Krisis Hutang Yunani serta dampaknya

MAKALAH
“Studi Kasus Krisis Hutang Yunani”
Makalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Politik Hukum Ekonomi
Internasional
Dosen pengampu:
Gris Sintya Berlian, S.Hub.Int., M.A.

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJYA
2016

1

DAFTAR ISI

Bab I : Pendahuluan…………………………………..………………………………….....1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….........................4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….….….4
Bab II : Pembahasan………………………………………………………………………..5

2.1 Analisa Peranan Aktor yang terlibat…………………………………………………...5
2.2 Penanganan Krisis Hutang Yunani…………………………………………………….7
2.3 Analisa Krisis Hutang Yunani…………………………………………………………13

Bab III : Kesimpulan………………………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..18

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis utang pemerintah Yunani adalah krisis utang negara pertama di Zona Euro
yang dimulai pada akhir 2009. Banyak pihak sepakat bahwa krisis ini dipicu oleh Resesi
Besar, tetapi penyebab utamanya adalah perpaduan kelemahan struktural ekonomi Yunani
dengan defisit struktural & rasio utang PDB yang terlalu tinggi dan sudah lama terjadi.
Pada akhir 2009, kekhawatiran akan krisis utang negara mulai merebak di kalangan
investor. Mereka meragukan kemampuan Yunani untuk melunasi utang-utangnya karena
data tingkat utang pemerintah dan defisit tahun-tahun sebelumnya dipalsukan oleh

pemerintah Yunani.1 Saat krisis finansial dunia–yang gejala-gejalanya dimulai sejak
kegagalan sistem finansial di Amerika Serikat tahun 2007, Yunani dilanda krisis ekonomi
dan menjadi negara pertama di Eurozone yang terkena imbasnya. Meskipun semua negara
terkena imbas resesi dunia, Yunani merasakan dampak terparah karena ia yang paling
miskin dan paling banyak utang di antara negeri-negeri EU.
Jika melihat perkembangan perekonomian Yunani pada awal pertengahan 2000an,
ekonomi Yunani sedang kuat namun pada saat yang sama pemerintah Yunani memiliki
defisit anggaran yang besar. Ketika ekonomi dunia jatuh pada akhir 2000an, Yunani terkena
dampak yang besar karena industri utamanya adalah perkapalan dan pariwisata ini sangat
sensitif terhadap perubahan siklus bisnis. Akibatnya, utang negara ini menumpuk dengan
cepat. Pada awal 2010, pertumbuhan utang nasional Yunani semakin mengkhawatirkan.
Pemerintah memberi sinyal bahwa Yunani memerlukan dana talangan darurat. Tanggal 23
April 2010, pemerintah Yunani meminta paket talangan kepada UE dan IMF untuk
diaktifkan. Paket talangan senilai €45 miliar ini akan memungkinkan Yunani mencukupi
kebutuhan keuangannya sampai akhir tahun 2010. Tanggal 27 April, Standard & Poor's
1 The Reuters, Peripheral euro zone government bond spreads widen, Februari 2010, diakses dari
http://www.reuters.com/article/markets-bonds-spreads-idUSLDE61F0W720100216 pada 15 November 2016

3


menurunkan nilai utang negara Yunani dan dugaan gagal bayar oleh pemerintah Yunani
yang diperkirakan akan membuat para investor kehilangan 30–50% modalnya. 2 Tanggal 3
Mei 2010, Bank Sentral Eropa (ECB) menangguhkan batas minimal utang Yunani, artinya
obligasi dapat dijadikan agunan meski statusnya junk bond. Keputusan ini menjamin
adanya aliran dana dari bank sentral ke bank-bank Yunani. 3 Pemerintah juga
mengumumkan bahwa anjungan tunai mandiri akan "beroperasi seperti biasa paling lambat
Senin siang" dan penarikan uang dibatasi hingga €60 per hari untuk setiap rekening kecuali
uang pensiun.
Hal ini memunculkan krisis kepercayaan yang ditandai oleh pelebaran ragam hasil
obligasi dan naiknya biaya asuransi risiko pertukaran kredit macet dibandingkan dengan
negara Zona Euro lainnya, khususnya Jerman. Hal lainnya adalah dana utang tersebut
dengan cepat habis untuk membayar tagihan utang dari para kreditor luar negeri. Hal ini
dapat diibaratkan seperti pepatah, ‘gali lubang tutup lubang’. Pemerintah Yunani juga tidak
transparan, banyak data ditutup-tutupi terutama soal tingkat utang dan tingkat defisit. 4
Utang ini diturunkan setiap kali Pemerintah Yunani butuh dana segar untuk kemudian
disuntikkan ke bank-bank Yunani agar tetap memiliki cadangan uang saat para nasabah
menarik dananya. Troika telah dua kali ‘mengguyur’ Yunani dengan utang di saat-saat
krisis sejak 2010. Guyuran dana kebanyakan hanya untuk memperkuat bank-bank serta
belanja pemerintah, tidak banyak yang digunakan untuk sektor riil guna memperkuat
perekonomian. Bahkan ada bagian yang dibawa kabur oleh orang-orang kaya Yunani keluar

negeri.5 Pada tahun 2012, pemerintah Yunani memiliki kemacetan utang negara terbesar
sepanjang sejarah. Yunani menjadi negara maju pertama yang gagal membayar pinjaman

2 JACK, EWING and JACK, HEALY, Cuts to Debt Rating Stir Anxiety in Europe , April 2010 diakses dari
http://www.nytimes.com/2010/04/28/business/global/28drachma.html pada 16 November 2016
3 The Reuters, UPDATE 3-ECB will accept even junk-rated Greek bonds, May 2010, diakses dari
http://www.reuters.com/article/ecb-greece-idUSLDE6420A920100503 pada 16 November 2016
4Kompas, Tiga Penyebab Utama Kegagalan Ekonomi Yunani, Juli 2015, diakses dari
http://internasional.kompas.com/read/2015/07/05/10593521/Tiga.Penyebab.Utama.Kegagalan.Ekonomi.Yu
nani?page=all pada 16 November 2016
5 JACK EWING and LIZ ALDERMAN, Bailout Money Goes to Greece, Only to Flow Out Again, Juli 2015 diakses
dari http://www.nytimes.com/2015/07/31/business/bailout-money-goes-to-greece-only-to-flow-outagain.html pada 16 November 2016

4

sebesar €1,6 miliar dari IMF pada tanggal 30 Juni 2015. Pada waktu itu, pemerintah Yunani
memiliki utang senilai €323 miliar.6
Jika dilihat dari sisi ekonomi maka terdapat tiga faktor yang menyebabkan krisis
utang di Yunani yaitu yang pertama, Yunani terkena dampak resesi ekonomi dunia yang
terbesar sejak Perang Dunia II pada tahun 2007. Sebuah krisis yang sedikit banyak terkait

dengan krisis ekonomi dalam negeri Amerika Serikat akibat meledaknya persediaan
perumahan dan kredit perumahan (Subprime Mortgage). Saat itu yang menjadi sorotan
dunia adalah lembaga keuangan Lehman Brothers, karena dianggap terlalu mudah untuk
menggelontorkan kredit untuk para nasabah dan krisis yang melanda Wall Street sejak
tahun 2008. Kedua, struktur ekonomi dalam negeri yang rapuh membuat munculnya
ketidakpercayaan para peminjam atau kreditor. Ketiga, reformasi ekonomi yang gagal dan
krisis ekonomi, sedikit demi sedikit berimbas pada semakin berkurangnnya kemampuan
Yunani untuk mengembalikan hutang hingga suatu titik dimana pemerintah sepenuhnya tak
mampu mengembalikan utang. Utang ini dipinjam dari lembaga keuangan internasional,
salah satunya IMF dan bagian terbesar dari Uni Eropa. Menjelang tahun 2010, Yunani
hampir dinyatakan bangkrut dan dijauhi para kreditor.
Meski kemudian mendapat suntikan dana talangan, penurunan dan pelambatan
ekonomi Yunani sudah terjadi dan tidak mudah untuk membangkitkannya. Apalagi pada
tahun 2015, Pemerintah Yunani juga mesti menghadapi tingkat pengganguran yang telah
mencapai 25 persen. Pada tahun yang sama kemudian IMF kembali mempertimbangkan
untuk memberikan dana talangan ketiga untuk Yunani, walau sering menyatakan bahwa
mereka belum bisa memastikan akan ikut menyumbangkan dana talangan. Sekali lagi, dana
talangan ini tidak datang dengan gratis. Pertolongan dana diikuti oleh permintaan dan
syarat-syarat yang mesti dijalankan oleh Pemerintah Yunani. Walaupun terdapat aturanaturan untuk menghalangi memberikan pinjaman kepada pihak atau negara yang diketahui
tidak akan mampu mengembalikan, hal itu tetap dilakukan Troika. Perlu diketahui juga

6 Elena Becatoros and Raf Casert,
Greece fails to make IMF payment as bailout expires, Juni 2015 diakses dari
http://www.ctvnews.ca/business/greece-fails-to-make-imf-payment-as-bailout-expires-1.2446852 pada 16
November 2016

5

bahwa dana talangan ini bukanlah hibah, melainkan pinjaman. Hal tersebutlah yang
menyebabkan Yunani saat itu terjerat utang dalam jumlah yang fantastis.

1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa Yunani gagal membayar hutang luar negerinya?
2. Bagaimana peranan aktor yang berperan dalam penyelesaian krisis di Yunani?
3. Bagaimana langkah yang ditempuh dalam penanganan krisis di Yunani?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Permasalahan yang menyebabkan Yunani gagal membayar hutangnya
2. Mengetahui peranan aktor dalam penyelesaian krisis di Yunani
3. Mengetahui langkah yang ditempuh dalam penanganan krisis di Yunani


6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisa Peranan Aktor yang Terlibat
Dalam menganalisis peranan aktor yang terlibat dalam krisis utang Yunani maka
dapat dilihat bahwa peran dari TROIKA yang terdiri dari European Union, European
Central Bank dan International Monetary and Bank (IMF) sangat dominan. Dalam kasus ini
dimana krisis keuangan yang terjadi akibat menumpuknya hutang Yunani ini juga
berdampak pada kawasan eropa lainnya, pada dasarnya hukum Uni Eropa secara eksplisit
tidak menyebutkan adanya kewajiban untuk membantu negara anggota yang mengalami
permasalahan ekonomi. Beberapa perjanjian yang telah disepakati Uni Eropa, khususnya
Perjanjian Maastricht melarang pemberian bailout atau dana pinjaman kepada negaranegara anggota Eurozone (Zona Eropa). Perjanjian Lisboa juga mengatur klausa tentang
larangan adanya dana pinjaman. Keputusan untuk memberikan bantuan kepada Yunani
adalah keputusan yang kontroversial. Dana pinjaman dilarang oleh Uni Eropa untuk
mencegah negara anggota secara sengaja melanggar aturan yang ditetapkan dalam
SGP/Stability and Growth Pack dan dikhawatirkan dana pinjaman yang diberikan pada satu
negara akan mendorong negara lain untuk mengajukan dana pinjaman lainnya. 7 Namun,
terdapat klausa pengecualian yaitu klausa pada pasal 122 Perjanjian Lisboa mengenai

fungsi Uni Eropa menyebutkan bahwa pemberian bantuan ekonomi memungkinkan untuk
dilakukan tapi hanya pada saat sedang terjadi kondisi luar biasa. Krisis Ekonomi Yunani
dirasa dapat digolongkan sebagai kondisi luar biasa yang diatur oleh klausa ini. “Apabila
suatu negara anggota dalam kesulitan atau sangat terancam dengan kesulitan yang
disebabkan oleh bencana alam atau kejadian luar biasa di luar kendali, Dewan, pada
proposal dari Komisi, dapat memberikan, dalam kondisi tertentu, Union bantuan keuangan
kepada negara anggota” (Valiante, 2011:45).
Dengan dibentuknya European Central Bank dalam tubuh Uni Eropa yang memiliki
tanggung jawab dalam masalah moneter negara zona euro serta adanya bentuk kesepakatan
7 Franz Seitz dan Thomas Jost. 2012. “The Role of the IMF in the European Debt Crisis.”

Hochschule Amberg Weiden: Diskussionspapier Nr.32. Hal. 10
7

yang dilakukan oleh ECB, IMF, dan Uni Eropa melalui Economic Adjustment Programme,
The European Financial Stability Facility dan The Stability and Grow Pact yang
merupakan bentuk program Uni Eropa yang diterapkan untuk perekonomian Yunani. Pada
9 Mei 2010, pemerintah Yunani, European Commision, ECB, dan IMF sepakat untuk
melaksanakan Economic Adjustment Programme sebagai timbal balik atas bantuan
ekonomi yang diberikan oleh negara-negara anggota Eurozone dan IMF kepada Yunani,

yaitu sebesar 110 milyar euro untuk jangka waktu tiga tahun. 8 Pemberlakukan EAP dituang
dalam nota kesepahaman, yaitu Memorandum of Economic and Financial Policies yang
menjelaskan secara detail kebijakan-kebijakan apa saja yang harus diterapkan oleh
pemerintah Yunani. Kesepakatan antara pemerintah Yunani dan Uni Eropa dalam rangka
pengetatan anggaran ini memiliki visi untuk mengurangi secara signifikan defisit anggaran
Yunani menjadi di bawah 3% dari jumlah PDB pada tahun 2014. 9 Penerapan EAP akan
dievaluasi secara periodikal oleh Uni Eropa dan Uni Eropa berhak memberikan
rekomendasi reformasi struktural kepada pemerintah Yunani. European Commission
(Komisi Eropa) dan ECB akan bertanggungjawab secara penuh untuk mengawasi
implementasi kesepakatan-kesepakatan yang tertuang dalam memorandum.
Ketika Perdana Menteri Yunani, George Papandreou menyepakati perjanjian dana
talangan yang ditawarkan oleh Strauss-Kahn selaku managing director IMF dan Oli Rehn
yang mewakili European Union Economic and Monitary Affairs Commisioner maka
Yunani harus melakukan kewajiban sebagai konsekuensi atas pemberian dana talangan
tersebut. Adanya moral hazard, Troika memutuskan tidak mencairkan bantuan dana
talangan sebelum Yunani membenahi kebijakan fiskalnya. Berdasarkan negosiasi yang
dilakukan antara Yunani dan Troika yaitu ECB, EU dan IMF disepakati bahwa Yunani
harus melakukan pemotongan anggaran belanja, pengurangan upah kerja, dan penundaan
pension selama tiga tahun lamanya, dan adanya kenaikan pajak untuk mengatasi masalah
fiscal dan utang Yunani, dengan adanya reformasi yang telah dirancang ini bertujuan untuk


8 IMF Survey: Europe and IMF Agree €110 Billion Financing Plan With Greece

https://www.imf.org/external/pubs/ft/survey/so/2010/car050210a.html, diakses pada 16 November
2016
9 Ibid
8

memulihkan perekonomian Yunani agar kembali seperti semula tidak mengalami krisis
yang berkepanjangan. 10
Seminggu setelah Uni Eropa menyetujui pemberian dana pinjaman terhadap Yunani,
ECB meluncurkan Securities Market Program yaitu kebijakan untuk membeli surat hutang
public dan privat dari negara-negara bermasalah, termasuk Yunani yang bertujuan untuk
mengatasi memberuknya krisis hutang Yunani. ECB membeli sekitar 74 milyar euro
obligasi, dimana 55% adalah obligasi Yunani, jumlah yang sangat besar untuk satu negara.
Akhirtnya terbentuklah European Financial Stabilisation Mechanism dan European
Financial Stability Facility, dengan total vbantuan yang disediakan mencapai angka 750
milyar euro, 500 milyar dari Uni Eropa dan 250 milyar dari IMF.

2.2 Penanganan Krisis Utang Yunani

Krisis ekonomi di Yunani telah berlangsung sejak tahun 2009 dimana negara ini
sulit mengumpulkan uang yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran utang,

hal

tersebut semakin memburuk dengan jumlah utang yang terus bertambah hingga mencapai
total €323 miliar dan

menyebabkan ketidakmampuan Yunani untuk melunasi hutang-

hutang tersebut. Terdapat beberapa langkah yang diambil oleh Yunani maupun TROIKA
yang terdiri dari European Union, European Central Bank dan International Monetary and
Bank (IMF) untuk menangani krisis utang Yunani ini. Yang pertama, selama lima tahun
terakhir Yunani melakukan negosiasi dengan Komisi Eropa, Bank Sentral Eropa, dan Dana
Moneter Internasional terkait bantuan keuangan untuk mengatasi beban utang mereka. Dari
negosiasi pertama yang dilakukan pada tahun 2010 tersebut kemudian disepakati bahwa
TROIKA memberikan pinjaman dana sebesar 145 juta USD kepada Yunani namun dengan
syarat penaikan pajak dan pemotongan belanja.

11

Namun dana pinjaman yang diberikan

oleh TROIKA ini kemudian belum mampu menyelamatkan kondisi finansial Yunani.

10 Ibid
11 Amanda Puspita Sari, Penjelasan Singkat soal Krisis Yunani, Juli 2015 diakses dari
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150701115330-134-63540/penjelasan-singkat-soal-krisisyunani/ pada 17 November 2016

9

Untuk itu kemudian pada tahun 2011 dilaksanakan negosiasi kedua, dimana melalui
negosiasi tersebut menghasilkan persetujuan para pemimpin Uni Eropa untuk memberikan
bailout yang berjumlah besar untuk kedua kalinya bagi Yunani atas krisis utang dengan
menyalurkan 109 juta euro melalui Penerapan Economic Adjusment Programme.12 Sebagai
balasan atas pemberian bantuan dana pinjaman, Uni Eropa mengharapkan pemerintah
Yunani mengambil beberapa kebijakan penghematan atau austerity measures untuk
mengurangi defisit dan menghindari kebangkrutan. Sebelum Uni Eropa memberikan
bantuan dana pinjaman kepada Yunani, pemerintah Yunani telah mengambil beberapa
kebijakan penghematan untuk mengurangi tingkat defisit menjadi 5% melalui mengurangi
pengeluaran publik sebesar 9 milyar euro dan menambahkan pendapatan sebesar 4 milyar
euro. Secara spesifik, kebijakan austerity/pengetatan yang dilakukan di tahun 2010 adalah
kombinasi dari kenaikan pajak tidak langsung, pengenalan pajak langsung yang baru,
reformasi pajak pendapatan personal, pemotongan upah pegawai sektor publik dan dana
pensiun, yang kemudian di tahun-tahun berikutnya akan diikuti dengan pembekuan fiskal
yang memengaruhi bantuan sosial dan layanan public. Secara garis besar, Economic
Adjustment Programme yang dilakukan memiliki dua tujuan, yaitu untuk memulihkan
sustainabilitas keadaan fiskal Yunani dan meningkatkan daya saing dari perekonomian
Yunani. Oleh karena itu, untuk mengimplementasikan program ini dan mencapai tujuan,
segala elemen kebijakan fiskal, finansial, dan struktural akan digunakan.
Dalam penanganan kebijakan fiskal, strategi fiskal difokuskan untuk mengurangi
defisit hingga tahun 2013 dan menjaga defisit pemerintah untuk tetap berada di bawah 3%
pada tahun 2014 dan seterusnya. Pengaturan pemasukan dan jaminan sosial perlu menjadi
penopang dari langkah untuk memperbaiki fiskal dan merestorasi daya saing. 13 Mereset
ulang pemasukan ke level sustainable diperlukan untuk membantu perbaikan fiskal,
mengurangi inflasi sehingga berada di bawah ratarata Eurozone, dan mendorong harga dan
nilai daya saing. Pemasukan yang berasal dari lapisan masyarakat yang memiliki
12 BBC, Greece profile – Timeline, Juni 2016 diakses dari http://www.bbc.com/news/world-europe17373216 pada 17 November 2016
13 Charles Wyphlozs, and Silvia Sgherri, The IMF’s Role in Greece in the Context of the 2010

Stand-By Arrangement:Independence Evaluation Office of The International Monetary Fund, hal.
28
10

pendapatan tinggi akan ditarik dari kenaikan pajak profesi, pajak barang mewah, dan biaya
tambahan pada properti bernilai tinggi dan menguntungkan. Pemasukan lainnya akan
ditarik dari kenaikan pajak nilai tambah dan pajak-pajak lainnya yang umumnya nilainya
lebih rendah di bawah rata-rata Eurozone.
Di samping mengambil kebijakan fiskal langsung, pemerintah juga menginisiasikan
seperangkat reformasi fiskal struktural. Reformasi ini bertujuan untuk mendorong
sustainabilitas melalui pengetatan kontrol atas pemasukkan dan pengeluaran. Reformasi
yang dilakukan adalah melakukan reformasi sistem pensiun. Dana-dana pensiun yang
sebelumnya terdiri atas banyak varian akhirnya digabungkan dan hanya ada tiga jenis dana
pensiun. Selain itu, batas usia pensiun dinaikkan menjadi 65 tahun. Reformasi sistem
pensiun juga tidak mengizinkan pensiun dini, sehingga apabila seorang pekerja ingin
mengklaim dana pensiun, pekerja tersebut harus pensiun di usia 65 tahun. Reformasi dana
pensiun ini penting dilakukan mengingat pemborosan pengeluaran sektor publik salah
satunya dipengaruhi oleh dana pensiun. Selain menaikkan pajak, pemerintah juga
mengurangi upah pegawai negeri melalui pengurangan bonus dan tunjangan hari raya dan
libur, seperti Paskah, Natal, dan libur musim panas, dengan target menghemat 1,5 milyar
euro dalam jangka waktu satu tahun.
Dalam penanganan kebijakan struktural14, ada beberapa strategi reformasi
kebijakan struktural yang akan diambil, yaitu memodernisasi sektor administrasi publik,
memperkuat pasar tenaga kerja dan kebijakan pendapatan, memperbaiki lingkungan bisnis
dan mendorong pasar yang kompetitif, serta memanajemen ulang Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Sistem pemberian upah yang telah disederhanakan akan diciptakan yang
bertujuan untuk menghemat biaya. Sistem layanan kesehatan yang paling banyak
melakukan pemborosan pengeluaran akan direformasi, baik dalam hal sistem manajemen,
pembukuan, dan pembiayaan. Sistem pemerintahan akan diatur ulang untuk mengurangi
jumlah birokrat dan mengurangi praktik korupsi. Untuk memperbaiki lingkungan bisnis,
pemerintah akan mengadopsi aturan pendirian badan yang beroperasi secara komprehensif
untuk mengatur pendirian usaha baru. Hal ini bertujuan untuk memangkas prosedur, biaya,
14 Op cit. hal 33

11

dan penundaan pendirian usaha baru. Jaringan industri akan diliberalisasi, khususnya pada
sektor transportasi dan energi.
Dalam penanganan kebijakan finansial15, Untuk mengantisipasi menurunnya
profit bank yang dapat berdampak pada posisi ekuitas bank, pemerintah Yunani
memutuskan untuk mendirikan badan independen Financial Stability Fund dibawah
koordinasi langsung dengan Troika. Tujuan utama didirikannya Financial Stability Fund
adalah untuk menjamin kesejahteraan perbankan sehingga memiliki kapasitas untuk
mendukung perekonomian Yunani melalu penyediaan ekuitas yang dibutuhkan oleh bank.
Namun untuk kedua kalinya dana pinjaman yang diberikan tersebut belum dapat
menutupi seluruh utang yang dimiliki oleh Yunani, bahkan julah pengangguran terus
meningkat hingga mencapai angka 28%. Dan pola yang terjadi adalah dana pinjaman yang
diberikan oleh TROIKA ini digunakan untuk membayar utang-utang sebelumnya, sehingga
untuk itu jumlah utang Yunani tidak kunjung habis. Untuk itu pada tahun 2015 TROIKA
kembali menawarkan bantuan dana sebesar 7,2 juta euro untuk menutupi hutang Yunani
pada IMF yang jatuh tempo pada Juni 2015 dengan syarat tertentu, di antaranya Yunani
diminta memangkas anggaran, terutama dana pensiun PNS, hingga menaikkan pajak.
Namun PM Yunani Alexis Tsipras kemudian mengembalikan keputusan tersebut pada
rakyat dengan melakukan refrendum pada Juli 2015 dengan hasil yang menyatakan bahwa
rakyat Yunani menolak menerima hutang baru dengan syarat yang diajukan oleh TROIKA.
Hasil ini kemudian menuntuk kondisi perekonomian Yunani pada ancaman bangkrutnya
perbankan yang bisa memaksa mereka keluar dari euro dan kembali mencetak uang sendiri,
drachma. Hal tersebut dapat terjadi karena tanpa pendanaan darurat dari ECB, bank-bank di
Yunani akan kehabisan uang dalam hitungan hari. Jika demikian, pemerintah terpaksa
mencetak uang baru untuk membayar tunjangan pensiun dan gaji. Namun nilai drachma
diperkirakan akan terpuruk jauh terhadap euro. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran bagi
negara-negara Eropa Union.
Untuk itu, kemudian dilaksanakan negosiasi ketiga kalinya yang berlangsung cukup
berat di Brussel selama sehari penuh. Negosisasi tersebut melibatkan pimpinan dan kreditor
15 Op cit. hal 31

12

zona Euro termasuk PM Alexis Tsipras dengan kanselir Jerman, Angela Merkel, presiden
Perancis, Francois Hollande dan presiden dewan Uni Eropa, Donald Tusk terus dilakukan
untuk mencari jalan keluar pasca penolakan Yunani terhadap persyaratan yang diajukan
oleh Jerman sebelumnya. Karena hal itu Yunani kemjudian harus menghadapi perundingan
yang sangat sulit untuk mencapai kesepakatan. Tekanan lebih keras juga datang dari Eropa
dengan adanya ancaman Yunani akan dikeluarkan dari zona Euro, maka hal tersebut
memaksa Tsipras harus menerima semua persyaratan reformasi ketat yang diajukan oleh
Eropa. Namun bailout tahap tiga yang dilakukan oleh Eropa Union ini tentu saja tidak
gratis, karena sebagai imbalan, pemerintahan Yunani harus menyepakati program reformasi
menyeluruh dan penghematan lebih ketat untuk menyehatkan sistem keuangannya. PM
Yunani, AlexisTsipras harus melakukan reformasi dramatis di sektor pasar, sistem
perbankan, dana pensiun serta swastanisasi.16 Semua peryaratan dari kreditor Eropa itu
harus disepakati parlemen di Athena selambatnya Rabu. Secara lebih detail persyaratan
yang diajukan oleh Eropa Union adalah sebagai berikut:
1. Pertama, Yunani harus memasukkan 50 miliar euro aset-asetnya berupa
perusahaan negara ke dalam satu lembaga pendanaan berbasis di Athena. Dana
sebesar itu diawasi otoritas keuangan Yunani dan dalam waktu dekat akan
diprivatisasi. Sebanyak 25 miliar euro dari dana ini diperuntukkan untuk
rekapitalisasi perbankan Yunani. Sisanya sebesar 25 miliar euro digunakan
untuk membayar utang Yunani dan lainnya untuk pembiayaan investasi.
2. Kedua, Pemerintah Yunani harus meloloskan sejumlah kebijakan reformasi
ekonomi termasuk merampingkan sistem pajak pertambahan nilai (VAT) dan
memperluas cakupan basis pajak. Juga, membuka reformasi sistem pensiun.
Yunani pun diminta untuk memotong anggaran pengeluaran quasi-otomatis jika
target surplus anggaran gagal dicapai.
3. Ketiga, pemimpin zona Eropa setuju memberikan dana talangan sebesar 7 miliar
euro pada Juli dan tambahan 5 miliar euro pada pertengahan Agustus agar
Yunani membayar kewajiban-kewajibannya kepada Bank Sentral Eropa (ECB)
16 Amanda Puspita Sari, Usai Rapat Semalaman, Yunani dan Zona Euro Capai Kesepakatan, Juli 2015, diakses
dari http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150713163052-134-66122/usai-rapat-semalamanyunani-dan-zona-euro-capai-kesepakatan/ pada 15 November 2016

13

dan IMF. Pemerintahan PM Alexis Tsipras ini harus membayar 3,5 milliar euro
plus bunga kepada ECB pada 20 Juli.
4. Keempat, Yunani berkomitmen untuk melakukan reformasi lebih jauh pasar
energi dan produk-produk, pasar tenaga kerja, dan sektor keuangan.
Setelah tercapainya kesepakatan dimana pemimpin zona Euro dengan Yunani pada
Juli 2015 untuk memberikan dana talangan tahap tiga sebesar 82-86 juta USD yang dapat
menyelamatkan Yunani dari kebangkrutan dan mempertahankan Yunani agar tetap berada
dalam zona Euro, maka Yunani kemudian menyatakan bahwa krisis telah berakhir. Namun
satu tahun setelah krisis tersebut dinyatakan berakhir oleh Yunani, keadaan perekonomian
Yunani belum dapat sepenuhnya pulih bahkan dapat dikatakan bahwa krisis ekonomi masih
berlangsung hingga saat ini .17 Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya
pengangguran, dan data yang menunjukkan bahwa dalam quart ekpor Yunani yang
menurun hingga 6,4% dan juga konsumsi yang turun hingga 7,2%. Hal tersebut ditambah
dengan adanya hampir 20 persen warga Yunani yang saat ini mulai kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan makan harian.18

2.3 Analisa Krisis Hutang Yunani
Yunani merupakan salah satu negara di kawasan eropa yang tergolong negara maju
serta merupakan pusat dari segala peradaban di dunia, namun pengelolaan negara tersebut
sangat memperihatinkan dan mulai menancapkan dirinya ke tanah. Dari data yang di lansir
oleh OECD (Organization for Economic Co-operation and Developmen) pada tahun 2015
menunjukkan GDP yang dimiliki negara tersebut berjumlah US$ 26.547, namun jumlah
hutang yang dimiliki negara tersebut tercatat sebesar 181,2% dari GDP yang dimilikinya.
17 Helena Smith, A year after the crisis was declared over, Greece is still spiralling down, Agustus 2016
diakses dari https://www.theguardian.com/business/2016/aug/13/greek-economy-still-spiralling-down-yearafter-crisis-declared-over pada 15 Juli 2016
18Steven, Zeitchik, For many in Greece, the economic crisis takes a major toll: their homes, Juni 2016 diakses
dari http://www.latimes.com/world/europe/la-fg-greece-crisis-homelessness-20150620-story.html#page=1
pada 17 November 2016

14

dengan jumlah

pengangguran tercatat sekitar 24,9% masyarakat Yunani

yang

menganggur.19 Data-data tersebut menunjukkan bahwa negara tersebut sudah memiliki
hutang yang sangat banyak bahkan melewati GDP nya, sehingga penyelesaian krisis
keuangan di Yunani sepertinya akan memakan waktu yang sangat lama.
Dari permasalahan krisis di Yunani terdapat berbagai macam kondisi serta
permasalahan yang mendasari negara tersebut dinyatakan bangkrut. Krisis finansial global
tahun 2008 menjadi salah satunya yaitu krisis pada bidang properti yang tidak dapat
dikendalikan dengan baik, lalu ditambah dengan pendapatan negara yang tidak pasti yang
berasal dari tourism maupun industri perkapalan yang tidak tentu keberadaannya serta
posisinya yang stagnan dalam perdagangan internasional menjadi berbagai macam
permasalahan yang akhirnya menumpuk menjadi satu dan seolah seperti bukit, masalah
yang terjadi kian hari makin menumpuk hingga tidak tertampung dan akhirnya terjadi
krisis.
Hal lain yang menjadi permasalahan krisis di Yunani adalah besarnya jumlah
subsidi yang diberikan negara tersebut kepada masyarakatnya. Masyarakat Yunani
mendapatkan jaminan sosial seperti gaji PNS yang tinggi, maupun dana pensiun yang
diberikan kepada warganya. Dari data yang dilansir oleh Trading Economics menunjukkan
pada tahun 2015 sekitar 40% APBN Yunani dialokasikan untuk dana jaminan sosial yang
mana hal tersebut menunjukkan bahwa Yunani terlalu menitikberatkan perekonomiannya
pada jaminan sosial yang terlalu tinggi yang menyebabkan negara tersebut akhirnya
collapse seperti saat ini.20 Di tengah krisis finansial yang melanda negara tersebut
pemotongan jaminan sosial mungkin adalah salah satu langkah paling tepat untuk
mengatasi krisis tersebut, namun penolakan datang dari berbagai lapisan masyarakat Yunani
sendiri yang tidak ingin agar jaminan sosialnya di potong. Salah satu yang menjadi
permasalahannya adalah jumlah pengangguran di Yunani yang sangat besar sekitar 24,9%
masyarakatnya yang menganggur, mendapatkan jaminan sosial dari pemerintahnya. Jadi

19 OECD, “Economic Data of Greece”, 2015, diakses melalui https://data.oecd.org/greece.htm
20 Trading Economics, “Yunani, Tingkat Jaminan Sosial”, 2015. Diakses melalui
http://id.tradingeconomics.com/greece/social-security-rate

15

bukannya masyarakat memberikan kontribusi untuk pembangunan negaranya, justru makin
memperkeruh perekonomian tersebut.
Setelah mengadopsi sistem mata uang euro setelah berlakunya Eurozone,
pemerintah Yunani mengalokasikan dana pinjaman luar negeri untuk sektor impor. Namun
tidak mengimbanginya dengan sektor ekspor alhasil negara tersebut selain harus
menanggung beban masyarkat yang tinggi, juga mengalami defisit neraca perdagangan. 21
Hal tersebut diibaratkan seperti menangkat karung yang sama beratnya di kedua tangan,
yang pada akhirnya akan jatuh juga. Hanya tinggal masalah waktu hingga krisis di Yunani
menjadi lebih parah dari sekarang.
Asosiasi negara-negara seperti UE maupun Troika telah berulang kali
memberikan dana bantuna kepada Yunani untuk menyelesaikan krisi finansial yang
melanda negara tersebut. Namun sesungguhnya yang menjadi permasalahan utama negara
tersebut hingga saat ini masih terkena krisis adalah ketidaksesuaian kekuatan ekonomi yang
dimilikinya. Yunani hanya menyumbang sekitar 2,5% dari total perdagangan uni eropa,
merupakan nilai yang kecil namun berdampak besar. Masuk dalam keanggotaan uni eropa
berarti suatu negara harus siap untuk meliberalisasi dalam bidang perdagangannya maupun
dalam perpolitikan. Yunani merupakan negara yang tidak mapan secara perekonomian, jika
dibandingkan dengan negara-negara eropa lainnya Yunani termasuk yang terendah.
Pendapatan per kapita masyarakat Yunani tercatat sebesar $6340 tertinggal jauh dari
negara-negara besar eropa seperti Perancis yang memiliki pendapatan per kapita sebesar
$20.380 maupun Jerman dengan $23.650. hal tersebut menjadi salah satu penyebab
mengapa Yunani hingga sekarang masih krisis finansial. Liberalisasi perdagangan
merupakan cara penting bagi negara untuk bisa survive maupun mencapai power di kancah
internasional. Namun yang terjadi negara-negara yang memiliki power lebih pun yang lebih
unggul dari sisi perdagangan, sehingga negara-negara yang lebih kecil pun harus takluk
dengan power yang dimilikinya. jadi apabila seluruh negara anggota uni eropa disamakan
perlakuannya maka krisis yang terjadi di Yunani mungkin akan merambah ke negara-neara
lain di kawasan eropa.
21 Nelson, Belkin, and Mix, Greece’s Debt Crisis: Overview, Policy Responses, and Implications,
Congressional Research Service, August 18, 2011

16

Hal tersebut seperti Domino Effect yang mana apabila negara terkena suatu krisis
maka krisis tersebut akan menyebar ke negara-negara lain. 22 Itulah yang menjadi alasan
utama dari Troika maupun uni eropa dalam memberikan bantuan kepada Yunani meskipun
beberapa kali Yunani gagal membayar hutangnya, untuk menghindari krisis yang
berkelanjutan ke negara-negara eropa lain.sebetulnya Yunani telah melanggar prinsip
kepatuhan yang dianut oleh negara-negara lain dengan tidak membayar hutangnya yang
telah jatuh tempo, namun salah satu alasan yang menguatkan mengapa negara-negara terus
membantu Yunani adalah karena kapabilitas negara itu sendiri. Chayes & Chayes
mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa suatu negara tidak menaati peraturan
maupun kondisi yang berlaku adalah terdapat batasan kapabilitas negara untuk bertindak.23
Sebagai rational actor, posisi negara-negara lain dalam memberikan bantuan kepada
Yunani terkesan merupakan jalan yang tepat. Hal tersebut dikhususkan untuk menghindari
kondisi yang akan memperburuk kondisi perekonomian eropa apabila krisis di Yunani terus
berlanjut. Maka dari itu yang dilakukan oleh Troika maupun uni eropa dalam memberikan
bantuan meskipun Yunani belum membayar hutangnya adalah sebagai bagian dari soft law
uni eropa. Walaupun Yunani sampai saat ini belum membayar dan memulihkan kondisi
perekonomiannya namun Yunani sampai sekarang tidak terkena sanksi dari uni eropa. 24
Krisis yang terjadi menjadi pembelajaran bagi Yunani untuk lebih mengalokasikan dana
APBN nya untuk keperluan yang lebih penting dibandingkan dengan mengalokasikan
dananya untuk jaminan sosial.
Solusi terbaik yang dapat penulis sampaikan adalah dengan memotong sebanyakbanyaknya dana jaminan sosial maupun gaji PNS di Yunani. Mengalokasikan APBN
Yunani lebih untuk pengembangan investasi perekonomian, meningkatkan potensi
pariwisata, pemotongan jaminan sosial bagi warga Yunani. Langkah lain yang dapat
dilakukan untuk penanganan krisis di Yunani adalah dengan cara melakukan privatisasi
terhadap BUMN, dengan melakukan privatisasi dianggap dapat memberikan keuntungan
22 The Economist, “The domino Effect”, 2008, The Economist, diakses melalui
http://www.economist.com/node/11667810
23 Chayes,Abram & Chayes, Antonia H.”International Organization”, 1993, MIT Press, hal 175-205
24 Nui, Huei-Chih, “The Role of International Economic Soft Law in the North-South Economic Relations”,
hal 2

17

bagi Yunani untuk keluar dari krisis. Selain itu cara lain yang dapat dilakukan adalah
dengan memotong upah buruh untuk menekan biaya produksi yang dikeluarkan.
Bagi penulis usulan untuk Yunani agar lepas dari krisis dengan keluar dari zona euro
merupakan langkah yang kurang arif apabila dilakukan. Apabila Yunani mengganti mata
uang euro yang selama ini mereka gunakan dengan Drachma, maka collapse yang terjadi
jusrtu akan makin rumit. Kepercayaan pasar terhadap Drachma yang digunakan Yunani
belum tentu dapat sebesar kepercayaan terhadap euro. Terlebih lagi apabila Yunani keluar
dari Eurozone maka kepercayaan pasar terhadap Euro pun tentu akan berkurang. Hal
tersebut tidak akan menjadi suatu permasalahan yang selesai, maka dari itu langkah
perekonomian yang harus ditempuh adalah tetap berada pada Eurozone.

18

BAB III
KESIMPULAN
1. Krisis utang Yunani merupakan krisis pertama yang terjadi di kawasan Zona Euro
yang dipicu karena adanya resesi besar ditambah rentannya perekonomian Yunani
yang bergantung pada sektor pariwisata dan perkapalan yang sangat sensitif
terhadap perubahan siklus bisnis. Akibatnya, utang negara ini menumpuk dengan
cepat, sehingga pada tahun 2010 Yunani mulai mendapat dana pinjaman dari Uni
Eropa dan IMF hingga tahun 2015. Namun sayangnya dana pinjaman yang
diberikan oleh Uni Eropa, European Central Bank, dan IMF tersebut belum dapat
memperbaiki kondisi finansial Yunani sepenuhnya. Hal ini menyebabkan
ketidakmampuan Yunani untuk membayar hutangnya pada tenggat waktu yang telah
ditentukan dan menyebabkan Yunani menjadi negara maju pertama yang gagal
membayar utang dan hanya hidup dari uang pinjaman untuk sementara waktu.
2. Aktor yang turut berperan dalam Krisis Utang Yunani ini diantaranya yaitu
European Union, European Central Bank dan International Monetary and Bank
(IMF) atau yang biasa disebut sebagai TROIKA. Ketiga lembaga ini memiliki
berbagai peran yang cukup dominan dalam mengatasi permasalahan ini. Peran
tersebut dapat dilihat dari beberapa bailout yang diberikan mereka kepada Yunani
guna terlepas dari krisis utang yang sedang melanda negara tersebut.
3. Dalam menyelesaikan permasalahan krisis utang Yunani ini terdapat beberapa
langkah yang diambil oleh Yunani maupun TROIKA, yaitu Yunani dan TROIKA
telah melakukan negosiasi sebanyak tiga kali dimana melalui negosiasi tersebut
menghasilkan keputusan pemberian bailout oleh TROIKA kepada Yunani dengan
jumlah yang berbeda-beda setiap bailout nya. Namun dapat disimpulkan bahwa
pemberian bailout oleh TROIKA ini sendiri belum dapat memulihkan kondisi
finansial Yunani, meskipun melalui bailout ini dapat menghindarkan Yunani dari
predikat negara yang bangkrut dan juga mencegah keluarnya Yunani dari Eropa
Union

19

DAFTAR PUSTAKA

Franz Seitz dan Thomas Jost. 2012. “The Role of the IMF in the European Debt Crisis.”
Hochschule Amberg Weiden: Diskussionspapier Nr.32. Hal. 10
Charles Wyphlozs, and Silvia Sgherri, The IMF’s Role in Greece in the Context of the 2010 StandBy Arrangement:Independence Evaluation Office of The International Monetary Fund, hal.
28
The Reuters, Peripheral euro zone government bond spreads widen, Februari 2010, diakses dari
http://www.reuters.com/article/markets-bonds-spreads-idUSLDE61F0W720100216
JACK, EWING and JACK, HEALY, Cuts to Debt Rating Stir Anxiety in Europe , April 2010
diakses dari http://www.nytimes.com/2010/04/28/business/global/28drachma.html
The Reuters, UPDATE 3-ECB will accept even junk-rated Greek bonds, May 2010, diakses dari
http://www.reuters.com/article/ecb-greece-idUSLDE6420A920100503 pada 16 November
2016
Kompas, Tiga Penyebab Utama Kegagalan Ekonomi Yunani, Juli 2015, diakses dari
http://internasional.kompas.com/read/2015/07/05/10593521/Tiga.Penyebab.Utama.Kegagala
n.Ekonomi.Yunani?page=all
JACK EWING and LIZ ALDERMAN, Bailout Money Goes to Greece, Only to Flow Out Again,
Juli 2015 diakses dari http://www.nytimes.com/2015/07/31/business/bailout-money-goes-togreece-only-to-flow-out-again.html
Elena Becatoros and Raf Casert, Greece fails to make IMF payment as bailout expires, Juni 2015
diakses dari http://www.ctvnews.ca/business/greece-fails-to-make-imf-payment-as-bailoutexpires-1.2446852
IMF Survey: Europe and IMF Agree €110 Billion Financing Plan With Greece
https://www.imf.org/external/pubs/ft/survey/so/2010/car050210a.html

20

Amanda Puspita Sari, Penjelasan Singkat soal Krisis Yunani, Juli 2015 diakses dari
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150701115330-134-63540/penjelasan-singkatsoal-krisis-yunani/
BBC, Greece profile – Timeline, Juni 2016 diakses dari http://www.bbc.com/news/world-europe17373216
Amanda Puspita Sari, Usai Rapat Semalaman, Yunani dan Zona Euro Capai Kesepakatan, Juli 2015,
diakses dari http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150713163052-134-66122/usairapat-semalaman-yunani-dan-zona-euro-capai-kesepakatan/
Helena Smith, A year after the crisis was declared over, Greece is still spiralling down, Agustus
2016 diakses dari https://www.theguardian.com/business/2016/aug/13/greek-economy-stillspiralling-down-year-after-crisis-declared-over pada 15 Juli 2016
Steven, Zeitchik, For many in Greece, the economic crisis takes a major toll: their homes, Juni 2016
diakses dari http://www.latimes.com/world/europe/la-fg-greece-crisis-homelessness20150620-story.html#page=1
OECD, “Economic Data of Greece”, 2015, diakses melalui https://data.oecd.org/greece.htm
Trading Economics, “Yunani, Tingkat Jaminan Sosial”, 2015. Diakses melalui
http://id.tradingeconomics.com/greece/social-security-rate
Nelson, Belkin, and Mix, Greece’s Debt Crisis: Overview, Policy Responses, and Implications,
Congressional Research Service, August 18, 2011
The Economist, “The domino Effect”, 2008, The Economist, diakses melalui
http://www.economist.com/node/11667810
Chayes,Abram & Chayes, Antonia H.”International Organization”, 1993, MIT Press, hal 175-205
Nui, Huei-Chih, “The Role of International Economic Soft Law in the North-South Economic
Relations”, hal 2

21