Organisasi Non Pemerintah NGO Non Goverm

Nama
NIM
Penugasan

: M.Fauzani Taufiq
: 13/349538/SP/25806
: Organisasi Non Pemerintah / NGO (Non-Goverment
Organization) dan Masyarakat Sipil.

Sejak tahun 1970-an hingga saat ini, para aktivis NGO sudah mendapatkan banyak
pengalaman mengenai NGO di Indonesia khususnya, bentuk dari NGO pada era orde baru yang
banyak didirikan oleh elite dan kelas menengah dengan berbagai macam latar belakang serta
tujuannya hingga bentuk pengembangan NGO pada masa sekarang dimana NGO lahir pada era pasca
reformasi yang sangat identik dengan perjuangan-perjuangan demokrasi dan penguatan pada
masyarakt sipil. Kini NGO di Indonesia semakin berwarna dengan belajar dari pengalaman selama
masa orde baru yang penuh kritik baik itu dari kalangan mahasiswa maupun dari internal NGO itu
sendiri dan juga gelombang aktivis NGO pada generasi kedua dan ketiga juga ikut memberikan warna
baru dalam perkembangan NGO di Indonesia dengan memperjuangkan demokrasi dan hak asasi
manusia.
Banyak sekali NGO yang lahir pada masa orde baru sekitar tahun 1970-an. Aktiivis yang
tergabung dalam NGO pada saat itu tumbuh karena formasi dan kondisi politik pada masa orde baru.

Pada waktu itu pula, mahasiswa-mahasiswa mulai meluncurkan selentingan-selentingan kritik
mengenai strategi pembangunan orde baru yang diutarakan kepada pemerintah yang berkuasa melalui
gerakan-gerakan mahasiswa seperti gerakan mahasiswa menggugat, gerakan golput, gerakan anti
korupsi dan gerakan anti taman mini 1970-1972. Pada tahun 1978, menjelang sidang umum 1978
berlangsung berbagai macam aksi-aksi yang diinisiasi oleh gerakan-gerakan mahasiswa dan juga
melalui NGO, sehingga para aktivisnya ada yang ditangkap dan diadili oleh pihak berwenang pada
saat itu, kemudian aktivis-aktivis yang tergabung dalam gerakan pada tahun 1978 ini disebut juga
sebagai aktivis generasi kedua dari aktivis NGO di Indonesia.
Istilah NGO merupakan istilah internasional, sedangkan di Indonesia pada awal
berkembangnya NGO dikenal dengan istilah Ornop (Organisasi Masyarakat Non Pemerintah). Lalu
bagaimana dengan isitlah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) ? isitlah LSM memiliki arti yang
sama dengan istilah Ornop, isitilah LSM dikenalkan pertama kali pada sebuah seminar Ornop yang
diselenggarakan di gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia pada tahun 1980 atas inisiatif Bina Desa,
Walhi, dan YTKI. Penggunaan kata LSM ini bermaksud agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan
isitilah Ornop yang mengnadung arti melawan pemerintah atau oposisi. Pada realiatanya istilah LSM
ini tidak langsung dinilai baik, akan tetapi penuh dengan hujatan-hujatan maupun kritikan, salah satu
kritiknya yaitu kata ‘swadaya’ tidak sesuai dengan raealitas Ornop pada umumnya karena kebanyakan
dari Ornop itu sendiri menerima bantuan dana dari lembaga pendonor. Sementara isitilah Ornoplah
yang paling pas karena merupakan arti dari NGO dan sekaligus mengandung arti independent dan
tidak terkooptasi. Sejak 1950-1960, istilah Ornop (dan NGO) telah menunjukkan identitas nya,

bahkan istilah ini sangat tidak sejalan dengan isitilah Ormas ( Organisasi Masyarakat) ataupun Orsos
(Organisasi Sosial), Organisasi bisnis, ataupun Organisasi Keagamaan. Sejak dikenalkannya istilah
NGO oleh PBB pada tahun 1953 yang merupakan lembaga non negara terkait dengan badan-badan
milik PBB. NGO di daerah barat banyak lahir degnan latar belakang keprihatinan terhadap
pembaangunan kembali Eropa pasca PD II, tidak hanya untuk Eropa saja akan tetapi bantuan-bantuan
juga lahir untuk membantu negara Dunia Ketiga yang baru merdeka.

Setelah memasuki tahun 1980-an, identitas Ornop di Indonesia sekamin kuat dan semakin
jelas. Hal ini pun berdampak baik terhadap perkembangan Ornop di Indonesia dengan lahirnya Ornop
di daerah-daerah seperti YKMKB di pontianak, WIM di Sumatrta Utara, YAO di kupang, NTT, dan
lainnya. Ditengah-tengah dukungan yang sangat besar kepada Ornop-Ornop besar (Generasi
Pertama), ada beberapa kekhawatiran yaitu berupa adanya monopoli dana sehingga menimbulkan
kecemburuan dan kekhawatiran dari Ornop lainnya. Ornop Besar yang mayoritas terdiri dari Ornop
generasi pertama cenderung tidak dapat membebaskan diri dari estabilishment dan
“developmentalist”. Mereka tidak mampu lagi untuk mengkritik sistem sosial politik seccara efektif,
bahkan mereka tidak mampu melakukan terobosan-terobosan baru yang berarti perubahan.
Dikeluarkannya UU keormasan turut menimbulkan kekhawatiran adari aktivis-aktivis Ornop, karena
Ornop akan diawasi langsung oleh pemerintah dan campur tangan pemerintah terhadap pendanaan
yang diberikan oleh lembaga donor. Hal ini berdampak pada semakin sempitnya ruang gerak Ornop
dan juga timbul perdebatan dikalangan Ornop sendiri yang tak berujung. Akhirnya pemerintah

mengakui bahwa UU keormasan tidak berlaku pada Ornop karena pada dasarnya Ornop sangat
berbeda dengan Ormas.
Pada tahun 1980-an, gerakan mahasiswa mengalamai masa pembatasan yang cukup ketat.
Gerakan mahasiswa pada saat itu tengah berada pada titik radikal yang tidak berbasis kampus.
Aktivis-aktivis inilah yang kemudian menjadi aktivis generasi ketiga Ornop. Ciri umum dari gerakan
mahasiswa pada saat itu adalah gerakan mereka yang aktif diluar kampus dan memperjuangkan kasuskasus kultural rakyat, aksi merekapun selalu turun kejalan dengan memprotes dan melakukan
kampanye kasus-kasus konkret. Gerakan mahasiswa ini bersifat lintas kampus, yang terdiri dari
aktivis berbagai kampus. Dengan adanya ide-ide baru perubahan yang dikemukakan oleh gerakan
mahasiswa pada saat itu, turut mendorong Ornop untuk megnikuti kritik-kritik yang dilakukan oleh
gerkaan mahasiswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan mahasiswa sedikit banyak telah
memberikan semangat perjuangan baru bagi perkembangan Ornop di Indonesia, salah satu Ornop
yang bernama SKEPHI telah menggunakan metode radikal yang digunakan oleh gerakan mahasiswa
untuk membangunkan semangat juang dari Ornop. Bila diperhatikan secara jeli bahwa ada hubungan
erat antara Ornop dengan gerakan mahasiswa, walaupun memiliki kaitan erat yang menyangkut
degnan arah perjuangan dari masing-masing, hanya saja memiliki latar belakang sejarah yang berbeda
antar Ornop dan gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa merupakan pemasok utama dari aktivisaktivis Ornop sehingga dua organisasi ini mendapat julukan sebagai organisasi intelektual kelas
menengah yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Banyaknya para aktivis manusia yang
bergabung dengan Ornop membawa dampak baik bagi perkembangan Ornop di Indonesia yaitu
semakin berkembangnya Ornop yang ada didaerah-daerah dengan lahan garapan yang cukup
kompleks mulai dari permasalahan tanah, sumber daya lokal, hingga penyalahgunaan kekuasaan

didaerah.
Gerakan mahasiswa kembali bangkit pada tahun 1990-an. Seperti yang telah dijelaskan
diparagraph sebelumnya bahwa aktivis Ornop pada saat ini merupakan mantan Aktivis mahasiswa
yang memiliki keajlian dibidangnya masing-masing. Semakin jelas bahwa keterkaitan antara Ornop
dengan gerakan mahasiswa sangat saling membutuhkan, hal ini terbukti bahwa kecenderungan kedua
organisasi ini menggandeng kaum petani, buruh, dan lain-lain dalam memperjuangkan aspirasi
mereka demi terciptanya pembangunan demokrasi di Indonesia pada era kekuasaan orde baru.
Perkemabangan Ornop pada era 90-an ini memberikan dampak terhadap munculnya koalisi-koalisi
Ornop yang mapan dan cukup berpengaruh seperti koalisi INGI yang dimotori oleh LBH dan NOVIB
dengan fokus menggalang bantuan negara-negara donor untuk mengupas masalah oembangunan di
Indonesia. Selanjutnya ada pula koalisi Ornop yang menakan dirinya PDF (participatory

Development Forum), koalisi Ornop ini membangun kedekatan dengan pemerintah dan juga negara
donor sehingga disebut juga dengan Ornop “pelat merah”. Sepanjang sejarah koalisi antar Ornop di
Indonesia pada tahun 1990-an telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dan juga aksi nyata
terhadap penggabungan kekuatan demokrasi dalam masyarakat, dengan adanya pergantian generasi
kepemimpinan Ornop inilah yang menjadi salah satu faktor membawa perkembangan yang signifikan
ditubuh Ornop itu sendiri. Tidak hanya di Indonesia, Ornop atau NGO yang lebih dikenal di kalangan
Internasional juga telah menampakkan identitas mereka dalam beberapa konferensi yang diadakan
oleh PBB sehingga keberadaan Ornop (dan NGO) patut diperhitungkan.

Pada era Ornop di tahun 1990-an ini, banyak Ornop yang berhasil lahir dan berkembang
menjadi Ornop dengan berbagai macam fokus kegiatannya masing-masing, akan tetapi ada juga yang
tiba-tiba bubar ditengah jalan yang diakibatkan oleh ketidaksolidan internal Ornop itu sendiri.
Ditengah balada perkembagnan Ornop ini khususnya yang berfokus pada perburuhan yang
sebelumnya ada yang bubar ditengah jalan, ada pula yang lahir dan berkembang dengan metode baru
yaitu berbasis massa dari berbagai kalangan. Keberadaan Ornop pada mulanya dikenalkan kepada
rakyat menengah, sedangkan dalam perkemabngannya kini peran dari basis sosial dari semua
kalangan lah yang menjadi fokus utama dari pendirian Ornop buruh ini (SBSI-red). Perkembangan
yang tercatat dalam sejarah Ornop selanjutnya yaitu berkembangnya gerakan feminisme yang
mengarah pada kegiatan-kegiatan perempuan nasional, Ornop yang berkembang dengan dasar
gerakan feminisme ini seperti YASANTI di Yogyakarta, Kalyanamitra di jakarta, dan PPSW di jakarta
serta perkembangan Ornop fenminisme generasi baru diberbagai daerah. Pada awal berdirinya Ornop
degnan aliran feminisme ini kurang diterima dikalangan Ornop-Ornop lainnya karena ketdakjelasan
maksud dan kurang kuatnya ideologi yang mereka bawa, hingga akhirnya timbul prespektif gender
yang menginginkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, sejak inilah Ornop perempuan
mendapatkan ide dasar yang bisa dipahami oleh khalayak ramai.
Kecenderungan Ornop engkritik pemerintah menghasilkan pandangan bahwa Ornop adalah
Oposisi dari pemerintah. Hal ini turut dibenarkan pemerintah karena kurang menyadari fungsi kontrol
yang tengah dijalankan oleh Ornop. Lambat laun Ornop mengembangkan ideologinya menjadi fokus
ke gerakan demokrasi dan hak asasi manusia, ideologi pemersatu antar Ornop-Ornop ini terbentuk

karena adanya situasi dan karakter sistem politik yang sedang berlangsung da saat itu. Selain itu,
gerakan Ornop juga telah beraliansi dengan gerakan mahasiswa yang mulai melebarkan sayapnya
terhadap gerakan demokrasi dan gerakan rakyat yang menyuarakan hak asasi manusia serta
permasalahan sosial yang dihadapai oleh rakyat Indonesia pada masa itu. David C. Korten mencoba
merumuskan gerakan rakyat dalam prespektif “pembangunan berpusat rakyat”. Dari berbagai
pengalamannya dibidang Ornop, Korten merumuskan kerangka kerja Ornop yaitu 1) Generasi kesatu:
bantuan peringanan dan kesejahteraan, 2) Generasi kedua: pemabangunan masyarakat, 3) Generasi
ketiga: pembangunan sistem berkelanjutan, 4) Generasi keempat:gerakan rakyat. Gekaran rakyat
yang dicetuskan oleh Korten sebenarnya cukup baik,terutama bila dikaitkan dengan gerakan
masyarakat sipil. Pendekatan sukarela sebenarnya dapat menjadi basis yang kuat untuk merumuskan
komitmen sosial politik. Tetapi, ada yaang berpendapat bahwa gerakan rakyat ini akan terjadi
persinggungan dengan Ornop. Meskipun masih dibingungkan dengan peran satu sama lain, gerakan
rakyat yang dimaksu disini merupakan gerakan rakyat baru dan sesungguhnya berbeda dengan
gerakan rakyat yang muncul pada masa berkembangnya sosialisme ala Blok Timur oleh Lenis
maupun Stalin. Paradigama gerakan rakyat baru membuat semacam koreksi bahwa gerakan rakyat
merupakan yang paling murni karena merupakan suatu yang otonom tanpa adanya campur tangan
pemerintah. Gerakan rakyat kini dicoba diperjelas menggunakan konsep Masyarakat Sipil (civil
society). Konsep masyarakat sipil ini menurut Emil Salim cukup mampu menerangkan posisi Ornop,

Organisasi rakyat, Partai politik, dan kelompok kepentingan lainnya. Rangkuman yang dilakukan oleh

Roem Topatimasang dengan Bagan “lima paradigma dasar” ornop yang dirangkumnya dari pemikiran
Hope, timmel, Eldridge, Kothari, dan Baradat. Dari lima yang bagan yang ia kenalkan, teridentifikasi
bahwa bagan pertama dan kedua (Kesejahteraan dan Modernisasi) membawa aliran politik konservatif
sedangkan yang ketiga (Reformasi) beraliran Liberal dan yang kedua terakhir (Liberasi dan
Transformasi) beraliran radikal. Bagan yang dikemukakan oleh Roem ini merupakan paradigma dasar
dari sebuah Ornop berikut dengan para aktivisnya, tetapi paradigma ini juga menuai kritik bahwa
paradigma ini tidak bisa diterapkan begitu saja dalam spektrum politik-ideologis, terkhususnya
ditengah-tengah kondisi politik yang sedang dalam masa peralihan dan tertutup.
Tidak ada gerakan tanpa diikuti dengan teori yang dipahami, inilah salah satu yang masih
belum dimiliki Ornop pada awalnya akan tetapi akhirnya Ornop menyadari bahwa pentingnya
merumuskan sebuah teori guna mamadukembangkan gerakannya. Untuk menjelaskan kepentingan
dan tujuan dari Ornop, Ornop sendiri menggunakan teori Civil Society yang menghendaki peralihan
sistem pemerintahan dan merupakan teori yang antidominasi serta anti-hegemoni negara. Arif
Budiman telah mencoba meringkas pemikiran dari Hegelian, Marxian, dan Gramscian sebagai
pendekatan yang digunakan dalam teori masyarakat sipil. Ada pula yang mencoba menjelaskan unsurunsur masyarakat sipil, ia adalah Rajesh Jhonson dengan mengutip Bratton, yang pertama yaitu basis
material sumber daya untuk pemanfaatan produktif. Kedua, basis instituional daro kelompok maupun
asosiasi. Dan yang ketiga, basis ideologis dan nilai, norma dan ideal yang menyediakan legitimasi dari
masyarakat sipil. Dari berbagai macam teori yang mendukung dari gerakan Ornop serta perumusan
peran Ornop yang cukup baik sehingga membawa Ornop menjadi gerakan yang menyeluruh dari
berbagai sektor masyarakat yang bersifat non pemerintah. Dari berbagai fokus garapan Ornop mulai

dari lingkungan hidup hingga hak asasi manusia telah menjadikan Ornop sebagai organisasi sintesa
antara gerakan rakyat dan masyarakat sipil.
Setelah melihat dan memahami sejarah perkembangan Ornop baik itu di kelas Nasional
maupun Internasional, kecenderungan yang terlihat bahwa Ornop telah memberikan sumbangan yang
sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomim dan politik. Dengan mulai menghilangkan sekatsekat ideologi dan aliran politik tradisional, selanjutnya adanya doktrin dan kritik dari gerakan
mahasiswa yang telah membangunkan kembali semangat perjuangan dan perubahan dari Ornop itu
sendiri, dan akhirnya Ornop juga menyadari bahwa betapa pentingnya landasan teori yang membawa
mereka kepada masyarakat sipil. Ornop juga telah membawa paradigma gerakan rakyat baru yang
melibatkan semua kelas dan juga menjunjung tinggi prespektif dunia baru yang mengedapankan dunia
tanpa kekerasan, tanpa ideologi patriarki, tanpa penindasan, tanpa pelanggara hak asasi manusia,
tanpa etatisme, tanpa kapitalisme dan tanpa segala penindasan maupun perusakan dari peradaban
dunia saat ini. di Indonesia, ornop telah memberikan banyak sumbangan terhadap perkembangan
pemikiran sistem politik yang berkuasa pada era Orde baru yang kini telah menjadi sejarah yang akan
abadi dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Kinerja Keuangan dan Sosial Bank Umum Syariah Devisa dan Bank Umum Syariah Non Devisa di Indonesia; Shela Ayu Istighfarah; 080810201124

1 33 19

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Study Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Bandung)

3 29 3

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Assets (ROA) Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

3 30 59

Perancangan Logo Ulang Tahun Kota Cimahi Ke Delapan Di Pemerintah Kota Cimahi

1 42 1

Peranan Humas Pemerintah Kabupaten Subang Melalui Konferensi Pers Dalam Menyampaikan Informasi Korupsi

0 27 130

Laporan praktek kerja lapangan di Biro Umum Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Pemerintah Prop. Jawa Barat

1 14 40

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi pada Bank DKI Kantor Cabang Surabaya

0 1 21