Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Pendekatan Santifik Melaui Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD

  BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Jenis dan Desain Penelitian

  3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental semu

  (quasi eksperimental). Eksperimen semu (quasi experimental) merupakan pengembangan dari ekperimen murni (true experimental design) yang lebih sulit pelaksanaannya.

  3.1.2 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent

  Control Group Design Control Group Design. Menurut (Sugiyono 2011:89) desain eksperimen Nonequivalent Control Group Design Control Group Design kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara acak. Desain penelitian ini terdapat dua kelopmok yang kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaaan awal kelompok ekspreimen dan kelompok kontrol.

  O

  1 O

  1 X

  2 O

  2 O

  3 X

  4 Gambar 1 Bentuk Desain Penelitan

  Nonequivalent Control Group Design Keterangan: O dan O : Hasil belajar siswa sebelum ada perlakuan pembelajaran dengan

  1

  3

  menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

  X : Perlakuan dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui

  1 model pembelajaran Problem Based Learning.

  X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

2 Two Stay Two Stray.

  O : Hasil belajar siswa sebelum ada perlakuan pembelajaran dengan

  2

  menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray.

  O : Hasil belajar siswa setalah ada perlakuan pembelajaran dengan

  4 menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

  Keadaan awal kelompok dan kelompok eksperimen adalah setara. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar matematika.

  3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD Negeri 1 dan 2 Tempel. Kelas 3 SD Negeri 2 Tempel sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning untuk mata pelajaran matematikan. Kelas

  3 SD Negeri 1 sebagai kelompok kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran koopearif tipe Two Stay Two Stray untuk mata pelajaran matematika.

  Tabel 2 Data siswa kelas 3 SD Negeri 1 dan 2 Tempel

  Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2014/2015 Kelas Kelompok Jenis Kelamin Jumlah

  Laki-laki Perempuan

  3 SDN Tempel 02 Eksperimen

  8

  13

  21

  3 SDN Tempel 01 Kontrol

  10

  14

  24

  45 Jumlah Tabel 2 menyajikan data siswa pada kedua kelompok. Jumlah siswa pada kedua kelompok beda. Siswa laki-laki pada kelompok kontrol 10 siswa dan kelas eksperiment 8 siswa. Siswa perempuan pada kelompok kontrol 14 siswa dan kelas eksperimen 13 siswa, jadi jumlah keseluruhan siswa sebanyak 45 siswa.

  3.3 Variabel dan Definisi Oprasional

  3.3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan sesuatu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti yang kemudian dapat diperoleh informasi tentang hal tersebut.

  Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang saling terikat yaitu variabel bebas (dependen) dan variabel terikat (independen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Variabel terikat adalah hasil belajar matematika.

  3.3.2 Definisi Operasional Pendekatan saintifik yaitu pendekatan ilmiah yang di dalamnya ada proses ilmiah seperti, mengamati, menanya, menalar, mengajukan hipotesis serta meengkomunikasikan atau membentuk jejaring suatu kebenaran. Pendekatan saintifik ini yang akan diterapkan ke dalam dua model dalam penelitian yaitu model Problem Based Learning dan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

  Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-hari siswa sebagai proses pembelajaran sehingga mendorong siswa untuk berpikir memecahkan masalah tersebut. Model pembelajaran ini yang akan digunakan dalam penelitian sebagai model untuk kelas eksperimen. Sedangkan Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan pembelajaran yang memanfaatkan kerja sama dalam kelompok yang saling bertukar informasi. Model ini yang digunakan dalam kelas kontrol sebagai pembanding kelas eksperimen. Kemudian sintak kedua pembelajaran tersebut ditambahkan pendekatan saintifik di dalamnya.

  Hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 diperoleh dari ketercapaian hasil belajar ranah kognitif dalam perlakuan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning pada kelompok eksperimen dan hasil belajar ranah kognitif dengan perlakuan model pembelaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada kelompok kontrol. Hasil belajar ranah kognitif datanya diperoleh dengan menggunakan nilai posttest tertulis 20 soal pilihan ganda.

  3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

  3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar siswa. Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai tes dan non tes. Tes digunakan untuk memperoleh hasil belajar matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dengan soal pilihan ganda. Soal yang digunakan dalam tes dibuat berdasarkan indikator, standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika kelas 3 SD dengan materi pokok bangun datar. Teknik pengumpulan data non tes menggunakan teknik observasi yang digunakan untuk menilai keterlaksanaan sintaks pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

  3.4.2 Alat Pengumpulan Data

  3.4.2.1 Lembar Observasi Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan dan sintaks pembelajaran. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dilakukan pada kedua kelompok. Kelompok eksperimen diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dan kelompok kontrol diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Sebelum membuat instrument observasi, dibuat dulu kisi-kisi untuk lembar observasinya.

  Adapun kisi-kisi observasi model pembelajaran Problem Based Learning untuk kelas eksperimen disajikan pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3

  Kisi-Kisi Observasi Model Pembelajaran Problem Based Learning No. Indikator Aspek Yang Diamati

  1. Kegiatan Awal

  1. Memberi salam pembuka kemudian mengecek kehadiran siswa dan mengajak

  2. Melakukan kegiatan apersepsi.

  3. Menginformasikan tujuan pembelajaran.

  2. Kegiatan Inti

  4. Mendemonstrasikan sebuah figura yang Mengamati berbentuk persegi.

  5. Meminta siswa maju ke depan untuk mengamati pengukuran figura dengan pita. Menanya

  6. Bertanya jawab dengan siswa mengenai definisi apa yang dimaksud dengan keliling dan luas. Mengamati

  7. Meminta siswa untuk bekerjasama dan memecahkan masalah dalam kelompok tersebut dengan mangamati objek yang diberikan oleh guru. Menanya

  8. Mengingatkan kembali langkah-langkah atau metode ilmiah dalam memecahkan masalah yang diberikan kepada siswa melalui tanya jawab. Mencoba

  9. Membimbing siswa mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi yang diangkat dalam permasalahan.

  10. Membimbing siswa melakukan penyelidikan atau eksperimen. Menalar

  11. Membimbing siswa secara individual maupun kelompok dalam merencanakan cara penyelesaian masalah yang dirancang oleh guru sebelumnya. Membentuk

  12. Meminta perwakilan dari setiap Jejaring kelompok diminta maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil

  13. Menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok maupun terhadap seluruh aktivitas pembelajaran.

  14. Meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi. (post test)

  15. Melakukan refleksi bersama siswa

  3. Kegiatan Penutup melalui tanya jawab dari kegiatan pembelajran yang telah dilakukan.

  Sedangkan kisi-kisi observasi model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disajikan pada tabel 4 sebagai berikut:

  Tabel 4 Kisi-Kisi Observasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two

  Stray No. Indikator Aspek yang diamati

  1. Memberi salam pembuka kemudian mengecek

  1. Kegiatan Awal kehadiran siswa dan mengajak berdoa.

  2. Melakukan kegiatan apersepsi 3. Menginformasikan tujuan pembelajaran.

  4. Membangkitkan rasa ingin tahu bagaimana

  2. Kegiatan Inti Mengamati konsep keliling dengan mendemonstrasikan sebuah potongan kardus yang berbentuk persegi yang dikelilingi oleh pita.

  5. Meminta siswa maju ke depan untuk mengamati pengukuran potongan kardus dengan pita. Menanya

  6. Bertanya jawab dengan siswa mengenai definisi apa yang dimaksud dengan keliling dan luas. Mengamati

  7. Meminta siswa untuk bekerjasama dan memecahkan masalah dalam kelompok tersebut yang disebut kelompok awal dengan mangamati objek yang diberikan oleh guru. Menanya

  8. Meminta siswa untuk saling bertanya jawab tentang hasil diskusi dari kelompok awal ke kelompok lain yang dikunjungi.

  9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertanya jawab mengenai hasil yang disamapiakan di depan kelas. Mencoba

  10. Membimbing siswa melakukan diskusi memecahkan masalah yang telah diberikan.

  11. Meminta siswa dari kelompok awal untuk mendemonstrasikan hasil diskusi kepada tamu dari kelompok lain. Menalar

  12. Meminta siswa dalam kelompok awal membahas hasil kerja mereka peroleh dari kelompok lain. Membantuk

  13. Meminta perwakilan kelompok masing-masing Jejaring mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

  14. Membuat kesimpulan bersama siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

  15. Meminta siswa untuk mengerjakan soal

  3. Kegiatan Penutup 16. Melakukan refleksi bersama siswa melalui tanya jawab dari kegiatan pembelajran yang telah dilakukan.

  3.4.2.2 Lembar Tes Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika pada kelompok eksperimen dan kontrol. Tes dilakukan dua kali, yaitu Pretest dan Posttest.Pretest digunakan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar. Soal Pretest berupa soal pilihan ganda materi bangun datar.Posttest berupa soal pilihan ganda dengan materi bangun datar. Prosedur yang ditempuh dalam menyusun tes adalah (1) menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur susuai materi; (2) menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang dipilih; (3) menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat; (4) melakukan penilain butir tes; (5) melakukan analisis butir tes. Kisi-kisi soal pretest dan posttest sebagai berikut:

  Instrumen pretest digunakan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar matematika siswa. Kisi-kisi soal pretest yang terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang belum diuji validitasnya. Materi yang digunakan adalah pecahan sederhana terlihat pada Tabel 5.

  Tabel 5 Kisi-Kisi Instrumen Soal Pretest

  Standar Kompetensi : 3.Memahami pecahan sederhana dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar :3.4.Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.

  Indikator Nomor Soal Jumlah Soal

  1. Menggambarkan bentuk pecahan sederhana 1, 8, 13, 19, 29

  5

  2. Menuliskan lambang pecahan sederhana. 2, 9, 14, 20, 25

  5

  3. Membandingkan pecahan sederhana. 3, 11, 15, 21, 26

  5

  4. Menghitung penjumlahan pecahan sederhana 4, 6, 10, 16, 22,

  5 dengan penyebut yang sama.

  5. Menghitung pengurangan pecahan sederhana 5, 17, 23, 27, 30

  5

  6. Menghitung pecahan sederhana dalam soal cerita.

  5. Menghitung luas persegi. 4, 7, 24, 28

  3.4.3 Uji Validitas dan Realibilitas Sebelum digunakan untuk menguji hasil belajar terlebih dahulu instrument tes harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

  2

  10, 25

  3 10 .Menghitung luas persegi panjang dalam soal cerita.

  9, 29, 30,

  9. Menghitung keliling persegi panjang dalam soal cerita.

  2

  8. Menghitung luas persegi dalam soal cerita. 8, 27

  3

  7. Menghitung keliling persegi dalam soal cerita. 6, 16, 22

  4

  6. Menghitung luas persegi panjang. 1, 5, 15, 19,

  4

  3

  7, 12, 18, 24, 28

  4. Menghitung keliling persegi panjang. 3, 13, 21, 26

  3

  3. Menghitung keliling persegi. 2, 12, 17, 20

  2

  14, 18

  2. Menyebutkan penerapan penggunaan keliling dan luas persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari.

  2

  11, 23

  1. Menyebutkan penerapan penggunaan keliling dan luas persegi dalam kehidupan sehari-hari.

  Indikator Nomor Soal Jumlah Soal

  Kompetensi Dasar : 5.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.

  Tabel 6 Kisi-Kisi Instrumen Soal Posttest Standar Kompetensi : 5.Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang.

  5 Instrumen posttest digunakan untuk mengukur kondisi akhir hasil belajar matematika siswa. Kisi-kisi soal posttest yang terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang belum diuji validitasnya . Materi yang digunakan pada posttest adalah luas, keliling persegi dan persegi panjang telihat pada tabel 6.

  3.4.3.1 Uji Validitas Pengertian validitas sendiri menurut Sudjana (2011:12) “Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai, validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian”. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengetahui soal itu valid atau tidak maka digunakannya SPSS 16.

  Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen menurut Azwar (2012: 149) dapat digunakan pedoman skor koefisien korelasi terlihat pada tabel 7 sebagai berikut:

  Tabel 7 Rentang Indeks Validitas

  No. Indeks Interprestasi 1. 0,00 – 0,10 tidak berguna 2. 0,11 – 0,20 tergantung keadaan 3. 0,21 – 0,35 dapat berguna 4. 0,35 – 1,00 sangat berguna

  Pengujian validitas dan reabilitas soal pretest dan posttest dalam penelitian ini dilakukan di SD Negeri Singonegoro 01 kelas 4 dengan jumlah 40 siswa yang mengerjakan soal pretest dan posttest yang belum diuji validitas dan reabilitasnya.

  Pengujian validitas soal diukur menggunkan SPSS 16. Pengujian validitas menggunakan metode kolerasi point biserial dihitung menggunakan corrected item-total correlation. Hasil analisis validitas soal pretest dari 30 soal diperoleh soal 18 valid dan 12 soal tidak valid dapat dilihat pada tabel 8. Analisis validitas dapat dilihat pada lampiran 11.

  Tabel 8 Hasil Uji Validatas Soal Pretest

  Standar Kompetensi : 3.Memahami pecahan sederhana dan penggunaanya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : 3.4 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.

  Indikator Nomor Jumlah Uji Validitas Soal Soal

  Valid Tidak Valid

  1.Menggambarkan bentuk pecahan 1, 8, 13, 5 8, 13,

  1 sederhana 19, 29 19, 29

  2.Menuliskan lambang pecahan 2, 9, 14, 5 2, 20, 9, 14 sederhana. 20, 25

  25

  3.Membandingkan pecahan sederhana.

  20

  Valid

  1.Menyebutkan penerapan penggunaan keliling dan luas persegi dalam kehidupan sehari- hari.

  11, 23 2 11, 23 -

  2.Menyebutkan penerapan penggunaan keliling dan luas persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari.

  14, 18 2 14, 18 -

  3.Menghitung keliling persegi. 2, 12, 17, 20 3 2, 12,

  17

  Jumlah Soal

  4.Menghitung keliling persegi panjang.

  3, 13, 21, 26 3 3,

  13,21

  26

  5.Menghitung luas persegi. 4, 7, 24, 28 4 4, 7, 24, 28

  6.Menghitung luas persegi 1, 5, 4 5, 15,

  Uji Validitas Valid Tidak

  Indikator Nomor Soal

  3, 11, 15, 21,

  16

  26

  5 21 3, 11, 15,

  26

  4.Menghitung penjumlahan pecahan sederhana dengan penyebut yang sama.

  4, 6, 10, 16, 22, 5 4, 6,

  10, 22

  5.Menghitung pengurangan pecahan sederhana dengan penyebut yang sama.

  Kompetensi Dasar : 5.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.

  5, 17, 23, 27,

  30 5 17, 23, 27, 30

  5

  6.Menghitung pecahan sederhana dalam soal cerita.

  7, 12, 18, 24,

  28 5 12, 28 7, 18, 24 Sedangkan pengujian validitas soal posttest dari 30 soal diperoleh 22 soal valid dan 8 soal tidak valid dapat dilihat pada tabel 9. Pengujian validitas dapat dilihat pada lampiran 12.

  Tabel 9 Hasil Uji Validitas Soal Posttest Standar Kompetensi : 5. Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang.

  1 panjang. 15, 19,

  19

  7.Menghitung keliling persegi 6, 16, 3 6, - dalam soal cerita. 22 16,22

  2 8, 27 soal cerita.

  • 8.Menghitung luas persegi dalam 8, 27

  9.Menghitung keliling persegi 9, 29,

  3 9 29, 30 panjang dalam soal cerita. 30,

  2 10, 25 dalam soal cerita.

  • 10.Menghitung luas persegi panjang 10, 25

3.4.3.2 Uji Reabilitas

  Pengertia reabilitas sendiri menurut Sudjana (2011:16) “Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama”. Maka akan digunakannya SPSS 16 untuk mengukur uji reabilitas suatu soal.

  Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik alpha menurut Wardani, dkk (2012:344). Pedoman koefesien korelasi reliabilitas berdasarkan nilai alpha dapat dilihat sebagai berikut:

  Tabel 10 Rentang Indeks Reliabilitas

  No Indeks Interpretasi 1. < 0,20 kurang reliabel 2. < 0,40 – 0,20 agak reliabel 3. < 0,60 – 0,40 cukup reliabel 4. < 0,80 – 0,60 Reliabel 5. 0,80 – 1,00 sangat reliabel

  Analisis hasil reliabilitas soal pretest yang menggunakan spss 16 diperoleh nilai cronbach’s alpha 0,804 yaitu antara 0,80-1,00 yang berarti sangat reabilitas terlihat dalam tabel 11.

  Tabel 11 Reabilitas Soal Pretest

  Reliability Statistics Cronbach's

  Alpha N of Items .804

  30 Sedangkan Analisis hasil reliabilitas soal pretest yang menggunakan SPSS 16 diperoleh nilai cronbach’s alpha 0,796 yaitu antara < 0,80 – 0,60 yang berarti reliabel dapat terlihat pada tabel 12.

  Tabel 12 Reabilitas Soal Posttest

  Reliability Statistics Cronbach's

  Alpha N of Items .796

  30

  3.4.3.3 Tingkat Kesukaran Soal Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori mudah, sedang dan sulit. Sedangkan pengertian tingkat kesukaran soal menurut Sudjana (2011: 135) “kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabaannya bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal”. Setelah dilakukan uji coba soal, hasilnya dianalisi. Kemudian kriteria kesulitan menurut Sudjana (2011: 137) terlihat pada tabel 13 sebagai berikut:

  Tabel 13 Kriteria Indeks Kesukaran

  Interval Koefisien Tingkat Kategori 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang

  0,71 - 1,00 Mudah Pengujian tingkat kesukaran dilakukan setelah menguji validitas dan indeks reliabilitasnya. Perhitungan tingkat kesukaran menggunkan bantuan

  SPSS 16 untuk analisis tingkat kesukaran soal pretest setelah diuji validitas dengan 18 soal diperoleh 14 soal memiliki tingkat kesukaran mudah dan 3 soal memiliki tingkat kesukaran sedang. Soal yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kemapuan awal siswa hanya diambil 15 soal dapat dilihat pada tabel 14. Perhitungan tingkat kesukaran soal pretest dapat dilihat pada lampiran 13.

  Analisa tingkat kesukaran soal posttest setelah diuji validitas dengan 22 yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar akhir siswa setelah diberi treatment hanya diambil 20 soal dapat dilihat pada tabel 14. Perhitungan tingkat kesukaran item posttest dapat dilihat pada lampiran 13.

  Tabel 14 Tabel Analisis Tingkat Kesukaran Soal

  Kategori Soal Nomor Soal Pretest Nomor Soal Posttest Mudah 2*, 4, 6, 8, 10, 12, 13, 17. 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12,

  20, 22*, 23, 27, 28, 29, 14*, 15, 16, 18, 20, 21, 30* 22*, 23, 25, 27 19, 21, 25 6, 8, 13, 19

  Sedang Sulit

  • Keterangan: * Soal yang tidak digunakan.

3.5 Analisis Data

  Data yang terkumpul dilakukan pengujian yaitu dengan analisis uji beda rata-rata. Uji t digunakan untuk membandingkan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian dilakukan terlebih dahulu dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji t dilakukan untuk menguji hasil belajar matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen.

  Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat menggunakan statistik uji, baik secara manual maupun menggunakan komputer program SPSS 16. Uji normalitas penelitian ini mengunakan uji Kolmogorov-smirnov, kriterianya adalah signifikansi untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari > 0, 05 berarti berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Pengujian ini menggunakan SPSS 16.

  Uji beda rata-rata atau uji t adalah suatu pengujian untuk melihat apakah nilai tengah (nilai rata-rata) suatu distribusi nilai (kelompok) berbeda secara nyata. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: Hipotesis : H : μ = μ (berarti tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar matematika)

  H : μ ≠ μ (berarti ada perbedaan pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar matematika)

  Pengujian uji beda rata-rata menggunakan program SPSS 16, analisis uji yang dilihat adalah nilai signifikan pada tabel independet t test. Jika nilai signifikan < 0,05 maka diterima dan ditolak yang berarti ada perbedaan pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar matematika. Jika nilai signifikan > 0,05 maka ditolak dan diterima, artinya berarti tidak ada perbedaan pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Leraning dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar matematika. Uji independent t test dapat mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri 1 dan 2 Tempel Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester 2 Tahun

  pelajaran 2014/2015. Perbedaan rata-rata hasil belajar selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam menentukan pengaruh pembelajaran pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri 1 dan 2 Tempel Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.

Dokumen yang terkait

56 Bab 4 Memahami Ulang Yesus Sebagai Korban Dari Perspektif Ritus Oli Somba dalam Komunitas Masyarakat Aramaba 4.1 Pendahuluan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Memahami Ulang Yesus sebagai Korban (Mat.26:36-46):Perspektif P

0 1 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Homestay di Desa Wisata Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerjemahan sebagai Media Pekabaran Injil Middelkoop Ditinjau dari Perspektif Hermeneutika Hans Georg Gadamer

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Problem Based Learning Dibanding dengan Model Discovery dalam Pembelajaran IPA Materi Peristiwa Alam Kelas 5 SD

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Problem Based Learning Dibanding dengan Model Discovery dalam Pembelajaran IPA Materi Peristiwa Alam Kelas 5 SD

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Problem Based Learning Dibanding dengan Model Discovery dalam Pembelajaran IPA Materi Peristiwa Alam Kelas 5 SD

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Problem Based Learning Dibanding dengan Model Discovery dalam Pembelajaran IPA Materi Peristiwa Alam Kelas 5 SD

0 0 79

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning: Studi Kasus SMK N 1 Tengaran

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Pendekatan Santifik Melaui Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Pendekatan Santifik Melaui Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD

0 0 24