SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1 Page 10 of 10
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 1 of 10
METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM
SIKLUS HIDUP SISTEM :
Proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer.
Tahap – tahap Siklus Hidup :
1.
Perencanaan.
2.
Analisis.
3.
Perancangan.
4.
Penerapan / Implementasi.
5.
Penggunaan.
System
Development Life
Cycle
EKSEKUTIF ; menetapkan kebijakan dan membuat rencana yang
mengatur pemakaian komputer.
KOMITE PENGARAH SIM ; mengelola siklus hidup pengembangan
sistem dalam perusahaan.
Fungsi Komite Pengarah SIM :
1.
Menetapkan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk
mencapai tujuan strategis perusahaan.
2.
Menjadi Pengendali Keuangan; berwenang memberi persetujuan
bagi semua permintaan dana yang berhubungan dengan penggunaan
komputer.
3.
Menyelesaikan
pertentangan
yang
timbul
sehubungan
dengan
prioritas penggunaan komputer.
Ketika tiap siklus hidup melalui tahap pengembangan, para pemimpin
proyek mengawasi para anggota tim.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 2 of 10
Keuntungan dari melaksanakan proyek CBIS :
1.
Menentukan lingkup proyek.
2.
Mengenali berbagai area permasalahan.
3.
Mengatur urutan tugas.
4.
Memberikan dasar untuk pengendalian.
Langkah – langkah dalam Tahap Perencanaan :
1.
Menyadari masalah.
2.
Mendefinisikan masalah.
3.
Menentukan tujuan sistem.
4.
Mengidentifikasi kendala – kendala sistem.
5.
Membuat studi kelayakan ; tinjauan sekilas pada faktor – faktor
utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai
tujuan – tujuan yang diinginkan.
6.
Mempersiapkan usulan penelitian sistem.
7.
Menyetujui atau menolak penelitian proyek.
8.
Menetapkan mekanisme pengendalian.
Langkah – langkah dalam Tahap Analisis:
1.
Penelitian sistem.
2.
Mengorganisasikan tim proyek.
3.
Mendefinisikan kebutuhan informasi.
4.
Mendefinisikan kriteria kinerja sistem.
5.
Menyiapkan usulan rancangan.
6.
Menyetujui / menolak rancangan proyek.
Langkah – langkah dalam Tahap Rancangan :
1.
Menyiapkan rancangan sistem yang terinci.
2.
Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem.
3.
Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.
4.
Memilih konfigurasi yang terbaik.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
5.
Menyiapkan usulan penerapan.
6.
Menyetujui / menolak penerapan sistem.
Page 3 of 10
Langkah – langkah dalam Tahap Implementasi :
1.
Merencanakan penerapan.
2.
Mengumumkan penerapan.
3.
Mendapatkan sumber daya hardware.
4.
Mendapatkan sumber daya software.
5.
Menyiapkan database.
6.
Menyiapkan fasilitas fisik.
7.
Mendidik peserta dan user.
8.
Masuk ke sistem baru.
Langkah – langkah dalam Tahapan Penggunaan :
1.
Menggunakan sistem.
2.
Audit sistem.
3.
Memelihara sistem, dilakukan untuk 3 alasan :
Memperbaiki kesalahan.
Menjaga kemutakhiran sistem.
Meningkatkan kinerja sistem.
PROTOTYPING
Memberikan ide bagi designer sistem maupun user potensial tentang cara
sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya.
Jenis – jenis Prototype :
1.
Jenis I , akan menjadi sistem opersional.
Langkah – langkahnya :
Mengidentifikasi kebutuhan user.
Mengembangkan prototype.
Menentukan apakah prototype dapat diterima.
Menggunakan prototype.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
2.
Page 4 of 10
Jenis II , langkah – langkahnya :
Mengadakan sistem operasional.
Menguji sistem operasional.
Menentukan jika sistem operasional dapat diterima.
Menggunakan sistem operasional.
Daya Tarik Prototype :
1.
Komunikasi antar analis sistem dan user membaik.
2.
Analis
sistem
dapat
bekerja
lebih
baik
dalam
menentukan kebutuhan user.
3.
User
berperan
lebih
aktif
dalam
pengembangan
sistem.
4.
Spesialis informasi dan user dapat menghemat waktu
dan usaha dalam mengembangkan sistem.
5.
Penerapan
menjadi
lebih
mudah
karna
user
mengetahui apa yang diharapkan.
Kelemahan Prototype :
1.
Ketergesaan
untuk
menghasilakan
prototype
mungkin
menghasilkan jalan pintas dalam mendefinisikan masalah, evaluasi
alternatif dan dokumentasi.
2.
User
begitu
tertarik
dengan
prototype
sehingga
mereka
mengharapkan sesuatu yang tidak realistis.
3.
Prototype jenis I mungkin tidak se-efisien sistem yang dikodekan
dalam bahasa pemrograman.
4.
Hubungan
komputer
dengan
manusia
yang
disediakan
oleh
peralatan prototype tertentu mungkin tidak mencerminkan teknik
perancangan sistem yang baik.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 5 of 10
RAPID APPLICATON DEVELOPMENT
Memberikan respon yang cepat pada kebutuhan user, tetapi dengn
lingkup yang lebih luas.
Unsur – unsur R.A.D :
1.
Manajemen.
2.
Manusia.
3.
Metodologi.
4.
Peralatan.
RAD (Rapid Application Development) adalah sistem pemrograman yang
memungkinkan programmer membuat program dengan cepat. Secara
umum, Sistem RAD menyediakan sejumlah alat-bantu untuk membuat
antarmuka pengguna grafis (graphical user interfaces) yang biasanya
membutuhkan usaha dan waktu yang lama untuk membuatnya. Dua
sistem RAD yang paling populer untuk Windows adalah Visual Basic dan
Delphi
COMPUTER AIDED SOFTWARE ENGINEERING ( C A S E )
Merupakan
kategori
perangkat
lunak
yang
bertujuan
mengalihkan
sebagian beban kerja pengembangan sistem dari manusia ke komputer.
4 Kategori peralan C A S E :
1.
Peralatan
CASE
tingkat
atas;
dapat
dibuat
oleh
eksekutif
perusahaan saat mereka membuat perencanaan strategis.
2.
Peralatan CASE tingkat menengah; dapat digunakan selama tahap
analisis dan perancangan untuk mendokumentasikan proses dan data
dari sistem yang telah ada maupun sistem yang baru.
3.
Peralatan
CASE
tingkat
bawah;
digunakan
selama
implementasi dan penggunaan untuk membantu programmer.
tahap
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
4.
Page 6 of 10
Peralatan CASE terintegrasi; menawarkan cakupan kombinasi dari
peralatan CASE tingkat atas, menengah dan bawah.
Apa itu CASE?
Secara umum seorang software engineer maupun engineer dari disiplin
ilmu
yang
lain
dalam
membangun/mengembangkan
suatu
produk,
memiliki karakteristik sebagai berikut:Mengetahui manfaat tools yang
dapat membantu dalam membangun/mengembangkan suatu produk.
Mampu mengorganisasikan tools yang memungkinkan untuk bekerja
cepat dan efisien.
Memiliki pengetahuan teknik membangun/mengembangkan produk serta
handal dalam menggunakan tools untuk membantu pekerjaannya.
Dalam software engineering telah dikenal banyak tools (computer-base
system) yang dikenal dengan Computer-Aided Software Engineering
(CASE). CASE merupakan suatu teknik yang digunakan untuk membantu
satu atau beberapa fase dalam life-cycle software, termasuk fase analisis,
desain, implementasi dan maintenance dari software tersebut. Manfaat
CASE tools untuk software engineer dijabarkan sebagai berikut:
CASE tools memperbesar kemungkinan otomatisasi pada setiap fase lifecycle software.
CASE tools sangat membantu dalam meningkatkan kualitas design model
suatu software sebelum software itu dibangun/dikembangkan, baik itu
untuk
software
yang
dibangun
dalam
simple
maupun
complex
environment.
Ada banyak tools yang mendukung pembangunan/pengembangan suatu
software.
Agar
tidak
beberapa kategori:
membingungkan,
CASE
tools
dibagi
menjadi
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 7 of 10
Information engineering-supporting products.
Ada beberapa proses dari life-cycle, yang dihasilkan dari rencana strategis
dari perusahaan dan yang menyediakan suatu repository untuk membuat
dan memelihara enterprise models, data models dan process models.
Structured diagramming-supporting products.
Produk ini sangat mendukung dalam memodelkan data flow, control flow
dan entity flow.
Structured development aids-providing products.
Merupakan produk yang cocok digunakan oleh sistem analis, karena
didukung oleh suatu proses terstruktur sehingga penganalisaan lebih
cepat dan akurat.
Application-code-generating products.
Produk ini mampu menghasilkan application-code untuk tujuan tertentu
yang telah ditetapkan oleh designer.
CASE tools diklasifikasikan sebagai berikut:
Upper CASE
CASE tools yang didesain untuk mendukung perencanaan, identifikasi,
dan seleksi proyek (permulaan dari perencanaan proyek), tepatnya pada
fase analisis dan desain dari suatu system development life cycle (SDLC).
Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Diagramming tools, Form and
report generators, dan Analysis tools.
Contoh CASE tools: Cradle, PRO-IV Workbench, ProKit*WORKBENCH.
Lower CASE
CASE tools yang didesain untuk mendukung tahap implementasi dan
maintenance dari SDLC.
Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Code generators.
Contoh CASE tools: Level/l-User Sensitive CASE, PRO-IV application
Development.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 8 of 10
Cross life-cycle CASE/Integrated CASE (I-CASE)
CASE tools yang dirancang untuk mendukung aktifikas-aktifitas yang
terjadi pada beberapa fase dari SDLC. Mengkombinasikan Upper dan
Lower CASE menjadi satu.
Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Project management tools.
Contoh CASE tools: Rational Rose, Poseidon, ArgoUML, Catalyze, in-Step,
Juggler, PRINCE.
Mengapa harus menggunakan CASE?
Hal yang melatarbelakangi munculnya CASE tools adalah: karena selama
ini para software engineer hanya melakukan pembuatan perangkat lunak
untuk
mengoptimalkan
pekerjaan
orang
lain.
Sedangkan
software
engineer itu sendiri dalam aktifitasnya belum sepenuhnya terotomatisasi.
Sehingga muncullah CASE tools untuk membantu para software engineer
tersebut.
Kapan harus menggunakan CASE?
CASE tools ini ada, ketika:
Meningkatnya permintaan pasar akan software, sehingga dibutuhkan
tools untuk mempercepat pembuatan software,
agar mengimbangi
permintaan pasar tersebut.
Perkembangan
teknologi
yang
semakin
cepat
menyebabkan
client
menuntut software engineer untuk memperbaharui software yang sudah
ada atau membangun software baru yang memiliki spesifikasi lebih
kompleks.
Dimana CASE dapat digunakan?
CASE tools digunakan dalam semua aktifitas software engineer, termasuk
dalam
proses
maintenance,
kompleks
analisis,
desain,
implementasi,
instalasi
baik pada lingkungan yang sederhana
yang
operating system.
mencakup:
database,
people,
bahkan
sampai yang
hardware,
network,
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 9 of 10
Bagaimana cara menggunakan CASE?
Dalam menggunakan suatu CASE tools, ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan terlebih dahulu. Diantaranya:
Lakukan studi terhadap teknologi yang ada agar kita bisa mempersiapkan
dampak perubahan teknologi yang akan terjadi nantinya, sehingga model
yang dibangun nantinya bisa fleksibel terhadap perubahan.
Evaluasi bagaimana jika organisasi yang sudah ada harus dibangun ulang
agar bisa mengambil keuntungan dari teknologi baru.
Tetapkan suatu ketentuan untuk mengganti sistem yang lama dengan
teknologi baru yang paling efektif.
Tentukan suatu metodologi pembangunan sistem.
Setelah
melakukan
tahapan-tahapan
tersebut,
barulah
kita
bisa
menentukan CASE tools yang akan dipakai, misalnya: Poseidon for UML
atau ArgoUML.
ArgoUML
ArgoUML
merupakan
mendesain,
suatu
membangun
tools
dan
interaktif
yang
digunakan
untuk
mendokumentasikan
perangkat
lunak
berbasis objek. ArgoUML dibangun oleh Jason Robbins bersama rekanrekannya di Universitas California.
ArgoUML digunakan oleh para desainer, developer, analis, dan yang
lainnya yang terlibat dalam analisa, desain dan pembangunan suatu
perangkat lunak. Salah satu keunggulannya adalah 100% platform
independent dan open source. Sebenarnya ArgoUML sendiri tidak untuk
diproduksi/dipasarkan
secara
resmi.
Ada
beberapa
masalah
yang
mungkin timbul ketika digunakan. Dibandingkan dengan tools serupa
yang komersil, ArgoUML bisa dikatakan kurang stabil. Namun karena
itulah
ArgoUML
bersifat
open
source,
tujuannya
agar
kita
bisa
memperluas dan mengcustomize sendiri fitur-fitur yang diinginkan serta
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan.
Untuk tujuan pendidikan dan komersil, ArgoUML bisa dikatakan menarik
banyak peminat. Ini terbukti sampai pada pertengahan tahun 2001 sudah
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
10
Page 10 of
tercatat 100.000 orang yang men-download ArgoUML sejak pertama kali
dirilis pada tahun 1998.
Poseidon for UML
Poseidon merupakan versi komersil dari ArgoUML yang dibuat oleh Marko
Boger yang merupakan salah satu peneliti di Universitas Hamburg. Dia
juga salah satu dari tim yang dipimpin oleh Jason Robbins ketika
membangun ArgoUML. Poseidon dibuat ketika Jason Robbins keluar dari
tim untuk melakukan pekerjaan lain.
Poseidon dibangun dan dikembangkan dengan cara bekerja sama dengan
para ahli dan perusahaan-perusahaan terkemuka. Tujuannya untuk
membangun suatu tools yang lengkap berdasarkan kebutuhan dari
berbagai pemakai.
Page 1 of 10
METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM
SIKLUS HIDUP SISTEM :
Proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem
informasi berbasis komputer.
Tahap – tahap Siklus Hidup :
1.
Perencanaan.
2.
Analisis.
3.
Perancangan.
4.
Penerapan / Implementasi.
5.
Penggunaan.
System
Development Life
Cycle
EKSEKUTIF ; menetapkan kebijakan dan membuat rencana yang
mengatur pemakaian komputer.
KOMITE PENGARAH SIM ; mengelola siklus hidup pengembangan
sistem dalam perusahaan.
Fungsi Komite Pengarah SIM :
1.
Menetapkan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk
mencapai tujuan strategis perusahaan.
2.
Menjadi Pengendali Keuangan; berwenang memberi persetujuan
bagi semua permintaan dana yang berhubungan dengan penggunaan
komputer.
3.
Menyelesaikan
pertentangan
yang
timbul
sehubungan
dengan
prioritas penggunaan komputer.
Ketika tiap siklus hidup melalui tahap pengembangan, para pemimpin
proyek mengawasi para anggota tim.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 2 of 10
Keuntungan dari melaksanakan proyek CBIS :
1.
Menentukan lingkup proyek.
2.
Mengenali berbagai area permasalahan.
3.
Mengatur urutan tugas.
4.
Memberikan dasar untuk pengendalian.
Langkah – langkah dalam Tahap Perencanaan :
1.
Menyadari masalah.
2.
Mendefinisikan masalah.
3.
Menentukan tujuan sistem.
4.
Mengidentifikasi kendala – kendala sistem.
5.
Membuat studi kelayakan ; tinjauan sekilas pada faktor – faktor
utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai
tujuan – tujuan yang diinginkan.
6.
Mempersiapkan usulan penelitian sistem.
7.
Menyetujui atau menolak penelitian proyek.
8.
Menetapkan mekanisme pengendalian.
Langkah – langkah dalam Tahap Analisis:
1.
Penelitian sistem.
2.
Mengorganisasikan tim proyek.
3.
Mendefinisikan kebutuhan informasi.
4.
Mendefinisikan kriteria kinerja sistem.
5.
Menyiapkan usulan rancangan.
6.
Menyetujui / menolak rancangan proyek.
Langkah – langkah dalam Tahap Rancangan :
1.
Menyiapkan rancangan sistem yang terinci.
2.
Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem.
3.
Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.
4.
Memilih konfigurasi yang terbaik.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
5.
Menyiapkan usulan penerapan.
6.
Menyetujui / menolak penerapan sistem.
Page 3 of 10
Langkah – langkah dalam Tahap Implementasi :
1.
Merencanakan penerapan.
2.
Mengumumkan penerapan.
3.
Mendapatkan sumber daya hardware.
4.
Mendapatkan sumber daya software.
5.
Menyiapkan database.
6.
Menyiapkan fasilitas fisik.
7.
Mendidik peserta dan user.
8.
Masuk ke sistem baru.
Langkah – langkah dalam Tahapan Penggunaan :
1.
Menggunakan sistem.
2.
Audit sistem.
3.
Memelihara sistem, dilakukan untuk 3 alasan :
Memperbaiki kesalahan.
Menjaga kemutakhiran sistem.
Meningkatkan kinerja sistem.
PROTOTYPING
Memberikan ide bagi designer sistem maupun user potensial tentang cara
sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya.
Jenis – jenis Prototype :
1.
Jenis I , akan menjadi sistem opersional.
Langkah – langkahnya :
Mengidentifikasi kebutuhan user.
Mengembangkan prototype.
Menentukan apakah prototype dapat diterima.
Menggunakan prototype.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
2.
Page 4 of 10
Jenis II , langkah – langkahnya :
Mengadakan sistem operasional.
Menguji sistem operasional.
Menentukan jika sistem operasional dapat diterima.
Menggunakan sistem operasional.
Daya Tarik Prototype :
1.
Komunikasi antar analis sistem dan user membaik.
2.
Analis
sistem
dapat
bekerja
lebih
baik
dalam
menentukan kebutuhan user.
3.
User
berperan
lebih
aktif
dalam
pengembangan
sistem.
4.
Spesialis informasi dan user dapat menghemat waktu
dan usaha dalam mengembangkan sistem.
5.
Penerapan
menjadi
lebih
mudah
karna
user
mengetahui apa yang diharapkan.
Kelemahan Prototype :
1.
Ketergesaan
untuk
menghasilakan
prototype
mungkin
menghasilkan jalan pintas dalam mendefinisikan masalah, evaluasi
alternatif dan dokumentasi.
2.
User
begitu
tertarik
dengan
prototype
sehingga
mereka
mengharapkan sesuatu yang tidak realistis.
3.
Prototype jenis I mungkin tidak se-efisien sistem yang dikodekan
dalam bahasa pemrograman.
4.
Hubungan
komputer
dengan
manusia
yang
disediakan
oleh
peralatan prototype tertentu mungkin tidak mencerminkan teknik
perancangan sistem yang baik.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 5 of 10
RAPID APPLICATON DEVELOPMENT
Memberikan respon yang cepat pada kebutuhan user, tetapi dengn
lingkup yang lebih luas.
Unsur – unsur R.A.D :
1.
Manajemen.
2.
Manusia.
3.
Metodologi.
4.
Peralatan.
RAD (Rapid Application Development) adalah sistem pemrograman yang
memungkinkan programmer membuat program dengan cepat. Secara
umum, Sistem RAD menyediakan sejumlah alat-bantu untuk membuat
antarmuka pengguna grafis (graphical user interfaces) yang biasanya
membutuhkan usaha dan waktu yang lama untuk membuatnya. Dua
sistem RAD yang paling populer untuk Windows adalah Visual Basic dan
Delphi
COMPUTER AIDED SOFTWARE ENGINEERING ( C A S E )
Merupakan
kategori
perangkat
lunak
yang
bertujuan
mengalihkan
sebagian beban kerja pengembangan sistem dari manusia ke komputer.
4 Kategori peralan C A S E :
1.
Peralatan
CASE
tingkat
atas;
dapat
dibuat
oleh
eksekutif
perusahaan saat mereka membuat perencanaan strategis.
2.
Peralatan CASE tingkat menengah; dapat digunakan selama tahap
analisis dan perancangan untuk mendokumentasikan proses dan data
dari sistem yang telah ada maupun sistem yang baru.
3.
Peralatan
CASE
tingkat
bawah;
digunakan
selama
implementasi dan penggunaan untuk membantu programmer.
tahap
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
4.
Page 6 of 10
Peralatan CASE terintegrasi; menawarkan cakupan kombinasi dari
peralatan CASE tingkat atas, menengah dan bawah.
Apa itu CASE?
Secara umum seorang software engineer maupun engineer dari disiplin
ilmu
yang
lain
dalam
membangun/mengembangkan
suatu
produk,
memiliki karakteristik sebagai berikut:Mengetahui manfaat tools yang
dapat membantu dalam membangun/mengembangkan suatu produk.
Mampu mengorganisasikan tools yang memungkinkan untuk bekerja
cepat dan efisien.
Memiliki pengetahuan teknik membangun/mengembangkan produk serta
handal dalam menggunakan tools untuk membantu pekerjaannya.
Dalam software engineering telah dikenal banyak tools (computer-base
system) yang dikenal dengan Computer-Aided Software Engineering
(CASE). CASE merupakan suatu teknik yang digunakan untuk membantu
satu atau beberapa fase dalam life-cycle software, termasuk fase analisis,
desain, implementasi dan maintenance dari software tersebut. Manfaat
CASE tools untuk software engineer dijabarkan sebagai berikut:
CASE tools memperbesar kemungkinan otomatisasi pada setiap fase lifecycle software.
CASE tools sangat membantu dalam meningkatkan kualitas design model
suatu software sebelum software itu dibangun/dikembangkan, baik itu
untuk
software
yang
dibangun
dalam
simple
maupun
complex
environment.
Ada banyak tools yang mendukung pembangunan/pengembangan suatu
software.
Agar
tidak
beberapa kategori:
membingungkan,
CASE
tools
dibagi
menjadi
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 7 of 10
Information engineering-supporting products.
Ada beberapa proses dari life-cycle, yang dihasilkan dari rencana strategis
dari perusahaan dan yang menyediakan suatu repository untuk membuat
dan memelihara enterprise models, data models dan process models.
Structured diagramming-supporting products.
Produk ini sangat mendukung dalam memodelkan data flow, control flow
dan entity flow.
Structured development aids-providing products.
Merupakan produk yang cocok digunakan oleh sistem analis, karena
didukung oleh suatu proses terstruktur sehingga penganalisaan lebih
cepat dan akurat.
Application-code-generating products.
Produk ini mampu menghasilkan application-code untuk tujuan tertentu
yang telah ditetapkan oleh designer.
CASE tools diklasifikasikan sebagai berikut:
Upper CASE
CASE tools yang didesain untuk mendukung perencanaan, identifikasi,
dan seleksi proyek (permulaan dari perencanaan proyek), tepatnya pada
fase analisis dan desain dari suatu system development life cycle (SDLC).
Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Diagramming tools, Form and
report generators, dan Analysis tools.
Contoh CASE tools: Cradle, PRO-IV Workbench, ProKit*WORKBENCH.
Lower CASE
CASE tools yang didesain untuk mendukung tahap implementasi dan
maintenance dari SDLC.
Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Code generators.
Contoh CASE tools: Level/l-User Sensitive CASE, PRO-IV application
Development.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 8 of 10
Cross life-cycle CASE/Integrated CASE (I-CASE)
CASE tools yang dirancang untuk mendukung aktifikas-aktifitas yang
terjadi pada beberapa fase dari SDLC. Mengkombinasikan Upper dan
Lower CASE menjadi satu.
Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Project management tools.
Contoh CASE tools: Rational Rose, Poseidon, ArgoUML, Catalyze, in-Step,
Juggler, PRINCE.
Mengapa harus menggunakan CASE?
Hal yang melatarbelakangi munculnya CASE tools adalah: karena selama
ini para software engineer hanya melakukan pembuatan perangkat lunak
untuk
mengoptimalkan
pekerjaan
orang
lain.
Sedangkan
software
engineer itu sendiri dalam aktifitasnya belum sepenuhnya terotomatisasi.
Sehingga muncullah CASE tools untuk membantu para software engineer
tersebut.
Kapan harus menggunakan CASE?
CASE tools ini ada, ketika:
Meningkatnya permintaan pasar akan software, sehingga dibutuhkan
tools untuk mempercepat pembuatan software,
agar mengimbangi
permintaan pasar tersebut.
Perkembangan
teknologi
yang
semakin
cepat
menyebabkan
client
menuntut software engineer untuk memperbaharui software yang sudah
ada atau membangun software baru yang memiliki spesifikasi lebih
kompleks.
Dimana CASE dapat digunakan?
CASE tools digunakan dalam semua aktifitas software engineer, termasuk
dalam
proses
maintenance,
kompleks
analisis,
desain,
implementasi,
instalasi
baik pada lingkungan yang sederhana
yang
operating system.
mencakup:
database,
people,
bahkan
sampai yang
hardware,
network,
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
Page 9 of 10
Bagaimana cara menggunakan CASE?
Dalam menggunakan suatu CASE tools, ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan terlebih dahulu. Diantaranya:
Lakukan studi terhadap teknologi yang ada agar kita bisa mempersiapkan
dampak perubahan teknologi yang akan terjadi nantinya, sehingga model
yang dibangun nantinya bisa fleksibel terhadap perubahan.
Evaluasi bagaimana jika organisasi yang sudah ada harus dibangun ulang
agar bisa mengambil keuntungan dari teknologi baru.
Tetapkan suatu ketentuan untuk mengganti sistem yang lama dengan
teknologi baru yang paling efektif.
Tentukan suatu metodologi pembangunan sistem.
Setelah
melakukan
tahapan-tahapan
tersebut,
barulah
kita
bisa
menentukan CASE tools yang akan dipakai, misalnya: Poseidon for UML
atau ArgoUML.
ArgoUML
ArgoUML
merupakan
mendesain,
suatu
membangun
tools
dan
interaktif
yang
digunakan
untuk
mendokumentasikan
perangkat
lunak
berbasis objek. ArgoUML dibangun oleh Jason Robbins bersama rekanrekannya di Universitas California.
ArgoUML digunakan oleh para desainer, developer, analis, dan yang
lainnya yang terlibat dalam analisa, desain dan pembangunan suatu
perangkat lunak. Salah satu keunggulannya adalah 100% platform
independent dan open source. Sebenarnya ArgoUML sendiri tidak untuk
diproduksi/dipasarkan
secara
resmi.
Ada
beberapa
masalah
yang
mungkin timbul ketika digunakan. Dibandingkan dengan tools serupa
yang komersil, ArgoUML bisa dikatakan kurang stabil. Namun karena
itulah
ArgoUML
bersifat
open
source,
tujuannya
agar
kita
bisa
memperluas dan mengcustomize sendiri fitur-fitur yang diinginkan serta
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan.
Untuk tujuan pendidikan dan komersil, ArgoUML bisa dikatakan menarik
banyak peminat. Ini terbukti sampai pada pertengahan tahun 2001 sudah
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
10
Page 10 of
tercatat 100.000 orang yang men-download ArgoUML sejak pertama kali
dirilis pada tahun 1998.
Poseidon for UML
Poseidon merupakan versi komersil dari ArgoUML yang dibuat oleh Marko
Boger yang merupakan salah satu peneliti di Universitas Hamburg. Dia
juga salah satu dari tim yang dipimpin oleh Jason Robbins ketika
membangun ArgoUML. Poseidon dibuat ketika Jason Robbins keluar dari
tim untuk melakukan pekerjaan lain.
Poseidon dibangun dan dikembangkan dengan cara bekerja sama dengan
para ahli dan perusahaan-perusahaan terkemuka. Tujuannya untuk
membangun suatu tools yang lengkap berdasarkan kebutuhan dari
berbagai pemakai.