HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI PAUD MINA ALI HAFSOH UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI TAHUN 2013 Sophia ABSTRAK - View of HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI PAUD MINA ALI HAFSOH UTAMA KECAMATA

  

HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI PAUD

MINA ALI HAFSOH UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI TAHUN 2013

Sophia

ABSTRAK

  Angka kejadian gangguan perkembangan di Indonesia mencapai 19%, di Jawa Barat telah dilakukan penelitian perkembangan balita dengan hasil 30% anak mengalami gangguan perkembangan dan daerah Melong Asih dan Cimahi Selatan terdapat 19% balita yang mengalami gangguan perkembangan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan stimulasi dengan perkembangan anak usia 5 tahun di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun 2013. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa serta sosialisasi kemandirian. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian diambil dari responden yaitu orang tua beserta anaknya usia 5 tahun yang bersekolah di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun 2013. Pada Bulan Juni 2013 terdapat 34 siswa dengan usia 5 tahun, diambil sampel dengan cara

  

total sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara wawancara terpimpin dengan

  orang tua anak dan observasi kepada anak usia 5 tahun. Analisia data dengan dua cara yaitu univariat dan bivariat tanpa melihat besarnya hubungan. Hasil penelitian didapatkan hasil, sebagian besar (52,9%) orang tua memiliki bentuk stimulasi cukup tentang perkembangan anak usia 5 tahun. Sebagian besar (47,1%) anak usia 5 memiliki perkembangan yang sesuai. Terdapat hubungan yang signifikan antara bentuk stimulasi dengan perkembangan anak usia 5 tahun (p value= 0,008). Meskipun sebenarnya masih ada orang tua yang kurang memberikan stimulasi kepada anaknya dan masih ada anak usia 5 tahun yang mengalami penyimpangan perkembangan. Saran yang diberikan lebih kepada tenaga kesehatan khususnya bidan, diharapkan bidan mampu melaksanakan promosi kesehatan mengenai perkembangan anak dan deteksi dini di wilayah kerjanya serta mampu melakukan pendokumentasian mengenai data perkembangan anak balita.

  Kata Kunci : Deskriptif korelasional,stimulasi dan perkembangan anak.

A. PENDAHULUAN

  Berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme, hiperaktif, dalam beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat, angka kejadian di Amerika serikat sekitar 17%, di Indonesia mencapai 19%, di Jawa Barat telah dilakukan penelitian perkembangan balita dengan hasil 30% anak mengalami gangguan perkembangan dan daerah Melong Asih dan Cimahi Selatan terdapat 19% balita yang mengalami gangguan perkembangan (Zuaerini, 2011).

  Periode penting dalam masa tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini perkembangan kemampuan bahasa, kreaktivitas, kecerdasan sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangan cepat dan merupakan landasan perkembangan selanjutnya. Perkembangan moral dan dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan atau penyimpangan sekecil apapun bila tidak terdeteksi, apalagi tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya menusia kelak (Ardiana, 2011). Perkembangan anak dapat mencapai optimal jika anak mendapatkanyang baik dan seimbang. Namun seringkali orang tua menjadi bingung, bagaimana cara menstimulasi dan apa yang harus distimulasi. Oleh karena itu interaksi antara pengasuh dan bayi atau balita harus dilakukan dalam suasana pola asuh yang demokratik (IDAI, 2009).

  Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terhambat sehingga besar kemungkinan anak untuk mengalami gangguan seperti autism, hiperaktif, gangguan berkomunikasi dan bahasa (Herawati, 2009).

  Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya, pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, persiapan menjadi orang tua, dan gangguan reproduksi, Keluarga berencana, dan asuhan pada bayi dan anak (Salmah, 2006).

  Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Apriana, 2009).

  Pendidikan Anak Usia Dini Mina Ali Hafsoh merupakan salah satu lembaga pendidikan anak usia dini di kota Cimahi yang memberikan fokus pendidikan diantaranya adalah mengenalkan Tuhan yang maha esa, menjadikan Al-Quran sebagai bacaan utama, mengembangkan kecerdasan, mengembangkan ketrampilan, melatih menulis, membaca, dan berhitung dan membiasakan untuk belajar mandiri. Berdasarkan pengambilan data di PAUD Mina Ali Hafsoh pada tahun 2013 dengan jumlah seluruh siswa 54 orang mulai dari usia 3-5 tahun.

  Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10 Maret 2013 dengan melakukan wawancara kepada ketua PAUD Mina Ali Hafsoh didapatkan bahwa dari 54 siswa terdapat 2 siswa dengan kemampuan bahasa yang kurang, 5 siswa dengan sosialisasi dan kemandirian yang masih kurang, Setelah dilihat dari data laporan terakhir pada bulan februari 2013 yang terdapat di PAUD Mina Ali Hafsoh, terdapat 3 siswa dengan keterampilan motorik halus perlu dilatih, 2 siswa dengan motorik kasar perlu dilatih, 2 siswa dengan kemampuan bahasa yang perlu dilatih dan 5 siswa dengan kemandirian/ sosial yang perlu dilatih. Berdasarkan uraian diatas dan berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian tentang perkembangan anak di PAUD Mina Ali Hafsoh mengingat di tempat tersebut belum pernah di teliti mengenai hubungan bentuk sti mulasi dengan perkembangan anak yang berjudul “Hubungan Stimulasi dengan Perkembangan Anak Usia 5 Tahun di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Kecamatan

  Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun 2013”.

B. METODE PENELITIAN

  1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional.

  2. Populasi dan Sampel Penelitian

  Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki anak usia 5 tahun yang berada di PAUD Mina Ali Hafsoh pada bulan januari-juni pada tahun

  2013 berjumlah 34 orang. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu keseluruhan populasi dijadikan sampel penelitian.

3. Analisa data

  Analisis Univariat adalah analisis deskriptif untuk mengetahui distribusi frekuensi, dan persentase stimulasi dan perkembangan anak. Analisis bivariat untuk menguji hipotesis mengenai kemaknaan hubungan antara variabel dependen (perkembangan anak usia 5 tahun dengan variabel independen (bentuk stimulasi). Untuk membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen

  2 dilakukan uji statistik dengan metode Chi-Square (X ).

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisa Univariat

  a. Gambaran Stimulasi Pada Anak Usia 5 Tahun Tabel 1. Distribusi Frekuensi Stimulasi Pada Anak Usia 5 Tahun di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Bentuk Stimulasi Jumlah Persentase

  Kurang 8 23,5% Cukup 18 52,9%

  Baik 8 23,5%

  Total 34 100%

  Berdasarkan tabel 1. di atas didapatkan bahwa dari 34 responden, sebagian besar (52,9%) memiliki stimulasi yang cukup mengenai perkembangan anak usia 5 tahun. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat anak, pengganti ibu/ pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat dilingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan dasar yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan berbicara dan kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap (Depkes, 2006). Stimulasi yang dilakukan sejak dini dan berlangsung lebih lama akan memberikan manfaat lebih besar dibanding dengan stimulasi yang terlambat atau dalam waktu yang lebih singkat (Soedjatmiko, 2006). Banyak orang yang menganggap masa bermain pada anak tidak perlu mendapat suatu perhatian secara khusus, sehingga banyak orang tua yang membiarkan anak bermain tanpa memperhatikan unsur pendidikan terhadap permainan yang dilakukan oleh anak (Hidayat, 2008).

  b. Gambaran Perkembangan Anak Usia 5 Tahun Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perkembangan Anak Usia 5 Tahun di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Perkembangan anak Jumlah Persentase

  Ada penyimpangan 6 17,6% Meragukan 12 35,3%

  Sesuai 16 47,1%

  Total 34 100%

  Berdasarkan tabel 2. di atas didapatkan bahwa dari 34 responden, hampir setengahnya (47,1%) memiliki perkembangan yang sesuai dengan perkembangan anak usia 5 tahun. perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, dan bahasa serta sosialisasi kemandirian (Depkes, 2006). Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya. Sementara itu lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak (Ardiana, 2011).

2. Analisa Bivariat

  a. Hubungan Stimulasi Dengan Perkembangan Anak Usia 5 Tahun Tabel 3. Hubungan Bentuk Stimulasi Dengan Perkembangan Anak Usia 5 Tahun di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Perkembangan Anak Ada P

  

Stimulasi Meragukan Sesuai Total %

penyimpangan value n % n % n %

  Kurang 4 50,0 4 50,0 8 100 Cukup 2 11,1 10 55,6 6 33,3 18 100

  0.008 Baik 2 25,0

  6

  75.0 8 100

  Total 6 17,6 12 35,3 16 47,1 34 100 Berdasarkan tabel 3. di atas didapatkan bahwa dari 8 responden yang mempunyai stimulasi yang kurang, setengahnya (50,0%) perkembangan anak ada penyimpangan. Pada 18 responden yang mempunyai stimulasi cukup, sebagian besar (55,6%) perkembangan anak meragukan, sedangkan pada 8 responden yang mempunyai stimulasi baik, sebagian besar (75.0%) perkembangan anak sesuai. Hasil uji statistik dengan chi

  —square test diperoleh nilai p value= 0,008. Sehingga

  Ha diterima, hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi dengan perkembangan anak usia 5 tahun di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Cimahi Selatan Kota Cimahi.

  Stimulasi perkembangan yang diberikan kepada anak dengan baik dapat menjadikan perkembangan personal sosial anak yang baik pula, dan ibu memberikan sumbangan terhadap perkembangan personal sosial pada anak dari aspek luar yang mendukung potensi bawaan (Riawati, 2011). Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal (Herawati, 2009).

D. KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan

  a. Orang tua anak usia 5 tahun di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Cimahi Selatan Kota Cimahi sebagian besar (52,9%) memiliki stimulasi cukup tentang perkembangan anak usia 5 tahun.

  b. Anak usia 5 tahun di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Cimahi Selatan Kota Cimahi sebagian besar (47,1%) memiliki perkembangan yang sesuai.

  c. Terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi dengan perkembangan anak usia 5 tahun (p value= 0,008) di PAUD Mina Ali Hafsoh Utama Cimahi Selatan Kota Cimahi

  2. Saran

  a. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan), mampu melaksanakan promosi kesehatan mengenai perkembangan anak dan deteksi dini di wilayah kerjanya serta mampu melakukan pendokumentasian mengenai data perkembangan anak balita. b. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dapat membantu untuk melakukan stimulasi dini dan deteksi dini, menyediakan fasilitas yang lebih lengkap untuk merangsang perkembangan anak serta dapat memberikan arahan kepada orang tua anak agar mampu memberikan stimulasi secara dini di rumah kepada anaknya.

  c. Bagi Penelitian Selanjutnya, sebaiknya dapat menambahkan faktor-faktor yang mempengarui perkembangan dengan lebih lengkap seperti karakteristik orang tua, agar penelitian lebih baik lagi.

E. DAFTAR PUSTAKA

  Ardiana, Dian. (2011). Tubuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba medika. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Depkes R.I. (2006). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Anak. Format referensi elektronik direkomendasi oleh Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen,

  Tin Herawati, Stimulasi Perkembangan Motorik dan Kecerdasan Anak, 2009, tersedia, diperoleh tanggal 20 April 2013).

  Format referensi elektronik direkomendasi oleh Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Rista Apriana, Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan

  Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekola di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang, 2009, tersedia,

  diperoleh tanggal 20 April 2013). Format referensi elektronik direkomendasi oleh Sari Pediatri, Eddy Fadlyana dkk, Pola

  Keterlambatan Perkembangan Balita di daerah Pedesaan dan Perkotaan Bandung, serta Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, 2003, tersedia,

  diperoleh tanggal 02 Maret 2013). Format referensi elektronik direkomendasi oleh Sari Pediatri, Soedjatmiko, Pentingnya

  Stimulasi Dini untuk Merangsang Perkembangan Bayi dan Balita Terutama pada Bayi Risiko Tinggi, 2006, tersedia di, http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/8-3-

  1.pdf diperoleh tanggal 20 April 2013). Format referensi elektronik direkomendasi oleh Garuda,

  Baro’ah Fitriyah, Hubungan Perilaku

  Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah Di Tk Aba Among Putro II Yogyakarta 2011, tersedia di, http://garuda.dikti.go.id/jurnal/proses?q

  diperoleh tanggal 2 juni 2013). Format referensi elektronik direkomendasi oleh Garuda, Anna Riawati, Hubungan Tingkat

  Stimulasi Ibu dengan Perkembangan Personal Sosial Pada Anak Usia 24-60 Bulan Di Dusun Kowen Timbulharjo Sewon Bantul Tahun 2011, tersedia di,

  diperoleh tanggal 2 juni 2013). Hidayat A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba medika.

  _______. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. _______. ( 2008). Ilmu Kesehatan Anak (Untuk Pendidikan Kebidanan). Jakarta : Salemba medika.

  Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2003). Asuhan Tumbuh Kembang Anak. Bandung : Angkasa. Jamaris, Martini. (2006). Perkembangan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak- Kanak. Jakarta: PT Grasindo.

  Muscari, M. E. (2005). Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan . Jakarta: PT Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

  Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita (Untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba medika. Supartini, Yupi. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC. Wong, D.L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. Zaviera, F. (2008). Mengenali & Memahami Tumbuh Kembang Anak. Yogyakarta : Katahati. diperoleh tanggal 20 April 2013). diperoleh tanggal 17 mei 2013).

Dokumen yang terkait

View of KONTRIBUSI FAKTOR SOSIAL TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DM TYPE 2 DALAM KONTEKS ASUHAN KEPERAWATAN DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

0 1 9

View of PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA KELAS X MENGENAI HIV/AIDS

1 1 14

View of HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERNIKAHAN DINI DI DESA LANGENSARI KECAMATAN BLANAKAN KABUPATEN SUBANG PERIODE OKTOBER 2013-MARET 2014

0 0 12

View of DAYA ANTIBAKTERI FILTRAT ASAM LAKTAT DAN BAKTERIOSIN Lactobacillus acidophillus CPS1 DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Escherichia coli ATCC 25922, Klebsiella pneumoniae ATCC 700603, DAN Salmonella typhi PS1

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA HOMOSEKSUAL: GAY DENGAN PELAKSANAAN SEKSUAL DI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ABIASA BANDUNG TAHUN 2013 Achmad Setya Roswendi ABSTRAK - View of HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA

0 0 9

View of Perbedaan Efek Posisi Prone Dan Supine Terhadap Nadi, Respirasi Dan Suhu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit R. Syamsudin, SH. Kota Sukabumi

0 0 26

View of PENGARUH EDUKASI TERHADAP KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN IWG PASIEN GGT DI RUANG HEMODIALISA RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

0 0 12

HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI TK IKBA A.YANI CIMAHI TAHUN 2013

0 0 8

View of Kandungan Timbal Pada Air dan Padi di Daerah Industri Leuwigajah Cimahi

0 0 10

View of Pengaruh Penggunaan Sabun Pembersih Kewanitaan terhadap Perubahan Mikro Flora Normal Vagina dan Bakterial Vaginosis dengan Menggunakan Kriteria Skor Nugent

1 3 12