Etika Profesi Desain Komunikasi Visual Pertemuan 4

Etika Profesi Desain

Secara global di dunia, profesi desain grafis
mengarah ke dunia industri kreatif.
Beberapa negara maju, terdapat asosiasi
yang mengatur etika dalam profesi
tersebut.
◦ American Institute of Graphic Arts
◦ Graphic Artists Guild
◦ Industrial Designers Society of America
◦ Society of Graphic Designers of Canada
◦ Australian Graphic Design Association

Panduan

etika dari berbagai asosiasi
tersebut  hampir seluruh fokus pada:
◦ integritas dan rasa hormat dalam interaksi
bisnis baik dengan klien,
◦ perusahaannya bekerja atau pihak ketiga
maupun dengan desainer lainnya.


Berikut fokus yang dalam interaksi bisnis
tersebut:

 Menghormati

desainer lain dalam persaingan adil dan

terbuka.
 Sebagai desainer bersikaplah jujur ketika Anda
menggambarkan pengalaman profesional dan
kompetensi Anda.
 Hindari semua jenis pertentangan di atas kepentingan
pribadi.
 Memperkenalkan diri kepada klien dengan
memberikan saran jujur dan tidak memihak.
 Menjaga kerahasiaan semua informasi klien.
 Menghilangkan segala bentuk kompensasi atau
imbalan tersembunyi.
 Menjaga komitmen untuk mengembangkan karya

secara inovatif dengan kualitas terbaik.
 Tolak segala bentuk plagiarism.
 Akui kepengarangan orang lain yang telah bekerja
sama dengan Anda dalam menciptakan sebuah
desain.

Bagaimana

dengan etika profesi
desain grafis di Indonesia?

•Desain Grafis merupakan bidang profesi yang
berkembang pesat sejak revolusi Industri (abad ke-19)
saat di mana informasi melalui media cetak makin luas
digunakan dalam perdagangan (poster dan kemasan),
penerbitan (koran, buku dan majalah) dan informasi seni
budaya.
Perkembangan bidang ini erat hubungannya dengan
meningkatnya kesadaran akan manfaat yang dapat dipetik
dari kejituan penyampaian informasi pada masyarakat.


Pada

saat sekarang ini dunia desain grafis
Indonesia dinaungi oleh ADGI (Asosiasi
Desain Grafis Indonesia) sebagai asosiasi
desain grafis di Indonesia sedang
mewujudkan dan mempromosikan kode
etik profesi yang menjabarkan tanggung
jawab desainer grafis terhadap kolega,
klien dan lingkungannya.

 Sesuai

data pada Majalah Concept Vol. 01 edisi
05 tahun 2005, setiap tahun ada 1500-an lulusan
Desain Komunikasi Visual (DKV) yang berarti
akan ada tambahan + 1500 desainer grafis yang
potensial masuk ke dalam industri yang akhirnya
akan terjadi oversupply lulusan DKV. Ingat,

informasi tersebut terdapat pada tahun 2005 dan
sekarang sudah tahun 2010,
 seperti dikutip dari
http://wulanlan.multiply.com/journal/item/3, yang
menyatakan “…. sekarang sudah tahun 2008,
 mari kita lihat dan ternyata memang lulusan DKV
sudah Oversupply….”
 Dilihat dari banyaknya lulusan DKV yang terjun
ke dunia pekerjaan, maka akan besar juga
persaingan yang terjadi.

Melihat

isu yang berkembang, ADGI tidak
mau kalah dengan asosiasi di negara-negara
maju.
Pada tanggal 28 Januari 2009 ADGI
mengajukan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) ke Kementrian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Berarti secara langsung menuntut
standarisasi kualitas dari desainer-desainer
grafis profesional dan mempunyai sertifikasi
desain grafis.
Karena ini menyangkut ranah profesi dari
ranah akademisi, yang seringkali ruwet
dengan etika dan kriteria keprofesian.

Isu

utama tentang etika profesi desainer
grafis di Indonesia telah disadari adanya
praktek-praktek tak etis seperti (pitching
fiktif, free pitching, kolusi, dll) yang
merupakan pelanggaran HAKI – masalah
pengakuan hak atas kekayaan intelektual.
Lebih lanjut mengenai HAKI pada dunia
desain grafis dapat dilihat pada tautan
diskusi online bersama Forum Desain Grafis
Indonesia (FDGI) – HAK KEKAYAAN

INTELEKTUAL – HAKI Semoga dengan adanya
kerjasama dari pemerintah dan desainerdesainer dapat mewujudkan SKKNI sebagai
acuan yang jelas dalam berprofesi sebagai
desainer grafis sehingga etika
profesionalisme dapat diterapkan.

Tulisan ini juga dapat dilihat di:
http://www.yan.web.id
Referensi:
 http://los-diy.or.id/artikel/makalah/Losdiy-etika
%20profesi.pdf
 http://dgi-indonesia.com/adgi-membawa-desaingrafis-indonesia-menuju-standar-kompetensikerja-nasional-indonesia-skkni/
 Majalah Concept Vol. 01 edisi 05 2005
 http://wulanlan.multiply.com/journal/item/3
 http://dgi-indonesia.com/diskusi-online-bersamaforum-desain-grafis-indonesia-fdgi-hak-kekayaanintelektual-haki/
 http://www.adgi.or.id/v2009/
 http://www.mailarchive.com/[email protected]/msg21948.
html


Dokumen yang terkait

FAKTOR–FAKTOR YANG MENJADI DAYA TARIK PENYIAR RADIO MAKOBU FM (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2003 UMM)

0 72 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

FK-UMM Dalam Pertemuan Occupational Health di Philippines

0 56 1

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Komunikasi antarpribadi antara guru dan murid dalam memotivasi belajar di Sekolah Dasar Annajah Jakarta

17 110 92

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62

Perilaku Komunikasi Waria Di Yayasan Srikandi Pasundan (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Waria di Yayasan Srikandi Pasundan di Kota Bandung)

3 50 1

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80