PENCEMARAN mikroba pada produk TANAH (1)

PENCEMARAN TANAH
A. Tinjauan Pustaka
Menurut St.Munajat Danusaputra, lingkungan adalah semua benda dan kondisi
termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia
berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup
lainnya.
Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurangatau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Definisi ini sesuai dengan pengertian pencemaran pada (Undang-undang
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982 )
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah
sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan
tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah
yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh.
Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan
darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak ( Bachri, 1995).
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri.

B. Tujuan
Mencari upaya pemecahannya ( problem solving ) dengan prinsip mengurangi pencemaran
lingkungan
C. Hipotesis
D. Tempat dan Waktu Penelitian
- Tempat
: Laboratorium Biologi Universitas Pakuan
- Waktu
: Jumat, 11 April 2014 pukul 17.00 WIB
E. Alat dan Bahan
 Kamera handphone








Alat tulis

Termometer
Gelas aqua
Sample tanah
pH Universal
Air

F. Cara Kerja
1. Menentukan lokasi sebagai objek pencemaran tanah
2. Mengamati tanah yang akan diteliti.
3. Melakukan pengamatan suhu dengan menggunakan termometer, gali tanah dengan
kedalaman setinggi jari telunjuk masukan termometer secara berdiri kemudian kubur sampai
lubang tertutup kemudian amati perubahan suhu termometer tersebut kemudian catat
4. Selanjutnya kami melakukan pengamatan tingkat keasaman (pH)

menggunakan pH

indikator, ambil sedikit tanah masukan kedalam gelas pelastik kemudian tambahkan air
secukupnya lalu aduk, setelah itu celupkan pH indikator lalu amati perubahan warna yg
terjadi pada pH indikator samakan pada panduan indikator lalu mencatat hasilnya.


G. Hasil Pengamatan
Dari hasil uji keasaman (pH) dan suhu pada tanah di dapatkan hasil tingkat
keasamannya yaitu 7 atau sama dengan netral dan suhunya yaitu 2,7oC.
H. Pembahasan

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah
untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas
kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat
fisik,kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.” Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi
kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk
produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku
kerusakan tanah”. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang

masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya. Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah
tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan
pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga
merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen,
oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke
tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya
pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya
tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya
juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan
ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber
bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal
dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus /
kendaraan bermotor dan limbah industri.
Tanah yang kita amati berwarna hitam pekat dan teksturnya keras menggumpal kering dan
baunya busuk. Dari pernyataan tersebut , bisa ditarik kesimpulan bahwa tanah tersebut sudah
tercemar. ciri-ciri tanah tercemar adalah :


1. Tanah tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam berat
6. Mengandung sampah anorganik.
Namun hasil uji lab tanah yang kita amati memiliki tingkat keasaman (pH) 7 atau sama
dengan netral, kemungkinan tanah yang kita ambil samplenya sudah bercampur dengan tanah
yang sudah dibakar yang dapat di jadikan pupuk.

Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah ?
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran

limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara
tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

2. Sebutkan dan jelaskan berbagai sumber penyebab terjadinya pencemaran tanah !
Sumber pencemar

tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa

dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air,
maka sumber
pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber
pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida
belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke
tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya
pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar
misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah
tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian,
limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah
daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah
yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan
juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah
pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan
limbah industri.

3. Sebutkan ciri-ciri terjadinya pencemaran tanah !
ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1. Tanah tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam berat
6. Mengandung sampah anorganik
4. tentukan berapa temperature dan pH dari sumber yang kalian amati !
Jawaban:Temperatur = 2,7oC pH = 7 (netral)

5. bagai mana warna, tekstur, dan bau dari sumber tanah yang kalian amati ?
Jawaban:
Warna = hitam
Tekstur = keras menggumpal kering
Bau = tanah baunya busuk dan tidak sedap
6. menurut kalian, apakah sumber tanah yang kalian amati sudah tercemar apa belum ?
mengapa demikian ?
Jawaban:
Sudah tercemar, karena ketika diamati warna tanah menjadi hitam dan teksturnya

keras menggumpal kering dan baunya busuk.Karena tanah juga sudah tercemar
dengan sampah domestic atau tanah organik dan anorganik, sampah tersebut
membusuk didalam tanah yang menimbulkan bau busuk pada tanah dan pada saat
sampah yang ditanah dibakar menyebabkan warna tanah hitam dan tekstur tanah keras
menggumpal kering.

SOLUSI ALTERNATIF PENCEMARAN TANAH
A. Tujuan
mengidentifikasi sumber, dampak, dan solusi alternatif pencemaran lingkungan
B. Tempat dan waktu
Tempat: Kp. Sempak (SBJ) Rt 03/03 Gg. Impres SDN Bubulak Kel. Desa bubulak
Waktu
: Kamis, 10 April 2014 pukul 15.00 WIB
C. Hipotesis
D. Alat dan Bahan

Kamera Handphone

Alat tulis


E. Cara Kerja
1. Menentukan lokasi sebagai objek pencemaran tanah
2. Mengamati tanah yang akan diteliti, ambil tanah kemudian amati warna tekstur dan bau
nya untuk mengetahui apakah tanah tersebut sudah mengalami pencemaran apa belum
3.Setelah mengamati tanah, kelompok kami melakukan wawancara dengan mengajukan 3
pertanyaan pada beberapa warga untuk mengetahui alasan terjadi pencemaran sampah akibat
pembuangan sampah sembarangan ditanah, 2 warga yang kami pilih untuk wawancara
sebagai perbandingan pendapat/alasan.
F. Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan, tanah yang kami amati sudah tercemar. Karena ketika diamati tanah
berwarna hitam pekat dan teksturnya keras menggumpal kering dan baunya busuk. Berikut
hasil wawancara dengan warga sekitar yang membuang sampah ke tanah :

Nama : Ibu Rinah
1. Apa alasan anda membuang sampah ketanah ?
 Jawab : Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah disekitar rumah, jadi
sampah dibuang ditanah dan dibakar.
2. Apakah ada dampak yang terjadi setelah membuang sampah ketanah ? jika ada,
dampaknya seperti apa ?
 Jawab : Tidak ada, karena antara sampah organik dan anorganik dipisah,

organik saya buang didekat tumbuhan (seperti pohon pisang) kemudian
ditimbun oleh tanah agar tidak membusuk dan untuk dijadikan pupuk. Jika
yang anorganik saya bakar hanya saja dampaknya menimbulkan asap yang
mengganggu pernafasan.
3. Apa ada penanggulangan dari warga sekitar dengan dampak tersebut ?

 Jawab : Tidak ada, karena warga disekitar belum merasakan gangguan dari
dampak tersebut dan belum menyadari akibat dari pencemaran tanah/
pembuangan sampah ditanah
Nama : Ibu Irma
1. Apa alasan anda membuang sampah ketanah ?
 Jawab : Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah disekitar rumah, jadi
sampah dibuang di tanah dan di tumpuk
2. Apakah ada dampak yang terjadi setelah membuang sampah ketanah ? jika ada,
dampaknya seperti apa ?
 Jawab : Ada, dampaknya menimbulkan bau busuk karena sampah yang
menumpuk ditanah dan banyak digerumuti lalat dan nyamuk, anak-anak sering
merasa gatal-gatal.
3. Apa ada penanggulangan dari warga sekitar dengan dampak tersebut ?
 Jawab : Tidak ada, karena belum ada kepedulian antar warga.


G. Pembahasan
Secara umum permasalahan di atas menyangkut hal-hal berikut ini :
1. Masalah Sistem pengolahan sampah yang kurang baik
2. Masalah Bau sampah dan lalat
3. Masalah kurangnya kesadaran dan kepedulian masayarkat tentang kebersihan
lingkungan serta kesehatan.
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, perlu adanya pemecahan masalah
( problem solving ) ada pun kami memberikan solusinya sebagai berikut :
1. Solusi sistem pengolahan sampah yang baik

Sampai saat ini pengolahan sampah yang dilakukan di TPA-TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) di Bali masih menggunakan teknik pengolahan sampah sacara anaerobic.
Pengolahan anaerobic hanyalah menimbun sampah tanpa diolah lebih lanjut. System
pengolahan anaerobic ini, menurut Clean Development Mechanism – CDM menyebabkan
terbentuknya gas metan (CH4) yang 21 – 23 kali lebih kuat dibandingkan karbon dioksida
sebagai gas yang menimbulkan efek rumah kaca. Namun, pada TPA Temesi Gianya
dilakukan di Jerman Agustus 2009 lalu dibuktikan bahwa pengolahan sampah secara aerobic
dapat mencegah pembentukan gas metan (CH4) hingga 0%.
Adapun tahapan-tahapan system pengolahan sampah secara aerobic yang dilakukan di TPA
Temensi terdiri dari empat tahap, yaitu :
a.

Tahap I (Penilaian sampah)
Sampah yang di angkut oleh truk dan kemudian di turunkan di tempat pembuangan

sampah, tahap selanjutnya yaitu pemilahan. Pemilahan bisa dilakukan oleh tenaga
borongan.
Sampah yang tergolong organik akan ditimbun untuk diolah lebih lanjut. Sedangkan
sampah daur ulang atau anorganik akan dijual oleh bagian pemilah sampah, sedangkan
residu pembuangan sampah akan dibuang ke TPA terdekat. Sampah organik yang telah
didapat kemudian ditimbang dan dilakukan pencatatan berat sampah.
b.

Tahap II (Penimbunan)
Sampah organik yang telah dipilah akan dikumpulkan dalam area yang luas . Sampah

organik yang masih berukuran besar akan dicacah menggunakan mesin pemotong yaitu
shredder. Selama penimbunan, sampah diberikan udara (O 2) yang dimasukkan ke dalam
material composting dengan bantuan system blower dan pipa perforated. Pengisian udara
dilakukan setiap hari selama 24 jam dengan periode 25 menit mesin dinyalakan dan 5 menit
mesin dimatikan. Setiap harinya dilakukan penyiraman dan pengadukan dengan
menggunakan tenaga pekerja atau mesin pengaduk selama seminggu sekali. Selama

penimbunan, harus dijaga interaksi antara mikroba dengan bahan organik, oksigen dan air
dalam timbunan sampah.
Karena composting merupakan proses aerobic (membutuhkan oksigen), area
penimbunannya hanya boleh menampung sampah dengan tinggi 60% dari tinggi area. Jika
tinggi timbunan sampah organik lebih tinggi dari 60%, proses penguraian cenderung menjadi
anaerobic (tanpa oksigen). Pengomposan sampah organic dilakukan selama 3-4 bulang
melalui aerasi menggunakan blower. Udara dan osigen dapat mengaerasi bahan organic yang
dikomposkan pada lapisan sampai 60% tinggi timbunan. Aerasi pasif ini dihasilkan dari
konveksi panas dan penguraian oksigen. Karena itu, aerasi pasif seperti itu tidak cocok untuk
gundukan kompos yang besar (Clea Development Mechanism – CDM, 2004).
c. Tahap III (proses pematangan kompos)
Selama melalui proses penimbunan selama tiga sampai empat bulan, dilakukan
penyaringan kompos dengan mesin penyaring berentuk kerucut yang mampu membersihkan
sendiri. Penyaringan dilakukan untuk mendapatkan kompos halus untuk dilakukan proses
pematangan. Kompos mentah ini bias langsung dijual kepada masyarakat sekitar. Residu
penyaringan yang masih berbentuk besar dan kasar akan dikembaikan ke proses awal
pengomposan.
Kompos dalam bentuk halus ini kemudian melalui proses pematanagan dilakukan
monitor proses pematagan kompos. Proyek ini memilik semua peralatan yang diperlukan
untuk mengukur kandungan temperature, air dan oksigen secara elektronik. Pengecekan
oksigen dilakukan elama dua hari sekali dengan mengunakan alat berupa oksigenmeter.
Kandungan oksigen dan gudunkan sampah minimal harus 50% dan suhu minimal 75% dari
standart, apabila kadar O2 dan suhu kurang dari batasan minimal pemberian udara harus
ditambah. Penggukuran kadar garam menggunakan konditifiti dengan kadar 2-4%.
Selama sebulan sekali dilakukan tes kadar ammonium, nitrit, nitrat, pH, nitrogen,
fosfor dan kalium. Kandungan ammonium minimal 0,3% sedangkan kandungan nitrit dan
nitrat berbanding terbalik. Apabila kandungan nitrit (gas yang tidak baik untuk tanah) dalam
proses pengkompostingan semakin kecil maka kandungan nitrat (gas yang baik untuk tanah)
akan semakin besar. Karena proses pengkompostingan bersifat aerobic, kandungan nitrat
harus lebih besar dari nitrit.

Sedangkan pengecekan pH dilakukan menggunakan pH meter, pH pada gundukan
sampah harus netral yaitu 6-5-7,5. Untuk fosfor kadar yang harus di capai 1,2%, kalium
8,0%, ND320, NO3>170 dan tes kresse air terbuka>90 (lebih detail bias dilihat
pada lampiran). Apabila semua pengecekan memiliki kadar kandungan normal, maka proses
pengkompostingan telah menggunakan teknoogi pengolahan secara aerobic.
d.

Tahap IV (Penyaringan dan pengepakan)
Selama keseluruhan siklus proses, bahan organic menyusut. Pencacahan mengurangi

volume bahan organik sampai sekitar 52%. Volume berkurang lagi sampai menjadi sekitar
23% selama composting. Karena itu, kompos yang sudah jadi hanya memiliki volume sekitar
12% bahan organic. Beratnya juga menurun sampai menjadi 35%. misalnya sampah organic
harian sekitaar 42,5 ton atau 183m 3 diproses menjadi 15 ton atau 22 m 3 kompos yang
berkualitas . sampah yang tlah menjadi kompos daging untuk dilakukan pengepakan.
Penyaringan kompos dilakukan dengan mesin penyaring berbentuk kerucut yang mampu
membersihkan sendiri. Kompos yang masih dalam bentuk besar dimasukkan ke dalam mesin
penyerang untuk dihaluskan dan kemudian dipak. TPA Temesi melakukan kerjasama dengan
PT Biotek dalam penjualan kompos. Oleh PT Biotek kompos akan dijual.
Proses pengolahan sampah dengan tehnik aerobik tidak hanya mengurangi
penceramaran lingkungan tetapi sampah tersebut di olah untuk di jadikan kompos yang bisa
menambah pendapatan warga sekitar tempat pembuangan sampah dengan cara ikut serta
dalam pembuatan kompos tersebut.
2. Mengatasi bau sampah dan lalat di lingkungan sekitar
Sesuai dengan hasil pengamatan yang kami lakukan, masalah bau merupakan salah
satu dampak negatif yang terjadi akibat pengoperasian TPA Sbj. Bau merupakan hasil
samping dari penguraian sampah organik. Bau umumnya terjadi di sekitar TPA Sbj (berasal
dari tumpukan sampah).
Untuk mengatasi bau sampah tersebut diperlukan tindakan pelapisan tanah pada
timbunan sampah secara berkala. Sedangkan mengatasi bau pada jalan masuk dilakukan
dengan penggunaan bak-bak sampah yang tertutup. Serta dilakukan dengan pemantauan

secara berkala oleh petugas kebersihan agar tidak terjadi penumpukan sampah yang
berlebihan sehingga tidak menimbulkan bau yang berlebihan pula.
Sama dengan bau, maka lalat juga merupakan dampak negatif akibat pengoperasian
TPA. Untuk mengatasi perkembangbiakan lalat dapat dilakukan dengan pelapisan tanah pada
timbunan sampah secara teratur, sehingga proses perkembangbiakan lalat dapat dicegah.
3. Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masayarkat tentang
kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan tangung jawab
bersama. Khususnya masyarakat yang ada disekitar lingkungannya. Mereka memiliki peran
yang penting dalam menjaga lingkungan serta menciptakan budaya lingkungan yang bersih
dan sehat. Namun, disini tingkata kepedulian dan kesadaran masyarakat Sbj terhadap
kebersihan lingkungan masih kurang. Hal ini dapat dicermati dengan masih banyak sampah
yang berserakan dan menumpuk dilingkungan tempat tinggal disekitar mereka. Sehingga hal
tersebut menyebabkan penyumbatan saluran air dan menjadi sarang bibit nyamuk, serta
menyebabkan ganguan kesehatan. Satu hal lain yang dapat diamati yaitu kebanyakan
masyarakat Sbj cenderung menganggap enteng mengenai masalah kondisi kebersihan
lingkungan tempat tinggal mereka dan terhadap pola perilaku terhadap kesehatan.
Dalam lingkungan masyarakat Sbj masalah tersebut, merupakan hal yang biasa dan
tidak cukup menarik untuk dipermasalahkan bagi mereka yang terpenting adalah pemenuhan
kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kalau dibiarkan begitu saja, justru dapat menimbulkan
pengaruh yang kurang baik, terutama terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan. Pada
prinsipnya peningkatan kesehatan masyarakat memerlukan adanya keikut sertaan masyarakat
dalam menjaga kebersihan lingkungan terutama penanaman budaya hidup bersih dan sehat
sejak dini dalam keluarga.
Solusi untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya
kebersihan lingkungan, terutama untuk masyarakat yang tinggal didaerah Sbj :
1. Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana
menjaga kebersihan lingkungan.

2. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan berbagai
macam penyakit yang menyebar jika tidak menjaga kebersihan kepada masyarakat,
terutama masyarakat yang hidup didaerah TPA seperti didaerah Sbj.
3. Selalu libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk memberikan pengarahan
kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
4. Sertkan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan.
5. Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda;
6. Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai
setiap bulannya.
7. Sosialisakan kepada masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga
menjadi sampah organik dan non organik.
8. Pelajari teknologi pembuatan kompos dari sampah organik agar dapat dimanfaatkan
kembali untuk pupuk;
9. Kreatif, Dengan membuat souvenir atau kerajinan tangan dengan memanfaatkan
sampah. Atau Pembuatan aktivitas penyuluhan dan kelas pendaurulang adalah hal
yang baik dalam memberikan contoh konkret
10. Atur jadwal untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.
11. Membuat lomba untuk menghadapi kenyataan permasalahan kebersihan lingkungan,
terutamanya belum maksimalnya partisipasi peran serta masyarakat dalam ikut
mengelola kebersihan sampah. Gagasan lomba kebersihan merupakan salah satu
pemacu semangat bagi masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan. Tidak
semata-mata kebersihan masing-masing lingkungan, namun lomba kebersihan ini juga
akan memperindah daerah tersebut.
Lampiran

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22