. Agar pihak Kejaksaan lebih diperhatikan dan diperkuatkan lagi dalam bentuk peraturan perUndang- Undangannya mulai dari faktor payung hukum yang dimiliki hingga penambahan dana untuk sarana dan prasana seperti transportasi dan anggaran pengawasan lapangan dalam penanggulangan masalah kejahatan aliran agama terlarang yang diperani oleh Intelijen Yustisial Kejaksaan, disamping itu pihak Jaksa dalam bidang Intelijen itu sendiri harus mempunyai pendidikan intelijen dan mampu membaur serta mendapatkan data di lapangan, memberikan pengarahan dan pemahaman hukum serta peningkatan kewaspadaan masyarakat guna meminimalisir berkembangnya aliran-aliran baru yang menyesatkan tersebut.

  2. Dalam menangkal paham radikalisme dibutuhkan kesadaran masyarakat harus lebih waspada terhadap terjadinya faham-faham aliran kepercayaan dan agama yang muncul di lingkungannya yang berakibat timbulnya penyimpangan ideologi sesat yang tidak sesuai dengan pancasila dan amanat Undang-Undang yang mengaturnya.

  Daftar Pustaka

  A. Literatur

  Sondang P. Siagian. 1989, Filsafat

  Administrasi. Cv Haji Masagung, Jakarta.

  Sarwoto. 1991, Organisasi dan

  Manajemen,Ghalian Indonesia, Jakarta.

  Lembaga Administrasi Negara.1989, Sistem Administrasi Negara

  Republik Indonesia. Yayasan Penerbit Administrasi, Jakarta. Kejaksaan RI. 2004, Restrukturisasi Organisasi Kejaksaan. Jakarta.. Soejono Soekanto.1983, Penegakan Hukum. BPHN. Jakarta. Chistina Soerya. 2001, Kedudukan

  Kejaksaan Sebagai Penegak Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana. Pusat Penelitian dan

  II Aliran Kepercayaan. Purwoketo.

  Persada. Jakarta. Pudja, Gede. 2000, Weda Parikrama.

  Agama Islam Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadan di Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo

  Makbuloh, Deden. 2011, Pendidikan

  Dari Beberapa Aspeknya Jilid 3. UI. Jakarta.

  Pelajar. Yogyakarta. Nasution, Harun. 1985, Islam Ditinjau

  Kepercayaan Menyimpang di Indonesia, Peran Polisi, Bakor PAKEM, dan Pola Penanggulangan. Pustaka

  IGM Nurdjana. 2009, Hukum dan Aliran

  Kejaksaan Agung RI. 1985, Pokok-pokok Pelaksaan Tugas Pakem. Jakarta.

  Direktorat Pembinaan Penghayatan Keperyaaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dirktorat Jenderal Kebudayaan.

  K. Permadi. 1992, Pandangan Aliran Kepercayaan Terhadap Islam.

  Pembukaan Musyawarah Nasional

  Pengembangan Kejaksaan Agung RI. Jakarta. O’Toole G. 1990, A Universal Principle

  Naskah Presiden Soeharto. 1974,

  Indonesia Legal Resource Center. Jakarta.

  Terhadap Pengawasan Agama dan Kepercayaan di Indonesia.

  Citra Kharisma Bunda. Jakarta. Uli Parulian. 2008, Kajiaan Hukum

  Langkah Soeharto 28 Maret 1968 – 23 Maret 1973. PT.

  Jakarta. G Dwipayana. Nazarudin. 2003, Jejak

  Penuntutan Umum Republik Indonesia. Modul Diklat PPPJ.

  Jakarta. Kejaksaan Agung. 2012, Pelayanan

  dalam Kinerja Intelijen Keamanan. PT. Gramedia.

  Kompas. Jakarta. Susaningtyas Nefo. 2013, Komunikasi

  Journal of Intelligence and Counterintelligence. Haryatmooko. 2011, Hukum dan Moral dalam Masyarakat Majemuk.

  of Intelligence. International

  Depag RI. Jakarta. Hamzah, Andi. 2008, KUHP dan KUHAP. Rineka Cipta. Jakarta.

  • . 1986. Pengantar Hukum Acara -----------. 2010. Pengantar Penelitian

    Pidana Indonesia.Ghalia Hukum. UI Press. Jakarta.

    Indonesia. Jakarta.

  Arief, Barda Nawawi. 1984. Teori-Teori Gamer, Bryan A. 2009, Black’s Law dan Kebijakan Pidana. Alumni.

  Dictionary 9 Edition. West Bandung.

  Thomson. St. Paul.

  • . 2014. Kebijakan Hukum Adji, Seno, Oemar. 1971, Perkembagan Pidana. Kencana. Jakarta.

  Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana Sekarang dan Dimasa yang Akan Datang.

  B. Undang–Undang CV. Pancurah Tujuh. Jakarta.

  Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004. Adji, Seno, Oemar. 1981, Hukum

  Tentang Kejaksaan RI

  (Acara) Pidana dalam Propeksi. Erlangga. Jakarta.

  Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1961 Tentang Ketentuan-ketentuan

  Abidin, Zainal. 2007, Daftar Iventaris Pokok Kejaksaan RI

  Masalah: Terhadap Beberapa Ketentuan dalam RUU KUHP.

  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 Elsam dan Aliansi Nasional

  Tentang Intelijen Negara Reformasi KUHP. Jakarta. Undang-undang No 1 Pnps 1965

  Prodjodikoro, Wirjono. 2003, Tindak-

  Tindak Pidana Tertentu di

  Undang-Undang Dasar 1945 Indonesia. Refika Aditama. Bandung.

  Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

  Mulders, Niels. 1983, Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa.

  Gramedia. Jakarta.

  C. Website

  Soekanto, Soerjono.2010, Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama_ Jakarta.

  Khonghucu, diambil pada Kamis

  05 Mei 2016 Pada Pukul 17:19

  • .2009, Sosiologi Suatu Wib.

  Pengantar. Rajawali Press.

  Jakarta.

  • . 2014. Faktor-Faktor yang

  Mempengaruhi Penegakan Hukum. Raja

  Grafindo. Jakarta.

Dokumen yang terkait

PERANAN PERADILAN AGAMA DALAM MELINDUNGI HAK PEREMPUAN DAN ANAK MELALUI PUTUSAN YANG MEMIHAK DAN DAPAT DILAKSANAKAN THE ROLE OF RELIGIOUS COURT IN WOMEN AND CHILDREN RIGHTS PROTECTION THROUGH PARTIAL AND EXECUTABLE DECISION

0 0 22

IMPLEMENTATION OF EDUCATION AND TEACHING PROGRAM FOR PRISONERS AS PART RESISTANCE RESISTANCE IN POLICE RESORT OF BANDAR LAMPUNG

0 0 14

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP ANGGOTA KEPOLISIAN SEBAGAI PENYEBAB MATINYA PELAKU AMUK MASSA (Study Perkara Nomor 166Pid.2012PN TK) (Jurnal Ilmiah) TIRTA ARI N

0 0 11

IMPLEMENTASI KONSEP HUKUM PROGRESIF DALAM PENEGAKAN HUKUM OLEH KEPOLISIAN DI INDONESIA

0 1 14

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN PENGANIAYAAN YANG DI LAKUKAN OLEH PENAGIH HUTANG (DEBT COLLECTOR) (Studi Wilayah Hukum Bandar Lampung)

0 0 14

UPAYA PENANGGULANGAN KEPOLISIAN RESOR TULANG BAWANG TERHADAP TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG MENYEBABKAN KEMATIAN (STUDI LAPORAN POLISI NO. STPL/34/2016/SIAGA

0 0 12

ANALISIS KOMPARATIF PENGATURAN TINDAK PIDANA ABORSI DALAM HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

0 0 13

ANALISIS PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA MENYIMPAN BAHAN BAKAR MINYAK BERSUBSIDI TANPA IZIN (Studi Putusan No. 516Pid.Sus.LH2016PN.Tjk) (Jurnal Skripsi)

0 0 12

PENGGUNAAN ALAT BUKTI REKAMAN CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION) DALAM PROSES PERADILAN PIDANA

1 7 14

PERANAN AHLI TOKSIKOLOGI FORENSIK DALAM UPAYA PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA Oleh Mirna Andita Sari, Eddy Rifai, Gunawan Jatmiko Email: mirnaanditagmail.com Abstrak - PERANAN AHLI TOKSIKOLOGI FORENSIK DALAM UPAYA PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PE

0 0 12