Faktor Determinan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi Tahun 2013 (Juju Juhaeriah, S.Kp., M.Kes) ABSTRAK - View of Faktor Determinan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Umum Cibaba

  

Faktor Determinan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea

Di Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi Tahun 2013

(Juju Juhaeriah, S.Kp., M.Kes)

ABSTRAK

  Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Wiknjosastro, 2005). Tindakan pembedahan merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Survei pendahuluan di RSU Cibabat didapatkan data, sekitar 15% pasien pre operasi seksio sesarea mengalami kecemasan yang gelisah, perasaan tidak enak, sulit tidur, sering terbangun tengah malam dan takut menghadapi operasi. Tujuan Penelitian diketahuinya factor-faktor yang berkorelasi dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea di RSU Cibabat. Jenis penelitian ini cross sectional. Teknik sampel yang digunakan adalah quota

  

sampling sebanyak 72 orang. Analisis data yang digunakan dalam bentuk univariat,

  bivariat, dan multivariate.Hasil penelitian menjelaskan variabel independen yang berkorelasi dengan kecemasan yaitu riwayat operasi dan pengetahuan, dengan R Square 0,120 artinya bahwa model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 12% variasi terjadinya kecemasan. P value = 0,012, berarti pada alpha 5% dapat diartikan ke-2 variabel tersebut secara bersama-sama dapat memprediksi variabel kecemasan. Disarankan RSU Cibabat lebih meningkatkan kembali dalam memberikan asuhan keperawatan serta promosi kesehatan kepada pasien pre operasi seksio sesarea terutama pada persiapan psikologis, membantu pasien mengarahkan mekanisme koping yang adaptif, dan membantu keluarga untuk menjalankan fungsinya dalam memberikan dukungan agar tingkat kecemasan pasien menjadi berkurang Kata Kunci : Kecemasan, pre operasi seksio sesarea, RSU cibabat cimahi tahun 2013

A. Pendahuluan

  Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Wiknjosastro, 2005). Lebih dari 85% indikasi seksio sesarea dilakukan karena riwayat seksio sesarea, distosia persalinan, gawat janin dan letak sungsang. Seksio sesarea umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan, karena berisiko komplikasi medis lainnya. Oleh karena itu, pasien lebih disarankan untuk melakukan tindakan seksio sesarea ketika proses kelahiran melalui vagina kemungkinan akan menyebabkan risiko kepada ibu atau bayi (Cunningham, 2006).

  Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Menurut Carpenito (2001), 90% pasien pre operasi berpotensi mengalami kecemasan. Kecemasan yang dialami pasien dan keluarga biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Prosedur pembedahan akan memberikan suatu reaksi seperti ketakutan, marah, dan gelisah serta kecemasan bagi pasien.

  Kecemasan merupakan suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis, yang dirasakan oleh pasien pre operatif (David, 2003). Reaksi fisiologis terhadap kecemasan merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi, respirasi, peningkatan tekanan darah dan suhu, relaksasi pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembab. Manifestasi yang khas pada pasien pre operatif tergantung pada setiap individu dan dapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat, mengeluh dan menangis. Dalam situasi cemas kemampuan seseorang dalam mempersepsikan stimulus yang berasal dari individu akan mengalami penyempitan bahkan terjadi penyimpangan pada tingkat kecemasan panik. Hal ini dapat mengakibatkan terhambatnya rencana proses persalinan ataupun proses pemulihan pasca operasi persalinan (Sundeen,1995).

  Kecemasan pada pasien pre operasi dapat menimbulkan berbagai dampak yang serius. Kecemasan dapat meningkatkan risiko pembedahan, meningkatkan kebutuhan akan anastesi dan sedative serta memperlama proses penyembuhan. Kecemasan pada umumnya akan terjadi pada setiap pasien yang kemungkinan akan cacat atau kematian (Hidayat S, 2006).

  Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Cibabat, Data pada bulan Juli - Desember 2012 terdapat 434 pasien melahirkan dengan seksio sesarea. Hampir 35% setiap bulannya dilakukan tindakan persalinan seksio sesarea. Berdasarkan survei pendahuluan didapatkan data, sekitar 15% pasien pre operasi seksio sesarea mengalami kecemasan yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah, gelisah, perasaan tidak enak, sulit tidur, sering terbangun tengah malam dan takut menghadapi operasi.

  Banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien, menurut Hawari (2006) mekanisme terjadinya cemas yaitu psiko-neuro-imunologi atau psiko-neuro- endokrinologi. Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan mengalami gangguan cemas hal ini tergantung pada struktur perkembangan kepribadian diri seseorang tersebut yaitu umur, tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dukungan sosial dari keluarga, teman dan masyarakat.

  Hasil penelitin yang dilakukan oleh Riska Nila Supiati pada tahun 2011 diperoleh data sebagian besar 70,4% dari 29 sampel pasien pre operasi seksio sesarea mendapatkan dukungan keluarga baik. Tingkat kecemasan responden se bagian besar (51,9%) sedang. Hasil uji statistic didapatkan ρ < α, yaitu 0,013

  <0,05 yang berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea.

  Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Dewi Kuraesin pada tahun 2009, menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan p (0,043) pada taraf 0,05. Tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan terdapat hubungan pada taraf 0,05 dengan nilai p (0,044). Pengalaman dengan tingkat kecemasan terdapat hubungan pada taraf 0,05 sedangkan tidak terdapat hubungan antara usia dan dukungan dengan nilai p>0,05.

  Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang” Faktor Determinan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi Tahun 2013”.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkolerasi dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea di RSU Cibabat Cimahi.

B. Metodologi Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Adapun kerangka konsep pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

  Karaketristik :

  • Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Penghasilan - Pengetahuan - Paritas - Riwayat Kecemasan pasien Pre Operasi Operasi Seksio Sesarea Dukungan Keluarga

  Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang akan menjalani operasi seksio sesarea yang dirawat di Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang akan menjalani operasi seksio sesarea. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 18 Juni

  • – 18 Juli 2013 didapatkan sampel sebanyak 72 responden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis analisis yaitu analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariate. Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) Terdapat korelasi antara pengetahuan dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea.

  2) Terdapat korelasi antara umur dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea. 3) Terdapat korelasi antara pendidikan dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea. 4) Terdapat korelasi antara paritas dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea 5) Terdapat korelasi antara pekerjaan dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea

  6) Terdapat korelasi antara penghasilan dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea 7) Terdapat korelasi antara riwayat seksio sesarea sebelumnya dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea 8) Terdapat korelasi antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea.

C. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

  a) Gambaran Variabel Dependen (Kecemasan) Hasil penelitian distribusi frekuensi kecemasan dapat dilihat pada tabel 5.1.

  Tabel 5.1

Hasil Analisis Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea

Di RSU Cibabat Cimahi tahun 2013

  • Variabel Total Minimum Mean Standar 95%CI Responden maxsimum deviasi

  Kecemasan

  72 5 – 29 16,38 4,508 15,32- (skor)

  17,43 Hasil analisis didapatkan rata-rata nilai kecemasan pada responden sebesar 16,38 (95%CI: 15,32-17,43), dengan standar deviasi 4,508. Kecemasan terendah 5 dan tertinggi 29. Dari hasil estimasi interval didapatkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata kecemasan diantara 15,32 sampai dengan 17,43. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pasien pre operasi seksio sesarea mengalami kecemasan ringan, yaitu cenas ringan sebanyak 50,3%, cemas sedang 15,3%, cemas berat 12,8% dan ada pasien yang tidak mengalami cemas sebanyak 23,6%.

  b) Gambaran Variabel Independen Berikut terlihat distribusi masing-masing variabel independen.

Tabel 5.2 Hasil Analisis Univariat (Umur, Pendidikan, Penghasilan, Paritas, Riwayat Operasi, Pengetahuan, Pekerjaan, dan Dukungan) pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di RSU Cibabat Cimahi tahun 2013 Variabel Total Minimum - Mean Standar Responden maxsimum deviasi

  Umur (tahun) 72 17 - 44 31,40 6,54 Pendidikan 72 6-15 10 2,37 (tahun) Penghasilan (Rp) 72 300.000- 955.555 79.728

  250.0000 Paritas (jumlah 72 1-7 2,08 1,12 kehamilan) Riwayat Operasi 72 0-2 0,36 0,56 (kali) Pengetahuan 72 7-15 10,71 1,90 Pekerjaan 72 0-1 0,22 0,419 Dukungan 72 0-1 0,92 0,278

2. Analisis Bivariat Analisis bivariat menggunakan uji korelasi dan uji regresi linier sederhana.

  Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Hasil Analisis Korelasi Dan Regresi Umur, Pendidikan, Penghasilan, Paritas, Riwayat Operasi, Pengetahuan, Pekerjaan Dan Dukungan Dengan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di RSU Cibabat Cimahi tahun 2013

2 Variabel r R Persamaan garis P value

  Umur 0,009 0,000 Cemas=16,580-0,007 0,937 umur Pendidikan 0,145 0,021 Cemas = 13,609 + 0,225

  0,275 didik Penghasilan 0,049 0,002 Cemas = 15,824 + 5,76 0,686 hasil Paritas 0,061 0,004 Cemas = 15,869 + 0,614

  0,243 paritas

  • Riwayat operasi 0,245 0,060 Cemas = 15,668 + 0,038

  1,957 RO Pengetahuan 0,217 0,047 Cemas = 10,878 + 0,068

  0,513 tahu Pekerjaan 0,179 0,032 Cemas = 15,946 + 0,132

  1,929 kerja

  • – Dukungan 0,065 0,004 Cemas = 17,333 0,590

  1,045 dukung

3. Analisis Multivariat

  Pada penelitian ini menggunakan model regresi linier ganda, karena variabel independen dan dependen berjenis numerik dan kategorik. Seleksi uji bivariat menggunakan bivariat uji korelasi dan bivariat uji T. Hasil analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Hasil Seleksi Bivariat Pada Variabel Independen Dengan Kecemasan

  2. Pekerjaan 1,535 0,143 -0,5% 0,223

  2,175 0,272 -7,7% 0,019 0,347 0,120

  1. Riwayat Operasi

  Tahap 4

  3. Pengetahuan 0,577 0,244 -2,7% 0,034

  2,080 0,260 -3% 0,024

  2. Riwayat Operasi

  1. Pekerjaan 1,693 0,157 -11% 0,167 0,380 0,145

  Tahap 3

  4. Pengetahuan 0,566 0,239 -0,7% 0,039

  2,019 0,253 0% 0,031

  3. Riwayat Operasi

  1. Pendidikan 0,125 0,066 0% 0,574 0,386 0,149

  

Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di RSU Cibabat Cimahi Tahun 2013.

  Tahap 2

  5. Pengetahuan 0,562 0,237 0,046

  4. Dukungan -0,169 -0,010 0,928

  2.019 0,253 0,032

  3. Riwayat Operasi

  2. Pekerjaan 1,527 0,142 0,230

  1. Pendidikan 0,125 0,066 0,579 0,386 0,149

  

Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di RSU Cibabat Cimahi

Variabel Coef B Coef Beta Perubahan Coef B P Value r R Square Tahap 1

Tabel 5.5 Analisis Multivariate Regresi Linier Ganda Variabel Independen Dengan

  Umur 0,937 Bukan kandidat Pendidikan 0,225 kandidat Penghasilan 0,686 Bukan kandidat Paritas 0,614 Bukan kandidat Riwayat operasi 0,038 kandidat Pengetahuan 0,068 kandidat Pekerjaan 0,251 kandidat Dukungan 0,046 kandidat .

  Variabel Independen P Value Keterangan untuk ke tahap Multivariat

  2. Pengetahuan 0,585 0,247 -4% 0,033

Tabel 5.6 Model Akhir Analisis Multivariat Regresi Linier Ganda Independen Dengan

  

Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di RSU Cibabat Cimahi

Tahun 2013.

  

Variabel Coefisien Standar r R square P value

B Coefisien Beta

  Riwayat 2,175 0,272 Operasi 0,347 0,120 0,012 pengetahuan 0,585 0,247

  Interpretasi Model:

  Hasil akhir multivariate regresi linier ganda dapat dilihat bahwa variabel independen yang berhubungan dengan kecemasan yaitu riwayat operasi dan pengetahuan. Pada model summary terlihat koefisien determinasi (R Square) menunjukkan nilai 0,120 artinya bahwa model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 12% variasi terjadinya kecemasan. Hasil uji F menunjukkan nilai p (sig) = 0,012, berarti pada alpha 5% dapat diartikan ke-2 variabel tersebut secara bersama-sama dapat memprediksi variabel kecemasan.

  Pada hasil koefisien regresi masing-masing variabel, dari data diatas, persamaan regresi yang diperoleh adalah:

  Kecemasan = 9,329 + 2,175 Riwayat operasi + 0,585 Pengetahuan

  Yang dominan berkorelasi dengan kecemasan yaitu riwayat operasi, Pada ibu yang ada riwayat operasi, kecemasan akan lebih tinggi sebesar 2,175 setelah dikontrol pengetahuan.

D. Pembahasan

1. Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea

  Hasil analisis didapatkan rata-rata nilai kecemasan pada responden sebesar 16,38 (95%CI: 15,32-17,43), dengan standar deviasi 4,508. Kecemasan terendah 5 dan tertinggi 29. Dari hasil estimasi interval didapatkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata kecemasan diantara 15,32 sampai dengan 17,43. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pasien pre operasi seksio sesarea mengalami kecemasan, yaitu cemas ringan sebanyak 50,3%, cemas sedang 15,3%, cemas berat 12,8% dan ada pasien yang tidak mengalami cemas sebanyak 23,6%.

  Tingkat kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea adalah derajat kecemasan yang menggambarkan perasaan takut atau tidak tenang yang dialami oleh pasien sebelum menjalani operasi. Respon cemas seseorang tergantung pada kematangan pribadi, pamahaman dalam menghadapi tantangan, harga diri dan mekanisme koping yang digunakan (Stuart, 2007) dan juga mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk mengatasi kecemasannya antara lain dengan menekan konflik, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan secara sadar, tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya (supresi).

  Kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Poter dan Perry (2006) pasien pre operasi mengalami kecemasan karena mereka sering berfikir, seperti; takut nyeri setelah pembedahan, takut keganasan, takut menghadapi ruangan operasi dan takut operasi gagal.

  Kecemasan pada pasien pre operasi dapat menimbulkan berbagai dampak yang serius. Kecemasan dapat meningkatkan risiko pembedahan, meningkatkan kebutuhan akan anastesi dan sedative serta memperlama proses penyembuhan. Kecemasan pada umumnya akan terjadi pada setiap pasien yang kemungkinan akan cacat atau kematian (Hidayat S, 2006).

  Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dewi (2009) dengan sampel 38 orang, menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang akan menjalani operasi mengalami tingkat kecemasan ringan (67,4%).

2. Umur

  Hasil analisis didapatkan rata-rata umur responden yang akan menjalani operasi seksio sesarea yaitu 31,40 tahun dengan standar deviasi 6,54. Umur termuda 17 tahun dan umur tertua 44 tahun. Korelasi antara umur dengan kecemasan menunjukkan korelasi yang lemah (r= 0,009) dan berpola negative artinya semakin bertambah umur ibu semakin berkurang tingkat kecemasannya. Nilai koefisien dengan determinasi 0,000 artinya, persamaan regresi yang diperoleh dapat menerangkan 0% terjadinya kecemasan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,937 maka dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara umur dengan kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea dipopulasinya.

  Menurut Hurloc (1998), menyatakan semakin tua seseorang semakin baik dalam mengendalikan emosinya, semakin tua usia responden maka dia semakin siap untuk menjalani operasi. Tetapi untuk operasi seksio sesarea semakin tua umur ibu risiko komplikasinyapun makin tinggi dan itu dapat meningkatkan kecemasan.

  Hasil penelitian yang dilakukan Budi Santoso berjudul hubungan antara karakteristik demografi dengan kecemasan pasien pre operasi, sampel yang diteliti berjumlah 35 0rang. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi chi square dari sampel yang diteliti menunjukkan ada korelasi antara umur dengan tingkat

  2 kecemasan dengan X = 10,503 df=2 p=0,000.

3. Pendidikan

  Lama pendidikan responden rata-rata 10 tahun (SMA) dengan standar deviasi 2,37 Pendidikan terendah 6 tahun (SD) dan tertinggi 15 tahun (PT). Korelasi antara pendidikan dengan kecemasan menunjukkan Korelasi yang lemah (r= 0,145) dan berpola positif artinya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin tinggi tingkat kecemasan ibu. Nilai koefisien dengan determinasi 0,021 artinya, persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 2% dalam terjadinya kecemasan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,225 maka dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara pendidikan dengan kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea dipopulasinya.

  Hasil riset yang dilakukan Stuart dan Sundden (1999) menunjukkan responden yang berpendidikan tinggi lebih mampu menggunakan pemahaman mereka dalam merespon kejadian fraktur secara adaptif dibandingkan kelompok responden dengan pendidikan rendah (Lukman, 2009). Makin tingginya tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Notoatmodjo,2006). Ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi tentang segala sesuatu yang akan terjadi sehubungan dengan rencana operasi pembedahan seksio sesarea sehingga penerimaan seseorang lebih mampu menekankan tingkat kecemasannya.

  Bedasarkan penelitian yang dilakukan Madani yang berjudul didapatkan hasil berdasarkan hasil uji “chi-square” didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang antara antara pendidikan dengan tingkat kecamasan (p = 1,000).

  4. Penghasilan

  Rata-rata penghasilan responden sebesar Rp 955.555 perbulan (UMR Kota Cimahi Rp 1.338.333) dengan standar deviasi 79728. Penghasilan terendah Rp 300.000 dan tertinggi Rp 2.500.000. Korelasi antara penghasilan dengan kecemasan menunjukkan Korelasi yang lemah (r= 0,049) dan berpola positif artinya semakin besar penghasilan ibu semakin tinggi tingkat kecemasan ibu. Nilai koefisien dengan determinasi 0,002 artinya, persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 0% terjadinya kecemasan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,686 maka dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara penghasilan dengan kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea dipopulasinya.

  Penghasilan keluarga dapat mempengaruhi kecemasan dalam menjalani operasi seksio sesarea, hal ini disebabkan karena responden merasa kwatir akan biaya dan takut tidak sanggup bayar, karena biaya operasi seksio sesarea cukup mahal.

  5. Paritas

  Jumlah persalinan yang dialami ibu sebelum kehamilan atau persalinan saat ini didapatkan rata-rata paritas responden sebanyak 2,08 atau 43,1% (multipara) dengan standar deviasi 1,12. Paritas terendah sebayak 1 (primipara) dan tertinggi sebanyak 7 (grande multipara). Korelasi antara paritas dengan kecemasan menunjukkan Korelasi yang lemah (r= 0,061) dan berpola positif artinya semakin besar paritas ibu semakin tinggi tingkat kecemasan ibu. Nilai koefisien dengan determinasi 0,004 artinya, persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 04% terjadinya kecemasan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,614 maka dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara paritas dengan kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea dipopulasinya.

  6. Riwayat Operasi

  Hasil analisis didapatkan rata-rata responden 0,35 (68,1%) tidak ada riwayat operasi seksio sesarea sebelumnya dengan standar deviasi 0,56. Korelasi antara riwayat operasi dengan kecemasan menunjukkan Korelasi yang lemah (r= 0,245) dan berpola positif artinya semakin sering ibu dioperasi semakin tinggi tingkat kecemasan ibu. Nilai koefisien dengan determinasi 0,060 artinya, persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 6% dalam terjadinya kecemasan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,036 maka dapat disimpulkan ada korelasi antara riwayat operasi dengan kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea dipopulasinya.

  Hasil akhir multivariate regresi linier ganda dapat dilihat bahwa variabel independen riwayat operasi merupakan faktor yang dominan mempengaruhi kecemasan pada pasien pre operasi seksio sesarea.

  Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Robby (2009) Pengalaman masa lalu terhadap penyakit baik yang positif maupun negative dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan menggunakan koping, sebaliknya, kegagalan atau reaksi emosional menyebabkan seseorang menggunakan koping yang maladaptive terhadap stressor tertentu.

7. Pengetahuan

  Pengetahuan responden skor 10,71 dalam kategori cukup Pengetahuan terendah skor 7 dalam kategori kurang dan tertinggi skor 15 dalam kategori baik, dengan standar deviasi skor 1,902. Pada tingkat pengetahuan dengan kecemasan menunjukkan Korelasi yang lemah (r= 0,217) dan berpola positif artinya semakin tinggi pengetahuan ibu semakin tinggi tingkat kecemasan ibu. Nilai koefisien dengan determinasi 0,047 artinya, persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 4% terjadinya kecemasan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,068 maka dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara pengetahuan dengan kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea dipopulasinya.

  Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Budi Santoso berjudul hubungan antara karakteristik demografi dengan kecemasan pasien pre operasi, sampel yang diteliti berjumlah 35 0rang. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi chi square dari sampel yang diteliti menunjukkan ada korelasi tingkat pengetahuan tentang pembedahan dengan tingkat kecemasan terdapat korelasi

  2 pada taraf 0,05. Dengan X = 22,587 df=2 p=0,000.

  Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan yang cukup tingkat kecemasannya sedang, hal ini mungkin tergantung terhadap persepsi dan penerimaan responden itu sendiri terhadap operasi yang akan dijalaninya, mekanisme pertahana diri dan mekanisme koping yang digunakan. Pada sebagian orang yang mengetahui informasi pra bedah secara baik justru akan meningkatkan kecemasannya dan sebaliknya pada responden yang pengetahuannya minim justru membuatnya santai menghadapi operasi, karena menurut Asmadi (2008), setiap ada stressor yang menyebabkan individu merasa cemas maka secara otomatis muncul upaya untuk mengatasinya dengan berbagai mekanisme koping.

8. Dukungan Rata-rata responden mendapat dukungan keluarga sebanyak 91,7%.

  dengan standar deviasi 0,278. Korelasi antara dukungan dengan kecemasan menunjukkan Korelasi yang lemah (r= 0,065) dan berpola negatif artinya pada ibu yang mendapat dukungan semakin berkurang tingkat kecemasannya. Nilai koefisien dengan determinasi 0,004 artinya, persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 4% dalam terjadinya kecemasan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,590 maka dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara dukungan dengan kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea dipopulasinya.

  Menurut Friedman (1998), dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan jasmani maupun rohani.Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumental.

  Pasien dapat mengekspresikan ketakutan dan kecemasannya pada keluarga dengan mengurangi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan dan tidak beralasan, akan mempersiapkan pasien secara emosional. Selain itu, mempersiapkan keluarga terhadap kejadian yang akan dialami pasien dan diharapkan keluarga banyak memberi dukungan pada pasien dalam menghadapi operasi (Anderson dan Masur,1990).

  Hal ini tidak sesuai dengan teori Kaplan dan Sanddoc, 2009 yang mengatakan bahwa dukungan psikososial keluarga adalah mekanisme hubungan interpersonal yang dapat melindungi seseorang dari efek stress yang buruk, dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Riska Nila Supiati pada tahun 2011 diperoleh data sebagian besar 70,4% dari 29 sampel pasien pre operasi seksio sesarea mendapatkan dukungan keluarga baik. Tingkat kecemasan responden sebagian besar (51,9%) sedang. Hasil uji statistic didapatkan ρ < α, yaitu 0,013 <0,05 yang berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea.

  Hasil penelitian ini didukung oleh Friedman, 1998 yang menyatakan bahwa fungsi efektif keluarga merupakan dukungan psikososial keluarga kepada anggotanga, sehingga anggota keluarga tersebut merasa nyaman dan dicintai akan tetapi jika fungsi yang penting ini tidak adekuat maka individu akan merasa diasingkan dan tidak diharapkan oleh keluarga.

  9. Pekerjaan

  Pekerjaan responden 0,22 artinya rata-rata responden tidak bekerja dengan standar deviasi 0,419. Korelasi antara pekerjaan dengan kecemasan menunjukkan Korelasi yang lemah (r= 0,179) dan berpola positif artinya pada ibu yang bekerja semakin tinggi tingkat kecemasan ibu. Nilai koefisien dengan determinasi 0,032 artinya, persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 3% dalam terjadinya kecemasan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,132 maka dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara pekerjaan dengan kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea dipopulasinya.

  Pekerjaan responden dapat mempengaruhi kecemasannya dalam menjalani operasi, hal ini disebabkan karena responden yang tidak bekerja merasa menjadi beban tanggungan keluarga, dan merasa cemas karena tidak dapat langsung melakukan aktivitas pekerjaannya. Tetapi dalam hal ini pekerjaan tidak mempengaruhi kecemasan karena tdak ada korelasi antara pekerjaan dengan kecemasan ibu.

  Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Madani yang berjudul didapatkan Berdasarkan hasil uji “chi-square” didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan (p = 0,682) serta antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan (p = 0,374)

  10. KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan a.

  Rata-rata pasien pre operasi seksio sesarea mengalami kecemasan ringan.

  b. Rata-rata umur responden sebesar 31,40 tahun, pendidikan responden

  yaitu SMA, Sebagian besar penghasilan responden < UMR, Rata-rata paritas responden yaitu multipara, rata-rata responden tidak ada riwayat operasi operasi seksio sesarea, pengetahuan responden dalam kategori cukup, Rata-rata responden tidak bekerja, dan rata-rata responden mendapat dukungan dari suami.

  c. Hasil analisis bivariat menunjukkan korelasi antara riwayat operasi dengan

  kecemasan menunjukkan korelasi yang lemah (r= 245), R Square 0,060, artinya persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 6% dalam terjadinya kecemasan dan p = 0,036, maka ada korelasi antara riwayat operasi dengan kecemasan dipopulasinya.

  d. Hasil analisis multivariate regresi linier ganda menjelaskan variabel

  independen yang berhubungan dengan kecemasan yaitu riwayat operasi dan pengetahuan, dengan R Square 0,120 artinya bahwa model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 12% variasi terjadinya kecemasan. p value = 0,012, berarti pada alpha 5% dapat diartikan ke-2 variabel tersebut secara bersama-sama dapat memprediksi variabel kecemasan.

2. Saran

  a. Bagi RSU Cibabat Cimahi Lebih ditingkatkan kembali dalam memberikan asuhan keperawatan maupun kebidanan serta promosi kesehatan kepada pasien pre operasi seksio sesarea terutama pada persiapan psikologis, membantu pasien mengarahkan mekanisme koping yang adaptif, dan membantu keluarga untuk menjalankan fungsinya dalam memberikan dukungan agar tingkat kecemasan pasien menjadi berkurang b. Bagi peneliti selanjutnya

  Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan waktu saat pengisian kuesioner. Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan dengan melibatkan variabel yang belum diteliti seperti variabel keikutsertaan jaminan (asuransi) dan indikasi medis yang sifatnya lebih besar yaitu dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

  DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

  Jakarta: Rineka Cipta. Cahil, A.G et al. (2006). Is Vaginal birth after cesarean (VBAC) or elective refeat cesarean in women with a prior vaginal delivery? American Journal of

  Obstetrick and Gynecology. Vol 195 Cunningham. 2009. Obstetri Williams. Panduan Ringkas, Edisi 21. Jakarta :

  EGC Depkes RI. 2010. Propil Kesehatan Indonesia 2010. Jakrta : Depkes.

  Dewi, k. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat

  KecemasanPasien Yang Akan Menjalani Operasi Mayor Elektif Di Rawat Bedah RSUP Fatmawati. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta

  Gruedemann, Barbara J. 2005. Buku Ajar Keperawatan Peroperatif, Vol. 1 Prinsip. Jakarta: EGC. Hawari, D. 2008. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI Hastono dan Sabri. 2010. Statistik Kesehatan, edisi 5. Jakarta : Rajawali Pers.

  ICEA. 1997. ICEA. Position Statement: Cesarean Birt And VBAC. Internasional Journal of Childbirth Education. Vol 12.

  Isaac, Ann. 2004. Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan dan Psikiatrik Edisi 3. Jakarta: EGC. Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesar: Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspa swara Luckman & Sorensen. 2003. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan. Jakarta. EGC. Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obsteteri. Jakarta : EGC Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

  Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta.: Salemba Medika.

  Rondhianto. 2008. Persiapan Fisik dan Mental Operasi Caesar. Yogyakarta.

  Yayasan Bina Pustaka. Santoso, Budi. 2009. Hubungan Antara Karakteristik Demografi Dengan

  Kecemasan Pasien Pra Operasi di Rumah Sakit Islam Amal Sehat Sragen tahun 2008 Wordpress. Com. Diakses tanggal

  13 April 2013. Stuart. Gail Wiscarz. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta.: EGC. Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nipas. Yogyakarta : CV. Andi Offset. Tomb, David A. 2003. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Jakarta: EGC. Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental

  Keperawatan, edisi 4. Alih bahasa Yasmin asih. Jakarta : EGC

  Priyadi. 2009. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Pasien

  Pre Operasi Seksio Sesarea Di Ruang Anggrek BRSD. http://skripsi stikes.wordpress.com. Diakses pada tanggal 10 April 2013.

  Mochtar, Rustam 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid 2 edisi 2, Jakarta : EGC Wikajosastro, Hanifa. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta : Ybp-Sp Xing Lin Peng et al. 2011. Factors influencing rising caesarean section rates in

  

china between 1988 and 2008. http:www.who.int/bulletin/volume/90/I/II-

  090399/en/

Dokumen yang terkait

View of Perbedaan Efek Posisi Prone Dan Supine Terhadap Nadi, Respirasi Dan Suhu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit R. Syamsudin, SH. Kota Sukabumi

0 0 26

View of PENGARUH EDUKASI TERHADAP KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN IWG PASIEN GGT DI RUANG HEMODIALISA RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

0 0 12

HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI TK IKBA A.YANI CIMAHI TAHUN 2013

0 0 8

View of Kandungan Timbal Pada Air dan Padi di Daerah Industri Leuwigajah Cimahi

0 0 10

View of Pengaruh Penggunaan Sabun Pembersih Kewanitaan terhadap Perubahan Mikro Flora Normal Vagina dan Bakterial Vaginosis dengan Menggunakan Kriteria Skor Nugent

1 3 12

HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI PAUD MINA ALI HAFSOH UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI TAHUN 2013 Sophia ABSTRAK - View of HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI PAUD MINA ALI HAFSOH UTAMA KECAMATA

0 1 9

View of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG ASI EKSKLUSIF DI RUANG MELATI 1 RS SARININGSIH KOTA BANDUNG TAHUN 2013

0 0 16

EFEKTIFITAS MENDENGARKAN MUSIK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA IBU HAMIL DI BPM WANTI MARDIAWATI, Amd.Keb Fitri Nurhayati1 , Agus Riyanto2 ABSTRAK - View of EFEKTIFITAS MENDENGARKAN MUSIK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA IBU HAMIL DI BPM WANTI MARDIAWATI,

0 0 13

View of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PASIEN DAN BIDAN YANG MEMPENGARUHI PELAKSAAN SKRINNING KANKER SERVIKS DIWILAYAH KOTA CIMAHI TAHUN 2010

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Fe DI PUSKESMAS HAURGOMBONG Sri Mulyati, SST; Sinta Nuryati, SST; Farhati, SST ABSTRAK - View of HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BE

0 1 9