Akuntabilitas, Tinjauan Sistem Pengendalian Internal Program,
Akuntabilitas, Tinjauan
Sistem Pengendalian Intern
Program, dan Tindakan
Pencegahan Korupsi
( Di olah dari berbagai sumber)
Oleh :
Candra Irawan
Inspektorat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Definisi Korupsi
- Korupsi (bahasa latin: corruptio dari
kata kerja corrumpere = busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,menyogok)
- Robert Klitgaard :
Korupsi dapat terjadi jika ada monopoli kekuasaan oleh seseorang yang memiliki wewenang bertindak yang berlebihan, tanpa ada
Lanjutan Definisi Korupsi
- Transparency International :
Korupsi adalah prilaku umumnya pejabat publik, baik itu politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan
Tinjauan Korupsi di Indonesia
(Tim Anti Korupsi )
- Sikap permisif terhadap korupsi
- Peraturan belum memadai
- Kurangnya keteladanan pemimpin.
- Lemahnya low enforcement
- Sistim penyelenggaraan negara, dunia usaha, dan masyarakat tidak mengindahkan Good
governance
KORUPSI SULIT DI BASMI DAN SEMAKIN MERAJALEL A
- Beragam sebab lain
Pola Umum Korupsi di Indonesia
(Centre of International Crime Prevention dari UN-ODCCP)
- Pemalsuan • Sumbangan Ilegal • Nepotisme
Bagaimana &
- Bisnis orang dalam
Darimana
- Penyuapan
UANG,
- Penggelapan
BARANG,
- Komisi(fee)
FASILITAS
- Pemerasaan
Hasil Korupsi
- Pilih kasih
- Penyalahgunaan wewenang
Diperoleh
Kondisi Objektif Birokrasi di
Indonesia- Tingginya kebocoran
- SDM Aparatur
uang negara (jumlah,kompetensi, penyebaran, etos
- Tingginya tingkat
Tuntutan
kerja, kesejahteraan korupsi
Pemerint
PNS rendah)
ah
- Dunia usaha masih
yang
- Organisasi/lembaga
korup
Good
(gemuk,tidak
Governan
proporsional,)
ce
- Pelayanan publik masih buruk
- Ketatalaksanaan
(rumit dan belum
- Rendahnya daya saing
?
KORUPSI
Menurut berbagai hasil survei nasional & internasional, gelar negara korup diberikan dengan melihat 3 hal pokok, yaitu mutu pelayanan publik , country risk , dan daya saing negara secara keseluruhan (dalam arti apakah suatu negara menjadi tujuan investor)
IPK, Indeks Persepsi Korupsi – TI 2014 Skor 3.4 Ranking 107 dari 186 negara Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis – World Bank Perlu 12 prosedur, 151 hari, dan biaya 130,7% dari income perkapita Sbg pembanding : Korsel juga dg 12 prosedur, hanya perlu 22 hari & biaya 17,7% PERC - 2010 Skor 9.2 Predikat negara terkorup se Asia Pasifik Global Competitiveness Index dr WEF Skor 4.26 Ranking ke-50 The World Competitiveness Scoreboard 2006 - IMD Kita di posisi/ranking 59, hanya satu tingkat di atas Venezuela.
Kondisi Sumberdaya Aparatur
Gaji tidak memadahi
- Alasan Rendahnya
Tidak ada Tunjangan Prestasi
- Kinerja
Kerja Mendasar Tidak ada kontrak kinerja
- Kompetensi yang rendah
- Rendahnya integritas moral
- Alasan rendahnya
Kurangnya kualitas Pembinaan
- Integritas
moral Reformasi/ Minimnya figur contoh (role Pengenda
- model)
lian Poor Mnagement System
Tidak adanya SOP
Besarnya Peluang
Aturan Kode Etik yang tidak tegas
- Untuk Menyimpang
Sikap permisif terhadap perilaku
- Sistemik
menyimpang Pengawasan internal yg tidak
PENTINGNYA REFORMASI BIROKRASI
( Melalui Sistem Pengendalian Intern Pemerintah )
Reformasi Birokrasi adalah proses menata-ulang, mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional, efisien, efektif dan produktif)Melalui Penyempurnaan Sistem atau Tatakelola/Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
PERUBAHAN PERILAKU/ TERCAPAI TUJUAN ORGANISASI
Lanjutan Reformasi Birokrasi
Tujuan Reformasi BirokrasiTujuan Sistim Pengendalian Intern Pemerintah agar tujuan organisasi tercapai secara : 1. Effektif, Effesien.
- Penghematan anggaran negara
- Optimalisasi Sumber Daya • Peningkatan Mutu Pelayanan • Perbaikan Sistim • Pencegahan Korupsi
2. Keandalan Laporan Keuangan
3. Pengamanan aset negara
4. Ketaatan terhadap peraturan perunda
Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
- Dasar Hukum : PP No.60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah • Pengertian :
SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP
Prinsip Dasar Sistem Pengendalian Intern
1. Proses yang terintegrasi dan melibatkan
semua tahapan manajemen dalam suatu
organisasi,2. Memberikan keyakinan yang memadai
(reasonable assurance) atas tercapainya
tujuan organisasi3. Memiliki Hard Control (kebijakan dan prosedur, struktur organisasi, birokrasi) dan
4. Soft Control (kompetensi, komitmen trust,
nilai-nilai luhur dan kepemimpinan)Perspektif SPIP
Unsur SPIP Unsur SPIP
1. Lingkungan pengendalian (control environment)
Pimpinan instansi pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat.
2. Penilaian risiko (risk assessment)
Pengendalian intern harus memberikan penilaian risiko yang dihadapi unit organisasi, baik dari luar maupun dari dalam.
3. Kegiatan pengendalian (control activities)
Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan instansi pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan pengendalian organisasi.
4. Informasi dan komunikasi (information and communications)
Informasi dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan instansi pemerintah dan pihak lain
yang membutuhkan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat
waktu, sehingga memungkinkan pimpinan instansi pemerintah melaksanakan pengendalian
dan tanggung jawabnya.LINGKUNGAN PENGENDALIAN
1. LINGKUNGAN PENGENDALIAN 1.
Pimpinan instansi pemerintah dan seluruh Pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap manajemen yang sehat.
1. LANJUTAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN
a. Penegakan integritas dan nilai etika;
b. Komitmen terhadap kompetensi;
c. Kepemimpinan yang kondusif;
d. Struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yg tepat; f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yg sehat tentang pembinaan sumber daya manusia;
2. PENILAIAN RISIKO
2. PENILAIAN RISIKO
2. Penilaian risiko (risk assessment)
Pengendalian intern harus memberikan penilaian risiko yang dihadapi unit organisasi, baik dari luar maupun dari dalam.
2. LANJUTAN PENILAIAN RISIKO
Penilaian Risiko
Penilaian Risiko Identifikasi Risiko Analisis Risiko
SPIP SPIP
RISIKO YANG DIHADAPI INSTANSI PEMERINTAH Pemberi an Layanan Publik
Risiko teknis, salah investasi
Kerusakan lingkungan
Rencana kontinjensi tidak ada
Rencana kontinjensi tidak ada
Proyek terlambat
Proyek terlambat
Standar kualitas tidak ada
Standar kualitas tidak ada
Skill & Daya tidak cukup
Skill & Daya tidak cukup
Kegagalan Rekanan/ mitra
Kegagalan Rekanan/ mitra
Evaluasi tidak memadai
Evaluasi tidak memadai
Risiko teknis, salah
Pemberi an Layanan Publik
Program yang inkonsisten
Program yang inkonsisten
Keselamatan & keamanan kurang
Keselamatan & keamanan kurang
Biaya membengkak
Biaya membengkak
Teknologi usang
Teknologi usang
Fraud Fraud
Tidak inovatif/ substandar
Tidak inovatif/ substandar
Perubahan anggaran
Perubahan anggaran
Kerusakan lingkungan
Lanjutan Penilaian Resiko
Kegiatan Penilaian risiko terdiri atas:
a. identifikasi risiko b. analisis risiko.
Lanjutan Penilaian Resiko
- Identifikasi Resiko
1. Menggunakan berbagai metodologi yang sesuai
2. Mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal
3. Menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko yang dihadapi.
Lanjutan Penilaian Resiko
- Analisis Resiko
(1) Untuk menentukan dampak risiko yang telah di
identifikasi terhadap pencapaian tujuan (2) Prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima.3. Kegiatan Pengendalian
3. Kegiatan Pengendalian
3. Kegiatan pengendalian (control activities)
Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan instansi pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan pengendalian organisasi.
3. Lanjutan Kegiatan Pengendalian
a. reviu atas kinerja;
b. pembinaan sumber daya manusia;
c. pengelolaan sistem informasi;
d. pengendalian fisik atas aset;
e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja; f. pemisahan fungsi;
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting; h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian; i. pembatasan akses atas sumber daya dan
4. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
4. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
4. Informasi dan komunikasi
Informasi dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan instansi pemerintah dan pihak lain yang membutuhkan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu, sehingga memungkinkan pimpinan instansi pemerintah melaksanakan Pengendalian dan tanggung jawabnya.
4. LANJUTAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI SPIP SPIP
Informasi & Komunikasi Informasi & Komunikasi
Sarana Komunikasi Manajemen Sistem Informasi
Kegiatan (Informasi dan Komunikasi)
a. identifikasi, pencatatan, dan komunikasi informasi; b. penerapan berbagai bentuk dan sarana untuk mengkomunikasikan informasi;
LANJUTAN: INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Informasi dan komunikasi : Informasi : data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Komunikasi : proses penyampaian pesan atau informasi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik.LANJUTAN: INFORMASI DAN KOMUNIKASI Bentuk & Sarana Komunikasi Dalam Bentuk :
1.Juklak/Juknis/Buku Pedoman
2.Surat edaran
3.Memorandum
4.Papan pengumuman
5.Situs internet dan intranet
6.Rekaman video
7.E-mail
8.Petunjuk / Arahan lisan
5. PEMANTAUAN (PENGENDALIAN INTERN)
5. Pemantauan
Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan review lainnya dapat segera ditindaklanjuti.
5. PEMANTAUAN (PENGENDALIAN INTERN) SPIP SPIP
Pemantauan Pengendalian Intern Pemantauan Pengendalian Intern Pemantauan Berkelanjutan Evaluasi Terpisah Tindak Lanjut
Manfaat SPIP
1.Memberikan jaminan bahwa operasi/kegiatan Instansi menjadi efektif,efisien dan ekonomis 2.
mendeteksi terjadinya kesalahan (mismanagement)
dan fraud dalam pelaksanaan aktivitas organisasi,3. membantu pengamanan asset terkait terjadinya fraud, pemborosan, dan salah penggunaan yang tidak sesuai tujuan 4. memberikan keyakinan atas keandalan laporan keuangan 5. memberi keyakinan akan ketaatan terhadap peraturan perundangan
Keterbatasan SPIP
Praktek kolusi sehingga Sistem
Pengendalian Intern tidak efektif; Pimpinan Instansi Pemerintah mengabaikan pentingnya Sistem Pengendalian Intern;
Human error; pengambilan keputusan yg tidak tepat mengakibatkan kegagalan
Keterbatasan SPIP
Persepsi pimpinan Instansi Pemerintah dan auditor atau evaluator terhadap pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern tidak mendukung terciptanya lingkungan pengendalian yang memadai;
Budaya sungkan yang masih kental (ewuh pakewuh).
Kualifikasi SDM yang kurang memadai
Faktor yang menyebabkan
keberhasilan SPIP
1. Terdapat kesadaran dan kepedulian di
seluruh tingkatan jajaran manajemen dan
staff2. Terdapat kesamaan persepsi atas tanggungjawab efektivitas SPIP
3. Terdapat SPIP yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi4. Pengembangan secara berkesinambungan
Peran Inspektorat Jenderal Dalam
Melaksanakan Pengendalian
KEGIATAN PENGENDALIAN INTERN YANG DILAKUKAN OLEH
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD BERTUJUAN :
a. memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; b. memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
Lanjutan Pengendalian oleh Itjen
Kemendikbud
Inspektorat Jenderal Kemendikbud melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja, dan terhadap penyaluran Bantuan Pemerintah yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kemendikbud, melalui : a.
Audit/pemeriksaan, b. reviu, c. evaluasi, d. pemantauan,
Lanjutan Pengendalian oleh
Itjen Kemendikbud
JENIS AUDIT (Pasal 50, PP 60/2008) : 1.Audit Kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas.
2. Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit
yang tidak termasuk dalam audit kinerja, misal melakukan Pemeriksaan Khusus atas pengaduan.
Terima Kasih