BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai perusahaan - Pengaruh Arus Kas Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Nilai perusahaan

  Nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari beberapa aspek salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006 dalamPermanasari, 2010).Rika dan Ishlahuddin (2008:7) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai pasar.Alasannya karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum jika harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang meningkatkan menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris

  Nilai perusahaan merupakan harga yang tersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual, dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya

  Para akademisi dan analis di bidang keuangan mengembangkan berbagai konsep nilai sebagai upaya memahami tingkah laku harga saham.

  Berikut beberapa diantaranya adalah : 1. Nilai Ekonomi

  Konsep ini berkaitan dengan kemampuan dasar suatu aktiva untuk memberikan aliran arus kas sesudah pajak kepada yang memilikinya. Nilai ekonomi pada dasarnya merupakan konsep pertukaran, nilai suatu barang didefinisikan sebagai jumlah kas yang ingin diserahkan pembeli saat ini yaitu nilai sekarangnya untuk dipertukarkan dengan suatu pola arus kas masa depan yang diharapkan. Nilai ekonomi mendasari beberapa konsep umum nilai lainnya karena nilai ekonomi didasarkan pada logika pertukaran yang sangat alami dalam proses penginvestasian dana.

  2. Nilai Pasar Nilai pasar sering disebut kurs, adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar. Juga dikenal sebagai nilai pasar wajar, yaitu setiap aktiva atau kumpulan aktiva, pada saat diperdagangkan dalam pasar yang terorganisasi atau diantara pihak-pihak swasta dalam suatu transaksi tanpa beban dan tanpa paksaan.

  3. Nilai Intrinsik Merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu saham sebagai wakil dari nilai perusahaan.Makna nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

  4. Nilai Likuidasi Nilai ini berkaitan dengan kondisi khusus mana kala suatu perusahaan harus melikuidasikan sebagian atau seluruh aktiva serta tagihan- tagihannya.Nilai likuidasi hanya dapat dipakai untuk kegunaan yang terbatas.Meskipun demikian, nilai likuidasi kadang-kadang dipergunakan dalam menilai aktiva dari perusahaan yang belum diketahui untuk melaksanakan analisis perbandingan dalam penilaian kredit. Nilai likuidasi bisa dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku. Yaitu dari neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan menjelang proses likuidasi.

  5. Nilai Nominal Nilai nominal lebih dikenal oleh banyak orang. Hal ini mungkin karena besaran itu tercantum secara formal dalam anggaran dasar perusahaan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. Nilai nominal memiliki beberapa fungsi yuridis antara lain menunjukan jumlah nominal yang harus disetor pemegang saham dalam memenuhi kewajibannya, juga memperlihatkan besarnya porsi kepemilikan seorang pemegang saham terhadap perusahaan.

  6. Nilai Pemecahan Konsep nilai pemecahan berkaitan dengan pengambilalihan (take over) dan restrukturisasi aktivitas perusahaan. Dengan asumsi bahwa kombinasi nilai ekonomi dari masing-masing segmen multi usaha melebihi nilai perusahaan secara keseluruhan, karena manajemen masa lalu yang tidak cakap ataupun kesempatan-kesempatan saat ini yang tidak diketahui lebih awal, perusahaan dipecah menjadi komponen-komponen yang dapat dijual untuk dilepaskan kepada pembeli lain.

  7. Nilai Reproduksi Ini merupakan jumlah yang diperlukan untuk menggantikan aktiva tetap yang sejenis.Nilai reproduksi pada kenyataannya adalah salah satu dari beberapa tolak ukur yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai perusahaan yang masih berjalan.Penetapan nilai reproduksi adalah suatu estimasi yang sebagian besar didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan teknik.

  8. Nilai berkelanjutan Ini merupakan penerapan dari nilai ekonomi karena perusahaan yang masih berjalan diharapkan menghasilkan rangkaian arus kas dimana pembeli harus menilai untuk memperkirakan harga dari perusahaan tersebut secara keseluruhan

  James Tobin membangun suatu teori, yang disebut Teori q Tobin (Tobin’s q Theory), rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan.Inti teori ini adalah cara kebijakan moneter mempengaruhi perekonomian melalui pengaruhnya pada penilaian ekuitas. Tobin mendefinisikan q sebagai nilai pasar perusahaan dibagi dengan biaya penggantian modal. Jika q tinggi, nilai pasar relatif tinggi terhadap biaya penggantian modal, dan akan relatif murah terhadap nilai pasar perusahaan. Perusahaan dapat mengeluarkan ekuitas dan mendapatkan harga relatif tinggi terhadap biaya fasilitas dan perlengkapan yang mereka beli. Pengeluaran investasi akan meningkat karena perusahaan dapat membeli lebih banyak barang investasi baru dengan hanya mengeluarkan sedikit ekuitasnya, begitupun sebaliknya.

  Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena rasio ini bisa menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan, seperti misalnya terjadinya perbedaan cross-sectional dalam pengambilankeputusan investasi dan diversifikasi.Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan.Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004 dalam Permanasari, 2010:8).Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004 dalam Permanasari, 2010:8).Nilai perusahaan dapat dibentuk melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan ekuitas dan pendekatan aktiva.Pendekatan ekuitas berarti nilai pasar ekuitas yaitu jumlah ekuitas yang beredar dikali dengan harga pasar pada setiap akhit tahun buku, indicator tersebut adalah Market Value of Equity (MVE).Sedangkan pendekatan aktiva berarti nilai pasar aktiva yaitu nilai pasar ekuitas ditambah jumlah hutang.Indikator adalah Market to Book Ratio (MBR).Indikator nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah MVE yaitu dengan mengendalikan harga saham dengan volume saham. Secara metematis dapat dirumuskan sebagai berikut, Sujoko (2007:44)

  MVE = Jumlah Saham Beredar x Harga Saham

2.1.2 Arus Kas Bersih 1.

  Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 2.2). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa mendatang (Brigham dan Houston 2007 : 47). Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Arus Kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam periode tertentu yang berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan.

  Semua arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kategori : Operasi, Investasi, Pendanaan. Pengklasifikasian arus kas ini penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan memprediksi arus kas masa depan.

  Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow). Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam penentuan laba. Arus kas Operasi adalah semua arus yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan. Arus kas operasi mencakup berikut ini:

  a. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk mengklasifikasikan arus tersebut sebagai arus kas operasi.

  b. Arus kas dari transaksi lainnya yang pada awalnya mungkin merupakan arus investasi atau pendanaan, diklasifikasikan sebagai arus operasi jika berhubungan dengan kegiatan usaha yang utama.

2. Arus Kas Investasi (Investing Cash Flow)

  Arus kas investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan pelepasan (disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang dan ekuitas tertentu, memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategis lainnya.

  Kategori ini penting untuk mengidentifikasi rencana pertumbuhan perusahaan. Kategori ini mencakup hal-hal berikut : a. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar investasi adalah arus kas masuk/arus keluar bersih dari kegiatan investasi.

  b. Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak pada periode manfaat yang di antisipasi.

  c. Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta transaksi yang menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali dikaitkan dngan arus kas investasi.

3. Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow)

  Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya dari pemilik dan pemberian pengembalian atas investasi mereka, peminjaman uang, dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar pendanaan merupakan arus kas masuk (keluar) bersih dari kegiatan pendanaan.

  Tingginya nilai pemengang saham tercermin pada return bagi pemegang saham baik yang diperoleh menurut nilai pasar saham, deviden atau laba ditahan diperusahaan untuk investasi yang meningkatkan pertumbuhan perusahaan maupun untuk mengurangi utang sehingga meningkatkan nilai ekuitas dan nilai total perusahaan.

  Arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba rugi secara umum tidak bersifat tunai selama satu tahun. Arus kas bersih merupakan selisih antara aliran kas masuk dan kas keluar selama satu periode yang hendak dilaporkan dengan kata lain mempunyai kas accrual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu waktu tertentu.

  Arus Kas Bersih = Total Arus Kas Masuk – Total Arus Kas Keluar

2.1.3 Profitabilitas

  Pengertian profitabilitas menurut Sofyan Harahap (2007:50) menyatakan bahwa:

  “Profitabilitas merupakan kemampuan menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal, baik modal secara keseluruhan maupun modal sendiri”.

  Menurut Susan (2006:47) Pengertian Profitabilitas adalah sebagai berikut : “Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu yang dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal”.

  Menurut Sofyan Harahap (2007:53) mengenai Profitabilitas adalah sebagai berikut :

  

Profitabilitas mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki atau

  mendapatkan laba (profit) yang besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk bersaing dengan jenis perusahaan yang sama. Rasio ini menghubungkan laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan (net income) dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.Sebagai bagian dari laporan keuangan perusahaan, profitabilitas merupakan wujud keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan Profitabilitas menyangkut efesiensi perusahaan menggunakan modal, baik modal sendiri maupun modal asing.Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan”.

  Dari penjelasan diatas diketahui bahwa rasio-rasio profitabilitas memperlihatkan keseluruhan keefektivitasan operasi yang dilakukan perusahaan dan profitabilitas dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan pertumbuhan dan kinerja perusahaan dan berkaitan dengan hasil akhir berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan Rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain margin laba kotor (gross profit margin), margin laba bersih (net profit

  margin ), return on assets dan retur on equity. Rasio profitabilitas yang menjadi

  fokus penelitian dalam penelitian ini adalah net profit margin (NPM), return on equity (ROE) dan return on asset (ROA).

  2.1.3.1 Net Profit Margin (NPM)

  Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bagi perusahaan yang bersangkutan. Rasio ini juga diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) diperusahaan pada periode tertentu (Hanafi, 2005 : 42). Untuk menghitung profitabilitas perusahaan digunakan rumus :

  Laba Bersih NPM = x100%

  Penjualan Bersih Profit margin yang tinggi menunjukkan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

  2.1.3.2 Return On Equity (ROE)

  Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.Semakin tinggi rasio ini, semaki baik.Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

  Return on equity menurut Syamsudin (2000:64) merupakan “suatu pengukuran dari suatu pengasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan”. Rasio ini juga menunjukkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam mengelola investasi.

  Laba Setelah Pajak ROE = x 100%

  Ekuitas Pemegang Saham

2.1.3.3 Return On Asset (ROA)

  Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Cara mendapatkan rasio ini adalah sebagi berikut Rumus:

  Laba Bersih ROA= x 100%

  Total Aktiva Rata-Rata Menurut Sofyan Harahap (2007:54) Tujuan Penggunaan Rasio

  Profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan yaitu :

  a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

  d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

  e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik pinjaman maupun modal sendiri.

  f) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

2.2 Tinjauan Penelitian Penelitian mengenai nilai perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia.

  Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada table 2.1

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian Farah Pengaruh Tingkat Variabel Secara simultan tingkat hutang

  Margaretha Hutang dan Independen : dan ROE berpengaruh (2006) Profitabilitas Tingkat Hutang, signifikan terhadap nilai Perusahaan ROE perusahaan.

  Terhadap Nilai Variabel Secara parsial ROE tidak Perusahaan di Dependen : berpengaruh signifikan terhadap

  Sektor Jasa Nilai Perusahaan nilai perusahaan Luga Pengaruh Arus Variabel Secara simultan arus kas bersih

  Silitonga Kas Bersih dan Independen : dan DER berpengaruh (2008) Struktur Modal Arus Kas Bersih, signifikan terhadap nilai

  Terhadap Nilai DER perusahaan, secara parsial arus Perusahaan Pada Variabel kas bersih bberpengarh positif

  Perusahaan Dependen : dan signifikan terhadap nilai Manufaktur Nilai Perusahaan perusahaan

  Terbuka di (MVE) Indonesia

  Sumber : Diolah Penulis, 2014 Margaretha (2006) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Tingkat

  Hutang dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa.Dengan hasil penelitian bahwa Secara simultan tingkat hutang dan ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Secara parsial ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

  Silitonga (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Arus Kas Bersih dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Terbuka di Indonesia”.Dengan hasil penelitian bahwa Secara simultan arus kas bersih dan DER berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, secara parsial arus kas bersih bberpengarh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variable-variabel penelitian, yaitu antara variable depeden dan variable independen. Pada penelitian ini variable independen adalah arus kas dan profitabilitas, sedangkan variable independen adalah nilai perusahaan. Maka dapat dirumuskan kerangka konseptual pada gambar 2.2 Adapun kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

  Arus Kas

  X1 Nilai Perusahaan Keterangan : MVE Rasio Profitabilitas

  : Parsial Y (ROE)

  : Simultan

  X2 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

  Sumber : Diolah Penulis, 2014 Aliran kas merupakan hasil kebijakan manajemen atas kebijakan manajemen dari kebijakan operasi, investasi dan pendanaan sehingga merupakan cerminan kinerja perusahaan.Aliran kas yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat kesehatan perusahaan. Aliran kas yang tinggi juga menunjukkan sehatnya kinerja suatu perusahaan, semakin sehat kinerja perusahaan maka akan semakin tinggi nilai pemengang saham. Rasio profiabilitas menjadi salah satu ukuran yang penting karena memberikan informasi kepada investor tentang seberapa besar kamampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang ada maupun dengan menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Profitabilitas merupakan kemampuan menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal, baik modal secara keseluruhan maupun modal sendiri, sehingga untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh suatu perusahaan dapat menggunakan rasio profitabilitas.

2.4 Hipotesis Penelitian

  Menurut Erlina (2007: 41) “hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian.

  Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H

  1 : Arus kas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada

  perusahaan manufaktur H : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan

  2

  pada perusahaan manufaktur H

  3 : Arus kas dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Arus Kas Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia

52 255 86

Pengaruh Arus Kas Bebas Dan Dividen Terhadap Nilai Pemegang Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 71 104

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Nilai Perusahaan - Pengaruh CAMEL & Indeks Corporate Governace Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas - Pengaruh Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal - Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Pasar Perusahaan 2.1.1 Pengertian Nilai Pasar Perusahaan - Pengaruh Kebijakan Dividen Perusahaan Terhadap Nilai Pasar Perusahaan Pada Perusahaan Investasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Likuiditas, Laba, Dan Arus Kas Dapat Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Stakeholders - Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) - Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia (

0 0 21

Pengaruh Arus Kas Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia

0 1 16