L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Tabel L1.1 Data Rendemen Ekstrak Jumlah Tahap Ekstraksi Konsentrasi Pelarut () Waktu Ekstraksi (menit) Berat Ekstrak (gram) Rendemen Ekstrak ()

  

LAMPIRAN 1

DATA PERCOBAAN

L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK

  12,00

  8,25 6,70

  1,65 1,34 2,01

  60 120 180

  96

  7,40 4,15 4,75

  1,48 0,83 0,95

  60 120 180

  70

  1,76 2,80 3,50 8,80

  0,56 0,7

  60 120 180

  50

  3

  2,4 7,75 8,70

  Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Tabel L1.1 Data Rendemen Ekstrak

  1,55 1,74

  60 120 180

  96

  0,84 7,20 3,50 4,20

  1,44 0,7

  60 120 180

  70

  4,20 3,65 3,80

  0,84 0,73 0,76

  60 120 180

  50

  2

  

(menit)

Berat Ekstrak (gram) Rendemen Ekstrak (%)

  Jumlah Tahap Ekstraksi Konsentrasi Pelarut (%)

Waktu

Ekstraksi

  10,05 Pada Tabel L1.1 di atas terlihat besar rendemen ekstrak dari 18 run, yang dinyatakan dalam satuan %. Besar rendemen didapat dengan membandingkan berat produk yang didapat dari setiap run dengan berat bahan baku kunyit awal (yang beratnya 20 gram). Metode perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3.

L1.2 DATA KADAR KURKUMIN

  3

  Pada Tabel L1.2 di atas terlihat besar kadar kurkumin dari seluruh 18 run, yang dinyatakan dalam satuan %. Besar kadar kurkumin ini maksudnya adalah besar kadar terhadap rendemen. Misalnya, untuk run 3, besar rendemen adalah 3,8%. Maka, banyaknya kadar kurkumin untuk run 3 adalah sebesar 0,593% dari 3,8% keseluruhan bahan baku kunyit (yang beratnya 20 gram). Metode perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

  8,506 13,467 16,001

  60 120 180

  96

  2,270 11,211 15,545

  60 120 180

  70

  0,089 0,181 0,028

  60 120 180

  50

  Dari hasil percobaan diperoleh data kadar kurkumin sebagai berikut: Tabel L1.2 Data Kadar Kurkumin

  Jumlah Tahap Ekstraksi Konsentrasi Pelarut (%) Waktu Ekstraksi (menit) Kadar Kurkumin (%)

  10,770 10,736

  60 120 180

  96

  2,004 2,551 0,148

  60 120 180

  70

  0,125 0,083 0,593

  60 120 180

  50

  2

  15,15

  

LAMPIRAN 2

HASIL ANALISA

L2.1 HASIL ANALISA KURKUMIN STANDAR

  Gambar L2.1 Grafik Spektrum Aktif Kurkumin Standar Pada gambar L2.1 di atas terlihat grafik spektrum aktif kurkumin standar, dimana puncaknya adalah pada panjang gelombang 425 nm. Maka, pembacaan absorbansi untuk seterusnya akan dilakukan pada panjang gelombang 425 nm.

  Gambar L2.2 Grafik Standar Kurkumin Pada gambar L2.2 di atas terlihat titik-titik hasil pembacaan absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Visible terhadap kurkumin standar dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Dari titik-titik tersebut ditarik garis, dan didapatkan persamaan y=0,36301x + 0,02124. Persamaan inilah yang akan digunakan untuk menghitung konsentrasi dari sampel-sampel run pada penelitian ini, setelah absorbansi mereka dibaca dengan spektrofotometer UV-Visible.

L2.2 HASIL ANALISA KADAR KURKUMIN

  Gambar L2.3 Hasil Analisa Kadar Kurkumin Pada gambar L2.3 di atas terlihat tabel hasil analisa kadar kurkumin. Terlihat bahwa, misalnya pada run 1, diambil sampel (sebesar 0,0181 gram) dari keseluruhan sampel hasil run 1, kemudian dimasukkan ke kuvet dengan ditambah etanol 10 ml. Kuvet dimasukkan ke spektrofotometer untuk pembacaan absorbansi. Jika hasil pembacaan absorbansi tidak melebihi 1, maka dipakailah pembacaan absorbansi tersebut. Namun, jika hasil pembacaan absorbansi awal melebihi 1, maka kuvet dikeluarkan dan larutan diencerkan dengan kelipatan 10 kali hingga pembacaan absorbansi tidak melebihi 1. Sedangkan di kolom paling kanan terlihat konsentrasi (hasil perhitungan dengan persamaan y=0,36301x+0,02124) yang dinyatakan dalam satuan ppm.

  1:1(etanol 50%) 38,34 7:3 (etanol 70%) 21,67

  96 . V

  Tabel L3.1 Jumlah Air Sebagai Pengencer Etanol : Air Volume Air (ml)

  = 41,66 ml Maka air yang ditambahkan = 80 ml

  1

  V

  1 = 50 . 80

  96 . V

  2

  

1 . V

1 = C 2 . V

  C

  Maka air yang ditambahkan = 80 ml

  1 = 58,33 ml

  V

  = 70 . 80

  1

  2

  

LAMPIRAN 3

CONTOH PERHITUNGAN

L3.1 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR L3.1.1 Untuk Pembuatan Larutan Etanol 70% dan 50%

  2

  Kebutuhan air yang digunakan sebagai pengencer untuk pembuatan pelarut etanol dalam proses ekstraksi didapat dari perhitungan. Larutan etanol 96% ingin diencerkan menjadi etanol 70% dan etanol 50%. Perhitungan air yang digunakan sebagai pengencer, dengan rumus :

  M

  1

  . V

  1

  = M

  . V

  

1 . V

1 = C 2 . V

  2 Dimana V 1 = volume awal etanol 96% yang akan ditambahkan air Dimana

  V

  2 = volume etanol 96% untuk ekstraksi (80 ml) Dimana

  ρ = densitas etanol

  Dimana % = persen berat etanol

  Untuk perhitungan pengenceran etanol 96% menjadi etanol 70% : C

  • – 58,33 ml = 21,67 ml Untuk perhitungan pengenceran etanol 96% menjadi etanol 50% :
  • – 41,66 ml = 38,34 ml Tabel L2.1 menunjukkan jumlah air yang ditambahkan sebagai pengencer, yang diperoleh dari perhitungan.
Dari tabel L3.1 pada perbandingan etanol : air = 1 : 1 volume air yang ditambahkan adalah 38,34 ml dan pada perbandingan etanol : air = 7 : 3 volume air yang ditambahkan adalah 21,67 ml.

  Masing-masing perbandingan dilakukan sebanyak 6 run, sehingga : Perbandingan etanol : air = 1 : 1 yaitu = 38,34 ml x 6 = 230,04 ml Perbandingan etanol : air = 7 : 3 yaitu = 21,67 ml x 6 =130,02 ml + Total

  = 360,06 ml

  Total

  = 361 ml Maka banyaknya air yang dibutuhkan adalah sebanyak 361 ml.

  L3.2 PERHITUNGAN KEBUTUHAN ETANOL L3.2.1 Sebagai Pelarut Proses Ekstraksi

  Kebutuhan etanol yang digunakan sebagai pelarut proses ekstraksi didapat dari perhitungan. Pada proses ini etanol yang digunakan adalah etanol teknis 96% yang diencerkan menjadi etanol 70% dan etanol 50%. Tabel L2.2 menunjukkan jumlah etanol sebagai pelarut yang diperoleh dari perhitungan.

  Tabel L3.2 Jumlah Etanol Sebagai Pelarut Ekstraksi Etanol : Air Volume Etanol (ml)

  1:1 41,66 7:3 58,33

  24:1

  80 Dari tabel L3.2 pada perbandingan etanol : air = 1 : 1 volume etanol yang dibutuhkan adalah 41,66 ml, pada perbandingan etanol : air = 7 : 3 volume etanol yang dibutuhkan adalah 58,33 ml, dan pada perbandingan etanol : air = 24 : 1 volume etanol yang dibutuhkan adalah 80 ml.

  Masing-masing perbandingan dilakukan sebanyak 6 run, sehingga : Perbandingan etanol : air = 1 : 1 yaitu = 41,66 ml x 6 = 249,96 ml Perbandingan etanol : air = 7 : 3 yaitu = 58,33 ml x 6 = 349,98 ml Perbandingan etanol : air = 24 : 1 yaitu = 80,00 ml x 6 = 480 ml + Total

  = 1079,94 ml

  Total

  = 1080 ml Maka banyaknya etanol yang dibutuhkan adalah sebanyak 1080 ml.

L3.3 PERHITUNGAN RENDEMEN EKSTRAK KURKUMIN

  Perhitungan rendemen dilakukan dengan cara membandingkan antara massa produk yang dihasilkan dengan massa bahan baku awal, dengan rumus : Misal, untuk Run 1 diperoleh berat ekstrak (produk jadi) sebesar 0,84 gram dari berat awal 20 gram, maka perhitungannya adalah : Tabel L3.3 menunjukkan hasil perhitungan rendemen untuk seluruh 18 run :

  Tabel L3.3 Rendemen untuk Masing-masing Run

  

Run Berat Ekstrak (gm) Berat Awal (gm) Rendemen (%)

1 0,84 20 4,2 2 0,73 20 3,65 3 0,76 20 3,8 4 1,44 20 7,2 5 0,7 20 3,5 6 0,84 20 4,2 7 1,55 20 7,75 8 1,74 20 8,7 9 2,4

  20

  12 10 0,56 20 2,8 11 0,7 20 3,5 12 1,76 20 8,8 13 1,48 20 7,4 14 0,83 20 4,15 15 0,95 20 4,75 16 1,65 20 8,25 17 1,34 20 6,7 18 2,01 20 10,05

L3.4 PERHITUNGAN KURVA STANDAR KURKUMIN

  Untuk menghitung kadar ekstrak kurkumin, sebelumnya harus dibuat kurva standar kurkumin terlebih dulu. Prosedur pembuatan kurva standar ini telah dicantumkan sebelumnya di Bab 3, dimana hasilnya didapatkan absorbansi dari 11 titik yang digunakan.

  Pertama dihitung dulu konsentrasi stok standar :

  Satuan konsentrasi standar ini akan diubah dari mg/L menjadi ppm. Karena ppm adalah satuan perbandingan (satu per sejuta bagian) dan densitas etanol bukanlah 1 kg/L, maka dilakukan pembagian dengan densitas etanol lebih dulu : karena 1 mg adalah 1/1.000.000 kg, maka 1 mg/kg = 1 ppm, sehingga : Konsentrasi masing-masing titik dihitung dengan persamaan : Misal, untuk titik pertama volume pengencerannya 0,025 ml, maka perhitungannya adalah : Setelah itu dihitung konsentrasi untuk 10 titik yang tersisa, yang tercantum pada Gambar L2.3 di Lampiran 2

L3.5 PERHITUNGAN KADAR EKSTRAK KURKUMIN

  Analisa data dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer UV Visible. Skala absorbansi dibaca pada panjang gelombang 425 nm.Konsentrasi kurkumin dihitung dengan menggunakan grafik standar absorbansi vs konsentrasi yang ditunjukkan pada gambar L2.3 pada Lampiran 2.

  Pada gambar tersebut terdapat persamaan garis lurus, yaitu y = ax + b , dimana : a = 0,36301 b = 0,02124 y = skala absorbansi x = konsentrasi (ppm) Tabel L3.4 menunjukkan skala absorbansi, berat sampel, dan pengenceran untuk masing-masing run :

  Tabel L3.4 Absorbansi, Berat Sampel, dan Pengenceran Masing-masing Run

  

Run Berat Sampel (gm) Pengenceran Abs 425

1 0,0181 1 0,84167 2 0,0139 1 0,44067 3 0,0099

  10 0,23425 4 0,024 100 0,1958

5 0,0489 100 0,474

6 0,0202

  10 0,12952 7 0,0112 100 0,45911 8 0,0149 100 0,60193 9 0,0146 100 0,82434

  10 0,022 1 0,73291 11 0,0276 10 0,203 12 0,0323

  1 0,34778 13 0,0335 100 0,29736 14 0,0148 100 0,62354 15 0,0128 100 0,74353 16 0,0122 100 0,39795 17 0,0042 100 0,22656 18 0,0142 100 0,84607

  Untuk mendapat nilai x (konsentrasi), maka : y = ax + b Untuk mendapat nilai x dalam ppm maka harus dikalikan lebih lanjut dengan : sehingga persamaannya menjadi : dengan volume labu adalah 10 ml. Kita ambil contoh run 3, maka :

  x

  = 5927,1539 ppm Nilai konsentrasi dalam satuan ppm ini kemudian dikonversi ke dalam satuan %. Karena ppm adalah satuan rasio satu persejuta bagian dan persen adalah satuan rasio satu perseratus bagian, maka untuk mengubah ppm ke % dilakukan dengan :

  Maka kadar kurkumin untuk run 3 adalah sebesar 0,5927%. Namun, % kadar kurkumin ini maksudnya adalah besar kadar terhadap rendemen. Misalnya, untuk run 3, besar rendemen adalah 3,8%. Maka, banyaknya kadar kurkumin adalah sebesar 0,5927% dari 3,8% keseluruhan bahan baku kunyit.

  Konsentrasi dalam satuan ppm sebenarnya sudah cukup. Dalam penelitian ini, pengubahan ke satuan % dilakukan untuk keperluan membandingkan kadar kurkumin dengan kadar kurkumin yang didapat dari penelitian-penelitian sebelumnya, yang juga dinyatakan dalam satuan %.

  Cara perhitungan ini lalu digunakan untuk run-run selanjutnya, dimana hasilnya terlihat dalam tabel L3.5 yang menunjukkan hasil perhitungan kadar ekstrak untuk seluruh 18 run :

  Tabel L3.5 Kadar untuk Masing-masing Run

  Run Berat Sampel (gm) Pengenceran Abs 425 Konsentrasi (ppm) Kadar (%) 1 0,0181

  1 0,84167 1248,66 0,1248 2 0,0139 1 0,44067 831,24 0,0831 3 0,0099

  10 0,23425 5927,15 0,5927 4 0,024 100 0,1958 20036,18 2,0037 5 0,0489 100 0,474 25505,90 2,5506 6 0,0202

  10 0,12952 1476,65 0,1477 7 0,0112 100 0,45911 107698,23 10,7698 8 0,0149 100 0,60193 107359,26 10,7360 9 0,0146 100 0,82434 151529,85 15,1530

  10 0,022 1 0,73291 891,12 0,0891 11 0,0276 10 0,203 1814,14 0,1814 12 0,0323

  1 0,34778 278,49 0,0279 13 0,0335 100 0,29736 22705,68 2,2706 14 0,0148 100 0,62354 112106,96 11,2107 15 0,0128 100 0,74353 155447,25 15,5447 16 0,0122 100 0,39795 85060,66 8,5061 17 0,0042 100 0,22656 134667,68 13,4668 18 0,0142 100 0,84607 160013,83 16,0014