ASPEK HUKUM SERTIFIKASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN ( Suarny Amran)

  

ASPEK HUKUM

ASPEK HUKUM

SERTIFIKASI DAN

SERTIFIKASI DAN

PERLINDUNGAN

PERLINDUNGAN

KONSUMEN KONSUMEN ( Suarny Amran) ( Suarny Amran)

Pendahuluan Pendahuluan

  Dalam pelaksanaan perlindungan Dalam pelaksanaan perlindungan

konsumen aspek hukum memiliki peranan

konsumen aspek hukum memiliki peranan

yang penting dari aspek ekonomi. Pada yang penting dari aspek ekonomi. Pada aspek ekonomi yang menjadi fo aspek ekonomi yang menjadi fo k k us us

pembahasan adalah situasi ekonomi yang

pembahasan adalah situasi ekonomi yang

dimiliki konsumen, sedangkan dalam dimiliki konsumen, sedangkan dalam aspek hukum yang menjadi fo aspek hukum yang menjadi fo k k us us pembahasan adalah bagaimana hukum pembahasan adalah bagaimana hukum diterapkan dalam rangka menjamin hak- diterapkan dalam rangka menjamin hak- hak konsumen untuk dilindungi dari hak konsumen untuk dilindungi dari berbagai hal yang merugikan berbagai hal yang merugikan

  

Dasar Hukum :

Dasar Hukum :

   UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

  UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan

  UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan PP No,69 Tahun 1999 tentang Labelisasi dan Iklan

  PP No,69 Tahun 1999 tentang Labelisasi dan Iklan Pangan

  Pangan

PerMen Kes RI No 382/Menkes/Per/VI/1989 tentang

  

PerMen Kes RI No 382/Menkes/Per/VI/1989 tentang

Pendaftaran Makanan

  Pendaftaran Makanan PermenKes RI No 280/MenKes/Per/XI/76 tentang

  PermenKes RI No 280/MenKes/Per/XI/76 tentang Ketentuan Peredaran dan Penandaan Pada Makanan

  Ketentuan Peredaran dan Penandaan Pada Makanan yang Mengandung Bahan Berasal dari Babi. yang Mengandung Bahan Berasal dari Babi.

  PP No 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional PP No 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional

  Keppres No 12 Tahun 1991 tentang Penyusunan, Keppres No 12 Tahun 1991 tentang Penyusunan,

  

Penerapan, dan Pengawasan Standarisasi Nasional

Penerapan, dan Pengawasan Standarisasi Nasional

  Indonesia Indonesia Pembentukan Undang-Undang tentang Pembentukan Undang-Undang tentang

  Perli Perli n n dungan Konsumen merupakan langkah dungan Konsumen merupakan langkah positif pemerintah positif pemerintah dalam dalam mengimplementasiak mengimplementasiak a a n aspirasi masyarakat n aspirasi masyarakat komsumen .Namun demikian undang-undang komsumen .Namun demikian undang-undang yang bagus tersebut tidak akan berarti jika tidak yang bagus tersebut tidak akan berarti jika tidak didukung oleh pela didukung oleh pela k k sanaan yang bagus sanaan yang bagus pula.Untuk mewujudkan suatu sistim pula.Untuk mewujudkan suatu sistim perlindungan konsumen yang efektif, sangat perlindungan konsumen yang efektif, sangat diperlukan komitmen dari aparat penegak hukum diperlukan komitmen dari aparat penegak hukum untuk dapat melaksanakan tugasnya secara untuk dapat melaksanakan tugasnya secara konsisten dan bersungguh-sungguh.

  Perlindungan konsumen adalah Perlindungan konsumen adalah

segala upaya yang menjamin adanya

segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum kepastian hukum

u

u

ntuk memberikan ntuk memberikan perlindungan perlindungan kepada kepada ko ko n n sumen(Pasal 1) sumen(Pasal 1)

  Tujuan perlindungan Tujuan perlindungan

konsumen

  

konsumen

  meningkatkan kesadaran, kemampuan dan, kemandirian meningkatkan kesadaran, kemampuan dan, kemandirian konsumen

   konsumen melindungi diri, mengangkat harkat dan martabat melindungi diri, mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkanyan dari ekses konsumen dengan cara menghindarkanyan dari ekses

   negative pemakaian barang dan/atau jasa negative pemakaian barang dan/atau jasa meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen

   menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen menciptakan sistim perlindungan konsumen yang menciptakan sistim perlindungan konsumen yang menga menga n n dung unsur kepastian hukum dan keterbukaan dung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi,

   informasi serta akses untuk mendapatkan informasi, menumbuhkan kesadaran para pelaku usaha mengenai menumbuhkan kesadaran para pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha

   sikap jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha menjamin kelangsungan usaha, produksi barang dan/atau menjamin kelangsungan usaha, produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,kenyamanan,keamanan dan keselamatan jasa, kesehatan,kenyamanan,keamanan dan keselamatan kosumen. kosumen.

  Sertifkasi merupakan dok Sertifkasi merupakan dok u u men men yang merupakan bentuk pengakuan yang merupakan bentuk pengakuan

formal dari penerapan standar mutu

formal dari penerapan standar mutu

tertentu, yang tujuannya adalah tertentu, yang tujuannya adalah memberikan jaminan kepada memberikan jaminan kepada

konsumen, bahwa produk yang telah

konsumen, bahwa produk yang telah

d d i i sertifkasi tersebut adalah yang sertifkasi tersebut adalah yang telah memenuhi standar mutu telah memenuhi standar mutu tertentu.

Peran Penting Sertifkasi

  

Peran Penting Sertifkasi

  Mengingat bahwa kondisi konsumen Mengingat bahwa kondisi konsumen

  Indonersia tergolong yang potensial Indonersia tergolong yang potensial dirugikan, maka harus diupayakan bentuk dirugikan, maka harus diupayakan bentuk

perlindungan yang efektif. Disinilah penting

perlindungan yang efektif. Disinilah penting sertifkasi berbicara, dalam arti pelaku usaha sertifkasi berbicara, dalam arti pelaku usaha yang memiliki posisi lebih kuat harus yang memiliki posisi lebih kuat harus mengupayakan suatu bentuk pertanggung mengupayakan suatu bentuk pertanggung jawaban terhadap produk yang jawaban terhadap produk yang ditawarkan .Sehingga produk yang ditawarkan .Sehingga produk yang ditawarkan/dihasilkan terjamin mutunya dan

ditawarkan/dihasilkan terjamin mutunya dan

  

Pentingnya Sertifkasi Bagi

Pelaku Usaha.

Pentingnya Sertifkasi Bagi

  

Pelaku Usaha.

memberikan kepercayaan kepada konsumen demi memberikan kepercayaan kepada konsumen demi kelangsungan hidup perusahaan. kelangsungan hidup perusahaan. sebagai jaminan bagi pelaku usaha untuk sebagai jaminan bagi pelaku usaha untuk menjamin kepuasan konsumen ,dimana sertifkasi menjamin kepuasan konsumen ,dimana sertifkasi tersebut merupakan wujud komitmen perusahaan tersebut merupakan wujud komitmen perusahaan untuk memberikan produk yang bermutu dan untuk memberikan produk yang bermutu dan aman dikomsumsi konsumen. aman dikomsumsi konsumen. mempertahankan loyalitas pelanggan karena mempertahankan loyalitas pelanggan karena pelanggan merasa puas oleh pelayanan yang pelanggan merasa puas oleh pelayanan yang diberikan pelaku usaha . diberikan pelaku usaha . untuk menarik konsumen baru karaenaa ada untuk menarik konsumen baru karaenaa ada jaminan bahwa konsumen akan mem[eroleh jaminan bahwa konsumen akan mem[eroleh

  

Pentingnya Sertifkasi Bagi

Konsumen

Pentingnya Sertifkasi Bagi

  

Konsumen

  Hak untuk memperoleh kenyamanan, keamanan, dan Hak untuk memperoleh kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan / atau jasa

   keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan / atau jasa Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai

  Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan dan / atau jasa

   kondisi dan jaminan dan / atau jasa Hak untuk mendapatkan advokasi dan upaya

  Hak untuk mendapatkan advokasi dan upaya perlindungan konsumen secara patut

   perlindungan konsumen secara patut Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen

   konsumen Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan

  Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. jujur serta tidak diskriminatif. Hak unutk mendapatkan kompensasi, gantu rugi dan /

  Hak unutk mendapatkan kompensasi, gantu rugi dan / atau penggantian apabila barang dan / atau jasa yang atau penggantian apabila barang dan / atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. sebagaimana mestinya.

  Hak – hak yang diatur dalam ketentuan perundang- Hak – hak yang diatur dalam ketentuan perundang- undangan lainnya. undangan lainnya.

  

Perlindungan Konsumen dari

Perlindungan Konsumen dari

segi Mutu :

  

segi Mutu :

Standar mutu

  Standar mutu pemberian sertifkasi

   pemberian sertifkasi HAKI/Merk

  HAKI/Merk Mene

  Mene n n tukan masa daluwarsa suatu produk (tgl, bln, tukan masa daluwarsa suatu produk (tgl, bln, thn)

   thn) Kehalalan Kehalalan

Perlindungan konsumen terhadap produk yang halal

  

Perlindungan konsumen terhadap produk yang halal

Pengawasan produk impor

  Pengawasan produk impor Mencegah terjadinya kerugian bagi masyarakat,

  Mencegah terjadinya kerugian bagi masyarakat, pemerintah dan mengatasi masalah yang telah terjadi pemerintah dan mengatasi masalah yang telah terjadi atau mencegah terjadinya masalah kesehatan di atau mencegah terjadinya masalah kesehatan di

  I I

ndonesia sebagai akibat masuknya barang-barang

ndonesia sebagai akibat masuknya barang-barang

  

Kehalalan

Kehalalan

   Berdasarkan pasal 30 KepMen Pertanian

  Berdasarkan pasal 30 KepMen Pertanian No. 745/1002 tentang Persyaratan dan

  No. 745/1002 tentang Persyaratan dan

Pengawasan Pemasukan Daging dari Luar

  Pengawasan Pemasukan Daging dari Luar Negeri menentukan :

  Negeri menentukan : (1) Setiap orang yang memproduksi atau

  (1) Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Indonesia memasukkan ke dalam wilayah Indonesia pangan yang dikemas untuk diperdagangkan pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada,di dalam, wajib mencantumkan label pada,di dalam, dan atau di kemasan pangan. dan atau di kemasan pangan.

  (2) Label, sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) Label, sebagaimana yang dimaksud pada ayat

  (1) memuat keterangan sekurang-kurangnya (1) memuat keterangan sekurang-kurangnya mengenai: mengenai:

  a. Nama produk

  a. Nama produk

  b. daftar bahan yang digunakan

  b. daftar bahan yang digunakan

  c. Berat bersih/ isi bersih

  c. Berat bersih/ isi bersih

  d. nama dan alamat pihak yang memproduksi

  d. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke wilayah Indonesia atau memasukkan pangan ke wilayah Indonesia e.keterangan tentang halal e.keterangan tentang halal

  f. tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa

  f. tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa

  (3) Selain keterangan sebagaimana dimaksud pada (3) Selain keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemerintah dapat menetapkan ayat (2), pemerintah dapat menetapkan keterangan yang wajib atau dilarang keterangan yang wajib atau dilarang dicantumkan pada label pangan. dicantumkan pada label pangan.

  Hal tersebut di atas khususnya tentang Hal tersebut di atas khususnya tentang keterangan halal untuk suatu produk pangan keterangan halal untuk suatu produk pangan sangat penting bagi masyarakat Indonesia yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Dalam PP No 69/1999 mayoritas beragama Islam. Dalam PP No 69/1999 tentang Label dan Iklan Pangan dimaksudkan tentang Label dan Iklan Pangan dimaksudkan agar masyarakat (umat Islam) terhindar dari agar masyarakat (umat Islam) terhindar dari mengkonsumsi pangan yang tidak halal mengkonsumsi pangan yang tidak halal

  

Kewajiban Pelaku Usaha

Kewajiban Pelaku Usaha

  Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.

  Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif

   jujur serta tidak diskriminatif Menjamin mutu barang dan / atau jasa yang diproduksi dan/

  Menjamin mutu barang dan / atau jasa yang diproduksi dan/ atau diperdangkan berdasarkan ketentuan standar mutu atau diperdangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan / atau jasa yang berlaku

   barang dan / atau jasa yang berlaku Memberi kesempatan kepada konsumen unutuk menguji dan

  Memberi kesempatan kepada konsumen unutuk menguji dan /atau mencoba barang atau jasa tertentu serta memberi

  /atau mencoba barang atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan / atau garansi atas barang yang dibuat dan / jaminan dan / atau garansi atas barang yang dibuat dan / atau diperdagangkan

   atau diperdagangkan Memberi kompensasi, ganti rugi , dan/ atau pengaantian

  Memberi kompensasi, ganti rugi , dan/ atau pengaantian apabila barang dan / atau jasa yang diterima dan apabila barang dan / atau jasa yang diterima dan dimanfaatkan konsumen tidak sesuai perjanjian. dimanfaatkan konsumen tidak sesuai perjanjian.

  Pasal (7) UU No.8/1999

  

Larangan Bagi Pelaku Usaha

Larangan Bagi Pelaku Usaha

  Pelaku usaha dilarang memproduksi atau mem[erdagangakn Pelaku usaha dilarang memproduksi atau mem[erdagangakn barang dan / atau jasa yang:

   barang dan / atau jasa yang: Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang

  Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang- dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang- undangan

   undangan Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih, atau netto, Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih, atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut. dalam label atau etiket barang tersebut.

  Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya. jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.

  Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan / Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan / kemanjuran sbgmn dinyatakan dalam label, etiket, atau kemanjuran sbgmn dinyatakan dalam label, etiket, atau keterangan barang dan / jasa tersebut. keterangan barang dan / jasa tersebut.

  Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode sebagaimana dinyatakan dalam pengolahan, gaya, mode sebagaimana dinyatakan dalam label barang dan /atau jasa tersebut label barang dan /atau jasa tersebut

  

Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,

  

Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket,

keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan / atau jasa keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan / atau jasa tersebut

   tersebut Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa

  Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal,

  Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan halal di dalam label

   sebagaimana pernyataan halal di dalam label

Tidak memasang label atau membiuat penjelasan barang yang

  

Tidak memasang label atau membiuat penjelasan barang yang

memuat nama barang. Ukuran, berat, isi bersih atau netto, memuat nama barang. Ukuran, berat, isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/ dibuat

   penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/ dibuat Tidak memuat informasi dan / atau petunjuk penggunaan

  Tidak memuat informasi dan / atau petunjuk penggunaan

barang dalam bahasa Indonesia sesuai ketentuan perundang-

barang dalam bahasa Indonesia sesuai ketentuan perundang- undangan yang berlaku. undangan yang berlaku.

  Memperdagangkan b Memperdagangkan b a a rang rang r r usak, cacat atau bekas dan tercemar usak, cacat atau bekas dan tercemar tanpa memberi informasi secara lengkap dan benar atas barang tanpa memberi informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud dimaksud

  Pengawasan dan Pengawasan dan

Pembinaan

  

Pembinaan

Pengawasan oleh pemerintah terhadap pelaku

  Pengawasan oleh pemerintah terhadap pelaku usaha dalam memenuhi standar mutu produksi usaha dalam memenuhi standar mutu produksi

barang dan / atau jasa, pencantuman label serta

barang dan / atau jasa, pencantuman label serta

pelayanan purna jual yaitu pelayanan yang pelayanan purna jual yaitu pelayanan yang

dilakukan oleh pelaku usaha terhadap konsumen

dilakukan oleh pelaku usaha terhadap konsumen

misalnya tersedianya suku cadang dan jaminan misalnya tersedianya suku cadang dan jaminan atau garansi

   atau garansi Pengawasan dilakukan oleh masyarakat terhadap

  Pengawasan dilakukan oleh masyarakat terhadap barang atau jasa yang beredar di pasar, dilakukan barang atau jasa yang beredar di pasar, dilakukan dengan cara penelitian, pengujian dan atau survey

   dengan cara penelitian, pengujian dan atau survey Aspe

  Aspe k k pengawasan meliputi pemuatan informasi pengawasan meliputi pemuatan informasi tentang r tentang r e e siko penggunaan barang jika siko penggunaan barang jika diharuskan, pemasangan label, pngiklanan dan diharuskan, pemasangan label, pngiklanan dan lain-lain lain-lain

  

Permasalahan-

permasalahan dalam

permasalahan dalam

perlindungan konsumen

perlindungan konsumen

Permasalahan-

   Kita sudah memiliki 3 UU yang secara

  Kita sudah memiliki 3 UU yang secara

eksplisit mengatur perdagangan makanan

eksplisit mengatur perdagangan makanan

dan minuman yang aman untuk kesehatan

dan minuman yang aman untuk kesehatan

yakni UU ttg kesehatan, UU ttg pangan dan yakni UU ttg kesehatan, UU ttg pangan dan

  UU ttg perlindungan konsumen. Namun UU ttg perlindungan konsumen. Namun ketiga UU ini beluim dimaksimalkan ketiga UU ini beluim dimaksimalkan

perannya untuk menghentikan pemakaian

perannya untuk menghentikan pemakaian

bahan-bahan yang berbahaya dan tidak bahan-bahan yang berbahaya dan tidak aman dalam makanan sehingga masih aman dalam makanan sehingga masih banyak beredar berbagai produk pangan banyak beredar berbagai produk pangan olahan yang tidak aman bagi kesehatan olahan yang tidak aman bagi kesehatan

   Konsumen mempunyai hak atas

  Konsumen mempunyai hak atas keamanan unutk produk pangan ini keamanan unutk produk pangan ini

diatur dalam pasal 4 UU No.8/ 1999, hal

diatur dalam pasal 4 UU No.8/ 1999, hal

senada disebutkan dalam UU No.7/1996

senada disebutkan dalam UU No.7/1996

ttg pangan, pangan yang aman ttg pangan, pangan yang aman merupakan persyaratan utama yang merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi dan setipa orang yang harus dipenuhi dan setipa orang yang memproduksi pangan unutk diedarkan memproduksi pangan unutk diedarkan

dilarang menggunakan bahan tambahan

dilarang menggunakan bahan tambahan

pangan yang dinyatakan terlarang

  Penegakan hukum Penegakan hukum

perlindungan konsumen

perlindungan konsumen

  

Masih lemahnya upaya penegakan hukum

  

Masih lemahnya upaya penegakan hukum

terhadap pelanggaran maka dapat terhadap pelanggaran maka dapat

disimpulakn bahwa perlindungan terhadap

disimpulakn bahwa perlindungan terhadap

konsumen masih lemah, posisi konsumen konsumen masih lemah, posisi konsumen sering dirugikan dan lemahnya pengawasan sering dirugikan dan lemahnya pengawasan terhadap st terhadap st a a ndarisasi mutu barang dan ndarisasi mutu barang dan peraturan yang berlaku, akibat negara peraturan yang berlaku, akibat negara berkembang menjadi sasaran tujuan berkembang menjadi sasaran tujuan barang-barang ilegal dengan mutu yang barang-barang ilegal dengan mutu yang rendah dari negara maju rendah dari negara maju

  

  Seperti impor daging yang sempat diungkap oleh Seperti impor daging yang sempat diungkap oleh bea cukai beberapa tahun yang lalu merupakan bea cukai beberapa tahun yang lalu merupakan stok lama yang tidak laku di negara asalnya stok lama yang tidak laku di negara asalnya sementara di Indonesia hal itu laku karena sementara di Indonesia hal itu laku karena harganya di bawah harga pasar

   harganya di bawah harga pasar Sebenarnya konsekuensi hukum dari

  Sebenarnya konsekuensi hukum dari pelanggaran hak-hak konsumen dapat dijatuhkan pelanggaran hak-hak konsumen dapat dijatuhkan sanksi berupa sanksi pidana, sanksi perdata. sanksi berupa sanksi pidana, sanksi perdata.

  Sanksi juga bisa diberikan dalam bentuk ganti Sanksi juga bisa diberikan dalam bentuk ganti rugi perdata, sanksi administrasi berupa ganti rugi perdata, sanksi administrasi berupa ganti rugi yang dijatuhkan oleh pengadilan umum atau rugi yang dijatuhkan oleh pengadilan umum atau pejabat pemerintah namun hal ini belum pejabat pemerintah namun hal ini belum

  Bentuk-bentuk Kerjasama Bentuk-bentuk Kerjasama

Dalam Kegiatan Bisnis

  

Dalam Kegiatan Bisnis

  Merger Merger

  “ “ suatu penggabungan satu atau beberapa badan usaha sehingga suatu penggabungan satu atau beberapa badan usaha sehingga dari sudut ekonomi merupakan satu kesatuan, tanpa melebur dari sudut ekonomi merupakan satu kesatuan, tanpa melebur badan usaha yang bergabung. badan usaha yang bergabung.

  Dasar/ alasan penggabungan melalui merger adalah: Dasar/ alasan penggabungan melalui merger adalah:

  1. Dapat dimanfaatkan aset yang lebih efsien dalam kesatua

  1. Dapat dimanfaatkan aset yang lebih efsien dalam kesatua perseroan, perseroan,

  2. Adanya integrasi usaha,sehingga biaya produksi dapat ditekan

  2. Adanya integrasi usaha,sehingga biaya produksi dapat ditekan lebih murah, lebih murah,

  3. Dengan menggabungkan persoroan diharapkan mampu menerik

  3. Dengan menggabungkan persoroan diharapkan mampu menerik manajemen yang profesional, manajemen yang profesional,

  4. Menghindarkan bubarnya perusahaan yang bergabung krn rugi,

  4. Menghindarkan bubarnya perusahaan yang bergabung krn rugi,

  

5. Tidak terjadinya performa yang kurang baik pada perusahaan yang

  

5. Tidak terjadinya performa yang kurang baik pada perusahaan yang

   Konsolidasi

  Konsolidasi

   Penggabungan antara dua atau lebih

  Penggabungan antara dua atau lebih

badan usaha yang menggabungkan diri

badan usaha yang menggabungkan diri

saling melebur menjadi satu dan saling melebur menjadi satu dan membentuk satu badan usaha yang baru. membentuk satu badan usaha yang baru.

   JointVenture

  JointVenture

   bentuk persetujuan di antara dua pihak bentuk persetujuan di antara dua pihak

atau lebih, untuk melakukan kerjasama

atau lebih, untuk melakukan kerjasama

dalamsuatu kegiatan dalamsuatu kegiatan

   Waralaba (

  Waralaba ( Franchise

  Franchise )

  ) Pengertian

  Pengertian Waralaba berasaldari kata “wara” yang berarti lebih

  Waralaba berasaldari kata “wara” yang berarti lebih

atau istimewa. “ laba” berati untung. Jadi Waralaba

atau istimewa. “ laba” berati untung. Jadi Waralaba

usaha yang memberikan keuntungan lebih. usaha yang memberikan keuntungan lebih.

  “ “ Perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak

  Perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak

atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri

atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri

khas yang dimilki pihak lain dengan imbalan khas yang dimilki pihak lain dengan imbalan berdasarkan persyaratan dan atau penjualan barang

berdasarkan persyaratan dan atau penjualan barang

dan jasa(PP No.16 Tahun 1997 dan KepMen Perindag dan jasa(PP No.16 Tahun 1997 dan KepMen Perindag

  

No.259/1997 ttg Tata Cara PelaksanaanPendaftarn

No.259/1997 ttg Tata Cara PelaksanaanPendaftarn

  Usaha Waralaba Usaha Waralaba

  

Menurut Winarto Menurut Winarto

  : Waralaba : Waralaba adalah hubungan kemitraan antara adalah hubungan kemitraan antara usahawan yang kuat dan sukses usahawan yang kuat dan sukses dengan usahawan yang relatif baru dengan usahawan yang relatif baru atau lemah dalam usaha tersebut atau lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling dengan tujuan saling menguntungkan khusunya dalam menguntungkan khusunya dalam

bidang usaha penyediaan produk dan

bidang usaha penyediaan produk dan jasa langsung kepada konsumen . jasa langsung kepada konsumen . Dalam bentuknya sebagai bisnis, waralaba memiliki dua jenis Dalam bentuknya sebagai bisnis, waralaba memiliki dua jenis kegiatan: kegiatan:

  1. Waralaba produk dan merek dagang;

  1. Waralaba produk dan merek dagang; pemberian ijin kepada penerima waralaba untuk pemberian ijin kepada penerima waralaba untuk menggunakan merek dagang yang diwaralabakan dan menggunakan merek dagang yang diwaralabakan dan pemberi waralaba memperoleh pembayaran royalty dimuka. pemberi waralaba memperoleh pembayaran royalty dimuka.

  ( bentuknya keagenan, distributor, dan lisensi penjualan).

  ( bentuknya keagenan, distributor, dan lisensi penjualan).

  2. Waralaba format bisnis

  2. Waralaba format bisnis pemberian sebuah lisensi oleh pemberi waralaba kepada pemberian sebuah lisensi oleh pemberi waralaba kepada penerima waralaba , lisensi tersebut memberi hak kepada penerima waralaba , lisensi tersebut memberi hak kepada penerima waralaba untuk berusaha dengan menggunakan penerima waralaba untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang /nama dagang pemberi waralaba, dan untuk merek dagang /nama dagang pemberi waralaba, dan untuk menggunakan keseluruhan paket yang terdiri dari seluruh menggunakan keseluruhan paket yang terdiri dari seluruh elemen yang diperlukan untuk membuat seorang yang elemen yang diperlukan untuk membuat seorang yang sebelumnya belum terlatih dalam bisnis dan untuk sebelumnya belum terlatih dalam bisnis dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang terusmenerus atas menjalankannya dengan bantuan yang terusmenerus atas dasar yang telah ditentukan sebelumnya dasar yang telah ditentukan sebelumnya

   Menurut Martin Mandelson

  Menurut Martin Mandelson Waralaba format bisnis meliputi:

  Waralaba format bisnis meliputi:

  a. konsep bisnis yang yang menyeluruh

  a. konsep bisnis yang yang menyeluruh dari pemberi waralaba dari pemberi waralaba

  b. Adanya proses permulaan dan

  b. Adanya proses permulaan dan

pelatihan atas seluruh aspek peneloaan

pelatihan atas seluruh aspek peneloaan

bisnis sesuai dengan konsep pemberi bisnis sesuai dengan konsep pemberi waralaba, waralaba,

  c. prosesbantuandan bimbingan yang

  c. prosesbantuandan bimbingan yang terus menerus dari pihak pemberi terus menerus dari pihak pemberi

  

Alasan pemberian waralaba

Alasan pemberian waralaba

  Alasan pemberi waralaba untuk Alasan pemberi waralaba untuk menawarkan bisnisnya ( Amir menawarkan bisnisnya ( Amir

  Karamoy): Karamoy):

   Kekurangan modal untuk ekspansi

  Kekurangan modal untuk ekspansi usaha/pasar yang lebih luas usaha/pasar yang lebih luas

   Kekurangan personiluntuk

  Kekurangan personiluntuk menjalankan usahanya menjalankan usahanya

   Melakukan perluasan pasar lebih cepat

  Melakukan perluasan pasar lebih cepat