T2__Lampiran 2 Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Program Supervisi Di Gugus Hasanudin Kebonagung Kabupaten Demak

Lampiran 2

VERBATIM
Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak

1. Profil Gugus
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar di wilayah
Gugus Hasanudin yang berlokasi di SD Negeri Tlogosih 1 yang
beralamat di desa Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten
Demak. Visi gugus Hasanudin adalah Terwujudnya tenaga
pendidik yang professional dan memiliki komitmen terhadap
tugas sehingga mampu menghasilkan kualitas pendidikan yang
tinggi. Dan misi gugus Hasanudin adalah melaksanakan sistem
pembinaan
professional
secara
terprogram
dengan
memperdayakan gugus sekolah melalui optimalisasi KKG, KKKS,
dan KKPS.

Gugus Hasanudin memiliki motto (1) guru Mitra Belajar
Siswa, Belajar dengan senang akan membuat senang belajar, dan
(2) tidak ada yang mudah tetapi tidak ada yang tidak dapat
tercapai. Tujuan di bentuknya gugus Hasanudin adalah: (1)
Terselenggaranya Kegiatan Kelompok Kerja Guru dan Kepala
Sekolah; (2) Meningkatnya aktifitas guru dan kepala sekolah di
PKG; (3) Teratasi masalah manajemen dan pembelajaran yang
dihadapi oleh kepala sekolah dan guru; (4) Menjadikan guru dan
kepala sekolah menjadi tenaga pendidik yang professional.
Jumlah siswa sekolah dasar di wilayah gugus
Hasanudin dalam tiga tahun terakhir mengalami pengurangan.
Hal itu dikarenakan semakin banyaknya sekolah dasar yang ada
di sekitar gugus Hasanudin dengan table sebagaiberikut:

91

Tabel 1
Jumlah Siswa di Gugus Hasanudin
Tahun Pelajaran
N

o

2012/2013

Nama SD

2014/2015

2013/2014
Jumlah Siswa

L
3

P
4

JML

L

5

P
6

JML

L
7

P
8

JML

1

2

1.


SD
TLOGOSIH 1

85

86

171

81

78

159

82

75


157

2.

SD
TLOGOSIH 2

68

65

133

62

59

121

56


62

118

3.

SD
Sarimulyo 1

79

68

147

94

72


166

88

73

161

4.

SD
Sarimulyo 2

89

70

159

85


77

162

91

72

163

5.

SD
Solowire

125

87


212

114

92

206

110

93

203

JUMLAH

446

376


822

436

378

814

427

375

802

Sumber: Data diolah, 2014
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di
lingkungan gugus Hasanudin masih kurang. Hal itu dapat dilihat
dari data tabel berikut ini.
Tabel 2
Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Tenaga Pendidik & Kependidikan
No

1

Nama SD

2

KS

Gr.
Kls

Gr.
PAI

3

4

5

Gr.
PJO
K
6

Ket

Penja
ga

TU

7

8

1.

SD TLOGOSIH 1

1

4

1

1

1

-

2.

SD TLOGOSIH 2

1

4

-

-

-

-

3.

SD Sarimulyo 1

1

3

-

1

-

-

4.

SD Sarimulyo 2

1

3

1

-

-

-

5.

SD Solowire

1

3

-

-

-

-

5

17

2

2

1

-

JUMLAH

Sumber: Data diolah, 2014

92

9

Tabel 3
Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin
No

Jabatan

Nama

Keterangan

1

2

3

4

1.

Pembina

Drs. H.KARSONO.

Pengawas TK/SD Dabin II

2.

Ketua

Slamet pujiono,S.Pd

Kepala SD TLOGOSIH 1

3.

Sekretaris

SUWARNI,S.Pd.SD

Kepala SD Sarimulyo 2

4.

Bendahara

SLAMET,S.Pd.SD

Kepala SD Tlogosih 2

5.

Anggota

Silvester Sunar,S.Pd.

Kepala SD Solowire

6

Anggota

Rasidi, S.Pd,SD

Kepala SD Sarimulyo 1

Sumber: data diolah 2014
Tabel 4
Struktur Organisasi KKG Hasanudin
No

Jabatan

Nama

Keterangan

1

2

3

4

1.

Pembina

Drs. H. Karsono

Pengawas TK/SD Dabin II

2.

Ketua

Slamet Pujiono,S.Pd

Kepala SD TLOGOSIH 1

3.

Sekretaris

Slamet Jumali,A
Ma.Pd

Guru SD TLOGOSIH 1

4.

Bendahara

Dradjad
Siswati,S.Pd.SD

Guru SD TLOGOSIH 1

5.

Anggota

Silvester Sunar, S, Pd

Kepala SD Solowire

6.

Anggota

Suwarni,S.Pd.SD

Kepala SD Sarimulyo 2

Slamet,S.Pd.SD

Kepala SD TLOGOSIH 2

Rasidi,S.Pd.SD

Kepala SD Sarimulyo 1

Sumaryoto,S.Pd.I

PAI

Mas ud,S.Pd

PJOK

Edy Sutanto

SBK

7.

Seksi

Sumber: data diolah 2014

93

1.

Guru Pemandu
a.Kelas 1
b. Kelas 2
c. Kelas 3
d. Kelas 4
e. Kelas 5
f. Kelas 6

Kelas
: Drajad Siswati, S.Pd.SD
: Suratmi,S.Pd.SD
: Sumiarti,S.Pd
: Titik Rustiani,S.Pd.SD
: Kamija, S.Pd. SD
: Slamet Jumali, A.Ma.Pd

2.

Guru Pemandu Mata Pelajaran
a.Pendidikan Ag Islam : Sumaryoto, S.Pd.I
b. PPKN
: Sutoko,S.Pd
c. Bahasa Indonesia
: Hariyati,S.Pd. SD
d. Matematika
: Zaenab, S.Pd
e. Ilmu Penget. Alam
: Sukardi, S.Pd.SD
f. Ilmu Penget. Sosial : Suyatna,S.Pd.SD
g. PJOK
: Mas ud, S.Pd
h. SBK/SBDP
: Edy Sutanto, S.Pd.SD
i. Bahasa Jawa
: Sumiyati, S.Pd.SD.
j. Seni Suara Jawa
: Sri Mulyani, S.Pd.SD
k. Bahasa Inggris
: Sulendra,S.Pd

2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pola
hubungan interaktif. Penelitian kualitatif ini dilaksanakan dalam
2 (dua) tahap dengan setiap tahap terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kepala sekolah
melakukan penguatan kepada guru yang telah memenuhi standar
dengan pelaksanaan. penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode tindakan. Penelitian tindakan ini
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Identifikasi Masalah
Penelitian ini di awali dengan identifikasi masalah yang ada di
lapangan. Dari data dokumentasi di lapangan diketahui
terdapat beberapa orang guru yang memiliki kinerja mengajar
yang masih rendah.
2. Pengumpulan Data
Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data tentang
kinerja yang dimiliki oleh guru.
3. Analisis Data dan Interpretasi Data
Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan analisa untuk
mengetahui kinerja guru. Dan nantinya data tersebut akan
diinterpretasikan dalam bentuk kalimat.

94

4. Penyusunan Rencana
Berdasarkan data awal yang telah diperoleh dapat diketahui
berapa guru yang masih memiliki kinerja masih kurang.
Untuk mengatasi rendahnya kinerja guru dengan melakukan
kegiatan supervisi akademik.
5. Pelaksanaan
Langkah terakhir adalah pelaksanaan. Peneliti akan
melakukan penelitian tentang supervisi akademik untuk
meningkatkan kinerja guru. Untuk memudahkan penelitian
dan menyingkat waktu penelitian maka penelitian ini
dilakukan terhadap satu guru yaitu Bp Sukardi, S.Pd, SD
yang mengajar kelas IV. Penelitian dilakukan pada saat guru
mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk
3 (tiga) kali pertemuan.

3. Deskripsi Penelitian
A. Data Awal
Sebelum dilakukan penelitian tentang kemampuan
kepala sekolah dalam melakukan supervisi, peneliti melakukan
observasi awal terhadap 5 (lima) orang kepala sekolah tentang
kualitas pelaksanaan supervisi di Gugus Hasanudin. Hal yang
diobservasi adalah pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah
yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan tindak
lanjut. Berdasarkan data observasi awal dapat diketahui bahwa
dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah mengalami kesulitan
dalam membuat perencanaan dan melakukan kegiatan tindak
lanjut. Berikut ini adalah hasil pengamatan pelaksanaan
supervisi di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak.

95

Tabel 5
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi
di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak
No
1
2
3

Aspek yang Dinilai

Nama
KS-1
KS-2
KS-3

Jumlah

Keterangan

1

8

Cukup Baik

2

1

9

Cukup Baik

3

2

2

13

1

1

1

1

6

Baik
Kurang
Baik

2

2

2

2

1

10

Cukup Baik

8

8

9

8

6

46

45%

40%

30%

38%

A

B

C

D

E

F

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

2

2

1

1

1
7

KS-4
4
KS-5
5

35% 40% 40%
Sumber: data diolah 2014

Keterangan:
No Aspek
1
Persiapan
2

3

Pelaksanaan

Indikator
(A) Penyusunan Program Supervisi
(B) Penyusunan Instrumen
(C) Pendahuluan

Tindak Lanjut

(D) Inti
(E) Penutup
(F) Penguatan dan pembinaan

Berdasarkan data tabel 4.5 di atas dapat diketahui
bahwa sebelum dilakukannya tindakan berupa pembinaan kepala
sekolah melalui kegiatan lokakarya hanya terdapat satu orang
kepala sekolah yang melaksanakan supervisi dengan baik.
Terdapat 3 orang kepala sekolah yang melakukan supervisi
dengan cukup baik dan terdapat satu orang kepala sekolah yang
melakukan supervisi dengan kurang baik. Jika di persentasekan
secara kuantitas pelaksanaan supervisi hanya mencapai 20%.
Secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak termasuk dalam kategori kurang
baik. Hal itu dapat dilihat dari persentase pelaksanaan supervisi
kepala sekolah yang hanya mencapai 40%. Kepala sekolah
mengalami kesulitan dalam menyusun program supervisi dengan

96

persentase 35%, untuk aspek penyusunan instrument mencapai
persentase 40%, untuk aspek melakukan pelaksanaan kegiatan
pendahuluan mencapai 35%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan
inti mencapai 40%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup
mencapai persenatse 40%, untuk aspek pemberian pembinaan
dan penguatan mencapai persentase 40%.
Jika dilihat dari segi kualitas dan kuantitas dari
pelaksanaan supervisi masih kurang baik. Masih ada kepala
sekolah yang belum membuat program supervisi dan melakukan
tindak lanjut. Maka dalam penelitian ini, akan di lakukan sebuah
lokakarya untuk kepala sekolah di Gugus Hasanudin
Kebonagung Demak untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan
supervisi.

1. Tahap Pertama
Untuk tahap I dilakukan selama 2 minggu. Kegiatan
pada tahap I dilakukan dalam 4 tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berikut ini penjelasannya.
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang akan peneliti lakukan pada
tahap I adalah sebagai berikut; (1) Merumusan masalah yang
akan dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang akan
dicari solusinya adalah kepala sekolah masih mengalami
kesulitan dalam menyusun program supervisi dan melakukan
tindakan lanjut supervisi yang dapat dilihat dari data awal. (2)
Merumusan tujuan penyelesaian masalah menghadapi tantangan
melakukan inovasi/tindakan. Dalam penelitian ini penulis
mengambil rencana untuk melakukan tindakan memberikan
pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya untuk
meningkatkan pelaksanaan supervisi kepala sekolah. (3)
Merumuskan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah
menghadapi tantangan melakukan tindakan. Langkah-langkah
yang diambil penulis dalam melakukan tindakan antara lain
memberikan contoh cara melakukan supervisi dan menjelaskan
supervisi yang akan dikerjakan. (4) Mengidentifikasi metode
pengumpulan data yang akan digunakan, metode pengumpulan
data yang diambil oleh penulis merupakan data kualitatif melalui
observasi, pengamatan serta wawancara kepada kepala sekolah
mengenai pelaksanaan supervisi. (5) Penyusunan instrumen
pengamatan dan evaluasi. Dalam pengambilan data, penulis
menggunakan instrument berupa lembar observasi mengenai
pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah.

97

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian pada tahap 1 ini, dilakukan
selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan dengan melakukan
observasi tentang pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah di
Gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Sebelum melakukan
melakukan supervisi peneliti meminta kepala sekolah untuk
membuat program dan jadwal supervisi agar pelaksanaan
supervisi dapat berjalan lancar. Kepala sekolah mengemukakan
bahwa mereka mengalami kesulitan untuk membuat program
supervisi. Kemudian supervisor memberikan peminaan kepada
kepala sekolah tentang bagaimana membuat program supervisi.
c. Observasi
Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor terhadap
kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya peneliti melakukan
observasi terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh
kepala sekolah di gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut
ini adalah hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala
sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan melalui
kegiatan lokakarya.

Tabel 6
Data observasi awal pelaksanaan supervisi di gugus Hasanudin
Kebonagung Demak
Sumber: data diolah 2014
No

Aspek yang Dinilai

Nama
A

B

C

D

E

F

Jumlah

Ket
Cukup
Baik

1

KS-1

2

2

2

2

2

2

12

2

KS-2

3

2

3

3

3

2

16

3

KS-3

3

3

4

3

3

3

19

4

KS-4

2

2

2

2

2

2

12

Baik
Sangat
baik
Cukup
Baik

5

KS-5

3

3

2

2

3

3

16

Baik

14

12

13

13

13

13

78

65%

60%

65%

60%

65%

60%

63%

98

Keterangan:
No
1
2

3

Aspek
Persiapan
Pelaksanaan

Indikator
(G) Penyusunan Program Supervisi
(H) Penyusunan Instrumen
(I) Pendahuluan

Tindak Lanjut

(J) Inti
(K) Penutup
(L) Penguatan dan pembinaan

Berdasarkan data tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa
setelah dilakukannya tindakan berupa pembinaan kepala sekolah
melalui kegiatan lokakarya tidak ada lagi kepala sekolah yang
termasuk kategori kurang baik. Terdapat 2 orang kepala sekolah
yang melakukan supervisi dengan cukup baik. Terdapat 2 orang
kepala sekolah yang melakukan supervisi dengan baik. Dan
terdapat satu orang kepala sekolah yang sudah melakukan
supervisi dengan sangat baik. Jika di persentasekan secara
kuantitas pelaksanaan supervisi hanya mencapai 60%.
Secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak termasuk dalam kategori baik.
Hal itu dapat dilihat dari persentase pelaksanaan supervisi kepala
sekolah yang hanya mencapai 63%. Untuk aspek menyusun
program supervisi mencapai persentase 65%, untuk aspek
penyusunan instrument mencapai persentase 60%, untuk aspek
melakukan pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 65%,
untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 60%, untuk
aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai persenatse 65%,
untuk aspek pemberian pembinaan dan penguatan mencapai
persentase 60%.
d. Refleksi
Hasil dari pelaksanaan tahap I ini menunjukkan bahwa
indikator pencapaian hasil belum sesuai/tercapai seperti
rencana/keinginan peneliti. Meskipun terjadi peningkatan pada
setiap aspek pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala
sekolah namun perlu ditingkatkan karena hasil yang diperoleh
belum mencapai indikator kinerja. Berikut ini adalah kelebihan
dan kekurangan dari penelitian tahap I.
Kelebihan dari tahap ini adalah (1) Kepala sekolah
membuat jadwal terlebih dahulu sebelum supervisi dilaksanakan.
(2) Kepala sekolah membuat instrument penilaian yang akan

99

digunakan dalam supervisi. (3) Terjalin komunikasi yang baik
antara kepala sekolah dan guru.
Kekurangan dari tahap ini adalah (1) Terdapat kepala
sekolah yang belum memsiapkan supervisi dengan baik. Misalnya
kepala sekolah tidak mempersiapkan instrument penilaian
terlebih dahulu sebelum sepervisi dilakukan. (2) Pada saat
melakukan supervisi kepala sekolah kurang memperhatikan
pelaksanaan pembelajaran yang sedang di supervisi. (3) Kepala
sekolah dalam melakukan tindak lanjut masih belum maksimal.
Misalnya kepala sekolah hanya memberikan hasil supervisi saja
tanpa adanya tindak lanjut dari hasil tersebut.
Karena persentase baik secara kualitas dan kuantitas
kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak belum mencapai indikator
kinerja maka penelitian akan dilanjutkan pada tahap
berikutnya.

2. Tahap Dua
Sama halnya dengan pelaksanaan tahap I, pelaksanaan
tahap II dilakukan selama 2 minggu dengan tahapan penelitian
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refeleksi.
a. Perencanaan
Dari hasil refleksi pada tahap pertama, peneliti
merencanakan untuk melakukan tindakan pembinaan kepala
sekolah melalui lokakarya yang lebih spesifik lagi yaitu tentang
bagaimana cara menyusun program supervisi dan instrument
serta bagaimana cara melakukan tindak lanjut.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian pada tahap 2 ini, dilakukan
selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan dengan melakukan
observasi tentang pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah di
Gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Sebelum melaksanakan
supervisi, kepala sekolah mengikuti lokakarya kegiatannya lebih
di tekankan pada bagaimana menyusun program supervisi,
mempersiapkan
instrument
penilaian
serta
bagaimana
melakukan tindak lanjut. Setelah mengikuti lokakarya kemidian
kepala sekolah melakukan supervisi di sekolah masing-masing.

100

c. Observasi
Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor terhadap
kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya peneliti melakukan
observasi terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh
kepala sekolah di gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut
ini adalah hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala
sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan melalui
kegiatan lokakarya.
Tabel 7
Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi di Gugus
Hasanudin Kebonagung Demak
No
1

Aspek yang Dinilai

Nama
KS-1

Jumlah

Ket

3

18

4

3

23

4

4

4

24

Baik
Sangat
Baik
Sangat
Baik

3

3

3

3

18

4

3

4

4

4

23

18

18

19

18

18

111

95%

90%

90%

93%

A

B

C

D

E

F

3

3

3

3

3

4

4

4

4

4

4

4

3

3

4
20

KS-2
2
KS-3
3
4

KS-4

Baik
Sangat
Baik

KS-5
5

100% 90% 90%
Sumber: data diolah 2014

Keterangan:
No Aspek
1
Persiapan
2

3

Pelaksanaan

Indikator
(M) Penyusunan Program Supervisi
(N) Penyusunan Instrumen
(O) Pendahuluan

Tindak Lanjut

(P) Inti
(Q) Penutup
(R) Penguatan dan pembinaan

101

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa
secara kuantitas hasil penelitian pada tahap II dimana kepala
sekolah diberikan pembinaan melalui kegiatan lokakarya sudah
tidak ada lagi kepala sekolah yang termasuk kategori cukup baik
dalam melaksanakan supervisi. Terdapat dua kepala sekolah
yang termasuk kategori baik dan terdapat 3 orang kepala sekolah
yang termasuk kategori sangat baik. Sehingga jika di
persentasekan secara kuantitas pelaksanaan supervisi hanya
mencapai 100%.
Sedangkan secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus
Hasanudin Kebonagung Demak pada tahap II termasuk dalam
kategori sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari persentase
pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang hanya mencapai 88%.
Untuk aspek menyusun program supervisi mencapai persentase
90%, untuk aspek penyusunan instrument mencapai persentase
85%,
untuk
aspek
melakukan
pelaksanaan
kegiatan
pendahuluan mencapai 85%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan
inti mencapai 85%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup
mencapai persenatse 90%, untuk aspek pemberian pembinaan
dan penguatan mencapai persentase 85%.
d. Refleksi
Hasil yang yang diperoleh pada tahap II ini, telah
menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Dengan
adanya pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya
tentang peningkatan kualitas pelaksanaan supervisi. Kepala
sekolah di gugus Hasanudin Kebonagung Demak sudah mampu
melaksanakan supervisi dengan sangat baik. Kepala sekolah
sudah melakukan perencanaan dengan matang melalui kegiatan
penyusunan program supervisi dan penyusunan instrument
supervisi. Kepala sekolah juga sudah melaksanakan supervisi
dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari sikap kepala sekolah pada
saat melakukan supervisi serta bagaimana cara kepala sekolah
mengamati guru yang sedang disupervisi. Selain itu kepala
sekolah juga sudah dapat melaksanakan kegiatan tindak lanjut
dengan baik. Dimana kepala sekolah memberikan penguatan dan
pembinaan kepada guru yang bersangkutan.
Pada tahap II ini secara kuantitas, kepala sekolah di
gugus Hasanudin sudah melakukan supervisi dengan baik yang
mampu mencapai persentase sebesar 87%. Begitu pula secara
kuantitas yang mengalami peningkatan mencapai 100%. Nilai
tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang ditentukan
dalam penelitian ini, yang menyebutkan bahwa pelaksanaan
supervisi mengalami peningkatan jika secara kualitas dan
kuantitas minimal mampu mencapai persentase 80%. Hasil pada

102

tahap II ini menunjukkan kepala sekolah sudah melampui target
yang ditentukan, dan dapat dikatakan bahwa penelitian ini sudah
berhasil dan tidak dilanjutkan untuk tahap berikutnya.
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian dilakukan
dengan teknik supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
kinerja guru. Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali
dengan kegiatan perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan
diawali dengan pembuatan program yang berisi tentang tujuan
dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dapat
diketahui bahwa program supervisi yang dilakukan di Gugus
Hasanudin berisi tentang tujuan dilakukannya supervisi
akademik serta ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak
Slamet, S.Pd.SD. kepala sekolah di Gugus Hasanudin tentang
persiapan sebelum kegiatan supervisi.
“Sebelum
melaksanaan
supervisi
saya
mempersiapkan beberapa hal antara lain program
supervisi, jadwal supervisi dan instrument
supervisi.
Dalam
program
supervisi
saya
merumuskan tentang latar belakang, landasan
hukum, tujuan dan ruang lingkupnya.”
Setelah program supervisi di buat oleh kepala sekolah,
kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument supervisi.
Instrument supervisi tersebut meliputi instrument untuk
penelaahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
instrument untuk penelahaan pelaksanaan pembelajaran.
Instrument tersebut digunakan untuk mengetahui apakah RPP
yang telah dibuat oleh guru sudah sesuai dengan standar
penyusunan RPP yang meliputi Identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil belajar,
Sumber belajar. Sedangkan untuk instrument penelahaan
pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi dapat
diketahui bahwa pada saat perencanaan supervisi kepala sekolah
membuat instrument penilaian tentang penelahaan RPP dan
penelaahan Pelaksanaan pembelajaran. berikut ini adalah
petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet, S.Pd.SD.,
kepala sekolah Gugus Hasanudin tentang penyiapan instrument.

103

“Sebelum dilakukannya supervisi, saya memang
menyiapkan instrument penilaian supervisi.
Instrument tersebut meliputi instrument tentang
penelaahan RPP dan instrument penilaian proses
pembelajaran.”
Sebelum dilakukannya supervisi akademik, terlebih
dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan pelaksanannya.
Jadwal pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan
supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal pelaksanaan
supervisi akan memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek
yang di perlukan dalam kegiatan supervisi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dilapangan
dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan supervisi dilakukan setiap
hari, satu kelas untuk satu orang guru, satu mata pelajaran
dengan waktu 2 jam pelajaran. Berikut ini adalah petikakan
wawancara peneliti dengan Bapak Slamet, S.Pd.SD., kepala
sekolah di Gugus Hasanudin tentang pembuatan jadwal
supervisi.
“Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi, kami
membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain
memudahkan guru untuk mempersiapkan segala
sesuatu yang di perlukan dalam supervisi juga
agar tercipta kesepakatan antara guru dan kepala
sekolah tentang kapan dilaksanakannya supervisi.
Karena terkadang di hari yang telah dijadwalkan,
guru yang bersangkutan sedang ada keperluan.
Namun selama ini semua guru masih dapat
menerima jadwal yang telah saya buat.”
Setelah semuanya direncanakan dengan baik kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan supervisi. Supervisi
harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di buat
sebelumnya. Pada saat melakukan supervisi, supervisor harus
bersikap sopan dan tidak menganggu pelaksanaan supervisi.
Tujuannya adalah agar guru yang disupervisi tidak merasa
terganggu dengan adanya kepala sekolah yang sedang melakukan
supervisi.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti dapat
diketahui bahwa pada saat melakukan supervisi akademik,
kepala sekolah bersikap sopan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah berada di belakang
ruang kelas untuk mengamati jalannya proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan membawa lembar instrument
penilaian supervisi.

104

Instrument penilaian supervisi tersebut digunakan untuk
mengamati guru yang sedang mengajar. Berdasarkan data
dokumentasi, instrument yang di bawa kepala sekolah adalah
instrument tentang penelaaan RPP dan Instrument penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi nama mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran materi ajar, metode pembelajaran, alokasi waktu,
langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian
(data terlampir). Sedangkan untuk instrument supervisi kegiatan
pembelajaran meliputi nama mata pelajaran, kompetensi dasar,
indikator, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup (data terlampir).
Pada saat pelaksanaan supervisi akademik berlangsung,
kepala sekolah sebagai supervisor akan mengamati persiapan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Persiapan pembelajaran
tersebut meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
di buat oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru yang
disupervisi membuat RPP sebelum melakukan pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui bahwa
guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum pembelajaran di
mulai. RPP tersebut berisi nama satuan pendidikan, identitas
sekolah, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran. Berikut ini adalah
petikan wawancara peneliti dengan Bp. Slamet Jumali, guru
kelas VI tentang pembuatan RPP.
“Sebelum
pelaksanaan
pembelajaran
saya
membuat RRP terlebih dahulu. RPP tersebut berisi
beberapa
komponen
seperti
nama
satuan
pendidikan,
identitas
sekolah,
Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran.
Skenario pembelajaran yang saya buat untuk
memperlancar proses pembelajaran sehingga
skenario tersebut harus di rancang dengan baik.”
Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan instrument
penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP, guru juga
harus membuat instrument penilaian yang meliputi jenis test
yang dibuat oleh guru yang akan digunakan untuk menilai
kemampuan siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat
pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru kelas VI membuat
RPP mata pelajaran IPA dengan baik. Hal itu dikarenakan guru
sudah mencantumkan semua komponen RPP. Guru juga

105

membuat tes penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru
juga membuat kunci jawaban dari tes tertulis yang dilaksanakan
di akhir pembelajaran.
Berikut ini ada petikan wawancara peneliti dengan Bapak
Slamet Jumali guru kelas VI tentang pembuatan instrument
penilaian pembelajaran.
“Saya membuat pedoman penilaian, penilaian
tersebut untuk menilai tes yang saya lakukan di
akhir pembelajaran. Kalau untuk bentuk tesnya
ada yang tertulis dan ada juga yang lisan. Kalau
untuk test tertulis saya juga sudah membuatkan
kunci jawabannya.”
Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru harus
mengacu pada RPP yang telah di buat sebelumnya. Supervisor
akan mengamati kemampuan guru dalam melakukan kegiatan
pendahuluan. Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat melaksanakan
kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu terlihat dari
kemampuan guru dalam melakukan apersepsi, memberikan
motivasi
kepada
siswa,
menjelaskan
KD
dan
tujuan
pembelajaran, serta menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuia dengan silabus.
Berdasarkan pada data observasi dapat diketahui bahwa
guru mampu melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat pada data instrument supervisi pembelajaran.
Pelaksanaan supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya. Pada setiap
pertemuan guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan dengan
baik. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Ibu
Dradjad Siswati, S.Pd.SD. guru kelas I yang menjadi pengamat
pada saat pelaksanaan supervisi untuk menggantikan peneliti.
“Pada saat saya melakukan observasi, Bapak
Nuryadi telah melakukan kegiatan pendahuluan
dengan baik. Karena beliau sudah melaksanakan
semua aspek dalam kegiatan pendahuluan seperti
melakukan
apersepsi,
memotivasi
siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran.”
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan inti dari
pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran yang disupervisi
meliputi kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan
konfirmasi. Berdasarkan data observasi dilapangan dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah melakukan

106

kegiatan inti dengan baik. Guru melakukan kegiatan eksplorasi
pembelajaran salah satunya adalah dengan melibatkan siswa
dalam mencari informasi dan belajar dari aneka sumber dengan
menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun, dalam penggunaaan
alat peraga pembelajaran guru masih mengalami kesulitan.
Misalnya pada saat guru menggunakan alat peraga di ruang
laboratorium. Guru juga melakukan kegiatan elaborasi salah satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui pemberian
tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis. Sedangkan untuk kegiatan
konfirmasi guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan siswa.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Ibu
Dradjad Siswati, S.Pd.SD. guru kelas I yang penjadi pengamat
pengganti tentang kemampuan guru dalam melaksanakan
kegiatan inti pembelajaran.
“Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan,
beliau sudah melakukan kegiatan inti dengan
baik. Untuk setiap pertemuan terjadi peningkatan
namun pada intinya semuanya sudah berjalan
dengan baik Bu. Beliau sudah melakukan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Namun guru
terlihat
mengalami
kendala
pada
saat
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium.”
Beliau masih canggung pada saat menggunakan
alat peraga.”
Kegiatan terakhir pada pelaksanaan pembelajaran adalah
penutup. Pada kegiatan penutup diharapkan guru mampu
membuat rangkuman, melakukan penilaian dan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga
menyampaikan
rencana
pembelajaran
pada
pertemuan
berikutnya. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan
Ibu Dradjad Siswati, S.Pd.SD. guru kelas I tentang kegiatan
penutup.
“Guru melakukan kegiatan penutup dengan
membuat
rangkuman
atau
simpulan
dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan
penilaian
terhadap
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu
memberikan umpan balik terhadap proses hasil
pembelajaran,
dan
menyampaikan
rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dan

107

dari 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi peningkatan
penilaian kinerja guru pada setiap pertemuannya
(data terlampir)”
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran yang di
supervisi adalah kemampuan guru dalam melakukan evaluasi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dapat diketahui
bahwa guru melakukan evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan
tes lisan. Tes tertulis dilakukan pada akhir pertemuan
pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyerap materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai menerangkan
materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria penilaian
yang telah dibuat sebelumnya pada saat penyusunan RPP (data
terlampir). Soal yang dibuat oleh guru sudah mencakup semua
materi yang telah diajarkan yang dilengkapi dengan kunci
jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di ketahui
hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut nantinya akan
menjadi landasan dilakukannya kegiatan tindak lanjut.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti di lapangan
dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil belajar siswa
masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan tindak lanjut
yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan tugas atau
PR yang harus dikerjakan siswa di rumah. Selain itu, guru
membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa
serta memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan pada data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan supervisi, supervisor ikut serta dalam
kegiatan pembelajaran. Supervisor duduk di barisan belakang
ruang kelas dan bersikap seolah-olah siswa yang sedang
mengikuti pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
materi dari guru sambil melakukan pengamatan terhadap kinerja
guru dalam pembelajaran. Namun pada saat memberikan sesi
tanya jawab kepada siswa, supervisor tidak ikut serta
memberikan pertanyaan kepada guru yang disupervisi.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan, maka
selesai juga kegiatan supervisi yang dilakukan oleh supervisor.
Dari data observasi yang diperoleh peneliti dapat diketahui
bahwa, di akhir kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor
membuat perjanjian dengan guru yang disupervisi untuk
membicarakan hasil pengamatan selama proses pembelajaran

108

berlangsung. Setelah terdapat kesepakatan antara guru dan
supervisor kapan akan dilakukan pertemuan maka supervisor
meninggalkan kelas.
Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan kepada
guru pada kegiatan tindak lanjut atau pertemuan balikan.
Pertemuan tindak lanjut merupakan pertemuan yang dilakukan
untuk membahas kekurangan dan kelebihan guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data dokumentasi data
hasil supervisi kepada Bapak Slamet Jumali guru kelas VI dalam
pembelajaran IPA sudah baik. Guru yang bersangkutan sudah
memenuhi standar penilaian supervisi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah melalui Dinas Pendidikan. Hal itu dikarenakan
kemampuan guru dalam pembelajaran sudah memenuhi
komponen yang ada dalam standar proses. Sehingga guru yang
bersangkutan
di
berikan
penguatan
untuk
terus
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan mengajarnya.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan
Bapak Slamet, S.Pd.SD., kepala sekolah Gugus Hasanudin
tentang penguatan yang di berikan kepada guru setelah
disupervisi.
“Penguatan kepada guru yang telah disupervisi?
Ya, guru yang telah memenuhi standar kita beri
motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya
baik
melalui
studi
lanjut
melakukan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.”
Namun terkadang ada guru yang masih mengalami
banyak kekurangan dalam proses pembelajaran. Misalnya guru
yang bersangkutan mengalami kesulitan dalam menggunakan
media dalam pembelajaran. Berdasarkan data dokumetasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa apabila terdapat guru
yang masih mengalami permasalahan pada saat di supervisi
maka kepala sekolah melakukan pembinaan. Kegiatan
pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dalam
bentuk diskusi dan konsultasi.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan
Bapak Slamet, S.Pd.SD. Kepala sekolah di Gugus Hasanudin
tentang kegiatan pembinaan kepada guru yang belum memenuhi
standar.
“Saya juga memberikan pembinaan kepada
mereka yang belum memenuhi standar. Saya ajak
mereka
untuk
berdiskusi
mencari
solusi
permasalahan yang mereka hadapi disamping itu
juga
saya
beri
kesempatan
untuk
bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain

109

dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan
terjadi hubungan yang harmonis antar teman.”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas
dapat di ketahui bahwa kepala sekolah melakukan kegiatan
pembinaan kepada guru yang belum memenuhi standar. Kegiatan
pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah kegiatan
diskusi dan konsutasi. Kepala sekolah memberikan kesempatan
kepada guru untuk bertanya/konsultasi pada teman sejawat,
selain dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi
hubungan yang harmonis antar teman.

4. Pembahasan
Supervisi akademik bukan hanya membantu guru dalam
memahami pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai
tujuannya, tapi juga membantu guru dalam memahami keadaan
dan kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun rencana pembelajaran secara tepat.
Berikut ini adalah penjelasan dari tiap aspek pelaksanaan
supervisi untuk tiap tahap.
1. Penyusunan Program Supervisi
Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya
memberikan dampak yang baik terhadap penyusunan program
supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah
mengalami kesulitan dalam membuat program supervisi. Namun
setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan kemampuan
kepala sekolah dalam menyusun program supervisi. Berikut ini
adalah peningkatan kepala sekolah dalam penyusunan program
supervisi.
Gambar 1
Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun
Program Supervisi

Sumber: data diolah 2014

110

Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa
sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam
membuat program supervisi mencapai 35%. Namun setelah
dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan
lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan 90% pada
tahap II.
2. Penyusunan Instrument
Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya
memberikan dampak yang baik terhadap penyusunan
instrumen. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah
mengalami kesulitan dalam membuat instrumen. Namun setelah
dilakukan tindakan terjadi peningkatan kemampuan kepala
sekolah dalam menyusun program supervisi. Berikut ini adalah
peningkatan kepala sekolah dalam penyusunan instrumen.
Gambar 2
Peningkatan Kemampuan kemampuan kepala sekolah dalam
menyusun instument

Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui bahwa
sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam
membuat instrumen mencapai 40%. Namun setelah dilakukan
tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya
meningkat menjadi 60% pada tahap I dan 85% pada tahap II.

111

3. Pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi
Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya
memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan
pendahuluan saat supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala
sekolah mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
pendahuluan saat supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan
terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam
pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi. Berikut ini
adalah peningkatan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
pendahuluan saat supervisi.
Gambar 3
Peningkatan Kemampuan kemampuan kepala sekolah
dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi

Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat diketahui bahwa
sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam
pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi mencapai 40%.
Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui
kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan
85% pada tahap II.
4. Pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi
Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya
memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan
inti saat supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan inti saat
supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan
kemampuan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan inti saat

112

supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah dalam
pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi.
Gambar 4
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala
Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan Inti Saat
Supervisi

Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat diketahui bahwa
sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah
pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi mencapai 45%. Namun
setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan
lokakarya meningkat menjadi 60% pada tahap I dan 85% pada
tahap II.
5. Pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi
Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya
memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan
penutup saat supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala
sekolah mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
penutup saat supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan
terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam
pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi. Berikut ini adalah
peningkatan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup
saat supervisi.

113

Gambar 5
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala
Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan Penutup Saat
Supervisi

Sumber: data diolah 2014

Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa
sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah
pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi mencapai 40%.
Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui
kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan
90% pada tahap II.
6. Tindak lanjut
Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya
memberikan dampak yang baik terhadap tindak lanjut. Sebelum
dilakukan tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam
tindak lanjut. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi
peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam tindak lanjut.
Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah dalam tindak
lanjut.

114

Gambar 6
Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala
Sekolah dalam Tindak Lanjut

Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa
sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam
tindak lanjut mencapai 30%. Namun setelah dilakukan tindakan
berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi
65% pada tahap I dan 90% pada tahap II.
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian dilakukan
dengan teknik supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan
kinerja guru. Kunjungan yang dilakukan oleh pengawas atau
kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang
berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang
mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau sedang
berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
Melalui teknik ini, kepala sekolah dapat mengamati secara
langsung kegitan guru dalam melakukan tugas utamanya,
mengajar, penggunaan alat, metode, dan teknik mengajar secara
keseluruhan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Hasil observasi kelas ini dapat digunakan oleh supervisor
bersama guru untuk menentukan cara-cara yang paling tepat
untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi belajar mengajar.
Agar
kunjungan
kelas
berlangsung
efektif,
hendaknya
dipersiapkan dengan teliti dan dilaksanakan secara hati-hati
dengan penampilan yang baik pula.
Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali dengan
kegiatan perencanaan. Dalam penghampiran masalah itu si
perencana berbuat merumuskan apa saja yang akan dikerjakan
dan bagaimana mengerjakannya. Dalam kegiatan perencanaan
diawali dengan pembuatan program yang berisi tentang tujuan
dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.

115

Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dapat
diketahui bahwa program supervisi yang dilakukan di Gugus
Hasanudin berisi tentang tujuan dilakukannya supervisi
akademik serta ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Persiapan sebelum kegiatan supervisi antara lain program
supervisi, jadwal supervisi dan instrument supervisi. Dalam
program supervisi saya merumuskan tentang latar belakang,
landasan hukum, tujuan dan ruang lingkupnya.
Setelah program supervisi di buat oleh kepala sekolah,
kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument supervisi.
Instrument supervisi tersebut meliputi instrument untuk
penelaahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
instrument untuk penelahaan pelaksanaan pembelajaran.
Instrument tersebut digunakan untuk mengetahui apakah RPP
yang telah dibuat oleh guru sudah sesuia dengan standar
penyusunan RPP yang meliputi Identitas mata pelajaran, standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil belajar,
Sumber belajar. Sedangkan untuk instrument penelahaan
pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi dapat
diketahui bahwa pada saat perencanaan supervisi kepala sekolah
membuat instrument penilaian tentang penelahaan RPP dan
penelaahan Pelaksanaan pembelajaran.
Sebelum dilakukannya supervisi akademik, terlebih
dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan pelaksanannya.
Jadwal pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan
supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal pelaksanaan
supervisi akan memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek
yang di perlukan dalam kegiatan supervisi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dilapangan
dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan supervisi dilakukan setiap
hari, satu kelas untuk satu orang guru, satu mata pelajaran
dengan waktu 2 jam pelajaran. Untuk memudahkan pelaksanaan
supervisi, kami membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain
memudahkan guru untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di
perlukan dalam supervisi juga agar tercipta kesepakatan antara
guru dan kepala sekolah tentang kapan dilaksanakannya
supervisi. Karena terkadang di hari yang telah dijadwalkan, guru
yang bersangkutan sedang ada keperluan. Namun selama ini
semua guru masih dapat menerima jadwal yang telah di buat
sebelumnya.
Setelah semuanya direncanakan dengan baik kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan supervisi. Supervisi

116

harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di buat
sebelumnya. Pada saat melakukan supervisi, supervisor harus
bersikap sopan dan tidak menganggu pelaksanaan pembelajaran.
Tujuannya adalah agar guru yang disupervisi tidak merasa
terganggu dengan adanya kepala sekolah yang sedang melakukan
supervisi.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti dapat
diketahui bahwa pada saat melakukan supervisi akademik,
kepala sekolah bersikap sopan dan tidak mengganggu
pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah berada di belakang
ruang kelas untuk mengamati jalannya proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan membawa lembar instrument
penilaian supervisi.
Instrument penilaian supervisi tersebut digunakan untuk
mengamati guru yang sedang mengajar. Berdasarkan data
dokumentasi, instrument yang di bawa kepala sekolah adalah
instrument tentang penelaaan RPP dan Instrument penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi nama mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran materi ajar, metode pembelajaran, alokasi waktu,
langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian
(data terlampir). Sedangkan untuk instrument supervisi kegiatan
pembelajaran meliputi nama mata pelajaran, kompetensi dasar,
indikator, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup (data terlampir).
Pada saat pelaksanaan supervisi akademik berlangsung,
kepala sekolah sebagai supervisor akan mengamati persiapan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Persiapan pembelajaran
tersebut meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
di buat oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru yang
disupervisi membuat RPP sebelum melakukan pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui bahwa
guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum pembelajaran di
mulai. RPP tersebut berisi nama satuan pendidikan, identitas
sekolah, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran.
Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan instrument
penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP, guru juga
harus membuat instrument penilaian yang meliputi jenis test
yang dibuat oleh guru yang akan digunakan untuk menilai
kemampuan siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat
pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru kelas VI membuat
RPP mata pelajaran IPA dengan baik. Hal itu dikarenakan guru
sudah mencantumkan semua komponen RPP. Guru juga

117

membuat tes penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru
juga membuat kunci jawaban dari tes tertulis yang dilaksanakan
di akhir pembelajaran.
Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru harus
mengacu pada RPP yang telah di buat sebelumnya. Supervisor
akan mengamati kemampuan guru dalam melakukan kegiatan
pendahuluan. Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat melaksanakan
kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu terlihat dari
kemampuan guru dalam melakukan apersepsi, memberikan
motivasi
kepada
siswa,
menjelaskan
KD
dan
tujuan
pembelajaran, serta menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuia dengan silabus.
Berdasarkan pada data observasi dapat diketahui bahwa
guru mampu melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat pada data instrument supervisi pembelajaran.
Pelaksanaan supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya. Pada setiap
pertemuan guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan dengan
baik.
Pada saat dilakukan observasi supervisi akademik, Bapak
Nuryadi telah melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik,
dengan melaksanakan semua aspek dalam kegiatan pendahuluan
seperti melakukan apersepsi, memotivasi siswa, menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan inti dari
pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran yang disupervisi
meliputi kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan
konfirmasi. Berdasarkan data observasi dilapangan dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah melakukan
kegiatan inti dengan baik. Guru melakukan kegiatan eksplorasi
pembelajaran salah satunya adalah dengan melibatkan siswa
dalam mencari informasi dan belajar dari aneka sumber dengan
menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun, dalam penggunaaan
alat peraga pembelajaran guru masih mengalami kesulitan.
Misalnya pada saat guru menggunakan alat peraga di ruang
laboratorium. Guru juga melakukan kegiatan elaborasi salah satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui pemberian
tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis. Sedangkan untuk kegiatan
konfirmasi guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan siswa.
Kegiatan terakhir pada pelaksanaan pembelajaran adalah
penutup. Pada kegiatan penutup diharapkan guru mampu
membuat rangkuman, melakukan penilaian dan refleksi terhadap

118

kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga
menyampaikan
rencana
pembelajaran
pada
pertemuan
berikutnya.
Guru melakukan kegiatan penutup dengan membuat
rangkuman atau simpulan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Guru juga memberikan penilaian terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu
memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran,
dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Dan dari 3 (tiga) kali pert

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17