EFEKTIFITAS MENDENGARKAN MUSIK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA IBU HAMIL DI BPM WANTI MARDIAWATI, Amd.Keb Fitri Nurhayati1 , Agus Riyanto2 ABSTRAK - View of EFEKTIFITAS MENDENGARKAN MUSIK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA IBU HAMIL DI BPM WANTI MARDIAWATI,

  

EFEKTIFITAS MENDENGARKAN MUSIK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA IBU

HAMIL DI BPM WANTI MARDIAWATI, Amd.Keb

  

1

  2 Fitri Nurhayati , Agus Riyanto ABSTRAK

  Kecemasan dan khawatir merupakan gejala kecemasan pada ibu yang sedang hamil, hal ini mulai timbul pada saat wanita mengeluh sakit. Banyak sekali kecemasan yang dirasakan ibu pada saat kehamilan, diantaranya komplikasi

  • –komplikasi kehamilan dan persalinan yang sering muncul. Seorang ibu hamil mungkin khawatir kalau-kalau dirinya tidak akan mampu menyelesaikan proses persalinan, dengan baik atau akan mengalami kegagalan, dalam menghadapi tantangan kelahiran anak yang alami. Ia juga mencemaskan kapan suami benar- benar siap agar berhasil melakukan perannya sebagai pengaruh persalinan. Banyak cara yang dapat dilakukan seseorang jika mengalami kecemasan antara lain dengan cara relaksasi otot, menarik nafas dalam, minum obat penenang, bertanya tentang masalahnya kepada ahlinya dan mengalihkan perhatian tidak terhadap masalah yang dihadapi seperti mendengarkan musik, berolah raga, membaca buku (Hawari D 2005). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan pada ibu hamil. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen sungguhan (true eksperiment) dengan desain Pretest-

  

posttest with Control Group. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 ibu primigravida yang terbagi

  menjadi dua yaitu 30 ibu primigarvida yang mendapatkan percobaan konseling kehamilan oleh bidan dan 30 ibu primigravida yang mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan. Analisis menggunakan uji t dependen untuk mengetahui perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, kemudian uji t independen untuk mengetahui perbedaan penurunan kecemasan antara pemberian konseling dan pemberian terapi music. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan konseling kesehatan oleh bidan (p=0,0001), ada perbedaan yang bermakna rata-rata kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi musik oleh bidan (p=0,0001) dan tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan kecemasan ibu hamil antara yang diberikan konseling kesehatan dengan yang diberikan terapi musik oleh bidan (p=0,538).Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi musik dan pemberian konseling sama-sama efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil. Saran bidan sebagai pemberi pelayanan terhadap ibu hamil supaya menganjurkan kepada ibu hamil jika tidak sempat berkonsultasi ke petugas kesehatan, supaya sering mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasannya dan bidan lebih sering melakukan penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan dan persiapan persalinan terutama kepada ibu hamil primigravida.

  Kata kunci: Eksperimen, primigravida dan terapi musik

A. PENDAHULUAN

  Kehamilan merupakan kejadian normal atau fisiologis yang umumnya dapat terjadi pada wanita dewasa dan merupakan suatu proses dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam uterus yang dimulai dengan terjadinya konsepsi yang berakhir pada persalinan. Kehamilan merupakan suatu periode yang penuh dengan ketegangan bagi wanita hamil dan keluarganya. Oleh karena itu, kehamilan merupakan fase yang menarik untuk penyelidikan dari berbagai sudut pandangan. (Hamilton, 1995)

  Mual dan muntah terjadi pada 60

  • – 80 % primigravida dan 40 – 60 % multigravida satu diantara seribu kehamilan gejala
  • – gejala ini menjadi lebih berat perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dalam serum (Saifuddin, 2002).

  Kecemasan dan khawatir merupakan gejala kecemasan pada ibu yang sedang hamil, hal ini mulai timbul pada saat wanita mengeluh sakit. Bila dirasakan dengan meraba rahim yang mengeras dan sedikit berubah bentuk. Apalagi saat menjelang persalinan banyaknya tingkah dan rintihan untuk mengantisipasi rasa sakit tersebut. Disamping diperlukan persiapan fisik untuk kesehatan ibu sendiri dan janin didalamnya mental atau psikis seorang ibu hamil justru lebih penting untuk diutamakan.

  Banyak sekali kecemasan yang dirasakan ibu pada saat kehamilan, diantaranya komplikasi

  • – komplikasi kehamilan dan persalinan yang sering muncul. Seorang ibu hamil mungkin khawatir kalau-kalau dirinya tidak akan mampu menyelesaikan proses persalinan, dengan baik atau akan mengalami kegagalan, dalam menghadapi tantangan kelahiran anak yang alami. Ia juga mencemaskan kapan suami benar-benar siap agar berhasil melakukan perannya sebagai pengaruh persalinan.

  Dengan semakin dekatnya jadwal persalinan, terutama pada persalinan pertama, ibu hamil timbul perasaan cemas ataupun takut. Meski ingin segera melepaskan beban dari perut yang membesar, dilain pihak timbul kekhawatiran apakah akan bisa menjalani persalinan tanpa suatu halangan apapun. Apakah segala persiapan selama ini sudah memadai.

  Seorang peneliti, Dipietro mengamati 137 wanita dari enam bulan sebelum melahirkan sampai anaknya berusia dua tahun. Para wanita tersebut mengalami kecemasan, stres pada masa kehamilan dan gejala-gejala depresif selama enam bulan sebelum melahirkan. Sebanyak 94 anak dinilai perkembangan mental dan motoriknya, serta kemampuan mereka untuk mengendalikan perilaku dan mengatur emosi sampai anak berusia 24 bulan (Ethical Digest, 2006)

  Pada saat penulis memberikan pelayanan di Bidan Praktik Mandiri Wanti Mardiawati, Amd.Keb penulis melakukan wawancara dengan lima belas orang ibu-ibu hamil primigravida rata-rata mengungkapkan mengalami kecemasan dengan penyebab kecemasan yang bervariasi diantaranya mual, muntah, pusing, lemas, dan cemas menghadapi persalinan yang dirasakan berat. Banyak cara yang dapat dilakukan seseorang jika mengalami kecemasan antara lain dengan cara relaksasi otot, menarik nafas dalam, minum obat penenang, bertanya tentang masalahnya kepada ahlinya dan mengalihkan perhatian tidak terhadap masalah yang dihadapi seperti mendengarkan musik, berolah raga, membaca buku (Hawari D 2005) .

B. METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen sungguhan (true

  

eksperiment)dengan desain Pretest-posttest with Control Group. Penelitian ini bertujuan

  mengetahui efektifitas mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan pada ibu primigravida di BPM Wanti Mardiawati, Amd.Keb. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara percobaan kepada dua kelompok ibu primigravida dimana kelompok pertama diberikan konseling tentang kehamilan oleh bidan dan kelompok kedua diberikan alat music untuk mendengarkan music faforitnya.

  Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002) populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu primigravida yang memeriksakan diri di BPM Wanti Mardiawati, Amd.Keb. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teori Sugiono (1998) dimana jumlah sampel minimal yaitu 60 ibu primigravida yang terbagi menjadi dua yaitu 30 ibu primigravida yang mendapatkan percobaan konseling kehamilan oleh bidan dan 30 ibu primigravida yang mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan

  Pengumpulan data dimulai dengan memilih responden, sesuai dengan kriteria sampel, lalu responden diberi penjelasan tentang tujuan penelitiannya yang akan dilakukan kemudian diberi informed consent untuk persetujuan menjadi responden, kemudian membagikan lembaran kuesioner. Responden diminta untuk mengisi lembaran kuesioner

  24

  yang telah disediakan dengan batas waktu 30 menit. Kuesioner yang digunakan berbentuk skala Likert 0 sampai 4, responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan yang diketahuinya. Lembaran kuesioner yang telah diisi responden kemudian dikumpulkan dan selanjutnya diolah.

  Analisis data menggunakan analisis univariat untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan ibu hamil apakah tidak ada, ringan, sedang, berat atau berat sekali dengan menggunkan alat ukur dengan skala Likert, yang dikenal dengan nama Hamilton Rating

  

sacale for Anxiety (HRS-A) (Hawari.D, 2002). Analisis bivariat Analisis yang digunakan

untuk mengetahui pengaruh konseling bidan terhadap kecemasan pasien dan

pengaruh terapi musik terhadap kecemasan pasien adalah uji t dependen. Sedangkan

untuk mengetahui efektifitas terapi musik dibandingkan dengan konseling bidan

menggunakan uji Beda Dua Mean Independen (Uji T independen). Tujuan pengujian ini

adalah untuk menguji perbedaan mean antara dua kelompok data Independen.

C. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 1.

  Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian terhadap 60 orang ibu hamil di BPM Wanti Mardiwati, Amd.Keb, dimana 30 orang diberikan perlakuan berupa konseling kesehatan oleh bidan dan 30 orang diberikan perlakuan berupa terapi musik klasik, sebelum dan sesudah perlakuan kedua kelompok ibu hamil tersebut diukur tingkat kecemasannya, kemudian setelah didapatkan data diolah dan didapatkan hasil sebagai beikut:

a. Perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan konseling oleh bidan

Tabel 4.1 Perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan konseling oleh bidan Kecemasan Mean SD SE p value N

  Sebelum diberikan konseling 15,6 4,4 0,8 0,0001

  30 Setelah diberikan konseling 14,2 4,6 0,8 Hasil análisis data didapatkan bahwa rata-rata kecemasan ibu hamil sebelum diberikan konseling oleh bidan adalah 15,6 hal ini berarti sebelum diberikan konseling kesehatan oleh bidan ibu hamil banyak yang mengalami kecemasan ringan, sedangkan rata-rata kecemasan ibu hamil setelah diberikan penyuluhan kesehatan adalah 14,3 hal ini berartinya setelah diberikan penyuluhan kesehatan kecemasan ibu hamil mengalami penurunan yaitu banyak yang tidak mengalami kecemasan. Hasil uji statistik didapatkan p value=0,0001 dengan aplha 0,05 dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna rata-rata kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan konseling kesehatan oleh bidan (konseling kesehatan oleh bidan mempengaruhi penurunan tingkat kecemasan ibu hamil)

  b.

  

Perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi

musik oleh bidan

Tabel 4.2 Perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi musik oleh bidan Kecemasan Mean SD SE p value N

  Sebelum mendengarkan musik 5,5 1,4 0,2 0,0001

  30 Setelah mendengarkan musik 4,3 2,0 0,3 Hasil análisis data didapatkan bahwa rata-rata kecemasan ibu hamil sebelum mendengarkan musik adalah 5,5 hal ini berarti sebelum diberikan terapi musik oleh bidan ibu hamil banyak yang tidak mengalami kecemasan, sedangkan rata-rata kecemasan ibu hamil setelah mendengarkan musik adalah 4,3 hal ini berartinya setelah diberikan terapi musik, ibu hamil banyak yang tidak mengalami kecemasan.

  Hasil uji statistik didapatkan p value=0,0001 dengan aplha 0,05 dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna rata-rata kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi musik oleh bidan (terapi musik yang diberikan oleh bidan mempengaruhi penurunan tingkat kecemasan ibu hamil prigravida)

c. Efektifitas Mendengarkan Musik untuk Mengurangi Kecemasan pada Ibu Primigravida.\

Tabel 4.3 Perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi musik oleh bidan Selisih Kecemasan Mean SD SE p value N

  Sebelum dan sesudah diberikan 1,4 1,3 0,2

  30 konseling oleh bidan 0,538

  Sebelum dan sesudah diberikan 1,7 1,5 0,2

  30 terapi musik Hasil análisis data didapatkan bahwa rata-rata penurunan kecemasan ibu hamil primigravida yang diberikan konseling kesehatan oleh bidan adalah 1,4, sedangkan rata- rata penurunan kecemasan ibu hamil yang diberikan terapi musik oleh bidan adalah 1,7. Hal tersebut terlihat bahwa dengan memberikan konseling maupun terapi musik kecemasan ibu hamil tidak jauh berbeda perubahannya.

  Hasil uji statistik didapatkan p value=0,538 dengan aplha 0,05 dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan kecemasan ibu hamil antara yang diberikan konseling kesehatan dengan yang diberikan terapi musik oleh bidan (terapi musik dan pemberian konseling sama-sama efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil).

2. Pembahasan

  Menurut Hawari (2006) kecemasan adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan.

  Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan perasaan tidak senang yang khas, disebabkan oleh dugaan bahaya yang mengancam rasa aman serta keseimbangan kehidupan individu.

  Hasil penelitian mengenai tingkat kecemasan ibu hamil dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 diatas, dimana dengan diberikan konseling kesehatan oleh bidan dan diberikan terapi musik, maka kecemasan ibu hamil akan mengalami penurunan yang signifikan.

  Konseling kesehatan oleh bidan terhadap ibu hamil sangat dibutuhkan, karena dengan diberikan konseling maka ibu hamil akan semakin paham dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, kemudian dengan konseling maka ibu hamil dapat bertanya kepada bidan hal-hal yang mereka takutkan selama kehamilan.

  Untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil selain dengan konseling, dapat juga dilakukan dengan memberikan terpapi musik yang bertujuan untuk merileksasikan ibu hamil sehingga ibu hamil akan menjadi tenang dan sabar dalam menghadapi kehamilannya.

  Menurut Hawari D (2006), kecemasan psikologis meliputi; perasaan cemas/ansietas, yang meliputi; rasa cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung, ketegangan, yang meliputi; merasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat tenang, mudah terkejut. Ketakutan, yang meliputi; takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditinggal sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, takut pada kerumunan orang banyak, gangguan Tidur, yang meliputi; sukar masuk tidur, terbangun malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesi, banyak mimpi-mimpi buruk, mimpi menakutkan, gangguan Kecerdasan, yang meliputi; sukar konsentrasi, daya ingat menurun, daya ingat buruk, perasaan Depresi (murung), yang meliputi; hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, bangun dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari, tngkah laku (sikap), yang meliputi; gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kerut kening, muka tegang, otot tegang, napas pendek dan cepat, muka merah.

  Kecemasan yang dimiliki manusia dapat digunakan sebagai wahana pencapaian tujuan bimbingan, yakni membantu individu supaya mengerti dirinya dan lingkungannya; mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidup secara bijaksana; mampu mengembangkan kemampuan dan kesanggupan, memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya; mampu mengelola aktivitasnya sehari-hari dengan baik dan bijaksana; mampu memahami dan bertindak sesuai dengan norma agama, sosial dalam masyarakatnya.

  Dengan demikian kecemasan yang dirasakan akibat ketidakmampuannya dapat diatasi dengan baik dan bijaksana. Karena menurut Freud setiap manusia akan selalu hidup dalam kecemasan, kecemasan karena manusia akan punah, kecemasan karena tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan dan banyak lagi kecemasan-kecemasan lain yang dialami manusia, jadi untuk itu maka bimbingan ini dapat merupakan wadah dalam rangka mengatasi kecemasan (Kusmawati, 2000).

  Gejala kecemasan yang dirasakan seseorang kadang-kadang juga berkaitan dengan kondisi fisiknya. Perasaan tegang, gemetar, atau bahkan panik misalnya dapat disebabkan oleh gangguan endokrin (hyperthyriodisme), ketidaknormalan hormon (phenochromocitoma) dan berbagai macam obat-obatan kafein, ganja dan anfetamin. Kesimpulannya, manusia memang makhluk fisik tetapi ia lebih dari sekedar makhluk fisik. Manusia mempunyai sisi psikologis dan rohani dimana seluruh aspek fisik dan psikologis saling berkaitan dan mempengaruhi. Inilah yang menyebabkan manusia memiliki sifat holistik. Penyakit-penyakit yang menyerang fisik dapat menyebebkan timbulnya gejala-gejala psikologis. Sebaliknya, stres ataupun cemas juga dapat menyebabkan problem fisik. Sedangkan masalah-masalah rohani dapat berakar dari atau disebabkan oleh gangguan fisik maupun psikologis (Christian, 2007).

  Pada umumnya cemas merupakan fenomena normal yang mengiringi proses pertumbuhan dan perkembangan serta proses pembentukan identitas. Kecemasan normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia agar dapat mempertahankan diri atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah-ubah (Kaplan dan Sadock, 1997).

  Hasil penelitian mengenai tingkat kecemasan ibu hamil dapat dilihat pada tabel 4.3 diatas, dimana didapatkan bahwa dengan diberikan terapi musik maka kecemasan ibu hamil hampir sama berkurangnya dibandingkan dengan diberikan konseling kesehatan oleh bidan.

  Kecemasan ibu hamil dapat ditandai dengan gejala somatik/fisik (otot), yang meliputi; sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil, gejala somatik/fisik (sensorik), yang meliputi; tinitus (telinga berdenging), penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas. perasaan ditusuk-tusuk, gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), yang meliputi; takikardia (denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, rasa lesu/lemas seperti mau pingsan, detak jantung menghilang (berhenti sekejap), gejala respiratori (pernapasan), yang meliputi; rasa tertekan atau sempit di dada, rasa tercekik, sering menarik napas, napas pendek/sesak, gejala gastrointestinal

  (pencernaan), yang melliputi; sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar pada perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, sukar buang air besar (konstipasi), kehilangan berat badan, gejala urogenital (perkemihan dan kelamin), yang meliputi; sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni, tidak datang bulan, darah haid berlebihan, darah haid amat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam satu bulan, menjadi dingin, ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi halang, impotensi, gejala outonom, yang meliputi; mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit, bulu-bulu berdiri.

  Cemas dapat berbentuk sebagai gejala yang terdapat dalam semua gangguan psikiatrik, juga berbentuk sindrom yang disebut neurosis cemas dengan sebab yang tidak nyata. Cemas dapat bersifat normal dan dialami setiap orang dengan cara-caranya sendiri, dapat disalurkan melalui koping mekanisme, yaitu cara untuk mengatasi perasaan cemas yang sangat tidak menyenangkan dengan melakukan hal-hal tertentu. Cemas dapat bersifat akut berupa serangan mendadak dan cepat menghilang, dapat datang sekali atau berulang-ulang dan dapat bersifat kronik sehingga dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

  Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik dan psikologis, dan aspek-aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi.

  Kondisi fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap kesehatan emosi manusia, apa yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologisnya. Penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja tetapi juga dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologisnya, begitu pula sebaliknya, gangguan emosi dapat menyebabkan gangguan fisik. Stres misalnya sering kali dianggap sebagai penyebab utama penyakit fisik psiko-fisiologis. Stres dan cemas juga dapat memperlambat proses penyembuhan bagian-bagian tubuh yang sakit.

  Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali (Bobak, 1998). Kehamilan adalah matur cukup bulan berlangsung 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 300 hari yang berlangsung antara 28-36 minggu disebut prematur dan lebih dari 42 minggu disebut post matur kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin (Mansjoer, 2001).

  Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena mereka telah dapat menyesuaikan diri dengan rencana membentuk hidup baru. Karena tubuh dan emosi seluruhnya berhubungan, perubahab fisik dapat mempengaruhi emosi. Segera setelah konsepsi, progesteron dan estrogen dalam tubuh mulai meningkat. Terjadi morningsickness, kelemahan, keletihan, dan perasaan mual. Calon ibu tidak merasa sehat benar dan umumnya mengalami kecemasan.

D. SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN

  Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna rata-rata kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan konseling kesehatan oleh bidan (konseling kesehatan oleh bidan mempengaruhi penurunan tingkat kecemasan ibu hamil), ada perbedaan yang bermakna rata-rata kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan terapi musik oleh bidan (terapi musik yang diberikan oleh bidan mempengaruhi penurunan tingkat kecemasan ibu hamil), dan tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata penurunan kecemasan ibu ha/mil antara yang diberikan konseling kesehatan dengan yang diberikan terapi musik oleh bidan (terapi musik dan pemberian konseling sama-sama efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil)

2. SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk BPM Wanti Mardiawati, Amd.Keb yaitu Bidan sebagai pemberi pelayanan terhadap ibu hamil supaya menganjurkan kepada ibu hamil jika tidak sempat datang ke pelayanan kesehatan untuk konseling, supaya sering mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasannya., Bidan lebih sering melakukan penyuluhan tentang persiapan persalinan terutama kepada ibu hamil primigravida, Selain persiapan persalinan penyuluhan tentang kondisi kehamilan juga harus sering diberikan, supaya ibu tidak mengalami kecemasan., Pemeriksaan janin secara berkali harus dilakukan bidan terutama kepada ibu yang mengalami kecemaan berat, dan Bidan harus bekerjasama dengan keluarga ibu hamil, untuk mencegah terjadinya kecamsan berat. Saran untuk Ibu Hamil Primigravida : Ibu harus menyadari bahwa kehamilan merupakan hal yang tidak menakutkan, Ibu harus sering memeriksakan kehamilannya ke pelayanan kesehatan, Bila ibu merasa cemas terhadap kehamilannya, ibu harus segera menghubungi petugas kesehatan,dan Ibu harus dapat mencegah terjadinya kecemasan, dengan cara sering konsul ke putugas kesehatan dan sering mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR PUSTAKA

  Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi VI : Jakarta Rineka Cipta Bobak. 1998. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4 : Jakarta EGC Hamilton, P.M. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6 : Jakarta EGC Hawari, D. 2006. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi : Jakarta FKUI ________, 2005. Manajemen Stres, cemas dan depresi. Jakarta:FKMUI Kaplan, Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri klinis. Edisi 7 jilid I dan II : Jakarta Binapura Aksara Kaplan, Sadock. 1998. Synopsis Of Psikiatri Behavior Science Clinikan Psykiatry, London :Wiliam

  & Wilkins Llewellyn, Derek dan Jones. 2002. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6 : Jakarta

  Hipokrates Mansjoer Arif. 2001. Kapitaselekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid I : FKUI Manuaba.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan & KB Untuk Pendidikan Bidan : Jakarta EGC Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi II jilid I Jakarta EGC Nolan, Mari. 2004. Kehamilan dan Melahirkan. Cetakan I : Jakarta Arcan Sastrawinata, Sulaeman. 1983. Obstetri Fisiologi Bagian Obstetri Dan Ginekologi. Fakultas

  Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung : Bandung Elmen Stuart & Sundeen .1995. Principle And Practise Of Psikiatrik Nursing Missouri : Mosbay Year Book Sugiyono. 2002. Statisiik Untuk Penelitian : Alfabeta Bandung Syaifudin, Abdul Bahri.2002. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Edisi II , Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo

Dokumen yang terkait

View of DAYA ANTIBAKTERI FILTRAT ASAM LAKTAT DAN BAKTERIOSIN Lactobacillus acidophillus CPS1 DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Escherichia coli ATCC 25922, Klebsiella pneumoniae ATCC 700603, DAN Salmonella typhi PS1

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA HOMOSEKSUAL: GAY DENGAN PELAKSANAAN SEKSUAL DI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ABIASA BANDUNG TAHUN 2013 Achmad Setya Roswendi ABSTRAK - View of HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA

0 0 9

View of Perbedaan Efek Posisi Prone Dan Supine Terhadap Nadi, Respirasi Dan Suhu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatologi Rumah Sakit R. Syamsudin, SH. Kota Sukabumi

0 0 26

View of PENGARUH EDUKASI TERHADAP KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN IWG PASIEN GGT DI RUANG HEMODIALISA RSUD AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

0 0 12

HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI TK IKBA A.YANI CIMAHI TAHUN 2013

0 0 8

PERBANDINGAN PEMBERIAN TERAPI PENURUNAN BERAT BADAN ANTARA OBESITAS DAN OVER WEIGHT Agus Riyanto, Mona Megasari

0 0 12

View of Kandungan Timbal Pada Air dan Padi di Daerah Industri Leuwigajah Cimahi

0 0 10

View of Pengaruh Penggunaan Sabun Pembersih Kewanitaan terhadap Perubahan Mikro Flora Normal Vagina dan Bakterial Vaginosis dengan Menggunakan Kriteria Skor Nugent

1 3 12

HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI PAUD MINA ALI HAFSOH UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI TAHUN 2013 Sophia ABSTRAK - View of HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5 TAHUN DI PAUD MINA ALI HAFSOH UTAMA KECAMATA

0 1 9

View of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG ASI EKSKLUSIF DI RUANG MELATI 1 RS SARININGSIH KOTA BANDUNG TAHUN 2013

0 0 16